PENGGUNAAN HCL SEBAGAI PENGGANTI HCLO 4
DALAM PEREAKSI MOLIBDOVANADAT PADA
ANALISIS FOSFOR
Nina Marlina dan Surayah AskarBalai Penelitian Ternak Ciawi, P .O . Box 221, Bogor 16002
PENDAHULUAN
Bagi semua makhluk hidup, termasuk ternak, mineral (makro dan mikro) merupakan salah satu unsur gizi/nutrien yang dibutuhkan untuk per-kembangan dan kelangsungan hidupnya, baik untuk pembentukan jaringan dan organ ataupun sebagai koenzim dan kofaktor dalam reaksi metabolisme tubuh (Church, 1976) . Menurut Haryanto dkk . (1993), mineral yang dibutuhkan ternak ruminansia dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu unsur-unsur makro (Ca, P, Na, Cl, Mg dan S) dan unsur-unsur-unsur-unsur mikro (Fe, I, Cu, Mo, Zn, Mu, Cr, F, Ni, Co dan Se) .
Khususnya Kalsium (Ca) merupakan bahan penyusun yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi sehingga mutlak diperlukan oleh seluruh jenis ternak terutama ternak muda/yang sedang tumbuh dan induk yang sedang menyusui . Sedangkan fosfor (P) merupakan salah satu unsur yang diperlukan dalam pembentukan jaringan otot dan tulang . Kalsium dan fosfor merupakan dua unsur penting yang tidak dapat dipisahkan karena fungsinya yang saling berkaitan, terutama dalam proses pembentukan tulang (Anggorodi, 1979) .
Oleh karena itu, analisis untuk determinasi kadar Ca dan P di dalam bahan pakan, cairan dan organ tubuh merupakan hal penting dalam kegiatan penelitian yang berkaitan dengan makhiuk hidup . Namun demikian, untuk analisis tersebut diperlukan beberapa jenis bahan kimia tertentu yang harga-nya relatif mahal, di antaraharga-nya adalah asam perkhlorat (HCIO 4) . Sesuai dengan fungsinya sebagai pereaksi asam kuat dalam analisis unsur P, kiranya bahan kimia tersebut dapat digantikan dengan asam kuat sejenis yang harganya lebih murah, yaitu asam khlorida (HCI), seperti yang dilakukan dalam percobaan ini .
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh peran HCI sebagai pereaksi asam kuat dalam menggantikan fungsi dari HC1O 4 dalam analisis determinasi fosfor.
1 34
Lokakarya Fungsional Non Peneli6 1997
BAHAN DAN METODE
Percobaan ini dilaksanakan di laboratorium nutrisi Balai Penelitian Ternak di Bogor dengan menggunakan berbagai jenis hijauan pakan dan konsentrat untuk dideterminasi kandungan fosfornya . Bahan-bahan hijauan tersebut adalah jerami padi, daun "Plecitan ", daun dadap, daun singkong karet, daun turi Kalimantan, daun Kaliandra, daun murbei dan rumput Raja, sedangkan pakan konsentrat terdiri dari dedak dan konsentrat komersial .
Metode analisis dan bahan-bahan kimia yang diperlukan untuk determi-nasi kadar P dalam bahan-bahan pakan tersebut dengan menggunakan Spektrofotometer adalah sebagai berikut
1 . Bahan Kimia (Pereaksi)
- Larutan HCI 1 + 3 (500 ml HCI pekat ditambah dengan 1500 ml aquadest) .
- Larutan Standar KH 2 PO4 dibuat dengan cara melarutkan 0,4394 gr KH2 PO 4 dalam kemudian diencerkan sampai 1 liter . Setiap ml larutan standar mengandung 0,1 mg fosfor .
- Pereaksi Molibdovanadat dibuat dengan tahapan sbb .
a . 20 gram Amonium molibdat (NH4)6 Mo 7 0 24 .4H 2 0 dilarutkan dalam 200 ml air panas, kemudian didinginkan .
b . 1 gram Amonium metavanadat (NH 4 VO3) dilarutkan dalam 50 ml . air panas dan didinginkan, kemudian ke dalamnya ditambahkan 125 ml HCIO 4 70% . (Selain perosedur standar tersebut, dalam percobaan ini juga digunakan larutan HCI
37% dengan volume yang sama sebagai bahan kimia yang diuji untuk menggantikan HCIO 4) .
c . Dengan hati-hati larutan amonium molibdat ditambahkan ke dalam larutan amonium vanadat yang telah dicampur dengan HCI atau HCIO4 kemudian aduk dan diencerkan dengan air suling sampai volume 1 liter .
2 . Cara kerja
- Sebanyak kurang lebih 3 gram contoh diabukan dalam cawan porselin pada suhu 600 ° C selama 4 jam .
- Abu dituangkan ke dalam gelas piala 100 ml kemudian ke dalamnya di-tambahkan 40 ml HCI (1+3) dan 2 tetes HNO 3 pekat, selanjutnya campuran dididihkan .
- Setelah mendidih selama 15 menit dilakukan penyaringan dengan kertas saring Whatman No . 40, hasil saringan dimasukkan ke dalam labu ukur
Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997
250m1, kertas saring dicuci dengan air panas, hasil saringan diencerkan sampai tanda garis .
Larutan dipipet sebanyak 5 ml (hijauan) atau 2 ml (konsentrat), kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml .
- Ke dalamnya ditambahkan 25 ml pereaksi Molibdovanadat dan diencerkan sampai tanda garis, kemudian dikocok. Larutan dibiarkan selama 10 menit . - Spektrofotometer dijalankan 15 menit sebelum dipakai .
Pengukuran absorbance dilakukan pada panjang gelombang 400 nm, dan jumlah (mg) P dalam bahan yang dianalisis ditentukan dengan perbanding-an dari grafik stperbanding-andar .
Pembuatan grafik standar P dilakukan dengan memipet larutan standar KH 2 PO4 berturut-turut 1, 3, 5, 8 dan 10 ml . ke dalam labu ukur 100 ml setelah itu dikerjakan seperti di atas (5, 6), kemudian jumlah (ml) P larutan standar diplot terhadap absorbance .
Perhitungan berdasarkan rumus di bawah ini (AOAC, 1980) . (Z) .(0,1) .(Y/a)
Perhitungan % P = x 100
X
Z = ml . P hasil pembacaan pada grafik standar Y = jumlah ml . larutan yang dibuat (dari abu) a = jumlah ml larutan yang dianalisa X = berat contoh (mg)
Untuk setiap bahan pakan yang dianalisis dilakukan 5 pengulangan . Sedangkan untuk menguji tingkat ketelitian hasil analisis P dengan meng-gunakan pereaksi HCI dibandingkan dengan pereaksi standar (HCIO 4), dilaku-kan pengujian statistik dengan menggunadilaku-kan "uji-t" (Steel dan Torrie, 1980) .
HASIL DAN PEMBAHASAN
Fungsi asam perkhlorat (HCIO 4 ) dalam analisis unsur P dengan menggunakan Spektrofotometer adalah sebagai asam kuat yang diperlukan untuk membuat larutan pereaksi Molibdovanadat (AOAC, 1980) . Sudah diketahui bahwa HCLO 4 harganya relatif mahal, sehingga penggunaan HCI yang harganya relatif lebih murah diharapkan dapat menggantikan fungsi
HCIO 4 dalam campuran pereaksi Molibdovanadat .
Dari data hasil pengujian (Tabel 1) tampak bahwa nilai-nilai kadar P dari berbagai bahan pakan yang dianalisis dengan menggunakan pereaksi HCIO 4 (standar) dan HCI (yang diuji) tidak jauh berbeda . Hal ini didukung oleh hasil pengujian statistik yang menunjukkan nilai t hitu,g = 0,138, sedangkan nilai
Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997
t tat, (5%) = 2,31 . Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa di antara nilai hasil analisis P secara Spetrofotometri yang dilakukan dengan menggunakan HCIO 4 dan HCI tidak terdapat perbedaan yang berarti (P<0,05) . Dengan perkataan lain, dapat dikatakan bahwa asam khlorida (HCI) dapat digunakan sebagai pengganti HCIO4 sebagai larutan pereaksi Molibdovanadat . Disamping itu nilai korelasi (r) antara penggunaan kedua pereaksi tersebut juga tinggi (0,996), menunjukkan eratnya keterkaitan kedua jenis bahan
pereaksi tersebut dalam fungsinya .
Bila dihitung menurut jumlah pemakaian HCIO 4 dan HCI yang diguna-kan, perbedaan biaya analisis per sampel antara kedua pereaksi tersebut cukup besar . Pemakaian HCI sebagai pengganti HCIO 4 akan menghemat biaya sebesar 80% . Selisih biaya ini tentunya akan sangat berarti untuk analisis P sampel dalam jumlah besar .
Tabel 1 . Hasil analisis fosfor (P) dengan menggunakan HCIO 4 dan HCI pada campuran pereaksi Molibdovanadat
1 36
Diharapkan, informasi teknis yang diperoleh dari hasil percobaan ini dapat bermanfaat bagi para pengguna di berbagai laboratorium yang terlibat dengan analisis unsur P, sehingga dapat menghemat biaya yang dibutuhkan . Akan tetapi dalam percobaan ini pereaksi HCIO 4 dan HCI yang digunakan adalah dalam keadaan segar (tidak melalui penyimpanan) . Oleh karena itu, percobaan ini perlu dilanjutkan dengan menggunakan pereaksi yang telah mengalami penyimpanan .
No . Jenis Sampel % Fosfor
HCIO 4 HCI
1 . Jerami Padi 0,12 0,11
2 . Daun Plecitan 0,36 0,30
3 . Daun Dadap 0,30 0,31
4 . Daun Singkong karet 0,28 0,27
5 .Turi Kalimantan 0,26 0,25 6 . Kaliandra 0,26 0,24 7 . Konsentrat 0,50 0,48 8 . Dedak 0,89 0,89 9 . Daun Murbai 0,27 0,27 10 .King Grass 0,21 0,21
KESIMPULAN
Asam khlorida (HCI) dapat digunakan sebagai pengganti asam per-khlorat (HCIO 4) untuk pembuatan larutan pereaksi Molibdovanadat untuk analisis fosfor (P) dengan menggunakan Spektrofotometer . Selain itu, dengan menggunakan HCI diperoleh penghematan biaya analisis sebesar 80% untuk setiap sampel .
DAFTAR BACAAN
AOAC . 1980 . Official Method of Standard Analysis . 13th Ed . Association of Official Analitical Chemists, Washington, D .C .
Askar, S . dan D . Lubis . 1985 . Penentuan Analisis Bahan Makanan Ternak Laboratorium Makanan Ternak . Balai Penelitian Ternak, Bogor .
Church, D . C . 1976 . Digestive Physiology and Nutrition of Ruminants . Vol . 1, Digestive Physiology . 2nd Ed . Metropolitan Printing Co ., Corvallis, OR, USA .
Haryanto, B . dan A . Djajanegara . 1993 . Pemenuhan kebutuhan zat-zat ma-kanan ternak ruminansia kecil . Produksi Kambing dan Domba di Indo-nesia . Sebelas Maret University Press dengan bantuan Direktorat Jen-dral Pendidikan Tinggi Australian International Development Assistance Bureau dan Small Ruminant Collaborative Research Support Program (US - AID) .
Steel, R .G .D . and J .H . Torrie . 1980 . Principles and Procedures of Statistics 2nd .Ed . Mc . Graw- Hill Tasho Printing Co ., Ltd ., London .