• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Tunjangan Profesi Guru terhadap Kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Tunjangan Profesi Guru terhadap Kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

137

PENGARUH TUNJANGAN PROFESI GURU TERHADAP KINERJA GURU SENI BUDAYA SMP

DI KABUPATEN TRENGGALEK

Pradana Firly Anoraga

Pendidikan Seni Rupa, FBS, Universitas Negeri Surabaya, pfirly26@gmail.com

Djuli Djatiprambudi

Pendidikan Seni Rupa, FBS, Universitas Negeri Surabaya, djulip@yahoo.com

Abstrak: Tunjangan Profesi Guru merupakan salah satu program pemerintah dalam rangka perbaikan kualitas pendidikan nasional. Melalui pemberian Tunjangan Profesi Guru, diharapkan para Guru memiliki kesempatan yang lebih besar dalam meningkatkan kualitas, kompetensi, dan kinerjanya termasuk diantaranya adalah Guru seni budaya SMP di Kabupaten Trenggalek. Berdasarkan Latar belakang penelitian, Rumusan masalah dari penelitian ini adalah (1) Adakah pengaruh Tunjangan Profesi Guru terhadap kinerja Guru seni budaya SMP di kabupaten Trenggalek? (2) Adakah perbedaan nilai kinerja Guru seni budaya SMP di Kabupaten Trenggalek Sebelum menerima Tunjangan dengan Sesudah menerima Tunjangan Profesi Guru? Dalam penelitian ini dipilih metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian pre-experimental dan bentuk penelitian one-shot case study. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Ada pengaruh yang kuat antara pemberian Tunjangan Profesi Guru dengan kinerja Guru seni budaya SMP di Kabupaten Trenggalek sebesar 49% (2) Terdapat Perbedaan nilai kinerja Guru seni budaya SMP di Kabupaten Trenggalek antara sebelum dan sesudah menerima Tunjangan Profesi Guru dengan nilai t hitung sebesar -7,88. Adapun rata-rata nilai peningkatan kinerja Guru seni budaya SMP di Kabupaten Trenggalek sebesar 110 poin sebelum menerima Tunjangan Profesi Guru, menjadi 117 poin sesudah menerima Tunjangan Profesi Guru. Jika dipersentasekan, nilai kinerja Guru naik 6,36% setelah menerima Tunjangan Profesi Guru.

Kata Kunci: Pengaruh, Tunjangan Profesi Guru, Kinerja Guru.

Abstract: Teacher profession subsidy is one of the government programs which used to improve the quality of national education. By giving teacher profession subsidy the government expect that teachers have a greater opportunity to improve their quality, competence, and performance, including junior high school arts education teacher in Trenggalek District.Based on the research background, so the questions are; (1) Are there any effect by giving teacher profession subsidy for arts and cultures junior high school teacher performance in Trenggalek District? (2) Are there any difference on the performance value of arts and cultures junior high school teacher in Trenggalek District before and after receiving the teacher profession subsidy?Quantitative research is choosen as the research methodology, with pre-experimental research design and one-shot case study as the research form. The result of this research showed that (1) There is a big effect by giving teacher profession subsidy with the performance of junior high school arts education teacher in Trenggalek district is amount of 49%. (2) There is a difference on the performance value of junior high school arts education teacher before and after receiving teacher profession subsidy with t value in amount of -7.88. Before receiving subsidy, the average value of junior high school arts education teacher performance is 110 point and then increases 117 point after receiving teacher profession subsidy. Those, teacher performance increases 6.36% after receiving teacher profession subsidy.

Keywords:Effect, Teacher Profession Subsidy, Teacher Performance.

PENDAHULUAN

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan menguji ada tidaknya perbedaan kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek setelah memperoleh tunjangan profesi guru, dengan sebelum mendapatkannya. Sejak diterbitkannya Undang-Undang Guru dan dosen, profesi Guru menjadi primadona baru

diantaranya bagi para calon mahasiswa yang sedang menentukan arah jenjang pendidikan. Hal ini seiring dengan kebijakan Pemerintah yang turut serta memberikan berbagai tunjangan dan fasilitas bagi profesi Guru yang telah memenuhi syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008. Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 merupakan tindak lanjut dari Undang-Undang Guru dan

(2)

dosen. Peraturan Pemerintah ini mengatur Mekanisme Sertifikasi Guru beserta tunjangan yang diberikan. Tunjangan tersebut adalah tunjangan Profesi Guru, Tunjangan profesi guru merupakan tunjangan yang besarnya setara dengan 1 (satu) kali gaji pokok Guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau Pemerintah daerah pada tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang sama. Tunjangan tersebut diberikan kepada guru yang telah menerima sertifikat pendidik dengan tujuan meningkatkan mutu Guru, sebagai penghargaan atas profesionalitas, untuk mengangkat martabat Guru, meningkatkan kompetensi Guru, memajukan profesi Guru, meningkatkan mutu pembelajaran, dan meningkatkan pelayanan pendidikan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri, Guru merupakan salah satu komponen penting yang akan menentukan sukses atau tidaknya suatu rangkaian proses pendidikan. Upaya perbaikan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan berdampak signifikan tanpa didukung oleh Guru yang profesional. untuk itu Pemerintah tidak tanggung tanggung dalam memperbaiki kualitas, kinerja, dan kesejahteraan Guru di Indonesia, diantaranya adalah melalui program pemberian Tunjangan Profesi guru.

Namun realita yang terjadi di lapangan, setelah menerima tunjangan profesi guru, kesejahteraan para guru meningkat secara signifikan, namun peningkatan kesejahteraan yang signifikan tersebut tidak disertai dengan peningkatan kinerja para guru, bahkan dalam beberapa kasus, kinerja guru cenderung stagnan bahkan mengalami penurunan setelah guru tersebut menerima tunjangan profesi guru.

Secara etimologis, Tunjangan profesi berasal dari kata tunjangan dan profesi. Secara harfiah Tunjangan adalah uang atau barang yang dipakai untuk menunjang, tambahan pendapatan di luar gaji sebagai bantuan atau sokongan. Sedankgkan profesi secara harfiah adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan ) tertentu. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa, tunjangan profesi adalah tambahan pendapatan diluar gaji pokok yang diberikan kepada seseorang yang bekerja atas dasar kejuruan atau keterampilan profesional dibidang tertentu. Menurut Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan dosen disebutkan bahwa tunjangan profesi yangdimaksud adalah tambahan pendapatan diluar gaji yang besarnya setara dengan 1 kali gaji pokok Guru pada tingkat,masa kerja dan kualifikasi yang sama yang dialokasikan dari dana APBN dan atau APBD.

Setiap Guru yang sudah melakukan aktifitas belajar mengajar tidak serta merta mendapatkan tunjangan profesi guru. Tunjangan profesi guru hanya diberikan kepada guru profesional. Untuk menjadi seseorang yang disebut

sebagai Guru profesional, menurut Undang-Undang nomor 14 tahun 2005, seseorang harus memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan pendidikan nasional. Adapun Kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh Guru ada empat macam yakni: (1) Kompetensi Kepribadian (2) Kompetensi Profesional (3) Kompetensi Pedagogig (3) Kompetensi Sosial.

Menurut wahyudi (2012:5) kinerja Guru merupakan prestasi kerja Guru sebagai hasil dorongan atau motivasi yang diperlihatkan dalam bentuk perilaku. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang sangatlah kompleks dan tidak semata mata terletak pada faktor kesejahteraan saja. Menurut Sutermeister dalam Riduan (2008:135) menggambarkan faktor faktor tersebut diantaranya: Latihan dan pengalaman kerja, pendidikan, sikap kepribadian, organisasi, para pemimpin, kondisi sosial, kebutuhan individu, kondisi fisik tempat kerja, kemampuan, dan motifasi kerja. Selain dari sisi output kinerja juga dapat dinilai dari proses, apakah seorang Guru tersebut dengan penuh dedikasi dan tanggungjawab melaksanakan tugasnya sebagai seorang pengajar, ataukah hanya mengajar untuk menggugurkan kewajiban. Sebagai seorang Guru yang menyandang sebutan profesional, kinerja tersebut dapat dinilai dengan berbagai indikator. Menurut Journal Education Leadership (dalam Aqib 2010:2) ada 4 ukuran seorang Guru disebut dengan Guru profesional yakni (1) memiliki komitmen pada siswa dan proses belajarnya, (2) secara mendalam menguasai bahan ajar dan cara mengajarkannya, (3) bertanggungjawab memantau kemampuan belajar siswa dengan berbagai teknik evaluasi, (4) serta menjadi bagian masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya. Disamping itu, kinerja Guru juga dapat diukur melalui instrumen penilaian pelaksanaan dan rubrik penilaian Guru berprestasi.

Bertolak dari latar belakang dan gambaran umum diatas, peneliti lanjutnya menyusun rumusan masalah sebagai berikut: (1) Adakah pengaruh tunjangan profesi Guru terhadap kinerja Guru Seni Budaya SMP Negeri di KabupatenTrenggalek? (2) Adakah perbedaan nilai kinerja Guru Seni Budaya SMP di KabupatenTrenggalek sebelum menerima tunjangan profesi Guru dengan sesudah menerima tunjangan profesi Guru? Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: (1) Mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh tunjangan profesi Guru terhadap kinerja Guru Seni Budaya SMP Negeri di Kabupaten Trenggalek. (2) Mengetahui besaran pengaruh tunjangan profesi Guru terhadap kinerja Guru Seni Budaya SMP Negeri di Kabupaten Trenggalek.

(3)

139 METODE

Atas dasar rumusan masalah yang telah disusun, dalam penelitian ini, variabel yang diteliti adalah pengaruh tunjangan profesi terhadap kinerja Guru Seni Budaya. Diluar tunjangan profesi, sesungguhnya masih terdapat faktor faktor lain yang mempengaruhi kinerja Guru, namun tidak menjadi fokus penelitian. Oleh karena itu, penelitian ini merupakan penelitian Pre-experimental design. Menurut Sugiyono (2014:161) dalam Pre– eksperimental design masih terdapat variabel luar yang tidak terkontrol namun ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen.

Untuk mengetahui pengaruh pemberian tunjangan profesi terhadap kinerja Guru Seni Budaya peneliti menggunakan model pre-eksperimen yang dapat dijelaskan sebagai berikut: Terdapat satu kelompok Guru mata pelajaran Seni Budaya yang diberi treatment berupa pemberian tunjangan profesi Guru, dan selanjutnya diobservasi kinerjanya. Dalam hal ini treatmen berupa pemberian tunjangan profesi Guru merupakan variabel independen, sedangkan hasil berupa kinerja Guru Seni Budaya yang bersangkutan sebagai variabel dependen, penelitian dengan model diatas menurut Sugiyono (2014:163) disebut sebagai penelitian one-shot case study.

Tabel 1.1: Model bentuk penelitian Perlakuan Observasi Kinerja hasil Peningkatan X O O1 O2 O1-O2

X = Perlakuan (Tunjangan profesi Guru) O1 = Hasil pengukuran sebelum diberi

perlakuan

O2 = Hasil Pengukuran setelah diberi perlakuan

O1-O2 = Pengaruh perlakuan ( Variabel

independen terhadap variabel dependen ) Menurut data terbaru yang diperioleh dari observasi awal, di Kabupaten Trenggalek sedikitnya terdapat 63 orang Guru Seni Budaya SMP 23 orang diantaranya, wanita dan 40 orang lainnya pria, dari jumlah tersebut 60 orang menyandang gelar sarjana pendidikan (S.Pd) dan 3 orang menyandang gelar pendidikan Seni murni (S.Sn) Para Guru Seni Budaya tersebut bertugas di 40 SMP Negeri di KabupatenTenggalek yang terbagi dalam 14 Kecamatan. Dari jumlah tersebut seluruh guru telah mengikuti program sertifikasi guru pada tahun 2009 hingga tahun 2014 dan secara rutin telah menerima

Tunjangan Profesi Guru. Dalam menentukan sampel penelitian, dipilih teknik sampling jenuh. Teknik sampel jenuh menurut Sugiyono (2011:68) adalah teknik penentuan sampel dengan mengikutsertakan seluruh anggota populasi sebagai sampel penelitian.

Penelitian ini dilakukan pada forum MGMP Seni Budaya SMP Kabupaten Trenggalek yang rutin menggelar pertemuan di salah satu SMP Negeri di wilayah kerja Kabupaten Trenggalek menggunakan teknik pengisian angket atau kuisioner yang telah disusun dengan menggunakan skala likert dengan interval 1 sampai dengan 4 sebegai teknik utama. Selain itu peneliti juga memanfaatkan teknik Observasi serta wawancara (Interview) sebagai teknik pengumpulan data yang akan memperkuat temuan instrument utama. Instrumen tersebut disusun berdasarkan kisi kisi yang mengacu pada 4 kompetensi Guru, yakni (1) Kompetensi Pedagogik, (2) Kompetensi Kepribadian, (3) Kompetensi Sosial, dan (4) Kompetensi Profesional. Sementara dalam sub-aspek merupakan modifikasi aspek-aspek kompetensi dari rubrik penilaian portofolio Guru berprestasi tahun 2014, dan Undang-Undang Guru dan dosen nomor 14 tahun 2005. Disamping itu, peneliti juga meninjau lokasi unit kerja beberapa orang Guru Seni Budaya yang menjadi sempel penelitian untuk mengumpulkan keterangan lebih lanjut melalui wawancara terstruktur tentang kinerja Guru yang bersangkutan.

Setelah dilakukan uji normalitas data, dan hasil yang diperoleh menyatakan bahwa data tersebut memiliki distribusi normal, maka untuk membuktikan Hipotesis asosiatif dilakukan dengan metode statistik parametrik. Teknik korelasi product moment merupakan salah satu statistik parametrik yang dapat digunakan untuk menganalisis hipotesis asosiatif.

Keterangan:

rxy = Korelasi variabel x dan y

X = (Xi- rata-rata X) Y = (Yi-Rata-rata Y) Selanjutnya Statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang saling berkorelasi dan datanya berbentuk interval adalah menggunakan t-test.

X1 = Rata Rata Sampel 1 S11=Varians Sampel 1 X2 = Rata Rata Sampel 2 S22=Varians Sampel 2 S1 = Simpangan Baku 1 r=Korelasi dua sampel S2 = Simpangan Baku 2

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh tunjangan Profesi Guru terhadap kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupeten Trenggalek, serta terdapat perbedaan atau tidak terdapat perbedaan nilai kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek baik sebelum maupun sesudah pemberian tunjangan Profesi Guru ini dikumpulkan dengan instrument angket. Data terdiri dari angket tunjangan Profesi Guru dan kinerja Guru Seni Budaya SMP. Kedua data tersebut diambil sekali, namun mencakup skor tunjangan Profesi Guru dan kinerja Guru Seni Budaya SMP, baik sebelum maupun sesudah pemberian tunjangan Profesi Guru.

Tunjangan Profesi Guru pada penelitian ini diukur dengan instrumen kuisioner yang berjumlah 30 butir pernyataan. Semua butir pernyataan telah dinyatakan valid pada uji coba instrument dengan skor 1 sampai dengan 4, sehingga diperoleh rentangan skor antara 30 sampai dengan 120. Berdasarkan analisis data dengan bantuan perangkat lunak komputer, diperoleh mean variabel X sebelum mendapatkan tunjangan Profesi Guru sebesar 96; median sebesar 94; modus sebesar 92 dan standar deviasi sebesar 7,39. Pada variabel x setelah pemberian tunjangan Profesi Guru diperoleh mean sebesar 103; median sebesar 102; modus sebesar 97 dan standar deviasi sebesar 6,6. Adapun distribusi skor tunjangan Profesi Guru pada masing masing kelas dapat dilihat pada diagram berikut:

Gambar 4.1: Diagram frekuensi Tunjangan yang diterima Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek sebelum dan sesudah pemberian tunjangan Profesi Guru.

Kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek pada penelitian ini diukur dengan instrumen angket yang berjumlah 34 butir pernyataan, setiap butir pernyataan telah dinyatakan valid pada uji coba instrument dengan skor 1 sampai dengan 4 sehingga diperoleh rentangan skor antara 34 sampai dengan 136. Berdasarkan hasil analisis dengan bantuan perangkat lunak komputer diperoleh mean variabel y sebelum pemberian tunjangan Profesi Guru sebesar 110; median sebesar 111; modus sebesar 103 dan standar deviasi

sebesar 9,9. Sedangkan pada variabel y setelah pemberian tunjangan Profesi Guru diperoleh nilai mean sebesar 117; median sebesar 119; modus sebesar 122 dan standar deviasi sebesar 9,0. Adapun distribusi nilai kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek pada masing masing kelas dapat dilihat pada diagram berikut ini:

Gambar 4.2: Diagram frekuensi Kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek sebelum dan

sesudah pemberian tunjangan Profesi Guru. Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik yang dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah pengujian prasyarat analisis berupa analisis untuk menguji normalitas data. Tahap kedua adalah analisis korelasi antar variabel dan analisis komparasi.Penggunaan rumus korelasi Product moment untuk analisis korelasi dan t test untuk analisis komparasi terlebih dahulu harus memenuhi prasyarat distribusi normal. Untuk itu perlu dilakukan uji normalitas. Dari hasil uji normalitas yang terdapat pada tabel dan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa nilai dari uji Kolmogorov smirnov Z dan Asymp.sig. sebesar 0,751 dan 0,626 lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data yang dianalisis berdistribusi normal. Sehingga analisis data dapat dilakukan dengan metode statistik parametrik.

Hasil analisis data Pengaruh Tunjangan Profesi Guru terhadap kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek yang dilakukan dengan bantuan perangkat lunak komputer, dan penghitungan manual. Dengan menggunakan rumus korelasi product moment, maka didapatkan nilai korelasi (r) kedua variabel tersebut sebesar 0,697. Setelah dibandingkan dengan r tabel, ternyata harga r hitung lebih besar dari r tabel (0,697>0.2441), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi kesimpulan dari hipotesis asosiatif adalah: Ada pengaruh pemberian tunjangan Profesi Guru terhadap kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek dengan nilai r hitung sebesar 0,697. Dalam analisis korelasi terdapat angka yang disebut dengan koefisien determinasi, besaran angka koefisien determinasi adalah kuadrad dari koefisien korelasi. Menurut Sugiyono

(5)

141 (2014:231) koefisien ini disebut dengan koefisien penentu, karena varians yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui variabel independen. Untuk kedua variabel di atas ditemukan r = 0,697. Koefisien determinasinya = r2 = 0,49. Hal ini berarti varians yang terjadi pada variabel kinerja 49% dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel tunjangan. Atau dengan kata lain 49% kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek dipengaruhi oleh besarnya Tunjangan Profesi Guru yang diterimanya, dan 51% oleh faktor lain, misalnya motivasi lerja, masa kerja, tingkat pendidikan Guru, serta lingkungan kerja Guru.

Hasil analisis perbandingan kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek antara sebelum menerima tunjangan Profesi Guru dengan sesudah menerima tunjangan Profesi Guru yang dilakukan dengan bantuan perangkat lunak komputer, dan penghitungan manual. Dengan menggunakan rumus t-test dua sampel berkorelasi, maka nilai komparasi (t) antara kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek sebelum dan sesudah menerima tunjangan Profesi Guru maka didapatkan nilai t hitung sebesar =-7,88. langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Nilai t tabel untuk dk= n1+n2-2 = 126-2=124 pada taraf signifikansi 5% adalah 1,97928. dengan menggunakan uji dua sisi, maka daerah penerimaan H0 berada di anatara -1,97928 sampai dengan +1,97928. Karena nilai t hitung berada diluar daerah penerimaan H0 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi kesimpulan dari hipotesis komparatif adalah: Terdapat Perbedaan nilai kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek antara sebelum dan sesudah menerima tunjangan Profesi Guru. Kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek, mengalami peningkatan dari 110 poin sebelum menerima tunjangan Profesi Guru meningkat menjadi 117 poin sesudah menerima tunjangan Profesi Guru atau mengalami peningkatan 6,36% setelah menerima tunjangan Profesi Guru. Peningkatan nilai kinerja sebesar 6,36% diperolah dari analisis nilai yang didapat dari rerata peningkatannya.

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh pemberian tunjangan Profesi Guru, terhadap kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek serta mengetahui perubahan nilai kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek ketika sebelum menerima tunjangan Profesi Guru dan ketika sudah menerima tunjangan Profesi Guru. Penelitian ini penting untuk dilakukan mengingat pemberian tunjangan Profesi Guru merupakan salah satu program strategis pemerintah dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia. Harapan dari pemberian tunjangan Profesi Guru sangat jelas, yakni meningkatnya kinerja Guru yang

implikasinya akan meningkatkan kualitas luaran pendidikan.

Pendidikan dalam bidang Seni Budaya tidak bisa dipandang sebelah mata dan dibandingkan dengan mata pelajaran lain di sekolah, meskipun tidak termasuk dalam mata pelajaran yang diujikan secara nasional, pendidikan Seni Budaya memiliki peranan yang besar dalam menumbuhkan kreatifitas, imajinasi, dan perkembangan otak kanan peserta didik. Pendidikan Seni Budaya juga menjadi peletak dasar industri kreatif, yang berbasis pada kemampuan penciptaan karya yang estetik dan memiliki nilai jual. Oleh karena itu pendidikan Seni Budaya perlu mendapatkan perhatian yang serius serta pengembangan materi secara berkesinambungan yang sesuai dengan perkembangan Seni Budaya nasional dan global.

Guru Seni budya memiliki peranan penting dalam proses pengembangan wawasan, penelitian, pengembangan media, dan dalam proses pembelajaran Seni Budaya di sekolah. Oleh karena itu, Guru Seni Budaya yang memiliki kompetensi, berkepribadian, dan Profesional mutlak dibutuhkan untuk membimbing peserta didik dalam memehami, mengapresiasi serta menciptakankarya Seni. Namun kondisi di lapangan masih jauh berbeda dengan standar yang diharapkan. Meskipun tidak seluruhnya, namun masih ditemukan Guru yang mengajar Seni Budaya namun tidak memiliki kompetensi di bidang tersebut. Dampaknya, pemahaman Seni Budaya yang diterima oleh peserta didik menjdi tidak utuh, kemampuan mengapresiasi karya Seni kurang maksimal, serta kemampuan berkarya Seni yang rendah. Dalam cakupan yang lebih luas pendidikan Seni Budaya yang tidak optimal menjadikan daya cipta peserta didik rendah dan tidak mampu bersaing di tengah tengah masyarakat, sehingga timbul presepsi bahwa Seni Budaya merupakan sesuatu yang sulit untuk dipelajari.

Program pemberian tunjangan Profesi Guru merupakan salah satu program pemerintah dalam bidang pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan Profesionalitas Guru. Program tersebut diperuntukkan bagi seluruh Guru yang telah memenuhi kualifikasi yang telah ditetapkan, termasuk diantaranya adalah Guru Seni Budaya SMP di kabupeten Trenggalek. Program tersebut menjadi langkah awal pemerintah untuk memperbaiki pendidikan sistem pendidikan di Indonesia mealui unsur Profesionalitas tenaga pendidiknya. Melalui program tersebut, diharapkan para Guru meningkatkan kualitas dan kompetensi pribadinya, meningkatkan kinerjanya, serta bersikap Profesional terhadap tanggung jawab yang dibebankan. Dengan demikian, tidak ada lagi alasan untuk melalaikan tugas Profesional sebagai seorang Guru dengan alasan kesejahteraan.

(6)

Setelah 10 tahun bergulir, program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan serta kesejahteraan Guru ini sering dikritisi oleh masyarakat. Hal ini terjadi karena masyarakat memandang bahwa pemberian tunjangan Profesi Guru tidak serta merta mampu memenuhi harapan masyarakat tentang pendidikan yang ideal. Pendapat masyarakat memang tidak sepenuhnya salah. Namun apabila kita kaji lebih dalam, pemberian tunjangan Profesi Guru memiliki dampak positif terhadap animo calon mahasiswa, untuk memilih Profesi Guru sebagai bidang yang hendak ditekuni. Hal ini tercermin dari besarnya minat calon mahasiswa yang mendaftar pada perguruan tinggi LPTK. Hal ini menjadikan peluang munculnya Guru Guru yang berkualitas akan lebih besar.

Selanjutnya Untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh pemberian tunjangan Profesi Guru terhadap kinerja Guru khususnya Guru mata pelajaran Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek, maka dilakukanlah penelitian ilmiah yang berjudul”Pengaruh tunjangan Profesi Guru terhadap kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek”. Penelitia ini mengambil sampel anggota MGMP Seni Budaya SMP Kabupaten Trenggalek, yang berjumlah 63 orang. Seluruh responden yang tergabung dalam MGMP Seni Budaya SMP Kabupaten Trenggalek telah menyandang predikat sebagai Guru Profesional dan telah menerima tunjangan Profesi Guru.

Penelitian dilakukan dengan instrument berupa angket yang didalamnya mencakup pernyataan-pernyataan yang mewakili indikator yang ada pada Tunjangan Profesi dan Kinerja Guru. Berdasarkan hasil Penelitian ini, diketahui bahwa pemberian tunjangan Profesi Guru memiliki pengaruh yang kuat dan signifikan terhadap kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek. Hasil ini dibuktikan dengan nilai korelasi yang kuat dan signifikan antara tunjangan Profesi Guru dengan kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek yaitu sebesar 0,697 atau dengan kata lain 49% kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek ditentukan oleh besarnya Tunjangan Profesi Guru yang diterimanya, dan 51% oleh faktor lain. Faktor lain yang dimaksud antara lain adalah Latihan dan pengalaman kerja, pendidikan, sikap kepribadian, organisasi, para pemimpin, kondisi sosial, kebutuhan individu, kondisi fisik tempat kerja, kemampuan, dan motifasi kerja yang mungkin termasuk dalam variabel moderator, dan variabel intervening yang tidak ikut serta dianalisis namun memiliki kemungkinan ikut mempengaruhi variabel dependen.

Pada pengujian hipotesis komparatif juga dibuktikan bahwa kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek mengalami peningkatan setelah

menerima tunjangan Profesi Guru. Hasil tersebut diperkuat dengan hasil t-test sebesar -7,88 < 1,97928. Hasil tersebut mencerminkan bahwa Terdapat Perbedaan nilai kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek antara sebelum dan sesudah menerima tunjangan Profesi Guru. Adapun rata-rata nilai peningkatan kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek adalah sebesar 110 poin ketika sebelum menerima tunjangan Profesi Guru meningkat menjadi 117 poin sesudah menerima tunjangan Profesi Guru atau telah terjadi peningkatan nilai kinerja setelah menerima tunjangan Profesi Guru sebesar 6,36% dari sebelumnya. Nilai tersebut diperolah dari analisis nilai yang didapat dari rerata peningkatannya.

Hasil analisis statistik diatas, diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada Guru Seni Budaya yang telah menerima tunjangan Profesi Guru. Kesimpulan dari keterangan yang diberikan oleh para narasumber antara lain menyatakan bahwa kesejahteraan mereka sedikit lebih baik sejak menerima tunjangan Profesi Guru. Kehidupan yang lebih sejahtera menjadikan para Guru mulai fokus dalam mengabdikan diri sebagai Guru Profesional. Beberapa orang dari narasumber bahkan telah melengkapi diri dengan berbagai fasilitas yang menunjang aktifitas Profesional mereka antara lain berupa kendaraan, alat komunikasi dan lain lain. Beberapa narasumber juga telah berusaha memenuhi beban mengajar selama minimal 24 jam tatap muka dalam 1 minggu dengan mencari sekolah MoU. Meski demikian dalam kegiatan belajar mengajar mungkin tidak terlalu banyak perubahan, antara lain dalam pemanfaatan teknologi dan media pembelajaran masih jarang dilibatkan, namun para Guru yang rata-rata memiliki masa kerja diatas 20 tahun ini mengaku tidak pernah mengalami kendala yang berarti ketika melakukan perencanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, terjawab sudah pertanyaan masyarakat mengenai pengaruh tunjangan Profesi Guru terhadap kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek. Meskipun dengan nilai yang tidak terlalu besar namun hasil diatas menjadi pertanda positif atas upaya peerintah dalam melakukan perbaikan kualitas pendidikan melalui sudut pandang perbaikan kesejahteraan dan kinerja Guru sebagai salah satu komponen penting dalam pendidikan nasional, khususnya Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek. Dengan perbaikan dan evaluasi secara berkesinambungan, tentu masyarakat berharap kinerja Guru dan kualitas pendidikan di Kabupaten Trenggalek dan di Indonesia pada umumnya dapat mengalami perbaikan yang lebih signifikan.

(7)

143 PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

 Ada pengaruh yang kuat antara pemberian tunjangan Profesi Guru dengan kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek sebesar 0,697 atau dengan kata lain 49% kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek dipengaruhi oleh besarnya Tunjangan Profesi Guru yang diterimanya, dan 51% oleh faktor lain. Faktor lain yang dimaksud adalah Latihan dan pengalaman kerja, pendidikan, sikap kepribadian, organisasi, para pemimpin, kondisi sosial, kebutuhan individu, kondisi fisik tempat kerja, kemampuan, dan motifasi kerja yang mungkin termasuk dalam variabel moderator, dan variabel intervening yang tidak ikut serta dianalisis namun memiliki kemungkinan ikut mempengaruhi variabel dependen.

 Terdapat Perbedaan nilai kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek antara sebelum dan sesudah menerima tunjangan Profesi Guru dengan nilai t hitung sebesar -7,88. Adapun rata-rata nilai peningkatan kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek adalah sebesar 110 poin ketika sebelum menerima tunjangan Profesi Guru meningkat menjadi 117 poin sesudah menerima tunjangan Profesi Guru Atau dengan kata lain terdapat kenaikan nilai kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek sebesar 6,36% sesudah menerima tunjangan Profesi Guru.

Berdasarkan angka yang ditunjukkan pada kesimpulan diatas secara keseluruhan dapat diterjemahkan bahwa pemberian tunjangan Profesi Guru memiliki pengaruh yang kuat dalam meningkatkan kesejahteraan dan martabat profesi guru di tengah masyarakat, hal ini sejalan dengan realita yang terjadi di lapangan, bahwa Guru memiliki kehidupan yang terbilang sejahtera, stigma Guru sebagai profesi yang berpenghasilan rendah berangsur angsur hilang, hal ini ditandai dengan besarnya minat masyarakat yang ingin mendaftarkan diri di Perguruan Tinggi berbasis LPTK. Namun demikian, jika kita melihat nilai kinerja Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek yang hanya meningkat sebesar 6,36% angka tersebut relatif kecil, hal ini patut disayangkan karena meningkatnya kesejahteraan belum berbanding lurus dengan peningkatan kinerja, hal ini sejalan dengan realita yang terjadi di lapangan, bahwa belum banyak prestasi menonjol di

bidang seni budaya di Kabupaten Trenggalek, Meski demikian, forum MGMP seni budaya SMP di Kabupaten Trenggalek sudah cukup aktif melaksanakan pertemuan rutin, dan mengikuti berbagai pagelaran dan kompetisi, baik di tingkat Regional maupun Nasional. Selanjutnya hasil penelitian diatas semoga dapat menjadi pemicu semangat Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek untuk melakukan evaluasi internal, serta meningkatkan kinerjanya menuju nilai yang lebih signifikan.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, untuk meningkatkan pengaruh pemberian tunjangan Profesi Guru dan meningkatkan tunjangan Profesi Guru sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang pemberian tunjangan Profesi Guru maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

 Tunjangan Profesi Guru yang telah diberikan supaya dikelola untuk membiayai kegiatan yang menunjang produktifitas, Profesionalitas serta meningkatkan kinerja.

 Tidak menghamburkan tunjangan yang telah diberikan, untuk kebutuhan yang bersifat kinsumtif.  Dengan memperhatikan nilai korelasi dan

komparasi pada penelitian diatas, maka Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek perlu melakukan evaluasi internal dan meningkatyan kinerjanya menuju tingkatan yang tebih signfikan.  Mengingat besarnya tunjangan yang diberikan,

maka pemerintah bisa meningkatkan standar seleksi dan fungsi kontrol yang ketat terhadap kinerja Guru yang bersangkutan.

 Melakukan evaluasi secara berkesinambungan terhadap kinerja para Guru, khususnya Guru mata pelajaran Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib,Zainal. 2010. Menjadi Guru Profesional

Berstandar Nasional. Bandung: Yrama Widya.

MGMP Seni Budaya Kabupaten Trenggalek. 2015. Daftar Guru Seni Budaya SMP Kabupaten Trenggalek. Trenggalek.

Riduwan. 2008. Metode dan Teknik Menyusun

Proposal Penelitian. Jakarta: Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Cara Mudah Menyusun: Skripsi, Tesis, dan Desertasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung:

Alfabeta.

Wahyudi,Imam. 2012. Panduan Lengkap Uji Sertifikasi Guru, Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Gambar

Gambar 4.1: Diagram frekuensi Tunjangan yang diterima  Guru Seni Budaya SMP di Kabupaten Trenggalek  sebelum dan sesudah pemberian tunjangan Profesi Guru

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian kualitatif ini berfokus pada permasalahan tipe, fungsi, dan teknik penciptaan humor verbal dalam acara gelar wicara stasiun televisi Indonesia.. Permasalahan

Kombinasi Tanaman Purun Tikus ( Eleocharis dulcis ), Ekor Kucing ( Typha latifolia ), Dan Eceng Gondok ( Eichhornia crassipes) terbukti dapat menurunkan pencemar dalam

Dengan demikian dapat disimpulkan dari hasil analisis linier berganda menunjukkan bahwa variabel Komitmen Organisasional merupakan salah satu faktor yang memiliki

bersangkutan. Keyakinan terhadap preferen serta pengalaman masa lalu konsumen. Bahkan berkaitan dengan keinginan konsumen untuk membeli produk yang dihasilkan tersebut,

Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh pengelola BAAK STKIP PGRI Pacitan di jelaskan bahwa di STKIP PGRI Pacitan dalam penyampaian informasi mahasiswa masih ditempel di papan

Peraturan pemerintah tahun 1982 tentang perlindungan upah dalam pasal 1: “ Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pekerjaan kepada buruh untuk sesuatu pekerjaan atau

Hanya saja pada poin c dalam fatwa tersebut disebutkan bahwa “Jangka waktu usaha, tatacara pengembalian dana, dan pembagian keuntungan ditentukan berdasarkan

Multazam Wisata Agung Cabang Pekanbaru dalam meningkatkan jumlah jamaah haji dan umrah adalah sesuai dengan prinsip-prinsip dalam etika Ekonomi Islam seperti