• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V - DOCRPIJM 1506588985BAB V (Repaired)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB V - DOCRPIJM 1506588985BAB V (Repaired)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Safeguard Sosial dan Lingkungan Hidup V-1

BAB V

SAFEGUARD

SOSIAL DAN

LINGKUNGAN HIDUP

5.1 Umum

Safeguard sosial dan lingkungan hidup di bidan keciptakaryaan sangat dibutuhkan sehingga pada setiap program/ kegiatan yang ada dalam Rencana Program Investasi

Jangka Panjan (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Sekadau tetap

memperhatikan kelayakan sosial dan kelayakan lingkungannya.

Terhadap Safeguard sosial dan lingkungan hidup ini adalah untuk meminimalisasi dampak sosial dan lingkungan (dampak negatif) akibat adanya rencana program/

kegiatan investasi bidan keciptakaryaan di Kabupaten Sekadau baik pada saat pra

kontruksi, kontruksi dan pasca kontruksi.

Semua kegiatan investasi dibidang keciptakaryaan yang diperkirakan menimbulkan

dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup memerlukan kajaian

lingkungan berupa Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL). Rencana kegiatan yang

wajib AMDAL tertuang dalam keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor

17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib

Dilengkapi dengan AMDAL, maka pihak pemilik kegiatan (pemrakasara) wajib

melaksanakan studi AMDAL. Studi AMDAL akan mengidentifikasi kemungkinan

terjadinya dampak penting terhadap lingkungan hidup, baik lingkungan alam maupun

sosial disekitar lokasi kegiatan.

Sedangkan kegiatan yang tidak diwajibkan menyusun AMDAL dan dampak kegiatan

mudah dikelola dengan teknologi yang telah di sediakan tetap menyusun kajian

lingkungan berupa Upaya Pengolahan Lingkungan Hidup (UKL) dan upaya

Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) sebagai upaya dalam pengolahan dan

pemantauan lingkungan hidup oleh pemilik kegiatan (pemraksara). pedomana

pelaksanaan UKL-UPL tertuang dalam keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup

nomor 68 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan

(2)

Safeguard Sosial dan Lingkungan Hidup V-2 Rencana kegiatan yang ditetapkan wajib menyusun AMDAL tidak lagi diwajibkan

menyusun UKL-UPL. Sedangkan kegiatan yang telah berjalan dan belum memiliki

dokumen pengelolaan lingkungan hidup sehingga dalam oprasionalnya menyalahi

peraturan perundangan di bidang lingkungan hidup, maka kegiatan tersebut tidak bisa

dikenakan kewajiban AMDAL. Untuk kasus seperti ini kegiatan tersebut dikenakan

Audit Lingkungan Hidup Wajib sesuai Keputuasan MenteriLingkungan Hidup nomor

30 tahun 2001 tentang pedoman Pelaksanaan Audit lingkungan yang

Diwajibkan.Audit Lingkungan Wajib merupakan dokumen lingkungan yang spsifik

,dimana kewajiban yang satu secara otomatis menghapuskan kewajiban lainnya

kecuali terdapat kondisi-kondisi khusus yang aturan dan kebijakannya ditetepkan

oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup.

5.2 Komponen Safeguard

Komponen Safeguard dalam investasi dibidang keciptakaryaan terdiri dari: 1. Komponen Safeguard Lingkungan

Kajian safeguard lingkungan dalam setiap kegiatan investasi bidang

keciptakaryaan bertujuan untuk mengidentifikasi jenis kegiatan yang

menimbulkan dampak dan mengidentifikasi komponen lingkungan yang

diperkirakan dan mengevaluasi dampak yang penting tersebut. Diharapkan

setiap kegiatan pembangunan di bidang keciptakaryaan dapat ditekan dampak

negatif yang ditimbulkan serta mengoptimalkan dampak positif yang

berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

2. Komponen Safeguard Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali

Kajian safeguard pengadaan tanah dan pemukiman kembali masyarkaat yang

terkena dampak pembangunan sangat diperlukan guna meminimalkan dampak

pembangunan sangat diperlukan guna meminimalkan dampak sosial, budaya

dan ekonomi masyarakat akibat adanya investasi bidang keciptakayaan.

masyarakat yang tingal dan/atau beraktifitas disekitar lokasi rencana kegiatan biasa

disebut “Masyarakat Terkenna Dampak” , sedangkan masyarakat yang tidak tinggal

dan/atau beraktifitas disekitar lokasi renana kegiatan, namun peeduli terhadap

(3)

Safeguard Sosial dan Lingkungan Hidup V-3 masyarakat yaitu diberi kesempatan member tangapan, saran, dan masukan yang

berhubungan dengan pengelolaan linhgkungan terhadap rencana kegiatan atau

prakiraan dampaknya

5.3. Metoda Pengunaan Dampak

Metoda pendugaan dampak digunakan untuk menetukan perubahan kuantitatif yang

meliputi kegiatan dimensi waktu fdan ruang yang akan terjadi pada suatu kegiatan

investasi bidang keciptakaryaan yang akan dilaksanakan di Kabupaten Sekadau.

Metoda pendugaan damapk berdasarkan cara dampak nditetapkan dapat

diklasifikasikan menjadi:

1. Metoda Ad Hoc

a. Sangat sedikit memberikan pedoman cara melakukan pendugaan bagi angota

timnya;

b. Anggota tim bebas mengunakan keahlain dalam melakukan pendugaan;

c. komponen lingkungan yang digunakan biasanya merupakan bidang yang luas,

contoh: dampak pada hutan, danau dan lainnya.

2. Metoda Overlays

a. Menggunakan sejumlah peta di tempat objek/ kegiatan yang akan dibangun

dan daerah disekitarnya;

b. Tiap peta menggambarkan komponen lingkungan yang meliputi aspek

fiosika-kimia, biologi, sosial-ekonomi dan sosial-budaya;

c. Pengabungan dalam bentuk overlays akan menunjukan kumpulan/ susunan

keadan lingkungan secara keseluruhan;

d. Kelemahan dalam penyajian dampak secara kuantitatif dan aliran dampak dari

komponen lingkungan.

3. Metada Checklist

a. Metada ini membentuk daftar komponen linhgkungan yang kemudian

digunakan menentukan komponen mana yang terkena dampak;

b. Awalnya metoda ini sangat sederhana,tetapi kemudian berkembang terus

hingga dapat mencari pemecah masalah metoda lain;

(4)

Safeguard Sosial dan Lingkungan Hidup V-4 1) Checklist sederhana (simple checklist);

2) Checklist dengan uraian (descriptive checklist);

3) Checklist bersekala (scaling Cheklist);

4) Checklist bersekala dengan pembobotan (scale wighted checklist).

4. Metoda Matrices

a. Merupakan bentuk checklist dua dimensi yang mengunakan satu lajur untuk

komponen dan satu lajur lagi untuk daftar aktifitas proyek/kegiatan;

b. Metoda ini tidak dapat menunjukan aliran dampak atau hubungan antar

komponen.

5. Metoda networks

a. Disebut juga dengan skema aliran (flowchat) atau aliran dampak (impact

flow);

b. Disusun berdasarkan daftar aktifotas yang sangat berhubungan dan komponen

lingkungan yang terkena dampak;

c. Penyusun aliran dampak ini dapat menggambarkan dampak langsung dan

tidak langsung serta hubungan antar komponen sehingga dalam evaluasin

keselluruhan dapat dicari aktivitas utama yang dikendalikan.

6. Metode Modifikasi dan Kombinasi

Menyadari kelemahan masing-masing metoda maka dapat dilakukan modifikasi

atau kombinasi dari kelima metoda yang ada.

5.4 Pemilihan Alternatif

Pemilihan alternative metoda pendugaan dampak untuk investasi dibidang

keciptakaryaan di Kabupaten sekadau disesuaikan dengan kebutuhan program/atau

kegiatan, dengan memperhatikan kegiatan-kegiatan yang diwajibkan didukung

dengan dokumenA MDAL atau hanya sebatas UKL-UPL.

Seperti kegiatan pembangunan Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Sampah yang

luasnya kurang dari 10 Ha, tidak wajib AMDAL sesuai Keputusan Menteri Negara

(5)

Safeguard Sosial dan Lingkungan Hidup V-5 Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup.tetapi cukup UKL-UPL.

5.5.Safeguard lingkungan 1. Sistem Pengelolaan

Safeguard lingkungan sangat dibutuhkan pada semua kegiatan investasi bidang

keciptakaryaan, hal ini untuk menjaga lingkungan yanbg terkena dampak

pembangunan tetap terjaga dan setiap kegiatan tetap memperhatikan pembangunan

yang berbawasan lingkungan dan berkelanjutan.

Semua kegiatan investasi yang diperkirakan menimbulkan dampak besar dan penting

terhadap lingkungan hidup memerlukan kajian linmgkungan berupa Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan(AMDAL). sedangkan kegiatan yang tidak diwajipan

menyusun AMDAL dan dampak kegiatanmudah dikeloladengan teknologi yang

tersedia tetap menyusun kajian lingkungan. Kajian lingkungan ini berupa Upaya

PengelolaanLingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

(UPL) sebagai upaya dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.

2. Pelaksanan Pengelolaan

Pemilik kegiatan/ atau pemraksara yang akan melaksanakan pembangunan yang

diperkirakan memberikan dampak terhadap lingkungan harus memperhatikan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Studi AMDAL wajib dilaksanakan dan didiskusikan sebelum suatu proyek/ atau

kegiatan dilaksanakan/ atau didirikan atau dibangun. hasil studiAMDAL menjadi

bahan pertyimbangan dalam memberikan izin usaha atau kegiatan oleh

Bupati/Walikota atau Gubernur atau mentri. Apabila rencana aau kegiatan,

pemraksara diwajibkan melakukan hal-hal yang tertera didalam; Dokumen Rencana

Pengelolaan Lingkungan (RKL) untukmengurangiia tau menngendalikan dsampak,

dan Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) untuk memantau dampak

yang terjadi.

3 biaya Pengolahan

semua pembiayaan pengolahan lingkungan menjadi beban pemraksara mulai dari pre

(6)

Safeguard Sosial dan Lingkungan Hidup V-6 Pengumuman tentang kegiatan yang akan dilakukan studi AMDAL diwilayah A,

dean masyarakat diajak memberikan tangapan, saran, atau masukan. Pengumuman

disampaikan melaluio media cetak, seperti: majalah, surat kabar, papan pengumuman

di lokasi rencana proyek, atau dikantor pemerintah setempat dan menyampaikan

pengumuman ini ada batas waktunya.

Proses AMDAL

Gambar 5.1 Mekanisme Pelaksanaan Proses Keterlibatan masyarakat dalam AMDAL MULAI

PENAPISAN

PERLINGKUPAN

Kesepakatan KA-ANDAL

Penyusunan ANDAL RKL &RPL

Keputusan kelayakan Atas

ANDAL,RKL,

SELESAI

PENGUMUMAN

KONSULTASI MASYARAKAT

(7)

Safeguard Sosial dan Lingkungan Hidup V-7 Kegiatan safeguard lingkungan di Kabupaten Sekadau dirumuskan dan diperakarsai

oleh Badan Perencanaan Daera (Bappeda) Kabupaten Sekadau yang bertanggung

jawab untuk melaksanakan:

• Perumusan draf KA-ANDAL,ANDAL dan RKL/RPL atau UKL/UPL,

melaksanakan sertya melakukan pemantauan pelaksanaanya dibantu Kantor

Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sekadau

• Konsultasi dengan warga yang berpotensial dipengaruhi dampak lingkungan atau

PAP dalam forum stakeholder yang mencakup; ringkasan tujuan, rincian, dan

gambarran menyeluruh potensi dampaknya safeguard lingkungan.

• melaporkan pelaksanaan dan pemantauan RKL/RPL atau UKL/UPL pada

masyarakat dalam waktu yang tidak terbatas.

• penanganan keluhan pubik secara transparan sebelum kegiatan dimulai.

Menurut SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No 86/2003, dinbas/instasi yang

berkecimbung dalam masalah lingkungan hidup (Kantor Lingkungan hidup dan

kebersihan Kabupaten Sekadau) bertangung jawab untuk mengkaji dan memberikan

persetujuan terhadau UPL/UKL yang dirumuskan untuk pemraksara kegiatan. Dalam

melaksanakan RPIJM, Kantor Lingkungan hidup dan kebersihan bertangung jawab

untuk melaksanakan supervisi pelasanaan RKL/RPL serta melakukan pemantauan

terhadap lingkungan secara umum.

Di Kabupaten Sekadau, Kantor Lingkungan Hidup dan Kebersihan merupakan

anhggota tetap komiosi AMDAL yang berwenang dan bertanggung jawab untuk

melakukan:

• kajian dan persetujuan terhadap KA-ANDAL, ANDAL, dan RKL/RPL yang

dirumuskan oleh pemraksara kegiatan.

• penyampaian laporan hasil kajian yang dilakukan kepada Bupati yang

bersangkutan (sesuai dengan PP No.27/1999 merngenai MDAL, pasal 8, dalam

(8)

Safeguard Sosial dan Lingkungan Hidup V-8 5.6 safeguard Pengadaan tanah dan Pemukiman kembali

Pengadaan tanah dan pemukiman kembali biasanya terjadi jika kegiatan investasi

berlokasi diatas tanah yang bukann milik pemerintah atau telah ditempatioleh

swasta/masyarakat selama lebih dari satu tahun.

Prinsip utama dalam pengadaan tanah adalah bahwab senua langkah yang diambil

harus dilakukan untukl meningkatkan atau sedikitnya memperbaiki pendapatan dan

standarkehidupan masyarakat yang terkena dampak akibat pengadaann tanah.

pengadaaan tanah dan pemukiman kembali atau land acuquanisitation and

resetlement untuk kegiatan RPIJM Bidang cipta Karya di Kabupaten

Sekadaumenggacu pada prinsip-prinsipsebagai berikut:

1. Treansparan

Kegiatan investasi di bidang keciptakaryaan diinformasikan secara transparan

kepada semua pihak yang terkena dampak.

2. Partisifatif

Masyarakat yang berpotensi terkena dampak/pemindahan (DP) harus terlibat

dalam semua tahap perencanaan kegiatan.

3. Adil,

Pengadaan tanah tidak boleh memperburuk kondisi kehidupan DP dan masyarakat

memiliki hak untuk mendapatkan ganti rugi yang memadai sesuai kesepakatan.

Warga yang terkena dampak harus sepakat atas ganti rugi yang ditetapkan atau

jika memungkinkan secara sukarela menghibahkan sebagian tanah untuk kegiatan.

Pengadaan tanah untuk infrastruktur bidang keciptakaryaan, seperti misalnya untuk

TPA sampah, harus dilakukan sesuai dengan prosedur administrsi pertanahan serta

disertai sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi rencana infrastruktur yang baru.

Selain dilakukan ganti rugi dalam pengadaan tanah, tidak menutup kemungkinan

masyarakat juga ikut berperan dalam pengadaan tanah berupa hibah atau

mengizinkan lokasi tanahnya dilewati sarana dan prasarana investasi bidang

keciptakaryaan, seperti; rela tanahnya dilewati jaringan perpipaan, saluran, jalan dan

lain sebagainya. tetapi pada prinsipnya tidak saling merugikan bahkan saling

(9)

Safeguard Sosial dan Lingkungan Hidup V-9 yang sebelumnuya tidak dilewati askes jalan, kawasan menjadi tidak

Gambar

Gambar 5.1 Mekanisme Pelaksanaan Proses Keterlibatan masyarakat dalam AMDAL

Referensi

Dokumen terkait

 SAFEGUARD Regional yang merupakan hasil studi dampak penting usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan.

AMDAL merupakan kajian dampak besar dan penting terhad dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambil mengenai dampak lingkungan hidup di satu sisi

Dalam hal hasil kajian kelayakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) atau rekomendasi Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

UKL-UPL adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan Dan pemantauan lingkungan hidup oleh penanggung jawab Usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib melakukan

mendata ulang seluruh dokumen Usaha Pengelolaan Lingkungan Hidup dan dokumen Usaha Pemantauan Lingkungan Hidup yang dikeluarkan oleh Kornisi Penilai AMDAL Pusat, Komisi Penilai

Berdasarkan penetapan dalam rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah ditetapkan sistem pusat kegiatan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) selain dari yang

: Pemegang izin telah memiliki Dokumen AMDAL/DPPL/UKL-UPL meliputi Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Kelola Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan

Dokumen AMDAL meliputi : Kerangka Acuan (KA-ANDAL), ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan), RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) clan RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan) yang digunakan