• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif menggambarkan atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum, dan lainnya (Ghozali, 2007). Perusahaan yang memenuhi kriteria dari penelitian ini sebanyak 43 sampel. Berikut hasil analisis deskriptif yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

IR 43 -,22 ,46 ,0939 ,17155 Size 43 ,01 76,62 6,1668 15,60660 DER 43 ,14 5,05 ,9173 ,94748 EPS 43 -26,00 344,00 69,4056 85,30033 PER 43 -37,43 482,14 31,5147 79,47938 ROA 43 -,15 ,28 ,0668 ,06939 PE3 43 -1198,19 367,83 13,7432 213,20386 RO3 43 -,05 1,07 ,1289 ,21744 PPS 43 ,58 ,90 ,7658 ,09007 RA 43 0 1 ,49 ,506 RU 43 0 1 ,44 ,502 JI 43 0 1 ,72 ,454 Valid N (listwise) 43

(2)

Dari output statistik deskriptif pada tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa:

1. Variabel Initial Return memiliki nilai minimum -0,22 yang dihasilkan Gunawan Dianjaya Steel Tbk dan nilai maximum 0,46 yang dihasilkan Skybee Tbk Initial Return mempunyai mean atau nilai rata-rata sebesar 0,0939 dan nilai standar deviasi sebesar 0.17155.

2. Variabel Ukuran Perusahaan memiliki nilai minimum 0,01 yang dihasilkan Bumi Resources Minerals Tbk dan nilai maximum 76,62 yang dihasilkan Alkindo Naratama Tbk. Ukuran Perusahaanmempunyai mean atau nilai rata-rata sebesar 6,1668 dan nilai standar deviasi sebesar 15,60660.

3. Variabel Debt to Equity Ratio memiliki nilai minimum 0,14 yang dihasilkan Sidomulyo Selaras Tbk dan nilai maximum 5,05 yang dihasilkan Sarana Menara Nusantara Tbk. Debt to Equity Ratio mempunyai mean atau nilai rata-rata sebesar 0,9173dan nilai standar deviasi sebesar 0,94748.

4. Variabel Earning Per Share memiliki nilai minimum -26,00 yang dihasilkan Gunawan Dianjaya Steel Tbk dan nilai maximum 344,00 yang dihasilkan Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Earning Per Share mempunyai mean atau nilai rata-rata sebesar 69,4056 dan nilai standar deviasi sebesar 85,30033. 5. Variabel Price Earning Ratio memiliki nilai minimum -37,43 yang dihasilkan

SMR Utama Tbk dan nilai maximum 482,14 yang dihasilkan Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. Price Earning Ratio mempunyai mean atau nilai rata-rata sebesar 31,5147 dan nilai standar deviasi sebesar 79,47938.

(3)

6. Variabel Return On Assets memiliki nilai minimum -0,15 yang dihasilkan Gunawan Dianjaya Steel Tbk dan nilai maximum 0,28 yang dihasilkan Harum Energy Tbk. Return On Assets mempunyai mean atau nilai rata-rata sebesar 0,0668 dan nilai standar deviasi sebesar 0,06939.

7. Variabel Price Earning Ratio of 3 years memiliki nilai minimum -1198,19 yang dihasilkan ABM Investama Tbk. dan nilai maximum 367,83 yang dihasilkan Harum Energy Tbk. Price Earning Ratio of 3 years mempunyai mean atau nilai rata-rata sebesar 13,7432 dan nilai standar deviasi sebesar 213,20386.

8. Variabel Return On Average Assets of 3 years memiliki nilai minimum -0,05 yang dihasilkan Benakat Petroleum Energy Tbk dan nilai maximum 1,07 yang dihasilkan Golden Retailindo Tbk. Return On Average Assets of 3 years mempunyai mean atau nilai rata-rata sebesar ,1289 dan nilai standar deviasi sebesar ,21744.

9. Variabel Persentase Pemegang Saham memiliki nilai minimum ,58 yang dihasilkan Bumi Citra Permai Tbk. dan nilai maximum ,90 yang dihasilkan Elang Mahkota Teknologi Tbk. Persentase Pemegang Saham mempunyai mean atau nilai rata-rata sebesar ,7658 dan nilai standar deviasi sebesar ,09007.

10.Variabel Reputasi Auditor diukur dengan dummy dan berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 0,49 atau 49% sampel penelitian telah menggunakan auditor dari KAP The Big 4 untuk mengaudit laporan

(4)

keuangan perusahaannya. Dalam tabel 4.1. juga dapat dilihat besarnya standar deviasi untuk Reputasi Auditor sebesar 0,506, yang menunjukkan rata-rata penyebaran penyimpangan variabel reputasi auditor terhadap initial return sebesar 50,6%.

11.Variabel Reputasi Underwriter diukur dengan dummy dan berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 0,44 atau 44% sampel penelitian telah menggunakan penjamin emisi (Underwriter) yang masuk top 10 dalam 20 most active brokerage house monthly IDX berdasarkan total frekuensi. Dalam tabel 4.1. juga dapat dilihat besarnya standar deviasi untuk Reputasi Auditor sebesar 0,502, yang menunjukkan rata-rata penyebaran penyimpangan variabel reputasi underwriter terhadap initial return sebesar 50,2%.

12.Variabel Jenis Industri diukur dengan dummy dan berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 0,72 atau 72% sampel penelitian perusahaan non keuangan yang melakukan IPO termasuk dalam jenis industri yang high profile. Dalam tabel 4.1. juga dapat dilihat besarnya standar deviasi untuk jenis industri sebesar 0,454, yang menunjukkan rata-rata penyebaran penyimpangan variabel reputasi auditor terhadap initial return sebesar 45,4%.

(5)

B. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan analisis regresi maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu, agar model yang digunakan dapat menunjukkan hubungan yang akurat. Uji asumsi klasik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov – Smirnov

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametic Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dengan hipotesis sebagai berikut: Ho: Data residual berdistribusi normal

Ha: Data residual tidak berdistribusi normal

Pengambilan keputusan untuk menentukan data variabel penelitian terdistribusi normal atau tidak adalah sebagai berikut :

1. Nilai Asym.Sig. (2-tailed) ≥ 0.05 maka data berdistribusi normal.

(6)

Tabel 4.2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 43

Normal Parametersa,b Mean 0E-7 Std. Deviation ,14639798 Most Extreme Differences

Absolute ,083

Positive ,043

Negative -,083

Kolmogorov-Smirnov Z ,546

Asymp. Sig. (2-tailed) ,927

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Dari tabel 4.2. menunjukkan bahwa Asymp.Sig. (2-tailed) Unstandardized Residual sebesar 0,927 yang berarti nilainya lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data pada penilaian ini berdistribusi normal. Oleh karena itu, data ini telah memenuhi asumsi normalitas dan dapat dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan analisis regresi.

2. Uji Multikolinearitas

Model regresi yang memenuhi asumsi klasik adalah yang terbebas dari multikolonieritas yaitu tidak adanya korelasi diantara variabel bebas (independent variable). Adanya multikolonieritas ditunjukkan dengan nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.

(7)

Tabel 4.3

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) Size ,824 1,214 DER ,669 1,495 EPS ,564 1,772 PER ,790 1,265 ROA ,594 1,683 PE3 ,813 1,231 RO3 ,802 1,247 PPS ,648 1,542 RA ,736 1,360 RU ,737 1,357 JI ,910 1,099

Hasil Uji melalui Variance Inflation Factor (VIF) pada hasil output SPSS tabel coefficient, masing-masing variabel independen memiliki VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Maka dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi persoalan multikolinearitas antar varibel independen.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah terjadi korelasi antar suatu periode t dengan periode sebelumnya (t-1). Terdapat beberapa cara untuk mendeteksi gejala autokorelasi salah satunya metode Run test. Alasannya menggunakan metode

(8)

tersebut, karena metode Run Test lebih akurat dalam mendeteksi nilai residual yang memiliki korelasi yang tinggi. Menurut Ghozali (2009, hal. 108) bahwa nilai sig yang kurang dari 0,05, dapatlah disimpulkan terjadi autokorelasi antara nilai residual.

Tabel 4.4

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea ,01475

Cases < Test Value 21 Cases >= Test Value 22

Total Cases 43

Number of Runs 24

Z ,312

Asymp. Sig. (2-tailed) ,755 a. Median

Berdasarkan tabel 4.4 yakni hasil uji autokorelasi dengan menggunakan metode Run Test, ternyata untuk model pengujian regresi yang memiliki nilai Asimp sig (2 – tailed) 0,755 sehingga dapatlah disimpulkan bahwa model regresi tidak memiliki persoalan autokorelasi. Alasannya karena memiliki asimp sig (2 – tailed) yang lebih besar dari 0,05.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

(9)

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Penelitian ini menggunakan cara dengan pengujian statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, pengujian yang dilakukan adalah dengan menggunakan Uji Park.

Heteroskedastisitas terjadi apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi Logaritma dari kuadrat residual (Lnkwderes) signifikan secara statistik dan sebaliknya jika parameter beta tidak signifikan secara statistik, maka asumsi homoskedastisitas pada data model tidak dapat ditolak. Berdasarkan tabel 4.5, koefisien parameter untuk variabel independen tidak ada yang signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas.

Tabel 4.5 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. Correlations Collinearity Statistics B Std.

Error

Beta

Zero-order

Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) -5,013 2,621 -1,913 ,065 Size -,043 ,019 -,341 -2,223 ,034 -,200 -,371 -,310 ,824 1,214 DER -,381 ,350 -,186 -1,089 ,284 -,346 -,192 -,152 ,669 1,495

(10)

EPS ,000 ,004 ,018 ,095 ,925 ,058 ,017 ,013 ,564 1,772 PER -,001 ,004 -,052 -,332 ,742 ,041 -,059 -,046 ,790 1,265 ROA 2,721 5,068 ,097 ,537 ,595 ,113 ,096 ,075 ,594 1,683 PE3 ,000 ,001 ,031 ,198 ,844 ,164 ,036 ,028 ,813 1,231 RO3 -2,847 1,392 -,318 -2,045 ,059 -,305 -,345 -,285 ,802 1,247 PPS 1,908 3,738 ,088 ,511 ,613 -,098 ,091 ,071 ,648 1,542 RA -1,205 ,625 -,313 -1,928 ,063 -,309 -,327 -,269 ,736 1,360 RU -1,044 ,629 -,269 -1,660 ,107 -,230 -,286 -,231 ,737 1,357 JI ,429 ,626 ,100 ,686 ,498 ,042 ,122 ,096 ,910 1,099 a. Dependent Variable: Lnkwderes

C.Uji Hipotesis

1. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Koefisian determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variasi variabel independen. Nilai R2 adalah antara nol dan satu. Semakin mendekati 1 maka nilainya semakin baik yang berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk mempredeksi variasi variabel dependen.

(11)

Tabel 4.6

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,521a ,272 ,013 ,17040

a. Predictors: (Constant), JI, ROA, RO3, PE3, Size, PPS, PER, RU, RA, DER, EPS b. Dependent Variable: IR

Dari tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa angka koefisien determinasi atau Adjusted R Square adalah 0,013 atau (1,3%) artinya adanya pengaruh Ukuran perusahaan, Deb to Equity Ratio, Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Assets, Price Earning Ratio of 3 years, Return On Average Assets of 3 years, Persentase Pemegang Saham, Reputasi Auditor, Reputasi Underwriter, dan Jenis Industri terhadap Initial Return karena sebesar (1,3%) atau variasi variabel

independen yang digunakan kurang mampu menjelaskan variabel dependen (Initial Return). Sedangkan sisanya yaitu (100%- 1,3% = 98,7%) dijelaskan atau

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Standard Error of the Estimate sebesar 0,17040, semakin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.

Koefisien relasi (R) pada tabel 4.6 sebesar 0,521 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah sedang karena memiliki nilai koefisien relasi di atas 0,5 yang mendekati nilai 1.

(12)

2. Uji Regresi Simultan (Uji F)

Uji F yaitu suatu uji untuk mengetahui pengaruh antaravariabel-variabel bebas secara bersama (simultan) terhadap varibel terikat. Untuk meneliti pengaruh Ukuran perusahaan, Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Assets, Price Earning Ratio of 3 years, Return On Average Assets of 3 years, Persentase Pemegang Saham, Reputasi Auditor, Reputasi Underwriter, dan Jenis Industri terhadap tingkat initial return secara simultan dapat dihitung dengan menggunakan F test. Berdasarkan hasil pengolahan data maka diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.7

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression ,336 11 ,031 1,052 ,429b

Residual ,900 31 ,029

Total 1,236 42

a. Dependent Variable: IR

b. Predictors: (Constant), JI, ROA, RO3, PE3, Size, PPS, PER, RU, RA, DER, EPS

Dari tabel ANOVA diperoleh nilai signifikansinya yaitu sebesar 0.429 lebih besar dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan Ho diterima dan Ha ditolak. Dapat disimpulkan bahwa Ukuran perusahaan, Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Assets, Price Earning Ratio of 3 years, Return On Average Assets of 3 years, Persentase Pemegang Saham, Reputasi Auditor, Reputasi

(13)

Underwriter, dan Jenis Industri secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap initial return secara signifikan. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Sulistio (2005) yang menyatakan bahwa informasi akuntansi dan non-akuntansi secara simultan berpengaruh terhadap initial return.

3. Uji Regresi Parsial (Uji t)

Untuk menguji signifikansi koefisien regresi, yaitu apakah variabel independen (X) berpengaruh secara nyata atau maka akan digunakan uji t. Jika t tabel > t hitung maka Ho diterima, sedangkan jika t tabel < t hitung maka Ho ditolak.

Atau dapat juga menggunakan Nilai Signifikansi :

Jika Sig < 0.05  Tolak H0 sehingga H1 diterima (Signifikan)

Jika Sig > 0.05  Terima H0 sehingga H1 ditolak (Tidak Signifikan)

Tabel 4.8

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) ,604 ,254 2,375 ,024 Size ,000 ,002 -,019 -,113 ,911 DER ,022 ,034 ,120 ,639 ,527 EPS ,000 ,000 ,188 ,923 ,363 PER ,001 ,000 ,257 1,491 ,146 ROA ,052 ,492 ,021 ,107 ,916 PE3 ,000 ,000 ,129 ,756 ,455

(14)

RO3 ,162 ,135 ,205 1,196 ,241 PPS -,748 ,363 -,393 -2,062 ,048 RA ,006 ,061 ,019 ,107 ,915 RU -,050 ,061 -,147 -,824 ,416 JI -,009 ,061 -,024 -,149 ,883 a. Dependent Variable: IR Pengujian Hipotesis :

Hipotesis-1 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap tingkat initial return. Berdasarkan hasil pengujian, ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,911 berarti lebih besar dari 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima, dengan kata lain Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap initial return. Hal ini menunjukkan perusahaan dengan perolehan asset yang besar dapat dihasilkan dari hutang yang besar dan penggunaan asset yang tidak efisien dan efektif, sehingga tidak mampu menghasilkan laba yang besar. Adanya ketidakpastian mengakibatkan ukuran perusahaan yang besar belum tentu memberikan initial return yang besar. Sehingga investor tidak tertarik untuk membeli saham perdananya. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh signifikan postif ukuran perusahaan terhadap initial return ditolak. Hasil analisis ini konsisten dengan hasil penelitian Sulistio (2005) dan kontradiktif dengan hasil penelitian yang dilakukan Chirapadanakul, Gunawardana (2005).

Hipotesis-2 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap tingkat initial return. Berdasarkan hasil pengujian, Debt to Equity

(15)

Ratio (DER)memiliki nilai signifikansi sebesar 0,527 berarti lebih besar dari 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima, dengan kata lain Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap initial return. Hal ini disebabkan nilai Debt to Equity Ratio yang tinggi menunjukkan semakin tinggi resiko perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang sehingga cenderung dihindari investor. Kewajiban jangka panjang akan mebuat perolehan laba perusahaan kecil, sehingga kemungkinan investor tidak tertarik untuk membeli saham perdana perusahaan. Hasil analisis ini konsisten dengan hasil penelitian Sulistio (2005) dan kontradiktif dengan hasil penelitian Irawati dan Trisyanti (2009).

Hipotesis-3 : Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif terhadap tingkat initial return. Berdasarkan hasil pengujian, Earning Per Share (EPS) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,363 berarti lebih besar dari 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima, dengan kata lain Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh terhadap initial return. Earning per share mencerminkan jumlah uang yang diperoleh untuk setiap lembar saham perusahaan. Semakin tinggi nilai earning per share maka semakin tinggi pula harga saham. Namun, hanya perusahaan yang mapan yang umumnya memiliki nilai EPS yang tinggi sedangkan perusahaan yang berusia muda memiliki kecenderungan nilai EPS yang rendah. Hal ini menyebabkan investor masih meragukan perusahaan yang baru listing dapat menghasilkan nilai EPS yang tinggi sehingga investor

(16)

tidak membeli saham yang ditawarkan. Hasil analisis ini konsisten dengan hasil penelitian Sulistio (2005).

Hipotesis-4 : Price Earning Ratio (PER)berpengaruh negatif terhadap tingkat initial return. Berdasarkan hasil pengujian, Price Earning Ratio (PER) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,146 berarti lebih besar dari 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima, dengan kata lain Price Earning Ratio (PER) tidak berpengaruh terhadap initial return. Hal ini disebabkan karena Price Earning Ratio merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan menilai intrinsik saham. Jika nilai intrinsik saham lebih rendah dibandingkan harga pasarnya maka saham tergolong overvalued sehingga sebaiknya tidak dibeli investor. Hasil analisis ini konsisten dengan hasil penelitian Sulistio (2005) dan kontradiktif dengan hasil penelitian yang dilakukan Chirapadanakul, Gunawardana (2005).

Hipotesis-5 : Return On Assets (ROA) berpengaruh terhadap tingkat initial return. Berdasarkan hasil pengujian, Return On Assets (ROA) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,916 berarti lebih besar dari 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima, dengan kata lain Return On Assets (ROA) tidak berpengaruh terhadap initial return. Hal ini disebabkan semakin tinggi return on assets maka investor akan menilai efektivitas kinerja perusahaan sangat baik dan perusahaan bersedia membeli saham perdananya lebih tinggi. Hal ini akan membuat investor tidak melakukan pembelian saham perdana perusahaan. Hasil analisis ini konsisten dengan hasil penelitian Chirapadanakul,

(17)

Gunawardana (2005) yang menyatakan bahwa Return on assets merupakan faktor yang tidak berpengaruh signifikan terhadap return IPO.

Hipotesis-6 : Price Earning Ratio of 3 years (PE3) berpengaruh negatif terhadap tingkat initial return. Berdasarkan hasil pengujian, Price Earning Ratio of 3 years (PE3) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,455 berarti lebih besar dari 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima, dengan kata lain Price Earning Ratio of 3 years (PE3) tidak berpengaruh terhadap initial return. Hal ini disebabkan PE3 merupakan rata-rata price earning ratio adalah salah satu pendekatan yang dapat digunakan menilai intrinsik saham. Jika nilai intrinsik saham lebih rendah dibandingkan harga pasarnya maka saham tergolong overvalued sehingga sebaiknya tidak dibeli investor. Hal ini kontradiktif dengan hasil penelitian Chirapadanakul, Gunawardana (2005) yang menyatakan bahwa Price Earning Ratio of 3 years (PE3) merupakan faktor yang tidak berpengaruh signifikan terhadap return IPO.

Hipotesis-7 : Return On Average Asset of 3 years (RO3) berpengaruh positif terhadap tingkat initial return. Berdasarkan hasil pengujian, Return On Average Asset of 3 years (RO3) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,241 berarti lebih besar dari 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima, dengan kata lain Return On Average Asset of 3 years (RO3) tidak berpengaruh terhadap initial return. RO3 yang diukur dengan Return on average asset (ROAA) yang berguna bagi investor dalam menilai kekuatan keuangan dan efisiensi perusahaan untuk menggunakan sumber dayanya. Namun hasil penelitian ini

(18)

mengindikasikan bahwa dalam menilai atau memprediksi initial return, investor tidak menggunakan informasi Return on average asset (ROAA) karena perusahaan dianggap bersedia membeli saham perdananya lebih besar. Hasil ini kontradiktif dengan penelitian Chirapadanakul, Gunawardana (2005).

Hipotesis-8 : Persentase Pemegang Saham berpengaruh terhadap tingkat initial return. Berdasarkan hasil pengujian, Persentase Pemegang Saham memiliki nilai signifikansi sebesar 0,048 berarti lebih kecil dari 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak, dengan kata lain Persentase pemegang saham berpengaruh terhadap initial return. Hal ini menunjukkan investor mengamati kecenderungan initial return yang semakin tinggi sejalan dengan semakin tingginya proporsi kepemilikanpemegang saham lama. Hasil analisis ini konsisten dengan hasil penelitian Sulistio (2005) dan kontradiktif dengan hasil penelitian Sutedja dan Violita (2010).

Hipotesis-9 : Reputasi Auditor berpengaruh positif terhadap tingkat initial return. Berdasarkan hasil pengujian, Reputasi Auditor memiliki nilai signifikansi sebesar 0,915 berarti lebih besar dari 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima, dengan kata lain Reputasi Auditor tidak berpengaruh terhadap initial return. Hal ini disebabkan ketidakpercayaan investor terhadap kredibilitas jasa auditor yang digunakan perusahaan dan hasil penelitian menyatakan hanya 49% dari 43 sampel perusahaan yang menggunakan jasa auditor prestigious yang disebabkan pertimbangan biaya yang besar. Hal-hal

(19)

tersebut menjadi alasan investor tidak menggunakan informasi ini untuk mempengaruhi initial return. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis tentang reputasi auditor berpengaruh terhadap initial return ditolak. Hasil ini konsisten dengan penelitian Sulistio (2005) dan kontradiktif dengan hasil penelitian Hui, Zongfang, Heping (2012).

Hipotesis-10 : Reputasi Underwriter berpengaruh positif terhadap tingkat initial return. Berdasarkan hasil pengujian, Reputasi Underwriter memiliki nilai signifikansi sebesar 0,416 berarti lebih besar dari 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima, dengan kata lain Reputasi Underwriter tidak berpengaruh terhadap initial return. Hal ini disebabkan penilaian peringkat underwriter dianggap bersifat subjektif sehingga investor masih meragukan kredibilitas kinerja underwriter dan emiten tidak memperhatikan peringkat underwriter yang digunakan karena faktor biaya. Hasil analisis ini konsisten dengan hasil penelitian Sulistio (2005) dan kontradiktif dengan hasil penelitian Hui, Zongfang, Heping (2012).

Hipotesis-11 : Jenis Industri berpengaruh positif terhadap tingkat initial return. Berdasarkan hasil pengujian, Jenis Industri memiliki nilai signifikansi sebesar 0,883 berarti lebih besar dari 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima, dengan kata lain Jenis Industri tidak berpengaruh terhadap initial return. Hal ini disebabkan setiap jenis industri memiliki kelemahan dan kelebihannya serta memiliki prospek jangka panjangnyanya masing- masing. Hal ini juga dapat disebabkan adanya tren jenis industri pada saham IPO yang

(20)

berubah dari waktu ke waktu akibat kebijakan politik dan ekonomi yang diterapkan suatu negara. Hasil analisis ini konsisten dengan hasil penelitian Sulistio (2005) dan kontradiktif dengan hasil penelitian Chirapadanakul, Gunawardana (2005) yang menyatakan hubungan antara initial return pada IPO terhadap masing-masing sektor perusahaan berbeda sesuai dengan karakteristiknya.

4. Analisis Regresi Linear Berganda

Berdasarkan hasil uji di atas dari sebelas variabel independen yang dimasukkan ke dalam model regresi terdapat satu variabel yang hasilnya signifikan yaitu adalah Persentase Penawaran Saham menunjukkan hasil signifikan kurang dari 0,05. Dari sini dapat disimpulkan bahwa variabel initial return (IR) dipengaruhi oleh persentase penawaran saham dengan persamaan matematis: = 0,604 + 0,00 1 + 0,022 2 + 0,00 3 + 0,001 4 + 0,052 5 + 0,00 6 + 0,162 7 – 0,748 8 + 0,006 9 - 0,05 10 - 0,009 11 : Underpricing α : Konstanta X1 : Ukuran Perusahaan

(21)

X3 : Earning Per Share X4 = Price Earning Ratio X5 = Return On Assets

X6 = Price Earning Ratio of 3 years (PE3) X7 =Return On Average Asset of 3 years (RO3) X8 =Persentase penawaran harga saham

X9 = Reputasi Auditor X10= Reputasi Underwriter X11= Jenis Industri

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Nilai konstanta adalah 0,604 artinya jika variabel independen dianggap konstan, maka rata-rata initial return bernilai positif 60,4%.

b. Koefisien Ukuran Perusahaan (X1) sebesar 0,00 pada variabel Ukuran Perusahaan tidak terdapat hubungan dengan initial return. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan 1 persen dari ukuran perusahaan tidak akan menyebabkan penurunan atau kenaikan initial return.

c. Koefisien Debt to Equity Ratio (X2) sebesar 0,022 pada variabel Debt to Equity Ratio terdapat hubungan positif dengan initial return. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan 1 persen dari Debt to equity ratio akan menyebabkan kenaikan initial return yang diterima sebesar 2,2%.

(22)

d. Koefisien Earning Per Share (X3) sebesar 0,00 pada variabel Earning Per Share tidak terdapat hubungan dengan initial return saham. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan 1 persen dari Earning per share tidak akan menyebabkan penurunan maupun kenaikan pada initial return.

e. Koefisien Price Earning Ratio (X4) sebesar 0,001 pada variabel Price Earning Ratio terdapat hubungan positif dengan initial return. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan 1 persen dari Price Earning Ratio akan menyebabkan kenaikan initial return yang diterima sebesar 0,1%.

f. Koefisien Return On Assets (X5) sebesar 0,052 pada variabel Return On Assets terdapat hubungan positif dengan initial return. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan 1 persen dari Return On Assets akan menyebabkan kenaikan initial return yang diterima sebesar 5,2%.

g. Koefisien Price Earning Ratio of 3 years sebesar 0,00 pada variabel Price Earning Ratio of 3 years tidakterdapat hubungan dengan initial return. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan 1 persen dari Price Earning Ratio of 3 years tidak akan menyebabkan penurunan atau kenaikan initial return.

h. Koefisien Return On Average Asset of 3 years sebesar 0,162 pada variabel Return On Average Asset of 3 years terdapat hubungan positif dengan initial return. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan 1 persen dari Return On Average Asset of 3 years akan menyebabkan kenaikan initial return yang diterima sebesar 16,2%.

(23)

i. Koefisien Persentase penawaran saham sebesar -0,748 pada variabel Persentase penawaran sahamterdapat hubungan negatif dengan initial return. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan 1 persen dari Persentase penawaran saham akan menyebabkan penurunan initial return yang diterima sebesar 74,8%.

j. Koefisien Reputasi Auditor sebesar 0,006 pada variabel Reputasi Auditor terdapat hubungan positif dengan initial return. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan 1 persen dari Reputasi Auditor akan menyebabkan kenaikan initial return yang diterima sebesar 0,6%.

k. Koefisien Reputasi Underwriter sebesar -0,05 pada variabel Reputasi underwriter terdapat hubungan negatif dengan initial return. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan 1 persen dari Reputasi underwriter akan menyebabkan penurunan initial return yang diterima sebesar 5%.

l. Koefisien Jenis Industri sebesar - 0,009 pada variabel Jenis industri terdapat hubungan negatif dengan initial return saham. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan 1 persen dari Jenis Industri akan menyebabkan penurunan initial return saham yang diterima sebesar 0,9%.

Gambar

Tabel 4.5  Coefficients a Model  Unstandardized  Coefficients  Standardized Coefficients

Referensi

Dokumen terkait

Rata-rata kadar fluorida pada sampel air minum dalam kemasan, dibawah kadar yang telah ditetapkan oleh Permenkes RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 tentang kualitas

Penelitian ini bertujuan ini bertujuan untuk mengakaji implementasi kebijakan pengelolaan inventaris barang bergrak milik daerah di lingkungan Pemerintah Kota

Hotel bisnis adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, sarana, &#34;asilitas

Pada Pasal 34 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 menyatakan bahwa : 1) Hak Guna Bangunan dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain. 2) Pengertian beralih dan dialihkan

tinggal dari industri, maka besarnya nilai WTA yang diharapkan responden akan. semakin

sama antenna jenis solid lebih berat dibandingkan dengan antenna jenis grid. Sementara berat juga beragam tergantung pada ukuran diameternya. Dengan kemajuan

Berdasarkan pertimbangan tersebut, bio briket yang terbuat dari kulit biji mete, bungkil jarak, sekam padi dan jerami diharapkan dalam jangka panjang akan menjadi sumber

Lahir-&lt;3 Bln 3-&lt;6 Bln 6-&lt;9 Bln 9-&lt;12 Bln 12-&lt;18 Bln 18 bln-2 Thn 2-3 Thn 3-4 Thn 4-5 Thn 5-6 Thn lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal,