• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN PARACETAMOL INTRAVENA ANTARA 10 DAN 20 MG / KGBB TERHADAP KADAR TROPONIN I PADA PASIEN SEPSIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN PARACETAMOL INTRAVENA ANTARA 10 DAN 20 MG / KGBB TERHADAP KADAR TROPONIN I PADA PASIEN SEPSIS"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN PARACETAMOL

INTRAVENA ANTARA 10 DAN 20 MG / KGBB TERHADAP KADAR

TROPONIN I PADA PASIEN SEPSIS

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga

Oleh Naser M. Askar

S501202038

PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

commit to user

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN PARACETAMOL

INTRAVENA ANTARA 10 DAN 20 MG / KGBB TERHADAP KADAR

TROPONIN I PADA PASIEN SEPSIS

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga

Oleh Naser M. Askar

S501202038

PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)

commit to user KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrobbilalamin, puji syukur kepada Allah S.W.T. atas segala kekuatan, kemudahan, dan anugerah hingga terwujudnya tesis ini yang berjudul: “Perbedaan pengaruh pemberian paracetamol antara 10 dan 20 mg/kgBB intra vena terhadap

kadar Troponin I pada pasien sepsis”.

Penulis menyadari bahwa tesis ini jauh dari sempurna, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati ijinkan penulis untuk mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian tesis ini,

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, Drs. MS, selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan dan dukungan untuk mengikuti program Magister di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

2. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan dan dukungan untuk mengikuti program Magister di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

3. Prof. Dr. Hartono, dr, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan dan dukungan untuk mengikuti program Magister di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

4. Prof. Dr. A.A. Subijanto, dr., M.S, selaku Ketua Program Studi Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan dan dukungan untuk mengikuti program Magister di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

5. Prof. Dr. H.M. Bambang Purwanto, dr., Sp.PD-KGH, FINASIM, selaku pembimbing tesis dan penguji, terima kasih atas waktu dan bimbingan yang diberikan dalam rangka penyusunan tesis ini.

6. Mulyo Hadi Sudjito, dr., Sp.An, KNA, selaku pembimbing tesis dan penguji, terima kasih atas waktu dan bimbingan yang diberikan dalam rangka penyusunan tesis ini.

7. Sugeng Budi Santosa dr., Sp.An., KMN, selaku Kepala SMF Anestesi dan Terapi Intensif FK UNS/RSDM atas kesediaannya memberikan kesempatan untuk mengikuti program Magister di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

(7)

8. Purwoko, dr., Sp.An., KAKV, KAO selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif FK UNS/RSDM yang telah memberikan kesempatan dan dukungan untuk mengikuti program Magister di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

9. Semua guru guru penulis yang telah memberi kesempatan untuk menimba ilmu di bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UNS.

10. Kedua orang tua penulis, Bapak Muhammad Askar dan Ibu Fera Askar serta kedua orang mertua Hassan H.G.S ,dr, Sp.An dan Ibu Susy Soraya yang sangat penulis hormati dan sayangi yang selalu memberi dukungan, bantuan, perhatian, kasih sayang, dan tidak bosan-bosannya berdoa untuk penulis agar penulis cepat menyelesaikan pendidikan.

11. Istri tercinta dan tersayang, Aliefya Husna S.E, yang tak pernah lelah memberi dukungan, doa, cinta, dan kasih sayang, selama penulis menjalani pendidikan, serta anakku Zaidan dan Zanira, yang selalu menjadi penyemangat penulis.

12. Teman-teman Residen Anestesiologi dan Terapi Intensif yang memberikan perhatian dan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.

Surakarta, April 2016 Penulis

(8)

commit to user ABSTRAK

Naser M. Askar. S501202038. Perbedaan pengaruh pemberian paracetamol intravena antara 10 dan 20 mg/kgBB terhadap kadar Troponin I pada pasien Sepsis. Pembimbing I: Prof. Bambang dr, Sp.Pd, KGH, FINASIM., Pembimbing II: M.H. Sudjito dr, Sp.An, KNA. Anestesiologi dan Terapi Intesnsif, Fakultas Kedokteram, Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta 2016 Latar belakang : Sepsis adalah respon inflamasi tubuh terhadap infeksi dan merupakan kejadian yang umum dan serius pada pasien di unit perawatan intensif (ICU). Paracetamol bekerja melalui mekanisme menghambat sintesis prostaglandin di sel, menghambat enzim siklooksigenase di pusat, dan bekerja di kemoreseptor nyeri di perifer. Troponin I sebagai indikator disfungsi miokard pasien sepsis.

Tujuan: Mengetahui adanya perbedaan pengaruh pemberian paracetamol 10 mg/kgBB intravena dan paracetamol 20 mg/kgBB intravena pada pasien sepsis terhadap kadar Troponin I.

Metode :Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan pendekatan Uji Klinis. Sejumlah 30 subyek penelitian pasien sepsis yang dirawat di Ruang Intensive Care Unit. Distribusi sampel meliputi 15 subyek dengan pemberian paracetamol 10 mg/kgBB intravena dan 15 subyek dengan pemberian paracetamol 20 mg/kgBB intravena. Setelah dilakukan randomisasi, dilakukan pemeriksaan kadar Troponin I sebelum dan 60 menit sesudah perlakuan di ukur menggunakan Enzyme Linked Flourescent Assay (ELFA) pada alat VIDAS.

Hasil : Hasil uji beda terhadap karakteristik subyek penelitian didapatkan bahwa nilai p > 0,05, hal ini menyatakan bahwa tidak ada pebedaan yang signifikan karakteristik dasar subyek penelitian. Hasil uji beda pada kelompok yang diberi parasetamol 10 mg/kgBB intravena rata-rata mengalami penurunan kadar troponin I sebesar -0.002 +0.006(p=0,180) sedangkan kelompok yang diberi parasetamol 20 mg/kgBB intravena rata-rata mengalami penurunan kadar troponin I sebesar -0.002 +0.009 (p=0,429). Kesimpulan: Ada penurunan kadar troponin I pada pemberian parasetamol 10 mg/kgBB dan parasetamol 20 mg/kgBB intravena akan tetapi tidak signifikan secara statistik (p=0,624).

(9)

ABSTRACT

Naser M. Askar. S501202038. The differences effect of intravenous paracetamol between 10 and 20 mg / kg on level of troponin I in patients with sepsis. Supervisor I: Prof. Bambang dr, Sp.PD, KGH, FINASIM., Supervisor II: MH Sudjito dr, Sp.An, KNA. Anesthesiology and Intesive Therapy, Faculty of Medicine, Postgraduate program Master of Family Medicine, university of sebelas maret Surakarta 2016.

Background: Sepsis is the body's inflammatory response to infection and a common and serious event in patients at intensive care units (ICU). Paracetamol works through a mechanism that inhibits prostaglandin synthesis in cells, inhibits the enzyme cyclooxygenase in the center, and work on the pain chemoreceptors in the peripheral. Troponin I is an indicator of myocardial dysfunction in sepsis

Objective: Examine the differences effect of paracetamol 10 mg / kg intravenously and paracetamol 20 mg / kg intravenously in patients with sepsis on levels of Troponin I. Methods: This is an experimental study of clinical trials with pre and post design. There are 30 sepsis patients who were treated at the Intensive Care Unit . Distribution of the sample included 15 subjects who are administered paracetamol 10 mg / kg intravenously and 15 subjects are administered paracetamol 20 mg / kg intravenously. After randomization, examination of Troponin I levels before and 60 minutes after the treatment is measured using Enzyme Linked Fluorescent Assay (ELFA) on VIDAS instrument. This study was using numerical data with scale ratio.

Results: The results of different test on the characteristics of subjects showed that the value of p> 0.05, it is stated that no significant differences on basic characteristics of the subjects. The results of different tests on the paracetamol group given 10 mg / kg intravenously on average decreased levels of troponin I is -0002 +0006 (p = 0.180) while the paracetamol group given 20 mg / kg intravenously on average decreased levels of troponin I is -0002 +0009 (p = 0.429).

Conclusion: There was a decrease in the levels of troponin I in giving paracetamol 10 mg / kg and paracetamol 20 mg / kg intravenously but not statistically significant (p = 0.624).

(10)

commit to user DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... Pernyataan Orisinalitas dan Publikasi Isi Tesis ... Kata Pengantar... Abstrak... Daftar Isi ... Daftar Tabel ... Daftar Gambar... Daftar Singkatan ... BAB I. Pendahuluan... A. Latar BelakangMasalah ... B. Rumusan Masalah... C. Tujuan Penelitian... D. Manfaat Hasil Penelitian...

BAB II. TinjauanPustaka...

A. Kajian Teori... 1. SEPSIS...

1.a Definisi…………... 1.b Etiologi... 1.c Patogenesis... 1.d Jalur Sinyal Transduksi TLR... 1.e Manifestasi Klinis... 2. TROPONIN I ...

2.a Definisi... 2.b Metode Pemeriksaan Troponin I... 3. PARACETAMOL ... 3.a Farmakodinamik ... 3.b Farmakokinetik ... 3.c Indikasi ... 3.d. Efek Samping... i iii iv vi viii xi xii xiii 1 1 4 4 4 5 5 5 5 7 7 8 9 10 10 12 12 14 15 16 16

(11)

B. Penelitian Yang Relevan... C. KerangkaPikir…... D. Hipotesis...

BAB III. Metode Penelitian

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... B. Jenis Penelitian... C. Populasi... D. Besar Sampel... 1. Kriteria inklusi... 2. Kriteria eksklusi... E. Identifikasi Variabel Penelitian... F. Definisi Operasional Variabel...

1. Paracetamol 10 mg/kgBB intravena...

2...P

aracetamol 20 mg/kgBB intravena...

3...K

adar Troponin I... G. Cara Pengukuran Variabel... H. Perijinan Penelitian... I. Alur Penelitian………

J. Jalannya Penelitian ... K. Alat dan Bahan... L. Pengolahan Data... M. Jadwal Kegiatan dan Organisasi Penelitian...

BAB IV. Hasil dan Pembahasan ...

A...H

asil Penelitian... 1.Deskripsi Karakteristik Dasar Subyek Penelitian... 2.Pengaruh Pemberian Parasetamol 10 mg/KgBB dengan Parasetamol 20 mg/KgBB Terhadap Kadar Troponin I...

17 18 19 20 20 20 20 20 20 21 21 21 21 21 22 22 23 24 25 25 25 26 27 27 27 28 29

(12)

commit to user

mg/KgBB dengan Parasetamol 20 mg/KgBB... b. Uji Beda Hasil Pemeriksaan Troponin I Antara Parasetamol 10 mg/KgBB Pre-Post...

c. Uji Beda Hasil Pemeriksaan Troponin I Antara Parasetamol 20 mg/KgBB Pre-Post... B. Pembahasan...

BAB V. Kesimpulan dan Saran……….……

DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN 32 34 38 39

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Diagnosis Untuk Sepsis, Sepsis Berat dan Syok Septik... Tabel 2.2 Petanda Molekuler Nekrosis Miokard ………...

Tabel 2.3 Rekomendasi Medicine and Healthcare Products Regulatory Agency

(MHRA) untuk dosis pemberian parasetamol IV...

Tabel 4.1 Karakteristik Subyek Penelitian... Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Dengan Saphiro Wilk... Tabel 4.3 Uji Beda Hasil Pemeriksaan Troponin I Antara Parasetamol

10mg/KgBB dengan Parasetamol 20 mg/KgBB ... Tabel 4.4 Uji Beda Hasil Pemeriksaan Troponin I Pre-Post pada kelompok

Parasetamol 10 mg/KgBB... Tabel 4.5 Uji Beda Hasil Pemeriksaan Troponin I Pre-Post pada kelompok

Parasetamol 20 mg/KgBB... 5 11 16 28 29 29 31 32

(14)

commit to user DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Filament Tipis ………...…………...

Gambar 2.2 Grafik Waktu Pelepasan Cardiac Marker ………...…...

Gambar 2.3. Rumus Bangun Paracetamol………...…....

Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran………...….

Gambar 3.1 Alur Penelitian ………....…....

Gambar 4.1. Perbandingan Hasil Pemeriksaan Troponin I Antara Parasetamol 10mg/KgBB intravena dengan Parasetamol 20 mg/KgBB

intravena...………...

Gambar 4.2 Perbandingan Troponin I Pre-Post Kelompok Parasetamol

10mg/KgBB intravena ………...

Gambar 4.3 Perbandingan Troponin I Pre-Post Kelompok Parasetamol 10mg/KgBB intravena... 11 12 13 27 24 31 32 33

(15)

commit to user DAFTAR SINGKATAN

ATP : Adenosine Triphosphate BB : Berat Badan

COX : Cyclooksigenase

CKMB : Creatine Kinase Myokardial Band

ELFA : Enzyme Linked Flourescent Assay Ht : Hematocrite

ICU : Intensive Care Unit INF-α : Interferon alpha IL-1 : Interleukin-1 IL-6 : Interleukin- 6 IMA : InfarkMiokardAkut Kg : Kilogram LPS : Lipopolisakarida Mg : Miligram Ml : Mililitre µl : Microlitre

MAP : Mean Arterial Pressure MN : Mononuclear

MODS : Multiple Organ Dysfunction Syndrome

MyD88 : Myeloid differentiation primary-response protein 88

NF-Kβ : Nuclear factor kappa-light-chain-enhancer of activated B cells NO : Nitric Oxide

OAINS : Obat Anti Inflamasi Non Steroid RSDM : Rumah Sakit Umum Dokter Moewardi SIRS : Systemic Inflammatory Response Syndrome SOAP : Sepsis Occurrence in Acutely ill Patients TD : Tekanan Darah

(16)

commit to user

TNF : Tumor Necrosis Factor

TNF-α :Tumor Necrosing Factor α

tPA : Tissue Plasminogen Activator UNS : Universitas Negeri Sebelas Maret VWF : Von Willebrand Factor

Gambar

Tabel  2.1 Kriteria Diagnosis Untuk Sepsis, Sepsis Berat dan Syok Septik....... Tabel  2.2      Petanda Molekuler Nekrosis Miokard ………………………..........
Gambar 2.1 Struktur Filament Tipis ………………………….....…………..... Gambar 2.2 Grafik Waktu Pelepasan Cardiac Marker ……………….....…....

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis yang dilakukan, terapi insulin yang memiliki efektivitas pengobatan paling tinggi adalah kombinasi novomix-lantus yang diperuntukkan untuk pasien

LAPORAN PROYEK AKHIR. PERANCANGAN E-COMMERCE

Tugas Akhir initelah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada Sidang Tugas Akhirtanggal25 Juli

Pada paper tersebut dijelaskan sebuah metode yang memungkinkan enkripsi dilakukan menggunakan kunci yang bersifat publik.. Metode tersebut dinamakan dengan Sistem Kriptografi

Apabila perlu tuliskan pada lembar tambahan *) KOMPETENSI: Isi dengan nomor Uraian Kegiatan Kompetensi (lihat Buku Bakuan Kompetensi) yang Anda anggap.. persyaratannya

Beberapa simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian adalah bahwa ekstrak etanol sirih hijau mempunyai aktivitas sebagai bahan antibakteri terbaik

Invasi aliran darah oleh beberapa organisme mempunyai potensi untuk menyebabkan reaksi pejamu umum toksin ini. Hasilnya adalah keadaan ketidakadekuatan perfusi

Jika dalam suatu persamaan diferensial diberikan suatu kondisi tambahan dengan sebuah nilai yang sama pada variabel independent-nya (baik fungsi maupun turunannya), maka