• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan merupakan salah satu bentuk kinerja nyata untuk mendapatkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan merupakan salah satu bentuk kinerja nyata untuk mendapatkan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pelayanan merupakan salah satu bentuk kinerja nyata untuk mendapatkan kepuasan tersendiri seorang pasien dengan demikian pasien merasa puas dan loyal terhadap jasa yang diberikan, rumah sakit pada kenyataannya belum mengetahui betapa pentingnya melakukan perawatan pasien saat di rumah, hal ini yang perlu dikaji dalam proses keperawatan berkelanjutan. Di era globalisasi ini tersedia banyak layanan kesehatan salah satunya Rumah Sakit.Rumah Sakit merupakan suatu tempat pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan medik dan spesialistik, pelayanan penunjang medik, pelayanan instalasi medik dan pelayanan perawatan secara rawat jalan dan rawat inap (Kuncoro dalam Wahdi, 2006). Rumah sakit pada akhir-akhir ini jumlahnya terus berkembang setiap tahun, dengan fungsi dasar Rumah Sakit tetap tidak berubah. Fungsi dasar suatu rumah sakit adalah pemulihan kesehatan anggota masyarakat, baik secara pelayanan rawat inap, maupun rawat jalan, serta konsultasi pemeliharaan atau perawatan kesehatan anggota masyarakat. Salah satu bentuk pelayanan rawat inap tersebut adalah asuhan keperawatan berupa discharge planning, hal ini sangat bermanfaat untuk mengurangi angka kekambuhan setelah pasien pulang sehingga pasien menjadi loyal.

Sistem pelayanan Rumah Sakit di Indonesia menggunakan konsep multidisiplin.Multidisiplin yang baik ialah adanya kolaborasi antara medis, perawat, gizi, fisioterapi, farmasi, dan penunjang yang saling berkesinambungan

(2)

dan sangat diharapkan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat (Hariyati dalam Purnamasari, 2012). Dengan adanya kerjasama yang baik dari tim akan mempercepat proses penyembuhan pasien, mengurangi biaya yang akan dikeluarkan saat perawataan serta mengurangi dampak terjadinya penyakit kronis. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan itu sendiri adalah pelayanan keperawatan profesional dimana salah satunya adalah discharge planning.

Discharge planning merupakan suatu rencana yang disusun untuk klien, sebelum keluar dari rumah sakit dimulai dari pengumpulan data sampai dengan masuk area keperawatan yaitu meliputi pengkajian, rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi (Fisbach, 1994). Perencanaan pulang ini akan memberikan deep-learning pada pasien hingga terjadi perubahan perilaku pasien dan keluarganya dalam memaknai kondisi kesehatan (Pemilia dalam Purnamasari, 2012).

Perencanaan pulang ini dikerjakan oleh coordinator asuhan berkelanjutan (continuing care coordinator) staf rurnah sakit yang berfungsi sebagai konsultan untuk proses discharge planning bersama dengan fasilitas kesehatan, rnenyediakan pendidikan kesehatan, dan memotivasi staf rumah sakit (Discharge planning Association, 2008). Perawat primer dibantu dengan perawat pelaksana bertugas dalam melakukan pengkaji keadan klinis klien, pemeriksaan penujang dan tingkat ketergantungan pasien sehingga dari itu mempermudah perawat dalam memberikan program health education sesuai dengan keadaan klinis klien.Tim yang ada mencakup mitra masyarakat dan klien, seperti rekan-rekan, kerabat, dan teman-teman dapat membantu dalam memonotoring sebagian

(3)

program service safety (Nursalam, 2011). Kepala tim juga merekomendasikan klien bahwa dalam proses discharge planning harus melibatkan kelompok- kelompok advokasi dalam kegiatan program perencanaan pemulangan pasien. Kelompok-kelompok tersebut dapat membantu klien menjadi manusia yang dapat diterima di lingkungan sosial dengan meningkatkan harga diri, dan memajukan pengembangan kesehatan dan menjalankan program pengobatan yang baik (Holliman, et. al., 2003).

Proses perencanaan pulang (discharge planning) apabila menimbulkan kegagalan akan beresiko terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi fisik (Nursalam, 2011). Perencanaan pulang dapat mengurangi hari/lama perawataan pasien, mencegah kekambuhan, meningkatkan kondisi kesehatan pasien, dan menurunkan angka mortalitas dan morbiditas (Pemila dalam Purnamasari, 2012). Perencanaan pulang yang baik akan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan pasien pada rumah sakit itu tanpa berpindah tempat untuk mencari rumah sakit lainya. Rencana pemulangan memerlukan peranan penting pasien, dan keluarga mereka dalam memberi dan mengatur kontinuitas perawatan yang diperlukan pasien selama di rumah.Perencanaan pemulangan harus berpusat pada masalah pasien, yaitu pencegahan, terapeutik, rehabilitasi, dan perawatan biasanya. Identifikasi dini terhadap pasien yang memerlukan rencana pemulangan dapat mempersingkat waktu perawatan di Rumah Sakit, mempengaruhi kebutuhan Rumah Sakit, menurunkan angka penerimaan kembali pasien, dan memberikan intervensi rencana pulang tepat waktu.

(4)

Pelayanan Rumah Sakit yang baik sangat bergantung pada pelayanan yang diberikan seorang perawat kepada pasien itu sendiri. Discharge planning yang efektif seharusnya mencangkup pengkajian berkelanjutan untuk mendapatkan informasi yang komperhensif tentang kebutuhan pasien yang berubah-ubah, pernyataan diagnosa keperawatan, perencanaan untuk memastikan kebutuhan pasien sesuai dengan apa yang dilakukan oleh pemberi layanan kesehatan (Kozier, 2004). Dengan pelayanan discharge planning efektif dan efisien berdampak baik terhadap terhadap loyalitas pasien.

Loyalitas merupakan komitmen untuk bertahan secara mendalam dengan meggunakan kembali atau berlangganan dengan produk atau jasa terpilih secara konsisten dimasa sekarang dan masa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku (Oliver dalam Tjiptono, 2006).

Menurut Rofi’i (2011) bahwa ada hubungan antara keterlibatan dan partisipasi dalam perencanaan pulang antara perawat, pasien, keluarga dan tim kesehatan lain secara dini sangatlah penting dalam perencanaan pulang yang efektif. Apabila perawat dapat melakukan komunikasi dengan baik untuk menjalin hubungan dengan pasien, keluarga dan petugas kesehatan yang lain, maka keberhasilan pelaksanaan perencanaan pulang akan tercapai.

Menurut hasil wawancara dengan manajer keperawatan dan kepala bagian keperawatan di Rumah Sakit Wava Husada perencanaan pulang sudah dilakukan dari awal Rumah Sakit dibangun pada tahun 2006 serta ditetapkan sebagai surat keputusan direktur di Rumah Sakit Wava Husada Kecamatan Kepanjen

(5)

Kabupaten Malang. Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen adalah rumah sakit swasta terbesar di kota Kepanjen, bahkan di wilayah Malang selatan, berada di jalan Panglima Sudirman nomor, 99 Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen. Rumah Sakit Wava Husada memiliki motto peduli pelayanan kesehatan berkualitas.Visi Rumah Sakit Wava Husada menjadikan rumah sakit unggul dalam pelayanan untuk mencapai kepuasan pelanggan dan misi menjangkau dan melayani pelanggan secara profesional dan sepenuh hati, menyediakan prasarana dan sarana yang berkualitas.

Secara umum penilaian kinerja Rumah Sakit menurut Depkes Republik Indonesia dan Data Kesehatan tahun 1995 adalah menggunakan indikator- indikator BOR (Bed Accupancy Rate) atau angka penggunaan tempat tidur, ALOS (Average Length of Stay) atau rata-rata lamanya dirawat, TOI (Turn Over Interval) atau interval penggunaan tempat tidur, BTO (Bed Turn Over) atau frekuensi penggunaan tempat tidur.

Adapun hasil studi pendahuluan mengenai rekapitulasi indikator-indikator tersebut yang terjadi di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen terlihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Rekapitulasi pelayanan di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen

NO JENIS PELAYANAN 2012 2013

1 Kunjungan Pasien Rawat Inap 10305 11877

A BOR Total 70% 73%

B Av LOS Total 3 3

C TOI Total 1,5 1,2

(6)

Berdasarkan hasil rekapitulasi pelayanan Rumah Sakit Wafa Husada pada tahun 2012-2013, didapatkan nilai Bed Occupation Rate (BOR) adalah 70%-73%; nilai Length Of Stay (LOS) adalah 3 hari; Turn Over Interval (TOI) adalah 1-2 hari; Bed Turn Over (BTO) adalah 73-78 kali. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa pelayanan Rumah Sakit Wava Husada masih dalam standar efisiensi kinerja rumah sakit. Data tersebut sesuai dengan keputusan Depkes RI (2005) dikutip dalam , bahwa nilai standar efisiensi Bed Occupation Rate (BOR) adalah (60-85%) untuk pemakaian tempat tidur di ruang rawat inap, nilai Length Of Stay (LOS) adalah (6-9 hari), nilai Turn Over Interval (TOI) adalah (1-3 hari) dan nilai Bed Turn Over (BTO) nilai efisiensinya adalah 40-50 kali.

Berdasarkan hasil rekapitulasi pelayanan di rumah sakit Wava Husada Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang pada tahun 2012-2013 terjadi peningkatan jumlah kunjungan pasien rawat inap sehingga rumah sakit Wava Husada masih dalam standar pelayanan efisein kinerja rumah sakit, ini ditentukan dengan nilai standar BOR 70%-73% pada tahun 2012-2013, peningkatan nilai BOR sangat berpengaruh terhadap layanan jasa yang diberikan rumah sakit Wava Husada berupa discharge planning yang diberikan kepada pasien saat pasien pulang berupa check list keperwatan berkelanjutan saat di rumah. Hal ini sangat membantu pasien dalam mengoptimalkan kesehatannya sendiri sehingga meminimalisir terjadinya kekambuhan, mengurangi dampak terjadinya komplikasi penyakit, mengurangi biaya perawatan saat di rumah sakit sehingga

(7)

pasien menjadi yakin dan merasa puas terhadap layanan yang diberikan rumah sakit Wava Husada Kecamtan Kepanjen Kabupaten Malang.

Berdasarkan hal diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang “ Hubunganantaradischarge planning dengan loyalitas pasien rawat inap Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen- Malang.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat ditentukan rumusan masalah yaitu: Apakah ada hubungan antara discharge planning dengan loyalitas pasien rawat inap di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen- Malang ? 1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dilakukanya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara discharge planning dengan loyalitas pasien rawat inap di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen-Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah:

1. Mendeskripsikan gambarandischarge planning di Rumah Sakit Wava Husada Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang.

2. Mendeskripsikangambaran loyalitas pasien rawat inap Rumah Sakit Wava Husada Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang.

3. Menganalisis hubungan antara discharge planning dengan loyalitas pasien rawat inap Rumah Sakit Wava Husada Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang.

(8)

1.4 Manfaat penelitian 1. Bagi Instansi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan sebagai bahan evaluasi terhadap program pada perencanaan pulang, menambah pengetahuan seluruh staf rumah sakit dalam melakukan pengembangan pelayanan keperawatan serta menjadikan discharge planning sebagai pelayanan tambahan yang sangat penting untuk diberikan kepada pasien.

2. Bagi Pasien

Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan perawatan dirumah serta membantu pasien memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan.

3. Bagi Perawat

Meningkatkan keterampilan bagi perawat terutama mengenai pentingnya memberikan discharge planning pada pasien.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Menjadi bahan evaluasi dalam memberikan pendidikan tentang peran perawat dalam memberikan discharge planning pada pasien rawat inap pada mata kuliah manajemen keperawatan terhadap mahasiswa sebagai modal mereka untuk terjun ke dalam rumah sakit.

5. Bagi Peneliti lain.

Peneliti sadar penelitian ini masih jauh dari sempurna, diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk menyempurnakan dengan melakukan penelitian sejenis dengan mengikutsertakan variabel yang lain.

(9)

1.5 Definisi Istilah 1. Discharge planning

Discharge planning ialah suatu rencana yang disusun untuk klien, sebelum keluar dari rumah sakit yang dimulai dari pengumpulan data sampai dengan masuk area keperawatan yaitu meliputi pengkajian, rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi (Fisbach, 1994).

2. Perawat

Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan (UU Kesehatan No. 23, 1992). 4. Loyalitas

Loyalitas adalah komitmen untuk bertahan secara mendalam dengan melakukan pembelian ulang atau berlangganan kembali dengan produk atau jasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan peliaku.(Oliver dalam Tjiptono, 2006: 387). 5. Pasien

Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis atau bisa juga dikatakan sebagai penderita (Ramali, 2003).

(10)

1.6 Keaslian Penelitian

Hasil penelitian Liliana Dewi Purnama Sari (2012) dengan judul “Evaluasi perencanaan pulang di RSUD Tugurejo Semarang dengan menggunakan studi deskriptif mengenai perencanaan pulang menyatakan bahwa perawat yang melakukan perencanaan pulang pada hari kepulangan klien dari rumah sakit sebanyak 89, 47 % (Setyowati, 2011).Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pelaksanaan perencanaan pulang.Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional.Pengambilan sampel menggunakan tehnik purposive sampling dengan jumlah sampel 103 responden. Hasil penelitian menunjukkan 48 (46,6%) responden cukup dalam pelaksanaan perencanaan pulang karena dari 103 responden hanya 48 responden yang mampu melakukan pelaksanaan perencanaan pulang. Peneliti memodifikasi dan menyusun instrumen penelitian berupa kuesioner dengan melakukan uji content dan construct validity kepada expert di bidang managemen keperawatan. Saran untuk bidang keperawatan rumah sakit agar segera menyusun standar pelaksanaan perencanaan pulang. Persamaan penelitian ini dengan penelitian penelitian Liliana Dewi Purnama Sari (2012) dengan judul “Evaluasi perencanaan pulang di RSUD Tugurejo Semarang diatas adalah mengunakan discharge planning sebagai variabel independen dan menggunakan rancangan cross sectional serta pengambilan sampel menggunakan tehnik purposive sampling.

Hasil penelitian Budi Agustiono & Sumarno. (2011) dengan judul “Analisa Pengaruh Pelayanaan Jasa terhadap Kepuasaan dan Loyalitas Pasien

(11)

Rawat Inap di Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, memakai kuesioner dan menggunakan Skala Likert 5 point dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju. Alat analisis dalam penelitian ini menggunakan “Structural Equation Modelling” (SEM) yang memakai 2 tehnik yaitu Analisis Faktor Konfirmatori atau disebut “Conformatory Factor Analysis” dan “regression Weight” pada SEM. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada pengaruh kuat antara Kualitas Pelayanan Jasa terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pasien di Rumah Sakit Elisabeth, Semarang. Semua hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima, karena menampilkan adanya pengaruh signifikan dari kualitas pelayanan dengan nilai Critical Ratio (CR) = 5,891, kepuasan pelanggan dengan nilai CR = 4,913 dan Loyalitas pelanggan dengan nilai CR = 5,928. Semua nilai tersebut diatas nilai rata-rata CR ³ 2,0. Dimana semakin tinggi kualitas pelayanan, pelanggan makin puas serta memberikan harapan, kesan dan pengalaman baik terhadap rumah sakit.Demikian pula makin tinggi kepuasan pelanggan, makin tercipta loyalitas mereka dengan komitmen, pembelian ulang dan kesetiaan berobat. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Budi Agustiono & Sumarno. (2011) dengan judul “Analisa Pengaruh Pelayanaan Jasa terhadap Kepuasaan dan Loyalitas Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang adalah menggunakan loyalitas pasien rawat inap sebagai variabel dependen dan menggunakan pengumpulan data berupa lembar kuesioner. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Budi Agustiono & Sumarno.(2011) dengan judul “Evaluasi perencanaan pulang di RSUD Tugurejo Semarang diatas adalah Alat analisis

(12)

dalam penelitian ini menggunakan “Structural Equation Modelling” (SEM) sedangkan penelitian ini menggunakan Korelasi Spearman Rank.

Gambar

Tabel 1.1 Rekapitulasi pelayanan di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pemaparan dua tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa lima aktivitas belajar yang menjadi pokok perhatian dalam pendekatan saintifik, yakni: aktivitas

penulis angkat yaitu “Kebijakan Pemerintah Berbasis Budaya (Analisis Terhadap Kebijakan Politik Budaya Bupati Dedi Mulyadi Di Purwakarta) Tahun 2008- 2015”, yaitu penulis

Bab ini terdiri atas penjelasan dan pembahasan secara rinci terkait dengan penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25 Wajib Pajak Badan, kepatuhan wajib pajak, pemeriksaan

Mekanisme penurunan glukosa oleh tanaman sambung nyawa adalah dengan cara mensekresi insulin yang ada pada sel β-pankreas dan meregenerasi kerusakan sel

Saat ini yang umum digunakan adalah PLTS dengan menggunakan Accu (AKI) baik yang basah maupun yang kering/gel sebagai sumber daya dan sebuah Unit

Ternyata hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sintasan, laju pertumbuhan, konsumsi oksigen dan pembelanjaan energi untuk metabolisme rutin pada salinitas 32 ‰ secara nyata

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa perkuatan dengan menggunakan material kapur sebagai pengisi drainase vertikal memiliki perkuatan yang paling bagus, karena

Kepada semua pihak, baik perorangan maupun instansi yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan berperan dalam menyelesaikan penelitian