• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pandu Alfa 1, Yeasy Darmayanti 2, Daniati Puttri 2 Accounting Department, Economics of Faculty, Bung Hatta University

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pandu Alfa 1, Yeasy Darmayanti 2, Daniati Puttri 2 Accounting Department, Economics of Faculty, Bung Hatta University"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERCEPTIONS OF AUDITORS ABOUT EFFECT LOCUS OF CONTROL TO

ACCEPTING DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOUR (SURVEY AT AUDITOR

BPK-RI REPRESENTATIVE OF WEST SUMATERA)

Pandu Alfa1, Yeasy Darmayanti2, Daniati Puttri2

1.2

E-mail: [email protected]

Accounting Department, Economics of Faculty, Bung Hatta University

ABSTRACT

Auditors are responsible for ensuring that any investigation carried out by the examiner should collectively have the knowledge, skills, and experience needed to carry out the task. This research is aimed to examine the effect of locus of control on the audit dysfunctional. The object of research are auditors who actively have the Functional Department inspectors (FDI) in the BPK-RI representative of West Sumatera province . The type of data of this research is the primary data by distributing questionnaires techniques . Based on the results of this research concluded that internal locus of control has no effect on audit dysfunctional, whereas external locus of control affects the dysfunctional audit

Keywords: perceptions of auditors, locus of control, dysfunctional audit .

I. PENDAHULUAN

Auditor pemerintah ialah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan pada

instansi-instansi pemerintah. Meskipun

pemerintah sekarang ini mempunyai perhatian yang semakin meningkat terhadap sistem pengawasan intern yang baik, tetapi pengawasan intern tersebut tidaklah dapat berlaku secara universal, suatu sistem yang baik untuk suatu pemerintahan belum tentu baik untuk pemerintahan yang lain.

Dalam Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, pernyataan standar umum pertama SPKN adalah pemeriksa secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk melaksanakan tugas pemeriksaan.

Prosedur audit merupakan serangkaian langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan audit. Dalam auditing, pemanipulasian akan dilakukan dalam perilaku disfungsional. Menurut Risa (2004) perilaku audit disfungsional adalah setiap tindakan yang dilakukan auditor dalam pelaksanaan program audit yang dapat mereduksi atau menurunkan kualitas audit secara langsung maupun tidak langsung.

Salah satu yang mempengaruhi perilaku disfungsional audit yaitu Locus of Control. Locus of Control (LOC) yaitu cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat atau tidak dapat mengendalikan (control) peristiwa yang terjadi padanya (Rotter dalam Prasetyo, 2002). Locus of control dibedakan menjadi

(2)

2 dua, yaitu: locus of control internal adalah

cara pandang bahwa segala hasil yang didapat, baik atau buruk adalah karena tindakan, kapasitas dan faktor-faktor dari dalam diri mereka sendiri. Locus of control eksternal adalah cara pandang dimana segala hasil yang didapat, baik atau buruk berada di luar kontrol diri mereka tetapi karena faktor luar seperti keberuntungan, kesempatan, dan takdir. Individu yang termasuk dalam kategori ini meletakkan tanggung jawab di luar kendalinya.

Sedangkan menurut (Bayu, 2010) berpendapat bahwa auditor yang mempunyai LOC internal mempunyai tekanan kerja lebih rendah daripada auditor yang mempunyai LOC eksternal. Locus of Control internal dilaporkan memiliki kepuasan kerja yang lebih tinggi dengan pekerjaan mereka dan terlihat lebih mampu menahan stress daripada Locus of Control eksternal (Maryanti, 2005). Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Gustati (2012), faktor-faktor locus of control yang dimiliki pemeriksa atau auditor yang mempengaruhi disfungsional audit

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis (1) Pengaruh LOC internal terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit, (2) Pengaruh LOC eksternal terhadap penerimaan perilaku difungsional audit.

II. LANDASAN TEORI DAN

PENURUNAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori

Persepsi setiap orang dalam menyikapi suatu permasalahan yang terjadi berbeda antara satu dengan yang lainnya, tergantung dari pandangan setiap orang dalam menyikapi permasalahan tersebut. Menurut Robbins dan Coulter (2005), persepsi adalah proses pengorganisasian dan penafsiran kesan inderawi guna mendapatkan arti (pengertian mendalam) atas lingkungan. Dalam hal ini persepsi dapat dianggap sebagai penafsiran individu terhadap objek di kelilingnya, berdasarkan kesan yang diperoleh dari indera mereka. Dalam hal ini dapat menimbulkan berbagai persepsi yang berbeda terhadap penilaian suatu objek yang sama. Dalam melaksanakan tugasnya, auditor harus mengikuti standar audit yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan serta kode etik akuntan. Dalam kenyataan di lapangan, auditor banyak melakukan penyimpangan terhadap standar audit dan kode etik. Perilaku ini diperkirakan sebagai akibat dari adanya karakteristik personal auditor disamping adanya kemungkinan lainnya. Dampak negatif dari perilaku ini adalah peluang terjadinya kualitas audit secara negatif yaitu keakuratan dan reliabilitas. Penyimpangan yang dilakukan auditor dalam audit dapat dikategorikan sebagai sebuah perilaku disfungsional dalam audit. Locus of control

(3)

3 dibedakan menjadi dua, yaitu: locus of

control internal dan locus of control eksternal.

2.2. Pengembangan Hipotesis

2.2.1.LOC Internal Terhadap Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit

Gustati (2012) menyatakan bahwa individu auditor yang mempunyai LOC internal memiliki kecenderungan tidak akan mentolerir perilaku disfungsional selama proses audit. Wahyudin (2011) menyatakan bahwa kinerja memiliki pengaruh negatif terhadap perilaku disfungsional audit. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kinerja seorang auditor maka akan semakin rendah tingkat penerimaan auditor atas dysfunctional audit behavior dan juga sebaliknya. Sedangkan menurut (Bayu, 2010) yang berpendapat bahwa auditor yang mempunyai locus of control internal mempunyai tekanan kerja lebih rendah daripada auditor yang mempunyai locus of control eksternal. Dari uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1: Locus of control internal berpengaruh negatif terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit.

2.2.2. LOC Eksternal Terhadap Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit

Gustati (2012) LOC eksternal berpengaruh signifikan terhadap perilaku disfungsional selama proses audit.

Wahyudin (2011) locus of control eksternal berpengaruh positif terhadap perilaku disfungsional audit, sehingga dapat dipahami bahwa seorang auditor yang mempunyai locus of control eksternal cenderung mempunyai tingkat penerimaan yang tinggi terhadap perilaku menyimpang dalam audit. Dengan perkataan lain, auditor yang memiliki locus of control eksternal merasakan tekanan anggaran waktu pada level yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor yang memiliki LOC internal.

Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Maryanti (2005) menyimpulkan bahwa penggunaan manipulasi, penipuan, atau taktik mencari muka mencerminkan usaha ekternal untuk mempertahankan pengaruh terhadap lingkungan yang bermusuhan yang membuat diri mereka cocok dengan pendekatan berorientasi internal, seperti bekerja keras. Dari penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H2: Locus of control eksternal berpengaruh positif terhadap

penerimaan perilaku disfungsional audit.

(4)

4 III. METODOLOGI PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang masih aktif di perwakilan BPK-RI Provinsi Sumatera Barat.

Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah auditor yang memiliki Jabatan Fungsional Pemeriksa (JFP) yang masih aktif di perwakilan BPK-RI Provinsi Sumatera Barat yang terlibat langsung dalam melaksanakan tugas pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara untuk dan atas nama BPK-RI yaitu 65 orang auditor. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang berasal dari kuisioner yang disebarkan pada responden.

Variabel independen dalam penelitian ini

adalah (1) Locus of Control Internal, (2)

Locus of Control Eksternal. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah disfungsional audit.

Untuk melakukan pengujian kualitas data, dilkukan uji validitas dan uji reliabilitas. Sedangkan untuk pengujian asumsi klasik dilakukan uji normalitas dan uji multikolinearitas. Untuk pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda, meliputi Koefisien Determinasi (R ²), uji F, dan uji t.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah kuesioner yang disebarkan adalah 65 kuesioner dan yang tidak kembali 9 kuesioner. Dari jumlah yang kembali

tersebut dan bisa dilakukan analisis akhir adalah 56 kuesioner. Sebaran responden dapat terlihat sebagai berikut:

Tabel 1

Hasil Analisis Pengembalian Kuesioner

No Keterangan Jumlah Persen

tase (%) 1. 2. 3. 4. 5.

Jumlah kuesioner yang disebarkan

Jumlah kuesioner yang tidak kembali

Jumlah kuesioner yang kembali

Jumlah kuesioner yang kembali tetapi tidak dapat diolah

Total kuesioner yang bisa diolah dan memenuhi syarat untuk dianalisis akhir 65 9 56 0 56 100 13,84 86,15 0 86,15

Data yang diperoleh diolah dengan program SPSS versi 22. Responden yang menjadi sampel penelitian ini dikelompokan berdasarkan umur, pendidikan terakhir, jenis kelamin, jabatan dan lama bekerja

Tabel 2

Demografi Responden

Keterangan Jumlah Persentase

(%) < 25 Tahun Umur 26 – 35 Tahun 36 – 55 Tahun > 55 Tahun 6 25 14 11 10,72 44,64 25,00 19,64

(5)

5 Pria Jenis kelamin Wanita D3 Pendidikan S1 S2 S3 Pemeriksa Pertama Jabatan Pemeriksa Pertama Tingkat I Pemeriksa Muda Pemeriksa Muda Tingkat I Pemeriksa Madya Pemeriksa Madya Pembina < 1 Tahun Lama bekerja Antara 1 – 5 Tahun Antara 6 – 10Tahun > 10 Tahun 24 32 17 29 10 0 5 13 14 18 4 2 0 17 25 14 42,86 57,14 30,36 51,78 17,86 0,00 8,93 23,21 25,00 32,14 7,14 3,58 0,00 30,36 44,64 25,00

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa karakteristik responden yang menjawab kuesioner lebih banyak pada usia 26-35 tahun sebanyak 25 orang (44,64%). Dilihat dari lama bekerja yang paling banyak menjawab yaitu antara 6-10 tahun sebesar 25 orang (44,64%). Dilihat dari jabatannya yang paling banyak menjawab adalah pemeriksa muda tingkat I yaitu 18 orang (32,14%). Dilihat dari jenis kelamin responden yang paling banyak menjawab yaitu perempuan 32 orang (57,14%). Dilihat dari pendidikan formal terakhir dominan responden yang

menjawab adalah S1 yaitu 29 orang (51,78%), dan pendidikan formal yang paling sedikit adalah S2 yaitu 10 orang (17,86%).

Hasil pengolahan data descriptive statistics untuk variabel independen LOC internal, LOC eksternal serta variabel dependen disfungsional audit diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4 Descriptive Statistics Variabel N Kisaran Aktual Kisaran Teoritis Mean Std Deviasi Locus of control internal Locus of control eksternal Disfungsional audit 56 56 56 33 – 50 23 – 36 22 – 39 10 – 50 10 – 50 10 – 50 41,54 28,30 30,05 3,968 4,054 4,799

Jika dilihat menurut kisaran aktual nilai skor yang diberikan responden untuk variabel locus of control internal sebesar 33 sampai 50 dengan kisaran teoritis sebesar 10 sampai 50 yang menghasilkan rata-rata sebesar 41,54 dan nilai standar deviasi adalah sebesar 3,968. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi jawaban responden maka semakin tinggi locus of control internal dan semakin rendah jawaban responden maka semakin rendah locus of control internal.

Untuk variabel Locus of control eksternal , nilai kisaran aktual berada diantara 23 sampai 36 dengan nilai kisaran teoritis sebesar 10 sampai 50, yang menghasilkan nilai rata-rata sebesar 28,30 dan standar deviasi sebesar 4,054. Hal ini

(6)

6 menunjukkan bahwa semakin tinggi jawaban

responden maka semakin tinggi locus of control eksternal dan semakin rendah jawaban responden maka semakin rendah locus of control eksternal.

Untuk variabel disfungsional audit, nilai kisaran aktual berada diantara 22 sampai 39 dengan nilai kisaran teoritis sebesar 10 sampai 50, yang menghasilkan nilai rata-rata sebesar 30,05 dan standar devisiasi sebesar 4,799. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi jawaban responden maka semakin tinggi disfungsional audit, dan semakin rendah jawaban responden semakin rendah disfungsional audit.

4.1 Hasil Pengujian Kualitas Data 4.1.1 Uji Validitas

Berdasarkan hasil pengujian validitas untuk variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat disimpulkan seperti terlihat pada tabel 5 di bawah ini:

Tabel 5

Hasil Pengujian Validitas

Variabel Nilai KMO Faktor Loading Ketera ngan Locus of Control Internal Locus of Control Eksternal Disfungsional Audit 0,714 0,538 0,706 0,607 – 0,856 0,631 – 0,922 0,579 – 0,901 Valid Valid Valid

Dari tabel 5 di atas terlihat bahwa variabel locus of control internal dan locus of control eksternal memiliki nilai KMO > 0,5 dan nilai factor loading yang juga besar dari 0,4 yang membuktikan bahwa setiap item pertanyaan kuisioner pada penelitian ini valid.

4.1.2. Uji Reliabilitas

Sama halnya dengan uji validitas, pengujian reliabilitas juga dilakukan untuk variabel LOC internal dan variabel LOC eksternal. Berdasarkan proses pengujian reliabilitas terhadap variabel tersebut diperoleh hasil seperti terlihat pada tabel 6 dibawah ini:

Tabel 6

Hasil Pengujian Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan Locus of Control Internal 0,784 Reliabel Locus of Control Eksternal 0,751 Reliabel Disfungsional Audit 0,841 Reliabel

Berdasarkan tabel 6 di atas diketahui bahwa variabel independen locus of control internal nilai Cronbach Alpha yang diperoleh adalah 0,784 > 0,7 dan locus of control eksternal 0,751 > 0,7 yang memenuhi standar reliabilitas. Selanjutnya untuk variabel dependen disfungsional audit memiliki nilai Cronbach Alpha 0,841 > 0,7 yang juga memenuhi standar reliabilitas.

(7)

7 Dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel

pada penelitian ini memiliki tingkat kehandalan yang tinggi sehingga layak untuk terus digunakan dalam tahap pengujian hipotesis.

4.2 Hasil Pengujian Asumsi Klasik 4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan melalui analisis statistik dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test sebagai alat ujinya. Jika hasil Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan diatas 0,05 maka data terdistribusi secara normal, sedangkan jika hasil Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan dibawah 0,05 maka data tidak terdistribusi secara normal (Ghozali, 2013). Hal ini menunjukkan bahwa data terdistribusi normal.

Tabel 7

Hasil Pengujian NormalitasData

Variabel Asymp.Sig.(2 -tailed) Keterangan Locus of Control Internal 0,056 Normal Locus of Control Eksternal 0,087 Normal Disfungsional Audit 0,222 Normal 4.2.2. Uji Multikolinearitas

Cara uji multikolonearitas adalah dengan melihat VIF dan nilai tolerance. Jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance diatas 0,10

maka dapat disimpulkan tidak terdapat gejala multikolinearitas dan begitu pula sebaliknya. Hasil pengujiannya terlihat pada tabel 8 berikut:

Tabel 8

Hasil Pengujian Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF Keterangan

Locus of Control Internal 0,951 1,052 Tidak terjadi multikolineari tas Locus of Control Eksternal 0,951 1,052 Tidak terjadi multikolineari tas

Dari tabel 8 di atas menunjukkan bahwa nilai VIF yaitu 1,052 dan nilai tolerance yaitu 0,951. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah multikolinearitas di dalam model regresi ini.

4.3.Pengujian Hipotesis Dan Pembahasan Sesuai dengan perumusan masalah dan hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Locus of control terhadap disfungsional audit. Untuk melakukan pengujian hipotesis maka dilakukan pengujian determinan (R2), uji signifikan simultan (uji F) dan uji signifikan parameter individual (uji t). Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 9 berikut.

(8)

8 Tabel 9

Hasil Uji Hipotesis

Variabel B T Sig Keterangan

Constant -0,840 -0,166 locus of control internal 0,177 1,569 0,123 H1Ditolak locus of control eksternal 0,831 7,516 0,000 H2 Diterima Adjusted R2 = 0,544 F Hitung = 33,743 F Sig = 0,000

Berdasarkan tabel 9 diatas, diketahui nilai adjusted R2

Hasil perhitungan diatas didapat nilai F Sig 0,000 atau kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa locus of control internal dan locus of control eksternal secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap dysfunctional audit.

= 0,544 atau 54% artinya locus of control internal dan locus of control eksternal mampu mempengaruhi disfungsional audit sebesar 54% sedangkan sisanya 46% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam model penelitian ini.

Pengaruh Locus of Control Internal terhadap Disfungsional Audit

Dari persamaan yang terbentuk diketahui bahwa nilai koefesien regresi untuk variabel locus of control internal sebesar 0,177 dengan nilai signifikan yang dihasilkan sebesar 0,123 dimana nilai signifikan ini

berada diatas 0,05 (0,123>0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa locus of control internal tidak berpengaruh signifikan terhadap disfungsional audit.

Selain itu jumlah sampel yang ada juga sedikit sehingga pencapaian hasil belum maksimal atau belum sesuai yang diharapkan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Gustati (2012) dan Wiriani (2011) yang menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh locus of control internal terhadap disfungsional audit.

Pengaruh Locus of Control Eksternal terhadap Disfungsional Audit

Dari persamaan yang terbentuk diketahui bahwa nilai koefesien regresi untuk variabel locus of control eksternal dengan nilai koefesien regresi sebesar 0,831 dengan nilai signifikan ini berada dibawah 0,05 (0,000 < 0,05), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel locus of control eksternal berpengaruh signifikan terhadap disfungsional audit. Semakin tinggi LOC eksternal seorang auditor, maka semakin besar kecenderungan untuk mentolerir perilaku disfungsional selama proses audit. Hasil penelitian ini menguatkan hasil penelitian Lucky (2012) yang mana hasil penelitiannya menemukan bahwa Auditor yang memiliki kecenderungan locus of control eksternal akan lebih memberikan toleransi atau menerima perilaku

(9)

9 disfungsional audit. Hasil penelitian ini

konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Gustati (2012) dan Wiriani (2011) yang menunjukan bahwa terdapat pengaruh locus of control eksternal terhadap disfungsional audit.

V.KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh LOC internal, LOC eksternal terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner pada auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Barat yang memiliki Jabatan Fungsional Pemeriksa (JFP) dengan jumlah sampel yaitu 56 auditor. Dari hasil penelitian terhadap variabel independen yang diduga mempengaruhi disfungsional audit pada auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Barat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengujian hipotesis pertama dapat disimpulkan bahwa locus of control internal tidak berpengaruh signifikan terhadap disfungsional audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Gustati (2012) dan Wiriani (2011).

2. Hasil pengujian hipotesis kedua dapat disimpulkan bahwa variabel locus of control eksternal berpengaruh signifikan terhadap disfungsional audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian

yang dilakukan Gustati (2012) dan Wiriani (2011).

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan antara lain :

1. Data penelitian ini berasal dari responden yang disampaikan secara tertulis melalui kuesioner. Ini memungkinkan adanya bias perpektual yaitu perbedaan seseorang dalam memandang sesuatu sehingga perbedaan pemahaman, hal ini tidak akan terjadi apabila diperoleh data melalui wawancara.

2. Sampel penelitian ini terbatas pada auditor yang bekerja pada BPK RI saja, sehingga hasil penelitian yang dihasilkan masih kurang bisa digeneralisasi pada semua instansi pemerintah.

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan sebagai berikut : 1. Memperluas sampel penelitiannya

dengan cara sampel tidak hanya di satu instansi saja tetapi dengan beberapa instansi pemerintah yang memiliki jabatan auditor, diharapkan akan mendapatkan hasil penelitian yang lebih bisa digeneralisasi.

2. Dapat menambahkan variabel-variabel lainnya yang mempunyai kemungkinan berpengaruh terhadap penerimaan

(10)

10 perilaku disfungsional audit yaitu gender,

kompleksitas audit. DAFTAR PUSTAKA

Aji, Bima Bayu, 2010. Analisis Dampak Dari Locus Of Control Pada Tekanan Kerja, Kepuasan Kerja, Dan Kinerja Auditor Internal. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Arens, Alvin A. James L. Loebbecke, 2008. Auditing Pendekatan Terpadu, Terjemahan oleh Amir Abadi Yusuf, Buku Dua, Edisi Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Donnelly, Jr., J.H. 2003, Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses (Terj.), Jakarta: Erlangga.

Five, Risa. 2004. Pengaruh Tekanan biaya dan Risiko Klien pada Usia Audit Terhadap Keputusan Anggaran. Skripsi, Universitas Padjadjaran, Bandung.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gustati, 2012. Persepsi Auditor Tentang

Pengaruh Locus of Control Terhadap Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit (Survey pada Auditor BPK perwakilan Provinsi Sumatera Barat). Tesis, Universitas Andalas, Padang.

Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Lucky, Hartati. 2012. Pengaruh Karakterikstik Internal dan Eksternal Terhadap Penerimaan Perilaku Disungsional Atas Prosedur Audit. Skripsi, Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Maryanti, Puji, 2005. Analisis Penerimaan Auditor Atas Dysfunctional Audit Behavior: Pendekatan Karakteriktik Personal Auditor. Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang.

Menezes, Alvaro Amaral, 2008. Analisis Dampak Locus of Control Terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja Internal Auditor. Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang.

Patten, M. Dennis. 2005, An Analysis of The Impact of Locus of Control on Internal Auditor Job Performance and Satisfaction, Managerial Auditing Journal, Vol. 20 No. 9, pp. 1016-1029.

Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.

Permenpan Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008 Prasetyo ,p. Puji, 2002, Pengaruh Locus Of

Control Terhadap Hubungan Antara Ketidakpastian Lingkungan Dengan

Karakteristik Informasi Sistem Akutansi Manajemen, Jurnal Riset Akutansi Indonesia, Vol.5, No.1, Januari :119-136

Robbins, Stephen P dan Coulter, Mary, 2005. Manajemen, Edisi Ketujuh, Jilid 2, Terjemahan Sarwiji dan Hermaya, Jakarta: Penerbit PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Schiffman & Kanuk. 2004. Perilaku Konsumen edisi 7. Jakarta : Prentice Hall.

Sekaran, Uma. 2011. Research Methods for Business (Metodologi Penelitian untuk Bisnis Buku) 1 (Edisi Ke-4). Jakarta: Salemba Empat.

(11)

11 Sembiring, Sentosa, Dr. SH.,M.H. 2009.

Himpunan Peraturan Perundang-undangan RI, Edisi Revisi, Bandung: Nuansa Aulia.

Silaban, Adanan, 2009. Perilaku Disfungsional Auditor Dalam Pelaksanaan Program Audit (Studi Empiris Di Kantor Akuntan Publik). Disertasi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Siregar, Ir. Syofian, M.M. 2013. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Bumi Aksara. Wahyudin, Agus, 2011. Analisis

Dysfunctional Audit Behavior: Sebuah Pendekatan, Karakteristik Personal Auditor. Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Wiriani, Wayan, 2011. Efek Moderasi Locus Of Control Pada Hubungan Pelatihan Dan Kinerja Pada Bank Perkreditan Rakyat Di Kabupaten Badung. Tesis, Universitas Udayana, Denpasar.

Gambar

Tabel 9  Hasil Uji Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data terlihat bahwa status sosial ekonomi keluarga mempunyai peran yang cukup tinggi dalam hal percepatan umur menarche saat ini. Hal ini berhubungan

Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk yakni Sistem Informasi Paperless Office sesuai dengan tujuan

Kamal Mubarok , Ahmad Diky, 08210017, 2013, STUDI TERHADAP BANYAKNYA PERKARA YANG BELUM TERSELESAIKAN SETIAP TAHUN(di Pengadilan Agama Lumajang),Skripsi, Jurusan

[r]

Umur 12 minggu, kaki depannya mulai terbentuk, ekornya menjadi pendek serta bernafas dengan menggunakan paru-paru, dan setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna

Fractures with absolute indica- tions for operative treatment occur only sporadically and these indications are relatively clear, but children often undergo surgery because of

pemeriksaan laboratorium 5 Ruang Pelayanan Umum : Pasien yang diperiksa oleh dokter masih dibawah standar yang ditetapkan.. Jumlah dokter umum hanya dua dengan

Leader / Manajer &#34;tidak hanya dapat menjadwalkan tugas ini, tetapi harus mempunyai waktu untuk menetapkan tujuan, Prioritas, mempertimbangkan hambatan, membekali