• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. HASIL PENELITIAN 3.1.Hasil Uji Fisik - ANALISIS KUALITAS DAN KELAYAKAN AIR PDAM PADA BEBERAPA USAHA KATERING DI KOTA SEMARANG - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "3. HASIL PENELITIAN 3.1.Hasil Uji Fisik - ANALISIS KUALITAS DAN KELAYAKAN AIR PDAM PADA BEBERAPA USAHA KATERING DI KOTA SEMARANG - Unika Repository"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 3. HASIL PENELITIAN

3.1.Hasil Uji Fisik

Berikut ini adalah hasil pengujian mutu bau dan rasa sampel air yang diambil pagi hari

dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 3. Mutu Bau dan Rasa Sampel Air yang Diambil Pagi Hari

Kode Sampel

Bau Rasa Standar SNI

Tidak Berbau Berbau Tanah Berbau Klorin Tidak Berasa Berasa Tanah Berasa Klorin

A  

Tida

k B

er

ba

u dan T

idak

B

er

as

a

B  

C  

D  

E  

F  

G  

H  

I  

J  

K  

L  

M  

N  

O  

Keterangan :

Kode : Nama Katering

Tabel 4. Mutu Bau dan Rasa Sampel Air yang Diambil Sore Hari

Kode Sampel

Bau Rasa Standar SNI

Tidak Berbau Berbau Tanah Berbau Klorin Tidak Berasa Berasa Tanah Berasa Klorin

A  

Tida

k B

er

ba

u dan T

Idak

B

er

as

a

B  

C  

D  

E  

F  

G  

H  

I  

J  

K  

L  

M  

N  

O  

Keterangan :

(2)

pukul 7.00-08.00 memiliki bau dan rasa yang berbeda-beda. Dapat dilihat dari tabel

bahwa sebagian besar sampel memiliki karakteristik berbau tanah dan berasa tanah.

Yang berbau tanah dan berasa tanah ialah sampel A, B, D, E, F, M, N, dan O.

Sedangkan untuk sampel G, H, I, dan L memiliki karakteristik berbau klorin dan berasa

klorin. Kemudian pada sampel C, J, K memiliki karakteristik tidak berbau dan tidak

berasa. Berdasarkan strandar dari Permenkes R.I No.46/MENKES/PER/IX/1990 untuk

bau dan rasa pada air adalah tidak berbau dan tidak berasa. Dari hasil yang didapatkan

dapat disimpulkan bahwa untuk bau dan rasa 80% sampel tidak sesuai dengan standar

yang ada.

Dari hasil Tabel 5. diatas dapat dilihat bahwa masing-masing sampel air PDAM yang

mulai diambil sore hari mulai pukul 15.00-16.00 memiliki bau dan rasa yang

berbeda-beda. Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa sebagian besar sampel memiliki

karakteristik berbau tanah dan berasa tanah, dimana yang termasuk di dalamnya adalah

sampel A, B, D, E, F, M, N, O. Sedangkan untuk sampel G, H, I, L memiliki

karakteristik berbau klorin dan berasa klorin. Pada sampel C, J, K memiliki karakteristik

bau dan rasa yang tidak berbau dan tidak berasa. Jika dibandingkan dengan standar air

bersih dari Permenkes R.I No.46/MENKES/PER/IX/1990 hanya 20% sampel saja yang

(3)

Hasil jumlah zat padat terlarut (TDS) yang diambil pagi dan sore hari pada tiap-tiap

katering memiliki data yang bervariasi. Hasil rata-rata jumlah zat padat terlarut yang

diambil pagi hari pada masing-masing katering berkisar antara 166,66 ± 53,16 (mg/L)

hingga 426,66±73,39 (mg/L). Nilai TDS tertinggi terdapat pada katering C yaitu sebesar 426,66±73,39 (mg/L) dan untuk nilai TDS terendah terdapat pada katering G yaitu

sebesar 166,66±53,16 (mg/L). Untuk hasil jumlah zat padat terlarut (TDS) yang diambil

sore hari pada masing-masing katering berkisar antara 160,00±43,81 (mg/L) hingga

383,33±91,57 (mg/L). Nilai TDS tertinggi adalah pada katering C dan nilai TDS

terendah terdapat pada katering G. Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa dari ke

15 sampel katering yang telah diuji dihasilkan jumlah zat padat terlarut (TDS) yang

sudah sesuai atau memenuhi standar Permenkes R.I No. 416/MENKES/PER/IX/1990

yang ada yaitu dibawah 1500 (mg/L).

Gambar 3 Kandungan TDS Sampel Air

A B C D E F G H I J K L M N O

TDS Pagi 340 320 426, 343, 383, 416, 166, 276, 216, 260 236, 260 340 310 280

TDS Sore 360 333, 383, 346, 260, 260 160 196, 180 270 236, 226, 276, 323, 273, 0

50 100 150 200 250 300 350 400 450

Ju

m

lah

Z

at

Pad

at

Ter

lar

u

t

(m

g

/L)

(4)

Hasil analisa kekeruhan yang dilakukan pagi hari dapat dilihat bahwa katering C

memiliki nilai kekeruhan yang paling rendah dibandingkan dengan katering lainnya

yaitu sebesar 0,05±0,03 (NTU). Nilai kekeruhan tertinggi dari hasil analisa ini adalah

sebesar 2,27±0,06 (NTU) yaitu pada katering O. Hasil analisa kekeruhan yang

dilakukan sore hari dapat dilihat bahwa katering J memiliki nilai kekeruhan yang paling

rendah yaitu sebesar 0,01±0,00 (NTU). Katering O memiliki nilai kekeruhan yang

paling tinggi yaitu sebesar 1,34±44,27 (NTU). Hasil analisa kekeruhan yang telah

didapatkan sudah sesuai dengan standart dari Permenkes R.I

No.416/MENKES/PER/IX/1990 dimana untuk batas maksimal dari kekeruhan adalah

25 NTU.

Gambar 4 Kekeruhan Sampel Air

A B C D E F G H I J K L M N O

Kekeruhan Pagi 1,17 1,52 0,05 0,15 0,24 0,37 0,19 0,54 0,29 0,08 0,80 0,96 0,93 0,77 2,27

Kekeruhan Sore 0,94 1,10 0,05 0,95 0,29 0,55 0,13 0,98 0,27 0,01 0,71 0,99 0,81 0,79 1,34 0,0

0,5 1,0 1,5 2,0

K

e

ke

ru

h

an

(N

TU

(5)

Hasil analisa suhu yang telah dilakukan pada masing-masing katering baik yang diambil

pagi hari maupun sore hari rata-ratta sebesar 25ºC. Pada beberapa katering seperti

katering A, katering B, katering E, katering F, katering I memiliki suhu 25,5ºC dan

sisanya memiliki suhu sebesar 26ºC. Dari hasil yang didapatkan dapat disimpulkan

bahwa suhu masing-masing katering sudah sesuai dengan Permenkes R.I

No.416/MESKES/PER/IX/1990. Batas maksimal dari parameter suhu untuk air bersih

adalah sebesar 28°C.

3.2.Hasil Uji Kimia

Hasil pengujian kimia analisa besi (Fe) dan kadmium (Cd) dengan menggunakan

Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) pada tiap sampel air PDAM yang diambil pagi

hari dan sore hari memiliki hasil yang sama yaitu ND (not detected) atau tidak

terdeteksi. Batas maksimal kandungan besi dan kadmium dari Permenkes R.I

No.46/MENKES/PER/IX/1990 itu sendiri adalah 1 mg/L untuk besi dan 0,005 mg/L

untuk kadmium.

Gambar 5 Suhu Air PDAM Pagi dan Sore

A B C D E F G H I J K L M N O

Suhu Pagi 25,5 25,5 25 25 25,5 25,5 26 26 25,5 25 25 25 25 25 25

Suhu Sore 25 25 25 25,5 25,5 25,5 26 26 25,5 25 25 25 25 25 25

24,4 24,6 24,8 25,0 25,2 25,4 25,6 25,8 26,0 26,2

S

u

h

u

(

oC)

(6)

Hasil analisa klorida katering J yang diambil pagi hari memiliki kandungan klorida

yang paling rendah dibandingkan dengan katering yang lainnya yaitu, sebesar

10,13±3,49 (mg/L). Nilai kandungan klorida yang paling tinggi diantara 15 katering

diatas adalah katering M dan katering B dimana katering ini memiliki kandungan

klorida yang hampir sama yaitu sebesar 27,49±4,67 (mg/L) dan 27,19± 4,90(mg/L).

Hasil analisis klorida katering J yang diambil sore hari memiliki kandungan klorida

sebesar 11,36 ± 3,53 (mg/L). Kandungan klorida tertinggi yang diambil sore hari terdapat pada katering B yaitu sebesar 26,72 ±1,01 (mg/L). Dari hasil penelitian yang

telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil uji klorida pada tiap katering sudah

sesuai dengan Permenkes R.I No. 416/MENKES/PER/IX/1990. Batas maksimal

kandungan klorida yang ada di air bersih adalah sebesar 600 (mg/L). Gambar 6 Kandungan Klorida Pagi dan Sore

A B C D E F G H I J K L M N O

Klorida Pagi 22,8 27,1 24,8 24,4 20,7 19,0 18,5 15,6 17,4 10,1 19,2 16,5 27,4 25,9 25,0

Klorida Sore 24,7 26,7 23,5 23,0 20,7 19,6 16,1 15,6 14,7 11,3 18,1 17,9 25,6 25,1 25,0 0

5 10 15 20 25

K

lo

ri

d

a

(m

g

(7)

Hasil rata-rata analisa tingkat kesadahan yang dilakukan pagi hari pada 15 katering yang

ada adalah berkisar antara 94,66 ±13,30 (mg/L) hingga 186,66±7,44 (mg/L). Nilai

kesadahan tertinggi dari 15 katering yang ada terdapat pada katering H yaitu sebesar

94,66±13,30 (mg/L). Nilai yang terendah dari 15 katering ysang ada terdapat pada

katering M yaitu sebesar 186,66± 7,44 (mg/L). Hasil analisis kesadahan tertinggi yang

diambil sore hari terdapat pada katering M yaitu, memiliki nilai kesadahan sebesar

189,33±3,26 (mg/L). Tingkat kesadahan terendah yang diambil sore hari terdapat pada

katering G, H, dan I yang memiliki nilai kesadahan sebesar 101,33 (mg/L). Dari hasil

penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kesadahan masing-masing

sampel telah memenuhi standar Permenkes R.I No. 416/MENKES/PER/IX/1990. Batas

maksimal kesadahan air bersih dari adalah sebesar 500 (mg/L).

A B C D E F G H I J K L M N O

Kesadahan Pagi 172, 185, 182, 174, 145, 142, 96,0 94,6 106, 128, 105, 101, 186, 183, 166,

Kesadahan Sore 168, 182, 177, 178, 144, 132, 101, 101, 101, 130, 102, 102, 189, 186, 160, 0

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

K

e

sad

ah

an

(

m

g

/L)

500

(8)

Hasil rata-rata nilai derajat keasaman atau pH tiap-tiap katering berkisar antara 6-7.

Nilai pH tertinggi yang diambil pagi hari adalah sebesar 7,80±0,30 yang terdapat pada

katering D. Nilai pH terendah yang diambil pagi hari dari 15 katering diatas adalah

sebesar 6,96±0,07 yang terdapat pada katering J. Nilai derajat keasaman atau pH yang

diambil sore hari rata-rata berkisar antara 6-7. Nilai pH terendah terdapat pada katering

J yaitu sebesar 6,69±0,07 dan nilai pH tertinggi terdapat pada katering F yaitu sebesar

7,65±0,05. Dari hasil pengujian pH yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa pH dari 15 sampel katering yang diambil pagi hari dan sore hari telah sesuai Permenkes RI No.

416/MENKES/PER/IX/1990. Batas maksimal dari nilai pH untuk air bersih adalah

sebesar 9.

3.3. Hasil Uji Mikrobiologi

Hasil pengujian mikrobiologi ini terdiri dari dua macam analisa yaitu analisa coliform

dan analisa Escherichia coli. Dari masing-masing analisa dapat dilihat dari Tabel 7

untuk sampel pagi dan Tabel 8 untuk sampel sore. Gambar penampakan sampel dan

perhitungan dapat dilihat di lampiran.

Gambar 8 pH Air Sampel yang Diambil Pagi dan Sore

A B C D E F G H I J K L M N O

pH Pagi 7,32 7,27 7,42 7,80 7,15 7,55 7,38 7,52 7,25 6,96 7,20 7,41 7,47 7,53 7,50

pH Sore 7,41 7,30 7,49 7,74 7,36 7,65 7,33 7,30 7,19 6,69 7,34 7,36 7,47 7,55 7,57 6,0

6,2 6,4 6,6 6,8 7,0 7,2 7,4 7,6 7,8

(9)

Tabel 5. Hasil Uji Mikrobiologi Pagi dan Sore Minggu Pertama

Kode

Pagi Sore

Koliform (CFU/ml) E.coli (CFU/ml) Koliform (CFU/ml) E.coli (CFU/ml)

A 201±8,19 1±0 46±4,58 0,33±0,58

B 1±1 0±0 0,67±1,55 0,33±0,58

C 2,67±3,06 0±0 6,33±7,77 0,33±0,58

D 1±1 0±0 0±0 0±0

E 1±1,73 0±0 80,33±10,79 0±0

F 110±15,62 0,33±0,58 4,67±1,15 0±0

G 214±205,03 199±205,81 23±39,84 22,33±38,68

H 74,33±70,60 69,33±67,72 8±13,86 8±13,86

I 150,67±172,61 147,67±173,67 10,33±17,90 9,67±16,74

J 13,33±20,55 0±0 59±61,25 0±0

K 0±0 0±0 0±0 0±0

L 1±1 0±0 0±0 0±0

M 1±1 0±0 6±7 6±7

N 0±0 0±0 1,33±2,31 0±0

O 8,67±8,08 0±0 8,33±4,04 0±0

Keterangan :

Kode : Nama Katering

Tabel 6. Hasil Uji Mikrobiologi Pagi dan Sore Minggu Kedua

Kode

Pagi Sore

Koliform (CFU/ml) E.coli (CFU/ml) Koliform (CFU/ml) E.coli (CFU/ml)

A 0±0 0±0 0±0 0±0

B 7±1,73 0±0 0,67±0,58 0±0

C 1,67±1,54 0±0 1,67±1,15 0±0

D 44,33±68,13 0±0 72,33±125,29 0±0

E 1,33±0,58 0±0 1±1 0±0

F 45,67±11,15 0±0 41,33±4,73 0,33±0,58

G 1±1 0±0 0±0 0±0

H 0±0 0±0 0±0 0±0

I 0±0 0±0 39,33±65,54 0±0

J 6,67±4,50 0±0 0±0 0±0

K 0±0 0±0 2,33±4,04 0±0

L 0±0 0±0 0±0 0±0

M 127,67±88,85 6,67±8,14 0±0 0±0

N 33,33±55,16 0±0 0,33±0,58 0±0

O 28±10,58 0±0 30,67±9,29 0±0

Keterangan :

Kode : Nama Katering

Hasil jumlah mikrobiologi yang diambil pagi dan sore hari dari tiap-tiap katering

memiliki data yang bervariasi. Dari hasil Tabel 6 dan Tabel 7 dapat dilihat bahwa

rata-rata jumlah mikroorganisme yang diambil pagi minggu pertama lebih banyak

(10)

minggu ke dua adalah pada katering M yaitu sebesar 127,67±88,85 (CFU/ml). Hasil

rata-rata jumlah mikroorganisme yang diambil sore hari diminggu pertama juga lebih

banyak dibandingkan dengan minggu ke dua. Hasil mikroorganisme tertinggi di minggu

pertama adalah pada katering E yaitu sebesar 80,33±10,79 (CFU/ml). Hasil

mikroorganisme tertinggi di minggu ke dua adalah pada katering D yaitu sebesar

72,33±125,29 (CFU/ml). Berdasarkan standar dari Permenkes R.I

No.46/MENKES/PER/IX/1990 untuk jumlah maksimal total koliform air perpipaan

adalah 10 CFU/ml. Dari hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa masih ada

sampel yang belum sesuai dengan standar dari Permenkes R.I

Gambar

Tabel 4. Mutu Bau dan Rasa Sampel Air yang Diambil Sore Hari
Gambar 3 Kandungan TDS Sampel Air
Gambar 4 Kekeruhan Sampel Air
Gambar 5 Suhu Air PDAM Pagi dan Sore
+5

Referensi

Dokumen terkait

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karuniaNya, serta bantuan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan

Perairan Muara Badak memiliki 24 jenis plankton, dari hasil analisis indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan indeks dominansi menunjukkan bahwa perairan ini

Keraf (1981) meninjau reduplikasi dari segi morfologis dan semantis yaitu melihat reeduplikasi dari segi bentuk, fungsi dan makna. Keempat ahli bahasa diatas mengkaji reduplikasi

Melakukan sima’ (mendengarkan) qari’ kesayangan lalu kemudian dibacakan secara ber- ulang-ulang, juga bisa dilakukan untuk mendapatkan kenikmatan tersebut. “Apalagi

Pendapat ini relevan dengan temuan penelitian bahwa penyusun argu- men bertingkat dalam wacana karya tulis ilmiah mahasiswa, yaitu struktur argumen yang disusun didahului

Dari hasil pengukuran throughput dan response time, terbukti bahwa teknologi MPLS dapat memberikan kecepatan akses data yang lebih cepat dibandingkan dengan

Jadi dalam penelitian ini fenomena yang akan diteliti adalah mengenai keadaan penduduk yang ada di Kabupaten Lampung Barat berupa dekripsi, jumlah pasangan usia

Tujuan kreatif dalam perancangan integrated digital campaign Pulau Nusa Penida sebagai salah satu potensi wisata Provinsi Bali ini adalah menciptakan brand awareness yaitu