Sinyal dan Sistem Waktu Diskrit
ET 3005 Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit
EL 5155 Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit
Sinyal dan Sistem Waktu Diskrit
2
2.1 Sinyal Waktu Diskrit
2.1.1 Pengertian Sinyal Waktu Diskrit
Deretan berindeks dari bilangan kompleks atau real.
Sinyal waktu diskrit adalah fungsi dari variabel bebas yang merupakan bilangan bulat, dinyatakan oleh x(n).
Sinyal analog : xa(t)
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 n x(n)
x
a(t)
tSinyal analog :
x
a(t)
Sinyal diskrit
: x(n),
2.1.2 Sinyal Waktu Diskrit Bernilai Kompleks
Sinyal waktu diskrit bernilai kompleks
z(n) = a(n) + jb(n) = Re{z(n)}+jIm{z(n)
Dalam bentuk polar
2.1.3 Tipe Sinyal Waktu Diskrit
1. Impuls satuan/ unit sample sequence
0 0 0 0 1 0 0 0 1 n , n n , n n n , n , n n -3 -2 -1 0 1 2 3 4 n (n)
0 0 0 1 , n , n n u2. Unit step sequence
2.1.3 Tipe Sinyal Waktu Diskrit
3. Deretan Eksponensial
0 0 0 n , n , a n x n x(n)=1.2 n
( ) = cos sin j n j n n a re x n r e r n j n Bila a kompleks2.1.3 Tipe Sinyal Waktu Diskrit
Contoh :
n n x n x n x n x n j n e n x re a θ . r n R I R n n j n j 10 cos 9 . 0 10 sin 10 cos 9 . 0 9 . 0 10 9 0 10 dan
n n x n 10 cos 9 . 0
n n x n 10 sin 9 . 0 2.1.3 Tipe Sinyal Waktu Diskrit
3. Deretan Eksponensial
n n x r n x e r n x re a a n x n n j n j n Contoh
n . x θ . r e n x n n j n 9 0 10 9 0 9 . 0 10 dan
n.
n
x
0
9
n n x 10 Sinyal disebut periodik bila x(n)=x(n+N) untuk harga N bilangan bulat positif dan untuk seluruh n.
Bila sinyal periodik dengan perioda N maka sinyal tersebut juga periodik dengan perioda 2 N, 3N dan seluruh harga kelipatan bilangan bulat dari N.
Perioda fundamental N, yaitu bilangan bulat positif terkecil yang memenuhi persamaan x(n)=x(n+N).
Bila tidak ada satupun bilangan bulat N yang memenuhi
2.1.3 Tipe Sinyal Waktu Diskrit
2.1.3 Tipe Sinyal Waktu Diskrit
4. Sinyal simetris dan antisimetris
Sinyal waktu diskrit berharga real :
simetris genap jika x(n) = x(-n) untuk seluruh harga n simetris ganjil jika x(n) = -x(-n) untuk seluruh harga n Sinyal waktu diskrit berharga kompleks (sinyal kompleks) : simetris konjugate jika x(n) = x*(-n) untuk seluruh harga n antisimetri konjugate jika x(n) = -x*(-n) untuk seluruh harga n
disebut
maka
berhingga
Bila
selang
dalam
deretan
Enerji
maka
riil
Bila
deretan
suatu
Enerji
n
x
)
E
(
E
n
x
E
N,
n
-N
n
x
E
n
x
n
x
n
x
n
x
E
N N n n n n
0
.
2 2 2
)
signal
power
(
daya
sinyal
disebut
maka
0)
(
berhingga
Bila
hingga.
tak
atau
berhingga
n
kemungkina
maka
(infinite)
hingga
tak
Bila
maka
(finite)
berhingga
Bila
diskrit
sinyal
rata
-rata
Daya
n
x
P
P
E
P
E
n
x
N
P
N N n N
.
0
1
2
1
lim
2
N
N
n
u
N
P
N N N N N N n N2
1
2
1
lim
1
2
1
lim
1
2
1
lim
1 1 2daya.
sinyal
adalah
sequence
step
Unit
2.1.4 Sinyal enerji dan sinyal daya
Contoh
Tentukan apakah unit step sequence u(n) adalah sinyal daya
atau sinyal enerji
x1 (n) y(n) = x1(n) + x2(n) x2 (n) s (n) y(n) = s(n).w(n) w(n) A x(n) y(n) = A.x(n) Z-1 x(n) y(n) = x(n-1)
1. Penjumlahan
2. Perkalian
3. Penyekalaan
4. Pergeseran (
shifting
) :
M x(n) y(n) = x(Mn) L x(n) y(n) = x(n/L) 5
. Down sampling
6. Up sampling
7. Folding (pembalikan)
2.1.5 Operasi Dasar pada Sinyal Waktu Diskrit
y(n) = x(-n) ainnya 0, ,... 3 , 2 , 0, n , ] [ l L L L L n x n y
Sinyal dapat didekomposisi dari deretan impuls satuan
(n)
yang diberi bobot dan digeser.
x(n)=…+x(-1)
(n+1)+x(0)
(n)+ x(1)
(n-1)+ x(2)
(n-2)+…
kk
n
k
x
n
x
2.1.5 Dekomposisi Sinyal
Sistem Waktu Diskrit adalah operator matematis atau pemetaan yang mentransformasi sinyal ke sinyal lainnya.
Secara umum notasi yang digunakan : T(.)
T(.)
x(n) y(n)=T(x(n))
2.2 Sistem Waktu Diskrit
2.1.1 Pengertian
Sistem Tanpa Memori
Keluaran pada waktu
n=n
0hanya bergantung pada input pada
waktu n = n
0.
Additif
T(x
1(n)+x
2(n))=T(x
1(n))+T(x
2(n))
Homogen:
T( c x(n))=c T(x(n))
Sistem Linier
: sistem yang mempunyai sifat additif dan homogen
T(ax
1(n)+bx
2(n))=aT(x
1(n))+bT(x
2(n))
Sistem Tidak Berubah Terhadap Waktu (
time invariant system
)
Bila respon sistem terhadap masukan x(n) adalah y(n) maka respon terhadap masukan x(n-n0) adalah y(n-n0).
n x
k T
n k
x
k h n k
x n h n y k n h(n-k) k n T k x n y k x k n k x T k n k x T n x T n y k k k k k
maka masukan terhadap sistem respon adalah bila waktu terhadap berubah tidak yang sistem Untuk : homogen sifat dari konstan, koefisien Karena : aditif sifat DariCausal
Respon sistem pada waktu n=n0bergantung pada masukan nn0. y(n) hanya bergantung pada x(n), x(n-1),x(n-2), …, tetapi tidak bergantung pada x(n+1),x(n+2),….
Secara matematis keluaran sistem kausal memenuhi persamaan
dalam bentuk sbb: y(n)=F(x(n),x(n-1),x(n-2),…)
contoh:
( [2 ] l x n
n-Tentukan apakah sistem dengan persamaan berikut causal atau tidak kausal
(a) y[n]= x[n]-x[n-1] b) y[n]= x[k]
(c) y[n]=
2 ]
(d) y[n]=x[-n] (e) y[n]=x[n-1]+x[n]+x[n+1] (f) y[n]=x[n
Causal Sistem LTI 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 [ ] [ ] [ [ 1] 1 [ 2] 2 ...] [ [0] [1] 1] ... k k k y n h k x n k y n h k x n k h k x n k = h x n h x n h x n h x n
0Keluaran sistem LTI pada n=n
Sistem k 0
0 0
0 0
ausal jika keluaran pada waktu n=n hanya bergantung pada masukan x[n ], x[n -1],... tidak bergantung pada masukan
x[n +1],x[n +2],..., sehingga respon impuls sistem LTI harus memenuhi kondisi h n[ ] 0 n < 0
Stabil
Sistem dengan masukan terbatas maka keluaran terbatas. Bila x(n) terbatas, maka akan ada konstanta Mx sedemikian sehingga
Bila x(n) terbatas, maka akan ada konstanta My sedemikian sehingga
[ ] x
x n M
[ ] y
Stabil Sistem LTI [ ] [ ] [ ] [ ] k k k k y n h k x n k y n h k x n k y n h k x n k y n h k
x x xKeluaran sistem LTI
Bila input terbatas maka akan ada suatu bilangan terbatas M
sehingga x[n] M sehingga
M
Ke y n[ ]
2.2.3 Konvolusi
Hubungan antara masukan dan keluaran pada sistem LTI dinyatakan oleh penjumlahan konvolusi. Sifat-sifat Konvolusi a. x(n) y(n) =y(n) x(n) b. x(n) (y(n) z(n))=(x(n) y(n)) z(n) c. x(n) (y(n)+z(n))=x (n)y(n) + x(n) z(n) d. x(n) (n) = (n) x(n) = x(n) e. x(n) (n-n0) = x(n-n0)
nk
n
h
k
x
n
h
n
x
(
)
(
)
0 0 0 0 0 0 0 0 [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] 1 0 [ ] 1 : [ ] [ ] [ ] [ ] [ k k x n n n x k n n k k k n n k k n n k n n x n n n x k n n k x n n
Bukti (e) : Ingat untuk maka untuk sehingga untuk 0 ] [0] [ ] x n n
nk
n
h
k
x
n
h
n
x
(
)
(
)
Perhitungan Langsung Contoh :
u
n
a
a
n
a
1
a
1
a
n
y
0
n
0
k
n
.u
k
u
k
0,
n
k
n
k
n
u
0
k
k
u
k
n
u
k
u
a
k
n
h
k
x
n
h
n
x
n
y
n
u
n
h
0
n
0
n
a
n
u
a
n
x
n n 0 k 1 n k k k k n n.
1
1
y
Bila
Bila
.
untuk
0
dan
untuk
0
Karena
0
1
Perhitungan konvolusi dengan metoda grafis
Gambar x(k) dan h(k) sebagai fungsi dari k. Reverse satu dereta : h(k) menjadi h(-k) Geser h(-k) sebesar n menjadi h(n-k)
Perkalikan x(k) dan h(n-k) dan jumlahkan seluruh hasil perkalian untuk seluruh harga k.
Perhitungan dilakukan untuk seluruh kemungkinan harga pergeseran n.
2.2.4 Sistem dengan Respon Impuls Terbatas dan Tidak Terbatas
Sistem LTI dapat dibagi menjadi :
• FIR (finite-duration impulse response)
• IIR (infinite-duration impulse response)
Sistem FIR kausal :
h(n) = 0 n < 0 dan n ≥ M
Konvolusi pada sistem FIR kausal :
Sistem IIR kausal :
h(n) = 0 n < 0
Konvolusi pada sistem IIR kausal :
1 0)
(
)
(
M kk
n
h
k
x
n
h
n
x
2.2.5. Sistem Waktu Diskrit Rekursif dan Non Rekursif
F(x(n),x(n-1), …x(n-M)) x(n) y(n) F(x(n),x(n-1), …x(n-M)) x(n) y(n) z-1 Sistem non-rekursif Sistem rekursifContoh Sistem Waktu Diskrit Rekursif dan Nonrekursif
Sistem non-rekursif Sistem rekursif x(n) y(n) z-1 z-1 b0 b1 b2 y(n) = b0x(n) + b1x(n-1) + b2x(n-2) x(n) y(n) z-1 z-1 b0 b1 b2 y(n) = y(n-1) + b x(n) + b x(n-1) + b x(n-2) z-12.2.6. Sistem Waktu Diskrit Direpresentasikan oleh
Persamaan Perbedaan
Total response : y(n) = yzi(n) + yzs(n)
Agar sistem rekursif bersifat linier dan time invariantmaka harus memenuhi sifat linier (superposisi) dan time invariant.
Agar linier maka
1. Total response : y(n) = yzi(n) + yzs(n)
2 3 2 1 [ ] [ 1] [ ] [ ] [0] [0] [ 1] [0] [1] [0] [1] [ 1] [0] [1] [2] [1] [2] [ 1] [0] [1] [2] [ ] [ 1] [ ] [ ] n [ 1] k k y n ay n x n y n y y ay x y ay x a y ax x y ay x a y a x ax x y n ay n x n y n a y a
Akan dihitung nilai untuk n 0, dimulai dari
0 1 1 2 2 1 1 2 2 0 1 1 2 0 0 (1) (2) 1 2 1 1 2 2 [ ] [ ] [ ] [ ] : [ ] [ ] [ ] [ ] [ [ ] [ ]] [ ] 2 [ ] [ ] [ ] : [ 1] [ 1] [ ] n zi zs n k zs k n n k k k k zs zs x n k y n y n y n Mis x n c x n c x n y n a c x n k c x n k c a x n k c a x n k c y n c y n Mis y c y c y
1
0
[ ] [ 1] [ ]
[ ] [ 1] [ ]
[ ] [ ] [ ]
Dari persamaan perbedaan dapat dilihat bahwa koefisien a konstan, tidak bergantung pada n.
sistem .
Sistem yang dituliskan n n k k zi zs y n ay n x n y n a y a x n k y n y n y n time invariant
[ ] [ 1] [ ]dalam persamaan berikut :
adalah sistem LTI kausal.
Sistem yang dituliskan dalam persamaan perbedaan koefisien konstan linier (
y n ay n x n
linear constant - coefficient diff
) adalah linier dan .
Solusi Persamaan Perbedaan Koefisien Konstan Linier
0 0
[ ] [ ] 0 1
Persamaan Perbedaan Koefisien Konstan Linier
a
Tujuan untuk menentukan respon y[n] ,n 0 pada sistem dengan masukan
N M k k k k a y n k b x n k
h p h x[n],n 0 dan satu set kondisi kondisi awal.Asumsi :
y[n] = y [n] + y [n]
Solusi y [n] adalah solusi homogen, yaitu respon sistem terhadap kondisi awal d
p
engan asumsi x[n]=0
Solusi y [n] adalah solusi khusus atau yaitu respon sistem terhadap x[n] dengan asumsi kondisi awal = 0
Solusi homogen
Solusi homogen didapat dengan m
particular
[ ] 0
engasumsikan x[n]=0, sehingga persamaan perbedaan homogen
N k
a y nk
0
1 2
1 2
0
.
Dengan substitusi ke persamaan sebelumnya maka persamaan polinomial atau N n k k k n N N N N a a a
1
1 2 3 .. 0 , , ,... . Polinomial di dalam tanda kurung adalah polinomial karakteristik. Polinomial karakteristik mempunyai N akar,Akar dapat berharga real atau kompleks. Koefis N N N a a 1, 2,.. k
ien .umumnya real.
Untuk harga a riil, akar berharga kompleks merupakan pasangan konyugatif kompleks. Bila semua akar berbeda maka solusi persamaan homogen :
a a
1 1 1 2 1 [ ] [ ] ...ditentukan untuk memenuhi kondisi awal.
Bila terdapat akar , maka solusi persamaan homogen : N n h k k k k m h m y n C C multiple y n C C n C n
N n n k k C
[ ]
p
Solusi khusus ( )
Solusi khusus umumnya tergantung x[n].
Harus dicari y yang memenuhi persamaan perbedaan, untuk x[n] tertentu. Solusi khusus juga dapat diperoleh dari respon
particular
n
zero state y [n] ( zs ).
Solusi khusus Persamaan Perbedaan Linier Koefisien Konstan Sinyal input x(n) Solusi Khusus
A (konstan) K A M n K M n A nM K 0nM+K1nM-1+…+KM An nM An(K 0nM+K1nM-1+…+KM)
A sin (0n) K1cos (0n) + K2sin (0n) A cos (0n) K1cos (0n) + K2sin (0n)
[ ] - 3 [ -1] - 4 [ - 2] 0
[-1] 5 [-2] 0
Contoh 6.1
Persamaan perbedaan
Tentukan respon zero input jika diketahui kondisi awal dan .
Solusi
Asumsi solusi perbedaan homogen dalam bentuk ekspone
y n y n y n y y 1 2 [ ] 3 4 0 nsial, yaitu
Dengan substitusi ke persamaan sebelumnya maka persamaan polinomial
n h n n n y n
2 2 1 2 3 4 0 1 4 [ ] 1 4 0 [ ] 0Akar persamaan dan
,
Karena maka sistem tidak mempunyai solusi khusus,
n n n h p y n C C n x n y [ ]n 0
1 2
[ ] [ ] -1 4 , 0
1 2
Sehingga solusi total,
Untuk menentukan harga C dan C maka solusi total harus memenuhi kondisi awal. n n h y n y n C C n 1 2 [0] 3 [-1] 4 [-2] [1] 3 [0] 4 [-1] 13 [-1] 12 [-2] [0] h y y y y y y y y y C C 1 2 1 2 [1] 4 1 [ ] [ ] -1 -1 16 4 , 0
Dari kedua persamaan diatas maka dan C = 16
Respon zero input diperoleh
h n n h y C C C y n y n n [0] 3 [-1] 4 [-2] [1] 3 [0] 4 [-1] 13 [-1] 12 [-2]
dengan mengevaluasi konstanta pada solusi homogen. y y y y y y y y 1 2 1 2 [0] [1] 4 [0] 15 [1] 65
Karena y[-2] =0 dan y[-1]=5 , maka h h y C C y C C y dan y 1 2 1 2 1 2 15 4 65 1
Dari kedua persamaan diatas maka dan C = 16
C C C C C
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 0.5 1 1.5 2x 10 7
[ ]
zi[ ]
-1 -1
n16 4
n,
0
y n
y
n
n
[ ] - 3 [ -1] - 4 [ - 2] [ ] 2 [ -1] [ ] 4 [ ] [ ], 0. n y n y n y n x n x n x n u n y n n Contoh 6.2 Persamaan perbedaan Tentukan respon Solusi Solusi homogen
1 2 1 2 [ ] 1 4 0 [ ] 4 [ ] 4 [ ] - 3 1 4 [ 1] - 4 2 4 [ n n n p n n n n C C n particular y n Kn u n Kn u n K n u n K n u n h y , Solusi khusus ( )Dengan substitusi ke persamaan perbedaan
1 6 5 6 2] 4 [ ] 4 [ 1] 2, [ ] 4 [ ] n n n u n u n n K y n n u n 2. maka[ ] - 3 [ -1] - 4 [ - 2] [ ] 2 [ -1]
1 2
Harga C dan C harus memenuhi harga kondisi awal Substitusi langsung pada persamaan solusi total
y n y n y n x n x n
0 1 1 0 0 0 1 2 1 1 6 1 1 2 5 [0] 4 [0] 4 [ 1] [0] 1 [1] 3 [0] 4[ 1] 4 [1] 2 4 [0] [1] 3 4 2 9 -1 4 1 -1 4 1 4 y u u y y y u u y C C C C
1 2 1 2 26 1 1 25 2 25 26 6 1 25 25 5 9 1 4 4.2 ,dan [ ] -1 4 4 , 0 n n n C C C C C C y n n n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 2 4 6 8 10 12 14x 10 6 [ ] y n [ ] x n T(.)
[ ] - 3 [ -1] - 4 [ - 2]
[ ]
2 [ -1]
y n
y n
y n
x n
x n
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 2 4 6 8 10 12x 10 5Hpf(s) A/D x(n) y(n-1) x(n-1) y(n) D/A 2 3 Hrc(s) y(n-2) 4
1 2
[ ] [ ] -1 4 , 0
[0]
Menentukan respon zero input dan respon zero state.
Respon zero input mempunyai bentuk yang sama dengan solusi homogen. n n zi h zi y n y n C C n y 1 2 1 2 [1] 4 [ ] - 3 [ -1] - 4 [ - 2] 0 [0] 0 [1] 0 [ ] 0,
-Dari persamaan homogen :
Tidak ada solusi artinya karena kondisi awa zi zi C C y C C y n y n y n y y y n l [ 2] [ 1] 0
sehingga respon total adalah respon zero state.
6
1 2 5
[ ] [ ] [ ] -1 4 4 , [0] [1]
[-1] 0 [-2] 0
Respon zero state Total solusi :
n 0
dan diperoleh dengan memasukkan harga-harga kondisi awal dan ke persamaan
n n n h p y n y n y n C C n y y y y
0 1 1 0 [ ] - 3 [ -1] - 4 [ - 2] [ ] 2 [ -1] [0] 3 [ 1] 4[ 2] [0] 2 [ 1] [0] 4 [0] 4 [ 1] [0] 1 [1] 3 [0] 4[ 1] 4 [1] 2 4 [0] [1] 3 4 2 y n y n y n x n x n y y y x x y u u y y y u u y
0 0 1 2 1 1 6 1 1 2 5 1 2 1 2 26 1 1 25 2 25 9 -1 4 1 -1 4 1 4 9 1 4 4.2 ,dan n n n C C C C C C C C C C [ ] [ -1] - 6 [ - 2] [ ]
[ ] 8 [ ] [-1] 1 [-2] 1
Contoh 6.3
Persamaan perbedaan
Tentukan respon y[n], n 0 jika diketahui sinyal masukan dan kondisi awal dan .
Solusi
Asumsi solusi perbe
y n y n y n x n x n u n y y [ ]
daan homogen dalam bentuk eksponensial, yaitu
Dengan substitusi ke persamaan sebelumnya maka persamaan polinomial n h y n
1 2 2 2 1 2 6 0 6 0 3 2 [ ] 3 2 , 0 Akar persamaan danAsumsi solusi khusus
n n n n n n h y n C C n [ ] [ ] [ ] [ 1] - 6 [ 2] 8 [ ] 2 - 6 8 Substitusi ke persamaan p y n Cu n Cu n Cu n Cu n u n n C C C
1 2 1 2 1 2 1 2 [ ] -3 2 - 2 , 0 [0] - 2 [1] - 3 2 - 2 [0] [1]Konstanta dan memenuhi kondisi awal.
dan diperoleh dengan memasukkan
n n C C y n C C n y C C y C C y y [-1] 1 [-2] 1 [ ] [ -1] - 6 [ - 2] [ ] [0] [-1] 6 [-2] [0] [0] 1 6 8 [0] 1 harga-harga kondisi awal dan ke persamaan
- y y y n y n y n x n y y y x y y 1 2 1 2 [1] [0] 6 [-1] [1] [1] 1 6 8 [1] 13 3 - 3 2 15 -
Dengan menyelesaikan kedua persamaan diatas dipe
y y y x y y C C C C 1 1.8 2 4.8 roleh dan Total solusi C C
1 2 1 2 1 2 [ ] 3 2 , 0 [0] [1] 3 2 [0] [1]Respon zero input
dan diperoleh dengan memasukkan harga-har
n n zi zi zi y n C C n y C C y C C y y [-1] 1 [-2] 1 [ ] [ -1] - 6 [ - 2] 0 [0] [-1] 6 [-2] [0] 1 6 [0] 7 [1] [0 ga kondisi awal dan ke persamaan
- -y y y n y n y n y y y y y y y 1 2 1 2 ] 6 [-1] [1] 7 6 [1] 13 -7 3 2 13 5.4 1.6
Dengan menyelesaikan kedua persamaan diatas diperoleh dan y y y C C C C C C
1 2 1 2 1 2 [ ] -3 2 - 2 , 0 [0] - 2 [1] 3 2 - 2 [0] [1]Respon zero state
dan diperoleh dengan memasukkan ha
n n zs zs zs y n C C n y C C y C C y y 1 2 1 2 [-1] 0 [-2] 0 [ ] [ -1] - 6 [ - 2] [ ] [0] 8 [1] 0 10 3 2 2 rga-harga kondisi awal dan ke persamaan
Dengan me y y y n y n y n x n y y C C C C
1 3.6 2 6.4 [ ] 3.6 -3 6.4 2 - 2 , 0 [ ] [ ] [nyelesaikan kedua persamaan diatas diperoleh dan Respon zero state
Respon total (total solusi)
n n zs C C y n n y n y n y n ] 3.6 -3
n 6.4 2
n - 2 5.4 -3
n 1.6 2
n , n 02.2.7. Respon impuls sistem dengan persamaan perbedaan
koefisien konstan linier
Respon impuls:
x(n) = (n) y(n) = h(n) ( kondisi awal nol)
• Untuk x(n) = (n) ), ‘solusi khusus’ yp(n) = 0
respon impuls diperoleh dengan cara menyelesaikan persamaan pada solusi homogen . Harga konstanta ditentukan dengan memecahkan yh(n) untuk
1 2
[ ] [ -1] - 6 [ - 2] [ ]
[ ] 3 2 ,
Contoh 7.1
Sistem LTI dengan persamaan perbedaan
Tentukan respon impuls sistem diatas.
Solusi
Dari contoh soal 6.3, h n n
y n y n y n x n y n C C 1 2 0. [ ] [ ] [ ] 0. [ ] [ ] -3 2 , 0
Respon impuls h[n] untuk maka solusi khusus nol, Solusi total , . Kondisi awal nol sehingga respon zero in
p n n h n x n n y n y n y n C C n 1 2 [ ] 0. [ ] [ ] -3 2 , 0 [0] [1] [ ] [ ], put, Respon impuls adalah respon zero state ,
. dan diperoleh dengan memasukkan harga-harga kondis zi n n zs y n h n y n C C n y y x n n [-1] 0 [-2] 0 [ ] [ -1] - 6 [ - 2] [ ] [ ] [ ] [0] 1
i awal dan ke persamaan perbedaan y y y n y n y n x n y n n y 1 2 3 2 [1] [1] [0] 6 [ 1] [1] 1 2 2 2 , y y y y C C C C
Kestabilan sistem LTI
Sistem yang direpresentasikan oleh persamaan perbedaan koefisien konstan linier orde N dengan akar polinomial karakteristik (k)
berbeda mempunyai solusi homogen sbb:
• Respon impuls sistem
1
[ ]
N n k k kh n
C
1[ ]
N n h k k ky n
C
• Respon impuls sistem LTI stabil jika respon impuls absolutely summable.
0 1 0 1 0 0 [ ] [ ] [ ] 1 n N n k k k N n k k n k n n k k n n h n h n C h n C k
2.3.Konsep Frekuensi Sinyal Waktu Diskrit
x(n) = A cos (n+)
= 2 f
Dimana A : Amplituda
: frekuensi diskrit (radian /sample)
: fasa (radian)
0 0 0 0 00
:
dibatasi
dapat
harga
maka
analisis
tujuan
untuk
Artinya
Maka
Bila
:
Identik
2
rasiona
rus
2
maka
periodik
Agar
1.
:
diskrit
waktu
sinusoidal
Sinyal
2ππ)
cos(ω
n
- cos ω
)n
ω
- cos (2π
n
cos ω
2π
ω
0
n
2ππ
ω
cos
n
cos ω
q
p
l
ha
0 0 0 0 0 0 02
.
3
.
2
jika
hanya
dan
jika
benar
akan
diatas
Persamaan
sin
sin
persamaan
memenuhi
akan
frekuensi
dengan
periodik
yang
sinusoidal
Deretan
l.
fundamenta
perioda
disebut
terkecil
Harga
,
jika
hanya
dan
jika
perioda
dengan
periodik
Deretan
0 0 0 0 0N
k
2π
ω
f
k
N
f
n
f
N
n
f
n
N
n
n
x
N
n
N
n
x
n
x
0)
(N
n
x
2
2
2
sin
2
sin
0 0 0
dimana
sin(
n
identik
adalah
ini
dibawah
diskrit
waktu
sinusoidal
deretan
seluruh
Artinya
sin
Bukti
bulat.
bilangan
adalah
dimana
,
berbeda
ya
frekuensin
jika
identik
akan
sinusoidal
deretan
Dua
0 0 0k
1,2,3...
k
k
n
x
n
n
k
k
k2π
k k k
2
)
sin
2
1
f
dengan
ekivalen
adalah
tertinggi
Frekuensi
2
1
atau
,
atau
diskrit
waktu
sinusoidal
sinyal
rekuensi
f
Daerah
frekuensi
alias
adalah
(
cos
0.
sampai
dari
bervariasi
maka
sampai
dari
bervariasi
Nilai
dan
misalkan
frekuensi
dengan
sinusoidal
sinyal
melihat
Untuk
0
1
)
(
2
1
1
0
2
0
cos
)
2
cos
cos
2
2
,
2
1 2 0 0 0 1 1 2 1 0 2 0 1f
atau
atau
f
f
ω
ω
n
x
n
ω
A
n
A
n
Acos ω
n
x
n
ω
A
n
ω
A
n
x
k 2 2
0 10 20 30 40 -1 -0.5 0 0.5 1 x(n)=cos(0.29*pi*n) n x (n ) 0 10 20 30 40 -1 -0.5 0 0.5 1 x(n)=cos(0.30*pi*n) n x (n ) 0 10 20 30 40 -1 -0.5 0 0.5 1 x(n)=cos(0.31*pi*n) n x (n ) 0 10 20 30 40 0 0.5 1 x(n)=cos(2*pi*n) n x (n ) 0 10 20 30 40 -1 -0.5 0 0.5 1 x(n)=cos(2.5*pi*n) x (n ) 0 10 20 30 40 -1 -0.5 0 0.5 1 x(n)=cos(3*pi*n) x (n )