• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I TAHUN 2014"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

No.06/05/18/Th.XIV, 5 Mei 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG

TRIWULAN I TAHUN 2014

EKONOMI LAMPUNG TUMBUH 5,28 PERSEN

Dalam menyusun rencana pembangunan ekonomi dibutuhkan informasi tentang perkembangan ekonomi dalam waktu yang relatif pendek. Informasi yang dimaksud antara lain dapat diperoleh melalui kajian data dan indikator PDRB triwulanan. Di samping untuk perencanaan, PDRB triwulanan juga dapat dimanfaatkan untuk menyusun model ekonometri guna mengamati fluktuasi ekonomi jangka pendek atau musiman.

Selama triwulan I 2014 perekonomian Lampung tumbuh 7,58 persen dari triwulan sebelumnya (q to q). Dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2013 (y on y), perekonomian Lampung meningkat sebesar 5,28 persen. Berarti secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Lampung sampai dengan triwulan I 2014 (c to c) tumbuh 5,28 persen.

Pada pertumbuhan sektoral ”q to q” terdapat empat sektor mengalami pertumbuhan positif yaitu sektor Pertanian, sektor Perdagangan, sektor Pertambangan, dan sektor Keuangan Persewaan & Jasa Perusahaan. Pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor Pertanian yang tumbuh 23,44 persen, sementara sektor Perdagangan, sektor Pertambangan/penggalian, dan sektor Keuangan Persewaan & Jasa Perusahaan masing-masing tumbuh dengan laju sebesar 8,01 persen, 1,81 persen, dan 0,13 persen. Namun jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, tercatat pertumbuhan positif terjadi di semua sektor, dengan pertumbuhan terbesar terjadi di sektor Keuangan Persewaan & Jasa Perusahaan dan sektor Jasa-Jasa masing-masing 10,79 dan 9,77 persen.

Struktur ekonomi Lampung triwulan I 2014 sedikit mengalami pergeseran dalam urutan. Sektor Pertanian masih memiliki peranan terbesar dalam perekonomian Lampung (36,89 persen). Di triwulan I 2014 sektor Perdagangan menguat perannya sehingga menempati posisi kedua, menggeser sektor Industri Pengolahan menjadi urutan ketiga terbesar.

Pertumbuhan triwulan I 2014 secara ”y on y” sebesar 5,28 persen dari sisi pengeluaran dipengaruhi oleh komponen Konsumsi Rumah Tangga yang sumbangan terhadap pertumbuhan sebesar 3,78 persen, dan Pembentukan Modal Tetap Bruto 1,03 persen. .

Struktur PDRB menurut Pengeluaran triwulan I 2014 didominasi Komponen Konsumsi Rumah Tangga (51,43 persen), Net ekspor (20,54 persen) dan PMTB (17,07 persen).

(2)

1. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I Tahun 2014 Menurut Lapangan Usaha

Perekonomian Lampung triwulan I 2014 tumbuh 7,58 persen dari triwulan sebelumnya. Dari sembilan sektor ekonomi, tercatat empat sektor mengalami pertumbuhan positif. Sektor yang mengalami pertumbuhan terbesar adalah sektor Pertanian (23,44 persen), disebabkan naiknya tingkat produksi sub sektor tanaman pangan, perkebunan, dan kehutanan. Kontribusi sektor Pertanian terhadap pertumbuhan yang dicapai Lampung triwulan I 2014 mencapai 7,74 persen. Pertumbuhan terbesar kedua adalah sektor Perdagangan yang tumbuh 8,01 persen, yang menyumbang 1,23 persen total pertumbuhan. Sektor lain yang tumbuh positif dari triwulan sebelumya adalah sektor Pertambangan & Penggalian dengan laju sebesar 1,81 persen. Kontribusi sektor ini terhadap pertumbuhan yang dicapai pada triwulan I 2014 sebesar 0,04 persen. Selain itu sektor Keuangan Persewaan & Jasa Perusahaan juga menyumbang pertumbuhan meningkat sebesar 0,13 persen, yang menyumbang 0,02 persen pertumbuhan Lampung. Sementara sektor lain mengalami kontraksi dari triwulan sebelumnya, terutama di sektor Listrik, Gas, dan Air; sektor Industri Pengolahan; sektor Angkutan dan Komunikasi; sektor Jasa-Jasa, serta sektor Bangunan, yang masing-masing menurun 9,80 persen, 8,42 persen, 1,18 persen, 0,70 persen, dan 0,03 persen.

Tabel 1.

Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Triwulan I 2014 Provinsi Lampung menurut Lapangan Usaha (Persen)

Lapangan Usaha Pertumbuhan Trw I 2014 Terhadap s.d Trw I 2014 ( c to c ) Sumber Pertumbuhan Trw IV 2013 ( q to q ) Trw I 2013 ( y on y) (q to q) (y on y) (c to c) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Pertanian 23.44 3.84 3.84 7.74 1.47 1.47 2. Pertambangan dan Penggalian 1.81 6.10 6.10 0.04 0.12 0.12 3. Industri Pengolahan -8.42 2.75 2.75 -1.23 0.35 0.35 4. Listrik, Gas dan Air Bersih -9.80 8.25 8.25 -0.05 0.03 0.03 5. Bangunan -0.03 0.47 0.47 0.00 0.02 0.02 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 8.01 4.45 4.45 1.23 0.69 0.69 7. Angkutan dan Komunikasi -1.18 8.74 8.74 -0.11 0.71 0.71 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Prshn 0.13 10.79 10.79 0.02 1.13 1.13 9. Jasa-jasa -0.70 9.77 9.77 -0.06 0.75 1.75

P D R B 7.58 5.28 5.28 7.58 5.28 5.28

PDRB TANPA MIGAS 7.64 5.27 5.27

Jika dibandingkan dengan kondisi triwulan I 2013 (y on y), maka perekonomian Lampung tumbuh 5,28 persen. Selama triwulan I 2014 seluruh sektor mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 10,79 persen, diikuti sektor Jasa-jasa (9,77 persen), sektor Angkutan dan Komunikasi (8,74 persen), dan sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (8,25 persen). Selanjutnya sektor Pertambangan dan Penggalian, dan sektor Perdagangan/Hotel/Restoran tumbuh di kisaran angka 4-6 persen. Sementara sektor Pertanian dan sektor Industri Pengolahan tumbuh dengan laju 2,75 persen. Jika dilihat dari kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Lampung secara y on y pada triwulan I 2014, maka sektor Pertanian, sektor

(3)

Keuangan/Persewaan/Jasa Perusahaan, serta sektor Jasa-jasa memberikan kontribusi terbesar yaitu masing-masing 1,47 persen, 1,13 persen, dan 0,75 persen.

Secara kumulatif (c to c), pertumbuhan ekonomi Lampung sampai dengan triwulan I Tahun 2014 mencapai 5,28 persen, sama dengan pertumbuhan ”y on y”.

Gambar 1.

Laju Pertumbuhan PDRB Triwulan I 2014 Provinsi Lampung menurut Lapangan Usaha

-10.00 -5.00 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 P e rtu m b u h a n ( % ) Sektor q to q y on y c to c

2.

PDRB Triwulan I Tahun 2014 Menurut Lapangan Usaha

Produk Domestik Regional Bruto Lampung pada triwulan I 2014 atas dasar harga berlaku mencapai 44,99 triliun rupiah. Angka ini meningkat 10,09 persen dari triwulan IV 2013 yang sebesar 40,87 triliun rupiah. Nilai tersebut termasuk nilai tambah dari sub sektor Minyak dan Gas Bumi yang nilainya mencapai 495,47 milyar rupiah pada triwulan IV 2013, dan meningkat di triwulan I 2014 menjadi sebesar 515,77 milyar rupiah.

Fluktuasi tingkat produksi sektoral pada triwulan I 2014 dibandingkan triwulan sebelumnya terlihat dari PDRB atas dasar harga konstan 2000. Produk Domestik Regional Bruto Lampung pada triwulan I 2014 atas dasar harga konstan mencapai 11,89 triliun rupiah. Angka ini meningkat 7,58 persen dari triwulan IV 2013 yang sebesar 11,05 triliun rupiah. Sektor yang signifikan mengalami kenaikan tingkat produksi adalah sektor Pertanian dari 3,65 triliun rupiah menjadi 4,50 triliun rupiah pada triwulan I 2014. Diikuti sektor Perdagangan/Hotel/Restoran (dari Rp 1,70 triliun menjadi 1,84 triliun) dan sektor Pertambangan/penggalian (dari Rp 236,87 milyar menjadi 241,17 milyar). Sedangkan fluktuasi tingkat harga akan terlihat dari kombinasi antara PDRB adh berlaku dan konstan dimana secara umum semua sektor mengalami kenaikan tingkat harga.

(4)

Tabel 2.

PDRB Triwulanan Provinsi Lampung menurut Lapangan Usaha (Milyar Rupiah)

Lapangan Usaha

Harga Berlaku Harga Konstan Tahun 2000

Triw IV 2013 Triw I 2014 Triw IV 2013 Triw I 2014

(1) (2) (3) (4) (5) 1. Pertanian 12,992.95 16,595.70 3,648.29 4,503.60 2. Pertambangan dan Penggalian 876.15 912.49 236.87 241.17 3. Industri Pengolahan 6,988.39 6,607.42 1,615.75 1,479.74 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 250.17 231.96 51.89 46.81 5. Bangunan 1,325.63 1,350.40 529.91 529.73 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 6,495.62 7,256.09 1,700.65 1,836.95 7. Angkutan dan Komunikasi 5,264.60 5,242.99 1,005.44 993.60 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Prshn. 2,669.22 2,719.60 1,312.24 1,313.90 9. Jasa-Jasa 4,003.28 4,017.61 951.93 945.25

PDRB 40,866.01 44,988.25 11,052.97 11,890.75

PDRB TANPA MIGAS 40,370.54 44,472.48 10,933.65 11,769.33

3.

Struktur Ekonomi Triwulan I Tahun 2014 Menurut Lapangan Usaha

Pada Triwulan I-2014, struktur ekonomi Lampung terlihat mengalami perubahan urutan yang signifikan dibanding dengan triwulan sebelumnya. Sektor ekonomi yang masih memiliki peranan terbesar adalah sektor Pertanian yaitu 36,89 persen. Peran sektor Pertanian meningkat dari triwulan sebelumnya karena terjadi panen raya tanaman bahan makanan. Sektor dengan peranan terbesar kedua adalah Perdagangan/Hotel/Restoran sebesar 16,13 persen, diikuti sektor Industri Pengolahan dengan peranan 14,69 persen. Selanjutnya sektor tersier yang berperan adalah Angkutan dan Komunikasi 11,65 persen dan sektor Jasa-Jasa sebesar 9,05 persen. Sementara itu peranan seluruh sektor ekonomi tanpa migas pada triwulan I-2014 sebesar 98,85 persen.

Tabel 3.

Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Lampung Menurut Lapangan Usaha (Persen)

Lapangan Usaha Trw I Trw IV Trw I

2013 2013 2014

(1) (2) (3) (4)

1. Pertanian 37.35 31.79 36.89 2. Pertambangan dan Penggalian 2.06 2.14 2.03 3. Industri Pengolahan 15.13 17.10 14.69 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0.51 0.61 0.52 5. Bangunan 3.20 3.24 3.00 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 16.17 15.89 16.13 7. Angkutan dan Komunikasi 10.85 12.88 11.65 8. Keuangan, Persewaan & Js Perusahaan 6.04 6.53 6.05 9. Jasa-jasa 8.69 9.80 9.05

(5)

4.

PDRB Menurut Pengeluaran Triwulan I-2014

Dilihat dari sisi pengeluaran, komponen PDRB Lampung berupa pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga atas dasar harga konstan 2000 mengalami peningkatan dari Rp.6,74 trilyun pada triwulan IV-2013 menjadi Rp.6,77 trilyun pada triwulan I-2014 atau secara riil tumbuh 0,40 persen. Sejalan dengan harga konstan, pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga atas dasar harga berlaku juga mengalami peningkatan dari Rp.22,40 trilyun pada triwulan IV-2013 menjadi Rp.23,14 trilyun pada triwulan I-2014.

Komponen pengeluaran Lembaga Swasta Nirlaba pada triwulan I-2014 mengalami pertumbuhan 0,94 persen dibanding triwulan sebelumnya.

Pertumbuhan komponen pengeluaran Konsumsi Pemerintah dibandingkan dengan triwulan IV-2013 turun 45,65 persen atau mengalami penurunan dari Rp.1,83 trilyun pada triwulan IV-IV-2013 menjadi Rp.995 milyar pada triwulan I-2014. Konsumsi Pemerintah atas dasar harga berlaku juga mengalami penurunan dari Rp.5,94 trilyun pada triwulan IV-2013 menjadi Rp.3,33 trilyun pada triwulan I-2014.

Komponen PMTB atas dasar harga konstan 2000 mengalami penurunan dari Rp.2.07 trilyun pada triwulan IV-2013 menjadi Rp.1.97 trilyun pada triwulan I-2014 atau tumbuh -4,94 persen. Demikian halnya dengan PMTB atas dasar harga berlaku, juga mengalami penurunan dari Rp.7,79 trilyun pada triwulan IV-2013 menjadi Rp.7,68 trilyun pada triwulan I-2014.

Tabel 4.

Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Lampung menurut Pengeluaran (Persen)

Lapangan Usaha Trw I-2014 Terhadap Trw IV-2013 q-to-q Trw I-2014 Terhadap Trw I-2013 y-on-y 2014(s/d Trw I) Terhadap 2013 (s/d Trw I) c-to-c Sumber Pertumbuhan Trw I 2014

q-to-q y-on-y c-to-c

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Konsumsi Rumahtangga 0,40 6,73 6,73 0,25 3,78 3,78 2. Konsumsi Lembaga SwastaNirlaba 0,94 7,14 7,14 0,01 0,08 0,08 3. Konsumsi Pemerintah -45,65 2,53 2,53 -7,56 0,22 0,22 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto -4,94 6,26 6,26 -0,92 1,03 1,03 5. Perubahan Inventori/Stok -149,37 -236,20 -236,20 12,77 7,17 7,17 6. Ekspor Barang dan Jasa -16.00 18,46 18,46 -13,33 10,67 10,67 7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa -19,10 47,71 47,71 -16,36 17,66 17,66

P D R B 7,58 5,28 5,28 7,58 5,28 5,28

Berdasarkan harga konstan 2000, nilai ekspor Lampung pada triwulan I-2014 menurun 16,00 persen dibandingkan triwulan IV-2013, yaitu dari Rp.9,20 trilyun pada triwulan IV-2013 menjadi Rp. 7,73 trilyun pada triwulan I-2014. Penurunan eskpor triwulan I-2014 disebabkan menurunnya volume Ekspor Luar Negri, sedangkan Ekspor Antar Provinsi mengalami peningkatan. Bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2013, ekspor Lampung meningkat 18,46 persen.

(6)

Impor Lampung atas dasar harga konstan 2000 turun 22,65 persen, dari Rp.7,98 trilyun pada triwulan IV-2013 menjadi Rp.6,17 trilyun pada triwulan I-2014. Atas dasar harga berlaku, impor Lampung menurun dari Rp.11,84 trilyun pada triwulan IV-2013 menjadi Rp.9,83 trilyun pada triwulan I-2014.

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2014 (y-on-y) sebesar 5,28 persen, sebagian besar bersumber dari Konsumsi Rumah Tangga dan PMTB, masing-masing sebesar 3,78 persen dan 1,03 persen.

Tabel 5.

PDRB Triwulanan Provinsi Lampung Menurut Pengeluaran (Milyar Rupiah)

Lapangan Usaha

Harga Berlaku Harga Konstan tahun 2000

Triw IV Triw 1 Triw IV Triw 1

2013 2014 2013 2014

(1) (2) (3 (4 (5)

1. Konsumsi Rumahtangga 22.404 23.138 6.738 6.766 2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 432 442 139 140 3. Konsumsi Pemerintah 5.936 3.333 1.831 995 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 7.787 7.681 2.069 1.967 5. Perubahan Inventori/Stok -1.248 1.151 -945 467 6. Ekspor Barang dan Jasa 17.392 19.073 9.204 7.730 7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 11.837 9.830 7.983 6.174

PDRB 40.866 44.956 11.053 11.891

Komponen pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga masih mendominasi pada struktur PDRB Lampung menurut pengeluaran yaitu 51,43 persen, lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6.

Struktur PDRB Provinsi Lampung Menurut Pengeluaran (Persen)

Komponen 2012 2013 Trw I Trw IV Trw I

2013 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Konsumsi Rumahtangga 51,97 52,24 52,52 54,82 51,43 2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 0,98 0,97 0,95 1,06 0,98 3. Konsumsi Pemerintah 10,92 10,76 7,92 14,52 7,41 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 17,74 17,63 17,41 19,06 17,07 5. Perubahan Inventori/Stok -0,03 0,37 1,06 -3,05 2,49 6. Ekspor Barang dan Jasa 44,90 42,28 42,88 42,56 42,39 7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 26,48 24,25 22,74 28,96 21,85

(7)

5.

Pertumbuhan PDRB Triwulan I-2014 menurut Provinsi se-Sumatera dan Wilayah Lainnya.

PDRB Sumatera triwulan I-2014 mengalami pertumbuhan 0,82 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan tertinggi terjadi di Provinsi Lampung (7,58 persen) dan terendah di Provinsi Riau (-1,43 persen). Dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y) pertumbuhan ekonomi di Sumatera sebesar 5,43 persen, tertinggi di Provinsi Jambi (8,37 persen) dan terendah di Provinsi Aceh (3,26 persen).

Dari enam kelompok wilayah di Indonesia, pertumbuhan ekonomi (q to q) tertinggi terjadi di wilayah Jawa (1,68 persen) dan terendah di Maluku & Papua (-13,58 persen). Pertumbuhan secara “y on y” dan “c to c” tertinggi di wilayah Sulawesi (6,58 persen), terendah di Wilayah Maluku & Papua (2,31 persen).

Tabel 7.

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi se-Sumatera dan Wilayah Lainnya (Persen)

Provinsi / Wilayah Pertumbuhan Ekonomi Trw IV-2014

q-to-q y-on-y c-to-c

(1) (2) (3) (4) 01 Aceh -0.20 3.26 3.26 02 Sumatera Utara 1.83 5.60 5.60 03 Sumatera Barat 0.06 6.54 6.54 04 Riau -1.43 4.34 4.34 05 Jambi 0.46 8.37 8.37 06 Sumatera Selatan -0.15 6.27 6.27 07 Bengkulu 0.89 7.78 7.78 08 Lampung 7.58 5.28 5.28 09 Kepulauan Bangka Belitung 0.17 4.91 4.91 10 Kepulauan Riau 0.32 5.21 5.21 SUMATERA 0.82 5.43 5.43 JAWA 1.68 5.83 5.83 BALI & NUSRA -2.55 5.32 5.32 KALIMANTAN -1.48 3.67 3.67 SULAWESI -3.32 6.58 6.58 MALUKU & PAPUA -13.58 2.31 2.31

(8)

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG

Jl. Basuki Rahmat No. 54 Teluk Betung Bandar Lampung 35215

Telepon (0721) 482909; Faksimili (0721) 484329 Email: bps1800@bps.go.id

Homepage: http://lampung.bps.go.id Keterangan lebih lanjut hubungi : Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Up. Budi Cahyono, S.Si, M.M. Telp. (0721) 482909

Email: bps1800@bps.go.id atau

Referensi

Dokumen terkait

b) menyadari bahwa Proposal ini akan digunakan sebagai dasar dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari polis yang akan diterbitkan, oleh karenanya Tertanggung

MENETAPKAN : KEPUTUSAN REKTOR UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA TENTANG PENETAPAN HASIL VERIFIKASI DOKUMEN ASLI DAN PENGELOMPOKAN UANG KULIAH TUNGGAL (UKT) CALON MAHASISWA

nya sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kinerja seorang aparatur (Notoatmodjo, 2003:38). Tuntutan yang terasa kuat untuk melakukan pengembangan sumber daya manusia

Fungsi untuk mencari nilai rata-rata dari suatu nilai yang berisi data angka, teks dan nilai logika. adalah nilai yang akan dicari

Untuk pengembangan di daerah lain yang mempunyai lingkungan ber- beda (iklim dan tanah berbeda) perlu dilakukan uji multilokasi di beberapa lokasi selama bebe- rapa tahun,

Sifat fisik merupakan salah satu kriteria penentuan kualitas susu fermentasi, sifat tersebut terbentuk akibat adanya asam laktat yang dihasilkan oleh bakteri asam

Secara teknis operasional, internet sangat tidak praktis karena membutuhkan komputer dan ruang khusus untuk komputer serta jaringan telekominikasi yang handal;

d) Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1951 tentang bursa yang kemudian diubah statusnya menjadi Undang-Undang biasa, yaitu Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1952 dimana