PENGGUNAAN PENDEKATAN “LEARNING COMMUNITY” DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI
Studi Kasus : SMA Negeri I Sambi Kelas X-1 dan X-2 Wonotoro Catur Sambi Boyolali
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Indah Ari Widyasari NIM : 031334028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEM BAH AN
Sebuah Karya Kecilku I ni Kepersembahkan Kepada:
? Tuhan YM E atas segala rahmat dan karunia-N ya. “M y T r ully Gui da n ce”
? M y Beloved F ather D almanto, B.Sc. and M other Sri W idyastuti atas
segenap cinta, kasih, doa, semangat, dukungan dan pengorbanannya selama
ini. “God N ev er Sleep”.
? M y Big-Brother Atut Satria D armanto, M y Big-Sister I rin W idyarini
W arasthi, and M y Funny N ephew Ariel Sukma M ahendra D armanto atas
semua kasih, dukungan, dan doanya selama ini. “I Luv U A ll”.
? M y L over D odi Gunawan atas seluruh cinta dan kasihnya yang begitu
besar, yang selalu menghibur dan memberiku semangat disaat aku mulai
v
LOVE
Apa yang kita ingat dari kenangan – kenangan yang terekam oleh kita
N ama tempat, nama permainan, nama teman, atau kejadian kejadian
Adalah hal – hal yang mungkin lambat laun bisa terlupa
Tapi tidak dengan rasa …
R asa sayang, rasa sedih, yang akan terus kita bawa,
Tanpa mudah tercecer disepanjang perjalanan kita
D an semakin kita dewasa, kita akan menyadari
B ahwa diantara kenangan – kenangan tersebut
Ada satu rasa yang paling besar, yaitu
C I N T A
K arena ketika satu persatu cerita berhenti dan menjadi kenangan
Cinta terus bergerak seiring harapan yang menyertai dia
Cinta yang tak terlihat oleh mata, tak teraba oleh tangan
Tapi dia ada bahkan sejak kita belum bisa mengucapkannya
Cinta yang sejati … …
Cinta yang kita kira sudah pergi
Ternyata Cuma bersembunyi
M enunggu untuk kembali lagi
vi
A ku adalah kunang –kunang
D alam gelap aku terbang
D alam gelap aku terang
D an jadikanlah kau senja
K arena gelap kau ada
K arena gelap kau indah
A ku hanyalah kunang – kunang
D an kau hanyalah senja
D alam gelap kita berbagi
vii
M OTTO
? H appiness Keeps You Sweet,
Trials M ake You Strong,
Sorrows Keep You H uman,
Failure Keeps You H umble,
Success Keeps You Glowing,
And GOD Keeps You Going ?
? Life is Only Traveled Once,
Today’s M oment Becomes Tomorrow M emories…
Enjoy Every M oment, Good or Bad…
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya. Berkat ridho-Nya yang tak
terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul
“Penggunaan Pendekatan Learning Community Dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi”, studi kasus di SMA
Negeri I Sambi Boyolali Kelas X-1 dan X-2.
Penulisan Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.
Penulisan Skripsi ini tidak mungkin terlaksana dengan baik tanpa kasih,
dukungan, doa, bantuan, bimbingan, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
mendalam kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Pd., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan dan
Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi
x
4. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang
telah berkenan membantu memberikan dukungan dan bimbingan kepada
penulis selama penulisan skripsi ini.
5. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Tamu pada ujian sarjana.
6. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd. selaku Dosen Tamu pada ujian
sarjana.
7. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah
membantu kelancaran proses belajar selama penulis manjadi mahasiswa
Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
8. Bapak Bambang Wahyadi, S.Pd. MH. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri I
Sambi Boyolali yang telah berkenan memberikan izin kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian di SMA Negeri I Sambi Boyolali.
9. Ibu Dra. Sri Rahayu, selaku Guru Mata Pelajaran Ekonomi kelas X yang telah
berkenan memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian
pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Negeri I Sambi Boyolali.
10. Bapak/ Ibu Guru dan segenap karyawan-karyawati SMA Negeri I Sambi yang
telah membantu dan memberikan masukan kepada penulis dalam
melaksanakan penelitian dan pengumpulan data-data sekolah.
11. Siswa-siswi SMA Negeri I Sambi, khususnya kelas X yang telah mendukung
dan membantu dalam pelaksanaan penelitian melalui proses belajar mengajar
di kelas.
12. Kedua orangtuaku terkasih, Bapak Dalmanto, B.Sc. dan Ibu Sri Widyastuti,
xi
Ariel, yang telah memberikan cinta kasih, doa, dukungan, semangat, dan bantuan baik moril maupun materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi ini dengan baik.
13. Mas Dodi Gunawan tercinta, terima kasih untuk semua dukungan dan
do’anya, yang selalu setia mendampingiku selama ini dan terus memberiku
semangat serta nasehat bijaknya untuk terus selalu berusaha melakukan yang
terbaik dalam hidup.
14. Adik sepupuku tergokil Yan “Bedoel”, Tiara, Bapak Ibu yang ada di Bantul, Mbak Dian, Bibikku “Asmonah”, and All of My Friend yang telah membantu dan mendukung penyelesaian Skripsi ini.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Tiada yang dapat penulis berikan untuk membalas semua kebaikan
yang telah diberikan selain doa semoga Tuhan Yang Maha Kasih selalu
melimpahkan berkat dan anugerah-Nya kepada kita semua. Dengan hati yang
tulus penulis juga memohon maaf kepada semua pihak atas segala kekurangan,
kelemahan serta kesalahan yang penulis lakukan selama proses penyelesaia n
maupun dalam penyusunan Skripsi ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga apa yang telah penulis
susun dalam Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi
penulis demi peningkatan kemampuan penulis sebagai calon guru dan bagi para
xiii ABSTRAK
PENGGUNAAN PENDEKATAN “LEARNING COMMUNITY” DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI Studi Kasus : SMA Negeri I Sambi Kelas X-1 dan X-2
Wonotoro Catur Sambi Boyolali Indah Ari Widyasari Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) perbedaan motivasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan pendekatan learning community, (2) perbedaan prestasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan pendekatan learning community.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Sambi Boyolali pada bulan Februari 2008. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa-siswi SMA Negeri I Sambi Boyolali kelas X-1 dan X-2. Sampel sebanyak 66 responden diambil dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan teknik kuesioner, observasi, dan wawancara.
Untuk mengetahui perbedaan motivasi dan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah penggunaan pendekatan learning community digunakan analisis statistik yaitu Uji t (T-Test).
xiv ABSTRACT
THE USAGE OF LEARNING COMMUNITY APPROACH IN IMPROVING THE STUDENTS’ MOTIVATION AND LEARNING ACHIEVEMENT
IN LEARNING ECONOMICS
A Case Study at X-1 and X-2 Grade of I State Senior High School in Wonotoro Village Catur Sambi District
Boyolali Regency, Central Jawa
Indah Ari Widyasari Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
The aims of this research are to know; (1) the difference of students’ learning motivation between X-1 class and X-2 class of I State Senior High School in Sambi Boyolali Regency in studying economics using learning community approach; (2) the difference of students’ learning achievement between X-1 class and X-2 class of I State Senior High School in Sambi Boyolali Regency in studying economics using learning community approach.
This research was conducted in I State Senior High School in Sambi Boyolali Regency in February 2008. The populations of this research were all students’ of I State Senior High School in Sambi Boyolali Regency, and the sample s were 66 students. Samples taken by applying purposive sampling. The techniques of gathering the data were questionnaire, observation, and interview.
To know the difference between students’ motivation and learning achievement of the students before and after using learning community approach, T-Test statistic analysis was used.
xv DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii
HALAMAN PENGESAHAN ...iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv
MOTTO ...vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...viii
KATA PENGANTAR ...ix
ABSTRAK ...xiii
ABSTRACT ...xiv
DAFTAR ISI ...xv
DAFTAR TABEL ...xviii
DAFTAR GAMBAR ...xix
DAFTAR LAMPIRAN ...xx
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Batasan Masalah ...6
C. Rumusan Masalah ...6
D. Tujuan Penelitian ...6
E. Manfaat Penelitian ...7
BAB II KAJIAN TEORITIK ...8
A. Pendekatan Learning Community ...8
B. Motivasi Belajar ...10
C. Prestasi Belajar ...16
xvi
E. Hipotesis ...21
BAB III METODE PENELITIAN ...22
A. Jenis Penelitian ...22
B. Tempat dan Waktu Penelitian ...23
C. Subjek dan Objek Penelitian ...23
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ...24
E. Operasionalisasi Variabel ...24
F. Teknik Pengumpulan Data ...27
G. Desain Penelitian ...28
H. Pengujian Instrumen Penelitian ...30
1. Uji Validitas ...31
2. Uji Reliabilitas ...33
I. Teknik Analisis Data ...35
1. Analisis Statistik ...35
2. Pengujian Hipotesis ...36
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ...38
A. Sejarah Berdirinya SMA Negeri I Sambi ...38
B. Visi dan Misi ...40
C. Struktur Kurikulum ...40
D. Pembagian Tugas ...43
E. Tata Tertib Guru dan Karyawan ...44
F. Tata Tertib Siswa ...45
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...52
A. Deskripsi Pembelajaran Dengan Pendekatan Learning Community ...52
B. Deskripsi Data ...55
1. Motivasi Belajar Siswa ...55
xvii
C. Analisis Data ...65
1. Uji Normalitas Data ...65
2. Pengujian Hipotesis ...67
a. Motivasi Belajar Siswa ...67
b. Prestasi Belajar Siswa ...68
D. Pembahasan Hasil Penelitian ...69
1. Penggunaan Pendekatan Learning Community dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa ...69
2. Penggunaan Pendekatan Learning Community dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa ...72
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ...75
A. Kesimpulan ...75
B. Keterbatasan ...75
C. Saran ...76
DAFTAR PUSTAKA
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar ...25
Tabel 3.2 Penilaian Acuan Patokan Tipe II (PAP II) ...27
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar ...32
Tabel 3.4 Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r ...34
Tabel 4.1 Struktur Kurikulum SMA Negeri I Sambi Kelas X ...40
Tabel 4.2 Struktur Kurikulum SMA Negeri I Sambi Kelas XI dan XII Program IPA ...41
Tabel 4.3 Struktur Kurikulum SMA Negeri I Sambi Kelas XI dan XII Program IPS ...42
Tabel 4.4 Pembagian Tugas Khusus SMA Negeri I SAmbi Tahun Pelajaran 2007/2008 ...43
Tabel 5.1 Kategori dan Interprestasi Variabel Motivasi Belajar Siswa Kelas X-2 Pada Kondisi Awal ...56
Tabel 5.2 Kategori dan Interprestasi Variabel Motivasi Belajar Siswa Kelas X-1 Pada Kondisi Awal ...57
Tabel 5.3 Kategori dan Interprestasi Variabel Motivasi Belajar Siswa Kelas X-2 Pada Kondisi Akhir ...58
Tabel 5.4 Kategori dan Interprestasi Variabel Motivasi Belajar Siswa Kelas X-1 Pada Kondisi Akhir ...59
Tabel 5.5 Kategori dan Interprestasi Variabel Prestasi Belajar Siswa Kelas X-2 dari Nilai Pre-Test ...61
Tabel 5.6 Kategori dan Interprestasi Variabel Prestasi Belajar Siswa Kelas X-1 dari Nilai Pre-Test ...62
Tabel 5.7 Kategori dan Interprestasi Variabel Prestasi Belajar Siswa Kelas X-2 dari Nilai Post-Test ...63
Tabel 5.8 Kategori dan Interprestasi Variabel Prestasi Belajar Siswa Kelas X-1 dari Nilai Post-Test ...64
xix
DAFTAR GAMBAR
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesione r ... 80 - 83
Lampiran 2. Tabulasi Validitas dan Reliabilitas ... 84 - 85
Lampiran 3. Output Validitas dan Reliabilitas ... 86 - 87
Lampiran 4. Tabulasi Data ... 88 - 105
Lampiran 5. Output Deskripsi dan Normalitas ... 106 - 108
Lampiran 6. Output Pengujian Hipotesis T-Test ... 109 - 110 Lampiran 7. Perhitungan PAP II ... 111 - 117
Lampiran 8. Pedoman Observasi ...118
Lampiran 9. Hasil Observasi ... 119 - 122
Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 123 - 127
Lampiran 11. Instrumen Pre-Test dan Post-Test ... 128 - 135
Lampiran 12. Hasil Pre-Test dan Post-Test
Lampiran 13. Surat Ijin Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam bidang pendidikan guru sangat berperan penting dalam
pencapaian tujuan pendidikan, yaitu mencerdaskan siswa dan menghasilkan
lulusan berkualitas. Oleh karena itu kemampuan mengajar guru di kelas harus
benar-benar diperhatikan. Namun selama ini dalam mengajar di kelas, guru
cenderung kurang memperhatikan ketercapaian belajar yang dicapai oleh
siswa. Guru juga belum mengukur efektivitas Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM), sehingga kadang-kadang tujuan pembelajaran sering tidak tercapai.
Selain itu banyak guru yang masih menggunakan metode mengajar dengan
ceramah dan tanya jawab yang kadang-kadang kurang efektif bila diterapkan
dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa seringkali tidak
dilibatkan dalam proses pembelajaran di kelas. Akibat hal ini siswa
kadang-kadang menjadi malas untuk belajar dan mengikuti KBM di kelas, bahkan
siswa menjadi kurang tertarik terhadap mata pelajaran tertentu. Salah satu
contohnya adalah Rani seorang siswi SD yang selalu menghadapi masalah,
tugas-tugas sekolah tidak pernah selesai, posisi duduk kurang menunjukkan
minat dan motivasinya terhadap pelajaran, ini terjadi karena guru yang
mengajar di kelasnya hanya mencatatkan di papan tulis dan menerangkan
Oleh karena muncul permasalahan-permasalahan yang dihadapi
guru dan siswa dalam proses pembelajaran maka ditemukanlah pendekatan
pembelajaran baru yang disebut pendekatan kontekstual (Contextual Teaching andLearning) atau yang sering disebut CTL. Dengan penggunaan pendekatan kontekstual siswa dituntut untuk membangun konsep keilmuannya sendiri
secara induktif yaitu pola pikir yang didasarkan pada fakta- fakta yang ada
setelah itu baru ditarik kesimpulannya. Contextual Teaching and Learning adalah konsep pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata
pelajaran dengan situasi nyata dan memotivasi siswa agar menghub ungkan
pengetahuan dan terapannya dalam kehidupan sehari- hari sebagai anggota
keluarga.
Salah satu model pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
adalah dengan mengunakan pendekatan Learning Community (Masyarakat Belajar). Dalam metode ini siswa dituntut untuk dapat bekerjasama dengan
orang lain. Ketika seorang anak baru belajar meraut pensil dengan peraut
elektronik, ia bertanya kepada temannya “Bagaimana caranya?Tolong bantuin
aku!”. Lalu temannya yang sudah bisa menunjukkan cara mengoperasikan alat
itu. Dengan demikian dua anak itu sudah membentuk learning community. Dalam pembelajaran berbasis learning community, sudah bukan saatnya lagi siswa hanya duduk manis dan dibiarkan dalam ketidaktahuan saat
mengikuti pelajaran di kelas. Hal seperti itu sering terlihat tidak hanya di
bangku SD, SMP, dan SMA saja, tetapi bahkan juga di Perguruan Tinggi.
suatu pelajaran tanpa tahu apakah siswa benar-benar tahu dan paham akan
pelajaran tersebut meskipun mereka diam mendengarkan dan mencatat. Dalam
hal ini jelas menunjukkan bahwa proses belajar mengajar hanya terjadi
komunikasi satu arah saja bukan komunikasi dua arah.
Pendekatan learning community ada untuk memecahkan masalah komunikasi yang hanya terjadi satu arah saja, karena learning community bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah. “Seorang guru yang mengajari
siswanya” bukan contoh learning community karena komunikasi hanya terjadi satu arah. Dikatakan komunikasi satu arah karena informasi hanya datang dari
guru ke arah siswa, tidak ada arus informasi yang perlu dipelajari guru yang
datang dari arah siswa. Dalam contoh ini yang belajar hanya siswa bukan
guru. Dalam learning community, dua kelompok (atau lebih) yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. Seorang yang terlibat dalam
pembelajaran learning community memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus juga meminta informasi yang diperlukan dari
teman belajarnya. Siswa yang pandai mengajari yang lemah, yang tahu
memberi tahu yang belum tahu, yang cepat menangkap mendorong temannya
yang lambat, yang mempunyai gagasan segera memberi usul dan seterusnya.
Kegiatan belajar mengajar ini bisa terjadi apabila tidak ada pihak
yang dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan untuk
bertanya, tidak ada pihak yang menganggap dirinya paling tahu, semua pihak
memiliki pengetahuan, pengalaman, atau ketrampilan yang berbeda yang perlu
dipelajari.
Pendekatan learning community cocok diterapkan dalam pelajaran ekonomi karena materi yang ada dalam mata pelajaran ekonomi adalah materi
yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, sehingga ilmu yang akan
disampaikan ke siswa akan lebih tahan lama apabila siswa itu mengalami dan
merasakannya sendiri. Dalam materi permintaan dan penawaran misalnya,
siswa akan lebih memahami apa dan bagaimana permintaan dan penawaran itu
terjadi apabila siswa itu beraktivitas sendiri. Hal itu dapat dilakukan dengan
membentuk kelompok-kelompok kecil dalam kelas, ada beberapa kelompok
yang berperan sebagai penjual dan ada beberapa kelompok yang berperan
sebagai pembeli.
Dari peran yang mereka lakukan, akan terlihat adanya suatu
transaksi dan peristiwa jual beli yang sangat erat hubungannya dengan
penawaran dan permintaan. Siswa dituntut untuk dapat bekerja sama dalam
kelompok untuk memerankan dan menemukan apa itu penawaran dan
permintaan, lalu bagaimana penawaran dan permintaan itu bisa terjadi.
Dengan begitu ilmu yang didapat siswa juga akan lebih tahan lama dari pada
siswa hanya menghafalkan arti penawaran dan permintaan dari buku pelajaran
atau sumber-sumber yang sudah ada. Belajar akan lebih lama melekat dalam
ingatan apabila siswa itu mengalaminya sendiri. Oleh kerena itu, seorang guru
harus menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan proses
cita-cita yang mulia. Selain itu juga diperlukan adanya perubahan dalam proses
pembelajaran sesuai dengan perkembangan zaman dan dunia pendidikan.
Namun kenyataan pendekatan learning community belum banyak dipakai oleh guru dalam melakukan pembelajaran khususnya dalam
pembelajaran ekonomi di SMA yang selama ini masih menggunakan metode
konvensional, dimana siswa tidak terlibat dalam pembelajaran. Yang
mengakibatkan siswa tidak termotivasi untuk mengikuti pelajaran ekonomi
sehingga prestasi belajarnya juga tidak maksimal. Padahal motivasi memiliki
peranan yang sangat penting untuk menentukan tinggi rendahnya prestasi
belajar. Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari nilai yang didapatkan ketika
ulangan harian, saat guru mengajukan pertanyaan, saat diadakan kuis, saat
diadakan pre-test, saat diadakan post-test, yang semuanya itu dapat terlihat
secara keseluruhan dari nilai raport.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti mengambil judul
“Penggunaan Pendekatan Learning Community Dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi”. Studi
Kasus di SMA Negeri I Sambi Kelas X-1 dan X-2. Harapannya adalah dengan
B. Batasan Masalah
Untuk mempersempit lingkup permasalahan yang akan diteliti
berkenaan dengan usaha meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa
dalam pembelajaran ekonomi kelas X-1 dan X-2 di SMA Negeri I Sambi
Boyolali, maka peneliti membatasi masalah yaitu hanya pada pendekatan
learning community, motivasi, dan prestasi belajar.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti
merumuskan permasalahan:
1. Apakah ada perbedaan motivasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA
Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan
menggunakan pendekatan learning community?
2. Apakah ada perbedaan prestasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA
Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan
menggunakan pendekatan learning community?
D. Tujuan Penelitian
Atas dasar rumusan masalah di atas maka penelitian ini memiliki
tujuan untuk:
1. Mengetahui perbedaan motivasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA
Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan
2. Mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA
Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan
menggunakan pendekatan learning community.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi beberapa pihak.
1. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan atau
masukan dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan proses
belajar mengajar.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi untuk penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan penggunaan pendekatan learning community serta dapat menjadi referensi di perpustakaan Universitas Sanata Dharma.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam bidang
pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar, sebagai sarana
untuk menerapkan teori yang telah diperoleh selama mengikuti kuliah
dengan keadaan yang sesungguhnya serta sebagai bekal dalam memasuki
8 BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Pendekatan Learning Community
Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari
sharing antara teman, antar kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu. Di ruang kelas ini, di sekitar sini, juga orang-orang yang berada di luar
sana semua adalah anggota masyarakat yang belajar (Sagala, 2005 : 89).
Dalam kelas CTL, guru disarankan selalu melaksanakan
pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa dibagi dalam
kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen. Yang pandai mengajari
yang lemah, yang tahu memberi tahu yang belum tahu, yang cepat menangkap
mendorong temannya yang lamb at, yang mempunyai gagasan segera memberi
usul, dan seterusnya. Kelompok siswa bisa sangat bervaria si bentuknya, baik
keanggotaan,jumlah, bahkan bisa melibatkan siswa di kelas atasnya, atau guru
melakukan kolaborasi dengan mendatangkan seorang ‘ahli’ ke kelas. Misalnya
tukang sablon, petani jagung, peternak susu, teknisi komputer, tukang cat
mobil, tukang reparasi kunci, dan sebagainya (Depdiknas, 2003 : 15).
guru yang datang dari arah siswa. Dalam contoh ini yang belajar hanya siswa
bukan guru. Dalam learning community, dua kelompok (atau lebih) yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. Seseorang yang
terlibat dalam kegiatan learning community memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus juga meminta informasi yang
diperlukan dari teman belajarnya (Sagala, 2005 : 90).
Kegiatan saling belajar ini bisa terjadi apabila tidak ada pihak yang
dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan untuk
bertanya, tidak ada pihak yang me nganggap paling tahu, semua pihak mau
saling mendengarkan. Setiap pihak harus merasa bahwa setiap orang lain
memiliki pengetahuan, atau keterampilan yang berbeda yang perlu dipelajari
(Depdiknas, 2003 : 15-16).
Kalau setiap orang mau belajar dari orang la in, maka setiap orang
lain bisa menjadi sumber belajar, dan ini berarti setiap orang akan sangat kaya
dengan pengetahuan dan pengalaman. Pendekatan pembelajaran denga n
teknik “learning community” ini sangat membantu proses pembelajaran di kelas. Prakteknya dalam pembelajaran terwujud dalam beberapa cara
(Depdiknas, 2003 : 16), yaitu:
1. pembentukan kelompok kecil;
2. pembentukan kelompok besar;
3. mendatangkan ‘ahli’ ke kelas (tokoh, olahragawan, dokter, perawat,
petani, pengurus organisasi, polisi, tukang kayu, dsb);
5. bekerja kelompok dengan kelas di atasnya;
6. bekerja dengan masyarakat.
B. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi
Motif berasal dari bahasa latin “moveers”, yang berarti menggerakkan. Kata motivasi lalu diartikan sebagai usaha menggerakkan.
Untuk memperoleh pengertian yang lebih terperinci dan jelas, maka perlu
mempelajari dan memahami pendapat dari beberapa ahli.
a. Atkinson (Fudyartanto, 2002 : 257), berpendapat bahwa motivasi
menunjukkan tendensi berbuat yang meningkat untuk menghasilkan
satu atau lebih pengaruh-pengaruhnya (satu hasil atau lebih).
b. Abraham Maslow (Fudyartanto, 2002 : 258), motivasi adalah konstan
(tetap), tidak pernah berakhir, berfluktuasi dan kompleks dan bahwa
hal itu kebanyakan merupakan karakteristik universal pada tiap
kegiatan organisme.
c. A. W. Bernard (Chauhan, 1979, P.196), motivasi menunjukkan semua
fenomena yang dilibatkan dala m stimulasi (perangsangan) tindakan ke
arah tujuan-tujuan tertentu.
Menurut Sudirman (1986 : 73), kata “motif” diartikan sebagai
daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif
dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek
Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan).
Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat
tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/
mendesak.
Menurut Sudirman (1986 : 73-74), motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang yan ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian ini
mengandung tiga elemen penting, adalah sebagai berikut.
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa
beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Oleh karena menyangkut
perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam
diri manusia), maka penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik
manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau “feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan
kejiwaan, afeksi, dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku
manusia.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam
hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan.
kemunculannya karena terangsang atau terdorong oleh adanya unsur
lain, dalam hal ini adalah tujuan.
Motivasi adalah usaha untuk meningkatkan kegiatan dalam
mencapai sesuatu tujuan. Motivasi itu berlaku untuk semua kegiatan
termasuk kegiatan belajar. Jadi jika dikatakan motivasi belajar, maksudnya
adalah mendorong atau memberi semangat kepada individu yang
melakukan kegiatan belajar, agar lebih giat belajar sehingga prestasinya
meningkat menjadi lebih baik.
Motivasi belajar juga dapat diartikan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah
pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek
belajar itu dapat tercapai.
2. Fungsi Motivasi
Dalam proses belajar mengajar, motivasi itu amat penting tidak
hanya bagi peserta didik tapi juga penting bagi guru, dosen maupun
karyawan sekolah. Fudyartanto (2002 : 258) mengemukakan secara umum
beberapa fungsi motivasi, adalah sebagai berikut.
a. Motif Menggerakkan dan Mengatur Tingkah Laku Manusia
Keadaan motif digambarkan sebagai pembimbing, pengarah, dan
pengorientasi tujuan. Bahwa pada tingkah laku yang bermotif,
bergerak dalam satu arah khusus (spesifik). Tingkah laku itu tentu
b. Motif Sebagai Penyeleksi Tingkah Laku
Dengan adanya motif maka tingkah laku manusia tidak
membuyar tanpa arah, tetapi terarah kepada tujuan yang terseleksi,
yang menyiapkan individu itu sendiri. Misalnya: siswa yang ingin
lulus ujian, maka ia berkonsentrasi pada cara-cara yang terseleksi
untuk mencapai tujuan tersebut.
c. Motif Memberi Energi dan Menahan Tingkah Laku
Motif sebagai alasan predisposisi perbuatan, berarti menjadi
tenaga dorong dan peningkatan tenaga sehingga terjadilah perbuatan
yang nampak organisme. Motif juga berfungsi untuk mempertahankan
agar perbuatan itu adalah minat yang berlangsung lama. Energi psikis
yang disediakan tergantung dari besar kecilnya motif. Jika motif itu
kuat maka akan tersedia yang besar dan begitu juga sebaliknya.
3. Teori Motivasi
a. Teori Aktualisasi Diri dari Maslow
Abraham Maslo w (1908-1970) adalah seorang psikolog humanis.
Ia percaya bahwa manusia dapat bekerja ke arah kehidupan yang lebih
baik. Ia menegaskan bahwa kebutuhan-kebutuhan tertata secara
hierarkis. Jika kebutuhan dasar terpenuhi, maka timbul kebutuhan yang
lebih tinggi dan seterusnya (Fudyartanto, 2002 : 270). Menurutnya
kebutuhan dapat dibedakan menjadi dua kelompok:
lainnya, misalnya rasa aman, cinta, kebersamaan, dan penonjolan
diri.
2). Kebutuhan tumbuh (self actualization), Maslow menolak anggapan psikolog bahwa manusia itu egois, jahat, dan anti sosial. Ia percaya
bahwa ada tingkatan kemanusiaan.
Gambar 2.1
Keterangan : 1. Fisiologi
2. Ketentraman
3. Kebersamaan
4. Penonjolan Diri
5. Aktualisasi Diri
b. Teori Motivasi Berprestasi
Dikemukakan oleh David C. McClelled dari University Harvard,
USA (Fudyartanto, 2002 : 278). Menurutnya manusia itu satu sama
lain mempunyai motif yang berbeda-beda. Pengembangan motif
prestasi dipengaruhi oleh sejumlah variabel. Di rumah, sekolah, dan 5
4
3
2
masyarakat rumah (keluarga) memegang peranan penting pada awal
perkembangan motif dan sikap anak. Harapan dan bimbingan orang
tua pada anak-anak mengembangkan kebutuhan prestasi yang lebih
tinggi. Demikian juga masyarakat dengan pandangan hidupnya
mempunyai peranan penting dalam perkembangan motif prestasi.
Sekolah akan membantu mengembangkan perkembangan kepribadian
anak menuju sikap yang positif. Salah satu cara guru dalam
membimbing perkembangan anak adalah melalui cerita-cerita tentang
orang-orang besar yang berhasil dalam perjuangan hidupnya. Hal ini
dimaksudkan untuk menunjukkan kepada anak betapa pentingnya
motif prestasi.
c. Teori Motivasi Belajar
Teori motivasi belajar didasarkan pada teori belajar
koneksionisme S-R dan teori belajar kognitif (Fudyartanto, 2002 :
285). Menurut teori belajar koneksionisme S-R manusia sebagai mesin
yang dikendalikan oleh prinsip-prinsip tetap dan motivasi tingkah laku
berasal dari dorongan fisiologis. Motivasi adalah suatu dorongan untuk
berbuat yang dihasilkan dari stimulus-stimulus dapat dari luar atau dari
diri manusia sendiri. Teori S-R menekankan pentingnya pengalaman
masa lalu untuk menjelaskan sebab tingkah laku sekarang. Konsep
motivasi berbeda dengan konsep motivasi menurut S-R. menurut teori
kognitif motivasi timbul dari situasi yang diciptakan dengan
mempunyai arah dan tujuan. Ketika individu pergi ke suatu tujuan
diganggu oleh hambatan suatu tegangan diciptakan bahwa individu
mencoba memindahkan. Melepaskan tegangan dengan mencapai
tujuan inilah permotivasian, teori kognitif mementingkan pada
pengalaman sekarang (masa kini). Ini adalah merupakan pendekatan
situasional pada motivasi tingkah laku.
C. Prestasi Belajar
Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu
perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan,
tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri,
minat, watak, penyesuaian diri. Jelasnya menyangk ut segala aspek organisme
dan tingkah laku pribadi seseorang (Sudirman,1986 : 23).
Berhasil tidaknya belajar itu dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Adapun faktor- faktor itu dapat dibedakan menjadi tiga macam
(Muhibbinsyah, 1995 : 132-139).
1. Faktor Internal Siswa
a. Aspek Fisiologis (bersifat jasmaniah)
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi- sendinya, dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti
pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai
(kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak
berbekas dan sebaliknya.
b. Aspek Psikologis (bersifat rohaniah)
1). Tingkat kecerdasan/ inteligensi siswa
2). Sikap siswa
3). Bakat siswa
4). Motivasi siswa
2. Faktor Eksternal Siswa
a. Lingkungan Sosial
1). Lingkungan sosial sekolah: guru, staf administrasi, dan
teman-teman sekelas.
2). Lingkungan sosial siswa: orang tua, keluarga, masyarakat,
tetangga, dan teman-teman sepermainan.
b. Lingkungan Non sosial
1). Gedung sekolah dan letaknya
2). Rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya
3). Alat-alat belajar
4). Keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa
3. Faktor Pendekatan Belajar
Faktor pendekatan belajar berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses
pembelajaran siswa tersebut. Seorang siswa yang terbiasa
maka mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang
bermutu/ maksimal, dan sebaliknya.
Prestasi belajar adalah perubahan di dalam diri si pelajar, ia dapat
mengetahui sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui. Setiap orang
mempunyai hasil- hasil yang berbeda dari apa yang telah dipelajari.
Keberhasilan siswa dalam kegiatan yang disebut belajar akan nampak dalam
hasil belajar yang diraihnya.
Prestasi belajar adalah kemampuan, ketrampilan, dan sikap
seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Prestasi belajar yang dapat dicapai
seseorang pada tingkat dan jenis tertentu akan memberikan kepuasan dalam
hidupnya, khususnya bagi yang berada di bangku sekolah (Arifin, 1988 : 3).
Menurutnya prestasi belajar yang dicapai siswa mempunyai lima fungsi
utama.
1. Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai
anak didik
2. Sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu
3. Sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan
4. Sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan
5. Sebagai indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui dari hasil evaluasi belajarnya.
Evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai
(Muhibbinsyah, 1995 : 141). Menurutnya ada beberapa jenis test prestasi
belajar.
1. Pre test dan Post test
Pre test dimaksudkan untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa
mengenai bahan yang akan disajikan. Sedangkan Post test dimaksudkan
untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan.
2. Test Prasyarat
Test prasyarat dimaksudkan untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas
materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan.
3. Test Sumatif
Test sumatif dimaksudkan untuk mengukur kinerja akademik/ hasil belajar
siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran.
4. Test Diagnostik
Test diagnostik dimaksudkan untuk mengidentifikasi bagian-bagian
tertentu yang belum dikuasai siswa.
5. Test Formatif
Test formatif dimaksudkan untuk memperoleh umpan balik yang mirip
dengan test diagnostik, yakni untuk mendiagnosis (mengetahui penyakit/
D. Pengaruh Pendekatan Learning Community Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa
Pendekatan learning community adalah suatu bentuk pembelajaran yang menuntut adanya kerja sama siswa dalam sua tu kelompok. Dalam
pendekatan ini siswa sangat dituntut untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran sedangkan peran guru hanya sebagai fasilitator saja. Learning community dirancang untuk melatih siswa menemukan dan memecahkan masalah dalam suatu kelompok belajar. Guru menggunakan pendekatan ini
sewaktu mengajar, dengan tujuan agar siswa terangsang oleh tugas dan aktif
berdiskusi dalam kelompok, berusaha mencari tahu dari yang tahu, dan
memberi tahu bagi yang tidak tahu. Sela in itu penggunaan pendekatan
learning community dapat memacu semangat belajar siswa karena siswa dapat menemukan dan memecahkan permasalahan bersama dengan orang lain,
sehingga pada akhirnya siswa termotivasi dalam belajar khususnya dalam
pembelajaran ekonomi.
Motivasi memegang peranan yang sangat penting bagi keberhasilan
suatu proses belajar mengajar artinya bahwa siswa yang tidak tahu atau
kurang termotivasi untuk belajar tentunya hasil belajarnya akan rendah dan
siswa yang mempunyai motivasi tinggi tentunya hasil belajarnya juga akan
tinggi. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri.
Siswa yang menimbulkan kegiatan, menjamin kelangsungan belajar itu demi
mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu motivasi belajar sangat erat
sukses disegala bidang, lebih banyak disebabkan oleh tingginya motivasi yang
mereka punyai.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Christina Siwi (1998)
ditemukan bahwa peningkatan konsep diri siswa yang positif berpengaruh
terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Matematika
di SD Kanisius Kota Baru Yogyakarta. Hal yang serupa dikemukakan oleh
Alfonsa Mintarti (2003) bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan
antara motivasi belajar, lingkungan belajar di keluarga, lingkungan belajar di
sekolah, dan lingkungan belajar di masyarakat secara bersama-sama dengan
prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Heni Widyaningsih (2006) ditemukan bahwa penggunaan
media mind map dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas XI IPS2 SMA Taman Madya Jetis.
E. Hipotesis
Dari kerangka berpikir diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
1. Ha : Ada perbedaan motivasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA
Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan
menggunakan pendekatan learning community.
2. Ha : Ada perbedaan prestasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA
Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan
22 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian deskriptif
kualitatif dan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian tentang
fenomena yang terjadi pada masa sekarang, prosesnya berupa pengumpulan
data, analisis data, serta penafsiran data yang dikumpulkan tersebut
(www.isekolah.org/file/ h_1090893369.doc).
Dalam penelitian ini dikatakan deskriptif kualitatif karena bertujuan
untuk menjelaskan seberapa besar motivasi belajar siswa baik sebelum
maupun sesudah digunakan pendekatan learning community. Dikatakan penelitian deskriptif kuantitatif kerena bertujuan untuk mengetahui prestasi
belajar siswa baik sebelum maupun sesudah digunakan pendekatan learning community. Data yang bersifat kualitatif dikumpulkan dengan cara observasi, wawancara, dan kuesioner. Data yang bersifat kuantitatif dikumpulkan dengan
cara memberikan pre-test dan post-test di kelas X-1 sebagai kelas yang menggunakan pendekatan learning community dan di kelas X-2 sebagai kelas yang tidak menggunakan pendekatan learning community. Kemudian hasil pre-test dan post-test kelas X-1 dan kelas X-2 dibandingkan dengan melihat nilai selisih pre-test dan post-test tersebut. Pre-test dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan dan prestasi belajar
dimaksudkan untuk mengetahui taraf penguasaan dan prestasi belajar siswa
atas materi suatu pelajaran pada kondisi akhir.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Sambi, Wonotoro Catur
Sambi Boyolali pada mata pelajaran Ilmu Pengetahua n Sosial Ekonomi
kelas X-1 yang berjumlah 33 siswa dan X-2 yang berjumlah 33 siswa.
2. Waktu Penelitian
Pene litian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu mulai bulan Februari
sampai bulan Maret tahun 2008.
C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa-siswi SMA Negeri I Sambi Boyolali kelas
X-1 dan X-2.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah pengguna an pendekatan learning community dalam pembelajaran ekonomi kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Sambi
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa-siswi SMA Negeri I
Sambi Boyolali kelas X-1 dan X-2.
2. Sampel
Jumlah sampel yang akan digunakan dalam penenlitian ini adalah
sebanyak 33 siswa untuk kelas X-1 dan 33 siswa untuk kelas X-2.
3. Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan purposive sampling. Oleh karena dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian tentang peningkatan motivasi dan
prestasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan learning community, maka sampel yang digunakan adalah siswa-siswi kelas X SMA Negeri I Sambi Boyolali dengan memilih dua kelas saja yaitu kelas
X-1 dan X-2.
E. Operasionalisasi Variabel 1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan ole h peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hasil tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003 :
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Motivasi belajar, yaitu dorongan dari dalam diri siswa untuk
meningkatkan hasil belajar agar lebih baik. Indikator yang digunakan
meliputi: (1) tekun, adanya keinginan/ dorongan, (2) tidak mudah
putus asa, (3) keyakinan, (4) niat yang besar, (5) mandiri, tidak mudah
menyerah, dan (6) senang memecahkan masalah.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar
No Indikator (+) No.Item (-) No.Item Jumlah
1. Tekun, adanya keinginan/ dorongan 10 1,2,3,4,5, 6,13,15, 20,23 4 18,26,34,
35 14
2. Tidak mudah putus asa
1 8 3 10,16,21 4
3. Keyakinan 2 7,14 2 12,22 4 4. Niat yang besar 4 29,30,32,
33
4 19,24,28, 31
8
5. Mandiri, tidak mudah menyerah
1 9 2 11,27 3
6. Senang memecahkan masalah
1 25 1 17 2
JUMLAH 19 - 16 - 35
b. Prestasi belajar, yaitu hasil yang diperoleh siswa dalam belajar yang
diwujudkan dalam bentuk angka. Indikator yang digunakan adalah dari
test siswa kelas X-2 yang tidak menggunakan pendekatan learning community.
2. Pengukuran Variabel Penelitian
Untuk mengukur motivasi belajar siswa, peneliti menggunakan
kuesioner ya ng telah dibangun oleh Heni Widyaningsih (2006) dan
disesuaikan dengan kebutuhan peneliti. Model yang digunakan adalah
model skala likert. Cara penilaian kuesioner ada 5 kategori. Jika
pertanyaan itu positif (+), maka jawaban memiliki skor dengan ketegori
Sangat Setuju (SS) = 5, Setuju (S) = 4, Ragu-ragu (R) = 3, Tidak Setuju
(TS) = 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) = 1. Jika pertanyaannya itu
negatif (-), maka jawaban memiliki skor dengan kategori Sangat Setuju
(SS) = 1, Setuju (S) = 2, Ragu-ragu (R) = 3, Tidak Setuju (TS) = 4, dan
Sangat Tidak Setuju (STS) = 5.
Untuk mengukur prestasi belajar siswa dengan cara
membandingkan selisih nilai pre-test dan post-test siswa kelas X-1 yang menggunakan pendekatan learning community dengan selisih nilai pre-test dan post-test siswa kelas X-2 yang tidak menggunakan pendekatan learning community.
3. Kategori Kecenderungan Variabel
Kategori kecenderungan variabel dinilai dengan menggunakan
Penilaian Acuan Patokan Tipe II (PAP II), sebagai berikut (Masidjo, 1995
Tabel 3.2
Penilaian Acuan Pa tokan Tipe II (PAP II) Tingkat Penguasaan
Kompetensi
Nilai Huruf Kategori Kecenderungan
Variabel
81% - 100%
66% - 80%
56% - 65%
46% - 55%
Di bawah 46%
A B C D E Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mengumpulkan
data yang dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Dalam
penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah
sebagai berikut.
1. Observasi Langsung (Pengamatan Kelas)
Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti/
kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan
selama penelitian berlangsung (Gulo, 2002 : 116).
2. Kuesioner
Kuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh
responden/ diisi oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan
3. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara si
penanya/ pewawancara dengan si penjawab/ responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview quide/ panduan wawancara (Nazir, 1985 : 234). Dalam penelitian ini wawancara dilakukan untuk
mengetahui gambaran tentang sekolah yang bersangkutan. Misalnya
sejarah berdirinya sekolah.
G. Desain Penelitian
Berdasarkan hipotesis yang telah diungkapkan di atas, dapat
direncanakan serangkaian desain penelitian yang akan dilakukan oleh guru
dalam proses pembelajaran di kelas pada mata pelajaran Ekonomi dengan
menggunakan pendekatan learning community. Dalam penelitian ini, kelas dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok A terdiri dari satu kelas yang
menggunakan pendekatan learning community, yaitu kelas X-1 dan kelompok B terdiri dari satu kelas yang tidak menggunakan pendekatan learning community, yaitu kelas X-2. Adapun desain penelitian tersebut terbagi dalam langkah-langkah sebagai berikut.
1. Langkah Pertama
a. Melakukan observasi di kelas X-1 dan X-2 untuk mengetahui kondisi
b. Memberikan kuesioner kepada siswa kelas X-1 dan X-2 untuk
mengetahui seberapa besar motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
ekonomi pada kondisi awal.
2. Langkah Kedua
• Memberikan pre-test tentang materi ekonomi kepada siswa kelas X-1
sebagai kelas yang menggunakan pendekatan learning community.
• Memberikan pre-test tentang materi ekonomi kepada siswa kelas X-2
sebagai kelas yang tidak menggunakan pendekatan learning community.
3. Langkah Ketiga
a. Menyampaikan materi pelajaran di kelas X-1 dengan menggunakan
pendekatan learning community.
b. Menyampaikan materi pelajaran di kelas X-2 tanpa menggunakan
pendekatan learning community. 4. Langkah Keempat
• Memberikan post-test tentang materi ekonomi kepada siswa kelas X-1
sebagai kelas yang menggunakan pendekatan learning community.
• Memberikan post-test tentang materi ekonomi kepada siswa kelas X-2
5. Langkah Kelima
a. Memberikan kuesioner kepada siswa kelas X-1 dan X-2 untuk
mengetahui seberapa besar motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
ekonomi pada kondisi akhir.
b. Melakukan observasi di kelas X-1 dan X-2 untuk mengetahui kondisi
akhir siswa, guru, dan kelas.
c. Selain itu dilakukan wawancara singkat baik guru maupun siswa untuk
melengkapi data-data yang dibutuhkan.
6. Data tentang motivasi belajar siswa dianalisis dengan cara
membandingkan hasil observasi, wawancara, dan selisih nilai dari
kuesioner kelas X-1 dan X-2 pada kondisi awal dan pada kondisi akhir.
7. Data tentang prestasi belajar siswa dianalisis dengan cara membandingkan
selisih nilai pre-test dan post-test siswa kelas X-1 sebagai kelas yang menggunakan pendekatan learning community dan kelas X-2 sebagai kelas yang tidak menggunakan pendekatan learningcommunity.
H. Pengujian Instrumen Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan
uji coba terhadap kuesioner untuk mendapatkan data yang valid dan dapat
dipercaya. Oleh karena itu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap
kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian instrumen dalam
penelitian ini dilakukan pada akhir bulan Februari 2008 di SMA Negeri I
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah tingkat sampai dimana suatu instrumen mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur. Tingkat validitas dinyatakan dalam
suatu koefisien validitas. Koefisien validitas dinyatakan dalam suatu
bilangan antara -1,00 s/d 1,00. Analisis validitas yang digunakan untuk
menunjukkan tingkat validitas instrumen dengan menggunakan rumus
koefisien product moment dari Karl Pearson (Sugiyono, 2006:213).
( )( )
( )
[
∑
∑
−∑
∑
]
[
∑
∑
−( )
∑
]
− = 2 2 2 2 y y N x x N y x xy N rxy Keterangan:rxy = Koefisien validitas instrumen
?X = Jumlah skor untuk masing- masing item
?Y = Jumlah total skor untuk semua item
N = Banyaknya responden
Koefisien korelasi yang diperoleh perlu diuji signifikansinya
dengan cara membandingkan harga koefisien korelasi (r) hasil hitungan
dengan koefisien korelasi (r) tabel pada taraf signifikan 5%.
a. apabila hasil pengukuran rhitung menunjukkan hasil lebih besar dari rtabel
pada taraf signifikan 5%, maka butir pertanyaan itu dinyatakan valid.
b. apabila hasil pengukuran rhitung menunjukkan hasil lebih kecil dari rtabel
pada taraf signifikan 5%, maka butir pertanyaan itu dinyatakan tidak
Pengujian validitas penelitian ini didasarkan pada sampel
berukuran n = 40. berdasarkan sampel tersebut, koefisien rtabel = 0,312.
Dalam pengujian validitas ini menggunakan bantuan program komputer,
yakni SPSS for Windows versi 12, yang hasilnya terangkum sebagai berikut:
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar
Item Soal rhitung rtabel Keterangan
Butir 32 0,316 0,312 Valid Butir 33 0,458 0,312 Valid Butir 34 0,410 0,312 Valid Butir 35 0,518 0,312 Valid
Hasil pengujian validitas instrumen untuk variabel motivasi belajar
seperti terungkap dalam tabel di atas menunjukkan bahwa dari 35 item
soal, ada 3 item soal yang tidak valid yaitu soal nomor 15, 16, dan 29,
sehingga ketiga item soal tersebut dihilangkan.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai
pengumpul data. Tingkat reliabilitas dinyatakan dalam suatu koefisien
reliabilitas. Koefisien reliabilitas dinyatakan dalam suatu bilangan antara
-1,00 s/d 1,00. Untuk melakukan uji reliabilitas digunakan rumus alfa cronbach (Sugiyono, 2006:282).
− −
=
∑
22 1 1 i i S S k k ri Keterangan:
ri = Koefisien reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan ? Si2 = Jumlah varians butir
Si2 = Jumlah varians total
Dalam taraf signifikan 5% ada dua kemungkinan hasil yang akan
a. apabila hasil pengukuran ri menunjukkan hasil lebih besar atau sama
dengan rtabel, maka instrumen reliabel (dapat dipercaya);
b. apabila hasil pengukuran ri menunjukkan hasil lebih kecil atau sama
dengan rtabel, maka instrumen tidak reliabel (tidak dapat dipercaya).
Untuk menentukan seberapa tinggi tingkat ke-reliabilitasan
instrumen ini, digunakan pedoman interprestasi koefisien korelasi nilai r
sebagai berikut (Sugiyono, 2006 : 216).
Tabel 3.4
Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Dari hasil pengujian reliabilitas yang dilakukan dengan bantuan
program komputer, yakni SPSS for Windows versi 12, diperoleh koefisien alfa (rhitung) sebesar 0,920. Berdasarkan tabel interprestasi koefisien
korelasi nilai r di atas, maka dapat diinterprestasikan bahwa tingkat
I. Teknik Analisis Data 1. Analisis Statistik
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik statistik parametris. Oleh karena itu peneliti harus membuktikan terlebih dahulu apakah data yang akan dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Untuk
menguji normalitas data yang akan dianalisis, peneliti menggunakan
bantuan program komputer, yakni SPSS for Windows versi 12 dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov yang didasarkan pada ketentuan jika Asymtotic sig. (2 tailed) > 0,05 berarti sebaran data berdistribusi normal dan jika Asymtotic sig. (2 tailed) < 0,05 berarti sebaran data berdistribusi tidak normal.
Setelah diketahui bahwa data berdistribusi normal, langkah
selanjutnya adalah dilakukan analisis data dengan menggunakan uji t atau
sering dikenal dengan sebutan T-Test (sugiyono, 2006 : 93).
n s t = X−µο
_
Keteranga n :
t = Nilai t yang dihitung, selanjutnya disebut t hitung
µο = Nilai yang dihipotesiskan _
X = Rata-rata X
s = Simpangan baku
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
perbedaan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA
Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan
menggunakan pendekatan Learning Community. 2. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan
motivasi dan prestasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I
Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan
pendekatan Learning Community, peneliti menggunakan bantuan program komputer, yakni SPSS for Windows versi 12. pengujian hipotesis dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut.
a. Motivasi Belajar Siswa
1). Menyelisihkan data tentang motivasi belajar siswa kelas X-2
(sebelum menggunakan pendekatan learning community) pada kondisi awal dan pada kondisi akhir.
2). Menyelisihkan data tentang motivasi belajar siswa kelas X-1
(sesudah menggunakan pendekatan Learning Community) pada kondisi awal dan pada kondisi akhir.
3). Menguji beda dengan menggunakan T-Test (uji t) antara selisih nilai data motivasi belajar siswa kelas X-2 (sebelum
4). Penarikan kesimpulan:
Tolak Ho jika nilai thitung > ttabel dengan taraf signifikansi 5%.
b. Prestasi Belajar Siswa
1). Menyelisihkan nilai pre-test dan nilai post-test siswa kelas X-2 (sebelum menggunakan pendekatan Learning Community).
2). Menyelisihkan nilai pre-test dan nilai post-test siswa kelas X-1 (sesudah menggunakan pendekatan Learning Community).
3). Menguji beda dengan menggunakan T-Test (uji t) antara selisih nilai pre-test dan post-test siswa kelas X-2 (sebelum menggunakan pendekatan Learning Community) dan selisih nilai pre-test dan post-test siswa kelas X-1 (sesudah menggunakan pendekatan Learning Community).
4). Penarikan kesimpulan:
38 BAB IV
GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. Sejarah Berdirinya SMA Negeri I Sambi
Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia di
Kabupaten Boyolali, salah satu cara yang harus dilakukan adalah melalui
pembangunan pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan non
formal. Kebijakan pembangunan pendidikan di Kabupaten Boyolali diarahkan
pada peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan, perluasan dan pemerataan
pelayanan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh lapisan
masyarakat serta pencapaian efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan
pendidikan.
Untuk mendukung program tersebut pemerintah telah menampung
aspirasi masyarakat khususnya di wilayah kecamatan Sambi Kabupaten
Boyolali yang umumnya merasa wilayahnya belum tersentuh perluasan
jangkauan/ pemerataan pelayanan pendidikan tingkat menengah, yaitu
Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA). Diawali dengan cara melakukan
sosialisasi ke masyarakat, Musyawarah Pembangunan Desa (MubangDes)
yang diselenggarakan pada tahun 2002 dan ditindak lanjuti oleh Form Diskusi
UDKP Tingkat Kecamatan Tahun 2002, rapat-rapat koordinasi antara
Muspika, Camat, Kepala Dinas, Kepala SLTP, dan Kepala Desa se Kecamatan
pendirian USB SMA Negeri I Sambi. Usulan pendirian USB SMA Negeri I
Sambi disetujui oleh Bapak Bupati Boyolali atas nama dr. H. Djaka Srijanta
yang berlokasi di Desa Catur Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali, dengan
luas tanah 10.000 m2.
Berdasarkan keputusan Bupati Boyolali yang dikeluarkan pada
tanggal 14 Maret 2005 dengan No.SK.420/118 Tahun 2005, maka pada
tanggal 07 Juli 2003, SMA Negeri I Sambi telah resmi dibuka dan penerimaan
murid baru tahun ajaran 2003 - 2004 untuk yang pertama kalinya mulai
dilaksanakan. Pada penerimaan murid pertama Pengelola kegiatan belajar
mengajar (KBM) baik Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan masih berada
dibawah pengawasan SMA Negeri Simo Boyolali.
SMA Negeri I Sambi tepatnya berlokasi di Dukuh Wonotoro, Desa
Catur, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali. Jarak SMA Negeri I Sambi
dari Kota Kecamatan Sambi ± 3 km, dari kota Kabupaten Boyolali ± 25 km,
dan dari arah jalan Kabupaten antara Kecamatan Sambi menuju Simo ± 30 km
B. Visi dan Misi
V I S I
Unggul Dalam Prestasi Berdasarkan Iman dan Taqwa
M I S I
1. Mewujudkan kegiatan belajar mengajar, bimbingan secara efektif dan
efisien untuk menumbuhkembangkan siswa secara optimal.
2. Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan agama
masing-masing dalam rangka membangun keimanan, ketakwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menerapkan manajemen sekolah, berorientasi pada proses dan hasil
yang berlandaskan asas demokrasi.
4. Menjalin komunikasi yang harmonis terhadap masyarakat dalam
mewujudkan arti penting sekolah.
C. Struktur Kurikulum
Tabel 4.1
Struktur Kurikulum SMA Negeri I Sambi Kelas X
Alokasi Waktu Komponen
Smt 1 Smt 2
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4
5. Matematika 4 4
7. Biologi 2 2
8. Kimia 3 3
9. Sejarah 2 2
10. Geografi 2 2
11. Ekonomi 2 2
12. Sosiologi 2 2
13. Seni Budaya 2 2
14. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2
15.Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2
16. Bahasa Jawa 2 2
B. Muatan Lokal
Menganyam/ Mebelair 2 2
C. Pengembangan Diri 1 1
Jumlah 43 43
Tabel 4.2
Struktur Kurikulum SMA Negeri I Sambi Kelas XI dan XII Program IPA
Alokasi Waktu
(XI)
Alokasi Waktu
(XII IPA) Komponen
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2 2 2
2.Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4
4. Bahasa Inggris 5 5 5 5
5. Matematika 6 6 6 6
6. Fisika 5 5 5 5
8. Kimia 5 5 5 5
9. Sejarah 1 1 1 1
10.Seni Budaya 1 1 1 1
11.Pendidikan Jasmani,
Olah-raga dan Kesehatan
2 2 2 2
12.Teknologi Informasi dan
Komunikasi
2 2 2 2
13. Bahasa Jawa 1 1 1 1
B. Muatan Lokal
Menganyam/ Mebelair
2 2 2 2
C. Pengembangan Diri 1 1 1 1
Jumlah 43 43 43 43
Tabel 4.3
Struktur Kurikulum SMA Negeri I Sambi Kelas XI dan XII Program IPS
Alokasi Waktu
(XI)
Alokasi Waktu
(XII IPA) Komponen
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2 2 2
2.Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4
4. Bahasa Inggris 5 5 5 5
5. Matematika 5 5 5 5
6. Sejarah 3 3 3 3
7. Geografi 3 3 3 3
8. Ekonomi 6 6 6 6
10.Seni Budaya 1 1 1 1
11.Pendidikan Jasmani,
Olah-raga dan Kesehatan
2 2 2 2
12.Teknologi Informasi dan
Komunikasi
2 2 2 2
13. Bahasa Jawa 1 1 1 1
B. Muatan Lokal
Menganyam/ Mebelair
2 2 2 2
C. Pengembangan Diri 1 1 1 1
Jumlah 43 43 43 43
D. Pembagian Tugas
Tabel 4.4
Pembagian Tugas Khusus SMA Negeri I Sambi Tahun Pelajaran 2007/2008
No. Tugas Nama
1 Kepala Sekolah Bambang Wahyadi, S.Pd.
2 Waka Kurikulum Salwadi, S.Pd.
3 Aswak Kurikulum Anto, S.Pd.
4 Waka Kesiswaan Drs. E. Hery Setyawan
5 Aswak Kesiswaan Slamet Sutopo, M.Pd.
6 Waka Humas Sunarja, S.Pd.
7 Waka Sarana Prasarana Drs. Kirmadi
8 Pemegang Kas Dra. Ari Wijayanti
9 Bendahara Komite Sekolah Atiqoh Indah N, S.Pd.
10 Penerima Iuran BP3 Sri Hartatik, S.Pd.
12 Koordinator Lab. IPA Sukasno, S.Pd.
13 Koord. Lab. Komputer Evi Jumiyati, S.Pd.
14 Koordinator BP Ganep, S.Pd.
15 Koordinator Perpustakaan Suhartono, S.Pd.
16 Koordinator UKS Nuryani, S.Psi, Psi
17 Koordinator Piket Slamet Sutopo, M.Pd.
18 K 7 Rakhman, S.Ag.
19 Wali Kelas XII. IPA Sukasno, S.Pd.
20 Wali Kelas XII. IPS. 1 Sri Hartatik, S.Pd.
21 Wali Kelas XII. IPS. 2 Budi Atiningsih, SE.
22 Wali Kelas XI. IPA. 1 Tri Sulistiyani, S.Pd.
23 Wali Kelas XI. IPA. 2 Ananiyah Zuliati, S.Pd.
24 Wali Kelas XI. IPS. 1 Dra. Sri Rahayu
25 Wali Kelas XI. IPS. 2 Evi Jumiyati, S.Pd.
26 Wali Kelas X. 1 Joko Wiyono, S.Pd.
27 Wali Kelas X. 2 Tri Sakti Daru K, S.Pd.
28 Wali Kelas X. 3 Dra. Sudarti
29 Pembina Ekstra Pramuka Wiyono, S.Pd
30 Pembina Ekstra Pramuka Joko Wiyono, S.Pd.
31 Pembina Ekstra Pramuka Endang Triwiningsih, S.Pd.
32 Pembina Ekstra Olah Raga Drs. Sapardi
33 Pembina KIR Untung Rohadi, S.Pd.
E. Tata Tertib Guru dan Karyawan
Tata tertib berpakaian bagi guru dan karyawan SMA Negeri I
1. Hari Senin dan Selasa : PSH Warna Biru
2. Hari Rabu dan Kamis : PSH Warna Hitam
3. Hari Jum’at dan Sabtu : Bebas, Rapid an Sopan
NB :
• Setiap tanggal 17 semua Guru dan Karyawan memakai pakaian KORPRI
lengkap.
• Setiap hari Jum’at minggu ke-2 memakai pakaian Olah Raga.
F. Tata Tertib Siswa
Tata Tertib Siswa SMA Negeri 1 Sambi
Tugas Dan Kewajiban
1. Kegiatan Intra Sekolah
1.1. Setiap siswa wajib datang di sekolah 10 menit sebelum pelajaran
dimulai.
1.2. Sebelum pelajaran pertama dimulai dan sesudah pelajaran terakhir,
diadakan doa bersama dipimpin oleh Ketua kelas.
1.3. Sebelum pelajaran pertama dimulai dan sesudah pelajaran terakhir,
siswa menghormat kepada guru dipimpin oleh Ketua kelas.
1.4. Sebelum pelajaran dimulai, diadakan presensi oleh petugas, dicatat
pada buku jurnal kemudian diserahkan kepada Bapak/Ibu guru yang
mengajar saat itu untuk ditanda tangani.
1.5. Sesudah pelajaran terakhir siswa yang piket wajib membersihkan
1.6. Siswa yang datang