• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MEMBACA NYARING TEKS DENGAN METODE READING GUIDE PADA SISWA KELAS III MI ISLAM PUCANGRO KALITENGAH LAMONGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MEMBACA NYARING TEKS DENGAN METODE READING GUIDE PADA SISWA KELAS III MI ISLAM PUCANGRO KALITENGAH LAMONGAN."

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MEMBACA NYARING TEKS DENGAN METODE READING GUIDE PADA

SISWA KELAS III MI ISLAM PUCANGRO KALITENGAH LAMONGAN

SKRIPSI

Oleh:

SITI MUFAROHAH NIM: D97212109

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INDONESIA

MATERI MEMBACA NYARING TEKS DENGAN METODE READING

GUIDE PADA SISWA KELAS III MI ISLAM PUCANGRO KALITENGAH LAMONGAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Tarbiyah

Oleh:

SITI MUFAROHAH NIM: D97212109

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

viii ABSTRAK

Siti Mufarohah. 2017. Peningkatan Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Materi Membaca Nyaring Teks Dengan Metode Reading Guide Pada Siswa

Kelas III MI ISLAM Pucangro Kalitengah Lamongan. Skripsi Program

Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing : Dr. Jauharoti Alfin, S.Pd. M.Si.

Kata Kunci : Motivasi Belajar Bahasa Indonesia, Membaca Nyaring, Metode Reading Guide

Latar belakang pembelajaran Bahasa Indonesia di MI ISLAM Pucangro yang cenderung membosankan dan kurang menarik, apalagi siswa yang cenderung malas membaca, dan kurang tekun ketika mendapat tugas. Banyak siswa yang kurang tertarik dengan materi membaca nyaring, sehingga siswa kurang memiliki motivasi membaca, selain itu peneliti juga melihat guru yang kurang inovasi dalam pembelajaran membaca nyaring. Penelitian ini dilaksanakan di MI ISLAM Pucangro Kalitengah Lamongan kelas III yang berjumlah 40 siswa.

Rumusan masalah penelitian ini adalah (1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia kelas III MI ISLAM Pucangro Kalitengah Lamongan sebelum menggunakan metode reading guide?, (2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III MI ISLAM Pucangro Kalitengah Lamongan dengan menerapkan metode Reading Guide?, (3) Bagaimana peningkatan motivasi membaca siswa setelah menerapkan metode reading guide pada siswa mata pelajaran bahasa Indonesia kelas III MI ISLAM Pucangro Kalitengah Lamongan?

Metode penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas) menurut Kurt Lewin dengan menggunakan penelitian data kuantitatif. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui angket, observasi, wawancara, lembar kerja dan dokumentasi. Data tes hasil belajar siswa dianalisis berdasarkan rumusan presentase KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 70.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah menerapkan metode

Reading Guide pada saat proses pembelajaran bahasa Indonesia materi membaca

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL i

HALAMAN JUDUL ii

MOTTO iii

PERSEMBAHAN iv

HALAMAN PERSETUJUAN vi

HALAMAN PENGESAHAN vii

ABSTRAK viii

KATA PENGANTAR ix

DAFTAR ISI xii

DAFTAR TABEL xvi

DAFTAR GAMBAR xvii

DAFTAR LAMPIRAN xviii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah Penelitian 5

C. Tindakan yang dipilih 5

D. Tujuan Penulisan 7

E. Lingkup Penelitian 7

(9)

G. Definisi Operasional 9

H. Sistematika Pembahasan 9

BAB II :KAJIAN TEORI A. Motivasi Belajar

1. Devinisi Motivasi Belajar 11

2. Jenis-jenis Motivasi 13

3. Fungsi Motivasi 14

4. Ciri-ciri Motivasi Belajar 15

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar 16

6. Cara Memberi Motivasi 18

7. Peran Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran 19 B. MetodePembelajaranReading Guide

1. Pengertian Reading Guide 20

2. Ciri-ciri Metode Pembelajaran Reading Guide 20 3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Reading Guide 20 4. Tujuan Metode Pembelejaran Reading Guide 21 5. Langkah-langkah Mengimplementasikan Metode Reading Guide

22 6. Penerapan Reading Guide dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

22 C. Mata PelajaranBahasa Indonesia

(10)

3. Keterampilan dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di MI 25 4. Jenis-jenis Membaca dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 26

BAB III :PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian 30

B. Setting Penelitian 32

C. Subjek Penelitian 32

D. Variabel yang Diteliti 33

E. Rencana Tindakan 33

F. Pengumpulan Data 39

G. Indikator Kinerja 51

H. Tim Peneliti dan Tugasnya 52

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA A. Deskripsi Lokasi Penilitian

1. Profil Sekolah 54

2. Kondisi Sekolah 55

3. Visi dan Misi Sekolah 56

4. Tenaga Guru 56

5. Nama-nama Siswa 57

B. Hasil Penelitian

1. Prasiklus 59

2. Siklus I 62

3. Siklus II 76

(11)

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan 99

B. Saran 100

DAFTAR PUSTAKA 102

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN 103

RIWAYAT HIDUP 104

(12)

DAFTAR TABEL

(13)

DAFTAR GAMBAR

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrument Wawancara Guru sebelum menggunakan metode reading guide

Lampiran 2 Instrument Wawancara Guru sesudah menggunakan metode reading guide

Lampiran 3 Instrument Wawancara Siswa sebelum menggunakan metode reading guide

Lampiran 4 Instrument Wawancara Siswa sesudah menggunakan metode reading guide

Lampiran 5 Hasil Angket Motivasi Membaca Pra Siklus Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 8 Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 9 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Lampiran 10 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Lampiran 11 Lembar Validasi Aktivitas Guru

Lampiran 12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Lampiran 13 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Lampiran 14 Lembar Validasi Aktivitas Siswa

Lampiran 15 Hasil Angket Motivasi Siswa Siklus I Lampiran 16 Hasil Angket Motivasi Siswa Siklus II Lampiran 17 Lembar Kisi-kisi Instrumen Butir Angket Lampiran 18 Lembar Validasi Angket Motivasi Siswa Lampiran 19 Surat Tugas

(15)

Lampiran 21 Surat Keterangan Dari Sekolah Lampiran 22 Kartu Konsultasi

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia selalu membutuhkan motivasi untuk mewujudkan harapan dan tujuan yang ada dalam dirinya. Motivasi sangat penting dan dibutuhkan oleh seseorang dalam segala bidang. Begitu pula dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.

Dalam kegiatan pembelajaran, salah satu subjek yang memiliki motivasi adalah siswa. Siswa yang memiliki motivasi tinggi, tentu akan semakin rajin belajar. Begitu pula sebaliknya, jika seorang siswa tidak memiliki motivasi, maka siswa tidak akan menunjukkan minat dalam belajar. Motivasi itulah yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar siswa.

Motivasi yang ada pada siswa sangat beragam, sesuai pendapat yang dikemukakan oleh Sardiman bahwa ciri motivasi yang ada pada siswa antara lain adalah tidak cepat puas atas prestasi yang diperoleh1. Namun kenyataannya banyak siswa yang tidak memiliki motivasi sesuai pendapat tersebut. Sebagian besar motivasi siswa belajar di sekolah hanyalah sebagai formalitas. Ketika sampai di sekolah, siswa lebih banyak bermain dengan teman-temannya, tidak menunjukkan minat belajar, serta sebagian siswa tidak suka bekerja mandiri. Hal itulah yang menunjukkan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi belajar.

(17)

2

Dalam menumbuhkan motivasi dalam diri siswa, peran orang tua dan guru sangat diperlukan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar dapat mendorong peningkatan kualitas pembelajaran, karena peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi belajar yang tinggi. Seperti yang ditemui di MI ISLAM Pucangro Kalitengah, sebagian besar siswa kelas III memiliki problematika pada motivasi belajar yang rendah. Kegiatan pembelajaran di dalam kelas juga bersifat pasif2.

Khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diajarkan berbagai keterampilan berbahasa, diantaranya adalah keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, menulis. Salah satu keterampilan berbahasa yang perlu dipelajari terlebih dahulu adalah membaca.

Penguasaan keterampilan membaca sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari saat ini, namun kenyataannya keterampilan membaca kurang mendapat respon posistif dari siswa. Hal tersebut karena siswa malas membaca dan bergantung pada orang lain. Dalam kompetensi membaca nyaring, banyak siswa yang kurang tertarik pada materi tersebut. Hal ini menyebabkan sebagian besar siswa tidak memiliki motivasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Berdasarkan pengamatan prasiklus pada siswa kelas III MI ISLAM Pucangro Kalitengah yang menunjukkan bahwa 37,5% motivasi membaca siswa sangat rendah, 42,5% motivasi membaca siswa rendah, dan 20% sudah minat dalam

(18)

3

membaca.3 Sedangkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran yang harus dicapai siswa ialah 70. Kejenuhan belajar juga dapat di alami siswa apabila siswa telah kehilangan motivasi dan kehilangan konsolidasi salah satu tingkat keterampilan tertentu sebelum siswa sampai pada tingkat keterampilan berikutnya (Caplin, 1972).4

Fakta ini di latar belakangi salah satunya adalah pembelajaran di kelas yang di lakukan guru dengan metode ceramah, sehingga yang lebih aktif adalah guru. Sebagai seorang calon guru, kita seharusnya memiliki kemampuan untuk mendesain pembelajaran yang inofatif dan menarik untuk para peserta didik supaya peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar.

Menurut Grasser ada empat hal yang harus dikuasai guru, yakni: (a) menguasai bahan pelajaran, (b) kemampuan mendiagnosis tingkah laku siswa, (c) kemampuan melaksanakan proses pengajaran, dan (d) kemampuan mengukur hasil belajar siswa.5 Guru akan dengan mudah mendesain pembelajaran jika menguasai kemampuan mendesain pembelajaran yang telah disebutkan sebelumnya. Namun tidak hanya kemampuan mendesain pembelajaran saja yang harus dikuasai oleh guru tetapi juga pengembangan media dan sumber belajar. Seorang guru dituntut untuk dapat merancang pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai jenis media

3

Angket prasiklus siswa kelas III MI ISLAM Pucangro Kalitengah Lamongan

4Muhibbin Syah, PSIKOLOGI BELAJAR, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), Hal 64 5Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset,

(19)

4

dan sumber belajar yang sesuai agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

Dengan adanya permasalahan di atas, idealnya perlu sesuatu inovasi yang baru dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang diharapkan dapat menunjang motivasi belajar siswa agar lebih tinggi dari sebelumnya. Dalam hal ini peneliti akan menggunakan metode Reading Guide.

Reading Guide merupakan metode yang dalam pembelajarannya memandu

peserta didik untuk lebih dari sekedar membaca biasa dimana teks bacaan yang mereka baca telah disiapkan oleh guru yang temanya disesuaikan dengan materi/tema pembelajaran. Dengan menerapkan metode tersebut, diharapkan siswa lebih berperan aktif dalam pembelajaran sehingga kelas tidak monoton. Tidak hanya itu, siswa juga dilatih untuk lebih teliti dalam menjawab soal, guru juga mudah mengetahui dan memahami siswa yang malas dan yang rajin, siswa juga termotivasi untuk senang membaca.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti perlu mengadakan penelitian untuk menambah motivasi belajar siswa yang berjudul “PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MEMBACA NYARING TEKS DENGAN METODE READING GUIDE PADA SISWA KELAS III DI MI

ISLAM PUCANGRO KALITENGAH LAMONGAN”

(20)

5

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia kelas III di MI Islam Pucangro Kalitengah Lamongan sebelum menggunakan metode Reading

Guide?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III MI ISLAM Pucangro Kalitengah Lamongan dengan menerapkan metode Reading Guide?

3. Bagaimana peningkatan motivasi membaca siswa setelah menerapkan Metode

Reading Guide pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas III MI Islam

Pucangro Kalitengah Lamongan?

C. Tindakan yang dipilih

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas tindakan yang dipilih oleh peneliti bersama teman sejawat (guru) menggunakan metode pembelajaran Reading Guide untuk mengatasi masalah rendahnya motivasi belajar membaca nyaring siswa kelas III MI Islam Pucangro.

(21)

6

Langkah-langkah pembelajaran metode Reading Guide:6

1. Siapkan bahan ajar yang berupa teks tulis yang substansi sesuai dengan materi/tema yang ditentukan dalam Kompetensi Dasar.

2. Siapkan kisi-kisi yang berupa tugas yang terdiri dari beberapa pertanyaan-pertanyaan yang belum lengkap atau sempurna sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sebagaimana yang telah dirumuskan dalam Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK).

3. Bagikan bahan ajar yang berupa teks tulis dan kisi-kisi yang berupa pernyataan-pernyataan yang belum lengkap tersebut kepada para peserta didik (bisa secara kelompok atau individu).

4. Mintalah kepada masing-masing kelompok atau individu untuk membaca dan mempelajari bahan ajar dan mengisi kisi-kisi tersebut

5. Kemudian setelah peserta didik mengerjakan tugas mintalah kepada mereka baik secara kelompok atau secara individu untuk mempresentasikan hasil kerjanya masing-masing.

6. Berikan konfirmasi (klarifikasi) kepada para peserta didik setelah mereka selesai mempresentasikan hasil kerjanya.

Di rencana tindakan dengan dua siklus yakni siklus I dan siklus II dengan menggunakan model PTK Kurt Lewin. Perencanaan dua siklus karena pertimbangan dari jumlah siswa dalam satu kelas yang terlalu banyak, sehingga pembelajaran metode Reading Guide ini dapat lebih memberikan pemahaman

6

(22)

7

menyeluruh jika dilakukan dengan bertahap. Tiap siklus terdiri atas empat langkah utama atau pokok, yaitu: a) Perencanaan (Planning), b) Aksi/tindakan (Acting), c) Observasi (Observing), d) Refleksi (Reflecting)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui pelaksanaa pembelajaran Bahasa Indonesia pada kelas III MI

ISLAM Pucangro sebelum menggunakan metode Reading Guide

2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia pada kelas III MI ISLAM Pucangro dengan menerapkan metode Reading Guide

3. Mendeskripsikan peningkatan motivasi belajar siswa setelah pembelajaran dengan metode pembelajaran Reading Guide

E. Lingkup Penelitian

Agar lingkup penelitian mengarah pada tujuan yang akan dicapai, maka dari latar belakang masalah di atas dibuat lingkup penelitian sebagai berikut:

a. Subyek penelitian adalah siswa kelas III di MI Islam Pucangro Kalitengah lamongan mata pelajaran bahasa Indonesia.

b. Implementasi (pelaksanaan) penelitian ini menggunakan metode pembelajaran

Reading Guide untuk meningkatkan motivasi belajar pada pelajaran bahasa

(23)

8

F. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mengharapkan adanya manfaat atau kegunaan, khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi yang berkepentingan di bidang pendidikan. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu: 1. Guru

Untuk meningkatkan kualitas mengajar dan mencoba menerapkan metode pembelajaran Reading Guide sebagai inovasi baru dalam proses pembelajaran. Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi bahasa Indonesia

2. Siswa

Dengan banyaknya metode pembelajaran mereka mendapatkan banyak variasi dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

3. Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan sekolah untuk mengembangkan metode-metode pembelajaran.

G. Definisi Operasional

(24)

9

Motivasi adalah kekuatan atau dorongan yang ada dalam diri individu untuk melakukan sesuatu yang dikehendaki.

2. Pengertian Metode Reading Guide

Metode Reading Guide merupakan sebuah Metode yang pembelajarannya memandu peserta didik untuk membaca sebuah bacaan yang telah disiapkan oleh guru yang isinya disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan selengkapnya dari penelitian adalah sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan yang meliputi: (a) Latar Belakang Masalah, (b) Rumusan

Masalah, (c) Tindakan yang Dipilih, (d) Tujuan Penelitian, (e) Lingkup Penelitian, (f) Manfaat Penelitian, (g) Definisi Operasional, (h) Sistematika Pembahasan.

BAB II: Kajian Teori, yang meliputi: (a) Motivasi Belajar (b) Metode Pembelajaran

Reading Guide (c) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

BAB III: Prosedur penelitian tindakan kelas, yang meliputi: (a) Metode Penelitian, (b) Setting penelitian, (c) Subjek Penelitian, (d) Variabel yang Diteliti, (e) Rencana Tindakan, (f) Pengumpulan Data, (g) Indikator Kinerja, (h) Tim Peneliti dan Tugasnya.

(25)

10

(26)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Motivasi Belajar

1. Definisi Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai kekuatan yang

terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak bisa diamati secara langsung, tetapi dapat diinterprestasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya satu tingkah laku tertentu8.

Motivasi dipandang sebagai suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Kata

motivation dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin motivum yang

menunjuk pada alasan tertentu mengapa sesuatu itu bergerak.9 Menurut Mc Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.10

8

Hamzah B Uno, Teori motifasi dan pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara. 2011), Hal 23

9Sri Esti W, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 2008), h.329

10Sardirman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007),

(27)

12

Motivasi sangat beragam, salah satunya motivasi pada ranah pembelajaran. Menurut pendapat sardiman, motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arahan pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai11. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Tadjab, yang menjelaskan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar itu demi mencapai satu tujuan12.

Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber. Pada peristiwa pertama, motivasi siswa yang rendah dapat menjadi lebih baik setelah mendapat informasi yang benar. Pada peristiwa kedua, motivasi belajar dapat menjadi rendah dan dapat diperbaiki kembali. Pada kedua peristiwa tersebut peranan guru untuk mempertinggi motivasi belajar siswa sangat berarti.

Dalam memotivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar. Ada tiga komponen utama dalam motivasi, yaitu: a) Kebutuhan, b) Dorongan, c) Tujuan.

(28)

13

Kebutuhan terjadi bila individu ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu.

Motivasi belajar penting artinya dalam proses belajar siswa karena fungsinya yang mendorong menggerakkan dan mengarahkan kegiatan belajar. Karena itu, prinsip-prinsip menggerakkan motivasi belajar sangat erat kaitannya dengan prinsip-prinsip belajar itu sendiri.

Dalam perilaku belajar terdapat motivasi belajar. Motivasi belajar tersebut ada yang intrinsik dan ada yang ekstrinsik. Penguatan motivasi-motivasi belajar tersebut berada di tangan para guru/pendidik.

2. Jenis-jenis Motivasi

Jenis-jenis motivasi sangat beragam, jika dilihat dari berbagai sudut pandang. Sardiman mengatakan bahwa motivasi itu sangat bervariasi, antara lain13:

a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

1) Motif-motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir

2) Motif-motif yang dipelajari artinya motif yang timbul karena dipelajari b. Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis dalam Sardiman

antara lain:

(29)

14

1) Motif atau kebutuhan organis misalnya, kebutuhan minum, makan, bernafas, seksual, dan lain-lain.

2) Motif-motif darurat misalnya, menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dan sebagainya.

c. Motivasi Jasmani dan Rohani

1) Motivasi jasmani seperti, rileks, insting otomatis, nafas dan sebagainya 2) Motivasi rohani, seperti kemauan atau minat

d. Motivasi instrinsik dan ekstrinsik

1) Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang terjadi aktif atau berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu

2) Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perngsang dari luar14.

3. Fungsi motivasi

Motivasi belajar dianggap penting di dalam proses belajar dan pembelajaran dilihat dari segi fungsi dan nilainya atau manfaatnya. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar mendorong timbulnya tingkah laku dan mempengaruhi serta mengubah tingkah laku siswa. Fungsi motivasi dalam belajar yang akan diuraikan sebagai berikut:15

a. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan

14 Sardiman A, M, Interaksi dan Motivasi… hal 89

(30)

15

Tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah

Motivasi mengarahkan perubahan untuk mencapai yang diinginkan. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak

Motivasi dapat menggerakkan tingkah laku seseorang. Selain itu, motivasi belajar berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.

4. Ciri-ciri Motivasi Belajar

Untuk mengetahui siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi dapat dikenali melalui proses belajar mengajar di kelas sebagaimana dikemukakan oleh Brown (1981) sebagai berikut16:

a. Tertarik kepada guru, artinya membenci atau bersikap acuh tak acuh b. Tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan

c. Mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama pada guru.

d. Ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas e. Ingin identitasnya diakui oleh orang lain

f. Tindakan, kebiasaan dan moralnya selalu dalam control diri

16

(31)

16

g. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali h. Dan selalu terkontrol oleh lingkungannya

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Sardiman (1986) bahwa ciri-ciri motivasi yang ada pada diri seseorang adalah:17

a. Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu yang lama.

b. Ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa. c. Tidak cepat puas atas prestasi yang diperoleh

d. Menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah belajar.

e. Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung pada orang lain f. Tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin

g. Dapat mempertahankan pendapatnya

h. Tidak mudah melepaskan apa yang diyakini i. Senang mencari dan memecahkan masalah

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Dalam aktifitas belajar, seorang individu memerlukan suatu dorongan atau motivasi sehingga sesuatu yang diinginkannya dapat tercapai. Dalam hal ini ada beberapa faktor yang memengaruhi motivasi belajar, antara lain:

a. Faktor Individual

(32)

17

Seperti: kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi

b. Faktor Sosial

Seperti: keluarga atau keadaan rumah tangga, guru, dan cara mengajarnya, alat-alat dalam belajar, dan motivasi sosial18

Selain itu, motivasi belajar juga dapat timbul karena faktor instrinsik dan ekstrinsik.

1) Faktor Instrinsik

a) Hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar b) Harapan akan cita-cita

2) Faktor Ekstrinsik

a) Adanya penghargaan

b) Lingkungan belajar yang kondusif c) Kegiatan belajar yang menarik19

Selain faktor-faktor yang telah disebutkan diatas, ada 6 faktor lain yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu:

a. Sikap

18 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2002), hal 102

(33)

18

Sikap adalah kombinasi antara konsep, informasi, dan emosi yang menyebabkan kecenderungan individu untuk mereaksi senang atau tida senang terhadap orang, kelompok, ide, kejadian atau objek-objek tertentu. b. Kebutuhan

Kebutuhan adalah suatu kondisi kekurangan yang mendorong individu untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.

c. Rangsangan

Rangsangan adalah segala perubahan dalam persepsi atau pengalaman dalam lingkungan yang menyebabkan individu menjadi aktif.

d. Emosi

Emosi, mengacu pada pengalaman individu selama proses belajar. e. Kemampuan

Kemampuan, mengacu kepada kemampuan individu untuk merespon sebagai hasil belajar

f. Penguatan

Penguatan adalah segala kegiatan yang memelihara dan meningkatkan kemungkinan untuk merespon lebih lanjut.

6. Cara Memberi Motivasi

Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk menggerakkan atau membangkitkan motivasi belajar siswanya20:

(34)

19

a. Memberi Angka

Yang merupakan simbol dari kegiatan belajar, banyak siswa yang belajar hanya untuk mendapatkan angka/nilai yang baik. Biasanya siswa yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai dalam raport.

b. Hadiah

Hadiah juga dapat digunakan sebagai motivasi, tetapi tidak selalu demikian. Karena hadiah untuk pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat dalam pekerjaan tersebut

c. Memberi ulangan

Para siswa akan giat belajar apabila mengetahui akan adanya ulangan. d. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil apalagi terjadi kemajuan akan mendorong siswa untuk giat belajar.

e. Pujian

Sebagai hadiah yang positif yang sekaligus memberikan motivasi yang baik. f. Hukuman

Sebagai hadiah yang negative tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

7. Peran Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran

(35)

20

a. Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar b. Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai

c. Menentukan ketekunan belajar21

B. Metode Pembelajaran Reading Guide

1. Pengertian Reading Guide

Secara etimologis Reading Guide berasal dari bahasa Inggris yang berarti Panduan membaca. Sedangkan secara terminologis Reading Guide merupakan sebuah metode pembelajaran yang memandu peserta didik dengan membaca sebuah bahan bacaan (sebagai panduan) yang disiapkan oleh guru yang isinya disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Di samping itu guru juga menyiapkan kisi-kisinya yang berupa pertanyaan-pertanyaan atau bisa juga bagan atau skema yang dapat dijawab oleh peserta didik dari bahan bacaan yang telah mereka baca dan pelajari sebelumnya.

2. Ciri-ciri Metode Pembelajaran Reading Guide

Ciri-ciri metode pembelajaran Reading Guide, yaitu:

a. Adanya bahan bacaan (referensi) yang isinya sesuai dengan tema yang akan diajarkan

b. Adanya tugas yang harus dikerjakan peserta didik yang berupa pernyatan-pernyataan yang harus disempurnakan atau dilengkapi oleh peserta didik sesuai dengan isi bacaan yag telah mereka baca.

(36)

21

c. Adanya interaksi persepsional antar anggota dalam kelompok, jika dilakukan secara kelompok.

3. Kelebihan dan kekurangan metode Reading Guide

Adapun kelebihan dari metode pembelajaran Reading Guide, adalah sebagai berikut:

a. Peserta didik lebih berperan aktif b. Materi dapat diselesaikan dalam kelas

c. Memotivasi peserta didik untuk senang membaca d. Membangkitkan minat membaca

e. Mengerti peserta didik yang serius dan tidak serius f. Peserta didik dituntun untuk teliti dalam menjawab soal

g. Guru mudah mengetahui kelemahan dan kelebihan siswa dalam membaca h. Adanya keseimbangan dalam mengembangkan ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik

i. Guru mudah mengetahui dan memahami peserta didik yang malas dan yang rajin

Sedangkan kelemahan dari metode pembelajaran Reading Guide, yaitu: a. Kurang efektif dalam membaca karena singkatnya waktu

b. Kadang membuat jenuh peserta didik 4. Tujuan Metode Pembelejaran Reading Guide

(37)

22

a. Memberikan fokus perhatian peserta didik terhadap poin-poin penting yang ada dalam bahan bacaan melalui kisi-kisi yang berupa tugas melengkapi atau menyempurnakan pernyataan-pernyataan yang terkait dengan isi materi yang terdapat dalam bahan bacaan

b. Menciptakan kerjasama antar anggota dalam kelompok, jika metode ini dilakukan secara kelompok.

5. Langkah-langkah mengimplementasikan metode Reading Guide

Berikut merupakan langkah-langkah mengimplementasikan metode pembelajaran Reading Guide22, yaitu:

a. Siapkan bahan ajar yang berupa teks tulis yang substansi sesuai dengan materi/tema yang ditentukan dalam Kompetensi Dasar

b. Siapkan kisi-kisi yang berupa tugas yang terdiri dari beberapa pertanyaan-pertanyaan yang belum lengkap atau sempurna sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sebagaimana yang telah dirumuskan dalam Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

c. Bagikan bahan ajar yang berupa teks tulis dan kisi-kisi yang berupa pernyataan-pernyataan yang belum lengkap tersebut kepada para peserta didik (bisa secara kelompok atau individu)

d. Mintalah kepada masing-masing kelompok atau individu untuk membaca dan mempelajari bahan ajar dan mengisi kisi-kisi tersebut

(38)

23

e. Kemudian setelah peserta didik mengerjakan tugas mintalah kepada mereka baik secara kelompok atau secara individu untuk mempresentasikan hasil kerjanya masing-masing

f. Berikan konfirmasi (klarifikasi) kepada para peserta didik setelah mereka selesai mempresentasikan hasil kerjanya

6. Penerapan Reading Guide dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Mata pelajaran bahasa indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis

b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara

c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan

d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial

e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa

(39)

24

C. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

1. Pengertian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang membelajarkan siswa untuk berkomunikasi dengan baik dan benar, komunikasi ini dapat dilakukan baik secara lisan maupun tulisan. Dengan kesimpulan tersebut, maka standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa yang menggambarkan penugasan, pengetahuan, keterampilan berbahasa, sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia.

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan di sekolah dasar.Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dihasilkan dari alat ucap (artikulasi) yang bersifat sewenang-wenang dan konvensional (melalui kesepakatan) yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Sedangkan bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi yang menjadi salah satu ciri khas bang Indonesia dan digunakan sebagai nasional. Hal ini yang merupakan salah satu sebab mengapa bahasa Indonesia harus diajarkan pada semua jenjang pendidikan, terutama di sekolah dasar karena merupakan dasar dari semua pembelajaran.

2. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Fungsi pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu alat penting untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional23, antara lain:

23

(40)

25

a. Menanamkan, memupuk, dan mengembangkan perasaan satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.

b. Memupuk dan mengembangkan kecakapan berbahasa Indonesia lisan dan tulisan.

c. Memupuk dan mengembangkan kecakapan berpikir dinamis, rasional, dan praktis.

d. Memupuk dan mengembangkan keterampilan untuk memahami, mengungkapkan dan menikmati keindahan bahasa Indonesia secara lisan maupun tulisan.

Adapun yang menjadi tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut24:

a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

b. Menghargai dan bangga dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara.

c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial.

24

(41)

26

e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan

f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

3. Keterampilan dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di MI

Keterampilan berbahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasi setiap orang. Dalam suatu masyarakat, setiap orang saling berinteraksi dengan orang lain dengan cara berkomunikasi. Dalam hal ini jelas terlihat bahwa keterampilan berbahasa merupakan salah satu unsur penting yang menentukan kesuksesan mereka dalam berkomunikasi.

Sehubungan dengan penggunaan bahasa, terdapat empat keterampilan dasar bahasa yaitu: 1) Keterampilan mendengarkan, 2) Keterampilan berbicara, 3) Keterampilan membaca, dan 4) Keterampilan menulis25. Dalam memperoleh setiap keterampilan berbahasa diatas, biasanya melalui hubungan urutan yang teratur: pada masa kecil kita belajar mendengarkan, kemudian berbicara dan setelah itu belajar membaca dan menulis.Mendengarkan dan berbicara dipelajari sebelum memasuki sekolah, sedangkan membaca dan menulis di pelajari di sekolah.

25

(42)

27

Bagi peserta didik menguasai keempat aspek keterampilan berbahasa merupakan suatu kewajiban agar semakin terampil berbahasa. Dengan demikian, pembelajaran berbahasa di sekolah tidak hanya menekankan pada teori. Tetapi peserta didik dituntut untuk mampu mengimplementasikan bahasa sesuai fungsinya, yaitu alat komunikasi. Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasi peserta didik ialah keterampilan membaca.

Keterampilan membaca merupakan modal utama bagi peserta didik. Dengan bekal kemampuan tersebut, peserta didik dapat mempelajari ilmu lain, dapat mengkomunikasikan gagasannya, dan dapat mengekspresikan dirinya. Kegagalan dalam penguasaan keterampilan membaca akan mengakibatkan masalah yang fatal kedepannya bagi peserta didik, baik dalam dunia pendidikan ataupun dalam hubungan sosial kemasyarakatan. Oleh sebab itu, peserta didik perlu dibekali dengan kemampuan membaca yang beragam dan dibekali dengan strategi cara membaca yang baik.

4. Jenis-jenis Membaca dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Dalam keterampilan membaca ada dua jenis membaca yang dapat kita lakukan yaitu membaca dalam hati dan membaca nyaring. Kedua jenis keterampilan membaca ini merupakan kegiatan inti dan umum dilakukan ketika pembelajaran didalam kelas. Secara garis besar, membaca dibagi atas dua jenis, yaitu:

(43)

28

Membaca nyaring merupakan kegiatan membaca yang dilakukan dengan cara menyuarakan lambang-lambang bunyi. Dalam membaca nyaring diperlukan keterampilan atau teknik-teknik tertentu seperti: nada, intonasi, tekanan, pelafalan, penghentian, dan sebagainya. Contoh kegiatan yang menggunakan keterampilan membaca nyaring adalah membaca berita, membaca cerita, membaca puisi, membaca pidato, dan sebagainya.

Selain keterampilan yang telah diuraikan diatas, pembaca dituntut untuk menguasai keterampilan lain, seperti: memahami makna dan perasaan yang terkandung dalam bacaan, penafsiran lambang tulis, penyusunan kata-kata, serta penekanan sehingga sesuai ujaran nyata dalam kehidupan sehari-har. Tidak hanya itu, pembaca juga dituntut untuk memiliki kecepatan mata yang tinggi serta pandangan yang jauh karena selain membaca juga harus menjaga hubungan yang harmonis dengan pendengar.

Di bawah ini disampaikan kompetensi yang harus diperhatikan oleh guru dalam pembelajaran membaca nyaring, yaitu:26

Kelas III

1) Membaca dengan penuh perasaan dan ekspresi 2) Mengerti serta memahami bahan bacaan

Diambil dari Gruber (1993) menyampaikan lebih rinci manfaat membaca nyaring untuk anak, seperti disampaikan dibawah ini27:

(44)

29

1) Memberikan contoh proses membaca secara positif 2) Mengekspos siswa untuk memperkaya kosa kata 3) Memberi siswa informasi baru

4) Mengenalkan kepada siswa berbagai aliran sastra

5) Memberi siswa kesempatan menyimak dan menggunakan daya imajinasi b. Membaca dalam hati

Membaca dalam hati merupakan kegiatan membaca yang dilakukan dengan tidak menyuarakan lambang-lambang bunyi.Jenis membaca ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami teks yang dibacanya secara lebih mendalam.

Keterampilan yang dituntut dalam membaca dalam hati antara lain: 1) Membaca tanpa bersuara, tanpa bibir bergerak, tanpa ada desis apapun 2) Membaca tanpa ada gerakan-gerakan kepala

3) Membaca lebih cepat dibandingkan dengan membaca nyaring 4) Tanpa menggunakan jari atau alat lain sebagai penunjuk 5) Mengerti dan memahami bahan bacaan

6) Dituntut kecepatan mata dalam membaca 7) Membaca dengan pemahaman yang baik

8) Dapat menyesuaikan kecepatan dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bacaan.

(45)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Dalam bahasa inggris, PTK disebut Classroom Action Research (CAR) Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan dikelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran28.

Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif meskipun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, dimana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata, penelitian merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk.

Kurt Lewin menjelaskan bahwa ada empat hal yang harus dilakukan dalam proses penelitian tindakan, yaitu: Perencanaan, Tindakan, Observasi dan Refleksi.29Pelaksanaan penelitian tindakan adalah proses yang terjadi dalam suatu lingkaran yang terus menerus, yang meliputi hal berikut:

1. Perencanaan (planning)adalah proses menentukan program perbaikan yang berangkat dari suatu ide gagasan peneliti.

(46)

31

2. Tindakan (implementing)adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan perencanaan yang telah disusun oleh peneliti.

3. Observasi (observing) adalah pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui efektifitas tindakan atau mengumpulkan informasi tentang berbagai kekurangan tindakan yang telah dilakukan.

4. Refleksi (reflecting) adalah kegiatan menganalisis tentang hasil observasi sehingga memunculkan program atau perencanaan baru

Adapun pelaksanaan PTK digambarkan dalam bentuk spiral sebagai berikut: Gambar 3.1

Prosedur Model PTK Kurt Lewin30

B. Setting Penelitian

30

(47)

32

Setting dalam penelitian ini meliputi tempat, waktu dan siklus penelitian PTK: 1. Tempat Penelitian

Adapun untuk lokasi penelitian dilakukan di Kelas III MI ISLAM, Desa Pucangro, Kecamatan Kalitengah, Kabupaten Lamongan.

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini direncanakan selama kurang lebih 1–2 minggu.Perencanaan awal pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Juli - Agustus 2016 - 2017.

3. Siklus PTK

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan 2 siklus.Guna melihat penerapan metode reading guide untuk meningkatkan motivasi membaca nyaring pada pelajaran Bahasa Indonesia.Setiap siklus dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan, tindakan, dan refleksi.

C. Subjek Penelitian

(48)

33

Objek yang diteliti peneliti adalah motivasi membaca siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah ISLAM Pucangro Kalitengah Lamongan yang masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).Untuk melakukan peningkatan KKM maka peneliti menggunakan metode reading guide.

D. Variabel yang Diteliti

Penelitian ini menggunakan variabel penerapan metode reading guide untuk meningkatkan motivasi belajar Bahasa Indonesia pada materi membaca nyaring di kelas III Madrasah Ibtidaiyah ISLAM Pucangro. Pada penelitian tersebut terdapat beberapa variabel diantaranya, sebagai berikut:

1. Variabel Input :Siswa Kelas III MI ISLAM Pucangro, Kalitengah, Lamongan. 2. Variabel Proses :Penerapan metode pembelajaran Reading Guide.

3. Variabel Output :Peningkatan motivasi belajar bahasa Indonesia siswa materi membaca nyaring teks.

E. Rencana Tindakan

(49)

34

metode reading guide pada siklus I belum berhasil maka peneliti akan melanjutkan dengan siklus II dan siklus-siklus selanjutnya.

1. Perencanaan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan tindakan dengan menggunakan metode reading guide pada siswa kelas III MI ISLAM Pucangro Kalitengah Lamongan, dengan harapan setelah diterapkannya metode tersebut maka motivasi membaca siswa akan meningkat. Dalam pelaksanaan penelitian, kegiatan yang akan dilakukan adalah persiapan pelaksanaan PTK sebagai berikut:

a) Minta izin kepada kepala sekolah untuk melaksanakan PTK

b) Melakukan konsolidasi dengan guru tentang tata cara pelaksanaan penelitian.

c) Membuat RPP, instrument wawancara, dan angket motivasi. 2. Pelaksanaan Penelitian

(50)

35

dilakukan adalah tahap penelitian setiap siklus, penelitian ini dilaksanakan dalam 1 pertemuan yang dijelaskan sebagai berikut:

a. Perencanaan, peneliti menyiapkan segala komponen dalam pelaksanaan penelitian

b. Tindakan, pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan tindakan yang mana tindakan tersebut telah dirumuskan pada RPP

c. Pengamatan, mengamati tindakan dan melihat hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilakukan

(51)

36

a. Siklus 1

1) Perencanaan

Kegiatan utama yang dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan adalah:

a) Merencanakan proses pelaksanaan metode Reading Guidepada mata pelajaran bahasa Indonesia materi membaca nyaring kelas III MI Islam Pucangro dengan membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

b) Menyiapkan instrument pengumpulan data, yaitu:

i) Lembar pengamatan aktifitas siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran.

ii) Lembar angket motivasi siswa

iii) Pedoman wawancara untuk guru dan siswa

c) Menyiapkan bahan ajar berupa lembar kerja siswa yang digunakan siswa pada proses pembelajaran

2) Pelaksanaan Tindakan

(52)

37

a) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi pada siswa terkait dengan materi membaca nyaring

b) Memberikan penjelasan kepada siswa tentang langkah-langkah metode Reading Guideyang akan dilakukan dalam proses pembelajaran

c) Memulai kegiatan belajar dan penerapan metode Reading Guide selama pembelajaran berlangsung sebagaimana yang telah dirancang dalam RPP

3) Observasi

Observer mengamati situasi di dalam kelas dan aktivitas siswa pada saat peneliti menerapkan metode Reading Guide dalam pembelajaran Bahasa Indonsia, sehingga dapat diketahui hasilnya. Hasil pengamatan tersebut digunakan untuk merencanakan tindak lanjut pada siklus berikutnya.

4) Refleksi

a) Mencatat kendala selama proses pembelajaran berlangsung

b) Menganalisis hasil pengumpulan data untuk membuat kesimpulansementara terhadap pelaksanaan pengajaran pada siklus I. c) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan

(53)

38

1) Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus 2 diawali dengan refleksi dan analisis penelitian terhadap motivasi belajar siswa pada siklus I, dengan mengidentifikasi masalah, menganalisis masalah, dan mencari alternatif pemecahan masalah. Dari hasil tersebut peneliti akan melakukan hal-hal sebagai berikut:

a) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran pada siklus 2 dengan memperhatikan kekurangan yang terjadi pada siklus I

b) Menyiapkan instrument pengumpulan data yaitu: lembar pengamatan aktifitas siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan lembar angket serta panduan wawancara.

c) Menyiapkan bahan ajar berupa lembar kerja siswa yang digunakan siswa pada proses pembelajaran

2) Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan siklus 2 peneliti dibantu oleh guru melaksanakan skenario pembelajaran seperti yang telah direncanakan di RPP hasil refleksi pada siklus I.

3) Observasi

(54)

39

4) Refleksi

Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dan siklus II serta menganalisis untuk membuat kesimpulan penerapan metode Reading Guide

F. Pengumpulan Data

1. Jenis data dan sumber data b) Jenis data

Adapun data yang akan diambil dalam penelitian ini ialah data kualitatif yang akan diperoleh nilai hasil pengamatan dan angket motivasi siswa terhadap proses pembelajaran.

c) Sumber data

1) Sumber data primer : guru, siswa, dan hasil penelitian 2) Sumber data skunder : profil sekolah, data siswa, data guru 2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diambil atau dilakukan peneliti adalah teknik observasi, wawancara, angket. Teknik pengumpulan data tersebut dilakukan oleh peneliti diupayakan agar mendapatkan data yang valid, maka peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut:

(55)

40

Observasi merupakan proses pengindraan secara langsung terhadap kondisi atau keadaan, proses serta perilaku siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktifitas siswa dalam proses pembelajaran dan guru dalam penerapan metode reading guide yang dilaksanakan pada proses pembelajaran(Lembar observasi terlampir)

b) Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan informasi melalui komunikasi secara langsung pada narasumber. Teknik wawancara dilakukan untuk mendapatkan data tentang pendapat mengenai proses pembelajaran yang dialami(Lembar wawancara terlampir)

c) Angket

Angket atau kuesioner adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab pengawas peneliti. Angket tersebut digunakan untuk mengetahui respon atau motivasi siswa terhadap proses pembelajaran dengan diterapkannya metode reading guide. Dalam penelitian ini, peneliti memilih untuk menggunakan angket bentuk centang dengan pilihan jawaban selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah yang diperuntukkan bagi siswa.Bentuk instrument yang digunakan adalah

“lembar angket motivasi membaca siswa.”

(56)

41

Instrument merupakan serangkaian alat yang digunakan dalam suatu instrument tersebut berguna untuk melaporkan data yang digunakan selama proses pengumpulan data. Sesuai dengan teknik pengumpulan data yang telah dijelaskan diatas, maka instrument yang dipakai dalam pengumpulan data penelitian ini yaitu:

a. Panduan Observasi

Panduan observasi yang digunakan dalam penelitian ini terdapat dua macam, yaitu lembar observasi kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran dan lembar observasi siswa. Dalam lembar observasi tersebut terdapat beberapa indikator penelitian yang menggambarkan proses kegiatan pembelajaran mulai dari awal hingga akhir pembelajaran. Berikut ini adalah instrument panduan observasi yang dijelaskan pada tabel berikut

Tabel 3.1

INSTRUMENT OBSERVASI AKTIFITAS GURU SIKLUS I

Nama Sekolah : MI Islam Pucangro Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : III / I

Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit Materi Pokok : Membaca Nyaring

(57)

42

a. Mohon Bapak/Ibu memberikan penilaian untuk setiap kriteria pada skala penilaian dengan cara memberikan tanda centang (√) pada kolom skala.

b. Jika ada yang perlu direvisi, mohon menuliskan di bagian saran

No. Kegiatan Skor

- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. 3. Kegiatan Inti

- Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri atas 5 siswa

- Guru memberi bahan ajar berupa teks bacaan dan beberapa pertanyaan

- Guru memberikan penjelasan mengenai teknik membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang benar

- Guru memberikan contoh cara membaca nyaring teks dongeng dengan lafal dan intonasi yang benar

- Guru mengevaluasi cara membaca nyaring masing-masing siswa

- Guru memberikan penguatan mengenai materi hari itu

4. Kegiatan Penutup

(58)

43

dan hasil belajar yang telah disampaikan - Guru menyimpulkan materi yang telah

diajarkan

- Guru memberikan tugas untuk pertemuan yang akan datang

- Guru memimpin membaca hamdalah dan

berdo’a

- Guru mengucapkan salam 5. Guru mengelola waktu dengan tepat 6. Suasana Kelas

Sedangkan instrument yang digunakan untuk mengobservasi kegiatan belajar siswa saat diterapkannya metode reading guide, peneliti menggunakan format penilaian sebagai berikut:

Tabel 3.2

INSTRUMENT OBSERVASI AKTIFITAS SISWA SIKLUS I

Nama Sekolah : MI Islam Pucangro Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : III / I

Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit Materi Pokok : Membaca Nyaring Petunjuk pengisian :

a. Mohon Bapak/Ibu memberikan penilaian untuk setiap kriteria pada skala penilaian dengan cara memberikan tanda centang (√) pada kolom skala.

(59)

44

No. Kegiatan Skor

1 2 3 4

1. Kegiatan Awal

- Siswa menjawab salam dari guru - Siswa berdo’a dengan baik

- Siswa mendengarkan penjelasan teknik membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang benar dari guru

- Siswa mendengarkan contoh cara membaca nyaring yang dicontohkan oleh guru

- Siswa membaca nyaring di depan kelas secara bergantian

- siswa yang selesai membaca di depan kelas, mengerjakan tugas yang telah disiapkan oleh guru - siswa mengumpulkan lembar

jawaban

- siswa menjawab pertanyaan dari guru mengenai hal yang belum dipahami

- siswa menerima penguatan dari guru

3. Kegiatan Penutup

- siswa mengadakan refleksi tentang proses dan hasil belajar

- siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah di ajarkan

(60)

45

- siswa membaca hamdalah dan

berdo’a mengakhiri pelajaran - siswa menjawab salam. 4. Mengikuti pelajaran dengan baik 5. Suasana Kelas

- Antusias siswa

Jumlah skor total % = skor perolehan X 100 % skor maksimal

2. Angket

Butir-butir Angket digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa.Sedangkan metode penilaian yang digunakan adalah metode skala likert.Skala likert merupakan skala yang mempunyai tingkat jawaban dari sangat positif sampai dengan sangat negatif atau sebaliknya.

Penyebaran angket dilakukan setiap akhir siklus.Oleh karena itu, diperlukan kisi-kisi angket motivasi belajar siswa sebagai dasar penyusunan butir-butir angket.

Tabel 3.3

Kisi-kisi instrument butir angket motivasi belajar

No. Variabel Indikator Pertanyaan Jumlah

Soal

Motivasi Belajar

Tekun dalam menghadapi tugas 5, 3 2 Ulet dalam menghadapi kesulitan 6, 15 2

Menunjukkan minat 11, 17 2

Senang bekerja mandiri 18, 16 2 Tidak cepat bosan pada tugas-tugas

rutin 1, 4 2

Dapat mempertahankan pendapatnya 10, 13, 2 Tidak mudah melepas hal yang

diyakini itu 2, 14 2

(61)

46

masalah soal-soal

Tidak cepat puas atas prestasinya 7, 12 2

Jumlah Soal 18

Kisi-kisi angket yang akan digunakan untuk mengukur motivasi membaca siswa tergambar dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.4

Format Angket Motivasi Siswa Terhadap Proses Pembelajaran Nama :

1. Bacalah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan tepat

2. Berilah tanda centang (√) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan 1 Apakah anda bersemangat

dalam mengerjakan tugas-tugas rutin?

2 Apakah anda tidak mudah terpengaruh dengan hasil jawaban teman dalam menjawab soal-soal?

(62)

47

tugas tepat waktu?

4 Apakah anda senang ketika mendapat tugas-tuga srutin? 5 Apakah anda ingin

mendapatkan nilai yang lebih tinggi dari teman?

6 Apakah anda disiplin dan tidak ramai pada saat menyelesaikan tugas?

7 Apakah anda mengecek kembali jawaban dari tugas-tugas yang diberikan oleh guru?

8 Apakah anda senang mencari soal-soal dan

memecahkannya?

(63)

Tingkat Keberhasilan (%) Arti

90-100%

(64)

49

akan ditanyakan pada guru Bahasa Indonesia kelas III MI ISLAM Pucangro Kalitengah Lamongan mengenai proses belajar mengajar Bahasa Indonesia materi membaca nyaring serta motivasi siswa dalam pembelajaran membaca nyaring. Adapun panduan wawancara terlampir di lampiran.

4. Teknik Analisis Data

Dalam sebuah penelitian, setiap data yang diperoleh harus dianalisis secara detail, tepat dan akurat sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan oleh peneliti.Dalam penelitian ini, teknik analisi data yang digunakan oleh peneliti adalah Statistik Deskriptif Kuantitatif.

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan obyek yang diteliti melalui data sampel, sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.31Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat kuantitatif.

a. Untuk menghitung presentase aktifitas guru dan siswa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan rumus sebagai berikut:

P = F

N

×

100%

Keterangan:

31

(65)

50

P = Presentase yang dicari

F = Frekuensi (jumlah nilai performance) N = Jumlah aspek yang dinilai.32

Hasil nilai yang diperoleh dari aktifitas guru dan siswa akan diklarifikasikan kedalam bentuk penskoran dengan menggunakan kriteria tingkat keberhasilan dalam persen (%) sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kriteria penilaian hasil observasi guru dan siswa Tingkat Keberhasilan Kriteria

b. Untuk menghitung hasil angket setiap siklus, dilakukan dengan menghitung perolehan skornya. Skor yang didapat setiap siswa akan diubah menjadi nilai siswa dengan rumus:

Nilai = Skor yang diperolehSkor Maksimal × 100

Dan untuk mengetahui rata-rata nilai motivasi belajar hasil kuesioner (angket) siswa, digunakan rumus:

32

(66)

51

X = ∑ X ∑ N

Keterangan: X = Nilai rata-rata

∑X = Jumlah semua nilai kuesioner siswa

∑N = Jumlah siswa33

Hasil yang diperoleh dari perhitungan angket tersebut, tingkat keberhasilannya diklarifikasikan ke dalam bentuk persen sebagai berikut:

Tabel 3.6

Kriteria tingkat motivasi siswa dalam bentuk persen (%) Tingkat Keberhasilan Kriteria

Indikator kinerja merupakan suatu kriteria yang digunakan peneliti untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) dalam meningkatkan serta memperbaiki mutu hasil belajar siswa dalam suatu materi pelajaran. Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

33

(67)

52

1. Siswa

 Observasi : keaktifan siswa dalam proses pembelajaran materi membaca nyaring

 Angket : hasil respon motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran 2. Guru

 Observasi : hasil observasi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Indikator kinerja dari hasil penelitian telah tercapai sesuai dengan harapan, apabila dalam pembelajaran siswa berantusias untuk membaca nyaring sesuai indikator, dan di akhir penelitian di harapkan adanya peningkatan sebesar 75% siswa telah termotivasi belajar dan dapat mencapai nilai di atas ketuntasan minimal.

H. Tim Peneliti dan Tugasnya

Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya yang menyebutkan bahwa, peneliti yang ideal sebetulnya adalah yang dilakukan berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan

yakni istilah lain untuk cara ini adalah “penelitian kolaborasi”. Cara ini dikatakan

ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subyektifitas yang dilakukan peneliti.

Pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan di MI ISLAM Pucangro Kalitengah Lamongan, Mahasiswa PGMI Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Ampel

Surabaya “Siti Mufarohah” bertindak sebagai peneliti yang berkolaborasi dengan

(68)

53

penuh dalam perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi pada tiap-tiap siklusnya.

1. Peneliti

a) Menyusun instrument penelitian dan perangkat pembelajaran b) Menerapkan metode reading guide dalam pembelajaran c) Melaksanakan diskusi dengan guru

d) Menyusun laporan hasil penelitian

e) Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan 2. Guru

a) Mitra kerja peneliti dalam mengumpulkan data

(69)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA

Pada bab IV ini akan dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan dari

“Peningkatan Motivasi Belajar Bahasa Indonesiamateri Membaca Nyaring Teks Dengan Metode Reading Guide pada Siswa Kelas III MI ISLAM Pucangro Kalitengah Lamongan” yang telah dilaksanakan di lapangan sebagai berikut:

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Berikut ini gambaran profil umum MI ISLAM Pucangro Kalitengah Lamongan sebagai lokasi penelitian:

1. Profil Sekolah

Lokasi sekolah MI ISLAM terletak di desa Pucangro, Kecamatan Kalitengah,Kabupaten Lamongan.Desa Pucangro terletak di daerah yang sangat strategis. Jalan raya di depan Desa Pucangro merupakan salah satu jalur utama bagi para wisatawan yang mau berlibur ke WBL. Begitupun dengan sekolah MI ISLAM ini, meskipun terletak di pinggiran Desa Pucangro tetapi siswanya cukup banyak.

(70)

55

pulanglebih awal. Kelas 1 mulai pukul 07.00-10.00 WIB, dan kelas 2 mulai pukul 07.00-11.00 WIB.

2. Kondisi Sekolah

a. Kondisi Fisik Sekolah

MI ISLAM mempunyai beberapa bangunan sebagai sarana dan prasarana fisik dalam proses pembelajaran. Kondisi bangunan tersebut dalam keadaan sangat baik.Bangunan tersebut diantaranya yaitu ruang kelas sebanyak 6 kelas, ruang kelas, perpustakaan, lab.komputer, kamar mandi guru dan kamar mandi siswa.

Selain itu, di sekolah tersebut menyediakan beberapa peralatan sebagai proses pembelajaran, baik yang dilakukan didalam maupun diluar kelas. Peralatan tersebut diantaranya yaitu meja dan kursi siswa 127 buah, meja guru 6 buah, kursi tamu dan sofa 3 buah, almari 6 buah, komputer kantor 1 buah, telepon 1 buah, kipas angin 7 buah, microfon 3 buah, sound system 2 buah, komputer lab 10 buah, tempat sampah 8 buah, dan sapu 8 buah.

b. Kondisi non-fisik Sekolah

(71)

56

Disamping itu, jumlah seluruh guru MI ISLAM yakni sebanyak 14 orang yang terdiri dari 11 laki-laki dan 3 perempuan.

3. Visi dan Misi Sekolah a. Visi MI ISLAM

Terwujudnya generasi yang religius, berprestasi, dan berdaya saing b. Misi MI ISLAM

1) Menyelenggarakan pembinaan kegiatan keagamaan

2) Melaksanakan pembelajaran PAKEMI (pembelajaran efektif, menyenangkan, dan inovatif)

3) Menyelenggarakan pembinaan CALISTUNG (Baca, Tulis, dan Hitung) 4) Menyelenggarakan pembinaan bidang olahraga

5) Menyelenggarakan bidang seni 6) Menyelenggarakan bidang teknologi

7) Menyelenggarakan pembinaan cinta lingkungan 4. Tenaga Guru

No. Nama Tugas Fungsional

1. Abdul Lathif, M.Ag Penasehat MI ISLAM 2. Hakim, S.Pd Kepala Sekolah

3. Suwandi, S.Pd Kesiswaan + Guru Matematika 4. Abdul Syukur, S.Pd Bendahara + Wali Kelas VI 5. Ahmad Suyuthi, S.Pd Humas + Wali Kelas III

6. Ahmad Nafi’, S.Pd Guru Agama

(72)

13. Ainun Najib, S.Pd Tata Usaha, perpus

14. Didin bustanul Arifin Sarana Prasarana, Pramuka 5. Nama-nama Siswa

Adapun nama siswa-siswi kelas III sebagai berikut:

No. Nama Siswa Jenis Kelamin

1. Ah. Farikh Auwaluddin Laki-laki

2. Ahmad Alfarifqi El Fath Laki-laki

3. Ahmad Aris Budiharto Laki-laki

4. Ahmad Farel Efendi Laki-laki

5. Ahmad Hilmy Naufaldo Laki-laki

6. Ahmad Satya Zammarizquna Laki-laki 7. Anabella Nadia Agustina Mirza Perempuan

8. Andhika Yoga Pratama Laki-laki

9. Andhini Citra Wulandari Perempuan 10. Anjelina Sifaul Hidayah Perempuan 11. Aryasatya Azak Arfias Laki-laki

12. Chantika Dzakiyah Perempuan

13. Cholista Yulia Afifah Perempuan

14. Falis Maulana Kencana Laki-laki

15. Farel Pratama Laki-laki

16. Haidar Abiy Raharjo Laki-laki

17. M.Andri Widiatmoko Laki-laki

18. M.Feraldho Wirawan Laki-laki

19. M.Ahsan Auladitsani Laki-laki

20. M.Fathir Fariel Rifka M Laki-laki 21. Moh.Firman Dafila Dwi M. Laki-laki

Gambar

Gambar 3.1 Prosedur Model PTK Kurt Lewin
  Gambar 3.1
 Tabel 3.1
 Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II sudah bisa dikatakan tergolong sangat baik dengan perolehan skor 30 dari skor maksimal 32 atau dengan nilai

kelas V MI Assa’adah Sukowati Gresik yaitu motivasi belajar siswa di kelas tersebut masih rendah yakni sebesar 68,7%.Keadaan ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain : (1) siswa

Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa kemandirian belajar siswa SMK BM PAB 11 Saentis masih sangat rendah, hal ini terlihat dari banyak siswa di dalam kelas yang belum

Pada aspek interpretasi siswa masih sangat lambat karena rata- rata siswa belum bisa menghayati puisi dengan baik, sedangkan pada aspek penampilan kemampuan siswa sudah

pembelajaran disampaikan, dan siswa juga kurang dalam memusatkan perhatian pada materi pembelajaran yang dipelajari, sehingga pada saat diberi tugas siswa banyak yang

Meskipun aktivitas siswa tergolong tinggi dengan skor 118, namun masih banyak aspek yang belum dilakukan oleh siswa dengan baik, hal itu dapat dilihat pada tiap

Menulis merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan, namun masih banyak siswa yang tidak dapat menulis dengan menggunakan Bahasa

Hal ini menyebabkan motivasi dan kompetensi kognitif siswa sangat rendah, oleh sebab itu diperlukan media pembelajaran yang dapat mempermudah dan membantu