• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN MENGAPRESIASI DONGENG YANG DIPERDENGARKAN (Studi Kasus di Kelas VII MTs Negeri Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Tahun Pelajaran 2013/2014) - UNWIDHA Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEMBELAJARAN MENGAPRESIASI DONGENG YANG DIPERDENGARKAN (Studi Kasus di Kelas VII MTs Negeri Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Tahun Pelajaran 2013/2014) - UNWIDHA Repository"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN MENGAPRESIASI DONGENG

YANG DIPERDENGARKAN

(Studi Kasus di Kelas VII MTs Negeri Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul,

Tahun Pelajaran 2013/2014)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Mencapai Derajat

Magister Program Studi Magister Pendidikan Bahasa

Disusun oleh

Agus Supriyanto

NIM. 14 PSC 01 585

PROGRAM PASCASARJANA

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

Masa depan suatu bangsa sangat tergantung bagaimana bangsa tersebut mendidik generasinya.

(6)

vi

PERSEMBAHAN

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan

karunia-Nya yang telah memberi kesehatan jasmani dan rokhani kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini, dengan judul sebagai

berikut :

“PEMBELAJARAN MENGAPRESIASI DONGENG YANG DIPERDENGARKAN

(Studi Kasus di Kelas VII Mts Negeri Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Tahun

Pelajaran 2013/2014)”

Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar

Magister Pendidikan Program Studi Magister Pendidikan Bahasa, Program Pascasarjana

Universitas Widya Dharma Klaten. Dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada semua pihak yang

telah memberi informasi berharga, terlebih-lebih ucapan terima kasih ini disampaikan

kepada :

1. Prof. Dr. H.Triyono, M.Pd. selaku Rektor Universitas Widya Dharma Klaten.

2. Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd. selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Widya Dharma Klaten.

3. Dr. H. D.B. Putut Setiyadi, M.Hum. selaku Ketua Program Studi Magister

Pendidikan Bahasa, Program Pascasarjana Universitas Widya Dharma Klaten, dan

sebagai pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga

(8)

viii

4. Dr. H. D.B. Putut Setiyadi, M.Hum. selaku pembimbing I dan Prof. Dr.

H. Triyono, M.Pd. selaku pembimbing II yang telah membimbing dengan kesabaran

sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh dosen Program Pascasarjana Univertas Widya Dharma Klaten,

yang telah memberikan bekal ilmu, wawasan, pengalaman yang sangat berharga dalam

mengembangkan diri.

6. Warjono, S.Ag,MA. selaku Kepala MTs Negeri Karangmojo Kabupaten

Gunungkidul, yang telah memberikan ijin dalam penelitian dan membantu dalam

pengambilan data penelitian.

7. Teman-teman mahasiswa seperjuangan di program Pascasarjana yang selalu

memberikan dorongan untuk lebih semangat.

8. Teman-teman sejawat yang telah memberikan dorongan dan banyak

informasi, dalam penyelesaian tesis ini.

9. Semua pihak yang telah membantu terselesainya tesis ini.

Atas segala amal, kebijaksanaan dan informasi yang telah diberikan sejak

penelitian sampai penulisan laporan ini selesai, semoga mendapatkan ridho dari Tuhan

Yang Maha Esa.

Akhirnya, penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan kontribusi,

manfaat khususnya bagi penulis sendiri dan pembaca pada umumnya.

Klaten, 8 Mei 2014

(9)

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN ……… ii

PENGESAHAN ……… iii

PERNYATAAN ………... iv

MOTTO ………... v

PERSEMBAHAN……….. vi

KATA PENGANTAR ………... vii

DAFTAR ISI …………... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK ... xiii

ABSTRACT ... xiv

BAB I PENDAHULUAN. .……… 1

A. Latar Belakang Masalah ………..………... 1

B. Identifikasi Masalah……… 7

C. Pembatasan Masalah ………..………… 8

D. Rumusan Masalah ………..……… 9

E.Tujuan Penelitian ………... 9

F. Manfaat Penelitian ………. 10

BAB II LANDASAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN,DAN KERANGKA PIKIR ………... 12

(10)
(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Silabus………... 127

2 RPP……… 129

3 Tekstualisasi Pembelajaran Apresiasi Dongeng yang Diperdengarkan. ……….. 132

4 Wawancara dengan Guru Kelas VII……… 203

5 Wawancara dengan siswa kelas VII………. 207

6 Materi Pembelajaran. ……… 209

5 Unit-unit Data Utama……… 204

6 Wawancara dengan Guru Kelas VII……… 208

7 Wawancara dengan siswa kelas VII………. 212

8 Materi Pembelajaran. ……… 214

9 Analisis Ulangan Harian ………... 210

10 Surat Keterangan Penelitian ………. 213

11 Dokumentasi Penelitian ……… 214

12 Lembar Kegiatan Siswa ……… 221

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka Berpikir………... 53

2 Tujuh Langkah Penyedia Data Utama……… 67

(13)
(14)

xiv

ABSTRACT

Agus supriyanto. NIM. 13 PSC 01585 LEARNING HEARED FAIRYTALE

APPRECIATION (Case Study in The Seventh Grade Students of MTs Negeri

Karangmojo, Gunungkidul Academic Year 2013/2014). Tesis. Language Department, Post Graduate Program , Widya Dharma University Klaten.2014.

Problem formulation in this study were: (1) How learning “fairytale appreciation” implemented in MTs Negeri Karangmojo, Gunungkidul?, (2) Why such a case occurs in learning "fairytale appreciation" in MTs Negeri Karangmojo, Gunungkidul?.

The theoretical basis of this research are learning, teacher competence in managing the learning process, curriculum, literature appreciation, appreciation of prose fiction, fairy tales, listening and case studies.

The results of data analysis in this study are: teacher dominated learning activities, the methods used in teaching are lectures, teachers do not use the electronic media both visual and audio-visual equipment, learning materials and relevant to meet the standards of competence and basic competences, attractive for students, has point of view is clear and unequivocal, learning evaluation done yet objective, comprehensive and sustainable.

Based on the analysis described in Chapter IV, the study conclusions can be drawn: (1) In learning to appreciate the tale that is played in MTs Negeri Karangmojo, Gunungkidul, teachers dominate the learning activity, students pay less attention to learning, the methods used are lectures, not use of electronic media both visual and audio-visual equipment, learning materials is good and appropriate, and evaluation of learning has not been objective, comprehensive and sustainable. (2) Learning to appreciate the tale in MTs Negeri Karangmojo, Gunungkidul occur as mentioned above due to: lack of understanding of teachers 'instructional strategies, teachers are less proficient in the classroom and less effective control of motivating students, and students' intrinsic motivation is not maximized, too many teachers use lecture method, that method in learning Implementation Plan is not used, the school has not provided instructional media both visual and audio-visual and teachers do not attempt to use, the material meets the standards and competencies relevant to the subject and basic competencies to be achieved, and evaluation not objective, comprehensive and sustainable, because it is constrained by time.

(15)

xiii ABSTRAK

Agus Supriyanto.NIM. 13 PSC 01585 PEMBELAJARAN MENGAPRESIASI

DONGENG YANG DIPERDENGARKAN (Studi Kasus di Kelas VII MTs Negeri

Karangmojo,Kabupaten Gunungkidul,Tahun Pelajaran 2013/2014). Tesis. Program Studi Pendidikan Bahasa, Program Pascasarjana, Universitas Widya Dharma Klaten.2014.

Rumusan masalah:(1)Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan di MTs Negeri Karangmojo,Kabupaten Gunungkidul?,(2)Mengapa pembelajaran mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan dilaksanakan sebagaimana yang nampak pada saat pengamatan dilakukan?.

Landasan teorinya adalah pembelajaran, kompetensi guru dalam mengelola proses pembelajaran, kurikulum, apresiasi sastra, apresiasi prosa fiksi, dongeng, menyimak dan studi kasus.

Penelitian ini bertujuan:(1) Mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan, (2)Mengetahui penyebab pembelajaran mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan dilaksanakan sebagaimana yang nampak pada saat pengamatan dilakukan. Metodenya pendekatan kualitataif, sumber datanya aktivitas pembelajaran mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan, informan dan dokumen. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan simak catat.

Hasil analisis datanya adalah: Guru mendominasi aktivitas pembelajaran, siswa pasif dan kurang memeperhatikan, metode yang digunakan dalam pembelajaran ceramah, guru tidak menggunakan media elektronik, baik visual maupun audio

visual, materi pembelajaran sesuai dengan SK/KD, Evaluasi pembelajaran belum

obyektif, menyeluruh dan berkesinambungan.

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan: (1) Bahwa dalam pembelajaran mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan,guru mendominasi pembelajaran,siswa kurang kurang aktif,metode dengan ceramah, tidak menggunakan media visual , audio visual, materi pembelajaran sesuai, evaluasi belum obyektif,(2) Pembelajaran mengapresiasi dongeng, seperti tersebut diatas, karena kurangnya pemahaman guru tentang strategi pembelajaran, guru kurang mahir dalam penguasaan kelas dan kurang efektif membangkitkan motivasi siswa, serta motivasi instrinsik siswa belum maksimal, guru terlalu banyak menggunakan metode ceramah,sekolah belum menyediakan media pembelajaran baik visual,

audio-visual, materi sudah memenuhi dan sesuai dengan SK/KD, menarik bagi

peserta didik, dan evaluasi belum obyektif, menyeluruh dan berkesinambungan, karena terkendala oleh waktu.

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan yang menjawab tantangan masa depan adalah pendidikan yang

memberikan kebebasan berpikir, pertimbangan perasaan dan imajinasi serta

bertanggung jawab. Pendidikan harus mampu menciptakan peserta didik untuk

mengembangkan imajinasi kreatifitas, serta menjadi manusia seutuhnya, yaitu jiwa,

raga, intelegensi, kepekaan sosial, rasa estetika dan tanggung jawab.

Salah satu prinsip penyelenggaraan pendidikan adalah pendidikan

diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang

berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang

memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan

kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma

proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan,

dilaksanakan, dinilai dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah harus

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat minat dan perkembangan fisik

(17)

2

Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk kemampuan peserta

didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar secara

lisan maupun tertulis serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan

manusia Indonesia (BSNP, 2006: 260).

Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu agar peserta didik memiliki

kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. Selain itu juga untuk menikmati

dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperluas budi

pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Tujuan yang

lain adalah untuk menghargai dan mengembangkan sastra Indonesia sebagai

khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia (BNSP, 2006: 260).

Pembelajaran sastra merupakan suatu kebutuhan dalam rangka pembentukan

moral bangsa. Sastra dapat berpengaruh sangat besar terhadap cara berpikir

seseorang mengenai hidup, mengenai baik-buruk, benar-salah, serta mengenai cara

hidup diri sendiri dan bangsanya. Tidak ada bangsa maju yang tidak menjadikan

sastra sebagai dasar pembangunan karakter bangsa. Dongeng adalalah sastra

tradisional atau sastra lama yang dimasukan dalam materi pembelajaran Bahasa

Indonesia di sekolah menengah pertama, dalam standar kompetensi, “Mengapresiasi

dongeng yang diperdengarkan”.Dalam pelaksanaannya pembelajaran sastra termasuk

di dalamnya mengapresiasi dongeng masih banyak mengalami kendala.

Pembelajaran sastra yang pada awalnya bertujuan memberikan pengalaman sastra

yang mencakup pengalaman apresiatif dan ekspresif, baru mencapai pada tataran

(18)

3

pembelajaran kurang menarik bagi peserta didik, padahal untuk mencapai derajat

apresiasi sastra khususnya dongeng harus terlibat secara aktif dan mendalami sastra

dan bisa menemukan nilai-nilai yang ada di dalamnya. Pembelajaran sastra termasuk

mengapresiasi dongeng membutuhkan metode yang kreatif sehingga menjadikan

pembelajaran lebih bermakna dan lebih berkesan, sehingga nilai yang terkandung

dalam dongeng seperti nilai pendidikan, nilai moral, nilai budaya, nilai sosial, nilai

kemanusiaan, nilai agama dan lain-lain dapat terimplikasi dalam kehidupan

sehari-hari, yang menjadikan peserta didik santun terhadap sesama, berbudi pekerti luhur,

memiliki kematangan intelektual, emosional dan sosial sesuai tujuan pendidikan.

Berdasar uraian di atas sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih

dahulu melakukan observasi di MTs Negeri Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul.

Kabupaten Gunungkidul terletak di bagian timur Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kecamatan Karangmojo merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten

Gunungkidul yang berada di bagian timur. Di Kecamatan Karangmojo, Kabupaten

Gunungkidul terdapat satu MTs Negeri yaitu : MTs Negeri Karangmojo yang

beralamatkan di Jalan Karangmojo-Semanu Km 1, Karangmojo,Gunungkidul. MTs

Negeri tersebut terletak di tepi Jalan Raya Kecamatan Karangmojo.yang lokasinya

sangat strategis, mudah dijangkau dengan transportasi umum dan telah terakreditasi

dengan nilai A.. Memiliki 14 rombongan belajar, sarana dan prasarana cukup

memadai. Memiliki laburaturium komputer, IPA,memiliki perpustakaan dengan

koleksi buku yang relatif lengkap dan dikelola dengan baik oleh petugas

perpustakaan yang bersertifikasi. Didukung oleh tenaga pendidik dan kependidikan

(19)

4

telah diraih. Memiliki dua guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia sebagai Pegawai

Negeri Sipil yang telah bersertifikat pendidik,

Setelah melakukan observasi, peneliti memilih lokasi di MTs Negeri

Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul sebagai subyek penelitihan dengan

pertimbangan sebagai berikut : Berdasarkan laporan dari guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia, bahwa banyak siswa MTs Negeri Karangmojo,Kabupaten Gunungkidul

kurang berminat dalam pembelajaran apresiasi dongeng,siswa pada saat

pembelajaran tidak memperhatikan, berbicara dengan teman bahkan menggangu

temannya sehingga banyak siswa kelas VII,dalam pembelajaran apresiasi dongeng

memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum.

Terbatasnya buku-buku sastra sebagai sumber belajar ditambah alokasi waktu

pembelajaran yang sempit juga menjadikan pembelajaran sastra kurang mendapatkan

tempat, sehingga penerapan nilai-nilai sastra yang yang terkandung dalam dongeng

misalnya bermain peran, kurang mendapat kesempatan. Metode pembelajaran yang

kurang bervariasi atau monoton juga menyebabkan pembelajaran kurang menarik

perhatian siswa. Padahal, untuk mencapai derajat apresiasi sastra khususnya drama,

semua siswa harus terlibat secara aktif dan mendalami seluk-beluk sastra yang

meliputi unsur intrinsik dan ekstrinsik dan bisa menemukan nilai-nilai yang ada

didalamnya. Hal ini membutuhkan metode yang kreatif menjadikan pembelajaran

lebih bermakna dan berkesan, sehingga nilai-nilai yang didapatkan dalam dongeng

seperti nilai estetika, nilai etika, nilai pendidikan, nilai moral, nilai budaya, nilai

sosial, nilai kemanusiaan, nilai agama, dan lain-lain akan teraplikasikan kedalam

(20)

5

pekertinya, memiliki kematangan intelektual, emosional, dan sosial sesuai dengan

tujuan pendidikan dalam BNSP.

Temuan yang diperoleh dari laporan hasil Workshop pembelajaran Bahasa

Indonesia MTs yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Nasional Daerah Istimewa

Yogyakata, bahwa sampai dengan saat ini belum menemukan bentuk yang dapat

diandalkan untuk menerapkan pembelajaran sastra,khususnya apresiasi sastra yang

menjadi bagian dari mata pelajaran Bahasa Indonesia. Keadaan ini terjadi juga pada

pembelajaran mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan di MTs Negeri

Karangmojo Kabupaten Gunungkidul. Berdasarkan laporan dari guru mata pelajaran

Bahasa Indonesia di MTs Negeri Karangmojo, bahwa belum menemukan bentuk

pembelajaran yang tepat sehingga siswanya kurang berminat terhadap pembelajaran

mengapresiasi dongeng. Siswa menganggap pembelajaran mengapresiasi dongeng

adalah mata pelajaran yang sukar dan tidak menyenangkan.

Kondisi sarana dan prasarana di MTs Negeri Karangmojo memang kurang

memadai,sekolah belum memiliki media pembelajaran audiovisual maupun

laboraturium bahasa. Pada saat observasi katika wawancara dengan guru Bahasa

Indonesia,guru tidak berusaha untuk mencari dan menggunakan media agar membuat

pembelajaran lebih menarik minat siswa sehingga dalam pembelajaran guru tidak

menggunakan media apapun. Guru dituntut untuk menguasai teknologi informasi dan

memanfaatkannya dalam kegiatan pembelajaran. Dengan pemanfaatan teknologi

sebagai media atau sumber pembelajaran minat dan motivasi belajar siswa akan

meningkat. Briggs dan Gagne (dalam Majid 2008: 160) penggunaan media dalam

(21)

6

Bagi seorang guru, mengajar adalah aktivitas utama, kata orang bijak dengan

mengajar, ilmu menjadi tegak dan berkembang, dengan mengajar justru ilmu akan

dinamis, progresif dan produktif, maka sudah menjadi kewajiban seorang guru untuk

mempelajari berbagai macam metode,media pembelajaran pembelajaran agar bisa

mengajar secara efektif, efisien dan berkualitas.

Pelaksanaan pembelajaran di MTs Negeri Karangmojo, Kabupaten

Gunungkidul dilaksanakan secara konvensional. Pembelajaran konvensional adalah

pembelajaran dimana guru mendominasi sebagian aktivitas pembelajaran dan siswa

cenderung pasif dalam pembelajaran, pembelajaran konvensional menempatkan

siswa sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif

(Sanjaya, 2007: 261).

Berkenaan dengan tuntutan kompetensi guru, dalam Undang-undang

Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Bab IV pasal 8 dan 9 dinyatakan bahwa guru

wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi dan sertifikasi. Kompetensi yang

dimaksud adalah kualifikasi yang berupa kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

Berbagai kajian dan hasil penelitian, sedikitnya terdapat tujuh indikator yang

menunjukan lemahnya kinerja guru dalam melaksanakan tugas utamanya mengajar

(teaching), yaitu: (a) rendahnya pemahaman tentang strategi pembelajaran, (b)

kurangnya kemahiran dalam mengelola kelas, (c) rendahnya kemampuan melakukan

dan memanfaatkan penelitian tindakan kelas, (d) rendahnya motifasi berprestasi, (e)

kurang disiplin, (f) rendahnya komitmen profesi, (g) serta rendahnya kemampuan

(22)

7

Guru profesional tidak hanya dituntut untuk menguasai bidang ilmu, bahan

ajar, metode pembelajaran, memotifasi peserta didik, memiliki keterampilan yang

tinggi dan wawasan yang luas terhadap dunia pendidikan, tetapi juga memiliki

pemahaman yang mendalam tentang hakikat manusia dan masyarakat, sehingga

melandasi pola pikir dan budaya kerja guru, serta loyalitasnya terhadap profesi

pendidikan. Juga harus mampu mengembangkan budaya dan iklim organisasi

pembelajaran yang bermakna, kreatif, dinamis, bergairah, dan dialogis sehingga

menyenangkan bagi peserta didik maupun guru.

Berdasarkan hal tersebut di atas peniliti sangat ingin mengetahui

pembelajaran mengpresisasi dongeng yang diperdengarkan di kelas VII MTs Negeri

Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. Hal ini untuk menambah kajian dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya apresiasi sastra, serta ingin mengetahui

hambatan siswa dan guru terhadap pembelajaran mengapresisasi dongeng yang

diperdengarkan tahun pelajaran 2013/2014, maka mengadakan penelitian dengan

judul ”Pembelajaran Mengapresiasi Dongeng yang Diperdengarkan (Studi Kasus di

Kelas VII MTs Negeri Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Tahun Pelajaran

2013/2014)”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang diuraikan diatas, maka dapat

diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Pembelajaran apresiasi sastra yang masih sekedarnya oleh sebagian

(23)

8

2. Kurang termotivasi dan berminatnya siswa terhadap pembelajaran

Mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan di MTs Negeri

Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul.

3. Masih rendahnya nilai pada pembelajaran mengapresiasi dongeng yang

diperdengarkan.

4. Belum dioptimalkannya peran media oleh guru dalam pembelajaran

mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan.

5. Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran apresiasi dongeng masih

rendah dan kurang perhatian.

6. Pembelajaran mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan di kelas VII

MTs Negeri Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul tahun pelajaran

2013/2014 masih mengalami hambatan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, permasalahan mengenai

pembelajaran apresiasi dongeng sangatlah kompleks. Oleh karena itu penelitian ini

hanya dibatasi pada:

1. Kurang berminatnya siswa terhadap pembelajaran mengapresiasi dongeng

yang diperdengarkan di MTs Negeri Karangmojo,Kabupaten Gunungkidul.

2. Masih rendahnya nilai pada pembelajaran mengapresiasi dongeng yang

diperdengarkan.

3. Belum dioptimalkannya peran media oleh guru dalam pembelajaran

(24)

9

4. Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran apresiasi dongeng masih

rendah.

5. Pembelajaran mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan di kelas VII

MTs Negeri Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul Tahun Pelajaran

2013/2014 masih mengalami hambatan.

Sehubungan tersebut diatas, penulis ingin mengungkapkan pelaksanaan

pembelajaran mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan di kelas VII MTs

Negeri Karangmjo, Kabupaten Gunungkidul Tahun Pelajaran 2013/2014.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran mengapresiasi dongeng yang

diperdengarkan di MTs Negeri Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul?

2. Mengapa pembelajaran mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan di

MTs Negeri Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul dilaksanakan seperti

yang nampak pada saat pengamatan dilakukan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran mengapresiasi

(25)

10

Gunungkidul.

2. Mengetahui penyebab pembelajaran mengapresiasi dongeng yang

diperdengarkan di MTs Negeri Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul

dilaksanakan sebagaimana yang nampak pada saat pengamatan

dilakukan.

F.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pengembangan

pembelajaran mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan, dapat dilihat dari

beberapa aspek yaitu guru, materi, media dan siswa, juga dapat memberikan

sumbangan untuk pengembangan pembelajaran dongeng yang apresiatif di Sekolah

Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs).

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: (1) guru Bahasa

Indonesia dapat memberi masukan, menambah pengetahuan dan pemahaman

mengenai pembelajaran mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan yang meliputi

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan kendala yang muncul

dalam pembelajaran dongeng, (2) kepala sekolah dapat digunakan sebagai masukan

mengenai pembelajaran apresiasi dongeng yang menyangkut penyediaan media

pembelajaran dan buku-buku bacaan sastra khususnya dongeng, disamping itu

memberikan motivasi kepada kepala sekolah untuk memberi kesempatan kepada

(26)

11

sebagai penerapan ilmu yang diperoleh dalam perkuliahan dan sekaligus sebagai

(27)

120 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data-data yang ditemukan dan telah dianalisis pada bab IV,

maka penelitian yang berjudul “Pembelajaran mengapresiasi dongeng yang

diperdengarkan di Kelas VII MTs Negeri Karangmojo, Kabupaten tahun pelajaran

2013/2014” dapat diberikan simpulan:

1. Pelaksanaan pembelajaran mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan di MTs

Negeri Karangmojo , Kabupaten Gunungkidul, adalah sebagai berikut :

a. Guru dalam pembelajaran mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan sudah

baik, wulaupun pembelajaran masih konvensional.

b. Tidak semua siswa aktif dalam pembelajaran mengapresiasi dongeng yang

diperdengarkan.

c. Metode yang digunakan dalam pembelajaran mengapresiasi dongeng dengan

metode ceramah.

d. Dalam pembelajaran tidak menggunakan media elektronik apapun, baik audio

maupun audio visual.

e. Materi dalam pembelajaran mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan sudah

baik dan sesuai.

f. Evaluasi pembelajaran belum obyektif, menyeluruh dan berkesinambungan

2. Pelaksanaan pembelajaran mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan di MTs

(28)

121

a. Kurangnya pemahaman guru tentang strategi pembelajaran.

b. Guru belum menemukan cara efektif membangkitkan motivasi siswa, siswa

tidak mempunyai motivasi instrinsik dalam pembelajaran mengapresiasi

dongeng yang diperdengarkan.

c. Guru banyak menggunakan metode ceramah, sehingga metode lain dalam

rencana pembelajaran tidak dilaksanakan.

d. Sekolah tidak menyediakan media pembelajaran audio maupun audio-visual,

guru tidak berusaha untuk mencari dan menggunakan.

e. Materi yang terkandung dalam dongeng Keong Mas, sudah memenuhi dan

relevan dengan standar kompetensi mata pelajaran dan kompetensi dasar yang

harus dicapai peserta didik.

f. Evaluasi belum dilaksanakan secara obyektif, menyeluruh dan

berkesinambungan, karena terkendala oleh waktu.

B. Implikasi

Pembelajaran sastra ditekankan pada aspek apresiasi, sebagaimana tercantum

dalam tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu: menikmati dan memanfaatkan

karya sastra untuk memperluas wawasan, memeperhalus budi pekerti serta

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, menghargai dan

membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia

Indonesia. Penelitian ini memberikan gambaran yang jelas bahwa keberhasilan

(29)

122

beberapa faktor, diantaranya adalah dari faktor guru dan siswa. Faktor guru yaitu

kemampuan dalam menguasai bahan ajar, kemampuan mengelola program

belajar-mengajar, kemampuan mengelola kelas, kemampuan menggunakan media atau

sumber belajar, kemampuan menguasai landasan kependidikan, kemampuan

mengelola interaksi belajar-mengajar. Faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi dari

siswa dalam mengikuti pembelajaran mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan.

Faktor tersebut diatas mempunyai keterkaitan yang erat dan saling

mendukung satu dengan yang lain dan harus diupayakan secara maksimal agar

pembelajaran mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan menjadi aktif, inovatif,

kreatif, efektif dan menyenangkan, baik dari segi proses maupun dari segi hasil.

Tahapan pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari (a) pendahuluan, yaitu

kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk

membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk

berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran; (b) inti, yaitu merupakan proses

pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistematik

melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi; (c) penutup, yaitu merupakan

kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat

dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan

(30)

123

Pada dasarnya motivasi belajar siswa dapat bersumber dari dari dalam diri

sendiri disebut motivasi instrinsik dan motivasi yang tumbuh dari luar atau motivasi

ekstrinsik. Penggunaan media pembelajaran yang variatif dan inovatif adalah faktor

yang penting dalam pembelajaran mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan

untuk meningkatkan motivasi siswa.

C. Saran-saran

Berdasarkan simpulan dan hasil penelitian mrngapresiasi dongeng yang

diperdengarkan diatas, maka perlu disampaikan saran sebagai berikut:

1. Kepada Guru Bahasa Indonesia

a. Dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya guru memperhatikan waktu

yang telah direncanakan dalam RPP.

b. Guru perlu menyusun rencana pembelajarn secara mandiri yang sesuai dengan

situasi sekolah, yang benar-benar dapat dijadikan pedoman pembelajaran.

c. Guru harus bisa mengajak dan memotivasi siswa dalam pembelajaran untuk

dapat selalu berkonsentrasi pada materi pembelajaran.

d. Penggunaan media pembelajaran audio visual dalam pembelajaran

mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan akan sangat menarik dan

membangkitkan motivasi siswa dalam pembelajaran.

e. Guru seharusnya memiliki dedikasi yang tinggi untuk bekerja secara

profesional sehingga mampu menyeimbangkan diri dengan situasi dan

kondisi lingkungan. Guru yang kreatif, inofatif, dan selalu berusaha untuk

(31)

124

siswanya.

g. Guru hendaknya tidak menjadikan kebiasaan pembelajaran sehari-hari

sesuatu konvensi yang membudaya. Pembelajaran hendaknya dilaksanakan

secara inovatif sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

mutakhir.

2. Kepada Kepala Sekolah

a. Hendaknya menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang pembelajaran,

baik buku-buku, media teknologi informasi, audio, audio visual, untuk

meningkatkan motivasi guru dan siswa dalam pembelajaran.

b. Hendaknya memfasilitasi guru mengikuti workshop dan npelatihan untuk

meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru dalam pembelajaran.

3. Kepada Siswa

a. Siswa kelas VII MTs Negeri Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul untuk lebih

memotivasi diri dan lebih bersemangat dalam pembelajaran mengapresiasi

dongeng yang diperdengarkan.

b.Siswa bisa mengendalikan diri agar suasana pembelajaran berjalan kondusif dan

tertib, sehingga pembelajaran mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan

dapat berhasil, baik dari segi proses maupun hasil.

4. Kepada Peneliti lain

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian yang

(32)

125

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, ZainalArifin.2012.PerencanaanPembelajaran. Yogyakarta: PT Pustaka InsanMadani.

Aminudin. 2010, Penganta Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

BadanStandarNasionalPendidikan. 2006.

PanduanPenyusunanKurikulumTingkatSatuanPendidikanJenjangPendidikanD

asardanMenengah.Jakarta: BadanStandarNasional.

Ampera, Taufik. 2010.Pengajaran Sastra. Bandung:Widya Padjajaran.

Arikunto, Suharsimi. 2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Asmani, Jamal Ma’mur. 2011, Tujuh Tips Aplikasi Paikem ( Pembelajaran Aktif,

Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Jogjakarta: Diva Press.

Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Cahayaningsih, C. 2010. Pembelajaran Apresiasi Puisi di Sekolah Menengah

Pertama (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Pakem Kabupaten Sleman Tahun

Pelajaran 2008/2009). Klaten: Unwidha.

Danandjaja, James. 1982. Foklor Indonesia. Jakarta: Grafitipers.

Fatthurrohman, Pupuh dan Sutikno, M. Sobry. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: RefikaAditama.

Haryati, Mimin. 2010. Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan

Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Perss.

Iskandarwassid dan Sunendar, Dadang. 2009.Strategi Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Sekolah Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia dan PT. Remaja Rosda Karya.

Ismawati, Esti. 2011.PerencanaanPengajaran Bahasa. Surakarta: Yuma Pressindo. ---. 2011 b. MetodePenelitianPendidikan Bahasa danSastra. Surakarta: Yuma

Pressindo.

(33)

126

Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mulyasa, E. 2010.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

---. 2009.Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Sarjo. 2011. “ Pembelajaran Menulis Kembali Isi Dongeng (Studi Kasus di Kelas VISDNegeri1PengkolKabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2009/2010).Klaten: Unwida.

Sudaryanto. 2012. Skema Tujuh Langkah Penyediaan Data Utama. (Lembar Lepas). ---. 2012. Skema Lima Langkah Analisis Data Utama. (Lembar Lepas).

Sugihastuti. 2009. Teori Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Susilo,MuhamadJoko.2007.KurikulumTingkatSatuanPendidikan.Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Sutopo, HB. 2006. MetodePenellitianKualitattif. Surakarta: SebelasMaret University Press.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. MenyimaksebagaiSuatuKeterampilanBerbahasa. Bandung: Angkasa.

Referensi

Dokumen terkait

otak pada siswa, misalnya saja siswa visual dengan dominasi otak kiri, saat belajar. matematika siswa cenderung menggarisbawahi atau memberi warna

Dengan penelitian ini, maka pemimpin ekspatriat yang sudah atau akan berkarier di Indonesia dapat mengetahui lebih jauh perihal CQ sebagai salah satu kompetensi yang

kekuasaan, tugas serta keputusan wasit, peneliti tergugah untuk melakukan penelitian tentang “ Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama dan Sesudah.

Cara lain untuk memasukkan gambar agar tidak satu satu, pada saat muncul kotak dialog untuk menentukan file yang akan disisipkan, tekan tombol ctrl pada keyboard kemudian pilih

Rancangan Episode : Tema kopi Indonesia akan memiliki beberapa episode yang membahas tentang industri kopi, seperti Secangkir Jawa lebih membahas tentang potensi

PENGARUH MODIFIKASI BOLA TERHADAP HASIL KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA SISWA DI SMPN 1 LEMBANG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Tahap Pengamatan (Observasi) Pada pertemuan pertama siklus 1 ini beberapa kelompok siswa terlihat masih ragu-ragu dalam menuliskan ide dan percakapannya ke dalam kolom

Hambatan-hambatan yang dihadapi Pembimbing Kemasyarakatan dalam penyelesaian perkara pidana oleh anak antara lain: kelemahan aturan hukum yang belaku terhadap tindak