• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimasi formula granul effervescent ekstrak sambiloto [Andrographis paniculata Nees.] dengan variasi jumlah asam sitrat dan sodium bikarbonat didasarkan pada metode desain faktorial - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Optimasi formula granul effervescent ekstrak sambiloto [Andrographis paniculata Nees.] dengan variasi jumlah asam sitrat dan sodium bikarbonat didasarkan pada metode desain faktorial - USD Repository"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

JUMLAH ASAM SITRAT DAN SODIUM BIKARBONAT DIDASARKAN PADA METODE DESAIN FAKTORIAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh : Yasinta Puspitasari

NIM : 058114141

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ii

JUMLAH ASAM SITRAT DAN SODIUM BIKARBONAT DIDASARKAN PADA METODE DESAIN FAKTORIAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh : Yasinta Puspitasari

NIM : 058114141

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

v

marah, kecewa dan menangis

Tetapi kehadiranNya memberikan kehidupan abadi

dan berjuta alasan untuk tetap tersenyum

Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup,

pintu yang lain dibukakan

Tetapi sering kali kita terpaku terlalu lama pada pintu

yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain

yang dibukakan bagi kita”

Karya ini kupersembahkan untuk :

“Jesus Christ” yang selalu menerangi jalanku

Mama, Papa, Kakak yang selalu mendukung di setiap langkahku

Teman-teman angkatan 2005

(6)
(7)

vii

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang telah memberikan berkat dan penyertaan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Laporan akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Ilmu Farmasi (S.Farm).

Penulis banyak mengalami kesulitan-kesulitan dan masalah dalam menyelesaikan laporan akhir ini. Tetapi dengan adanya bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan kepada :

1. “Jesus Christ” untuk berkat dan kasihNya.

2. Rita Suhadi, M.Si. Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3. Sri Hartati Yuliani, M.Si. Apt., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

4. Ign. Yulius Kristio Budiasmoro. M.Si., selaku dosen penguji yang telah menguji sekaligus memberikan kritikan dan saran yang membangun bagi penulis.

(8)

viii

8. Teman-teman seperjuanganku : Silvi, Lussy, Agung yang telah banyak membantu dan memberi dukungan.

9. Maria Margaretha C. untuk persahabatan, kebersamaan dan dukungannya. 10. Teman-teman angkatan 2004 terutama kelompok F atas suka duka bersama

dalam praktikum.

11. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Iswandi, Mas Ottok, serta laboran-laboran yang lain atas bantuannya selama penulis menyelesaikan laporan akhir.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam laporan akhir ini banyak kesalahan dan kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Akhir kata semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca.

(9)
(10)

x

HALAMAN JUDUL………... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……….…... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...vi

PRAKATA...vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... ix

DAFTAR ISI………...x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

INTISARI………..……… xvi

ABSTRACT………...xvii

BAB I. PENGANTAR………...1

A. Latar belakang………...1

1. Perumusan Masalah………... 3

2. Keaslian Penulisan………. 3

3. Manfaat penelitian………. 3

B. Tujuan Penelitian………...4

1. Tujuan Umum………... 4

(11)

xi

1. Sinonim tanaman sambiloto………... 5

2. Kandungan Kimia……….... 5

3. Khasiat tanaman sambiloto………...…...…… 5

4. Andrografolid……….. 5

B. Ekstrak... 6

C. GranulEffervescent………...…. 7

D. Bahan Tambahan Dalam Pembuatan GranulEffervescent…..…….. 10

E. Pemilihan Bahan...………....…....11

F. Desain Faktorial………...14

G. Landasan teori………... 15

G. Hipotesis………... 17

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN………. 18

A. Jenis dan rancangan penelitian………... 18

B. Variabel penelitian………... 18

1. Variabel bebas……….…...18

2. Variabel tergantung………..18

3. Variabel pengacau terkendali……….. 18

C. Definisi operasional……….19

D. Bahan penelitian………..20

(12)

xii

1. Optimasi Formula dan Pembuatan GranulEffervescent……... 21

2. Pemeriksaan Sifat Fisik GranulEffervescent……….. 25

3. Optimasi Formula Sesuai Desain Faktorial………... 26

4. Analisis Data………...27

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembuatan GranulEffervescent...29

B. Pengujian GranulEffervescent... 30

C. Pengujian Sifat Fisik GranulEffervescent... 31

1. Kadar air...31

2. Waktu alir...34

3. Waktu larut... 37

4. pH larutan... 39

5. Daya serap air... 42

D. Formula Optimum...45

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 52

A. Kesimpulan... 52

B. Saran... 52

DAFTAR PUSTAKA... 54

(13)

xiii

desain factorial...23

Tabel II. Formula granul effervescent ekstrak sambiloto untuk 400 sachet berdasarkan desain faktorial...24

Tabel III. Hasil uji sifat fisik granuleffervescent...31

Tabel IV. Efek asam sitrat, sodium bikarbonat, dan efek interaksi dalam menentukan sifat fisik granuleffervescent...31

Tabel V. Hasil perhitunganYate's treatmentpada respon kadar air...33

Tabel VI. Hasil perhitunganYate's treatmentpada respon waktu alir...35

Tabel VII. Hasil perhitunganYate's treatmentpada waktu larut...38

Tabel VIII. Hasil perhitunganYate's treatmentpada respon pH larutan...41

(14)

xiv

Gambar 2. Hubungan asam sitrat dan sodium bikarbonat terhadap kadar air granul

effervescentekstrak sambiloto...32

Gambar 3. Hubungan asam sitrat dan sodium bikarbonat terhadap waktu alir granuleffervescentekstrak sambiloto...34

Gambar 4. Hubungan asam sitrat dan sodium bikarbonat terhadap waktu larut granuleffervescentekstrak sambiloto...37

Gambar 5. Hubungan asam sitrat dan sodium bikarbonat terhadap pH larutan granuleffervescentekstrak sambiloto...39

Gambar 6. Hubungan asam sitrat dan sodium bikarbonat terhadap daya serap air granuleffervescentekstrak sambiloto...42

Gambar 7.Contour plotkadar air...45

Gambar 8.Contour plotwaktu alir...47

Gambar 9.Contour plotwaktu larut...48

Gambar 10.Contour plotpH larutan...49

Gambar 11.Contour plotdaya serap air...50

(15)

xv

Lampiran 2. Data Sifat Fisik Granul...58

Lampiran 3. Perhitungan Efek Sifat Fisik dan Stabilitas Granul...60

Lampiran 4. Persamaan Regresi...63

Lampiran 5.Yate’s Treatment...73

Lampiran 6. Dokumentasi...83

(16)

xvi

satunya yaitu memiliki khasiat sebagai hepatoprotektor Hal ini dikarenakan sambiloto mengandung senyawa andrografolid.

Penelitian ini bertujuan untuk membuat granuleffervescent, dengan bahan aktif andrografolid yang terdapat dalam ekstrak sambiloto. Penelitian ini dilakukan untuk menemukan formula yang optimum dalam membuat granul

effervescent, dimana digunakan asam sitrat sebagai sumber asam, dan sodium

bikarbonat sebagai sumber basa.

Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimental menggunakan aplikasi desain faktorial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam sitrat, sodium bikarbonat dan interaksi tidak memberikan pengaruh yang bermakna secara statistik terhadap respon kadar air dan waktu larut. Sodium bikarbonat dominan dalam menurunkan waktu alir (waktu alir semakin cepat) dan menaikkan pH larutan (menurunkan keasaman larutan). Asam sitrat dominan dalam meningkatkan daya serap air granul effervescent. Dari hasil penelitian ditemukan area komposisi optimum yang didapatkan dari masing-masing area komposisi optimum sifat fisik granuleffervescentkecuali sifat fisik granuleffervescent.

(17)

xvii

as hepatoprotector. The reason is that sambiloto contains of andrographolide compound.

The aim of this research is to make effervescent granule, with andrographolide active substance that is found in sambiloto extract. This research is conducted to find the optimum formula in making effervescent granule, which uses citric acid as the acid source, and sodium bicarbonate as the bases source.

This research included as experimental research, which uses factorial design application. The result shows that citric acid, sodium bicarbonate; and citric acid and sodium bicarbonate interaction give unsignificant statistic effect to the water leve respond and dissolve time. Sodium bicarbonate is dominant in decreasing flow time and in increasing pH of the effervescent granule solution. Citric acid is dominant in increasing higroscopicity of effervescent granule. In this research, contour plot super imposedis found from each compotition of optimum area of effervescent granule physical characteristic except the water level.

(18)

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Sambiloto merupakan salah satu obat tradisional yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia karena memiliki banyak khasiat yaitu menurunkan panas atau anti demam, anti diare, disentri, malaria dan sebagai hepatoprotektor (Dastur, 1976). Penggunaan sambiloto sebagai obat tradisional yaitu dengan cara diseduh mempunyai kelemahan, antara lain kurang tepat dosis dan mempunyai keterbatasan dalam hal bentuk sediaan. Diketahui juga bahwa sambiloto mempunyai rasa yang sangat pahit jika digunakan secara langsung. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan formulasi untuk menghasilkan bentuk sediaan yang sesuai yang dapat diterima oleh masyarakat. Granul effervescent dipilih sebagai alternatif bentuk sediaan yang sesuai karena memiliki keuntungan yaitu memungkinkan penyajian obat tunggal dengan dosis yang besar, meningkatkan konsumsi cairan, berguna dalam kasus sulit menelan, mudah dalam pemakaian dan penakaran dosis. Granul effervescent memiliki perasa asam-manis yang berasal dari sumber asam dan pemanis yang digunakan sehingga mampu mengurangi rasa pahit dari sambiloto yang disebabkan adanya zat aktif andrografolid.

Menurut Ansel (1989), untuk menghasilkan reaksi effervescent antara asam sitrat dan sodium bikarbonat dibutuhkan 1 mol asam sitrat dan 3 mol sodium bikarbonat agar dihasilkan 3 mol CO2. Sedangkan menurut Wehling & Fred

(2004), sumber asam dan sumber karbonat dapat menghasilkan reaksi effervescent

(19)

yang baik bila masing-masing digunakan pada kisaran konsentrasi 25-40 % dari berat acuan. Dari kisaran tersebut belum ada ketentuan pasti komposisi asam dan karbonat yang digunakan karena sifat fisik granul effervescent dipengaruhi juga oleh bahan-bahan penyusun sediaan granul effervescent. Oleh karena itu perlu dilakukan optimasi terhadap komposisi campuran asam dan karbonat dalam formula granul effervescent ekstrak sambiloto sehingga dapat dihasilkan granul

effervescentdengan sifat fisik yang memenuhi persyaratan.

Metode yang digunakan untuk optimasi adalah metode desain faktorial. Metode desain faktorial merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk mengevaluasi efek dari berbagai faktor dan interaksinya secara bersamaan, misalnya efek dari besaran yang berpengaruh terhadap kualitas produk, salah satunya yaitu dalam percobaan optimasi formula. Selain itu dilakukan analisis statistik Yate’s treatment untuk mengetahui faktor-faktor dominan yang secara signifikan mempengaruhi respon. Berdasarkan analisis statistik ini, maka dapat ditentukan ada atau tidaknya hubungan dari setiap faktor dan interaksi terhadap respon. Hal tersebut dapat dilihat dari harga F hitung dibandingkan dengan F tabel.

(20)

B. Perumusaan Masalah

Dari latar belakang di atas, permasalahan yang akan diteliti adalah :

1. Diantara asam sitrat, sodium bikarbonat, dan interaksi keduanya manakah yang lebih dominan dalam menentukan sifat fisik granul effervesscent? 2. Apakah dapat ditemukan area komposisi optimum dari asam sitrat dan

sodium bikarbonat untuk mendapatkan formula granul effervescent yang optimum?

C. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai optimasi formula granul effervescent ekstrak sambiloto dengan variasi jumlah asam sitrat – sodium bikarbonat berdasar desain faktorial, sejauh pengamatan penulis belum pernah dilakukan.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat ilmu pengetahuan

Menambah khasanah ilmu pengetahuan dan acuan bentuk sediaan granul

effervescent yang berasal dari bahan alam sehingga dapat memperdalam

kajian ilmiah khasiat obat tradisional. 2. Manfaat praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui efek mana yang dominan dalam menentukan sifat fisik granuleffervescent

dan didapatkan komposisi asam sitrat dan sodium bikarbonat yang optimum.

3. Manfaat metodologis

(21)

E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah membuat formula granul

effervescent dengan variasi asam sitrat dan sodium bikarbonat dalam bentuk

sediaan granuleffervescent. 2. Tujuan khusus

1. Mengetahui efek mana yang dominan dalam menentukan sifat fisik granul

effervescent ekstrak sambiloto dari penggunaan asam sitrat, sodium

bikarbonat ataupun interaksi keduanya.

(22)

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA A. Uraian Tentang Tanaman 1. Sinonim Tanaman Sambiloto

Tanaman Andrographis paniculata Nees banyak dikenal di berbagai daerah dengan berbagai nama seperti pepaitan (Malaysia), ki oray, ki peurat, takila (Sunda), bidara, sadilata, sambilata, takila (Jawa), sambiloto (Indonesia), the creat, creyat roat (Anonim, 1986). Selain itu sambiloto juga memiliki nama

lain Justicia paniculata, Bum; Justicia latebrosa, Russ, Justicia stricta, lamk

(Wijayakusuma, 1992 ). 2. Kandungan Kimia

Kandungan kimia tanaman Andrographis paniculata Nees adalah andrografolid yang merupakan senyawa diterpen bentuk keton, aldehid, alkane, andrografin, panikulin, mineral (garam-garam kalium, kalsium, natrium), damar dan asam kersik. Kandungan lainnya adalah saponin dan tanin (Sastrapradja, 1980; Pringgohusodo, 1986).

3. Khasiat Tanaman Sambiloto

Tanaman Andrographis paniculata Nees berkhasiat menurunkan panas atau anti demam, anti diare, disentri, malaria, radang paru, radang mulut, dan sebagai hepatoprotektor (Dastur, 1976).

4. Andrografolid

Andrografolid adalah senyawa diterpen lakton yang merupakan komponen bioaktif utama pada tanaman sambiloto. Andrografolid merupakan senyawa yang

(23)

memberikan rasa pahit pada tanaman sambiloto yang diekstraksi dari batang dan daun herba sambiloto. Andrografolid diketahui efektif untuk melawan kanker (Anonim, 2008). Selain itu andrografolid juga diketahui memiliki khasiat sebagai hepatoprotektor (Visen, Shukla, Patnaik & Dhawan, 1993). Andrografolid dari Herba Andrographis paniculata Ness memiliki kelarutan yang rendah dalam air yaitu 0,04 % (Radjaram, 2003). Hal ini disebabkan struktur andrografolid yang cenderung bersifat non polar karena memiliki banyak rantai hidrokarbon, dan juga disebabkan bobot molekul andrografolid yang besar yaitu 350 (Anonim, 2001).

Gambar 1. Struktur andrografolid B. Ekstrak

Ekstrak merupakan sediaan sari pekat tumbuh-tumbuhan atau hewan yang diperoleh dengan cara melepaskan zat aktif dari masing-masing bahan obat, menggunakan pelarut yang cocok, kemudian semua atau hampir semua dari pelarutnya diuapkan dan sisa endapan atau serbuk diatur untuk ditetapkan standarnya (Ansel, 1989).

(24)

C. GranulEffervescent

Granul effervescent merupakan butiran tak bersalut, mengandung asam dan karbonat atau bikarbonat yang bereaksi cepat pada penambahan air dengan melepaskan gas karbondioksida (CO2) (Linberget al., 1992). Granul effervescent

sangat cocok untuk produk dengan rasa yang pahit dan asin karena akan menutupi rasa tersebut (Ansel, 1989).

Granul effervescent dimaksudkan terlarut dalam air sebelum diberikan kepada pasien (Allen, 2002). Kelembaban relatif dalam pembuatan granul

effervescent sangat penting karena penyerapan lembab dapat mempengaruhi

terjadinya reaksi effervescent. Kelembaban relatif untuk pembuatan granul

effervescentyaitu 25 % pada temperatur 250C atau kurang (Mohrle, 1980).

Granuleffervescentmemiliki keuntungan yaitu memungkinkan penyajian obat tunggal dengan dosis yang besar, meningkatkan konsumsi cairan, berguna dalam kasus sulit menelan, mudah dalam pemakaian dan penakaran dosis. Granul

effervescent memiliki perasa asam-manis yang berasal dari sumber asam dan

pemanis yang digunakan sehingga mampu mengurangi rasa pahit dari sambiloto. Pembuatan bentuk sediaan granul effervescent dapat mengatasi kesulitan yang ditemui pada saat pembuatan sediaan tablet effervescent, dimana adanya kandungan lembab selama proses pentabletan dapat menyebabkan terjadinya reaksi effervescent dini sehingga tablet tidak stabil secara kimia (Lindberg, Engfors, dan Ericsson, 1992).

(25)

menentukan formula yang tepat untuk sediaan yang akan menghasilkan gas CO2

yang efektif dan penggunaan asam-basa yang tersedia secara efisien, granul yang stabil, dan produk yang rasanya enak serta manjur (Ansel, 1989).

1. Metode granulasi kering

Metode granulasi kering dilakukan dengan menggunakan peralatan khusus yang disebut roller compactor. Prosedur granulasi kering yang lain adalah slugging dimana slugs akan dikempa dengan menggunakan alat pengempa tablet. Kedua prosedur tersebut digunakan untuk bahan-bahan yang tidak bisa dibuat dengan metode granulasi basah. Metode ini akan meningkatkan kerapatan sehingga pada granul yang terbentuk lebih kompak (Mohrle, 1980).

Cara ini membutuhkan lebih sedikit waktu sehingga lebih ekonomis daripada granulasi basah. Campuran serbuk dialirkan ke dalam cetakan tablet yang besar kemudian dikempa. Massa kompak ini disebut sebagaislugs.Slugsdihancurkan sehingga dapat diperoleh granul dengan sifat alir yang lebih seragam (Rubinstein, 1994).

2. Metode granulasi basah

Metode granulasi basah meliputi pencampuran bahan-bahan kering dengan granulating fluid untuk menghasilkan massa granul. Granulasi basah dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu dengan pemanasan, dengan cairan nonreaktif, dan dengan cairan reaktif.

(26)

pada temperatur rendah untuk membentuk massa granul. Bahan yang sering digunakan untuk tujuan ini adalah asam sitrat. Sumber asam, karbonat, dan bahan aktif dicampur dan dipanaskan hingga seluruh komponen di dalamnya melepaskan air yang dimilikinya dan granul dapat terbentuk. Pengadukan yang berulang-ulang diperlukan untuk menghasilkan keseragaman komponen dalam formulasi. Kemudian granul diayak dengan cepat dan dikeringkan (Wolfram, Tritthart, Psikerning, Andre, Kolb, dan Gottfried, 1999).

b. Metode granulasi basah dengan cairan nonreaktif. Granulating fluid

secara perlahan-lahan ditambahkan ke dalam campuran komponen formula hinggagranulating fluidtersebut terdistribusi merata. Bahan pengikat larut alkohol seperti PVP dilarutkan ke dalam granulating fluid kemudian ditambahkan ke dalam campuran komponen formula. Massa yang terbentuk dikeringkan dalam oven. Setelah granul kering, diayak untuk mendapatkan ukuran partikel yang diperlukan (Mohrle, 1980).

(27)

D. Bahan Tambahan dalam Pembuatan GranulEffervescent

Bahan-bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan granul

effervescentantara lain : 1. Sumber asam

Sumber asam yang digunakan dalam pembuatan tablet effervescent

tersedia dari tiga sumber, yaitufood acid, anhidrida asam, dan garam asam. Food acid paling banyak digunakan. Food acid tersedia di alam dan digunakan untuk bahan tambahan makanan yang dapat dikonsumsi. Asam sitrat, asam tartrat, asam fumarat, asam malat, asam adipat, dan asam suksinat merupakan contoh dari sumber asam yang berasal darifood acid. Sumber asam inilah yang akan bereaksi dengan sumber karbonat menghasilkan reaksi effervescent ketika bercampur dengan air (Mohrle, 1980).

2. Sumber karbonat

Sumber karbonat digunakan sebagai bahan penghancur dan sumber timbulnya gas yang berupa karbondioksida pada produk effervescent apabila bereaksi dengan sumber asam dengan adanya air. Sumber karbonat yang biasa digunakan dalam pembuatan granul effervescent adalah sodium bikarbonat (NaHCO3) dan sodium karbonat (Na2CO3) (Ansel, et al., 1995).

3. Bahan Pengisi

(28)

4. Bahan pengikat

Bahan pengikat merupakan suatu bahan yang dapat mengikat bahan-bahan lain menjadi satu. Bahan pengikat diperlukan untuk membantu menghasilkan suatu granul. Bahan pengikat yang digunakan dalam pembuatan granuleffervescent harus bersifat larut dalam air. Contoh bahan pengikat larut air yaitu polyvinylpyrrolidone atau polyvinylpyrrolidone-poly (vinyl

acetat)-copolymer(Lindberg dkk, 1992).

D. Pemilihan Bahan

Pemilihan bahan tambahan dalam pembuatan granul effervescent lebih sulit dibandingkan dengan pemilihan bahan tambahan dalam pembuatan granul konvensional. Kesulitan ini terkait dengan adanya kandungan lembab dalam granul effervescent. Granul effervescent mudah hancur karena sumber asam dan sumber karbonat akan bereaksi menghasilkan gas karbondioksida dengan adanya air. Keberadaan air sangat mempengaruhi reaksi effervescent yang terjadi. Jika penyerapan air terjadi setelah proses pembuatan granul, akan menyebabkan granul menjadi tidak stabil. Bahan penyusun granul dipilih dalam bentuk anhidrat yang sedikit atau tidak menyerap air dan bentuk hidrat yang stabil. Sifat lain yang penting dalam pembuatan granul adalah kelarutan. Jika bahan penyusun granul yaitu sumber asam dan sumber basa yang digunakan tidak larut, reaksi

(29)

1. Sodium bikarbonat

Sodium bikarbonat adalah sumber karbondioksida utama dalam sistem

effervescent. Sodium bikarbonat larut sempurna dalam air, memiliki sifat

nonhigroskopis, tidak mahal, jumlahnya banyak, dan tersedia dalam lima ukuran dari serbuk halus hingga granul yang free flowing. Bahan ini aman untuk dikonsumsi, digunakan lebih luas sebagai antasida tunggal maupun bagian dari antasida. Bahan ini merupakan basa sodium yang paling lemah, mempunyai pH 8,3 dalam larutan berair dalam konsentrasi 0,85 %. Sodium bikarbonat menghasilkan kurang lebih 52 % karbondioksida (Lachman, 1989). Pemerian sodium bikarbonat : serbuk hablur, putih, larutan dalam air bersifat basa (Anonim, 1995). Sodium bikarbonat bereaksi dengan asam, garam asam, dan beberapa garam alkaloid, dengan membebaskan karbondioksida (Boylan, Cooper & Chowhan, 1986).

2. Asam sitrat

(30)

3. Sukrosa

Sukrosa mempunyai bentuk kristal putih, rasa manis, serbuk hablur atau mengalir bebas, tidak berbau dan bersifat higroskopis. Sukrosa mudah larut dalam air, sukar dalam piridina, sangat sukar larut dalam etanol, praktis tidak larut dalam eter (Anonim, 1995). Sukrosa memiliki kemampuan sebagai pengisi, biasanya dalam bentuk gula serbuk dan sebagai pengikat, biasanya dalam bentuk larutan (Peters, 1989).

4. Polivinilpirolidon (PVP)

Polivinilpirolidon (PVP) berupa serbuk putih atau putih kekuningan, berbau lemah atau tidak berbau, higroskopis. PVP mudah larut dalam air, dalam etanol (95 %) P dan dalam kloroform P, kelarutan tergantung dari bobot molekul rata-rata, praktis tidak larut dalam eter p (Anonim, 1979).

5. Aspartam

(31)

Berdasarkan keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia nomor : HK. 00.05.5.1.4547 tentang persyaratan penggunaan bahan tambahan pangan pemanis buatan dalam produk pangan, aspartam masih dapat digunakan sebagai bahan pemanis buatan. Aspartam masih dapat digunakan karena aspartam masih dinyatakan aman sebagai pemanis buatan untuk ditambahkan ke dalam bahan pangan (Anonim, 2004).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 722/Menkes/PER/IX/88 tentang bahan tambahan makanan, aspartam merupakan pemanis buatan yang dapat digunakan tiap hari/kg BB atau termasuk ADI

(Acceptable Daily Intake). Dosis yang masih dapat digunakan adalah 0-40 mg/kg

BB. Dengan demikian, untuk orang yang mempunyai berat badan 50 kg dapat mengkonsumsi aspartam dengan dosis maksimal 2000 mg/ hari (Anonim, 1994).

F. Desain Faktorial

(32)

G. Landasan Teori

Kandungan andrografolid dalam ekstrak sambiloto memiliki khasiat sebagai hepatoprotektor. Hasil uji ex vivo menunjukkan bahwa ekstrak sambiloto yang mengandung 0,75 – 12 mg/kg BB mampu melawan toksisitas dari parasetamol yang diinduksikan pada sel hati tikus (Visen, Shukla, Patnaik & Dhawan, 1993).

Sediaan granul effervescent menawarkan kepada masyarakat suatu bentuk sediaan yang unik dan juga mampu memberikan rasa yang lebih disukai dibanding sediaan granul biasa (Mohrle, 1980). Hal ini disebabkan penambahan perasa asam manis dan adanya reaksi antara asam dan karbonat pada granul

effervescent. Oleh karena itu granul effervescent dapat menutupi rasa pahit dari

sambiloto. Keuntungan granul effervescent yaitu memungkinkan penyajian obat tunggal dengan dosis yang besar, meningkatkan konsumsi cairan, berguna dalam kasus sulit menelan, mudah dalam pemakaian dan penakaran dosis.

Sumber asam dan sumber karbonat dalam sediaan effervescent biasanya berada dalam jumlah yang jauh lebih banyak dibandingkan bahan yang lain terkait dengan peran pentingnya dalam proses hancurnya sediaan saat kontak dengan air. Bagian yang begitu besar dari campuran kedua bahan tersebut dalam suatu formula secara otomatis akan mempengaruhi sifat fisik maupun kimiawi dari sediaaneffervescentyang dihasilkan.

(33)

bikarbonat dalam air akan bereaksi menghasilkan air dan gas CO2 yang akan

mendesak ke segala arah sehingga granul pecah.

Menurut Wehling dan Fred (2004), jumlah asam dan basa yang dapat diterima berkisar antara 25%-40% berat acuan. Nilai tersebut didapat dari nilai rata-rata berat tablet effervescent menurut Wolfram (1999), yaitu 2-7 gram. Kisaran jumlah asam sitrat dan sodium bikarbonat tersebut belum ada ketentuan pasti yang dapat menghasilkan sediaan granul effervescentdengan sifat fisik yang memenuhi persyaratan. Oleh karena itu perlu dilakukan optimasi komposisi campuran asam sitrat dan sodium bikarbonat yang dapat menghasilkan sifat fisik granul yang memenuhi persyaratan.

Metode optimasi yang digunakan adalah desain faktorial yang dapat mengevaluasi efek dari beberapa faktor maupun interaksinya secara bersamaan. Asam sitrat dan sodium bikarbonat diteliti pada 2 level yang berbeda yaitu level rendah dan level tinggi.

(34)

H. Hipotesis

1. Efek faktor yang dominan dalam menentukan sifat fisik granul effervescent

dapat ditentukan dengan metode desain faktorial

(35)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental dengan rancangan metode desain faktorial yaitu mencari formula optimum granul effervescent

ekstrak sambiloto yang memenuhi persyaratan sifat fisik granuleffervescent.

B. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah level rendah (1125 mg) dan level tinggi (1800 mg) asam sitrat dan sodium bikarbonat.

2. Variabel tergantung

Variabel tergantung pada penelitian ini yaitu sifat fisik granul effervescent

ekstrak sambiloto yang meliputi kadar air, waktu alir, waktu larut, pH larutan dan daya serap air.

3. Variabel pengacau terkendali

Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah bahan-bahan yang digunakan berasal dari satu sumber, alat yang digunakan dalam penelitian sama, suhu ruangan dan RH ruangan.

(36)

C. Definisi Operasional

1. Granul effervescent ekstrak sambiloto adalah suatu bentuk sediaan padat yang merupakan butiran tak bersalut, mengandung ekstrak sambiloto sebagai bahan obat dengan mengunakan asam sitrat sebagai sumber asam dan sodium bikarbonat sebagai sumber basa yang bereaksi cepat pada penambahan air dengan melepaskan gas karbondioksida (CO2).

2. Level adalah nilai atau tetapan untuk faktor, dalam penentuan ini ada dua level yaitu level rendah dan level tinggi asam dan basa yaitu 1125 mg dan 1800 mg.

3. Respon adalah besaran yang akan diamati perubahan efeknya, besarnya dapat dikuantitatifkan. Sebagai respon dalam penelitian ini adalah sifat fisik granul effervescent meliputi kadar air, waktu alir, waktu larut, pH larutan dan daya serap air.

4. Komposisi optimum granul effervescentadalah komposisi asam sitrat dan sodium bikarbonat yang menghasilkan granul yang memenuhi persyaratan sifat fisik (kadar air, waktu alir, waktu larut, daya serap air) dan pH larutan. Sifat fisik ini meliputi kadar air 0,4-0,7 %, daya serap air kurang dari 0,3 %, waktu alir kurang dari 10 detik, waktu larut 1-2 menit, dan pH larutan kurang dari 7.

(37)

D. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan adalah ekstrak sambiloto, etanol 96 % (kualitas teknis, supplier : Brataco Chemical), sodium bikarbonat (kualitas teknis, supplier : Brataco Chemical), asam sitrat (kualitas teknis, supplier : Brataco Chemical), aspartam (kualitas teknis, MKR Chemical Ltd.), PVP (kualitas teknis, MKR Chemical Ltd.), sukrosa (kualitas teknis, supplier : Brataco Chemical).

E. Alat penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah alat-alat gelas (Pyrex-Germany), neraca analitik (Precission Balance, model GB-3002, Mettler Toledo), timbangan listrik gram balance (Mettler Pc 16), alat pHmeter elektrik, dehumidifier (Oasis D125), mixer tipe kubus (Erweka AR 402), seperangkat alat pengukur waktu alir (Lab. Formulasi Teknologi Sediaan Padat Universitas Sanata Dharma), moisture analyzer (6100 Moisture Analyzer, Lecator), stop watch, ayakan No.14, 16 dan 20 (Laboratory Sieve, Pata Produk), oven (Memmert).

F. Alur Penelitian

Penetapan dosis ekstrak sambiloto dan pemilihan eksipien

Pemilihan asam dan basa

Formulasi granuleffervescent

(38)

Pembuatan granuleffervescent

Pemeriksaan sifat fisik granul (kadar air, waktu alir, waktu larut, pH larutan dan daya serap air)

Analisis hasil :

a. Perhitungan desain faktorial dan analisisYate’s treatment

b. Pembuatancontour plotdancontour plot super imposed

c. Penentuan area komposisi optimum variasi jumlah asam sitrat dan sodium bikarbonat dalam granuleffervescent

Pembahasan

Kesimpulan G. Tata cara penelitian

1. Optimasi formula dan pembuatan granuleffervescent a. Penentuan dosis andrografolid

(39)

Berat badan rata-rata tikus = 200 g Faktor konversi berat badan dari tikus ke manusia = 56 Berat badan rata-rata manusia Indonesia = 50 kg

Dosis untuk tikus 200 = 0,18 mg

Dosis untuk manusia 70 kg = 0,18 x 56 = 10,08 mg Dosis untuk manusia 50 kg = 7,2 mg b. Perhitungan kebutuhan bahan

1. Ekstrak sambiloto

Berdasarkan CoA (Certificate of Analysis), ekstrak sambiloto yang digunakan dalam penelitian mengandung 20 % andrografolid sehingga dibutuhkan 36 mg ekstrak sambiloto untuk dosis 7,2 mg/50 kg BB. Karena akan dibuat 400 bungkus granul effervescent maka jumlah ekstrak yang dibutuhkan adalah 36 mg x 400 = 14,4 g ekstrak sambiloto.

2. Asam sitrat dan sodium bikarbonat

Berat yang dijadikan ukuran = 4,5 gram

Jumlah asam dan basa level rendah = 25 % x 4500 mg = 1125 mg/sachet

Untuk 400 sachet = 450 g

Jumlah asam dan basa level tinggi = 40 % x 4500 mg = 1800 mg/sachet

(40)

c. Formula

Tabel I. Formula granuleffervescentekstrak sambiloto tiap sachet berdasarkan desain faktorial

Formula 1 a b ab

Ekstrak sambiloto (mg) 36 36 36 36

Asam sitrat (mg) 1125 1800 1125 1800

Natrium bikarbonat (mg) 1125 1125 1800 1800

Aspartam (mg) 200 200 200 200

Sukrosa (mg) 400 400 400 400

PVP (mg) 0,40 0,44 0,44 0,72

Berat granul (mg) 2886,40 3561,44 3561,44 4236,72

Keterangan :

(41)

Tabel II. Formula granuleffervescentekstrak sambiloto untuk 400 sachet berdasarkan desain faktorial

Formula 1 A b ab

Ekstrak sambiloto (g) 14,40 14,40 14,40 14,40

Asam sitrat (g) 450 720 450 720

Natrium bikarbonat (g) 450 450 720 720

Aspartam (g) 80 80 80 80

Sukrosa (g) 160 160 160 160

PVP (g) 0,16 0,18 0,18 0,29

d. Pembuatan granuleffervescent

(42)

2. Pemeriksaan Sifat Fisik GranulEffervescent a. Waktu alir

Seratus gram granul dituang perlahan-lahan melalui tepi corong yang ujungnya tertutup. Penutup corong dibuka dan stop watch mulai diaktifkan sampai semua granul mengalir keluar. Dicatat waktu yang diperlukan sampai semua granul habis keluar. Menurut Guyot Cit Fudoli (1983), apabila waktu yang diperlukan oleh 100 gram granul untuk mengalir keluar dari corong lebih dari 10 detik, maka akan mengalami kesulitan dalam proses pentabletan.

b. Waktu larut

Sejumlah granul tiap formula dilarutkan ke dalam 200 ml aquadest dengan 15 kali pengadukan. Waktu larut dihitung dengan stop watchmulai dari granul tercelup ke dalam aquadest sampai semua granul terlarut. Waktu larut granuleffervescentberkisar antara 1-2 menit (Mohrle, R., 1989).

c. Pengukuran kadar air

Penentuan kadar air dilakukan secara langsung menggunakan

moisture analyzer. Lima gram granul dimasukkan ke dalam cawan

aluminium, kemudian dilakukan pengukuran kadar air dengan pemanasan pada suhu 1050C selama 15 menit atau sampai bobot granul relatif konstan dan catat kadar air hasil pengukuran (Ansel, 1989). Kadar air untuk granul

(43)

d. Pengukuran pH larutan

Electrode pHmeter dicelupkan ke dalam larutan setelah reaksi

effervescentselesai berlangsung. Angka yang ditunjukkan pada alat pHmeter

merupakan nilai pH larutan. Andrografolid stabil pada pH asam (pH < 7), dan akan terdegradasi pada pH basa (pH > 7) (Anonim, 1994).

e. Pengukuran daya serap air

Lima gram granul dimasukkan ke dalam cawan petri, dibiarkan di tempat terbuka (suhu kamar) selama 1 jam kemudian dilakukan pengukuran kandungan lembab dengan penimbangan setiap 10 menit (Bolton, 1997). Daya serap air ditentukan dengan rumus :

Daya serap air = bobotawal granul X100%

granul akhir

bobot granul

awal

bobot

Persyaratan daya serap air dalam penelitian ini kurang dari 0,3 % (diasumsikan jika kadar air dalam granuleffervescentyang dibuat adalah 0,4 %).

3. Optimasi Formula Sesuai Desain Faktorial

(44)

4. Analisis Data

Data yang diperoleh dari uji sifat fisik granul effervescent (kadar air, waktu alir, waktu larut, pH larutan dan daya serap air) dianalisis menggunakan metode desain faktorial. Dari pengolahan data dapat dihitung efek sodium bikarbonat, asam sitrat, dan efek interaksi sehingga diketahui efek yang dominan dalam menentukan setiap sifat fisik granul effervescent. Dari persamaan desain faktorial dapat dibuat contour plot setiap sifat fisik granuleffervescent, kemudian digabungkan dalamcontour plot super imposed

dan dicari area komposisi optimum asam sitrat dan sodium bikarbonat yang diprediksi sebagai formula optimum granuleffervescent.

Analisis statistik Yate’s treatment dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor dominan yang secara signifikan mempengaruhi respon. Berdasarkan analisis statistik ini, maka dapat ditentukan ada atau tidaknya hubungan dari setiap faktor dan interaksi terhadap respon. Hal tersebut dapat dilihat dari harga F hitung dan F tabel. Sebelumnya ditentukan hipotesis terlebih dahulu, hipotesis alternatif (H1) menyatakan adanya regresi

(hubungan) antara faktor dengan respon, sedangkan H0 merupakan negasi dari

H1 yang menyatakan tidak adanya regresi (hubungan) antara faktor dengan

respon. H1 diterima dan H0 ditolak bila harga F hitung lebih besar daripada

(45)
(46)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembuatan GranulEffervescent

Langkah pertama yang dilakukan adalah pembuatan granul asam dengan mencampur asam sitrat, ekstrak sambiloto dan setengah sukrosa sedangkan granul basa dengan mencampur sodium bikarbonat, aspartam dan sisa sukrosa. Zat aktif andrografolid memiliki kelarutan yang rendah dalam air sehingga PVP digunakan sebagai bahan pengikat. PVP 3 % digunakan sebagai bahan pengikat karena merupakan bahan pengikat yang paling efektif untuk sediaan effervescent dan cocok digunakan untuk meningkatkan kelarutan obat yang tidak larut air. Sifat PVP yang hidrofilik ini menaikkan hidrofilisitas granul sehingga granul mudah ditembus air. PVP dengan konsentrasi 0,5 – 3 % dapat sekaligus meningkatkan kekompakan granul.

Pencampuran komponen formula dilakukan pada ruangan yang terkendali dengan RH 60 % untuk mencegah meningkatnya kadar air pada granul yang akan menyebabkan terjadinya reaksi effervescent dini/ prematur. Setelah terbentuk massa granul yang baik, selanjutnya granul diayak dengan ayakan No. 14. Granul yang terbentuk kemudian dikeringan selama 1 hari, kemudian diayak dengan ayakan No. 16/20. Granul yang banyak diperoleh adalah granul berukuran 16 yaitu granul yang lolos ayakan 16 tetapi tidak lolos ayakan 20. Hal ini menunjukkan bahwa ikatan antar partikel cukup kuat sehingga granul tidak mudah patah (rapuh).

(47)

Setelah diayak granul kemudian dikeringkan selama 1 hari kemudian dicampur dan dilakukan uji-uji, pencampuran granul asam dan granul basa dilakukan dengan menggunakan mikser tipe kubus dengan kecepatan 152 rpm. Pencampuran dilakukan selama 15 menit, karena secara visual campuran terlihat sudah homogen. Penggunaan mikser tipe kubus dilakukan secara manual karena bertujuan hanya untuk membantu proses pencampuran yang tidak mungkin dilakukan secara manual.

B. Pengujian GranulEffervescent

Setelah didapatkan campuran granul asam dan granul basa, langkah selanjutnya adalah pengujian sifat fisik granul effervescent yang meliputi kadar air, waktu alir, waktu larut, pH larutan dan daya serap air. Kadar air merupakan faktor yang penting dalam pembuatan granul effervescent karena sediaan granul

effervescenttidak stabil pada kondisi dengan kadar air yang tinggi. Kadar air yang

(48)

C. Pengujian Sifat Fisik GranulEffervescent Tabel III. Hasil uji sifat fisik granuleffervescent

Hasil uji (rata-rata ± SD) No. Sifat fisik

granul F1 Fa Fb Fab

1 Kadar air (%) 1,88±0,198 2,32±0,286 2,08±0,311 2,31±0,233 2 Waktu alir

(detik)

2,41±0,108 2,18±0,123 1,96±0,267 2,07±0,062 3 Waktu larut

(detik)

63,65±8,461 53,85±2,968 59,90±8,771 74,27±2,957 4 pH larutan 5,69±0,067 4,88±0,071 6,39±0,038 5,78±0,126 5 Daya serap

air (% b/b)

0,16±0,024 0,31±0,045 0,09±0,005 0,25±0,020

Dari hasil uji sifat fisik dapat ditentukan nilai efek yang diperoleh dari perhitungan menggunakan metode desain faktorial yaitu dapat menentukan faktor yang dominan antara asam sitrat, sodium bikarbonat atau interaksi keduanya terhadap sifat fisik granuleffervescentyang dihasilkan.

Tabel IV. Efek asam sitrat, sodium bikarbonat, dan efek interaksi dalam menentukan sifat fisik granuleffervescent

Efek Kadar air Waktu alir Waktu larut pH larutan

Daya serap air

Asam sitrat [0,33] [-0,06] [2,28] [-0,71] [0,155] Sodium

bikarbonat

[0,09] [-0,28] [8,33] [0,80] [-0,065] Interaksi [- 0,10] [0,17] [12,08] [0,10] [0,005]

1. Uji Kadar Air

(49)

tercapai apabila digunakan ruangan dengan RH maksimal 25 % dan suhu di bawah 250C.

Dari hasil uji sifat fisik granul effervescent (tabel III), terlihat bahwa tidak ada formula yang memenuhi persyaratan kadar air granul effervescent. Granul tidak dapat mencapai kadar air yang dipersyaratkan karena ruangan yang digunakan dalam proses pembuatan kurang optimum yaitu memiliki RH yang lebih dari 60 % walaupun telah dibantu dengan menggunakan dehumidifier dan dengan suhu ruangan yang rendah yaitu 180C.

Grafik di bawah ini menunjukkan hubungan antara asam sitrat dan sodium bikarbonat terhadap kadar air granuleffervescent:

Hubungan antara asam sitrat dan kadar air

1,8 2 2,2 2,4

440 480 520 560 600 640 680 720

Asam sitrat K a d a r a ir

Sodium bikarbonat level tinggi Sodium bikarbonat level rendah

Hubungan sodium bikarbonat dan kadar air

1,8 2 2,2 2,4

440 480 520 560 600 640 680 720

Sodium bikarbonat K a d a r a ir

Asam sitrat level tinggi Asam sitrat level rendah

Gambar 2a Gambar 2b

Gambar 2. Hubungan asam sitrat (a) dan sodium bikarbonat (b) terhadap kadar air granuleffervescentekstrak sambiloto

(50)

penambahan sodium bikarbonat level tinggi dengan asam sitrat level rendah maupun level tinggi menyebabkan terjadinya kenaikan kadar air.

Berdasarkan tabel hasil uji sifat fisik granuleffervescentdiketahui bahwa formula a (asam sitrat level tinggi dan sodium bikarbonat level rendah) menunjukkan kadar air yang paling tinggi (2,32±0,286) dengan demikian maka penambahan jumlah asam sitrat dapat meningkatkan kadar air lebih signifikan.

Tabel V. Hasil perhitunganYate's treatmentpada respon kadar air

Source of variation

Degrees of freedom

Sum of Squares

Mean

Squares Fhitung

Replicates 2 0,3409 0,1704

Treatment 3 0,3962 0,1321

A 1 0,3401 0,3401 4,5529

B 1 0,0262 0,0262 0,3507

Ab 1 0,0299 0,0299 0,4003

Experimental error 6 0,4483 0,0747

Total 11

Nilai F hitung asam sitrat dan sodium bikarbonat lebih rendah daripada F tabel, oleh karena itu Hi1 dan Hi2 (lampiran 5) ditolak sehingga terbukti bahwa

faktor asam sitrat dan sodium bikarbonat tidak memberikan perbedaan terhadap respon kadar air yang dihasilkan. Artinya, perbedaan penggunaan asam sitrat dan sodium bikarbonat pada level rendah dan level tinggi memberikan respon kadar air yang tidak berbeda.

Nilai F hitung interaksi asam sitrat-sodium bikarbonat juga lebih rendah daripada F tabel (5,99), oleh karena itu H03 diterima sehingga terbukti bahwa

(51)

2. Uji Waktu Alir

Uji waktu alir dilakukan untuk mengetahui sifat alir granul effervescent

apakah memenuhi waktu alir yang dipersyaratkan yaitu kurang dari 10 detik. Granul effervescent dengan waktu alir yang baik akan menunjang dalam proses pengisian ke dalam kemasan. Apabila granul effervescent memiliki waktu alir yang lama maka kemungkinan akan terjadi ketidakseragaman pengisian granul

effervescent ke dalam kemasan menyebabkan zat aktif dalam granul effervescent

juga berbeda-beda. Dari tabel diatas terlihat bahwa granuleffervescentpada setiap formula memenuhi persyaratan waktu alir granul yaitu kurang dari 10 detik.

Grafik di bawah ini menunjukkan hubungan antara asam sitrat dan sodium bikarbonat terhadap waktu alir granuleffervescent:

Hubungan antara Sodium bikarbonat dan waktu alir

1,8 2 2,2 2,4 2,6

440 480 520 560 600 640 680 720

Sodium bikarbonat

W

a

k

tu

a

li

r

Asam sitrat level tinggi Asam sitrat level rendah

Gambar 3a Gambar 3b

Gambar 3. Hubungan asam sitrat (a) dan sodium bikarbonat (b) terhadap waktu alir granuleffervescentekstrak sambiloto

(52)

bikarbonat maupun keduanya akan menyebabkan perubahan terhadap efek interaksi yang akan mempengaruhi waktu alir yaitu pada penambahan sodium bikarbonat level tinggi dengan asam sitrat level rendah maupun level tinggi menyebabkan terjadinya kenaikan waktu alir. Demikian juga pada penggunaan asam sitrat level tinggi dengan sodium bikarbonat level tinggi maupun level rendah menyebabkan terjadinya kenaikan waktu alir granuleffervescent.

Berdasarkan tabel hasil uji sifat fisik granuleffervescentdiketahui bahwa formula 1 menunjukkan waktu alir yang paling cepat (2,41±0,108). Berdasarkan perhitungan desain faktorial, sodium bikarbonat memiliki efek yang paling dominan dalam menentukan waktu alir granul effervescent (tabel IV). Besar efek sodium bikarbonat dalam menentukan waktu alir adalah│-0,28│, efek asam sitrat │-0,06│, dan efek interaksi asam sitrat-sodium bikarbonat adalah 0,17. Efek asam

sitrat dan sodium bikarbonat bernilai negatif, hal ini berarti asam sitrat dan sodium bikarbonat akan menurunkan waktu alir granul effervescent. Efek interaksi asam sitrat bernilai positif yang berarti menaikkan waktu alir granuleffervescent.

Tabel VI. Hasil perhitunganYate's treatmentpada respon waktu alir

Source of variation

Degrees of freedom

Sum of Squares

Mean

Squares Fhitung

Replicates 2 0,0435 0,0217

Treatment 3 0,3338 0,1113

A 1 0,0097 0,0097 0,2419

B 1 0,2409 0,2409 6,007

Ab 1 0,0832 0,0832 2,0748

Experimental error 6 0,2404 0,0401

(53)

Nilai F hitung asam sitrat lebih rendah daripada F tabel, oleh karena itu Hi1

ditolak sehingga terbukti bahwa faktor asam sitrat tidak memberikan perbedaan terhadap respon waktu alir yang dihasilkan. Artinya, perbedaan penggunaan asam sitrat pada level rendah dan level tinggi memberikan respon waktu alir yang tidak berbeda.

Nilai F hitung sodium bikarbonat lebih tinggi daripada F tabel (5,99), oleh karena itu Hi2 diterima sehingga terbukti bahwa faktor sodium bikarbonat

memberikan perbedaan terhadap sifat fisik waktu alir yang dihasilkan (tabel VI). Artinya perbedaan sodium bikarbonat yang digunakan pada level tinggi ataupun level rendah memberikan respon sifat fisik waktu alir granul effervescent yang berbeda. Sodium bikarbonat akan meningkatkan waktu alir. Hal ini disebabkan karena sifat sodium bikarbonat yang free flowing sehingga waktu alir yang dihasilkan semakin meningkat/ cepat.

Nilai F hitung interaksi asam sitrat-sodium bikarbonat lebih rendah daripada F tabel (5,99), oleh karena itu H03 diterima sehingga terbukti bahwa

interaksi asam sitrat dan sodium bikarbonat tidak memberikan perbedaan terhadap respon waktu alir granuleffervescentekstrak sambiloto (tabel VI).

(54)

3. Waktu Larut

Waktu larut merupakan salah satu sifat fisik granul effervescent yang harus memenuhi persyaratan. Menurut Mohrle (1989), waktu larut yang baik yaitu 1-2 menit. Semakin cepat granul effervescent larut maka andrografolid semakin cepat dilepaskan dan diabsorpsi sehingga efek terapi yang diharapkan akan segera tercapai.

Grafik di bawah ini menunjukkan hubungan antara asam sitrat dan sodium bikarbonat terhadap waktu larut :

Hubungan antara asam sitrat dan waktu larut

50 55 60 65 70 75

440 480 520 560 600 640 680 720

Asam sitrat W a k tu la ru t

Sodium bikarbonat level tinggi

Sodium bikarbonat level rendah

Hubungan antara sodium bikarbonat dan waktu larut

50 55 60 65 70 75

440 480 520 560 600 640 680 720

Sodium bikarbonat W a k tu la ru t

Asam sitrat level tinggi

Asam sitrat level rendah

Gambar 4a Gambar 4b

Gambar 3. Hubungan asam sitrat (a) dan sodium bikarbonat (b) terhadap waktu larut granuleffervescentekstrak sambiloto

(55)

Berdasarkan tabel hasil uji sifat fisik granuleffervescentdiketahui bahwa formula ab menunjukkan waktu larut yang paling lama (74,27±2,957). Waktu larut paling cepat ditunjukkan pada larutan formula a (53,85±2,968) yaitu asam sitrat level rendah dan sodium bikarbonat level tinggi. Hal ini disebabkan karena asam sitrat memiliki sifat sangat higroskopis dan sangat mudah larut sehingga waktu larut yang dihasilkan juga cepat.

Tabel VII. Hasil perhitunganYate's treatmentpada waktu larut

Source of variation

Degrees of freedom

Sum of Squares

Mean

Squares Fhitung

Replicates 2 6,7987 3,3993

Treatment 3 662,6305 220,8768

A 1 15,6636 15,6636 0,1914

B 1 208,5834 208,5834 2,5485

Ab 1 438,3835 438,3835 5,3563

Experimental error 6 491,0696 81,8449

Total 11

Nilai F hitung asam sitrat dan sodium bikarbonat lebih rendah daripada F tabel, oleh karena itu Hi1 dan Hi2 (lampiran 5) ditolak sehingga terbukti bahwa

faktor asam sitrat dan sodium bikarbonat tidak memberikan perbedaan terhadap respon waktu larut granul effervescent yang dihasilkan. Artinya, perbedaan penggunaan asam sitrat dan sodium bikarbonat pada level rendah dan level tinggi memberikan respon waktu larut yang tidak berbeda.

Nilai F hitung interaksi asam sitrat-sodium bikarbonat juga lebih rendah daripada F tabel (5,99), oleh karena itu H03 diterima sehingga terbukti bahwa

(56)

4. Uji pH larutan

Uji ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keasaman dari larutan yang dihasilkan apabila granul effervescent direaksikan dalam air. pH larutan ini akan berpengaruh terhadap kestabilan senyawa aktif sambiloto yaitu andrografolid yang stabil pada pH kurang dari 7 dan akan terdegradasi pada pH basa.

Grafik di bawah ini menunjukkan bagaimana hubungan antara asam sitrat dan sodium bikarbonat terhadap pH larutan :

Hubungan antara asam sitrat dan pH larutan

4 5 6 7

440 480 520 560 600 640 680 720

Asam sitrat p H la ru ta n

Sodium bikarbonat level tinggi

Sodium bikarbonat level rendah

Hubungan antara sodium bikarbonat dan pH larutan

4 5 6 7

440 480 520 560 600 640 680 720

Sodium bikarbonat p H la ru ta n

Asam sitrat level tinggi Asam sitrat level rendah

Gambar 5a Gambar 5b

Gambar 5. Hubungan asam sitrat (a) dan sodium bikarbonat (b) terhadap pH larutan granuleffervescentekstrak sambiloto

(57)

Berdasarkan tabel hasil uji sifat fisik granuleffervescentdiketahui bahwa formula a menunjukkan pH yang paling rendah (4,88±0,071) yang berarti larutan dengan formula a memiliki keasaman yang paling tinggi. Hal ini disebabkan karena larutan formula a mengandung asam sitrat pada level tinggi, sedangkan basa sodium bikarbonat pada level rendah, sehingga sifat asam lebih menonjol. Keasaman paling rendah ditunjukkan pada larutan formula b (6,39±0,038) yaitu asam sitrat level rendah dan sodium bikarbonat level tinggi sehingga sifat basanya akan lebih dominan.

Berdasarkan perhitungan desain faktorial, sodium bikarbonat memiliki efek yang dominan dalam menentukan pH larutan (tabel IV). Besar efek sodium bikarbonat dalam menentukan pH larutan adalah 0,8, efek asam sitrat │-0,71│, dan efek interaksi asam sitrat-sodium bikarbonat adalah 0,1. Efek sodium bikarbonat bernilai positif, hal ini berarti sodium bikarbonat akan meningkatkan pH larutan. Semakin banyak sodium bikarbonat yang digunakan, pH larutan akan meningkat.

(58)

Tabel VIII. Hasil perhitunganYate's treatmentpada respon pH larutan

Source of variation

Degrees of freedom

Sum of Squares

Mean

Squares Fhitung

Replicates 2 355,41 177,70

Treatment 3 358,89 119,63

A 1 1,5337 1,5337 146,0667

B 1 1,9120 1,9120 182,0952

Ab 1 0,0310 0,0310 2,9524

Experimental

error 6 0,0635 0,0105

Total 11

Nilai F hitung asam sitrat dan sodium bikarbonat lebih tinggi daripada F tabel (5,99), oleh karena itu Hi1 dan Hi2 statistik (lampiran 5) diterima sehingga

terbukti bahwa faktor asam sitrat dan sodium bikarbonat memberikan perbedaan terhadap respon pH larutan yang dihasilkan (tabel VIII). Artinya perbedaan asam sitrat dan sodium bikarbonat yang digunakan pada level tinggi dan level rendah memberikan respon pH larutan yang berbeda. Asam sitrat menurunkan pH larutan sedangkan sodium bikarbonat menaikkan pH larutan. Hal tersebut sesuai dengan teori. Hal ini disebabkan karena basa sodium bikarbonat memiliki kekuatan basa yang tinggi (sodium bikarbonat mempunyai pH 8,3 dalam larutan berair dalam konsentrasi 0,85 %) sehingga keasaman larutan granuleffervescentakan menurun dengan pH yang semakin besar. Sedangkan asam sitrat mempunyai kekuatan asam yang tinggi sehingga cenderung menaikkan keasaman larutan.

Nilai F hitung interaksi asam sitrat dan sodium bikarbonat lebih rendah dibandingkan F tabel (5,99), oleh karena itu H03diterima sehingga terbukti bahwa

(59)

5. Daya Serap Air

Tujuan dari uji daya serap air adalah untuk mengetahui higroskopisitas granul effervescent ekstrak sambiloto yang dibuat. Dalam penelitian ini persyaratan daya serap air adalah kurang dari 0,3 % yang diasumsikan kadar air dalam granul effervescent adalah 0,4 %. Sehingga apabila daya serap air 0,3 %, granul effervescent tersebut masih memenuhi persyaratan kadar air yaitu (0,4-0,7 %). Dari tabel hasil uji sifat fisik granul effervescent (tabel III), terlihat bahwa formula a tidak memenuhi persyaratan daya serap air granuleffervescent.

Grafik di bawah ini menunjukkan hubungan antara asam sitrat dan sodium bikarbonat terhadap daya serap air granuleffervescent:

Hubungan Asam sitrat dengan daya serap air

0 0,1 0,2 0,3 0,4

440 480 520 560 600 640 680 720

Asam sitrat D a y a s e ra p a ir Sodium bikarbonat level rendah Sodium bikarbonat level

Hubungan Sodium bikarbonat dan daya serap air

0 0,1 0,2 0,3

440 480 520 560 600 640 680 720

Sodium bikarbonat D a y a s e ra p a

ir Asam sitrat level

tinggi

Asam sitrat level rendah

Gambar 6a Gambar 6b

Gambar 6. Hubungan asam sitrat (a) dan sodium bikarbonat (b) terhadap daya serap air granuleffervescentekstrak sambiloto

(60)

penggunaan sodium bikarbonat maka daya serap air akan berkurang. Oleh karena itu penggunaan asam sitrat harus diperhatikan sehingga kadar air tetap terjaga (0,4-0,7 %). Semakin besar daya serap air maka granul yang dihasilkan semakin tidak stabil. Selain itu apabila granul yang dihasilkan terlalu higroskopis maka akan menimbulkan kesulitan dalam proses pembuatannya.

Berdasarkan tabel hasil uji sifat fisik granul effervescent (tabel III) diketahui bahwa formula a memiliki daya serap air yang paling tinggi (0,31±0,045). Dengan demikian maka penambahan jumlah asam sitrat dapat meningkatkan kadar air granuleffervescentekstrak sambiloto lebih signifikan.

Berdasarkan perhitungan desain faktorial, asam sitrat memiliki efek yang paling dominan dalam menentukan kadar air granuleffervescent(tabel IV) karena daya serap airnya paling tinggi. Semakin banyak asam sitrat yang digunakan, kadar air granul effervescent akan meningkat karena daya serap air granul yang dihasilkan tinggi.

(61)

Tabel IX. Hasil perhitunganYate's treatmentpada respon daya serap air

Source of variation

Degrees of freedom

Sum of Squares

Mean

Squares Fhitung

Replicates 2 0,0018 0,0009

Treatment 3 0,0840 0,0280

A 1 0,0705 0,0705 58,7500

B 1 0,0133 0,0133 11,0833

Ab 1 0,0002 0,0002 0,1667

Experimental

error 6 0,0074 0,0012

Total 11

Nilai F hitung asam sitrat dan sodium bikarbonat lebih tinggi daripada F tabel (5,99), oleh karena itu Hi1 dan Hi2 statistik (lampiran 5) diterima sehingga

terbukti bahwa faktor asam sitrat dan sodium bikarbonat memberikan perbedaan terhadap respon daya serap air yang dihasilkan (tabel IX). Artinya perbedaan asam sitrat dan sodium bikarbonat yang digunakan ada level tinggi dan level rendah memberikan respon daya serap air yang berbeda. Asam sitrat meningkatkan daya serap air sedangkan sodium bikarbonat menurunkan daya serap air granul effervescent. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa asam sitrat memiliki sifat sangat higroskopis sehingga akan dengan mudah menyerap lembab dari lingkungan dan meningkatkan kadar air granul effervescent sedangkan sodium bikarbonat memiliki sifat nonhigroskopis.

Nilai F hitung interaksi asam sitrat dan sodium bikarbonat lebih rendah dibandingkan F tabel (5,99), oleh karena itu H03diterima sehingga terbukti bahwa

(62)

D. Formula Optimum

Dari hasil uji sifat fisik granul effervescent yang baik yaitu sifat alir kurang dari 10 detik, waktu larut 1-2 menit, pH kurang dari 7, kadar air 0,4 – 0,7 % dan daya serap air kurang dari 0,3 % (dengan asumsi kadar air granul

effervescent 0,4 %) maka dapat dibuat contour plot yang didasarkan pada

persamaan desain faktorial. Dari contour plot itu, dapat diketahui area optimum untuk memperoleh respon yang diharapkan. Selanjutnya dapat dibuatcontour plot

super imposed dengan menggabungkan area optimum untuk masing-masing sifat

fisik granul effervescent yang diteliti, dari contour plot super imposed ini dapat diperoleh area optimum untuk formula terbatas pada jumlah yang diteliti.

1. Kadar Air

Persamaan desain faktorial untuk kadar air adalah Y = 0,229 + 2,037.10

-3

A + 2,926.10-3B - 2,881.10-6AB, Dari persamaan ini dibuatcontour plot seperti pada gambar di bawah ini :

COUNTOUR PLOT KADAR AIR

450 475 500 525 550 575 600 625 650 675 700

450 475 500 525 550 575 600 625 650 675 700

Asam Sitrat S o d iu m B ik a rb o n a t

kadar air 1,9 % kadar air 2,0 %

kadar air 2,1 %

kadar air 2,2 %

kadar air 2,25 %

(63)

Dari contour plotdi atas tidak ditemukan area optimum yang memenuhi persyaratan kadar air granuleffervescentyaitu sebesar 0,4 – 0,7 %. Kadar air akan mempengaruhi kestabilan granul effervescent karena apabila granul memiliki kadar air yang besar maka granul akan mudah mengalami reaksieffervescent dini pada saat pengemasan, penyimpanan dan distribusinya. Tetapi apabila granul yang dihasilkan terlalu kering, granul akan menjadi rapuh dan mudah pecah menjadi serbuk halus. Dari hasil percobaan kadar air granuleffervescent yang dibuat pada masing-masing formula berkisar antara 1,8 % – 2,3 % sehingga tidak ada yang memenuhi persyaratan kadar air granuleffervescent. Oleh karena itu padacontour plot kadar air tidak ada daerah yang diarsir. Semua formula granul effervescent

tidak memenuhi persyaratan kadar air karena pembuatan granuleffervescent tidak dilakukan pada RH yang ideal. Menurut Mohrle (1989), ruangan yang digunakan untuk pembuatan granuleffervescentmemiliki kelembaban relatif yaitu 25 % dan suhu kurang dari 250 C. Sedangkan ruangan yang digunakan dalam penelitian hanya dapat diturunkan sampai RH 60 % dengan suhu 180C.

(64)

effervescent akan berubah sampai terjadi keseimbangan antara air dalam granul

effervescentdengan air di udara lingkungan tersebut. Sehingga granuleffervescent

yang higroskopis hanya dapat dikeringkan sampai kadar air keseimbangan saja. 2. Waktu Alir

Persamaan desain faktorial untuk waktu alir adalah Y = 4,486 - 2,948.10

-3

A - 3,763.10-3B + 4,66.10-6AB.

Dari persamaan ini dibuatcontour plotseperti pada gambar di bawah ini :

Gambar 8.Contour plotwaktu alir

Waktu alir merupakan salah satu syarat sifat fisik granul effervescent

yang baik karena akan mempengaruhi proses pengemasan. Jika granul

effervescent semakin mudah mengalir maka pengemasan granul juga dapat

(65)

yang diarsir pada contour plot waktu alir dapat digunakan untuk menentukan komposisi campuran asam sitrat dan sodium bikarbonat yang akan menghasilkan waktu alir granul yang memenuhi persyaratan waktu alir yang dipersyaratkan. 3. Waktu Larut

Persamaan desain faktorial untuk waktu larut adalah Y = 153,121 -0,185 A - 0,163 B + 3,315.10-4AB. Dari persamaan ini dibuatcontour plotseperti pada gambar di bawah ini :

Gambar 9.Contour plotwaktu larut

(66)

4. pH larutan

Persamaan desain faktorial untuk pH larutan adalah Y = 6,429 -4,233.10-3A + 1,359.10-3B + 2,743.10-6AB.

Dari persamaan ini dibuatcontour plotseperti pada gambar di bawah ini :

Gambar 10.Contour plotpH larutan

pH larutan merupakan parameter tingkat keasaman suatu larutan. Zat aktif sambiloto yaitu andrografolid tidak stabil pada pH basa (lebih dari 7) tetapi stabil pada pH asam (kurang dari 7). Dari hasil penelitian, larutan granul

effervescent ekstrak sambiloto semuanya bersifat asam yaitu antara 4,88-6,39.

(67)

5. Daya serap air

Persamaan desain faktorial untuk daya serap air adalah Y = 0,055 + 4,937.10-4A - 3,211.10-4 B + 1,372.10-7AB. Dari persamaan ini dibuat contour plotseperti pada gambar di bawah ini :

Gambar 11.Contour plotdaya serap air

Dari contour plot daya serap air terdapat area yang tidak memenuhi

persyaratan daya serap air granul effervescent yaitu kurang dari 0,3 % sehingga daerah tersebut tidak diarsir. Semakin tinggi daya serap air granul effervescent

maka granuleffervescenttersebut semakin tidak stabil. Hal ini disebabkan apabila daya serap air tinggi maka kadar air granuleffervescent juga akan bertambah dan dapat menyebabkan terjadinya reaksi effervescent dini. Selain itu juga akan menimbulkan kesulitan dalam proses produksi.

Contour plot dari masing-masing uji yang telah didapat kemudian

(68)

Contour plot superimposedgranuleffervescentekstrak sambiloto :

Gambar 12.Contour plot superimposed

Warna hijau pada grafik contour plot (gambar 12) menunjukkan daerah optimum sifat fisik granul effervescent yang diperoleh dari hasil uji sifat fisik granul effervescent ekstrak sambiloto. Dalam penelitian ini sifat fisik granul

effervescent yang optimum adalah komposisi asam sitrat dan sodium bikarbonat

(69)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Asam sitrat, sodium bikarbonat dan interaksi tidak memberikan pengaruh yang bermakna secara statistik terhadap respon kadar air dan waktu larut.

2. Sodium bikarbonat merupakan faktor yang dominan dalam menurunkan waktu alir (waktu alir semakin cepat) dan faktor yang dominan dalam menaikkan pH larutan (menurunkan keasaman larutan).

3. Asam sitrat merupakan faktor yang dominan dalam meningkatkan daya serap air granuleffervescent.

4. Ditemukan area komposisi optimum asam sitrat dan sodium bikarbonat yang didapatkan dari contour plot area komposisi optimum sifat fisik granul yaitu waktu larut, waktu alir, daya serap air, dan pH larutan (dengan mengabaikan sifat fisik kadar air).

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh kelembaban dan duhu ruangan granul terhadap stabilitas sediaan.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai optimasi penggunaan aspartam dan sukrosa pada sediaan granul effervescent ekstrak sambiloto untuk dapat menutupi rasa pahit dari ekstrak sambiloto yang digunakan dalam penelitian.

(70)

C. Keterbatasan penelitian

(71)

DAFTAR PUSTAKA

Allen, L.V., 2002, The Art, Science, and Technology, 429, 434-438, Marcel Dekker, Inc., New York

Anonim, 1979,Materia Medika, Jilid III, 20-25, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 1994, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 722/Menkes/Per/IX/1988 tentang bahan tambahan makanan, Kumpulan

Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Makanan, DepKes RI, Jakarta

Anonim, 1995,Farmakope Indonesia Edisi IV, 4, 5, 601, DeKes RI, Jakarta Anonim, 2001, Isolasi dan Identifikasi Andrografolida dari Herba Andrographis

paniculata Ness, http://litbang.depkes.go.id, Diakses 19 Januari 2009

Anonim, 2004, Keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik

Indonesia,http://www.pom.go.id/public/hukumperundangan/pdf/Kep.Ka.B

POM, Diakses tanggal 14 Desember 2008

Anonim, 2008, Scientific Facts on Aspartame, http://www.greenfacts.org/en/aspartame/, Diakses tanggal 8 Januari 2009 Ansel, Howard C., 1985, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat,

diterjemahkan oleh Farida Ibrahim, 244-271, 608-617, UI Press : Jakarta Bolton, S., 1997, Pharmaceutical Statistics : Practical and Clinical Application,

Edisi III, 591-610, Marcell Dekker, Inc., New York

Boylan, J.C., Chowhan, Z.T., Cooper, J., 1989, Handbook of Pharmaceutical

Excipient, 78-80, American Pharmaceutical Association, Washington

Dastur, J.T., 1976,Medical Plants of India and Pakistan, 20, India

Fausett, H., Gayser, C., Dash, A., 2000, Evaluation of Quick Disintegrating

Calcium Carbonate Tablets, http://www.pharmascitech.com

Guyot, J.C., 1978, Criteres Technology ques de choix des excipients de

compression directe Cit Fudholi, A., 1983, Metodologi Formulasi Dalam

Kompresi Direk, 586-593, Medika No.7, th ke-9

Handa, S., and Sharma, A., 1990, Hepatoprotective Activity of Andrographolide from Andrographis Paniculata Against Carbontetrachloride,Ind J Med Res, 92: 276-283

(72)

Lachman, L., Lieberman, H.A., Kanig, J.L., 1989, Teori dan Praktek Farmasi

Industri, diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, 215, UI-Press : Jakarta

Lindberg, N.O., Engfors, H.A., Ericsson T., 1992, Effervescent Pharmaceuticals, in Swarbick, J.C.B., James, 1998, Encyclopedia of Pharmaceutical

Technology,Volume 5, 45, 53, Marcel Dekker Inc : New York

Mohrle, R., 1989, Effervescent Tablet, in Lieberman, H.A., Lachman, L., and Schwart, J.B., Pharmaceutical Dosage Form : Tablet Volume I, Second

Edition,282-294, 305, Marcel dekker Inc. : United State of America

Muth, J.E.D., 1999, Basic Statistic and Pharmaceutical Statistical Aplications, 265-269, Marcel, Dekker inc., New York

Peters, D., 1989, Medicated Lozenges, in Lachman, L. dan Lieberman, H. A.,

Pharmaceutical Dosage Form, Volume 1, 2nded, 419-555, Marcell Dekker

Inc, New York

Prapanza, I.E.P., dan Lukito, A.M., 2003, Khasiat dan Manfaat Sambiloto, 4-15, cetakan pertama, Agromedia Pustaka, Jakarta

Pringgohusodo, S.N., 1986, Jamu-jamu Peninggalan Nenek Moyang dari

Madura, 21, Nurcahya, Yogyakarta

Radjaman, Achmad, 2003, Dispersi Solida Andrografolida Untuk Rancangan Dasar Formulasi Ekstrak Kering Terstandar Dari Herba Andrographis

Paniculata, http://www.Unair.co.id, Diakses tanggal 4 Februari 2009

Rubinstein, M., H., 1994, Tablets in Aulton, Michael E., Pharmaceutics – The

Science of Dosage Form Design, 304-308, ELBS with Churchill

Livingstone: Hongkong

Visen, P.K., Shukla, B., Patnaik, G.K. and Dhawan, B.N., 1993, Andrographolide Protects Rat Hepatocytes Against Paracetamol-induced Damage. J

Ethnopharmacol, 40(2): 131-136

Voight, R., 1971, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi ke-5, diterjemahkan oleh Soendani Noerono, 141-142, 159, 163-164, 172-178, 571, 586, Gadjah Mada University Press : Yogyakarta

Wijayakusuma, H.M.H., Wirian, A.S., Yaputra, T., Dalimartha, S., Wibowo, B., 1992, Tanaman Berkhasiat Obat Indonesia, Ed. III, 117-119, Pustaka Kartini, Jakarta

Wolfram, Tritthart, 1999, Effervescent Formulations, http://www.pharmacast.com/patents/Yr2001/060501/6242002

(73)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Penimbangan, notasi, dan formula desain faktorial 1. Penimbangan

Formula granuleffervescentekstrak sambiloto tiap sachet berdasarkan desain faktorial

Formula 1 a b ab

Ekstrak sambiloto (mg) 36 36 36 36

Asam sitrat (mg) 1125 1800 1125 1800

Natrium bikarbonat (mg) 1125 1125 1800 1800

Aspartam (mg) 200 200 200 200

Sukrosa (mg) 400 400 400 400

PVP (mg) 0,40 0,44 0,44 0,72

Berat granul (mg) 2886,40 3561,44 3561,44 4236,72

Keterangan :

(74)

2. Notasi

Level tinggi : + Level rendah :

-Faktor a : Asam sitr

Gambar

Gambar 1. Struktur andrografolid
Tabel I. Formula granul effervescent ekstrak sambiloto tiap sachet
Tabel II. Formula granul effervescent ekstrak sambiloto untuk 400
Tabel IV. Efek asam sitrat, sodium bikarbonat, dan efek interaksi dalam
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mengelolah arsip akte cerai atau memisahkan arsip akte cerai yang masih berjalan dan yang sudah Melakukan koordinasi dengan panitera pengganti, perkara yang telah

Retina (selaput jala) Retina adalah lapisan yang terdapat di bagian dalam mata. Retina berfungsi sebagai layar untuk menangkap bayangan yang dibentuk oleh lensa mata.

Bersadarkan fenomena tersebut peneliti merasa tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan pola asuh ibu dengan perkembangan anak usia

prosedur dan tata cara pelayanan, persyaratan, unit kerja pejabat penanggung jawab pemberi pe- layanan, waktu penyelesaian, rin- cian biaya atau tarif serta hal-hal lain yang

Perolehan EVA yang dicapai lebih besar dari tahun sebelumnya, sehingga dalam hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan ini semakin baik.Tahun 2012 EVA PT

Biaya semi fixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. d) Biaya

Perjanjian Kerja Bersama yang selanjutnya disingkat PKB adalah perjanjian yang diselenggarakan oleh Serikat Pekerja / Serikat Buruh hasil perundingan antara

Penyelidikan endapan bitumen padat di daerah Meulaboh merupakan kegiatan survey pendahuluan dimaksudkan untuk mempelajari keadaan geologi, khususnya mengenai sebaran dan