• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tingkat Kebisingan Di Area SMP Neg.6 Makassar Berbasis Persepsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Tingkat Kebisingan Di Area SMP Neg.6 Makassar Berbasis Persepsi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL TUGAS AKHIR

ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN DI AREA SMP Neg 6 MAKASSAR

BERBASIS PERSEPSI

Oleh :

YOVENTUS SULTAN P.

D121 11 254

PRODI TEKNIK LINGKUNGAN JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

(2)

1

ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN DI AREA SMP Neg. 6 MAKASSAR BERBASIS PERSEPSI

S.A Adisasmita 1, M. Isran Ramli1 , Yoventus Sultan 2

ABSTRAK : Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 6 Makassar yang berada di jalan Jend. Ahmad Yani. Penelitian ini bertujuan menganalisis persepsi civitas dan warga di SMP 6 terhadap upaya pengendaloan kebisingan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pekerjaan dan persepsi tingkat kebisingan di SMPN 6 Makassar. Peneliti mengumpulkan data dengan cara penyebaran kuisioner sebagai metode yang digunakan dalam penelitian ini kepada civitas sekolah dan warga sekitar sekolah. Hasil analisis data menunjukkan adanya perbedaan persepsi tingkat kebisingan antara civitas dan warga sekitar sekolah. Pada hasil ini , terdapat sekitar 58% civitas sekolah memilih agak ribut sedangkan terdapat 40% warga sekitar sekolah memilih ribut. Dari hasil analisis, peneliti menganalisis bahwa terdapat perbedaan nilai karena beberapa faktor dan adanya kemungkinan lingkungan civitas sekolah telah memasang pengendali kebisingan. Dengan demikian, suara bising yang berasal dari luar lingkungan bisa di redam.

Kata Kunci : bising, persepsi, civitas, sekolah

ABSTRACT: This research was conducted at SMPN 6 (Junior High School of Six Makassar) Makassar which on Jend. Ahmad Yani street. This study aimed to analyzed the perception of civitas academica and peoples around SMPN 6 for the noise control effort. Beside that, this research aimed to analyzed the relationship between the works and the level of noice’s perception in around SMPN 6 Makassar. Researcher collected data by distributing questionnaires as the method in this research in to the civitas academica and the peoples around the school. The result of data analysis showed there are differences in level of noise’s perception between the civitas academica and the peoples around school. In this result, there are around 58% of civitas academica choose a bit noisier while there are 40% of the peoples around school choose be noise. From the result, researcher analized that there is a difference of value because of several factors and the possibility of civitas academica’s environment have installed the controlling of noise. Therefore, the noise from outside can be muffled.

Keywords: noisy, perception, community, school

1Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA 2Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA

PENDAHULUAN

Kebisingan adalah salah satu kondisi lingkungan kerja yang mempengaruhi kinerja seseorang. Pada dasarnya, segala bunyi yang tidak dikehendaki oleh penerimanya dianggap sebagai kebisingan. Salah satu dampak dari kebisingan yaitu terjadi pada lingkungan sekolah. Dimana masih banyak sekolah-sekolah yang berlokasi dipusat-pusat kota, di mana posisinya tepat di pinggir jalan arteri primer, salah satunya SMPN 6

Makassar yang berlokasi di Jl. Ahmad Yani. Proses belajar mengajar ini akan berlangsung dengan baik apabila berada pada lokasi lingkungan fisik yang baik yaitu kondisi yang memungkinkan para siswa mampu belajar dengan optimal, sehat, aman, dan selamat. Salah satu faktor agar terhindar dari masalah tersebut adalah terhindar dari masalah kebisingan.

Banyaknya kendaraan yang melintas di jalan sekitar SMPN 6 Makassar menyebabkan tingginya kebisingan di

(3)

2 sekitar sekolah tersebut. Kebisingan ini

ditimbulkan karena letak SMPN 6 Makassar berada pada jalan arteri yang banyak di lintasi kendaraan roda empat maupun roda dua yang suara mesinnya menimbulkan kebisingan.

Jika kondisi seperti ini, maka tingkat kebisingan di jalan sudah melebihi baku mutu, dimana menurut KepMenLH No.48 tahun 1996 maksimum tingkat kebisingan adalah 70 dB untuk semua tata guna lahan. Ini menggangu kenyaman yang berada disekitar jalan.

Mengatasi masalah kebisingan sekolah menegah pertama khususnya di SMPN 6 Makassar yang juga berada di jalan arteri harus tepat sasaran dan efektif. Untuk menganalisis tingkat kebisingan dan ketergantungan terhadap kebisingan di SMPN 6 Makassar maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang berjudul :

ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN DI AREA SMP Neg 6 MAKASSAR BERBASIS PERSEPSI

2. TINJAUAN PUSTAKA

Secara etimologis, persepsi berasal dari kata perception (Inggris) dan berasal dari bahasa latin perception; dari percipare yang artinya menerima atau mengambil (Sobur, 2003: 445). Menurut kamus lengkap psikologi, persepsi adalah: (1) Proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera, (2) Kesadaran dari proses-proses organis, (3) (Titchener) satu kelompok penginderaan dengan penambahan arti-arti yang berasal dari pengalaman di masa lalu, (4) Variabel yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari kemampuan organisasi untuk melakukan pembedaan diantara perangsang-perangsang, (5) Kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu (Chaplin, 2006:358).

Davis Cornwell dalam jurnal Susanti Djalante (2010) mendefisikan, bahwa kebisingan berasal dari kata bising yang artinya semua bunyi yang mengalihkan perhatian, menggangu, atau berbahaya bagi kegiatan

sehari-hari. Getaran dapat bersumber dari medium-medium seperti kawat, batang ataupun yang sejenisnya. Bunyi juga dapat didefinisikan sebagai gelombang getar mekanis dalam udara ataupun pada benda padat, yang dalam prosesnya menghasilkan suara yang dapat didengar oleh telinga manusia yang masih dalam keadaan normal, dengan rentang antara 20-20.000 Hz.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Pada penelitian ini terdiri dari dua jenis pengambilan data yaitu pengambilan data primer dan pengambilan data sekunder

Survey dilakukan selama 1 minggu yaitu dari tanggal 4-11 Oktober 2015 bertempat di SMPN 6 MakassarJl. Jenderal Ahmad Yani

Data yang diperoleh dari hasil penelitian di sajikan dalam bentuk diagram dan table. Langkah-langka yang dilakukan yaitu menganalisis identitas responden, menganalisis tingkat persepsi menganalisis hubungan antara pekerjaan dengan persepsi tingkat kebisingan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Sosio-Demografi Masyaratakat dalam SMPN 6 Makassar

Karakteristik sosio-demografi adalah ciri yang menggambarkan perbedaan masyarakat dalam lingkungan SMPN 6 Makassar berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan.

4.1.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil survei dan tabulasi data maka diperoleh persentasi dari jenis kelamin Siswa,Pegawai, dan Guru seperti pada gambar 4.1 dibawah ini. Dimana jenis kelamin perempuan memiliki persentasi lebih besar sebesar 52 persen dibandingkan jenis kelamin laki-laki dengan 48%.

(4)

3 4.1.2 Karakteristik Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil survei dan tabulasi data maka diperoleh persentasi dari usia Siswa, Guru, dan Pegawai seperti pada gambar 4.2 dibawah ini. Dimana persentasi terbesar berada pada kelompok 12 – 17 tahun sebesar 86%.

4.1.3 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Berdasarkan hasil survei dan tabulasi data maka diperoleh persentasi dari pendidikan terakhir Siswa, Guru, Pegawai seperti yang terdapat pada gambar 4.3 dibawah ini. Dimana persentasi pendidikan terakhir Siswa, Guru, Pegawai adalah SD sebesar 86%.

4.1.4 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan Berdasarkan hasil survei dan tabulasi data maka diperoleh persentasi dari usia Siswa, Guru, dan Pegawai seperti pada gambar 4.4 dibawah ini. Dimana persentasi terbesar pekerjaan adalah pelajar sebesar 86%.

4.1.5 Persepsi Terhadap Tingkat Kebisingan di SMPN 6 Makassar

Berdasarkan hasil survei dan tabulasi data maka diperoleh persentasi dari siswa, guru, dan pegawai seperti pada gambar 4.5 dibawah ini.

Dimana persentasi terbesar tingkat kebisisngan adalah agak rebut yakni sebesar 58%.

4.2 Karakteristik Sosio-Demografi Masyaratakat Di Sekitar SMPN 6 Makassar

Karakteristik sosio-demografi adalah ciri yang menggambarkan perbedaan masyarakat di sekitar lingkungan SMPN 6 Makassar berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan

4.2.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil survei dan tabulasi data maka diperoleh persentasi dari jenis kelamin masyarakat sekitar SMPN 6 Makassar seperti pada gambar 4.17 dibawah ini. Dimana jenis kelamin perempuan memiliki persentasi lebih besar sebesar 56% dibandingkan jenis kelamin laki-laki dengan 44%.

4.2.2 Karakteristik Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil survei dan tabulasi data maka diperoleh persentasi dari usia warga sekitar SMPN 6 seperti pada gambar 4.18 dibawah ini. Dimana persentasi terbesar berada pada kelompok usia 23-30 tahun dan kelompok usia 30-50 tahun yang masing-masing 48%.. Gambar 4.3 Karakteristik Pendidikan

Gambar 4.4 Karakteristik Pekerjaan

Gambar 4.5 Tingkat Kebisingan di SMPN 6 Makassar

Gambar 4.2 Karakteristik Usia

Umu r

Gambar 4.6 Karakteristik Jenis Kelamin

(5)

4 4.2.3 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan

Terakhir

Berdasarkan hasil survei dan tabulasi data maka diperoleh persentasi dari pendidikan terakhir warga sekitar SMPN 6 Makassar seperti yang terdapat gambar 4.19 dibawah ini. Dimana persentasi pendidikan terakhir masyarakat sekitar adalah SMA sebasar 42%, D3 sebesar 18%, S1 sebesar 40%.

4.2.4 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan Berdasarkan hasil survei dan tabulasi data maka diperoleh persentasi dari pekerjaan warga sekitar SMPN 6 Makassar seperti pada Tabel 4.20 (terlampir) dan Gambar 4.20 dibawah ini. Dimana persentasi terbesar pekerjaan adalah wirausaha sebesar 70 persen.

4.2.5 Persepsi Terhadap Tingkat Kebisingan di SMPN 6 Makassar

Berdasarkan hasil survei dan tabulasi data maka diperoleh persentasi dari masyarakat sekitar SMPN 6 Makassar seperti pada gambar 4.21 dibawah ini. Dimana persentasi terbesar tingkat kebisisngan adalah ribut yakni sebesar 44%.

4.3 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah usaha untuk menentukan apakah data variable yangkita miliki mendekati populasi distribusi normal atau tidak. Ada beragam cara menguji normalitas, salah satunya adalah Kolmogorov-Smirnov Test yang paling sering digunakan di SPSS dalam mengecek normalitas.

4.3.1 Uji Normalitas Civitas SMPN 6 Makassar

Berikut merupakan tabel hasil pengujian data normalitas dengan uji kolmogorov-smirnov Test untuk civitas SMPN 6 Makassar.

Tabel 4.5 Uji normalitas civitas SMPN 6 Makassar

Nama

Pengujian Hasil Keterangan

Uji Kolmogorov-s 0.001 Tidak Terdistribusi

Normal

Sumber Output SPSS ( Terlampir )

Data terdistribusi normal apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05. Dari data variabel total diatas memiliki signifikansi kurang dari 0.05 ( 0.001 < 0.005 ). Artinya data variabel tidak terdistribusi secara normal.

4.3.2 Uji Normalitas Masyarakat Sekitar SMPN 6 Makassar

Berikut merupakan tabel hasil pengujian data normalitas dengan uji kolmogorov-smirnov Test untuk warga sekitar SMPN 6 Makassar.

Tabel 4.6 Uji normalitas warga sekitar SMPN 6 Makassar

Nama Pengujian Hasil Keterangan

Uji Kolmogorov-s 0.200 Terdistribusi Normal Gambar 4.8 Karakteristik Pendidikan

Gambar 4.9 Karakteristik Pekerjaan

Gambar 4.10 Tingkat Kebisingan di SMPN 6 Makassar

(6)

5 Sumber Output SPSS ( Terlampir )

Data terdistribusi normal apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05. Data variabel total memiliki signifikansi lebih dari 0.05 ( 0.2 > 0.005 ). Artinya data variabel terdistribusi secara normal.

4.4 Analisis Terhadap Uapaya Pengendalian Kebisingan Di SMPN 6 Makassar

Untuk melakukan penilaian hasil kuesioner akan digunakan perhitungan Chi Square tiap-tiap pertanyaan mengenai upaya pengendalian kebisingan di SMPN6 Makassar. Jika Sig < 0.05 maka siginifikan atau efektif, namun jika Sig > 0.05 maka tidak signifikan atau efektif.

4.4.1 Analisis Upaya Pengendalian Kebisisngan Untuk Civitas SMPN 6 Makassar

Berikut ini adalah hasil olahan dari jawaban civitas SMPN 6 Makassar terhadap upaya pengendalian kebisngan.

Tabel 4.7 Hasil analisis terhadap upaya pengendalian kebisingan

Uji Chi-Square Person Chi-Square Sig Noise barrier 107.634 0 Perkerasan jalan 195.554 0 Larangan klakson 165.262 0 Pembatasan kecepatan 210.242 0 Larangan membunyikan mesin motor 48.433 0

Pembuatan green belt 425.993 0

Sumber Output SPSS ( Terlampir )

Berdasarkan jawaban dari responden terhadap indikator-indikator strategi pencegahan kebisingan di SMPN 6 makassar diatas dapat di lihat dari nilai Chi Square Variabel, bahwa persepsi pengendalian kebisingan berupa pembuatan noise barier, perkerasan jalan, larangan membunyikan lakson pada saat memasuki kawasan sekolah, pembatsan kecepatan kendaraan, larangan membunyikan mesin motor pada saat memasuki lingkungan sekolah, dan pembuatan green belt memiliki nilai sig variabel sebesar 0.000 yang berarti telah efektif.

4.4.2 Analisis Upaya Pengendalian Kebisisngan Untuk Warga Sekitar SMPN 6 Makassar

Berikut ini adalah hasil olahan dari jawaban warga sekitar SMPN 6 Makassar terhadap upaya pengendalian kebisngan.

Tabel 4.8 Hasil analisis terhadap upaya pengendalian kebisingan

Uji Chi-Square Person Chi-Square Sig Noise barrier 33 0 Perkerasan jalan 45.800 0 Larangan klakson 31.400 0 Pembatasan kecepatan 57.200 0 Larangan membunyikan mesin motor 7.400 0.116

Pembuatan green belt 22.120 0

Sumber Output SPSS ( Terlampir )

Berdasarkan jawaban dari responden terhadap indikator-indikator strategi pencegahan kebisingan di SMPN 6 makassar dapat di lihat dari nilai Chi Square Variabel, bahwa upaya pengendalian kebisingan dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

1. Persepsi terhadap pengendalian kebisingan berupa pembuatan noise barier, perkerasan jalan, larangan membunyikan lakson pada saat memasuki kawasan sekolah, pembatsan kecepatan kendaraan, dan pembuatan green belt memiliki nilai sig variabel sebesar 0.000 yang berarti telah efektif.

2. Persepsi terhadap pengendalian kebisingan berupa larangan membunyikan mesin motor pada saat memasuki halaman sekolah memiliki nilai sig variabel sebesar 0.116 yang artinya belum efektif karena banyak yang memilih tidak setuju.

4.5 Uji Korelasi Antara Pendidikan Dan Persepsi Terhadap Tingkat Kebisingan

Uji korelasi ini berguna untuk melihat kuat atau besarnya hubungan antar dua variabel. Untuk uji korelasi ini akan digunakan teknik Sperman’s Rho dan Kendall’s Tau.

4.5.1 Uji Korelasi Antara Pendidikan Dan Perspsi Tingkat Kebisingan Civitas SMPN 6 Makassar

Berikut ini akan disajikan uji korelasi antara pendidikan dengan persepsi tingkat kebisingan terhadap civitas SMPN 6 Makassar

(7)

6 Tabel 4.9 Uji korelasi untuk civitas SMPN 6

Makassar Nama Pengujian Hasil Pengujian Keterangan Uji Kendall’s Tau 0.916 Tidak ada hubungan Uji Spearman’s Rho 0.919 Tidak ada hubungan

Sumber Output SPSS ( Terlampir )

Berdasarkan hasil korelasi Kendall’s Tau, tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dan persepsi tingkat kebisingan r (328) = 0.07;p > 0.05. Begitu juga berdasarkan hasil korelasi Spearman’s Rho, tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dan persepsi tingkat kebisingan, r (328 ) = 0.07; p > 0.05. Artinya pendidikan responden tidak berpengaruh terhadap perespsi tingkat kebisingan di sekolah tersebut.

4.5.2 Uji Korelasi Antara Pendidikan Dengan Persepsi Tingkat Kebisingan Warga Sekitar SMPN 6 Makassar

Berikut ini akan disajikan uji korelasi antara pendidikan dengan persepsi tingkat kebisingan terhadap civitas SMPN 6 Makassar

Tabel 4.10 Uji korelasi untuk warga sekitar SMPN 6 Makassar Nama Pengujian Hasil Pengujian Keterangan Uji Kendall’s Tau 0.414 Tidak ada hubungan Uji Spearman’s Rho 0.405 Tidak ada hubungan

Sumber Output SPSS ( Terlampir )

Berdasarkan hasil korelasi Kendall’s Tau, tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dan persepsi tingkat kebisingan r (50) = 0.104;p > 0.05. Begitu juga berdasarkan hasil korelasi Spearman’s Rho, tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dan persepsi tingkat kebisingan, r (50 ) = 0.112; p > 0.05. Artinya pendidikan responden tidak berpengaruh terhadap perespsi tingkat kebisingan di sekolah tersebut.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dikaji berdasarkan teori pendukung, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. a. Persepsi Civitas SMPN 6 Makassar terhadap tingkat kebisingan di lingkungan SMPN 6 Makassar sebanyak 5% menjawab tidak ribut, 9% menjawab kurang ribut, 55% agak ribut, 24% menjawab ribut, dan 7% menjawab sangat ribut. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat kebisingan di SMPN 6 Makassar masih dalam kondisi ribut walaupun tidak terlalu menganggu. b. Persepsi warga sekitar terhadap tibgkat kebisingan di lingkungan SMPN 6 Makassar sebanyak sebanyak 4% menjawab kurang ribut, 40% memilih agak ribut, 44% memilih ribut, dan 12% memilih sangat ribut.

2. Bentuk pengendalian kebisingan sekitar SMP Negeri 6 Makassar adalah berupa

noise barrier, perkerasan jalan berporos,

larangan membunyikan klakson, pembatasan kecepatan, pembuatan green belt yang semuanya memilih setuju kecuali pada larangan membunyikan kendaraan bermotor pada saat memasuki lingkungan sekolah yang menjawab kurang setuju untuk masyarakat sekitar sekolah.

3. Hubungan antara pendidikan terhadap persepsi tingkat kebisingan di SMP Negeri 6 Makassar tidak terlalu berpengaruh secara signifikan baik civitas maupun warga sekitar. Ini dipengaruhi karena kurangnya sosialisasi tentang pengaruh kebisingan dan dampaknya.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran yakni perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh kebisingan yang di timbulkan dari dalam sekolah itu sendiri.

(8)

7 Daftar Pustaka

AbuBakar, 2009. Persepsi Penumpang tentang Efektifitas Strategi Pencegahan Kejahatan Transjakarta dalam Mengatasi Terjadinya Pencopetan. Depok. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Ariani Ulfah, 2015. Analisis Tingkat Kebisingan pada Kawasan Perbelanjaan (Mall) di Kota Makassar dan Dampaknya Terhadap Lingkungan. Makassar. Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Armayani, Nur (2015). Analisis Tingkat Kebisingan Pada Kawasan Industri Makassar dan Dampaknya Terhadap Lingkungan. Makassar. Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

Al, Sutialmi, 2009. Analisis Tingkat Kebisingan Pada Kawasan Rumah Sakit di Kota Makassar dan Dampakya Terhadap Lingkungan. Makassar. Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Feidihal, 2007. Tingkat Kebisingan dan Pengaruhnya Terhadap Mahasiswa di Bengkel Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang. Padang. Politeknik Negeri Padang

Hana, Anza, 2013. Pengukuran Tingkat Kebisingan di ingkungan SMPN 2 Jember. Fakultas MIPA Universitas Jember. Jember

Islawati, 2015. Analisis Tingkat Kebisingan pada Kawasan Sekolah Menengah Atas di Kota Makassar. Makassar. Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Justin, Alex, 2012. Analisa Pengaruh Kebisingan Terhadap Performa Siswa Sekolah Dasar di Ruang Kelas. Depok. Fakultas Teknik Universitas Indonesia Maskur, Arief, 2012. Persepsi Masyarakat

Mengenai Gangguan Non-Auditory Terhadap Tingkat Kebisingan Di Kawasan Pemukiman Di Sekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta Pada Tahun 2012. Depok. Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeesitas Indonesia

Maknun, Johar, 2009. Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Efektifitas Proses Belajar Mengajar. Bandung. Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Pendidikan Indonesia

Metawati, Nur, Dkk, 2013. Evaluasi Pemenuhan Standar Tingkat Kebisingan Kelas di SMPN 23 Bandung. Bandung. Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Pendidikan Indonesia

Purnamasari, Tika, 2015. Analisis Tingkat Kebisingan Pada Kawasan Permukiman Sekitar Bandara Sultan Hasanuddin Dan Dampaknya Terhadap Lingkungan. Makassar. Fakultas Teknik Universitas Hasnuddin

Resiana, Febi, dkk, 2014. Efektivitas Penghalang Vegetasi sebagai Peredam Kebisingan Lalu Lintas di Kawasan Pendidikan Jalan Ahmad Yani Pontianak. Pontianak. Fahutan Univeersitas Tanjungpura

Rizki, N, Nurasrin, 2015. Analisis Tingkat Kebisingan pada Kawasan Sekolah Dasar di Makassar. Makassar. Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Sutialmi, Nurul, Al, 2009. Analisis Kebisingan pada Kawasan Rumah Sakit di Kota Makassar dan Dampaknya Terhadap Lingkungan. Makassar. Fakultas Teknik Universitas hasanuddin

Yadat, Tri, 2014. Studi Power Level Kebisingan Kendaraan Ringan di Kota Makassar. Makassar. Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Yermoda, Helga, 2013. Pengaruh Jarak dengan Penghalang Alami dan Buatan Terhadap Kebisingan Lalu Lintas di SDN 03 Alai Kota Padang. Padang. Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

a Hustim, 2012. A Study On Road Traffic Noise and ITS Mitigation In Developing

(9)

8

Countries (Case Study Of Makassar City Indonesia),

in the Acoustical Society of japan,”Raod traffic noise prediction model ASJ RTN-Model 2008,”Acoust Sci. & Tech- 31(1), pp.2-55 (2010).

Sumber:IEC. 1973a, 1973b pada Environmental health criteria - noise. 19S0. http : /www.inchem.org/docunicnts/ehcehcehcO 12tm

Gambar

Tabel 4.10 Uji korelasi untuk warga sekitar  SMPN 6 Makassar  Nama  Pengujian  Hasil  Pengujian  Keterangan  Uji  Kendall’s Tau  0.414  Tidak ada hubungan  Uji  Spearman’s  Rho  0.405  Tidak ada hubungan     Sumber Output SPSS ( Terlampir )

Referensi

Dokumen terkait

Pada uji Dissolved Oxygen (DO) dan uji Biological Oxygen Demand (BOD) perlakuan awal yang dilakukan ialah memasukkan sampel ke dalam botol winkler yang bertutup dengan cara

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Magang Industri dengan “Analisis

2 Wakil Dekan Bidang I SALINAN TERKENDALI 02 3 Wakil Dekan Bidang II SALINAN TERKENDALI 03 4 Manajer Pendidikan SALINAN TERKENDALI 04 5 Manajer Riset dan Pengabdian

Dari hasil refleksi berupa proses yang dilakukan bersama siswa bersama guru bertujuan membahas keseluruhan proses pembelajaran dalam menulis puisi pada siklus I.

Pengawasan kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila dipergunakan, mempertahankan kualitas produk yang sudah tinggi dan

Usaha pihak Pondok Pesantren Islamic Centre Al-Hidayah Kampar dalam mengembangkan serta memajukan Pondok Pesantren tersebut telah banyak yang dilakukan, diantaranya pengembangan

Dari tampilan Menu Utama gambar 9, user dapat memulai dengan memilih tombol “Select” untuk memulai proses pencarian bluetooth device yang akan berperan sebagai server yang

Musyawarah dan mufakat dalam Rapat Karakasanghasabha (Dewan Pimpinan) II/2012 Sangha Theravada Indonesia, pada tanggal 16—17 Juli 2012, di Pusdiklat Buddhis Sikkhadama