• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resume Pendidikan IPS Di SD PDGK4106 Modul 1-9

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Resume Pendidikan IPS Di SD PDGK4106 Modul 1-9"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

RANGKUMAN MODUL 1 – MODUL 9 Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Pendidikan IPS SD

DISUSUN OLEH :

 IMAN SULAEMAN NIM 826158491

 LILIS SUHARTIKA NIM 826148903

 DEDI PRIATNA NIM 826288561

 RIKA SARTIKA NIM 825540044

UNIVERSITAS TERBUKA

PROGRAM STUDI PGSD B.I KELAS B 2015.1

(2)

Kata pengantar

Puji dan syukur kehadirat allah swt kita panjatkan yg telah memberikan rahmat serta karunianya kepada umat manusia.sehingga penyusun dapat menyelaikan laporan ini Dalama penyusunan resume ini penyusun mengucapkan terimkasih kepada bapak asep sudrajatr ,se, S.pd m.Mpd yang telah memberikan bimbingan dan arahannya sehiga resume ini dapat diselesaikan

Terimkasih kepada rekan rekan sejawat serta kepada dosen mata kuliah yg telah memberikan bantuan dan arahannya. Akhirnya penyusun tidak lepas dari segala kekurangan dalam penyusunan laporan dan penyusun mohon kritik serta saran untuk memperbaiki selanjutnya.

Bandung, April 2015 Penyusun

(3)

BAb I Pendahuluan

A. latar belakang

Kemajuan dunia pendidikan dan ilmu penegetahuan dewasa ini menuntut kualitas guru yang terbaik. Pendidikan IPS di sd merupakan salah satu mata kuliah yang penting dalam resume ini membahas tentang

perkembangan kurikulum pendidikan IPS di SD . Tujuan dan mafaat

1. Menjelaskan perkembangan dan tujuan pendidikan

2. Memberi cintoh keterkaitan anatra fakta konsep generalilasi nilai sikap dan keterampilan intelektual dalam pendidikan IPS di SD kelas III dan IV

3. Menguraikan keterkaitan antara fakta, konsep, generalisasi, nilai, sikap dan keterampilan (intelektual, personal,sosial) dalam pendidikan IPS di SD kelas V dan VI.

4. Menguraikan keterkaitan antara berbagai isu dan masalah budaya 5. Menjelaskan macam macam pendekatan pembelajaran IPS di SD 6. Menggunakan metode ,media dan pemanfaatan sumber belajar IPS

kelas II dan IV

7. Menggunakan metode ,media dan pemanfaatan

8. Merancang menyusun prosedur dan alat evaluasi pembelajaran IPS di SD

(4)

BAB II PEMBAHASAN

MODUL 1

TINJAUAN PERKEMBANGAN KURIKULUM IPS SD

Kegiatan Belajar 1 Perkembangan kurikulum Pendidikan IPS SD

A. Perkembangan kurikulum Pendidikan IPS SD

Kurikulum IPS SD tahun 2006 ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 22 tahun 2006 tanggal 23 mei 2006, memiliki karakteristik tersendiri karena kurikulum IPS ini tidak menganut istilah pokok bahasan, namun cukup simpel, yakni Standar isi dan Kompetensi Dasar.

B. Perbedaan Penekanan Antara Kurikulum SD tahun 1994 dengan Kurikulum 2006

1. Kurikulum SD 1994

 Membaca, menulis, dan berhitung  Muatan Lokal  IPTEK  Wawasan lingkungan  Pengembangan nilai  Pengembangan keterampilan 2. Kurikulum 2006

 Kerangka dasar kurikulum (kelompok mata pelajaran)  Prinsip pengembangankurikulum

 Prinsip pelaksanaan kurikulum

 Stuktur kurikulum pendidikan umum dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan

 Stuktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu pendidikan selama enam tahun mulai kelas 1sapai kelas 6

(5)

Kegiatan Belajar 2

Latar Belakang, Pengertian, Manfaat, dan Tujuan Pendidikan IPS di SD A. Latar Belakang Pendidikan IPS di SD

1. Pancasila 2. UUD 1945

3. Pembukaan UUD 1945 4. Pasal 31

5. Undang-undang no 30 tahun 2003 tentang pendidikan dasar 6. Keputusan mendikdas n 023/U/2006 tentang kurikulum 2006

B. Pengertian Pendidikan IPS Pengertian Ilmu Sosial

1. Norma Maekenzie (1975)

Ilmu Sosial adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya/semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.

2. Sanusi (1993)

Studi social adalah semua pengetahuan dan penelaaahan gejala masalah social di masyarakat yang ditinjau dari berbagai aspek kehidupan social, dalam usaha mencari jalan dari masalah-masalah tersebuut.

C. Tujuan dan Manfaat Pendidikan IPS di SD a) Tujuan kulikuler

b) Kurikulum IPS tahun 2006 c) Ruang lingkup

 Tujuan Pendidikan IPS di SD

1. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna bagi kehidupannya kelak di masyarakat.

2. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternatif

3. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dengan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.

4. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian bagi kehidupan tersebut.

5. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.

(6)

 Kurikulum IPS tahun 2006

Agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkomunikasi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat local, nasional, global.

 Ruang Lingkup

Pada ruang lingkup mata pelajaran IPS SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Manusia, tempat dan lingkungan 2. Waktu, berkelanjutan dan perubahan 3. Sistem Sosian dan Budaya

(7)

MODUL 2

ESENSI KURIKULUM IPS SD TAHUN 2006 KELAS 3 DAN 4

Kegiatan Belajar 1

Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-ilmu Sosial dalam kurikulum SD 2006 kelas 3 dan 4

Adapun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai oleh mata pelajaran IPS agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

 Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan

 Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuilir, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.  Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

 Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan kompetensi dalam masyarakat yang majemuk, baik ditingkat local, nasional, dan global. Ruang Lingkup esensi materi dari Mata Pelajaran IPS menjadi aspek-aspek :

1. Geografi meliputi manusia, tempat, dan lingkungan 2. Sejarah meliputi waktu, keberanjuran, dan perubahan 3. Sosiologi meliputi sistem sosial dan budaya

4. Ekonomi meliputi perilaku ekonomi dan kesejahteraan

Secara lebih umum bahwa pelajaran IPS berkenaan dengan pengenalan dan pemahaman anak tehadap berbagai peristiwa yang terjadi pada masa kini, yaitu yang terkenal dengan isu sosial.

Istilah isu sosial dapat diartikan sebagai kabar atau berita suatu peristiwa yang terjadi dan menyangkut pada aktivitas kehidupan manusia dimasyarakat serta tidak jelas asal usulnya, masih berupa desas-desus atau kabar angin. Fakta berkaitan erat data. Ada pebedaan antara fakta dan data.

Data-data itu bersifat objektif sedangkan fakta mengandung arti penafsiran seseorang. Perkembangan ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu pengetahuan alam didasri oleh pengungkapan fakta dan data untuk selanjutnya sampai kepada konsep, generalisasi, teori, dan hokum. Jika digambarkan skematikanya sebagai berikut :

(8)

1. Peristiwa 2. Fakta/data 3. Konsep 4. Generalisasi 5. Teori 6. Hokum A. PERISTIWA

Pengertian peristiwa dalam IPS secara sederhana adalah hal-hal yang pernah terjadi. Peristiwa atau kejadian ada yang bersifat alamiah seperti gunung meletus, tsunami, gempa bumi, gerhana matahari.

Peristiwa bersifat insaniah yakni peristiwa yang berkaitan dengan aktivitas umat manusia seperti pembangunan jembatan, skandal korupsi, pemilu, krisis

moneter inflasi, reformasi dsb. Peristiwa yang telah diuji kebenarannya itulah yang disebut fakta.

B. FAKTA

Secara harfiah kata ―fakta‖ berarti sesuatu yang telah diketahui atau telah terjadi benar dan merupakan kenyataan, realitas yang real, benar dan juga merupakan kenyataan yang nyata.

Fakta dapat menyebabkan lahirnya teori baru, fakta juga merupakan alasan untuk mempertajam rumus teori baru yang ada bahkan fakta dapat mendorong untuk mempertajam rumusan teori yang telah ada.fakta bukan tujuan akhir dari pelajaran IPS.

Pengetahuan yang hanya bertumpu kepada fakta akan sangat terbatas sebab :

1. Kemampuan kita untuk mengingatkan sangat terbatas

2. Fakta itu bias berubah sesuai waktu misalnya tentang perubahan iklim suatu kota,dsb

3. Fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus.

C. KONSEP

Konsep adalah suatu istilah pengungkapan abstrak yang digunakan untuk tujuan mengklasifikasikan atau mengkatagorikan suatu kelompok dari suatu benda, gagasan atau peristiwa. Konseptualisasi adalah proses meningkatkan, mengiklasifikasi durian memberi nama pada sekelompok objek.

D. GENERALISASI

Schuneke (1988 : 16) mengemukankan bahwa generalisasi merupakan abstraksi dan sangat terikt konsep. Car mempermudah memahami generalisasi dalam hubungannya dengan konsep adalah dengan cara menelusuri proses terbentuknya generalisai 2 konsep bias dari disiplin ilmu social atau disiplin dari ilmu-ilmu sosial yang berbeda.

(9)

Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa generalisasi menunjukn adanya hubungn antara konsep dan berisi pernyataan bersifat umu, tidak terkait pda situasi khusus.

Ruang lingkup pelajaran IPS adalah sebagai berikut : Pengajaran ilmu Ilmu Pengetahuan Sosial

TPS yang tercakup dalam kurikulum mengikuti konsep : kekspanding

Communities of man (Hana dalam Banks,1985:11). Kepada siswa diajarkan lingkungan kehidupan dari yang terdekat dengan dirinya yaitu keluarga, rumah, kemudian berkembangan kelingkungan kehidupan yang lebih luas, sekolah RT/RW, desa, kota dan propinsi sendiri melalui aspek sosiologi, geografis, ekonomi dan sejarah.

E. ASPEK LAINNYA DARI IPS MISALNYA SEJARAH

Sejarah memiliki kkonsep dasar waktu cara untuk lebih mudah memberi pengertian tentang konsep diajarkan juga dengan visualisasi baik terhadap konsep yng konkret maupun konsep yang abstrak.

Konsep-konsep dasar dari bidang keilmuan IPS untuk memudahkan pemahaman yang dikemukakan penjelasan Brank (1985: 249-404)

1. Sosial

a. Sosial proses yang ditempuh individu untuk menjadi anggota kelompoknya

b. Peran-peran yang dilakukan seseorang sebagai individu

c. Norma dan sanksi norma adalah ukuran/tata cara yang membimbing perilaku, sedangkan sanksi adalah ganjaran/hukuman

d. Nilai aspek-aspek dari kehidupan masyarakat dan budaya yang dianggap berharga

e. Gerakan nasional : gerakan yang dilakukan sejumlah besar orang untuk memperbaiki atau melawan perubahan dimasyarakat

f. Masyarakat unit yang merdeka dan integrase dimana interaksi dan komunikasi.

2. Ekonomi

a. Kelangkaan keinginan manusia terbatas b. Produksi hasil proses pembuatan barang

c. Saling ketergantungan ada situasi saling memerlukan d. Pembagian kerja berkenaan dengan pembagian garapan.

3. Geografi

a. Lokasi indentifikasi ruang dan tempat

b. Interksi spasi hubungan antara suatu tempat dengan lainnya c. Pola special kota kedudukan kota sebagai pusat layanan

d. Difusi kebudayaan berkaitan dengan penyebab pengaruh kebudayaan, Bahasa, pendidikan, etnik, agama, teknologi dll

(10)

4. Sejarah

a. Kontinuitas dan prubahan kejadian secara kronologis b. Waktu lampau peristiwa sejarah terjadi di masa lalu

c. Kerjasama dan konflik proses proses timbulnya kerjasama manusia dalam usaha mencapai tujuan

d. Nasionalisme wujud kepedulian masyarakat suatu Negara.

Kriteria memilih konsep

Taba dalam brank 1985: 43 menyebutkan kriteria pemilihan konsep sebagai berikut :

1. Validity konsep yang mewakili secara tepat disiplin ilmu 2. Significance konsep yang bermakna

3. Appropriateness konsep yang memiliki kelayakan/ kepantasan 4. Durability tahan lama

5. Balance memberikan keseimbangan dalam skop kedalamannya.

Kegiatan Belajar 2

NILAI DAN SIKAP SERTA KETERAMPILAN INTELEKTUAL/ KEMAMPUAN ANALISA, PERSONAL DAN SOSIAL DALAM KURIKULUM IPS SD 2006 KELAS

3 DAN 4

A. Nilai dan Sikap dalam kurikulum IPS SD 2006 di kelas 3 dan 4

Nilai berbeda dengan sikap. Nilai bersifat umum, utuh dan abstrak Dan mempengaruhi perilaku seseorang terhadap obje dan terhadap orang lain sedangkan sikap berkenaan dengan hak-hak yang khusus. Nilai merupakan ukuran bagi seseorang dan cita-citanya, tujuan hidupnya, aspirasi yang dinyatakan, sikapnya yang tampak, perasaannya yang diutarakan serta perbuatan yang dilakukannya.

Dlam pendidikan nilai menyangkut ranah afektif, ini perlu diajarkan kepada siswa agar siswa mampu menerima nilai dengan sadar, mantap dan dengan nalar yang sehat. Harapannya, para siswa dalam mengembangkan kepribadiannya menuju jenjang kedewasaan memiliki kemampuan untuk memilih (dengan bebas) dan menentukan nilai yang menjadi anutnnya.

Pengajaran nilai mmerlukan ―skill‖ dengan memperhatikan kesesuaian bahan pengajarn dengan kehidupan sehari-hari. Bahan acuan bukan hnya kepada kurikulum yang tertera dalam rencana forma tetapi juga kepada ―hidden curriculum‖ dengan mempertimbangkan pula potensi kemampuan anak.

(11)

1. Arti sikap

Sikap memilii rumusan dan pengertian yang berbeda-beda karena sifatnya yang telah kompleks. Menurut Thursone sikap adalah eseluruhan dari kecendrungan dan perasaan, pemahaman, gagasan, rasa tkut, perasaan terancam dan keyakinan-keyakinan tentang sesuatu hal. Menurut rochman Natawijaya (1984 :20) sikap adalah kesiapan seseorang untuk memperlakukan sesuatu objek, di dalam kesiapan itu ada aspek kognitif, afektif dan kecenrungan bertindak. Kesiapan merupakan penilaian positif dan negative dengan intensitas berbeda dan bias berubah ubah.

2. Kaitan Nilai dengan Sikap

Sikap seseorang sangat ditentukan oleh nilai yang dianutnya. Sikap juga timbul karena banyak nilai (values).

Kaitan nilai dengan sikap terkait dengan aspek-aspek yang terkandung di dalamnya. Dari kajian para ahli dapat itegaskan sebagai berikut :

a. Ada hubungan timbale balik antara nilai dengan kognitif b. Ada hubungan timbale balik antara afektif dengan kognitif

c. Nilai mempengaruhi kesiapn seseorang untuk terwujudnya perilaku yang sesuai dengan tingkat pemahamannya.

B. Keterampilan Intelektual/ kemampuan analisis, personal dan sosial dalam kurikulum IPS di SD tahun 2006 kelas 3 dan 4

Melalui proses kegiatan belajar mengajar yang tepat yang dikelola guru dengan terencana dan terprogram diharapkan hasil belajar siswa juga menghasilkan keterampilan-keterampilan sebagai berikut :

1. Keterampilan intelektual/ kemampuan analisis

Keterampilan intelektual dan kemampuan analisis dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keterampilan dan kemampuan/ kecakapan ini meliputi :

a. Keterampilan memperoleh pengetahuan dsan informasi

b. Keterampilan berfikir, menafsirkan menganalisis dan mengoranisasikan informasi yang dipilih dari berbagai sumber c. Kemampuan mengkritik informasi dan membedakan fakta dan opini d. Kemampuan membuat keputusan

e. Keterampilan memecahkan masalah f. Keterampilan menggunakan media

2. Keterampilan Personal

Keterampilan ini tidak dapat dipisahkan dari keterampilan intelektual hanya pemahamannya ditekankan kepada keterampilan yang sifatnya mandiri. Sifat-sifat tersebut antara lain :

a. Bersifat praktis atau keterampilan psikomotor b. Keterampilan stdi dan kebiasaan kerja

(12)

c. Keterampilan bekerja dalam kelompok

d. Keterampilan akademik atau keterampilan belajar (continuing learning skills)

e. Keterampilan lainnya, antara lain : 1) keterampilan fisik, 2) keterampilan politik, 3) keterampilan pengembangan emosional (motional growth)

3. Keterampilan Sosial

Keterampilan ini meliputi kehidupan dan kerjasama, belajar member dan menerima tanggung jawab, menghormati hak-hak orang lain, membina kesadaran sosial. Dengan ni siswa diharapkan mampu berkomnikasi dengan sesame manusia, lingkungannya di masyarakat secara baik, hal ini merupakan realisasi dari penerapan IPS dalam kehidupan bermasyarakat.

Kegiatan Belajar 3

Contoh keterkaitan antara peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi, Nilai, Sikap dan Keterampilan intelektual, personal, sosial dalam konteks

Pendidikan IPS SD kelas 3 dan 4

Keterkaitan antara peristiwa, fakta, konsp dan generalisasi digunakan untuk mengorganisasikan komponen-komponen isi bahan pengajaran yang disampaikan guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Hubungan antara peristiwa, fakta, konsep, generalisasi dan bahan pengajaran tersebut bersifat timbale balik. Hal yang memberikan makna kepada peristiwa, fakta, konsep dan generalsasi yaitu guru d dalam bahan pengajaran mempersiapkan isi materi yang bersifat terperinci, contoh-contoh, gambaran-gambaran yang member dukungan, serta aneka ragam pengalaman. Isi bahan pengajaran pun akan lbih mudah dipahami dan lama diingat jika materi berfokus kepada gagasan-gagasan kunci, seperti konsep dan generalisasi.

IPS memiliki kekuatan sebagai bidang studi jika didukung oleh peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang meaningfui dapat dipertanggungjawabkan etika, logika, ada gunanya (pragmatically) dan disusun/ diorganisasikan secara baik, terintegrasi dan values based (berlandaskan nilai-nilai) penyajiannyapun harus mengandung unsure yang ―menantang‖ dan membangkitkan minat dan sikap positif serta aktivitas siswa, selain itu IPS harus berkontribusi bagi pengembangan kemampuan dan keterampilan siswa dalam segala aspek kehidupan, baik ketrampilan intelektual, personal maupun sosial.

Penyelenggaraan IPS harus didukung oleh fakta-fakta yang actual dan disajikan berdasarkan konsep dan dilandasi oleh nilai-nilai yang berguna bagi kehidupan masyarakat manusia, berkontribusi bagi pembentukan sikap dan keterampilan yang mendukng pembangunan masyarakat dan bangsanya.

Guru bertanggung jawab sebagai pengembang kurikulum untuk mengolah materi IPS. Guru pun harus mampu menyusun bahan pengajarannya

(13)

dan menyampaikannya kepada siswa melalui kegiatan belajar mengajar yang tepat.

Dalam perkembangannya, pengajartan IPS terletak di dalam kemampuannya untuk mengungkapkan sesuatu meaningful, vales based, terintegrasi, menantang (challenging) dan aktiva. Artinya, materi IPS harus berlandaskan nila, mengungkapkan fakta dan materi secara keseluruhan yang esensial, terpadu

(14)

MODUL 3

ESENSI KURIKULUM IPS SD 2006 KELAS 5 DAN 6

Kegiatan Belajar 1

Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-Ilmu Sosial Dalam Kurikulum SD 2005 Kelas 5 dan 6

Peristiwa dan fakta harus diletakkan dalam hubungannya dengan konsep dan generalisasi. Peristiwa dan fakta memberikan bahan baku utama bagi pembentukkan konsep dan generalisasi.

Konsep dan generalisasi membantu kita untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang kerangka berfikir IPS, agar kita memiliki cara yang teratur untuk menerjemahkan apa yang terjadi didunia kita ini, didalam kehidupan manusia ini.

HUBUNGAN ANTARA FAKTA, KONSEP DAN GENERALISASI

Dari gambaran diatas jelas bahwa suatu peristiwa merupakan dasar dari kegiatan belajar mengajar IPS dimulai. Guru dan siswa harus aktif menjemput peristiwa ini dan mengolahnya menjadi content, isi bahan pengajaran. Dalam proses pengolahan menjadi bahan pengajaran itulah berfungsinya fakta, konsep, dan generalisasi sehingga guru dapat mengorganisasikan bahan pengajaran IPS. Jadi skkenario dari alur pengembangan peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi sehingga guru dapat mengorganisasikan bahan pengajaran IPS. Jadi scenario dari alur pengembangan fakta, konsep, dan generalisasi, sesungguhnya sudah ditangan guru, dan dijadikan sebahai bahan dalam perencanaan kegiatan belajar mengajar dikelas.

Contohnya sebagai berikut:

Topik: Zaman Pendudukan Jepang

PERISTIWA yang dapat kita ungkapkan adalah Peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

FAKTA nya melalui gambar Soekarno-Hatta, foto bersejarah dll. KONSEP nya Imperialisme, Penindasan, Ampera

GENERALISASI nya penjajahan selalu menimbulkan penderitaan bagi rakyat, tidak ada bangsa yang senang dijajah dll.

(15)

Kegiatan Belajar 2

Nilai dan Sikap, Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis, Personal, dan Sosial dalam Kurikulum IPS SD 2006 Kelas 5 dan 6

Nilai mempengaruhi perilaku seseorang terhadap jumlah objek dan terhadap orang, tidak berkenaan dengan sesuatu yang khusus. Inilah yang membedakan nilai dan sikap. Suatu nilai merupakan ukuran untuk menentukan apakah itu baik atau buruk, nilai juga menilik kelakuan seseorang. Orang mendapatkan nilai dan orang lain dalam lingkungannya.

 Nilai yang dianut seseorang tercermin dari sikapnya. Nilai bersifat utuh, merupakan sistem dimana semua jenis nilai terpadu saling mempengaruhi. Dengan kuat sebagai satu kesatuan yang utuh.

 Nilai juga bersifat abstrak. Oleh karena itu, yang dapat dikaji hanya indicator-indikatornya saja yang meliputi cita-cita, tujuan yang dianut seseorang, aspirasi yang dinyatakan, sikap yang ditampilkan atau tampak, perasaan yang diutarakan, perubahan yang dilakukan serta kekuatiran yang dikemukakan (Kosasih Djahiri, 1985: 18)

1. Nilai Material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia

2. Nilai Vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan kegiatan.

3. Nilai Kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.

 SIKAP

Sikap memiliki pengertian yang rumit karena itu tedapat berbagai rumusan tentang sikap yang dikemukakan para ahli, disebabkan adanya latar belakang pemikiran dan konsep yang berbeda. Menurut Thursone adalah keseluruhan dari kecenderungan perasaan, pemahaman, gagasan, dan rasa takut, perasaan terancam, dan keyakinan-keyakinan tentang sesuatu hal.

Menurut Rochman Natawijaya (1984: 20) sikap adalah kesiapan seseorang untuk memperlakukan sesuatu objek, didalam kesiapan itu ada aspek kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak. Kesiapan sendiri merupakan penilaian positif dan negatif dengan intensitas yang berbeda-beda untuk waktu tertentu, kesiapan itu sendiri bias berubah-ubah.

Nilai itu merupakan konsep tentang kelayakan yang dimiliki seseorang atau kelompok memiliki cara, tujuan, dan perbuatan yang dikehendakinya sesuai dengan anggapannya bahwa pilihannya adalah yang terbaik. Nilai yang dimiliki seseorang dapat mengekspresikan mana yang lebih disukai mana yang tidak. Dapat disimpulkan bahwa nilai menyebabkan sikap. Yang selalu terjadi adalah satu sikap disebabkan oleh banyak nilai (values).

(16)

Didalam sikap telah terkandung aspek-aspek kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak. Dapat disimpulkan terdapat kaitan antara nilai dengan aspek-aspek kognitif, aspek afektif, dan kecenderungan bertindak. Dari kajian para ahli dapat ditegaskan sebagai berikut :

o Adanya hubungan timbal-balik antara nilai dan kognitif o Adanya hubungan timbal-balik antara afektif dengan kognitif

Nilai mempengaruhi kesiapan seseorang yang pada akhirnya akan menuju kepada terwujudnya perilaku yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan penghayatan terhadap ―belief‖ (keyakinan).

 Nilai dan sikap yang terdapat pada mata pelajaran IPS berdasarkan kurikulum 2006

Berikut ini kita ambil beberapa contohnya:

Kelas 5 Topik 1

Keragaman penampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia.

Nilai yang kita dapat kita petik dari bahan pegajaran ini atara lain : 1. Nilai Material

Siswa merasa telah dapat menikmati hasil-hasil pembangunan yang sedang dan terus digalakan, antara lain karena dukungan sumber daya alam tanah air kita yang melimpah.

2. Nilai Vital

Siswa diharapkan memiliki sifat-sifat seperti berikut ini :

a. Cermat (dalam meneliti informasi tentang yang diterimanya) b. Tekun (dalam mempelajarinya)

c. Aktif (dalam mengumpulkan informasi dan dalam kegiatan belajar pada umumnya)

d. Dan seterusnya.

3. Nilai Kerohanian

 Siswa memiliki rasa seperti berikut :

a. Syukur kepada tuhan YME atas rahmat dan karunianya yang telah memberikan kepada kita tanah air yang subur dan indah. b. Menjunjung kebenaran sebagai syarat utama informasi

disampaikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. c. Menikmati keindahan alam yang diberikan tanah air kita.

d. Rasa tanggung jawab atas kelestarian ala mini (tanggapan terhadap kelestarian alam)

(17)

 Sikap yang dapat diungkapkan, misalnya berikut ini :

a. Sikap yang bersyukur kepada tuhan YME disertai kecenderung perilaku yang positif terhadap anugerah yang dilimpahkannya kepada kita.

b. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

c. Kritis dalam menanggapi gejala-gejala alam. d. Bertangggung jawab dalam melaksanakan tugas e. Mencintai bangsa Indonesia

f. Dan seterusnya.

B. KETERAMPILAN INTELEKTUAL/KEMAMPUAN ANALISIS, PERSONAL DAN SOSIAL DALAM KURIKULUM IPS SD TAHUN 2006 KELAS 5 DAN 6

Dalam KTSP IPS SD tahun 2006, dalam keterampilan intelektuan ditekankan pula tentang kemampuan analisis dari siswa didik. Keterampilan intelektual dan kemampuan analisis adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Kemampuan analisis merupakan bagian dari keterampilan intelektual, dimana kemampuan analisis merupakan kemampuan/kecakapan seseorang/siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu peristiwa dengan tujuan untuk mengetahui keadaan sebenarnya.

 Keterampilan Personal

Keterampilan personal sebenarnya tidak dapat dipisahkan dari keterampilan intelektual. Namun, dalam pemahamannya, ditekankan kepada keterampilan yang sifatnya mandiri.

Keterampilan ini ada yang bersifat praktis disebut juga keterampilan psikomotor, seperti keterampilan berbuat. Berlatih serta mengkoordinasi indera dan anggota badan. Keterampilan praktis ini tampak dalam hal kemampuan siswa menggambar, membuat peta, membuat model dan sebagainya.

Keterampilan studi dan kebiasaan kerja.  Keterampilan Sosial

Keteraampilan itu meliputi kehidupan dan kerja sama, belajar memberi dan menerima tanggung jawab, menghormati hak-hak orang lain, membina kesadaran sosial. Siswa mampu berkomunikasi dengan sesame manusia, lingkungan dimasyarakat secara baik, hal ini merupakan realisasi dari penerapan IPS dalam kehidupan bermasyarakat. Latihan dan pembinaan yang tampak dalam proses belajar mengajar antara lain mampu melaksanakan dengan baik :

1. Berdiskusi dengan teman 2. Bertanya kepada siapapun

3. Menjawab pertanyaan orang lain

4. Menjelaskan perbuatan kepada orang lain 5. Membuat llaporan

(18)

6. Memerankan sesuatu, dan seterusnya. (Belen dan kawan-kawan, 1990:348)

Disamping dilatih kemampuannya dalam berbagai kemampuan tersebut, yang perlu dipertimbangkan guru adalah bagaimana guru mendorong siswa untuk lebih gemar membaca, mencari dan mengolah informasi sesuai dengan kemampuan siswa agar memiliki kebiasaan untuk memahami struktur bahan pengajaran, mengerti istilah-istilah yang sulit/baru, mengikuti perkembangan jaman, dan sebagainya.

Diharapkan akan tumbuh kesadaran dari mereka, tujuan mereka membaca/mempelajari materi kajian. Bersikap kritis terhadap bahan kajian. Bersikap kritis terhadap apa yang sudah dipelajarinya, sehimggaia merasa memiliki kemampuan untuk memberikan kesimpulan dan keputusan.

Kegiatan Belajar 3

Contoh keterkaitan antara Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi, Nilai, Sikap dan Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis, Personal,

Sosial dalam Konteks Pendidikan IPS SD kelas 5 dan 6

Peristiwa, fakta,konsep dan generalisasi itu ada keterkaitan hubungan yang tidak mungkin dipisahkan. Kesempatannya terpadu didalam struiktur IPS. Melalui proses belajar mengajar IPS yang demilkian itu, juga dikembangkan kemampuan siswa dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik (keterampilan) dalam KBM secara jelas kemampuan guru sebagai pengembangan kurikulum di lapangan direalisasikan dan dapat diamati seara faktual.

Contoh KBM yang dapat mmenunjukan adanya keterkaitan antara peristiwa, fakta, konsep, generalisasi, nilai, dan keterampilan siswa.

Topik 1 : perjuangan para pejuang pada masa penjajahan Belanda dan jepang.

KD : mendeskripsikan perjuang penjajahan Belanda dan Jepang. Indikator : siswa mengenal arti pergerakan nasional dan arti Sumpah Pemuda bagi

persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Ranah kognitif, setelah mempelajari topiK ini siswa diharapkan dapat:

1. Menceritakan latar belakang timbulnya penrgerakan national, serta tokoh-tokohnya.

2. Menerangkan peristiwa sumpah pemuda.

3. Menceritakan tokoh-tokoh yang berperan dalam sumpah pemuda. 4. Menunjukan arti pergerakkan nasional dan sumpah pemuda bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

(19)

Ranah afektif

1. Menghayati jasa para pelopor pergerakkan nasional. 2. Mengapresiasi jiwa sumpah pemuda.

Ranah psikomotor

1. Mencoba melakukan wawancara untuk memahami makna zaman pergerakkan nasional dan tokoh-tokoh tertentu.

2. Memahami makna sumpah pemuda melalui proses diskusi kelas. Peristiwa sebagai bahan kajian:

Peristiwa hari kebangkitan nasional dan sumpah pemuda Fakta-fakta sebagai bahan kajian:

1. Gambar-gambardari tokoh-tokoh bersejarah 2. Naskah sumpah pemuda

3. Gambar gedung-gedung bersejarah bagi pergerakkan nasional 4. Gambaran suasana kota Jakarta pada zaman penjajahan.

Konsep:

1. Nasionalisme, imperialism, dan konolialisme

2. Kaum pergerakan, persatuan bangsa, kemerdekaan, dominasi asing, patriotism, organisasi politik, HAM, dan seterusnya.

Generalisasi:

1. Setiap masyarakat manusia pasti mengalami perubahan 2. Penjajahan selalu menimbulkan konflik dan kesengsaraan.

Nilai:

Nilai material

Siswa merasa telah menikmati hasil kemerdekaan. Nilai Vital:

1. Cermat dalam meneliti ulasan sejarah 2. Objektif dalam menilai informasi 3. Kreatif dalam memprediksi Nilai Kerohanian

1. Bersyukur kepada Tuhan YME atas rahmat-Nya dan seterusnya 2. Rasional dalam berargumentasi.

3. Memiliki empati terhadap pengorbanan para pahlawan

(20)

Sikap:

1. Bersyukur kepada Tuhan YME disertai rasa tanggung jawab 2. Tanggap terhadap perkembangan zaman

3. Bersikap terbuka dan toleransi terhadap pendapat orang lain

4. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan mencintai bangsa dan tanah airnya dan seterusnya

Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis:

1. Melukiskan, menyimpulkan, menganalisis informasi, konseptualisasi, generalisasi dan membuat keputusan.

2. Memperoleh informasi, membentuk konsep, generalisasi, mengorganisasikan informasi, mengkritik informasi, mengambil keputusan, menafsirkan fakta, menyusun laporan.

Keterampilan personal:

1. Membaca peta, membuat denah, membuat peta, mengenal waktu, dan kronologis, menterjemahkan konsep waktu, bekerja dalam kelompok

2. Keterampilan praktis (membuat peta dan lain-lain), belajar mandiri, memimpin dalam diskusi, mengendalikan emosi dan lain-lain

Keterampilan sosial:

Berkontribusi memberikan gagasan, menjadi pendengar yang baik, mampu menjelaskan, mampu mengadakan wawancara, mampu berperan dengan baik, mampu bertanya dengan baik, dll.

(21)

MODUL 4

ISU DAN MASALAH SOSIAL BUDAYA DALAM PENGAJARAN IPS

Kegiatan Belajar 1

Tren Globalisasi dan Keragaman Budaya A. Globalisasi

Globalisasi adalah suatu gejala dimana tata hubungan internasional lebih disertakan lagi, terutama dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dan isu-isu internasional yang bersifat lintas Negara dan lintas budaya.

Masalah dan isu globalisasi adalah persoalan yang melanda dunia dan dihadapioleh berbagai bangsa dan Negara. Masalah ini semakin dipacu oleh kemajuan IPTEK. Contoh isu dan masalah yang bersifat global diantaranya :Krisis energi, jarak antara Negara kaya dan miskin, kepadatan pendudukan, populasi, perang nuklir, perdagangan internasional, kkomunikasi dan perdagangan obat terlarang

Pengajaran globalisasi bertujuan membentuk warga Negara yang memiliki kepedulian terhadap masalah dan isu global. Keanekaragaman budaya merupakan ketidaksamaan budaya yang mengandung pengertian setiap bangsa ataupun memiliki seperangkat gagasan, tindakan dan hasil karya yang berbeda.

Masalah keanekaragaman budaya yang utama adalah pembauran atau asimilasi. Pembauran adalah suatu proses social dari golongan-golongan manusia yang berlatabelakang yang berbeda. Sikap toleran, menghargai, dan menghormati sert peduli terhadap kelompok yang berbeda adalah kunci berhasilnya pembauran.

Globalisasi dan keanekaragaman budaya sebagai suatu kenyataan, mendorong perlunya memformulasikan kembali pendidikan IPS sebagai alat untuk menumbuh kembangkan kesadaran pentingnya pendekatan keanekaragaman budaya dalam memahami dan menyikapi globalisasi.

Kegiatan Belajar 2

Masalah – masalah Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan

Lingkungan hidup (environment) menurut UU RI no 4 tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan prilaku yang mempengaruhi

(22)

kelangsungan prikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Aspek-aspek yang termasukkedalam konsep lingkungan hidup, meliputi 5 hal yaitu:

1. Lingkungan abiotic, yaitu segala sesuatu yang ada disekitar makhluk hidup yang bukan berupa organisme hidup. Misalnya tanah, mineral, udara dan gas, air dll

2. Lingkungan biotik yaitu: segala sesuatu yang ada disekitar makhluk hidup yang berupa organisme hidup. Misalnya mikroorganisme, binatang, tumbuhan, manusia dll.

3. Lingkungan alam, yaitu: kondisi alamiah baik secara biotik amupun abiotic yang belum banyak dipengaruhi oleh tangan tangan manusia.

4. Lingkungan social, yaitu: manusia baik secara individu maupun kelompok yang ada diluar dirinya

5. Lingkungan budaya, yaitu: segala sesuatu baik secara materi maupun non materi yang dihasilkan oleh manunsia melalui proses penciptaan rasa, karsa dan karyanya.

Menurut Nursid Sumaatmaja (1989:46-65), seorang ilmuwan yang geografi dari FPIPS Bandung, setidaknya ada empat masalah yang berkaitan dengan lingkungan hidup manusia, yaitu:

1. Perkembangan populasi manusia yang cepat 2. Daya dukung lingkungannya yang tidak memadai

3. Keterbatasan daya dukung lingkungan hidup dan kemampuan manusia 4. Ketimpangan hidup itu sendiri

Langkah-langkah menangani masalah tersebut dapat berupa pikiran yang konsepsional dan tindakan praktis yang professional sehingga kelestarian dan keselarasan lingkungan dalam hubungannya dengan lingkungan hidup manusia dapat terjaga.

Pendidikan Ekologi yaitu pendidikan yang mengkaji dan memfokuskan dirinya pada masalah lingkungan hidup. Dengan pendidikan ekologi diharapkan tumbuh kesadaran, pengetahuan, pemahaman, sikap, perilaku yang lebih mencintai, mewarisi, memelihara dan memanfaatkan lingkungan hidup manusia secara professional dan wajar. Tujuan Pendidikan Ekologi yaitu untuk mengembangkan disiplin ilmu itu sendiri, dan aktualisasi yaitu lingkungan untuk kepentingan bersama dalam hubungannya dengan lingkungan alam sekitar.

Kegiatan Belajar 3 :

(23)

Masalah Hukum yaitu masalah yang timbul akibat terganggunya kepentingan atau hak salah satu individu atau kelompok lain sehingga diperlukan jalur keluar (solusi) yang bersifat mengikat kedua belah pihak.

Ketertiban yaitu suatu keadaan yang menunjukan adanya patokan, aturan atau pedoman maupun petunjuk yang berlaku dan ditaati oleh setiap individu didalam pergaulan antara pribadi atau golongan (masyarakat).

Kesadaran Hukum yaitu suatu sikap individu untuk menerima dengan rela dan bertanggung jawab terhadap konsekuensi dari peristiwa hokum yang terjadi. Peristiwa hokum disini yaitu peristiwa yang dapat menimbulkan akibat hukum.

Hubungan masalah hokum, ketertiban, dan kesadaran hokum dengan pendidikan IPS yaitu sangat berhubungan karena diantaranya memberikan kontribusi yang besar terhadap pembentukan warga Negara yang baik karena pada hakikatnya IPS bertujuan membentuk warga Negara yang baik, melalui pemahaman terhadap pengetahuan dan kemampuannya didalam berinteraksi secara positif dan akti dengan lingkungannya. Didalam interaksi dengan lingkungan itulah aspek-aspek tentang hokum, ketertiban dan kesadaran hokum penting dimiliki oleh siswa sebagai anggota masyarakat.

Kegiatan Belajar 4 :

Masalah-masalah Kesadaran Hukum dan Pendidikan Kesadaran Hukum Warga Negara

Manusia meripakan makhluk social artinya makhluk yang senantiasa berhubungan dengan yang lainnya. Kedudukan manusia sebagai makhluk social berimplikasi bahwa manusia tidak dapat hidup menyendiri. Dalam interaksi dengan sesama, manusia akan terbentuk menjadi sebuah kelompok yaitu masyarakat.

Dalam berinteraksi dengan lingkungan fisik maupun social, manusia senantiasa ada aturan tersebut. Hukum ini perlu diterapkan agar tercapai kehidupan yang tertib, aman, adil, serasi, seimbang dll.

Penanaman kesadaran hukum Negara dapat dilakukan melalui proses pendidikan. Dalam proses pendidikan dilakukan dengan mengintegrasi atara pengetahuan nilai dan skill pada diri siswa.

Apabila dikaitakan dengan pendidikan IPS, penanaman kesadaran hokum dapat dilakukan dengan pendekatan multidisipliner. Kurikulum yang diterapkan yaitu dengan pendekatan integrase dan korilasiterhadap permasalahan-permasalahan sehari-hari yang dianggap oleh siswa. Dengan demikian guru IPS harus memiliki pengetahuan yang luas.

(24)

MODUL 5

PENDEKATAN DALAM PENGAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

Kegiatan Belajar 1

Pendekatan Kognitif dalam Pembelajaran IPS SD

Karakteristik pembelajaran di SD secara umum merupakan pendidikan kognitif sebagai dasar persitifasi social. Artinya, pusat perhatian utama pembelajaran IPS adalah pengembangan murid sebagai aktor sosial yang cerdas. Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar 1994, esensi tujuan pengajaran IPS di SD adalah kemampuan dan sikap rasional yang bermuara pada pembentukkan individu sebagai aktor sosial yang cerdas. Aktor sosial yang cerdas tidak lain dari anggota masyarakat yang matang secara rasional dan secara emosional atau cerdas tidak lain secara rasional dan emosional.

Pendekatannya yaitu berorientasi pada proses penelitian dan proses konseptualisasi.

Pendekatan yang berorientasi pada proses penelitian dikenal sebagaipendekatan inquiri. Pendekatan yang berorientasi pada proses pemahaman dan penggunaan factor, konsep, generalisasi dan teori. Proses konseptualisasi ini erat kaitannya dengan proses asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi dalam pikiran kita. Oleh karena itu seseorang akan dapat meningkatkan isi dan dinamika schemata dalam pikirannya.

Proses penelitian dan proses konseptualisasi merupakandua pendekatan kognitif,dimana satu laman lain mengisi. Proses konseptualisasi di perlukan dalam proses penelitian pada saat melakukan deduksi dan mendefinisikan istilah serta pada saat penarikan kesimpulan. Sebaliknya proses konseptualisasi terutama pada saat penerusan generallisasi dan teori.

Kegiatan Belajar 2 :

Pendekatan Sosial, Personal dan Perilaku dalam Pembelajaran IPS di SD

Emosi, nilai dan sikap serta perilaku social merupakan dimensi social dan personal yang perlu dikembangkan dalam pengajaran IPS. Emosi pada dasarnya bersifat peka dan saling melengkapi dengan rasio yang cenderung bersifat teliti dan tanggap. Nilai merupakan sesuatu yang berharga dan dipandang berharga sedangkan sikap adalah kecenderungan berbuat. Emosi, nilai dan sikap serta perilaku social dapat dikembangkan dalam suasana formal dan informal.

Dalam pembelajaran formal terdapat model-model pendekatan transmisi nilai secara bebas terarah penamaan nilai, suri teladan, dan klarifikasi terintegrasi struktur.

(25)

Pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS SD antara lain : 1. Pendekatan Ekspositori Berorientasi nilai

2. Pendekatan nalitik keteladanan 3. Pendekatan kajian nilai

4. Pendekatan integratif konsep dan nilai

Semua pendekatan social personal memiliki saling keterkaitan dengan pendekatan kognitif.

(26)

MODUL 6

METODE, MEDIA DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR IPS KELAS 3 DAN 4

Kegiatan Belajar 1 :

Merancang dan Menetapkan Metode Pembelajaran IPS di SD Kelas 3 dan 4 dengan Pendekatan Kognitif

Metode Mengajar adalah kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya. Dalam memilih metode, perlu memperhatikan hal-hal berikut:

a. Tujuan pembelajaran

b. Kemampuan guru teerhadap materi dan metode yang akan dipilih c. Kemampuan siswa yang belajar

d. Jumlah siswa yang belajar e. Situasi atau kondisi saat belajar

f. Fasilitas yang dimiliki (media dan sumber belajar) g. Evaluasi yang dipakai

Macam metode seperti metode ceramah, metode diskusi kelompok, panel study kasus, metode brainstorming, diskusi formal, metode Tanya jawab, metode kerja kelompok dll.

Media dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan sebagai berikut :

1. Media visual (visual dapat diproyeksikan, dan tidak dapat diproyeksikan)

2. Media audio

3. Media audio visual

Pendekatan kognitif dalam proses belajar mengajar meliputi 3 aspek pokok sebagai berikut:

1. Aspek pengetahuan (knowledge) 2. Aspek pemahaman (comprehension) 3. Aspek penerapan (application)

Selain tiga spek pokok tersebut, ada 3 aspek lain yang lebih tinggi, yaitu analisi, sintesis dan evaluasi.

Dalam merancang Metode,media dan sumber belajar IPS di SDkelas 3 dan 4, yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Susunan Program atau struktur program

2. GBPP(Garis-garis Besar Program Pengajaran) 3. Analisis materi pelajaran

Contoh penerapannya dikelas 3 semester 1 yaitu : Materi Pokok : kedudukan dan peran anggota keluarga

(27)

Kegiatan Belajar 2 :

Merancang dan menerapkan Metode Pembelajaran IPS di SD Kelas 3 dan 4 yang BerlandaskanPendekatan Sosial

Pendekatan Sosial perlu dikembangkan mengingat proses-proses social akan dialami oleh anak didik sehingga kegiatan belajar mengajar harus membantu anak didik untuk mengembangkan kemampuan hubungan dengan masyarakat dan hubungan antar pribadi.

Maksud dari pendekatan social adalah sebagai berikut: 1. Model Investigasi Kelompok

2. Model Inkuiri Sosial 3. Model Laboratori 4. Model Yurisprudensial 5. Model Bermain Peran 6. Simulasi Sosial

Model pendekatan social mempunyai 3 ciri utama sebagai berikut :

1. Adanya aspek-aspek social dalam kelas yang dapat menumbuhkan terciptanya diskusi social

2. Adanya peranan hipotesis yang dapat digunakan sebagai arahan dalam memecahkan masalah

3. Dalam menguji hipotesis dipergunakan masalah yang harus dipecahkan

Tahap-tahap model Inquiri social, yaitu sebagai berikut : 1. Tahap orientasi 2. Tahap hipotesis 3. Tahap definisi 4. Tahap eksplorsi 5. Tahap pembuktian 6. Tahap generalisasi

Contoh penerapan dikelas 3 semester 1 yaitu

KD: Kemampuan mendeskripsikan bentuk-bentuk kerjasama/kerja bakti dilingkungan keluarga.

Kegiatan Belajar 3

Merancang dan menerapkan Metode Pembelajaran IPS di SD kelas 3 dan 4

(28)

Pendekatan personal adalah pendekatan didalam belajar mengajar yang berorientasi kepada perkembangan diri individu dan pembentukan pribadi. Teori-teori yang menghasilkan model-model yang serumpun dengan pendekatan personal adalah sebagai berikut:

1. Model pengajaran non direktif, oleh Varl Rogers

2. Model latihan kesabaran, oleh Frit Pers dan William Schultz 3. Model Sympatic oleh William Gordon

4. Model system konsepsional oleh David Hunt 5. Model pertemuan kelas oleh William Glasser Glasser membedakan pertemuan kelas menjadi 3 tipe : 1. Tipe pertemuan Pemecahan Sosial

2. Tipe pertemuan Terbuka

3. Tipe pertemuan Terarah Terbuka

Dalam pertemuan kelas, tahap-tahap yang harus dilalui adalah sebagai berikut:

1. Menciptakan iklim yang mengundang keterlibatan 2. Menyajikan masalah untuk diskusi

3. Mengembangkan pertimbangan nilai pribadi 4. Mengidentifikasi alternative tindakan

5. Merumuskan kesepakatan 6. Perilaku tindak lanjut

Contoh penerapannya dikelas 4 semester 2, yaitu :

KD : kemampuan menggambar peta lingkungan setempat

Kegiatan Belajar 4

Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran IPS di SD Kelas 3 dan 4

Pendekatan modifikasi perilaku adalah cara mengajar yang bertujuan mengusahakan terjadinya perilaku siswa.

Pendekatan modifikasi perilaku dapat dibagi menjadi 6 yaitu: 1. Pengelolaan Kontingensi

2. Mawas diri atau pengendalian diri 3. Relaksasi

4. Reduksi stress 5. Assertive training 6. Direct training

Model mengajar pengendalian diri melalui 5 tahap berikut : 1. Pengenalan prinsip

(29)

2. Menetapkan data dasar

3. Menyiapkan program yang realistis 4. Pelaksanaan program

5. Evaluasi dan tindak lanjut

Contoh penerapan dikelas 4 semester 1 yaitu :

KD : Kemampuan menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi dilingkungan setempat (provinsi)

Kegiatan Belajar 5

Merancang dan Menerapakan Metode Pembelajaran IPS di SD Kelas 3 dan 4 yang berlandaskan Pendekatan Ekspositori

Pendekatan ekspositori adalah pendekatan yang menekankan pada pengelolaan materi pelajaran yang telah jadi atau siap disampaikan kepada siswa. Pendekatan ekspositori lebih menekankan pada kegiatan guru (teacher centered)

Metode ceramah baik digunakan jika: bahan yang digunakan merupakan bahan yang baru, jika jumlah siswa banyak, siswa dapat memahami informasi yang disampaikan melalui kata-kata.

Contoh menerapkan pendekatan ekspositori dikelas 4:

KD: kemampuan menunjukkan jenis persebaran sumber daya alam dan pemanfaatan untuk kegiatan ekonomi dilingkungan setempat.

(30)

MODUL 7

METODE, MEDIA, DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR IPS DIKELAS 5 DAN 6

Kegiatan Belajar 1

Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode Pembelajaran IPS SD yang Berlandaskan Pendekatan Kognitif

Pendekatan kognitif menekankan pada bagaimana individu merespons rangsangan yang datang dengan menggunakan kemampuan intelektual yaitu melalui mengorganisasi data, merumuskan masalah, dan membangun konsep untuk memecahkan masalah denga symbol-symbol verbal dan nonverbal.

Melaui penerapan metode inquiri diharapkan siswa memiliki keterampilan dalam proses ilmiah, menguasai strategi penelitian secara kreatif.

Langkah-langkah motode inquiri yaitu: 1. Menyajikan masalah

2. Mengumpulkan data dan verivikasi data 3. Mengumpulkan unsur baru

4. Merumuskan penjelaskan 5. Menganalisis proses inquiri Contohnya dikelas 6 semester 2 berikut:

KD : kemampuan memahami gejala alam dan sosial Negara Indonesia dan Negara tetangga.

Indikatornya yang menjurus ke pendekatan kognitif : siswa bisa menunjukkan letak peta, menyebutkan nama-nama Negara, membandingkan ciri gejala sosial di Indonesia.

Kegiatan Belajar 2

Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode Pembelajaran IPS SD yang Berlandaskan Pendekatan Sosial

Pendekatan sosial menekankan kecakapan individu berhadapan dengan orang lain (masyarakat), dan memusatkan perhatian pada gejala-gejala sosial yang muncul. Metode inquiri sosial tepat untuk mengkaji gejala-gejala sosial. Metode inquri sosial memungkinkan siswa berfikir dan mencari fakta-fakta, informasi atau data yang mendukung pembuktian hipotesis dalam situasi beban dan terarah.

(31)

Langkah – langkah metode inquri yaitu : orientasi, penyusunan hipotesis, definisi, eksplorasi, pembuktian hipotesis dan generalisasi.

Contohnya dikelas 5 semester 1 sebagai berikut :

KD : kemampuan memahami keadaan penduduk dan pemerintahan di Indonesia.

Kegiatan Belajar 3

Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode Pembelajaran IPS SD yang Berlandaskan Pendekatan Personal

Pendekatan personal adalah suatu pendekatan yang menekankan pada usaha membantu siswa untuk menekankan pada setiap individu mempunyai karakterristik yang berbeda. Oleh karena itu ,menuntut pendekatan yang berbeda pula .Salah satu contoh pendekatan personal adalah metode pertemuan kelas.

Langkah-langkah metode petemuan kelas adalah sebagai berikut : 1. Menciptakan iklim yang mengandung keterlibatan

2. Menyajikan masalah untuk diskusi

3. Mengembangkan pertimbangan nilai pribadi 4. Mengidentifikasi alternative tindakan

5. Merumuskan kesepakatan 6. Perilaku tidak lanjut

Contoh penerapanya dikelas 5 semester 2 berikut:

KD:kemampuan memahami perjuangan para tokoh dalam melawan penjajah dan tokoh dalam

Dan tokoh-tokoh pergerakan nasional

Kegiatan Belajar 4

Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode Pembelajaran IPS SD yang Berlandaskan Pendekatan Modifikasi Perilaku

Pendekatan modifikasi perilaku adalah cara mengajar yang bertujuan mengusahakan terjadinya perilaku siswa.

Pendekatan modifikasi perilaku dapat dibagi menjadi 6 yaitu : pengelolaan, kontingensi, mawas diri atau pengendalian diri, relaksasi, reduksi stress, assertive training, direct training.

Model mengajar pengendalian diri melalui 5 tahap berikut: 1. Pengenalan prinsip tingkah laku

(32)

3. Menyiapkan program yang realistis 4. Pelaksanaan program

5. Evaluasi dan tindak lanjut

Contoh penerapannya dikelas 5 semester 2 yaitu sebagai berikut :

KD : kemampuan memahami perjuangan para tokoh dalam melawan penjajah dn tokoh-tokoh pergerakan nasional.

Kegiatan Belajar 5

Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode Pembelajaran IPS SD yang Berlandaskan Pendekatan Ekspositori

Pendekatan ekspositori adalah pendekatan yang menekankan pada kegiatan guru (teacher centered)

Metode ceramah baik digunakan jika : bahan yang digunakan merupakan bahan yang baru, jika jumlah siswa banyak, siswa dapat memahami informasi yang disampaikan melalui kata-kata.

Contoh menerapkan pendekatan ekspositori dikelas 6 semester 2 :

KD : kemampuan memahami gejala alam dan sosial Negara Indonesia dan Negara Tetangga.

(33)

MODUL 8

EVALUASI PEMBELAJARAN Kegiatan Belajar 1

Merancang dan Menyusun Alat Evaluasi secara Umum dalam Proses Belajar IPS di SD

Evaluasi atau penilaian yaitu suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan efesiensi suatu program.

Dalam menyusun tes atau soal hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Tentukan tujuan tes

2. Pilih Kompetensi Dasar (KD)

3. Pilih materi pokok dan hasil belajar dan indicator materi sesuai dengan 4. Kompetensi Dasar (KD)

5. Buatlan indicator tes atau TIK

6. Susunlah soal berdasarkan indicator tes atau TIK yang telah dibuat

Kegiatan Belajar 2

Merancang dan Menyusun Alat Evaluasi secara Umum dalam Proses Belajar IPS Aspek Kognitif

Aspek kognitif dalam evaluasi hasil belajar mempunyai 2 tingkatan sebagai berikut :

Evaluasi yang mempunyai tingkatan lebih rendah, meliputi hal-hal berikut ini : a. Evaluasi yang mengungkap pengetahuan

b. Evaluasi yang mengungkap pemahaman c. Evaluasi yang mengungkap penerapan

Evaluasi yang mempunyai tingkatan lebih tinggi, meliputi hal-hal berikut ini : a. Analisis

b. Sintesis c. Evaluasi

Aspek kognitif untuk siswa SD cukup tingkatan yang lebih rendah, yaitu yang hanya mengungkapkan ingatan, pemahaman dan aplikasi.

(34)

Dalam rancangan alat evaluasi atau tes, perlu mempelajari kurikulum yang berlaku yang meliputi hal-hal berikut ini:

a. Kompetensi Dasar

b. Materi pokok/hasil bahasan c. Indikator Materi

d. Menyusun/membuat indicator untuk kisi-kisi soal

Kegiatan Belajar 3

Merancang dan Menyusun Alat Evaluasi dan Sikap Sosial

Nilai dan sikap sosial terjadi apabila ada interaksi sosial antara seseorang dengan orang lain, dengan kelompok atau antar kelompok. Untuk dapat terjadi interaksi sosial perlu ada kontak sosial dan komunikasi. Ada 3 macam kontak sosial, yaitu antara orang perorang, orang dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok.

Dalam merancang alat evaluasi nilai dan sikap sosial, perlu mempelajari hal-hal berikut:

a. Kompetensi dasar b. Materi pokok c. Hasil Belajar d. Indicator Materi e. Kisi-kisi tes

Alat yang tepat untuk mengukur nilai dan sikap sosial ranah afektifselain daftar pertanyaan juga sebagai berikut : skala niali, daftar cek, laporan pribadi, dan wawancara.

Kegiatan Belajar 4

Merancang dan Menyusun Alat Evaluasi Keterampilan IPS

Keterampilan—keterampilan IPS adalah beberapa kemampuan baik fisik maupun mental dibidang Ilmu Pengetahuan Sosial.

Menurut Conny Semiawan dkk (1985) keterampilan-keterampilan mendasar dalam proses berfikir dan berkarya dibidang ilmiah dapat dibagi menjadi 9 bagian, yaitu :

1. Mengorganisasi atau mengamati, termasuk didalamnya yaitu : a. Menghitung

b. Mengukur

c. Mengklasifikasikan

d. Mencari hubungan ruang/waktu 2. Membuat hipotesis

3. Merencanakan penelitian/eksperimen 4. Mengendalikan variable

(35)

6. Menyusun kesimpulan sementara 7. Meramalkan (memprediksi)

8. Menerapkan (mengaplikasi) 9. Mengkomunikasikan

Cara merancang evaluasi keterampilan IPS di SD perlu dipelajari kurikulum SD yang berlaku, khususnya mengenal hal-hal berikut :

1. Kompetensi Dasar 2. Materi Pokok

3. Hasil Belajar dan Indikator materi

Misalnya dalam KD kelas 5 semester 2 ini : kemampuan memahami keragaman ketampakan alam dan buatan di Indonesia.

Cara menyusun alat evaluasi keterampilan IPS, misalnya untuk siswa kelas 5 semester 1 dengan materi pokok berikut : penduduk dan system

(36)

MODUL 9

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPS TERBARU Kegiatan Belajar 1

Merancang dan Menerapkan Model Pembelajaran IPS Terpadu dengan Menggunakan Pendekatan Berorientasi Pemecahan Masalah

Masalah dapat diartikan setiap hal yang mengundang keraguan-keraguan, ketidak pastian atau kesulitan yang harus diatasi dan diselesaikan. Masalah sosial yaitu suatu situasi yang mempengaruhi banyak orang dan dianggap sebagai sumber kesulitan atau ketidakpuasan yang menuntut untuk dipecahkan.

Secara umum kita mengenal 3 cara pemecahan masalah, yaitu sebagai berikut :

1. Pemecahan masalah secara otoritatif 2. Pemecahan masalah secara Ilmiah 3. Pemecahan masalah secara metafisik

Dalam rancangan model pembelajaran IPS terpadu dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah, seyogyanya berdasarkan pada pemikiran kritis dan reflektif yang mengikuti proses kerja sebagai berikut :

1. Menyadari adanya masalah

2. Mencari petunjuk untuk pemecahannya

a. Pikiran kemungkinan pemecahannya dan pendekatannya

b. Ujilah kemungkinan-kemungkinan pemecahan tersebut dengan kriteria tertentu

3. Penggunaan suatu pemecahan yang cocok dengan kriteria tertentu dan tinggalkan kemungkinan pemecahan yang lain.

Dalam menerapankan model pembelajaran IPS terpadu dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah, yakni dari merumuskan masalah sampai pada pemecahan masalah dengan menggunakan strategi yang cocok.

Contoh penerapannya dikelas 5 semester 1 dengan KD : kemampuan memahami keadaan penduduk dan pemerintahan di Indonesia.

Maka pengalaman belajar dengan menggunakan metode pemecahan masalah bagi siswa adalah merangsang mereka untuk berfikir secara ilmiah dan mengembangkan daya nalar mereka dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan yang menghadapi berbagai masalah kehidupan yang menghadang didepannya.

(37)

Kegiatan Belajar 2

Merancang dan Menerapkan Model Pembelajaran IPS Terpadu dengan Menggunakan Pendekatan Humanistik (Wawasan Bidang Interkeilmuan) Pendekatan humanistic adalah pendekatan dalam kegiatan belajar mengajar yang menyoroti suatu topic/tema yang termasuk bidang ilmu lain yang relevan (terkait) sehingga para murid melihat masalah/ topic tersebut lengkap dan terpadu.

Tujuan pendekatan humanistic yaitu agar para murid dapat menelaah dan memahami suatu masalah dari berbagai sudut pandang yang pada akhirnya mereka dapat menarik kesimpulan secara terpadu dan menyeluruh.

Contoh penerapannya dikelas 5 semester 1 sebagai berikut :

KD : kemampuan menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.

Kegiatan Belajar 3

Merancang dan Menerapkan Model Pembelajaran IPS Terpadu dengan Menggunakan Pendekatan Wilayah (Geografi)

Pendekatan wilayah adalah pendekatan suatu masalah dengan menyoroti dari berbagai aspek kehidupan secara mendetail diwilayah. Tujuannya untuk memberikan pengertian pada murid secara terpadu mengenal suatu masalah secara wilayah.

Dalam rancangan model pembelajaran IPS terpadu dengan menggunakan pendekatan wilayah perlu memperhatikan bahwa wilayah-wilayah atau gejala-gejala yang terjadi dipermukaan bumi merupakan hasil interaksi antar wilayah.

Contoh penerapannya dikelas 4 semester 1 dengan KD : kemampuan menunjukan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi dilingkungan setempat (provinsi).

Kegiatan Belajar 4

Merancang dan Menerapkan Model Pembelajaran IPS Terpadu dengan Menggunakan Pendekatan Metode Proyek

Metode proyek adalah suatu jenis kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan oleh perseorangan atau kelompok kecil. Kegiatan belajar mengajar

(38)

yang menggunakan pendekatan metode proyek harus memperhatikan kriteria metode proyek sebagai berikut :

1. Kegiatan belajar bersifat real

2. Mempunyai arti dan manfaat bagi siswa

3. Mempunyai hubungan dengan tujuan pembelajaran 4. Hasil proyek sepadan dengan waktu yang disediakan 5. Bahan dan peralatan mudah diperoleh

6. Biaya relative murah

Tahap-tahap pelaksanaan metode proyek adalah sebagai berikut : 1. Tahap perencanaan

2. Tahap pelaksanaan 3. Tahap tindak lanjut 4. Tahap penilaian

Contoh penerapannya dikelas 4 semester 1 yaitu KD : kemampuan menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatan untuk kegiatan ekonomi dilingkungan setempat (provinsi DIY)

Kegiatan Belajar 5

Merancang dan Menerapkan Model Pembelajaran IPS Terpadu dengan Menggunakan Pendekatan Kurun Waktu (Time Line)

Konsep waktu ditinjau dari segi ilmu filsafat yaitu masa lampau, masa kini dan masa depan. Penerapan pendekatan waktu dalam kegiatan belajar mengajar, berarti kita mempelajari sejarah. Didalam sejarah ada 3 konsep mengenai waktu yang berdasarkan ruang, berdasarkan matematika dan berdasarkan asosiasi.

Dalam merancang model pembelajaran IPS terpadu dengan menggunakan pendekatan kurun waktu, berarti kita merancang model pembelajaran untuk mengajarkan sejarah.

Dengan memahami kejadian masa lampau, kita dapat mengambil banyak pelajaran, kemudian kita jadikan sebagai ―guru‖ untuk menghadapi masa depan. Dalam berbekal pengalaman masa lampau kita diharapkan lebih bijaksana dalam mengambil keputusan dan tidak mengulang kesalahan/kegagalan yang pernah dialami.

Contoh penerapannya dikelas 6 semester 1 dan langkah-langkah selanjutnya sebagai berikut :

1. Memahami KD

Kemampuan menganalisis peristiwa di sekitar proklamasi 2. Materi Pokok

(39)

Peristiwa sekitar proklamasi 3. Hasil Belajar

Mengurikan persiapan sampai dengan detik-detik proklamasi 4. Indikator Materi

Menceritakan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di sekitar proklamasi (peristiwa rengasdengklok, penyusunan teks proklamasi, detik-detik proklamasi kemerdekaan) dan Indikator.

5. Menyampaikan materi pelajaran berdasarkan indicator materi diatas dengan ceramah

6. Mengadakan Tanya jawab mengenai apa yang disampaikan beserta mengamati bukti-bukti sejarah seperti foto-foto saat proklamasi.

7. Berikan tugas kepada siswa untuk membuat laporan sejarah dimana mereka tinggal, berdasarkan informasi dari narasumber setempat.

8. Menyimpulkan materi pelajaran secara garis besar 9. Mengadakan penilaian dan tindak lanjut.

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Sardiyo, dkk edisi 2 PDGK4106, Pendidikan IPS di SD, Modul 1-9, Universitas Terbuka Bandung

Referensi

Dokumen terkait

Ilmu Pengetahuan Sosila (IPS) merupakan mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI sampai perguruan tinggi. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan

Womack mengemukakan pengertian konsep, terutama berkaitan dengan Studi Sosial (IPS) sebagai berikut: “Konsep studi sosial (IPS), yaitu suatu kata atau ungkapan yang

Mahasiswa mampu memberikan contoh keterkaitan antara fakta, konsep, generalisasi dengan nilai dan sikap serta keterampilan intelektual, personal dan sosial dalam konteks

Komponen teori berkenaan dengan pemahaman mahasiswa mengenai Hakikat IPS SD, Struktur IPS dalam Kurikulum 2013, SKL, KI, dan KD IPS SD,

Kerangka kerja Studi Sosial dalam mengkaji atau mempelajari gejala dan masalah sosial di masyarakat tidak menekankan pada bidang teoritis, melainkan lebih kepada bidang praktis,

Untuk menjawab soal ini anda dapat mempelajari Modul 3 KB 1 tentang Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi ilmu-ilmu Sosial dalam kurikulum SD 2006 klas 5 & 6... Keterampilan

Paradigma Pembelajaran IPS di SDMI Ilmu Pengetahuan Sosial IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis, geiala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau

2 Daftar materi bidang studi yang sulit dipahami pada modul - Konsep Al-Asmā' Al-Husnā tentang Al-Rahmān dan Al-Rahīm - Hakekat akhlak dan kekuatan pendukungnya dalam jiwa