• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan pendekatan ``Learning Community`` dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi : studi kasus SMA Negeri I Sambi kelas X-1 dan X-2 Wonotoro Catur Sambi Boyolali - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Penggunaan pendekatan ``Learning Community`` dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi : studi kasus SMA Negeri I Sambi kelas X-1 dan X-2 Wonotoro Catur Sambi Boyolali - USD Repository"

Copied!
177
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN PENDEKATAN “LEARNING COMMUNITY” DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

Studi Kasus : SMA Negeri I Sambi Kelas X-1 dan X-2 Wonotoro Catur Sambi Boyolali

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Indah Ari Widyasari NIM : 031334028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEM BAH AN

Sebuah Karya Kecilku I ni Kepersembahkan Kepada:

? Tuhan YM E atas segala rahmat dan karunia-N ya. “M y T r ully Gui da n ce”

? M y Beloved F ather D almanto, B.Sc. and M other Sri W idyastuti atas

segenap cinta, kasih, doa, semangat, dukungan dan pengorbanannya selama

ini. “God N ev er Sleep”.

? M y Big-Brother Atut Satria D armanto, M y Big-Sister I rin W idyarini

W arasthi, and M y Funny N ephew Ariel Sukma M ahendra D armanto atas

semua kasih, dukungan, dan doanya selama ini. “I Luv U A ll”.

? M y L over D odi Gunawan atas seluruh cinta dan kasihnya yang begitu

besar, yang selalu menghibur dan memberiku semangat disaat aku mulai

(5)

v

LOVE

Apa yang kita ingat dari kenangan – kenangan yang terekam oleh kita

N ama tempat, nama permainan, nama teman, atau kejadian kejadian

Adalah hal – hal yang mungkin lambat laun bisa terlupa

Tapi tidak dengan rasa …

R asa sayang, rasa sedih, yang akan terus kita bawa,

Tanpa mudah tercecer disepanjang perjalanan kita

D an semakin kita dewasa, kita akan menyadari

B ahwa diantara kenangan – kenangan tersebut

Ada satu rasa yang paling besar, yaitu

C I N T A

K arena ketika satu persatu cerita berhenti dan menjadi kenangan

Cinta terus bergerak seiring harapan yang menyertai dia

Cinta yang tak terlihat oleh mata, tak teraba oleh tangan

Tapi dia ada bahkan sejak kita belum bisa mengucapkannya

Cinta yang sejati … …

Cinta yang kita kira sudah pergi

Ternyata Cuma bersembunyi

M enunggu untuk kembali lagi

(6)

vi

A ku adalah kunang –kunang

D alam gelap aku terbang

D alam gelap aku terang

D an jadikanlah kau senja

K arena gelap kau ada

K arena gelap kau indah

A ku hanyalah kunang – kunang

D an kau hanyalah senja

D alam gelap kita berbagi

(7)

vii

M OTTO

? H appiness Keeps You Sweet,

Trials M ake You Strong,

Sorrows Keep You H uman,

Failure Keeps You H umble,

Success Keeps You Glowing,

And GOD Keeps You Going ?

? Life is Only Traveled Once,

Today’s M oment Becomes Tomorrow M emories…

Enjoy Every M oment, Good or Bad…

(8)
(9)
(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang

Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya. Berkat ridho-Nya yang tak

terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul

“Penggunaan Pendekatan Learning Community Dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi”, studi kasus di SMA

Negeri I Sambi Boyolali Kelas X-1 dan X-2.

Penulisan Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Penulisan Skripsi ini tidak mungkin terlaksana dengan baik tanpa kasih,

dukungan, doa, bantuan, bimbingan, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

mendalam kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Pd., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan dan

Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi

(11)

x

4. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang

telah berkenan membantu memberikan dukungan dan bimbingan kepada

penulis selama penulisan skripsi ini.

5. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Tamu pada ujian sarjana.

6. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd. selaku Dosen Tamu pada ujian

sarjana.

7. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah

membantu kelancaran proses belajar selama penulis manjadi mahasiswa

Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

8. Bapak Bambang Wahyadi, S.Pd. MH. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri I

Sambi Boyolali yang telah berkenan memberikan izin kepada penulis untuk

melaksanakan penelitian di SMA Negeri I Sambi Boyolali.

9. Ibu Dra. Sri Rahayu, selaku Guru Mata Pelajaran Ekonomi kelas X yang telah

berkenan memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian

pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Negeri I Sambi Boyolali.

10. Bapak/ Ibu Guru dan segenap karyawan-karyawati SMA Negeri I Sambi yang

telah membantu dan memberikan masukan kepada penulis dalam

melaksanakan penelitian dan pengumpulan data-data sekolah.

11. Siswa-siswi SMA Negeri I Sambi, khususnya kelas X yang telah mendukung

dan membantu dalam pelaksanaan penelitian melalui proses belajar mengajar

di kelas.

12. Kedua orangtuaku terkasih, Bapak Dalmanto, B.Sc. dan Ibu Sri Widyastuti,

(12)

xi

Ariel, yang telah memberikan cinta kasih, doa, dukungan, semangat, dan bantuan baik moril maupun materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsi ini dengan baik.

13. Mas Dodi Gunawan tercinta, terima kasih untuk semua dukungan dan

do’anya, yang selalu setia mendampingiku selama ini dan terus memberiku

semangat serta nasehat bijaknya untuk terus selalu berusaha melakukan yang

terbaik dalam hidup.

14. Adik sepupuku tergokil Yan “Bedoel”, Tiara, Bapak Ibu yang ada di Bantul, Mbak Dian, Bibikku “Asmonah”, and All of My Friend yang telah membantu dan mendukung penyelesaian Skripsi ini.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Tiada yang dapat penulis berikan untuk membalas semua kebaikan

yang telah diberikan selain doa semoga Tuhan Yang Maha Kasih selalu

melimpahkan berkat dan anugerah-Nya kepada kita semua. Dengan hati yang

tulus penulis juga memohon maaf kepada semua pihak atas segala kekurangan,

kelemahan serta kesalahan yang penulis lakukan selama proses penyelesaia n

maupun dalam penyusunan Skripsi ini.

Akhir kata, penulis mengharapkan semoga apa yang telah penulis

susun dalam Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi

penulis demi peningkatan kemampuan penulis sebagai calon guru dan bagi para

(13)
(14)

xiii ABSTRAK

PENGGUNAAN PENDEKATAN “LEARNING COMMUNITY” DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI Studi Kasus : SMA Negeri I Sambi Kelas X-1 dan X-2

Wonotoro Catur Sambi Boyolali Indah Ari Widyasari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) perbedaan motivasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan pendekatan learning community, (2) perbedaan prestasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan pendekatan learning community.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Sambi Boyolali pada bulan Februari 2008. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa-siswi SMA Negeri I Sambi Boyolali kelas X-1 dan X-2. Sampel sebanyak 66 responden diambil dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan teknik kuesioner, observasi, dan wawancara.

Untuk mengetahui perbedaan motivasi dan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah penggunaan pendekatan learning community digunakan analisis statistik yaitu Uji t (T-Test).

(15)

xiv ABSTRACT

THE USAGE OF LEARNING COMMUNITY APPROACH IN IMPROVING THE STUDENTS’ MOTIVATION AND LEARNING ACHIEVEMENT

IN LEARNING ECONOMICS

A Case Study at X-1 and X-2 Grade of I State Senior High School in Wonotoro Village Catur Sambi District

Boyolali Regency, Central Jawa

Indah Ari Widyasari Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

The aims of this research are to know; (1) the difference of students’ learning motivation between X-1 class and X-2 class of I State Senior High School in Sambi Boyolali Regency in studying economics using learning community approach; (2) the difference of students’ learning achievement between X-1 class and X-2 class of I State Senior High School in Sambi Boyolali Regency in studying economics using learning community approach.

This research was conducted in I State Senior High School in Sambi Boyolali Regency in February 2008. The populations of this research were all students’ of I State Senior High School in Sambi Boyolali Regency, and the sample s were 66 students. Samples taken by applying purposive sampling. The techniques of gathering the data were questionnaire, observation, and interview.

To know the difference between students’ motivation and learning achievement of the students before and after using learning community approach, T-Test statistic analysis was used.

(16)

xv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

MOTTO ...vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...viii

KATA PENGANTAR ...ix

ABSTRAK ...xiii

ABSTRACT ...xiv

DAFTAR ISI ...xv

DAFTAR TABEL ...xviii

DAFTAR GAMBAR ...xix

DAFTAR LAMPIRAN ...xx

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Batasan Masalah ...6

C. Rumusan Masalah ...6

D. Tujuan Penelitian ...6

E. Manfaat Penelitian ...7

BAB II KAJIAN TEORITIK ...8

A. Pendekatan Learning Community ...8

B. Motivasi Belajar ...10

C. Prestasi Belajar ...16

(17)

xvi

E. Hipotesis ...21

BAB III METODE PENELITIAN ...22

A. Jenis Penelitian ...22

B. Tempat dan Waktu Penelitian ...23

C. Subjek dan Objek Penelitian ...23

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ...24

E. Operasionalisasi Variabel ...24

F. Teknik Pengumpulan Data ...27

G. Desain Penelitian ...28

H. Pengujian Instrumen Penelitian ...30

1. Uji Validitas ...31

2. Uji Reliabilitas ...33

I. Teknik Analisis Data ...35

1. Analisis Statistik ...35

2. Pengujian Hipotesis ...36

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ...38

A. Sejarah Berdirinya SMA Negeri I Sambi ...38

B. Visi dan Misi ...40

C. Struktur Kurikulum ...40

D. Pembagian Tugas ...43

E. Tata Tertib Guru dan Karyawan ...44

F. Tata Tertib Siswa ...45

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...52

A. Deskripsi Pembelajaran Dengan Pendekatan Learning Community ...52

B. Deskripsi Data ...55

1. Motivasi Belajar Siswa ...55

(18)

xvii

C. Analisis Data ...65

1. Uji Normalitas Data ...65

2. Pengujian Hipotesis ...67

a. Motivasi Belajar Siswa ...67

b. Prestasi Belajar Siswa ...68

D. Pembahasan Hasil Penelitian ...69

1. Penggunaan Pendekatan Learning Community dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa ...69

2. Penggunaan Pendekatan Learning Community dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa ...72

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ...75

A. Kesimpulan ...75

B. Keterbatasan ...75

C. Saran ...76

DAFTAR PUSTAKA

(19)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar ...25

Tabel 3.2 Penilaian Acuan Patokan Tipe II (PAP II) ...27

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar ...32

Tabel 3.4 Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r ...34

Tabel 4.1 Struktur Kurikulum SMA Negeri I Sambi Kelas X ...40

Tabel 4.2 Struktur Kurikulum SMA Negeri I Sambi Kelas XI dan XII Program IPA ...41

Tabel 4.3 Struktur Kurikulum SMA Negeri I Sambi Kelas XI dan XII Program IPS ...42

Tabel 4.4 Pembagian Tugas Khusus SMA Negeri I SAmbi Tahun Pelajaran 2007/2008 ...43

Tabel 5.1 Kategori dan Interprestasi Variabel Motivasi Belajar Siswa Kelas X-2 Pada Kondisi Awal ...56

Tabel 5.2 Kategori dan Interprestasi Variabel Motivasi Belajar Siswa Kelas X-1 Pada Kondisi Awal ...57

Tabel 5.3 Kategori dan Interprestasi Variabel Motivasi Belajar Siswa Kelas X-2 Pada Kondisi Akhir ...58

Tabel 5.4 Kategori dan Interprestasi Variabel Motivasi Belajar Siswa Kelas X-1 Pada Kondisi Akhir ...59

Tabel 5.5 Kategori dan Interprestasi Variabel Prestasi Belajar Siswa Kelas X-2 dari Nilai Pre-Test ...61

Tabel 5.6 Kategori dan Interprestasi Variabel Prestasi Belajar Siswa Kelas X-1 dari Nilai Pre-Test ...62

Tabel 5.7 Kategori dan Interprestasi Variabel Prestasi Belajar Siswa Kelas X-2 dari Nilai Post-Test ...63

Tabel 5.8 Kategori dan Interprestasi Variabel Prestasi Belajar Siswa Kelas X-1 dari Nilai Post-Test ...64

(20)

xix

DAFTAR GAMBAR

(21)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesione r ... 80 - 83

Lampiran 2. Tabulasi Validitas dan Reliabilitas ... 84 - 85

Lampiran 3. Output Validitas dan Reliabilitas ... 86 - 87

Lampiran 4. Tabulasi Data ... 88 - 105

Lampiran 5. Output Deskripsi dan Normalitas ... 106 - 108

Lampiran 6. Output Pengujian Hipotesis T-Test ... 109 - 110 Lampiran 7. Perhitungan PAP II ... 111 - 117

Lampiran 8. Pedoman Observasi ...118

Lampiran 9. Hasil Observasi ... 119 - 122

Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 123 - 127

Lampiran 11. Instrumen Pre-Test dan Post-Test ... 128 - 135

Lampiran 12. Hasil Pre-Test dan Post-Test

Lampiran 13. Surat Ijin Penelitian

(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam bidang pendidikan guru sangat berperan penting dalam

pencapaian tujuan pendidikan, yaitu mencerdaskan siswa dan menghasilkan

lulusan berkualitas. Oleh karena itu kemampuan mengajar guru di kelas harus

benar-benar diperhatikan. Namun selama ini dalam mengajar di kelas, guru

cenderung kurang memperhatikan ketercapaian belajar yang dicapai oleh

siswa. Guru juga belum mengukur efektivitas Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM), sehingga kadang-kadang tujuan pembelajaran sering tidak tercapai.

Selain itu banyak guru yang masih menggunakan metode mengajar dengan

ceramah dan tanya jawab yang kadang-kadang kurang efektif bila diterapkan

dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa seringkali tidak

dilibatkan dalam proses pembelajaran di kelas. Akibat hal ini siswa

kadang-kadang menjadi malas untuk belajar dan mengikuti KBM di kelas, bahkan

siswa menjadi kurang tertarik terhadap mata pelajaran tertentu. Salah satu

contohnya adalah Rani seorang siswi SD yang selalu menghadapi masalah,

tugas-tugas sekolah tidak pernah selesai, posisi duduk kurang menunjukkan

minat dan motivasinya terhadap pelajaran, ini terjadi karena guru yang

mengajar di kelasnya hanya mencatatkan di papan tulis dan menerangkan

(23)

Oleh karena muncul permasalahan-permasalahan yang dihadapi

guru dan siswa dalam proses pembelajaran maka ditemukanlah pendekatan

pembelajaran baru yang disebut pendekatan kontekstual (Contextual Teaching andLearning) atau yang sering disebut CTL. Dengan penggunaan pendekatan kontekstual siswa dituntut untuk membangun konsep keilmuannya sendiri

secara induktif yaitu pola pikir yang didasarkan pada fakta- fakta yang ada

setelah itu baru ditarik kesimpulannya. Contextual Teaching and Learning adalah konsep pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata

pelajaran dengan situasi nyata dan memotivasi siswa agar menghub ungkan

pengetahuan dan terapannya dalam kehidupan sehari- hari sebagai anggota

keluarga.

Salah satu model pembelajaran dengan pendekatan kontekstual

adalah dengan mengunakan pendekatan Learning Community (Masyarakat Belajar). Dalam metode ini siswa dituntut untuk dapat bekerjasama dengan

orang lain. Ketika seorang anak baru belajar meraut pensil dengan peraut

elektronik, ia bertanya kepada temannya “Bagaimana caranya?Tolong bantuin

aku!”. Lalu temannya yang sudah bisa menunjukkan cara mengoperasikan alat

itu. Dengan demikian dua anak itu sudah membentuk learning community. Dalam pembelajaran berbasis learning community, sudah bukan saatnya lagi siswa hanya duduk manis dan dibiarkan dalam ketidaktahuan saat

mengikuti pelajaran di kelas. Hal seperti itu sering terlihat tidak hanya di

bangku SD, SMP, dan SMA saja, tetapi bahkan juga di Perguruan Tinggi.

(24)

suatu pelajaran tanpa tahu apakah siswa benar-benar tahu dan paham akan

pelajaran tersebut meskipun mereka diam mendengarkan dan mencatat. Dalam

hal ini jelas menunjukkan bahwa proses belajar mengajar hanya terjadi

komunikasi satu arah saja bukan komunikasi dua arah.

Pendekatan learning community ada untuk memecahkan masalah komunikasi yang hanya terjadi satu arah saja, karena learning community bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah. “Seorang guru yang mengajari

siswanya” bukan contoh learning community karena komunikasi hanya terjadi satu arah. Dikatakan komunikasi satu arah karena informasi hanya datang dari

guru ke arah siswa, tidak ada arus informasi yang perlu dipelajari guru yang

datang dari arah siswa. Dalam contoh ini yang belajar hanya siswa bukan

guru. Dalam learning community, dua kelompok (atau lebih) yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. Seorang yang terlibat dalam

pembelajaran learning community memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus juga meminta informasi yang diperlukan dari

teman belajarnya. Siswa yang pandai mengajari yang lemah, yang tahu

memberi tahu yang belum tahu, yang cepat menangkap mendorong temannya

yang lambat, yang mempunyai gagasan segera memberi usul dan seterusnya.

Kegiatan belajar mengajar ini bisa terjadi apabila tidak ada pihak

yang dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan untuk

bertanya, tidak ada pihak yang menganggap dirinya paling tahu, semua pihak

(25)

memiliki pengetahuan, pengalaman, atau ketrampilan yang berbeda yang perlu

dipelajari.

Pendekatan learning community cocok diterapkan dalam pelajaran ekonomi karena materi yang ada dalam mata pelajaran ekonomi adalah materi

yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, sehingga ilmu yang akan

disampaikan ke siswa akan lebih tahan lama apabila siswa itu mengalami dan

merasakannya sendiri. Dalam materi permintaan dan penawaran misalnya,

siswa akan lebih memahami apa dan bagaimana permintaan dan penawaran itu

terjadi apabila siswa itu beraktivitas sendiri. Hal itu dapat dilakukan dengan

membentuk kelompok-kelompok kecil dalam kelas, ada beberapa kelompok

yang berperan sebagai penjual dan ada beberapa kelompok yang berperan

sebagai pembeli.

Dari peran yang mereka lakukan, akan terlihat adanya suatu

transaksi dan peristiwa jual beli yang sangat erat hubungannya dengan

penawaran dan permintaan. Siswa dituntut untuk dapat bekerja sama dalam

kelompok untuk memerankan dan menemukan apa itu penawaran dan

permintaan, lalu bagaimana penawaran dan permintaan itu bisa terjadi.

Dengan begitu ilmu yang didapat siswa juga akan lebih tahan lama dari pada

siswa hanya menghafalkan arti penawaran dan permintaan dari buku pelajaran

atau sumber-sumber yang sudah ada. Belajar akan lebih lama melekat dalam

ingatan apabila siswa itu mengalaminya sendiri. Oleh kerena itu, seorang guru

harus menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan proses

(26)

cita-cita yang mulia. Selain itu juga diperlukan adanya perubahan dalam proses

pembelajaran sesuai dengan perkembangan zaman dan dunia pendidikan.

Namun kenyataan pendekatan learning community belum banyak dipakai oleh guru dalam melakukan pembelajaran khususnya dalam

pembelajaran ekonomi di SMA yang selama ini masih menggunakan metode

konvensional, dimana siswa tidak terlibat dalam pembelajaran. Yang

mengakibatkan siswa tidak termotivasi untuk mengikuti pelajaran ekonomi

sehingga prestasi belajarnya juga tidak maksimal. Padahal motivasi memiliki

peranan yang sangat penting untuk menentukan tinggi rendahnya prestasi

belajar. Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari nilai yang didapatkan ketika

ulangan harian, saat guru mengajukan pertanyaan, saat diadakan kuis, saat

diadakan pre-test, saat diadakan post-test, yang semuanya itu dapat terlihat

secara keseluruhan dari nilai raport.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti mengambil judul

“Penggunaan Pendekatan Learning Community Dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi”. Studi

Kasus di SMA Negeri I Sambi Kelas X-1 dan X-2. Harapannya adalah dengan

(27)

B. Batasan Masalah

Untuk mempersempit lingkup permasalahan yang akan diteliti

berkenaan dengan usaha meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa

dalam pembelajaran ekonomi kelas X-1 dan X-2 di SMA Negeri I Sambi

Boyolali, maka peneliti membatasi masalah yaitu hanya pada pendekatan

learning community, motivasi, dan prestasi belajar.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti

merumuskan permasalahan:

1. Apakah ada perbedaan motivasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA

Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan

menggunakan pendekatan learning community?

2. Apakah ada perbedaan prestasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA

Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan

menggunakan pendekatan learning community?

D. Tujuan Penelitian

Atas dasar rumusan masalah di atas maka penelitian ini memiliki

tujuan untuk:

1. Mengetahui perbedaan motivasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA

Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan

(28)

2. Mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA

Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan

menggunakan pendekatan learning community.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi beberapa pihak.

1. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan atau

masukan dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan proses

belajar mengajar.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi untuk penelitian

selanjutnya yang berkaitan dengan penggunaan pendekatan learning community serta dapat menjadi referensi di perpustakaan Universitas Sanata Dharma.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam bidang

pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar, sebagai sarana

untuk menerapkan teori yang telah diperoleh selama mengikuti kuliah

dengan keadaan yang sesungguhnya serta sebagai bekal dalam memasuki

(29)

8 BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Pendekatan Learning Community

Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari

sharing antara teman, antar kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu. Di ruang kelas ini, di sekitar sini, juga orang-orang yang berada di luar

sana semua adalah anggota masyarakat yang belajar (Sagala, 2005 : 89).

Dalam kelas CTL, guru disarankan selalu melaksanakan

pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa dibagi dalam

kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen. Yang pandai mengajari

yang lemah, yang tahu memberi tahu yang belum tahu, yang cepat menangkap

mendorong temannya yang lamb at, yang mempunyai gagasan segera memberi

usul, dan seterusnya. Kelompok siswa bisa sangat bervaria si bentuknya, baik

keanggotaan,jumlah, bahkan bisa melibatkan siswa di kelas atasnya, atau guru

melakukan kolaborasi dengan mendatangkan seorang ‘ahli’ ke kelas. Misalnya

tukang sablon, petani jagung, peternak susu, teknisi komputer, tukang cat

mobil, tukang reparasi kunci, dan sebagainya (Depdiknas, 2003 : 15).

(30)

guru yang datang dari arah siswa. Dalam contoh ini yang belajar hanya siswa

bukan guru. Dalam learning community, dua kelompok (atau lebih) yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. Seseorang yang

terlibat dalam kegiatan learning community memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus juga meminta informasi yang

diperlukan dari teman belajarnya (Sagala, 2005 : 90).

Kegiatan saling belajar ini bisa terjadi apabila tidak ada pihak yang

dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan untuk

bertanya, tidak ada pihak yang me nganggap paling tahu, semua pihak mau

saling mendengarkan. Setiap pihak harus merasa bahwa setiap orang lain

memiliki pengetahuan, atau keterampilan yang berbeda yang perlu dipelajari

(Depdiknas, 2003 : 15-16).

Kalau setiap orang mau belajar dari orang la in, maka setiap orang

lain bisa menjadi sumber belajar, dan ini berarti setiap orang akan sangat kaya

dengan pengetahuan dan pengalaman. Pendekatan pembelajaran denga n

teknik “learning community” ini sangat membantu proses pembelajaran di kelas. Prakteknya dalam pembelajaran terwujud dalam beberapa cara

(Depdiknas, 2003 : 16), yaitu:

1. pembentukan kelompok kecil;

2. pembentukan kelompok besar;

3. mendatangkan ‘ahli’ ke kelas (tokoh, olahragawan, dokter, perawat,

petani, pengurus organisasi, polisi, tukang kayu, dsb);

(31)

5. bekerja kelompok dengan kelas di atasnya;

6. bekerja dengan masyarakat.

B. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi

Motif berasal dari bahasa latin “moveers”, yang berarti menggerakkan. Kata motivasi lalu diartikan sebagai usaha menggerakkan.

Untuk memperoleh pengertian yang lebih terperinci dan jelas, maka perlu

mempelajari dan memahami pendapat dari beberapa ahli.

a. Atkinson (Fudyartanto, 2002 : 257), berpendapat bahwa motivasi

menunjukkan tendensi berbuat yang meningkat untuk menghasilkan

satu atau lebih pengaruh-pengaruhnya (satu hasil atau lebih).

b. Abraham Maslow (Fudyartanto, 2002 : 258), motivasi adalah konstan

(tetap), tidak pernah berakhir, berfluktuasi dan kompleks dan bahwa

hal itu kebanyakan merupakan karakteristik universal pada tiap

kegiatan organisme.

c. A. W. Bernard (Chauhan, 1979, P.196), motivasi menunjukkan semua

fenomena yang dilibatkan dala m stimulasi (perangsangan) tindakan ke

arah tujuan-tujuan tertentu.

Menurut Sudirman (1986 : 73), kata “motif” diartikan sebagai

daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif

dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek

(32)

Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan).

Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya

penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat

tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/

mendesak.

Menurut Sudirman (1986 : 73-74), motivasi adalah perubahan

energi dalam diri seseorang yan ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian ini

mengandung tiga elemen penting, adalah sebagai berikut.

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri

setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa

beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Oleh karena menyangkut

perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam

diri manusia), maka penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik

manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau “feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan

kejiwaan, afeksi, dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku

manusia.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam

hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan.

(33)

kemunculannya karena terangsang atau terdorong oleh adanya unsur

lain, dalam hal ini adalah tujuan.

Motivasi adalah usaha untuk meningkatkan kegiatan dalam

mencapai sesuatu tujuan. Motivasi itu berlaku untuk semua kegiatan

termasuk kegiatan belajar. Jadi jika dikatakan motivasi belajar, maksudnya

adalah mendorong atau memberi semangat kepada individu yang

melakukan kegiatan belajar, agar lebih giat belajar sehingga prestasinya

meningkat menjadi lebih baik.

Motivasi belajar juga dapat diartikan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah

pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek

belajar itu dapat tercapai.

2. Fungsi Motivasi

Dalam proses belajar mengajar, motivasi itu amat penting tidak

hanya bagi peserta didik tapi juga penting bagi guru, dosen maupun

karyawan sekolah. Fudyartanto (2002 : 258) mengemukakan secara umum

beberapa fungsi motivasi, adalah sebagai berikut.

a. Motif Menggerakkan dan Mengatur Tingkah Laku Manusia

Keadaan motif digambarkan sebagai pembimbing, pengarah, dan

pengorientasi tujuan. Bahwa pada tingkah laku yang bermotif,

bergerak dalam satu arah khusus (spesifik). Tingkah laku itu tentu

(34)

b. Motif Sebagai Penyeleksi Tingkah Laku

Dengan adanya motif maka tingkah laku manusia tidak

membuyar tanpa arah, tetapi terarah kepada tujuan yang terseleksi,

yang menyiapkan individu itu sendiri. Misalnya: siswa yang ingin

lulus ujian, maka ia berkonsentrasi pada cara-cara yang terseleksi

untuk mencapai tujuan tersebut.

c. Motif Memberi Energi dan Menahan Tingkah Laku

Motif sebagai alasan predisposisi perbuatan, berarti menjadi

tenaga dorong dan peningkatan tenaga sehingga terjadilah perbuatan

yang nampak organisme. Motif juga berfungsi untuk mempertahankan

agar perbuatan itu adalah minat yang berlangsung lama. Energi psikis

yang disediakan tergantung dari besar kecilnya motif. Jika motif itu

kuat maka akan tersedia yang besar dan begitu juga sebaliknya.

3. Teori Motivasi

a. Teori Aktualisasi Diri dari Maslow

Abraham Maslo w (1908-1970) adalah seorang psikolog humanis.

Ia percaya bahwa manusia dapat bekerja ke arah kehidupan yang lebih

baik. Ia menegaskan bahwa kebutuhan-kebutuhan tertata secara

hierarkis. Jika kebutuhan dasar terpenuhi, maka timbul kebutuhan yang

lebih tinggi dan seterusnya (Fudyartanto, 2002 : 270). Menurutnya

kebutuhan dapat dibedakan menjadi dua kelompok:

(35)

lainnya, misalnya rasa aman, cinta, kebersamaan, dan penonjolan

diri.

2). Kebutuhan tumbuh (self actualization), Maslow menolak anggapan psikolog bahwa manusia itu egois, jahat, dan anti sosial. Ia percaya

bahwa ada tingkatan kemanusiaan.

Gambar 2.1

Keterangan : 1. Fisiologi

2. Ketentraman

3. Kebersamaan

4. Penonjolan Diri

5. Aktualisasi Diri

b. Teori Motivasi Berprestasi

Dikemukakan oleh David C. McClelled dari University Harvard,

USA (Fudyartanto, 2002 : 278). Menurutnya manusia itu satu sama

lain mempunyai motif yang berbeda-beda. Pengembangan motif

prestasi dipengaruhi oleh sejumlah variabel. Di rumah, sekolah, dan 5

4

3

2

(36)

masyarakat rumah (keluarga) memegang peranan penting pada awal

perkembangan motif dan sikap anak. Harapan dan bimbingan orang

tua pada anak-anak mengembangkan kebutuhan prestasi yang lebih

tinggi. Demikian juga masyarakat dengan pandangan hidupnya

mempunyai peranan penting dalam perkembangan motif prestasi.

Sekolah akan membantu mengembangkan perkembangan kepribadian

anak menuju sikap yang positif. Salah satu cara guru dalam

membimbing perkembangan anak adalah melalui cerita-cerita tentang

orang-orang besar yang berhasil dalam perjuangan hidupnya. Hal ini

dimaksudkan untuk menunjukkan kepada anak betapa pentingnya

motif prestasi.

c. Teori Motivasi Belajar

Teori motivasi belajar didasarkan pada teori belajar

koneksionisme S-R dan teori belajar kognitif (Fudyartanto, 2002 :

285). Menurut teori belajar koneksionisme S-R manusia sebagai mesin

yang dikendalikan oleh prinsip-prinsip tetap dan motivasi tingkah laku

berasal dari dorongan fisiologis. Motivasi adalah suatu dorongan untuk

berbuat yang dihasilkan dari stimulus-stimulus dapat dari luar atau dari

diri manusia sendiri. Teori S-R menekankan pentingnya pengalaman

masa lalu untuk menjelaskan sebab tingkah laku sekarang. Konsep

motivasi berbeda dengan konsep motivasi menurut S-R. menurut teori

kognitif motivasi timbul dari situasi yang diciptakan dengan

(37)

mempunyai arah dan tujuan. Ketika individu pergi ke suatu tujuan

diganggu oleh hambatan suatu tegangan diciptakan bahwa individu

mencoba memindahkan. Melepaskan tegangan dengan mencapai

tujuan inilah permotivasian, teori kognitif mementingkan pada

pengalaman sekarang (masa kini). Ini adalah merupakan pendekatan

situasional pada motivasi tingkah laku.

C. Prestasi Belajar

Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu

perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan,

tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri,

minat, watak, penyesuaian diri. Jelasnya menyangk ut segala aspek organisme

dan tingkah laku pribadi seseorang (Sudirman,1986 : 23).

Berhasil tidaknya belajar itu dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Adapun faktor- faktor itu dapat dibedakan menjadi tiga macam

(Muhibbinsyah, 1995 : 132-139).

1. Faktor Internal Siswa

a. Aspek Fisiologis (bersifat jasmaniah)

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi- sendinya, dapat

mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti

pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai

(38)

(kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak

berbekas dan sebaliknya.

b. Aspek Psikologis (bersifat rohaniah)

1). Tingkat kecerdasan/ inteligensi siswa

2). Sikap siswa

3). Bakat siswa

4). Motivasi siswa

2. Faktor Eksternal Siswa

a. Lingkungan Sosial

1). Lingkungan sosial sekolah: guru, staf administrasi, dan

teman-teman sekelas.

2). Lingkungan sosial siswa: orang tua, keluarga, masyarakat,

tetangga, dan teman-teman sepermainan.

b. Lingkungan Non sosial

1). Gedung sekolah dan letaknya

2). Rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya

3). Alat-alat belajar

4). Keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa

3. Faktor Pendekatan Belajar

Faktor pendekatan belajar berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses

pembelajaran siswa tersebut. Seorang siswa yang terbiasa

(39)

maka mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang

bermutu/ maksimal, dan sebaliknya.

Prestasi belajar adalah perubahan di dalam diri si pelajar, ia dapat

mengetahui sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui. Setiap orang

mempunyai hasil- hasil yang berbeda dari apa yang telah dipelajari.

Keberhasilan siswa dalam kegiatan yang disebut belajar akan nampak dalam

hasil belajar yang diraihnya.

Prestasi belajar adalah kemampuan, ketrampilan, dan sikap

seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Prestasi belajar yang dapat dicapai

seseorang pada tingkat dan jenis tertentu akan memberikan kepuasan dalam

hidupnya, khususnya bagi yang berada di bangku sekolah (Arifin, 1988 : 3).

Menurutnya prestasi belajar yang dicapai siswa mempunyai lima fungsi

utama.

1. Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai

anak didik

2. Sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu

3. Sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan

4. Sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan

5. Sebagai indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.

Prestasi belajar siswa dapat diketahui dari hasil evaluasi belajarnya.

Evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai

(40)

(Muhibbinsyah, 1995 : 141). Menurutnya ada beberapa jenis test prestasi

belajar.

1. Pre test dan Post test

Pre test dimaksudkan untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa

mengenai bahan yang akan disajikan. Sedangkan Post test dimaksudkan

untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan.

2. Test Prasyarat

Test prasyarat dimaksudkan untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas

materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan.

3. Test Sumatif

Test sumatif dimaksudkan untuk mengukur kinerja akademik/ hasil belajar

siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran.

4. Test Diagnostik

Test diagnostik dimaksudkan untuk mengidentifikasi bagian-bagian

tertentu yang belum dikuasai siswa.

5. Test Formatif

Test formatif dimaksudkan untuk memperoleh umpan balik yang mirip

dengan test diagnostik, yakni untuk mendiagnosis (mengetahui penyakit/

(41)

D. Pengaruh Pendekatan Learning Community Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa

Pendekatan learning community adalah suatu bentuk pembelajaran yang menuntut adanya kerja sama siswa dalam sua tu kelompok. Dalam

pendekatan ini siswa sangat dituntut untuk berpartisipasi aktif dalam proses

pembelajaran sedangkan peran guru hanya sebagai fasilitator saja. Learning community dirancang untuk melatih siswa menemukan dan memecahkan masalah dalam suatu kelompok belajar. Guru menggunakan pendekatan ini

sewaktu mengajar, dengan tujuan agar siswa terangsang oleh tugas dan aktif

berdiskusi dalam kelompok, berusaha mencari tahu dari yang tahu, dan

memberi tahu bagi yang tidak tahu. Sela in itu penggunaan pendekatan

learning community dapat memacu semangat belajar siswa karena siswa dapat menemukan dan memecahkan permasalahan bersama dengan orang lain,

sehingga pada akhirnya siswa termotivasi dalam belajar khususnya dalam

pembelajaran ekonomi.

Motivasi memegang peranan yang sangat penting bagi keberhasilan

suatu proses belajar mengajar artinya bahwa siswa yang tidak tahu atau

kurang termotivasi untuk belajar tentunya hasil belajarnya akan rendah dan

siswa yang mempunyai motivasi tinggi tentunya hasil belajarnya juga akan

tinggi. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri.

Siswa yang menimbulkan kegiatan, menjamin kelangsungan belajar itu demi

mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu motivasi belajar sangat erat

(42)

sukses disegala bidang, lebih banyak disebabkan oleh tingginya motivasi yang

mereka punyai.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Christina Siwi (1998)

ditemukan bahwa peningkatan konsep diri siswa yang positif berpengaruh

terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Matematika

di SD Kanisius Kota Baru Yogyakarta. Hal yang serupa dikemukakan oleh

Alfonsa Mintarti (2003) bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan

antara motivasi belajar, lingkungan belajar di keluarga, lingkungan belajar di

sekolah, dan lingkungan belajar di masyarakat secara bersama-sama dengan

prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi. Penelitian lain yang

dilakukan oleh Heni Widyaningsih (2006) ditemukan bahwa penggunaan

media mind map dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas XI IPS2 SMA Taman Madya Jetis.

E. Hipotesis

Dari kerangka berpikir diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut:

1. Ha : Ada perbedaan motivasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA

Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan

menggunakan pendekatan learning community.

2. Ha : Ada perbedaan prestasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA

Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan

(43)

22 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian deskriptif

kualitatif dan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian tentang

fenomena yang terjadi pada masa sekarang, prosesnya berupa pengumpulan

data, analisis data, serta penafsiran data yang dikumpulkan tersebut

(www.isekolah.org/file/ h_1090893369.doc).

Dalam penelitian ini dikatakan deskriptif kualitatif karena bertujuan

untuk menjelaskan seberapa besar motivasi belajar siswa baik sebelum

maupun sesudah digunakan pendekatan learning community. Dikatakan penelitian deskriptif kuantitatif kerena bertujuan untuk mengetahui prestasi

belajar siswa baik sebelum maupun sesudah digunakan pendekatan learning community. Data yang bersifat kualitatif dikumpulkan dengan cara observasi, wawancara, dan kuesioner. Data yang bersifat kuantitatif dikumpulkan dengan

cara memberikan pre-test dan post-test di kelas X-1 sebagai kelas yang menggunakan pendekatan learning community dan di kelas X-2 sebagai kelas yang tidak menggunakan pendekatan learning community. Kemudian hasil pre-test dan post-test kelas X-1 dan kelas X-2 dibandingkan dengan melihat nilai selisih pre-test dan post-test tersebut. Pre-test dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan dan prestasi belajar

(44)

dimaksudkan untuk mengetahui taraf penguasaan dan prestasi belajar siswa

atas materi suatu pelajaran pada kondisi akhir.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Sambi, Wonotoro Catur

Sambi Boyolali pada mata pelajaran Ilmu Pengetahua n Sosial Ekonomi

kelas X-1 yang berjumlah 33 siswa dan X-2 yang berjumlah 33 siswa.

2. Waktu Penelitian

Pene litian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu mulai bulan Februari

sampai bulan Maret tahun 2008.

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa-siswi SMA Negeri I Sambi Boyolali kelas

X-1 dan X-2.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah pengguna an pendekatan learning community dalam pembelajaran ekonomi kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Sambi

(45)

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa-siswi SMA Negeri I

Sambi Boyolali kelas X-1 dan X-2.

2. Sampel

Jumlah sampel yang akan digunakan dalam penenlitian ini adalah

sebanyak 33 siswa untuk kelas X-1 dan 33 siswa untuk kelas X-2.

3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan purposive sampling. Oleh karena dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian tentang peningkatan motivasi dan

prestasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan learning community, maka sampel yang digunakan adalah siswa-siswi kelas X SMA Negeri I Sambi Boyolali dengan memilih dua kelas saja yaitu kelas

X-1 dan X-2.

E. Operasionalisasi Variabel 1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan ole h peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hasil tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003 :

(46)

Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Motivasi belajar, yaitu dorongan dari dalam diri siswa untuk

meningkatkan hasil belajar agar lebih baik. Indikator yang digunakan

meliputi: (1) tekun, adanya keinginan/ dorongan, (2) tidak mudah

putus asa, (3) keyakinan, (4) niat yang besar, (5) mandiri, tidak mudah

menyerah, dan (6) senang memecahkan masalah.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar

No Indikator (+) No.Item (-) No.Item Jumlah

1. Tekun, adanya keinginan/ dorongan 10 1,2,3,4,5, 6,13,15, 20,23 4 18,26,34,

35 14

2. Tidak mudah putus asa

1 8 3 10,16,21 4

3. Keyakinan 2 7,14 2 12,22 4 4. Niat yang besar 4 29,30,32,

33

4 19,24,28, 31

8

5. Mandiri, tidak mudah menyerah

1 9 2 11,27 3

6. Senang memecahkan masalah

1 25 1 17 2

JUMLAH 19 - 16 - 35

b. Prestasi belajar, yaitu hasil yang diperoleh siswa dalam belajar yang

diwujudkan dalam bentuk angka. Indikator yang digunakan adalah dari

(47)

test siswa kelas X-2 yang tidak menggunakan pendekatan learning community.

2. Pengukuran Variabel Penelitian

Untuk mengukur motivasi belajar siswa, peneliti menggunakan

kuesioner ya ng telah dibangun oleh Heni Widyaningsih (2006) dan

disesuaikan dengan kebutuhan peneliti. Model yang digunakan adalah

model skala likert. Cara penilaian kuesioner ada 5 kategori. Jika

pertanyaan itu positif (+), maka jawaban memiliki skor dengan ketegori

Sangat Setuju (SS) = 5, Setuju (S) = 4, Ragu-ragu (R) = 3, Tidak Setuju

(TS) = 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) = 1. Jika pertanyaannya itu

negatif (-), maka jawaban memiliki skor dengan kategori Sangat Setuju

(SS) = 1, Setuju (S) = 2, Ragu-ragu (R) = 3, Tidak Setuju (TS) = 4, dan

Sangat Tidak Setuju (STS) = 5.

Untuk mengukur prestasi belajar siswa dengan cara

membandingkan selisih nilai pre-test dan post-test siswa kelas X-1 yang menggunakan pendekatan learning community dengan selisih nilai pre-test dan post-test siswa kelas X-2 yang tidak menggunakan pendekatan learning community.

3. Kategori Kecenderungan Variabel

Kategori kecenderungan variabel dinilai dengan menggunakan

Penilaian Acuan Patokan Tipe II (PAP II), sebagai berikut (Masidjo, 1995

(48)

Tabel 3.2

Penilaian Acuan Pa tokan Tipe II (PAP II) Tingkat Penguasaan

Kompetensi

Nilai Huruf Kategori Kecenderungan

Variabel

81% - 100%

66% - 80%

56% - 65%

46% - 55%

Di bawah 46%

A B C D E Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mengumpulkan

data yang dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Dalam

penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah

sebagai berikut.

1. Observasi Langsung (Pengamatan Kelas)

Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti/

kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan

selama penelitian berlangsung (Gulo, 2002 : 116).

2. Kuesioner

Kuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh

responden/ diisi oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan

(49)

3. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara si

penanya/ pewawancara dengan si penjawab/ responden dengan

menggunakan alat yang dinamakan interview quide/ panduan wawancara (Nazir, 1985 : 234). Dalam penelitian ini wawancara dilakukan untuk

mengetahui gambaran tentang sekolah yang bersangkutan. Misalnya

sejarah berdirinya sekolah.

G. Desain Penelitian

Berdasarkan hipotesis yang telah diungkapkan di atas, dapat

direncanakan serangkaian desain penelitian yang akan dilakukan oleh guru

dalam proses pembelajaran di kelas pada mata pelajaran Ekonomi dengan

menggunakan pendekatan learning community. Dalam penelitian ini, kelas dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok A terdiri dari satu kelas yang

menggunakan pendekatan learning community, yaitu kelas X-1 dan kelompok B terdiri dari satu kelas yang tidak menggunakan pendekatan learning community, yaitu kelas X-2. Adapun desain penelitian tersebut terbagi dalam langkah-langkah sebagai berikut.

1. Langkah Pertama

a. Melakukan observasi di kelas X-1 dan X-2 untuk mengetahui kondisi

(50)

b. Memberikan kuesioner kepada siswa kelas X-1 dan X-2 untuk

mengetahui seberapa besar motivasi belajar siswa dalam pembelajaran

ekonomi pada kondisi awal.

2. Langkah Kedua

• Memberikan pre-test tentang materi ekonomi kepada siswa kelas X-1

sebagai kelas yang menggunakan pendekatan learning community.

• Memberikan pre-test tentang materi ekonomi kepada siswa kelas X-2

sebagai kelas yang tidak menggunakan pendekatan learning community.

3. Langkah Ketiga

a. Menyampaikan materi pelajaran di kelas X-1 dengan menggunakan

pendekatan learning community.

b. Menyampaikan materi pelajaran di kelas X-2 tanpa menggunakan

pendekatan learning community. 4. Langkah Keempat

• Memberikan post-test tentang materi ekonomi kepada siswa kelas X-1

sebagai kelas yang menggunakan pendekatan learning community.

• Memberikan post-test tentang materi ekonomi kepada siswa kelas X-2

(51)

5. Langkah Kelima

a. Memberikan kuesioner kepada siswa kelas X-1 dan X-2 untuk

mengetahui seberapa besar motivasi belajar siswa dalam pembelajaran

ekonomi pada kondisi akhir.

b. Melakukan observasi di kelas X-1 dan X-2 untuk mengetahui kondisi

akhir siswa, guru, dan kelas.

c. Selain itu dilakukan wawancara singkat baik guru maupun siswa untuk

melengkapi data-data yang dibutuhkan.

6. Data tentang motivasi belajar siswa dianalisis dengan cara

membandingkan hasil observasi, wawancara, dan selisih nilai dari

kuesioner kelas X-1 dan X-2 pada kondisi awal dan pada kondisi akhir.

7. Data tentang prestasi belajar siswa dianalisis dengan cara membandingkan

selisih nilai pre-test dan post-test siswa kelas X-1 sebagai kelas yang menggunakan pendekatan learning community dan kelas X-2 sebagai kelas yang tidak menggunakan pendekatan learningcommunity.

H. Pengujian Instrumen Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan

uji coba terhadap kuesioner untuk mendapatkan data yang valid dan dapat

dipercaya. Oleh karena itu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap

kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian instrumen dalam

penelitian ini dilakukan pada akhir bulan Februari 2008 di SMA Negeri I

(52)

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah tingkat sampai dimana suatu instrumen mampu

mengukur apa yang seharusnya diukur. Tingkat validitas dinyatakan dalam

suatu koefisien validitas. Koefisien validitas dinyatakan dalam suatu

bilangan antara -1,00 s/d 1,00. Analisis validitas yang digunakan untuk

menunjukkan tingkat validitas instrumen dengan menggunakan rumus

koefisien product moment dari Karl Pearson (Sugiyono, 2006:213).

( )( )

( )

[

]

[

( )

]

− = 2 2 2 2 y y N x x N y x xy N rxy Keterangan:

rxy = Koefisien validitas instrumen

?X = Jumlah skor untuk masing- masing item

?Y = Jumlah total skor untuk semua item

N = Banyaknya responden

Koefisien korelasi yang diperoleh perlu diuji signifikansinya

dengan cara membandingkan harga koefisien korelasi (r) hasil hitungan

dengan koefisien korelasi (r) tabel pada taraf signifikan 5%.

a. apabila hasil pengukuran rhitung menunjukkan hasil lebih besar dari rtabel

pada taraf signifikan 5%, maka butir pertanyaan itu dinyatakan valid.

b. apabila hasil pengukuran rhitung menunjukkan hasil lebih kecil dari rtabel

pada taraf signifikan 5%, maka butir pertanyaan itu dinyatakan tidak

(53)

Pengujian validitas penelitian ini didasarkan pada sampel

berukuran n = 40. berdasarkan sampel tersebut, koefisien rtabel = 0,312.

Dalam pengujian validitas ini menggunakan bantuan program komputer,

yakni SPSS for Windows versi 12, yang hasilnya terangkum sebagai berikut:

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar

Item Soal rhitung rtabel Keterangan

(54)

Butir 32 0,316 0,312 Valid Butir 33 0,458 0,312 Valid Butir 34 0,410 0,312 Valid Butir 35 0,518 0,312 Valid

Hasil pengujian validitas instrumen untuk variabel motivasi belajar

seperti terungkap dalam tabel di atas menunjukkan bahwa dari 35 item

soal, ada 3 item soal yang tidak valid yaitu soal nomor 15, 16, dan 29,

sehingga ketiga item soal tersebut dihilangkan.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai

pengumpul data. Tingkat reliabilitas dinyatakan dalam suatu koefisien

reliabilitas. Koefisien reliabilitas dinyatakan dalam suatu bilangan antara

-1,00 s/d 1,00. Untuk melakukan uji reliabilitas digunakan rumus alfa cronbach (Sugiyono, 2006:282).

        −       −

=

2

2 1 1 i i S S k k ri Keterangan:

ri = Koefisien reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan ? Si2 = Jumlah varians butir

Si2 = Jumlah varians total

Dalam taraf signifikan 5% ada dua kemungkinan hasil yang akan

(55)

a. apabila hasil pengukuran ri menunjukkan hasil lebih besar atau sama

dengan rtabel, maka instrumen reliabel (dapat dipercaya);

b. apabila hasil pengukuran ri menunjukkan hasil lebih kecil atau sama

dengan rtabel, maka instrumen tidak reliabel (tidak dapat dipercaya).

Untuk menentukan seberapa tinggi tingkat ke-reliabilitasan

instrumen ini, digunakan pedoman interprestasi koefisien korelasi nilai r

sebagai berikut (Sugiyono, 2006 : 216).

Tabel 3.4

Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Dari hasil pengujian reliabilitas yang dilakukan dengan bantuan

program komputer, yakni SPSS for Windows versi 12, diperoleh koefisien alfa (rhitung) sebesar 0,920. Berdasarkan tabel interprestasi koefisien

korelasi nilai r di atas, maka dapat diinterprestasikan bahwa tingkat

(56)

I. Teknik Analisis Data 1. Analisis Statistik

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik statistik parametris. Oleh karena itu peneliti harus membuktikan terlebih dahulu apakah data yang akan dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Untuk

menguji normalitas data yang akan dianalisis, peneliti menggunakan

bantuan program komputer, yakni SPSS for Windows versi 12 dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov yang didasarkan pada ketentuan jika Asymtotic sig. (2 tailed) > 0,05 berarti sebaran data berdistribusi normal dan jika Asymtotic sig. (2 tailed) < 0,05 berarti sebaran data berdistribusi tidak normal.

Setelah diketahui bahwa data berdistribusi normal, langkah

selanjutnya adalah dilakukan analisis data dengan menggunakan uji t atau

sering dikenal dengan sebutan T-Test (sugiyono, 2006 : 93).

n s t = X−µο

_

Keteranga n :

t = Nilai t yang dihitung, selanjutnya disebut t hitung

µο = Nilai yang dihipotesiskan _

X = Rata-rata X

s = Simpangan baku

(57)

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

perbedaan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA

Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan

menggunakan pendekatan Learning Community. 2. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan

motivasi dan prestasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I

Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan

pendekatan Learning Community, peneliti menggunakan bantuan program komputer, yakni SPSS for Windows versi 12. pengujian hipotesis dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut.

a. Motivasi Belajar Siswa

1). Menyelisihkan data tentang motivasi belajar siswa kelas X-2

(sebelum menggunakan pendekatan learning community) pada kondisi awal dan pada kondisi akhir.

2). Menyelisihkan data tentang motivasi belajar siswa kelas X-1

(sesudah menggunakan pendekatan Learning Community) pada kondisi awal dan pada kondisi akhir.

3). Menguji beda dengan menggunakan T-Test (uji t) antara selisih nilai data motivasi belajar siswa kelas X-2 (sebelum

(58)

4). Penarikan kesimpulan:

Tolak Ho jika nilai thitung > ttabel dengan taraf signifikansi 5%.

b. Prestasi Belajar Siswa

1). Menyelisihkan nilai pre-test dan nilai post-test siswa kelas X-2 (sebelum menggunakan pendekatan Learning Community).

2). Menyelisihkan nilai pre-test dan nilai post-test siswa kelas X-1 (sesudah menggunakan pendekatan Learning Community).

3). Menguji beda dengan menggunakan T-Test (uji t) antara selisih nilai pre-test dan post-test siswa kelas X-2 (sebelum menggunakan pendekatan Learning Community) dan selisih nilai pre-test dan post-test siswa kelas X-1 (sesudah menggunakan pendekatan Learning Community).

4). Penarikan kesimpulan:

(59)

38 BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Sejarah Berdirinya SMA Negeri I Sambi

Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia di

Kabupaten Boyolali, salah satu cara yang harus dilakukan adalah melalui

pembangunan pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan non

formal. Kebijakan pembangunan pendidikan di Kabupaten Boyolali diarahkan

pada peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan, perluasan dan pemerataan

pelayanan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh lapisan

masyarakat serta pencapaian efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan

pendidikan.

Untuk mendukung program tersebut pemerintah telah menampung

aspirasi masyarakat khususnya di wilayah kecamatan Sambi Kabupaten

Boyolali yang umumnya merasa wilayahnya belum tersentuh perluasan

jangkauan/ pemerataan pelayanan pendidikan tingkat menengah, yaitu

Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA). Diawali dengan cara melakukan

sosialisasi ke masyarakat, Musyawarah Pembangunan Desa (MubangDes)

yang diselenggarakan pada tahun 2002 dan ditindak lanjuti oleh Form Diskusi

UDKP Tingkat Kecamatan Tahun 2002, rapat-rapat koordinasi antara

Muspika, Camat, Kepala Dinas, Kepala SLTP, dan Kepala Desa se Kecamatan

(60)

pendirian USB SMA Negeri I Sambi. Usulan pendirian USB SMA Negeri I

Sambi disetujui oleh Bapak Bupati Boyolali atas nama dr. H. Djaka Srijanta

yang berlokasi di Desa Catur Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali, dengan

luas tanah 10.000 m2.

Berdasarkan keputusan Bupati Boyolali yang dikeluarkan pada

tanggal 14 Maret 2005 dengan No.SK.420/118 Tahun 2005, maka pada

tanggal 07 Juli 2003, SMA Negeri I Sambi telah resmi dibuka dan penerimaan

murid baru tahun ajaran 2003 - 2004 untuk yang pertama kalinya mulai

dilaksanakan. Pada penerimaan murid pertama Pengelola kegiatan belajar

mengajar (KBM) baik Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan masih berada

dibawah pengawasan SMA Negeri Simo Boyolali.

SMA Negeri I Sambi tepatnya berlokasi di Dukuh Wonotoro, Desa

Catur, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali. Jarak SMA Negeri I Sambi

dari Kota Kecamatan Sambi ± 3 km, dari kota Kabupaten Boyolali ± 25 km,

dan dari arah jalan Kabupaten antara Kecamatan Sambi menuju Simo ± 30 km

(61)

B. Visi dan Misi

V I S I

Unggul Dalam Prestasi Berdasarkan Iman dan Taqwa

M I S I

1. Mewujudkan kegiatan belajar mengajar, bimbingan secara efektif dan

efisien untuk menumbuhkembangkan siswa secara optimal.

2. Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan agama

masing-masing dalam rangka membangun keimanan, ketakwaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari-hari.

3. Menerapkan manajemen sekolah, berorientasi pada proses dan hasil

yang berlandaskan asas demokrasi.

4. Menjalin komunikasi yang harmonis terhadap masyarakat dalam

mewujudkan arti penting sekolah.

C. Struktur Kurikulum

Tabel 4.1

Struktur Kurikulum SMA Negeri I Sambi Kelas X

Alokasi Waktu Komponen

Smt 1 Smt 2

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4

4. Bahasa Inggris 4 4

5. Matematika 4 4

(62)

7. Biologi 2 2

8. Kimia 3 3

9. Sejarah 2 2

10. Geografi 2 2

11. Ekonomi 2 2

12. Sosiologi 2 2

13. Seni Budaya 2 2

14. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2

15.Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2

16. Bahasa Jawa 2 2

B. Muatan Lokal

Menganyam/ Mebelair 2 2

C. Pengembangan Diri 1 1

Jumlah 43 43

Tabel 4.2

Struktur Kurikulum SMA Negeri I Sambi Kelas XI dan XII Program IPA

Alokasi Waktu

(XI)

Alokasi Waktu

(XII IPA) Komponen

Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2 2 2

2.Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4

4. Bahasa Inggris 5 5 5 5

5. Matematika 6 6 6 6

6. Fisika 5 5 5 5

(63)

8. Kimia 5 5 5 5

9. Sejarah 1 1 1 1

10.Seni Budaya 1 1 1 1

11.Pendidikan Jasmani,

Olah-raga dan Kesehatan

2 2 2 2

12.Teknologi Informasi dan

Komunikasi

2 2 2 2

13. Bahasa Jawa 1 1 1 1

B. Muatan Lokal

Menganyam/ Mebelair

2 2 2 2

C. Pengembangan Diri 1 1 1 1

Jumlah 43 43 43 43

Tabel 4.3

Struktur Kurikulum SMA Negeri I Sambi Kelas XI dan XII Program IPS

Alokasi Waktu

(XI)

Alokasi Waktu

(XII IPA) Komponen

Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2 2 2

2.Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4

4. Bahasa Inggris 5 5 5 5

5. Matematika 5 5 5 5

6. Sejarah 3 3 3 3

7. Geografi 3 3 3 3

8. Ekonomi 6 6 6 6

(64)

10.Seni Budaya 1 1 1 1

11.Pendidikan Jasmani,

Olah-raga dan Kesehatan

2 2 2 2

12.Teknologi Informasi dan

Komunikasi

2 2 2 2

13. Bahasa Jawa 1 1 1 1

B. Muatan Lokal

Menganyam/ Mebelair

2 2 2 2

C. Pengembangan Diri 1 1 1 1

Jumlah 43 43 43 43

D. Pembagian Tugas

Tabel 4.4

Pembagian Tugas Khusus SMA Negeri I Sambi Tahun Pelajaran 2007/2008

No. Tugas Nama

1 Kepala Sekolah Bambang Wahyadi, S.Pd.

2 Waka Kurikulum Salwadi, S.Pd.

3 Aswak Kurikulum Anto, S.Pd.

4 Waka Kesiswaan Drs. E. Hery Setyawan

5 Aswak Kesiswaan Slamet Sutopo, M.Pd.

6 Waka Humas Sunarja, S.Pd.

7 Waka Sarana Prasarana Drs. Kirmadi

8 Pemegang Kas Dra. Ari Wijayanti

9 Bendahara Komite Sekolah Atiqoh Indah N, S.Pd.

10 Penerima Iuran BP3 Sri Hartatik, S.Pd.

(65)

12 Koordinator Lab. IPA Sukasno, S.Pd.

13 Koord. Lab. Komputer Evi Jumiyati, S.Pd.

14 Koordinator BP Ganep, S.Pd.

15 Koordinator Perpustakaan Suhartono, S.Pd.

16 Koordinator UKS Nuryani, S.Psi, Psi

17 Koordinator Piket Slamet Sutopo, M.Pd.

18 K 7 Rakhman, S.Ag.

19 Wali Kelas XII. IPA Sukasno, S.Pd.

20 Wali Kelas XII. IPS. 1 Sri Hartatik, S.Pd.

21 Wali Kelas XII. IPS. 2 Budi Atiningsih, SE.

22 Wali Kelas XI. IPA. 1 Tri Sulistiyani, S.Pd.

23 Wali Kelas XI. IPA. 2 Ananiyah Zuliati, S.Pd.

24 Wali Kelas XI. IPS. 1 Dra. Sri Rahayu

25 Wali Kelas XI. IPS. 2 Evi Jumiyati, S.Pd.

26 Wali Kelas X. 1 Joko Wiyono, S.Pd.

27 Wali Kelas X. 2 Tri Sakti Daru K, S.Pd.

28 Wali Kelas X. 3 Dra. Sudarti

29 Pembina Ekstra Pramuka Wiyono, S.Pd

30 Pembina Ekstra Pramuka Joko Wiyono, S.Pd.

31 Pembina Ekstra Pramuka Endang Triwiningsih, S.Pd.

32 Pembina Ekstra Olah Raga Drs. Sapardi

33 Pembina KIR Untung Rohadi, S.Pd.

E. Tata Tertib Guru dan Karyawan

Tata tertib berpakaian bagi guru dan karyawan SMA Negeri I

(66)

1. Hari Senin dan Selasa : PSH Warna Biru

2. Hari Rabu dan Kamis : PSH Warna Hitam

3. Hari Jum’at dan Sabtu : Bebas, Rapid an Sopan

NB :

• Setiap tanggal 17 semua Guru dan Karyawan memakai pakaian KORPRI

lengkap.

• Setiap hari Jum’at minggu ke-2 memakai pakaian Olah Raga.

F. Tata Tertib Siswa

Tata Tertib Siswa SMA Negeri 1 Sambi

Tugas Dan Kewajiban

1. Kegiatan Intra Sekolah

1.1. Setiap siswa wajib datang di sekolah 10 menit sebelum pelajaran

dimulai.

1.2. Sebelum pelajaran pertama dimulai dan sesudah pelajaran terakhir,

diadakan doa bersama dipimpin oleh Ketua kelas.

1.3. Sebelum pelajaran pertama dimulai dan sesudah pelajaran terakhir,

siswa menghormat kepada guru dipimpin oleh Ketua kelas.

1.4. Sebelum pelajaran dimulai, diadakan presensi oleh petugas, dicatat

pada buku jurnal kemudian diserahkan kepada Bapak/Ibu guru yang

mengajar saat itu untuk ditanda tangani.

1.5. Sesudah pelajaran terakhir siswa yang piket wajib membersihkan

(67)

1.6. Siswa yang datang

Gambar

Gambar 2.1 Kebutuhan Tumbuh (Self Actualization) .......................................14
 Gambar 2.1  Keterangan : 1.  Fisiologi
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar
Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil yang didapat peneliti dapat disimpulkan bahwa H 0 diterima atau H1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis

To analyze the novel based on the Sociological perspective, by identifying social background of the early nineteenth century English society.. Benefits of

siswa dalam melakukan pekerjaan dengan mesin bubut agar dihasilkan hasil. yang sesuai dengan

Manajemen nyeri pinggang bawah berdasarkan Evidence-based Healthcare, Dalam: Simposium Diagnosis dan Manajemen mutakhir nyeri neuroosteomuskular, Yogyakarta:

Mereka mengakui bahwa banyak keuntungan yang mereka dapat dari menulis dialogue journals seperti mereka dapat menyampaikan pendapat atau saran dengan lebih mudah, mereka mendapatkan

Sebelas Maret hak bebas

game interaktif dalam pembelajaran seni tari pada siswa kelas VII F di SMP.. Negeri 3 Cimahi, dapat dilihat dan diamati dari hasil analisis data

untuk menjangka keperluan tunai dari awal; hanya diketahui pada masa..