• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1

Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbal balik dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah maupun masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan serta para pengunjung lainnya. Secara umum pariwisata terbagi menjadi dua jenis, yakni pariwisata alam dan pariwisata buatan (budaya).Pariwisata alam adalah suatu obyek wisata yang banyak mengacu pada kenampakan fisik di muka bumi yang beragam dan mempunyai keistimewaan tersendiri.Adapun wisata buatan adalah wisata yang menggambarkan hasil budaya manusia seperti museum, tarian maupun wisata lain (Pendit, 1999). Berbagai organisasi Internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan

World Tourism Organization (WTO), telah mengakui bahwa pariwisata

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak asasi manusia. Hal ini terjadi tidak hanya di Negara maju tetapi mulai dirasakan pula di Negara berkembang termasuk pula Indonesia, dampak peningkatan pariwisata ini mulai dirasakan pada Periode 1990-1996.

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1997, merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi masyarakat pariwisata Indonesia untuk melakukan reposisi sekaligus revitalisasi kegiatan

(2)

pariwisata Indonesia. Disamping itu berdasarkan Undang-undang No. 25 Tahun 2000 tentang Program Perencanaan Nasional pariwisata mendapatkan penugasan baru untuk turut mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan memulihkan citra Indonesia di dunia internasional. Menghadapi tantangan dan peluang ini, telah dilakukan pula perubahan peran Pemerintah dibidang kebudayaan dan pariwisata yang pada masa lalu berperan sebagai pelaksana pembangunan, saat ini lebih difokuskan hanya kepada tugas-tugas pemerintahan terutama sebagai fasilitator agar kegiatan pariwisata yang dilakukan oleh swasta dapat berkembang lebih pesat. Peran fasilitator disini dapat diartikan sebagai menciptakan iklim yang nyaman agar para pelaku kegiatan kebudayaan dan pariwisata dapat berkembang secara efisien dan efektif.

Daerah Istimewa Yogyakarta masih menjadi destinasi pariwisata favorit di Indonesia setelah Bali. Aliran uang yang masuk ke provinsi DIY dari sektor pariwisata sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pariwisata di Yogyakarta sangat berkembang dan sangat penting bagi perekonomian di DIY. Namun demikian wisatawan yang berkunjung belum merata ke lima Kabupaten dan kota di Provinsi DIY. Rata-rata wisatawan berkunjung ke Yogyakarta, Sleman, dan Gunungkidul. Seperti yang pernah diungkapkan oleh Kepala Bidang Promosi Dinas Pariwisata

(3)

DIY bahwa pemerataan pariwisata masih perlu dilakukan agar tidak terjadi ketimpangan1.

Dua Kabupaten lain yaitu Bantul dan Kulon Progo mempunyai potensi wisata yang tak kalah menarik dibanding Yogyakarta, Sleman, dan Gunungkidul. Kabupaten Kulon Progo merupakan Kabupaten dengan kunjungan wisata paling sedikit, padahal banyak objek wisata di Kulon Progo yang menarik dan layak dikunjungi. Terdapat 33 objek wisata yang ada di daerah Kulon Progo mulai dari wisata alam, desa wisata, wisata kuliner, wisata religi, wisata pendidikan, wisata minat khusus, wisata adat dan tradisi, serta wisata kerajinan. Selain 33 objek wisata tersebut masih banyak lagi objek wisata yang menarik yang telah dieksplorasi oleh pengunjung. Banyaknya destinasi wisata yang menarik sangat berpotensi untuk mendatangkan wisatawan2.

Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki tempat wisata baru yaitu objek wisata alam Kalibiru yang berjarak kurang lebih 40 km dari kota Yogyakarta dan 10 km dari kota Wates, Kabupaten Kulonprogo. Objek Wisata Kalibiru merupakan sebuah wilayah yang berada diperbukitan Menoreh kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. Lokasinya berada pada ketinggian 450 m diatas permukaan laut3. Objek Wisata Kalibiru merupakan pengembangan dari adanya Wisata Alam Hutan

1

Sumber : Buku Statistik 2013 dengan sub judul Jumlah Pengunjung Daya Tarik Wisata di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 pada 27 Juli 2016 pukul 21.00 WIB

2 Sumber : Buku Statistik 2013 dengan sub judul Jumlah Pengunjung Daya Tarik Wisata di

Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 pada 27 Juli 2016 pukul 21.00 WIB

3

Diakses di http://www.kulonprogokab.go.id/v21/Kondisi-Umum_6_hal Pada 15 Maret 2016 pukul 11.46 WIB

(4)

Kemasyarakatan Kalibiru. Pengembangan ini perlu dilakukan mengingat semakin banyaknya permintaan dan tuntutan banyak pihak, khususnya dari para pengunjung Wisata Alam akan kebutuhan rekreasi yang menampilkan budaya dan kehidupan masyarakat lokal, yang masih belum mampu terpenuhi dari sisi wisata alam. Jadi keberadaan Objek Wisata Kalibiru tidak bisa dilepaskan dari keberadaan Wisata Alam di wilayah ini sebagai cikal bakal sekaligus andalan bagi Objek Wisata Kalibiru. Keberadaan Wisata Alam sendiri tidak lepas dari proses panjang pengelolaan kawasan hutan yang ada di Kulon Progo, yang pada akhirnya dikelola oleh masyarakat sekitar hutan dengan nama Hutan Kemasyarakatan (HKm).

Tabel 1.1

Jumlah Pengunjung Objek Wisata Alam Kalibiru Tahun 2010 s/d 2015 No. Tahun Jumlah

Pengunjung Rata-rata Pengunjung Per Bulan Prosentase Peningkatan Pengunjung Keterangan 1 2010 7.167 717 0 % 10 bulan 2 2011 13.039 1.087 52 % - 3 2012 19.012 1.584 46 % - 4 2013 19.762 1.647 4 % - 5 2014 79.137 6.595 300 % - 6 2015 309,541 25.795 291 % - 7 2016 38.499 38.499

(Sumber :Kelompok Tani HKm Mandiri Obyek Wisata Alam Kalibiru, tanpa tahun)

(5)

Grafik 1.1

Grafik Pengunjung Objek Wisata Alam Kalibiru Tahun 2010 s/d 2015

(Sumber :Kelompok Tani HKm Mandiri Obyek Wisata Alam Kalibiru, tanpa tahun)

Melihat tabel diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat pertambahan pengunjung pada objek wisata kalibiru setiap tahunya, mungkin di karenakan letaknya sangat strategis yang berada di sepanjang jalur pantura dan di dukung dengan mudahnya akses menuju obyek wisata sehingga wisatawan yang ingin berkunjung dapat dengan mudah datang ke obyek tersebut, atau memang karena objek wisata kalibiru menyediakan panorama alam yang membuat setiap pengunjungnya akan semakin bertambah setiap tahun dan keramahtamahan yang diberikan oleh warga

7,167 13,039 19,012 19,762 79,137 309,541 38,499 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Pen gu n ju n g Tahun GRAFIK

(6)

sekitar objek wisata dan pengelola objek wisata kalibiru tersebut, tidak hanya hal tersebut yang mendukung banyaknya pengunjung yang datang ke Kalibiru namun ada hal lain seperti pengaruh media sosial yang mana banyaknya pengunjung yang mengunggah foto Kalibiru diakun instagramnya.

Salah satu pemangku kebijakan (stakeholder) pariwisata yang sangat mempunyai peran adalah wisatawan. Wisatawan merupakan unsur utama dalam pariwisata, unsur yang lain adalah obyek wisata dan sarana serta prasarana pariwisata. Terlaksananya kegiatan pariwisata tergantung pada adanya interaksi antara wisatawan dengan obyek wisata, yang didukung dengan berbagai sarana dan prasarana pariwisata. Ketiga faktor tersebut saling mempengaruhi, yang mana suatu obyek wisata dapat dikatakan menarik jika banyak dikunjungi wisatawan. Sebaik apapun suatu obyek wisata, jika tidak ada yang mengunjungi maka obyek wisata tersebut tidak akan dikatakan menarik perhatian wisatawan.

Dalam melakukan sebuah perjalan wisata atau rekreasi, umumnya wisatawan memiliki alasan atau motivasi tertentu sehingga ingin mengunjungi sebuah destinasi wisata yang menjadi pilihan wisatawan. Melihat jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Objek Wisata Kalibiru dari hari ke hari semakin meningkat, bahkan pada saat hari libur jumlah kunjungan wisatawan akan semakin meningkat lebih banyak dari pada hari biasanya.

(7)

Pemilihan daerah objek wisata dan tujuan wisata dipengaruhi oleh motivasi dari wisatawan itu sendiri, di mana motivasi merupakan faktor penggerak dari dalam diri seseorang untuk melakukan perjalanan wisata, karena adanya keinginan serta adanya daya tarik yang ditawarkan oleh objek wisata yang akan dikunjungi.Hal tersebut sesuai dengan pendapat Elinda prayitno (1989: 61) yang menyatakan bahwa: “motivasi merupakan suatu tenaga (dorongan, alasan, kemauan) dari dalam diri seseorang yang menyebabkan dia berbuat atau bertindak di mana tindakan itu diarahkan kepada tujuan yang ingin dicapai.”

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui motivasi wisatawan, dengan mengetahui motivasi wisatwan tersebut, diharapkan mampu membatu pengelola objek wisata, dalam menyediakan sarana dan prasarana, menciptakan daya tarik yang berbeda, agar mampu menarik dan menyenangkan wisatawan, sehingga wisatawan merasa puas dengan kunjungannya.

Sehingga, berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian lebih mendalam mengenai karateristik serta motivasi pengunjung mengunjungi objek wisata alam Kalibiru.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik pengunjung ke objek wisata alam Kalibiru? 2. Apa motivasi pengunjung ke objek wisata alam Kalibiru?

(8)

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui karakteristik pengunjung ke objek wisata Alam Kalibiru.

2. Untuk mengetahui motivasi pengunjung ke objek wisata alam Kalibiru. 1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat oleh penulis dalam penelitian ini adalah : a) Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan terhadap pengembanganilmu pengetahuan khususnya, ilmu pariwisata. Selain itu penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.

b) Manfaat Praktis

1. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan maupun sumbangan pemikiran bagi pengelola objek wisata alam Kalibiru untuk mengembangkan tempat wisatanya sehingga dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang datang ketempat wisata tersebut.

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulonprogo untuk mengetahui lebih pasti motivasi wisatawan yang berkunjung ke objek wisata di Kabupaten Kulonprogo.

(9)

1.5 Tinjauan Pustaka

Dari hasil penelusuran yang telah dilakukan terhadap beberapa penelitian melalui studi kepustakaan, dalam kaitannya dengan motivasi wisatawan berkunjung ke objek wisata alam Kalibiru Kabupaten Kulon Progo bahwa penelitian mengenai hal tersebut belum pernah dilakukan. Adapun beberapa penelitian terdahulu yang membahas mengenai permasalahan yang serupa di jelaskan bahwa ini.

Penelitian pertama adalah skripsi yang ditulis oleh Isniyati (2014) dengan judul “Karakteristik dan Motivasi Wisata Sebagai Arahan Konsep pengembangan Atraksi di Pantai Somandeng Kabupaten Gunungkidul”. Isniyati melakukan identifikasi karateristik serta motivasi wisatawan berkunjung ke Pantai Somandeng Kabupaten Gunung Kidul sebagai arahan konsep pengembangan atraksi untuk pihak pengelola dalam meningkatkan motivasi wisatawan. Metode penelitian yang di gunakan adalah metode penelitian kombinasu atau mixed-method, dengan teknik analisis data statistik deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwa dari hasil analisis karakteristik serta motivasi wisata, wisatawan yang berkunjung ke Pantai Somandeng berasal dari luar Daerah Istimewa Yogyakarta paling banyak berjenis kelamin laki-laki, didominasi oleh usia muda, dengan pendidikan terakhir SMA, dan memiliki pekerjaan

(10)

wiraswasta yang datang secara rombongan serta motivasi mereka mengunjungi Pantai Somandeng didominasi oleh motivasi fisik.

Penelitian kedua dilakukan oleh Hayani (2007) dengan judul “Motivasi Kunjungan Wisatawan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Di Cibodas”. Penelitian ini membahas mengenai karateristik serta motivasi wisatawan berkunjung ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang mana serta pengupayaan yang dilakukan oleh pihak pengelola dalam meningkatkan motivasi wisatawan. Penelitian ini juga membahas mengenai tingkat kepuasan wisatawan terhadap kinerja karyawan pengelola Tama Nasional Gunung Gede Pangrango.

“Analisis Motivasi Berwisata di Obyek Wisata Klenteng Sam Poo Kong Semarang” menjadi judul penelitian yang dilakukan oleh Ngurah Aditya K(2009). Dalam penelitian ini, Ngurah membahas mengenai faktor pendorong wisatawan berkunjung ke Obyek Wisata Klenteng Sam Poo Kong serta menjelaskan tentang srategi pemasaran yang perlu diambil oleh suatu obyek wisata, dengan menggunakan beberapa konsep yaitu perilaku konsumen, pengertian perilaku konsumen, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, motivasi, hirarki kebutuhan maslow, optimal arousal theory dan pengambilan keputusan.

Dari ketiga penelitian yang telah disebutkan diatas, penelitian yang dilakukan oleh penulis berbeda dengan ketiga penelitian tersebut. Secara garis besar ketiga penelitian tersebut membahas mengenai motivasi wisatawan yang berkunjung ke suatu obyek wisata, namun teknik analisis,

(11)

tujuan dan lokasi yang diteliti oleh penulis berbeda dari ketiga penelitian tersebut, sehingga belum ada penelitian yang membahas mengenai motivasi wisatawan berkunjung ke Objek Wisata Kalibiru Kabupaten Kulonprogo

1.6 Landasan Teori 1.6.1 Motivasi Wisata

Motivasi merupakan hal yang sangat mendasar dalam studi tentang wisatawan dan pariwisata, karena motivasi merupakan pemicu dari proses perjalanan wisata, walaupun motivasi ini sering sekali tidak disadari penuh oleh wisatawan tersebut. Sharple (1994) : Wahab (1975 via Pitana, 2005). Motivasi perjalanan seseorang dipengaruhi oleh factor dari dalam dan luar diri seseorang.

Pada dasarnya seseorang yang melakukan perjalanan wisata memiliki beragam motivasi. Dari berbagai motivasi yang mendorong perjalanan, McIntosh dan Murphy via Pitana (2005:59) mengatakan bahwa motivasi-motivasi tersebut dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar sebagai berikut:

1. Physiological Motivation (motivasi yang bersifat fisik atau

fisiologis), antara lain untuk relaksasi,kesehatan, kenyamanan. Berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, bersantai, dan sebagainya.

2. Cultural Motivation (motivasi budaya), yaitu keinginan untuk

(12)

Termasuk juga ketertarikan akan berbagai objek tinggalan budaya (monumen bersejarah).

3. Social Motivation atau Interpersonal Motivation (motivasi yang bersifat sosial), seperti mengunjungi teman dan keluarga, menemui mitra kerja, melakukan hal-hal yang di anggap mendatangkan gengsi, melakukan ziarah, pelarian dari situasi-situasi yang membosankan.

4. Fantasy Motivation (motivasi karena fantasi), yaitu adanya fantasi bahwa di daerah lain seseorang akan bisa lepas dari rutinitas keseharian yang menjemukan.

Dalam perjalanannya, sebelum melakukan suatu perjalanan wisata, seorang calon wisatawan terlebih dahulu melakukan sebuah proses mental, untuk sampai kepada keputusan, menyangkut kapan akan melakukan perjalanan, berapa lama, ke mana, dengan cara bagaimana, dan seterusnya (Pitana, 2005). Proses pengambilan keputusan sangat penting dalam hal ini. Pitana (2005) mengatakan bahwa terdapat berbagai factor yang dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan di atas, antara lain sebgai berikut:

1. Karateristik wisatawan.

2. Kesadaran akan manfaat perjalanan. 3. Gambaran perjalanan.

(13)

Atas dasar teori Maslow yang sebelumnya, Dann (1997 via Pitana, 2005) melaporkan temuannya bahwa kebutuhan social

(social needs) dan kebutuhan penghargaan (esteem needs)

memegang peran penting, yang termasuk di dalamnya keinginan rasa diterima oelh masyarakat dan rasa ingin dihargai. Dann menemukan bahwa motivasi seseoranglah melakukan perjalanan adalah karena dua faktor yaitu :

a. Faktor Pendorong : faktor yang berasal dari dalam diri seseorang.

1. Anomie (Anomuie) : Kebutuhan untuk berinteraksi social dengan yang tidak ditemui di tempat tinggalnya.

2. Memperbesar Ego (Ego-enchancement) : Kebutuhan untuk diakui, melemaskan otot/syaraf.

b. Faktor Penarik : faktor yang berasal dari luar diri seseorang. Kemana akan pergi.

Menurut Dann masyarakat hidup dalam masyarakat anomi dan ini menumbuhkan kebutuhan dalam diri seseorang untuk melakukan interaksi sosial yang jauh dari lingkungan rumah.

Krippendorf (1987 via Ross, 1998) menemukan ada beberapa motif yang mendorong seseorang untuk bepergian.Krippendorf menguraikan delapan motivasi perjalalan dalam ttulisan-tulisannya tentang pariwisata. Perjalanan tersebut dilakukan untuk :

(14)

1. Pemulihan dan pembaharuan jiwa. 2. Kompensasi dam integrasi sosial. 3. Pelarian.

4. Komunikasi. 5. Kebebasan. 6. Kebahagiaan.

7. Perluasan Wawasan.

Poin pemulihan dan pembaharuan jiwa, kebebasan dan kebahagiaan termasuk dalam opsi relaksasi, kesehatan, berpartisipasi dalam kegiatan olahraga dan bersantai.Motivasi pelarian masuk dalam opsi mendapatkan suasana yang berbeda dengan keseharian dan mendapatakan kepuasan batin.Perluasan wawasan, kompensasi dan integrasi sosial, dan menentukan nasib masuk dalam opsi motivasi lain-lain.Komunikasi masuk dalam opso mengunjungi teman/keluarga atau menemui mitra kerja, dan menentukan nasib masuk dalam opsi melakukan hobi yang berbeda dengan orang lain, menggali potensi diri, atau menggembangkan diri dengan kegiatan tertentu.

1.7Metode Penelitian

1.7.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Primer yaitu data atau informasi yang diperoleh secara langsung dari responden melalui wawancara kepada sejumlah responden untuk mendapatkan data karakteristik dan motivasi wisatawan.

(15)

2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulonprogo, Pengelola objek wisata alam Kalibiru dimana mereka termasuk orang yang paling penting.

1.7.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Observasi, Observasi ini dilakukan untuk mengetahui karateristik serta motivasi pengunjung berwisata ke objek wisata alam kalibiru. . Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung di daerah yang bersangkutan yaitu Objek Wisata Alam Kalibiru.

2. Wawancara, Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab dengan pihak yang memiliki wewenang dalam obyek penelitian yaitu Pengelola serta wawancara yang dilakukan dengan wisatawan yang datang ke Objek Wisata Alam Kalibiru. Kriteria wisatawan yang akan diwawancarai yaitu responden berusia diatas 18 tahun dimana pada usia tersebut individu telah dapat mengambil keputusan sendiri serta lama kunjungan dengan minimal waktu 1 jam berkunjung. 3. Studi Pustaka, Pengumpulan data melalui buku literatur surat kabar,

brosur, dan laporan tertulis, media cetak yang berkaitan dengan obyek penelitian.

4. Kuisioner, Kuisioner dibuat dalam bahasa Indonesia mengingat calon responden dalam penelitian ini adalah wisatawan domestik.

(16)

Pertanyaan dalam kuisioner dibuat secara kombinasi dalam dua bentuk yaitu terbuka dan tertutup disesuaikan dengan jenis data yang akan dijaring. Selain itu juga dibuat dalam semi terbuka yaitu sebagian telah disediakan alternatif jawaban, namun masih terbuka kesempatan bagi responden untuk memberikan jawaban yang berbeda. Bentuk fisik kuisioner akan didesain sedemikian rupa sehingga sederhana dan menarik sehingga memudahkan bagi responden untuk mengisinya.

5. Penentuan Populasi dan Sampel, Populasi merupakan keseluruhan satuan analisis yang merupakan sasaran penelitian (Gulo,2002:77). Populasi dalam penelitian ini yaitu wisatawan yang berkunjung ke Objek Wisata Kalibiru .

Gulo via Isniyati (2014:12) mengatakan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi. Sampel yang diambil dalam penelitian dengan menggunakan

purpossive sampling yaitu sampel yang diambil berdasarkan kriteria tertentu

dimana dalam penelitian ini adalah :

1. Responden yang dijadikan sampel adalah responden yang mengambil keputusan untuk berwisata ke Objek Wisata Kalibiru.

2. Responden berusia diatas 18 tahun dimana pada usia tersebut individu telah dapat mengambil keputusan sendiri.

Ukuran menggunakan sampel yang formula yang dibutuhkan ditetapkan dikembangkan oleh dengan Slovin (Kusmayadi dan Sugiarto,2000:74), karena mayoritas penelitian ini difokuskan pada jumlah wisatawan yang berkunjung ke

(17)

objek wisata alam Kalibiru, jumlah penelitian ini ditentukan dengan formula Slovin. Jumlah populasi diambil dari jumlah wisatawan pada tahun 2015 yaitu sebesar 309,541 orang, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 10%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah:

( ) Dimana : n= Jumlah Sampel N= Jumlah Populasi

e= Batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang.

1.8 Analisis Data

Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono,2013:147).

(18)

1.9 Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini menyusun 4 bab dengan susunan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang hal yang melatarbelakangi masalah yang akan diteliti, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, landasan teori, metode penelitian, dan menyusun sistematika penulisan. BAB II GAMBARAN UMUM

Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum daerah penelitian yang terdiri dari profil Kabupaten Kulonprogo, Profil objek wisata alam Kalibiru, Sejarah objek wisata alam Kalibiru, Struktur Organisasi Pengelola objek wisata alam Kalibiru, jumlah kunjungan wisatawan, serta daya tarik wisata yang ada di kalibiru.

BAB III PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai karakteristik pengunjung berdasarkan daerah asal, jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, banyaknya kunjungan, kelompok berkunjung, transportasi yang digunakan, dan alasan wisata. Selain karakteristik pengunjung, dalam bab ini juga akan dibahas mengenai motivasi wisata pengunjung.

BAB IVPENUTUP

Berisi tentang kesimpulan penelitian dan saran dari penulis atas penelitian yang telah dilakukan.

(19)

Referensi

Dokumen terkait

masyarakat desa adat Bonyoh mendiskriminasi laki-laki yang melakukan nyentana, (2) arogansi perempuan putrika yang disebabkan oleh kepentingan keluarga, (3) laki-laki

Bersumber dari fenomena rumah sakit yang dikemukan yang terdahulu dengan itu permaslahan peneliti dirumusakan dengan berikut: “Dengan apa meningkatkan kinerja

Laki-laki dan perempuan memiliki risiko yang sama terhadap keluhan nyeri pinggang sampai umur 60 tahun, namun pada kenyataannya jenis kelamin seseorang dapat mempengaruhi

Uji coba nuklir dan rudal yang dilakukan oleh Korea Utara juga memperkeruh suasana pengupayaan perdamaian karena menimbulkan kekhawatiran di pihak Korea Selatan maupun negara

 bumil yang yang mendapatkan mendapatkan makanan makanan tambahan tambahan tersebut tersebut Papan Papan Pengumuman Pengumuman Petugas Gizi Petugas Gizi 7 7 26 26 April April

Akibat hukum dari penyitaan ini ialah bahwa pemohon atau penyita barang tidak menguasai barang yang telah disita, sebaliknya yang terkena sita dilarang untuk

Meskipun kurang tidur, banyak pasien dengan insomnia tidak mengeluh mengantuk di siang hari. Namun, mereka mengeluhkan rasa lelah dan letih, dengan konsentrasi

Perubahan mekanisme yang mendasar adalah adanya pemisahan peran pembayar dengan verifikator melalui penyaluran dana langsung ke Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) dari Kas