INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN
Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma Keperawatan
NUR FITRIYANI A01401935
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
ii
INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN
Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma Keperawatan
NUR FITRIYANI A01401935
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
vi
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya serta kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Dengan Masalah
Ketidaefektifan bersihan jalan napas Pada Pasien Stroke Hemoragik Di Ruang
Intensive Care Unit (ICU) RSUD Dr. Soedirman Kebumen”. Meskipun banyak hambatan dalam proses pengerjaannya, tapi penulis berhasil menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini tepat pada waktunya.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh derajat diploma keperawatan pada program studi keperawatan Stikes
Muhammadiyah Gombong. Penyusunan karya tulis ilmiah ini dilakukan dengan
suatu prosedur terstruktur dan terencana. Proses penulisan karya tulis ilmiah
sedikit memenuhi beberapa kesulitan dan hambatan, namun kesulitan dan
hambatan itu Alhamdulillah dapat diatasi berkat adanya bimbingan, niat dan
kemauan dari penyusun sendiri. Penulis menyadari akan keterbatasan karya tulis
ilmiah ini, namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya
proses penyusunan ini dapat terselesaikan, oleh sebab itu penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada :
1. Teristimewa untuk Bapak Dalio dan Ibu Roisah selaku orang tua penulis,
Wahyu Setyawan dan Etik Dwi Setyaningrum selaku kakak penulis serta
seluruh anggota keluarga yang telah memberikan dorongan, baik berupa
moril maupun materil serta doa yang tidak henti – hentinya kepada penulis
dalam mencapai cita – citanya.
2. Ibu Herniyatun, M. Kep, Sp. Mat selaku ketua Stikes Muhammadiyah
Gombong yang memberikan kesempatan penulis dapat menempuh studi di
Stikes Muhammadiyah Gombong.
3. Ibu Isma Yuniar., M.Kep.Ns selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan karya
vii
5. Terima kasih kepada teman – teman seperjuangan Prodi DIII Keperawatan
yang selalu memberikan semangat dan masukkan kepada penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ilmiah ini sepenuhnya
masih jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan
dari berbagai pihak, demi mengejar kesempurnaan yang tidak ada batasnya. Akhir
kata penulis mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikan yang diberikan dari
semua pihak kepada peneliti.
Kebumen, Juli 2017
viii
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. K DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS DIRUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUD. Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN
ABSTRAK
Pendahuluan : Masalah stroke semakin penting dan mendesak karena kini jumlah penderita stroke di Indonesia menduduki urutan pertama di Asia. Di asia khususnya Indonesia kasus stroke menduduki peringkat pertama, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang mengalami stroke. Penderita stroke mayoritas mengalami penurunan kesadaran umumnya mengalami gangguan pernapasan dan gangguan sirkulasi, sehingga akan mengalami masalah tentang bersihan jalan napas karena akumulasi sekret. Penanganannya adalah dengan melakukan tindakan penghisapan lendir (suction).Tujuan:Menganalisis asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien stroke hemoragik dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas di Intensive care Unit RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN. Hasil : Masalah yang muncul dalam asuhan keperawatan yaitu ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan akumulasi sekret dan ketidakefektifan perfusu jaringan serebral berhubungan dengan infark serebri.Tindakan :Penulis melakukan tindakan penghisapan lendir / suction. Evaluasi :Evaluasi dari hasil implementasi yang dilakukan penulis oleh dua pasienyaitu Tn. K dan Tn. M yaitu pada Tn. K pada tanggal 8 Juli 2017 pukul 14.00 wib dengan hasil data subyektif tidak terkaji dan data objektif dengan hasil pasien nampak sesak, terdengar adanya suara napas tambahan, analisa masalah belum teratasi dan pada Tn. M tanggal 16 Juli 2017 pukul 14.00 wib dengan hasil data subyektif tidak terkaji dan data objektif dengan hasil sesak berkurang, masih sedikit terdengar suara napas tambahan, analisa masalah belum teratasi.
ix
THE NURSING CARE FOR MR. K HAVING INEFFECTIVE AIRWAY CLEARANCE IN INTENSIVE CARE UNIT (ICU) OF
DR. SOEDIRMAN HOSPITAL OF KEBUMEN
ABSTRACT
Background: Stroke is an increasingly health problem since the stroke patient of Indonesia is on the first rank in Asia. Stroke patient usually has consciousness decrease and respiratory circulation disturbance. These will cause problemsin airway clearance because of accumulation of secretion. Thesecretioncan be handled by performing mucus suction.
Objective: To analyze the nursing care forstroke patients, escpecially hemorrhagic stroke patient with ineffective airway clearance problems in Intensive Care Unit (ICU) of dr. Soedirman of Kebumen.
Method:This scientific paper is an analytical descriptive with a case study. Data were obtained through interview, direct observation, physical examination, and documentation study. The subject was Mr. K, a hemorrhagic stroke patient.
Result:After having nursing care, the airway clearance of the patient was not totally solvable because there were still shortness of breath and additional breath sound.
x
HALAMAN JUDUL ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ... iii
LEMBAR KEASLIAN TULISAN ... iv
LEMBAR PENGESAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penulisan ... 5
D. Manfaat Penulisan ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Stroke Hemoragik ... 7
1. Pengertian ... 7
2. Klasifikasi ... 8
3. Etiologi ... 10
4. Manifestasi Klinis ... 11
5. Faktor Resiko ... 13
6. Komplikasi ... 14
7. Penatalaksanaan Medis ... 14
8. Patofisiologis ... 16
B. Asuhan Keperawatan Dalam Ketidakefektifan Berihan Jalan Napas . 18 1. Pengkajian ... 18
2. Diagnosa ... 24
3. Perencanaan ... 25
4. Pelaksanaan ... 30
xi
3. Suction ... 34
BAB III METODE STUDI KASUS ... 39
1. Jenis / Desain / Rancangan Studi Kasus Karya Tulis ... 39
2. Subyek studi kasus ... 39
3. Fokus studi kasus ... 40
4. Definisi operasional ... 40
5. Instrumen studi kasus ... 41
6. Metode pengumpulan data ... 42
7. Lokasi dan waktu studi kasus ... 43
8. Analisa data dan penyajian data ... 43
9. Etika studi kasus ... 44
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN ... 47
A. Hasil Studi Kasus ... 47
1. Asuhan Keperawatan pada Tn. K ... 47
2. Asuhan Keperawatan pada Tn. M ... 54
B. Pembahasan ... 62
C. Keterbatasan Studi Kasus ... 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72
A. Kesimpulan ... 72
B. Saran ... 71
1 A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini
sedang mengalami masa peralihan, dari masyarakat agraris menjadi negara
industri. Indonesia juga menghadapi dampak perubahan tersebut dalam
bidang kesehatan. Penyakit tidak menular (PMT) merupakan penyakit kronis.
Empat jenis PMT utama menurut WHO adalah penyakit kardiovaskular
(penyakit jantung koroner), stroke (cerebrovascular disease), kanker, dan
penyakit pernapasan kronik (asma dan PPOK), dan diabetes (Riset
Kesehatan, 2013).
Cerebrovascular Disease (CVD) atau stroke adalah penyakit yang
menyerang otak yaitu berupa gangguan fungsi saraf lokal dan/global,
munculnya mendadak, progresif, dan cepat. Gangguan fungsi saraf pada
stroke disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik :
Gangguan saraf tersebut menimbulkan gejala antara lain : kelumpuhan wajah
atau anggota badan, bicara tidak lancar, bicara tidak jelas (pelo), mungkin
penurunan kesadaran, gangguan penglihatan, dan lain – lain.
Menurut WHO (2015), kasus stroke di seluruh dunia diperkirakan
mencapai 50 juta jiwa, dan 9 juta diantaranya menderita kecacatan berat, yang
lebih memprihatinkan lagi 10 persen diantaranya mereka yang terserang
stroke mengalami kematian. Tingginya angka kejadian stroke bukan hanya
dinegara maju saja, tetapi juga menyerang negara berkembang seperti
Indonesia karena perubahan tingkah laku dan pola hidup masyarakat.Berbagai
fakta data di Rumah Sakit Umum (RSUD) Raden Matther Jambi
menunjukkan bahwa sampai saat ini, stroke masih merupakan masalah utama
dibidang neurologi maupun kesehatan pada umumnya. Di Asia khususnya
Indonesia kasus stroke menduduki peringkat pertama, setiap tahun
dengan penyakit stroke di Indonesia meninggal dunia dan diperkirakan tahun
2020 penyakit jantung dan stroke menjadi penyebab utama kematian didunia
(Yayasan Stroke Indonesia, 2010). Berdasarkan data yang berhasil
dikumpulkan oleh Yayasan Stroke Indonesia, masalah stroke semakin penting
dan mendesak karena kini jumlah penderita stroke di Indonesia menduduki
urutan pertama di Asia (Yastroki, 2012).
Didalam data rumah sakit menunjukkan bahwa stroke merupakan
penyakitpenyebab utama kematian. Pada tahun 2030 diperkirakan 23,6 juta
orang akan meninggal akibat penyakit jantung dan stroke. Menurut SP2RS
(Sistem Pencatatan dan Pelaporan Rumah Sakit), stroke termasuk dalam 10
peringkat utama penyakit sistem sirkulasi darah rumah sakit di Indonesia. Di
Makasar, data statistik menunjukkan terdapat kecenderungan meningkatnya
jumlah penderita stroke. Dari dua rumah sakit pendidikan (RS umum dan RS
pelamonia)kasus stroke menempati 40% dari semua pasien rawat inap di UPF
Penyakit Saraf, dimana dalam dua tahun terjadi peningkatan sebesar 126
penderita baru (Bustan, 2011).
Stroke hemoragik adalah kondisi medis yang ditandai dengan pecahnya
satu atau lebih pembuluh darah didalam otak. Darah keluar melalui pembuluh
darah yang pecah disekeliling jaringan otak, akumulasi dan menekan jaringan
otak disekitarnya. Terbentuknya gumpalan darah juga dapat menghentikan
suplai darah ke jaringan otak lainnya. Terdapat dua tipe stroke hemoragik dari
lokasi dimana pembuluh darah tersebut pecah yaitu troke intraserebral dan
subarakhnoid (Ikawati, 2011).
Penderita stroke mayoritas mengalami penurunan kesadaran umumnya
mengalami gangguan jalan napas dan gangguan sirkulasi. Pada penderita
stroke dengan penurunan kesadaran akan mengalami masalah tentang
bersihan jalan napas karena akumulasi sekret. Dimana saat mukus menutup
sebagian saluran napas maka terjadi penurunan tidal volume yang berdampak
pada penurunan saturasi oksigen, sehingga tubuh melakukan kompensasi
dengan peningkatan frekuensi pernapasan dan peningkatan denyut jantung
kondisi tersebut yaitu dengan pemberian oksigen (Hudak & Gallo,
2010).Pemenuhan kebutuhan oksigen ditunjukan untuk menjaga
kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan kehidupannya dan
melakukan aktivitas bagi berbagai organ dan sel. Adanya kekurangan oksigen
ditandai dengan keadaan hipoksia, yang dalam proses lanjut dapat
menyebabkan kematian jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan
(Anggraini & Hafifah, 2014).
Keadaan tersubut akan muncul masalah bersihan jalan napas dalam
diagnosa keperawatan yaitu ketidakefektifan bersihan jalan napas.
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas merupakan ketidakmampuan dalam
membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk menjaga
bersihan jalan nafas (Nanda, 2013).
Dikatakan penderita mengalami ketidakefektifan bersihan jalan napas
yaitu dyspnea, orthopnea, sianosis, kelainan suara napas seperti rales,
wheezing, kesulitan berbicara, gelisah, perubahan frekuensi dan irama napas,
produksi sputum, dan batuk tidak efektif atau tidak ada. Pengeluaran dahak
yang tidak lancar akibat ketidakefektifan jalan nafas adalah penderita
mengalami kesulitan bernafas dan gangguan pertukaran gas di dalam paru
paru yang mengakibatkan timbulnya sianosis, kelelahan, apatis serta merasa
lemah. Dalam tahap selanjutnya akan mengalami penyempitan jalan nafas
sehingga terjadi perlengketan jalan nafas dan terjadi obstruksi jalan nafas.
Untuk itu perlu bantuan untuk mengeluarkan dahak yang lengket sehingga
dapat bersihan jalan nafas kembali efektif (Nugroho, 2011). Obsuksi jalan
napas merupakan kondisi yang tidak normal akibat ketidakmampuan batuk
secara efektif, dapat disebabkan oleh sekret yang kental atau berlebih akibat
penyakit infeksi, imobilisasi, statis sekresi, dan batuk tidak efektif karena
penyakit persyarafan seperti cerebrovaskular accident (CVA).
Penanganan untuk ketidaefektifan bersihan jalan napas akibat
akumulasi sekresi adalah dengan melakukan tindakan penghisapan lendir
(suction) dengan memasukkan selang kateter suction melalui
jalan napas, mengurangi retensi sputum dan mencegah infeksi paru. Secara
umum, pasien yang terpasang ETT memiliki respon tubuh yang tidak baik
sehingga sangat diperlukan tindakan penghisapan lendir (suction).
Kurt (2007) menyatakan dalam jurnalnya yang berjudul “Emergent Endotracheal Intubation and Mortality in Traumatic Brain Injury” bahwa
penggunaan endotrakhea intubasi pada pasien dapat memperpanjang
kehidupan. Kemudian penulis juga melakukan suction dengan tujuan untuk
membersihkan sekret maupun saliva yang menumpuk pada jalan nafas, agar
oksigen masuk dengan bebas.
Menurut Wiyoto (2010), apabila tindakan suction tidak dilakukan pada
pasien dengan gangguan bersihan jalan nafas maka pasien tersebut akan
mengalami kekuarangan suplai oksigen (hipoksemia), dan apabila suplai
oksigen tidak terpenuhi dalam waktu 4 menit maka dapat menyebabkan
kerusakan otak yang permanen. Cara yang mudah untuk mengetahui
hipoksemia adalah dengan pemantauan kadar saturasi oksigen (SpO2) yang
dapat mengukur seberapa banyak presentasi oksigen yang mampu dibawa
oleh hemoglobin.
Berdasarkan rekap data RSUP Persahabatan, khususnya ruang rawat
melati atas Mei – Juni 2014 ditemukan banyak 16 kasus, yang hampir 90%
mengalami stroke hemoragik dan pasien mengalami ketidakefektifan bersihan
jalan napas dan hampir 100% pasien dilakukan penghisapan lendir.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengangkat kasus stroke ini
dikarenakan melihat dari penderita stroke yang mengalami peningkatan setiap
tahunnya dan tergolong penyakit yang beresiko tinggi. Selain itu, dalam
menangani masalah pasien dengan masalah ketidakefektifan bersihan jalan
napas diperlukan peran perawat untuk menjaga kebersihan jalan napas.
Berdasarkan alasan tersebut penulis mengangkat kasus tentang perawatan
pasien dengan stroke sebagai bahan karya tulis ilmiah dengan judul “ Asuhan
Keperawatan Dengan Masalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas Pasien
Stroke Hemoragik Di Ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD Dr. Soedirman
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat
disusun rumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimanakah gambaran asuhan
keperawatan dalam masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan
napas pada pasien stroke hemoragik?”.
C. Tujuan Studi Kasus
a. Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan pasien dengan masalah
keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas pada pasien stroke
hemoragik.
b. Tujuan Khusus
1. Mendiskripsikan pengkajian dengan masalah bersihan jalan napas
pada pasien stroke hemoragik.
2. Mendiskripsikan diagnosa keperawatan dengan masalah bersihan
jalan napas pada pasien stroke hemoragik.
3. Mendiskripsikan tindakan keperawatan dengan bersihan jalan napas
pada pasien stroke hemoragik.
4. Menggambarkan asuhan keperawatan masalah ketidakefektifan
bersihan jalan napas.
5. Menggambarkan proses peningkatan bersihan jalan napas
menggunakan suction.
6. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan dengan ketidakefektifan
bersihan jalan napas menggunakan suction.
D. Manfaat Studi Kasus
Karya Tulis ini, diharapkan memberikan manfaat bagi :
1. Masyarakat
Masyarakat dapat merawat penderita stroke dan meningkatkan
pengetahuan tentang gangguan bersihan jalan napas terutama pada pasien
2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan
Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan
dalam bersihan jalan napas pada pasien stroke hemoragik.
3. Penulis
Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset keperawatan,
27] ; [1 sreen]. Avaible from : URL : www.merkmanual.com/home/seco6/ch086d.html.
Battcaca, B. (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan gangguan Sitem Persyarafan. Jakarta : Salemba Medika.
Berman, A, Synder, S, dan Kozier, B. (2010). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis (5th ed). Jakarta : PT. EGC.
Bustan, MN. (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta.
Buston, M. (2011). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Rinek.
Dapertemen Kesehatan RI (Depkes RI). (2008). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengem-bangan Kesehatan.
Doenges, Moorhose, dan Murr. (2010). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien (3th ed).
Karisa dan Sumawarti. (2013) (Alih Bahasa).
Garner, Anne & Yogen Amin. Publish online : 2012. The Management of neuromuscular respiratory failure : A review. Vol. 2. University College London Hospitals, 394 – 398.
Global Rights, Elsevier. (2013). Nursing Outcames Classification (NOC). (5th ed.). United Kingdom : CV. Mocomedia.
Hahn. 2010. 10 consideration for Endotracheal Suctioning. Rtmaga=ine.com
melalui http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/19.Diakses pada tanggal 1/2./2013.
Herdman, T. Heather. (2012). NANDA International DIAGNOSA
KEPERAWATAN Definisi dan Klasifikasi 2012 – 2014. Buku Kedokteran : EGC.
(Ahli Bahasa). Jakarta : PT. EGC.
Ikawati, Z. (2011). Penyakit Sistem Terapi dan Tatalaksana Terapinya.
Yogyakarta : Bursa Ilmu
Israr, Yayan A. Stroke. [Online]. 2008 [Cited 2013 Oct 27]; [1 sreen]. Avaible from :URL :http://yayanakhrar.files.wordpress.com/2009/01/case-s-t-r-o-k-e.pdf.
Junaidi, I. (2011). Stroke Waspadai Ancamanya. Yogyakarta : CV. Andi.
Kozier dan Erb. (2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis (5th ed). Eny Maliya, Esti Wahyuningsih, Devi Yulianti (Ahli Bahasa). Jakarta : PT. EGC.
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. J. (2011). Buku Ajar Findamental Keperawatan, Konsep Proses dan Praktik. Jakarta : PT. EGC
Kurt. R, Donninghoff. (2007). Emmegent Endotrcheal Intubation and Mortality In Traumatic Brain Injur. Jurnal Emergency Media. 184 – 189.
Lynda Juall, Carpenito. (2008). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.
Maggiore, S.M. et al,. (2013). Decreasing the Adverse Effect of Endotracheal Suctioning During Mechanical Ventilation by Changing Practice. Continuing Respiratory Care Education, Vol 58, 1588-1597.
Medical Record RSUD AWS. (2016). 10 Besar Penyakit, diperoleh dari http://rsudaws.com/10-besar.html, diunduh tanggal 30 juni 2016
Moleong, Lexy. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
Muttaqin, A. (2008). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persayarafan. Jakarta : Salemba Medika.
Muttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Persyarafan. Jakarta : Salemba Medika
e. outcome. 063001. html.
Notoatmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : PT. Rineka APR.
Notoatmojo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. (2011). Proses dsn Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Ozden, D & Gorgulu, R. S. (2014). Effect of Open and Close Suction System on The Haemodynamic Parameters In Cardiac Surgery Patients.Jurnal.
Dipublikasikan. Fakultas Keperawatan Universitas Dokuz. Eylul : Turki
Potter, P.A & Perry, A. G. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Buku 3.Edisi : 7. Renata Komalasari, Dian Evriyani, Enie Novieastari, Alfrina Hany dan Sari Kurnianingsih (Ahli Bahasa). Jakarta : Salemba Medika.
Price, S. A dan Wilson, L. M. (2008). Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit (6th ed). Jakarta : EGC.
Pudiastuti, RD. (2011). Penyakit Pemicu Stroke. Yogyakarta : Nuha Medika.
Ratnasari. (2015). Hubungan Penerapan Oksigenasi Pasien Gawat Darurat Dengan Peningkatan Kesadaran Kuantitatif Pada Pasien Di IGD RSUD DR Abdoer Rahem Situbondo. Jurnal Keperawatan Rahem Situbondo.
Jurnal Kepwerawatan Fikes UMJ.
Riset Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar, RIS KESDAS. Jakarta : Balitbang Kemenkes.
Safrizal, Saanin, & Bahtiar. (2013). Hubungan Oxygen Delivery Dengan Outcome Rawatan Pasien Cedera Kepala Sedang. Padang : Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Unand
Schell,H.M & Puntilo, K. A. (2006). Nursing Secrets Series Critical Care Nursing Secrets. Second Edition. Philadelphina : Mosby Elsevier
Smeltzer. (2008). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta.
Sudoyo, A. W. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 2 3 (4th ed). Internal Publishing. JakartaComprehensive Overview of Nursing theand interdiscaplinary Care of the AcuteIschemic from The American Heart its soogton.
Tarwoto dan Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Timby, B. K. (2009). Fundamental Nursing Skill and Concepts. Philadelphia : Lippincott William & Wilkins.
Weinstock, Doris. (2010). Rujukan cepat di ruang ICU/ CCU. Jakarta : EGC
Whoold Health Organization. (2010). The Top 10 Causa of Death.
http://emedicine.medscape.com/article/196662 - overview. (diakses Juli 2016).
Whoold Health Organization. (2015). Riset Cardiovaskulae Diseases World Health Organization. Geneva Cited July 15th 2014. Avaibble From URL :
http://www.who.int/cardiovascular_diseases/about_avd/en/accessed on.
Wiyoto. (2010). Hubugan Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Prosedur Suction Dengan Perilaku Dalam Melakukan Tindakan Suction di ICU
Rumah Sakit dr. Kariadi Semarang (Online),
(http://digilib.unimus.ac.id/gdl.php?mod=browse&op+read+jtptunimus-gdl-wiyotog2a2-5560, diakses tanggal 01 November 2013, jam 09.35 WITA).
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. K DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS PADA
PASIEN STROKE HEMORAGIK DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN
Karya Tulis Imliah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma Keperawatan
NUR FITRIYANI A01401935
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
A.PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. K
Temapat, Tanggal lahir : Kebumen, 4 Juli 1940
Umur / Jenis Kelamin : 77 tahun / Laki - laki
Alamat : Lembupurwo, Kebumen
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SD
No. Rekam Medik : 350-296
Tanggal Pengkajian : 6 Juli 2017 pukul 13.00 WIB
Diagnosa Medis : Stroke Hemoragik
2. Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. S
Umur : 51 tahun
Alamat : Lembupurwo, Kebumen
Hubungan dengan pasien : anak kandung
3. Identitas Penanggungjawab
a. Keluhan utama
Pasien nampak sesak dan mengalami penurunan kesadaran.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Dr. Soedirman Kebumen pada tanggal 5Juli 2017 pukul 21:38
WIB dengan penurunan kesadaran. keluarga mengatakan sebelumnya pasien sempat jatuh
sekitar pukul 09:00 WIB dan pasien beranjak tidur dan tidak sadarkan diri. Pada tanggal 6
Juli 2017 pukul 12:45 WIB pasien dibawa ke ruang ICU. Pada pukul 13:00 WIB dilakukan
pengkajian didapatkan hasil tekanan darah 167/88 mmHg, nadi 167x/menit, RR 38x/menit,
suhu 37.80C, dan SpO2 98%, pasien terpasang mayo ukuran 3, terpasang NRM 10 lpm,
terpasang kateter ukuran 16, dan terpasang NGT. Kesadaran sopor dengan GCS E2M2V1 ,
pasien sesak terdengar suata napas tambahan, bibir sianosis. Pasien sempat kejang, akral
dingin, dan kelumpuhan anggota tubuh bagian kanan. Terpasang infus asering 20 tpm.
Keluarga mengatakan pasien pernah dirawat di RS Depok ±5 tahun yang lalu dengan
keluhan hipertensi. Keluarga mengatakan pasien sering mengeluh nyeri kepala dan berobat
ke puskesmas. Pasien menderita vertigo.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga mengatakan dikeluarganya terdapat riwayat penyakit seperti ini yaitu kak pasien
dan istri pasien. Kakak pasien meninggal ±30 tahun yang lalu dan istri pasien meninggal
sejak ±10 tahun yang lalu. Dikeluarga pasien tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
menular seperti TBC dan HIV.
e. Genogram
Keterangan :
: Laki – laki : Kawin
: Perempuan : Ikatan Saudara
: Meinggal : Pasien
4. Pola Fungsional Virginia Handerson
a. Pola Napas
Sebelum MRS : Keluarga mengatakan pasien sering mengeluh nyeri kepala, pasien
tidak mengalami gangguan pernapasan, pasien mengeluh sesak bila
merasa capek.
Saat dikaji : pasien nampak sesak dengan RR 38x/menit, terpasang NRM 10 lpm,
terdengar suara napas tambahan, terdapat sekret disaluran pernapasan.
b. Pola Nutrisi
Sebelum MRS : Keluarga mengatakan pasien nafsu makan bai, makan 3x sehari
dengan porsi sedang dengan nasi, lauk pauk, dan sayur. Minum 3 – 5
gelas sedang air putih, sering minum kopi 5 gelas sedang sehari, pasien
Saat diakji : Pasien terpasang NGT, pasien dilakukan bilas lambung dan cairan
yang keluar ±300 cc. Cairan berwarna hijau kehitaman.
c. Pola Eliminasi
Sebelum MRS : Kelurarga mengatakan pasien BAB 1 – 2 hari sekali dengan
konsistensi padat, berwarna coklat dan berbau khas. BAK 10 – 12 x/hari
dengan warna kuning pekat dan berbau khas. Pasien tidak ada keluhan
saat BAB dan BAK.
Saat dikaji : Pasien terpasang katetr, urin tertampung ±250cc/6jam, urine berwarna
kuning pekat. Pasien belum BAB sejak 2 hari sebelum masuk rumah
sakit.
d. Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum MRS : Keluarga mengatakan pasien tidur malam pukul 21:00 WIB sampai
03:00 WIB, pasien tidur nyenyak terkadang terbangun karena ingin
BAK. Pasien terkadang sulit tidur. Pasien jaarang tidur siang.
Saat dikaji : Pasien mengalami penurunan kesadaran
e. Pola gerak dan keseimbangan
Sebelum MRS :Keluarga mengatakan pasien dapat melakukan aktivitas tanpa bantuan
orang lain, pasien berjalan pelan tanpa alat bantu gerak.
Saat dikaji : Pasien mengalami penurunan kesadaran dan mengalami penurunan
kekuatan otot bagian kanan.
f. Rasa aman dan nyaman
Sebelum MRS : Keluarga mengatakan pasien jarang meggunakan alas kaki saat
melakukan pekerjaan rumah. Keluarga mengatakan takut bila ada benda
yang dapat melukai kaki pasien.
Saat dikaji : Pasien mengalmi penuruann kesadaran dan tempat tidur pasien
terpasang restrain (pelindung tempat tidur).
g. Pola mempertahankan daya suhu tubuh
Sebelum MRS : Keluarga mengatakan pasien sering menggunakan baju pendek, jika
pasien merasa dingin pasien menggunakan pakaian berlengan panjang
dan selimut.
Saat dikaji : Pasien demam dengan suhu 37.80C. Pasien menggunakan selimut dan
pakaian yang disediakan rumah sakit.
Sebelum MRS : Keluarga mengatakan bellum begitu mengerti mengenai penyakit yang
dialami pasien.
Saat dikaji : Keluarga nampak cemas, dan sering bertanya – tanya tentang kondisi
pasien.
i. Pola rekreasi
Sebelum MRS : Keluarga mengatakan pasien suka melakukan kegiatan seperti
berkebun.
Saat dikaji : Pasien mengalami penurunan kesadaran.
j. Pola spirittual
Sebelum MRS : Keluarga mengatakan pasien selalu menjalankan ibadah shalat 5
waktu. Jika pasien sakit pasien selalu berdoa dan menganggap bahwa
ini adalah peringatan untuknya.
Saat dikaji : Keluarga selalu mendoakan pasien agar lekas sembuh dan keluarga
melantunkan ayat – ayat al-qur’an disisi pasien saat waktu kunjung.
k. Pola komunikasi
Sebelum MRS : Keluarga mengatakan apsien menggunakan bahasa jawa dan
berkomunikasi dengan baik dan lancar.
Saat dikaji : Pasien mengalami penurunan kesadaran, mulut pasien terpasang mayo
dan NRM 10 lpm.
l. Pola berpakaian
Sebelum MRS : Keluarga mengatakan pasien mengganti pakaiannya 2x sehari.
Saat dikaji : Pasien mengalami penurunan kesadaran, pakaian pasien diganti
2x/hari disediakan oleh RS.
m. Personal hygiene
Sebelum MRS : Keluarga mengatakan pasien mandi 2x/hari yaitu pada waktu pagi dan
sore, menggunakan sabun mandi. Pasien jarang menggosok gigi
terkadang tidak pernah menggosok gigi dalam satu hari, menggunakan
pasta dan sikat gigi. Keramas seminggu sekali menggunakan sampo.
Saat dikaji : Pasien diseka oleh perawata 1x/hari yaitu pada pagi hari, tetapi sejak
kemarin pasien belum diseka dan belum dilakukan oral hygiene.
n. Pola bekerja
Sebelum MRS : Keluarga mengatakan pasien senang berkebun. Bila badan terasa lelah
pasien mearsa sesak.
5. Pengkajian Kritis ―B6‖
a. B1 / Breathing
Pasien nampak sesak dengan RR 38x/menit, terdapat retraksi dinding dada, terdengar suara
napas tambahan, terdapat sekret di saluran napas, terpasang NRM 10 lpm, dan terpasang
mayo.
b. B2 / Blood
Irama jantung reguler, tidak terdapat bunyi tambahan (s3), tekanan darah 167/88 mmHg,
nadi 167x/menit.
c. B3 / Brain
Kesadaran sopor dengan GCS E2M3V1, reaksi pupil isokor, simetris dengan diameter 2mm
/ 2mm, dan mengalami penurunan kekuatan otot tubuh bagian kanan.
d. B4 / Bladder
Pasien terpasang kateter, urin tertampung sebanyak ±250cc/6jam, urin berwarna kuning
pekat, tidak ada distensi kandung kemih, pemasangan kateter hari kedua.
e. B5 / Bowel
Mukosa bibir pucat, lidah kotor, tidak mengalami distensi abdomen, terpasang NGT,
dilakukan bials lambung cairan yang keluar ±300cc, cairan berwarna hijau kehitaman, tidak
emngalami distensi abdomen.
f. B6 / Bone
Pasien mengalami penurunan kekuatan otot tubuh bagian kanan, tidak ada fraktur atau luka,
turgor kulit buruk, akral dingin, dan CRT >2 sekon.
6. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran / GCS : Sopor / E2M2V1
Tanda – tanda Vital :
Tekanan darah : 167/88 mmHg Nadi : 167x/menit
RR : 38x/menit Suhu : 37.80C
SpO2 : 97 %
BB / TB : 54 kg / 164 cm
Pemeriksaan Head To Toe
Kepala simetris, tidak ada lesi, bersih, rambut pendek berwarna putih, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid.
b. Wajah
Sklera ikterik, konjungtiva anemis, reflek pupil terahadp cahaya ada, mulut pelo, tidak ada
pernapasan cuping hidung, terpasang NRM 10 lpm, RR 38x/menit, mulut sianosis, terdapat
sekret disalauran napas, mulut terpasang mayo.
c. Dada
Inspeksi : Terdapat retraksi dinding dada, RR 38x/menit, tidak ada polip, simetris
Palpasi : Simetris, tidak ada nteri tekan, ictus cordis pada IC ke tiga
Perkusi : Sonor
Aukultasi : Irama reguler, ronkhi.
d. Abdomen
Inspeksi : simetris, cembung, warna kulit sawo matang, tidak ada bekas luka
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati
Aukultasi : bising usus 12x/menit
e. Extermitas
Atas : Tidak ada oedem, kekuatan otot tangan kiri 4, kanan 1. Terpasang infus
asering 20 tpm
Bawah : Tidak oedem, kekuatan otot kaki kiri 4, kanan 1. Akral teraba hangat.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi
Pada tanggal 5 Juli pukul 21:38 WIB
Hasil bacaan : Terdapat infark serebri di kortek sinistra dengan jumlah cairan ±150cc
b. Laboratorioum
Pada tanggal 5 Juli 2017 pukul 21:41 WIB
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan
Eosinofil
a. Terapi pada tanggal 6 Juli 2017 (diberikan di IGD)
Nama Obat Dosis Rute Waktu Pemberian
Metilprednisolon
b. Terapi pada tanggal 7 Juli 2017
Nama Obat Dosis Rute Waktu Pemberian
Sonde (DG) 200 cc NGT 08 12 17 22
c. Terapi pada tanggal 8 Juli 2017
Nama Obat Dosis Rute Waktu Pemberian
Manitol
Waktu Analisa Data Problem Etiologi
Tanggal
Keluarga mengatakan pasien sering
merasa nyeri pada kepala dan
pernah menderita vertigo.
Do :
- Pasien mengalami penurunan kesadaran yaitu sopor dengan GCS E2M2V1
- Mengalami penurunan kekuatan otot tubuh bagian kanan, akral
- Hasil radiologi terdapat infrak serebri dikorteks sinistra RR 38x/menit, terdapat retraksi dinding dada
- Terdapat suara napas tambahan
Ketidakefektifan
bersihan jalan
napas
Akumulasi
- Terdapat sekret disaluran napas - Pasien tidak dapat batuk dan
menelan.
C.PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan infark serebral.
2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan akumulasi sekret.
D.INTERVENSI KEPERAWATAN
Waktu dx Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi ttd
Tanggal
6 Juli /
pukul
13.30
WIB
1 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 7
jam diharapkan masalah
ketidakefektifan perfusi
jaringan serebral teratasi
dengan kriteria hasil:
1 : Gangguan ekstrem
2 : Berat
- Hindari aktivitas jika TIK meningkat - Observasi kondisi
fisik pasien b. Terapi oksigen
- Bersihkan jalan
napas dari sekret - Pertahankan jalan
napas tetap efektif
2 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 7
jam diharapkan masalah
bersihan jalan napas
kembali efektif dengan
a. Respiratory Management
- Pantau rate, irama,
kedalaman, dan
usaha napas.
- Perhatikan gerakan
kriteria hasil : - Kolaborasi dalam
pemberian
- Memonitor ukuran,
- S: -
O : Kesadaran pasien
sopor dengan GCS
2
kesimetrisan, reaksi pupil dan bentuk pupil mata pasien
- Memonitor tanda –
tanda vital
- Memberikan oksigenasi NRM 10 lpm
- Mendengarkan suara
napas tambahan
- Mengobservasi gerakan dada, rate, kedalaman, dan usaha respirasi
- S : -
O : Ada reflek pupil
terhadap cahaya, simetris
2mm/2mm
- S :-
O : Tekanan darah
167/88 mmHg, nadi
167x/menit, suhu 37.80C
- S :-
O : Pasien nampak
nyaman, sesak berkurang
- S : -
O : Suara napas ronkhi,
terdapat sedikit sekret
dimulut.
- S : -
O : gerakan dada
simetris, RR 32x/menit,
terdapat retraksi dinding
dada, napas nampak
berat dan dalam.
Tangga
l 7 Juli
2017
pukul
08.00
WIB
1
- Melakukan perawatan pada pasien : Menyeka dan oral hygiene.
- Memberikan terapi
sesuai program
- Mengkaji kesadaran
- S : -
O : Pasien nampak bersih,
baju terganti.
- S :-
O: Terapi masuk sesuai
program, tidak ada reaksi
alergi.
- S :-
O: kesadaran sopor
Pukul
- Memonitor ukuran,
kesimetrisam, reaksi dan bentuk pupil mata pasien
- Mengaulkultasi suara napas tambahan
- Memposisikan pasien miring kanan
- Memposisikan pasien
- S: -
O: Ada reflek terhadap
cahaya, simetris dengan
diameter 2mm/2mm.
- S: -
O: Suara napas ronkhi, RR
39x/menit, terdapat sekret
dimulut, pasien tidak
dapat batuk dan menelan.
- S: -
O: Tekanan darah 168/101
mmHg, nadi 127x/menit,
RR 39x/menit, suhu
36.40C, SpO2 97%
- S:-
O: Sesak napas berkurang,
RR 30x/menit, suara
ronkhi berkurang, sekret
berkurang, sekret
berwarna putih encer.
- S:-
O: Tekanan darah 159/112
mmHg, nadi 121x/menit,
RR 29x/menit, suhu
36.40C, SpO2 : 98%
- S:-
O: Setelah 5 menit
kemudian kejang, sesak
bertambah RR 42x/menit
Pukul
11.30
WIB
Pukul
13.00
WIB
Pukul
13.15
WIB 1
1
1
2
2
supinasi
- Mengobservasi NGT
dan memberikan diit
- Menghitung balance
cairan
- Memonitor keadaan
dan kesadaran pasien
- Memonitor tanda –
tanda vital
- Memonitor status
oksigenasi
- Mengaukultasi suara napas tambahan
- Melakukan
penghisapan lendir
O: Kejang berkurang,
sesak berkurang RR
33x/menit
- S: -
O: tidak ada aspirasi,
Sonde masuk 200cc, tidak
ada muntahan.
- S: -
O: Input 320, output 600.
Bc -225cc
- S: -
O: keadaan lemah,
kesadaran koma dengan
GCS E1M1V1
- S: -
O: Tekanan darah 125/101
mmHg, nadi 103x/menit,
RR 32x/menit, suhu
36.00C, SpO2 97%.
- S :-
O: Pasien terpasang NRM
10 lpm, RR 33x/menit,
SpO2 97%
- S :-
O: Suara napas ronkhi,
terdapat sekret dimulut
- S: -
- Memonitor tanda –
O: Tekanan darah 137/111
mmHg, nadi 128x/menit,
-Memonitor kesadaran
dan keadaan umum
pasien
-Memonitor ukuran,
kesimetrisan, reaksi dan bentuk pupil mata pasien
-Mengobservasi tanda – tanda vital
-Mengaukultasi suara napas tambahan
- S : -
O:Pasien nampak bersih,
Pukul
-Mengobservasi irama, kedalaman, dan usaha respirasi.
-Melakukan penghisapan lendir
-Mengobservasi tanda – tanda vital setelah suction
-Memberikan sondse
melalui NGT
-Menghitung balance
cairan
-Memonitor kesadaran pasien
-Memonitor tanda – tanda vital
- S: -
O: Simetris, terdapat
retraksi dinding dada,
napas tampak dalam.
- S: -
O: Sekret berkurang, suara
6 Juli
2017 /
Pukul
14.00
WIB
2 O:
Kesadaran pasien sopor E2M2V1, pupil isokor, simetris
dengan diameter 2mm, tekanan darah 167/88 mmHg,
nadi 167x/menit, RR 38x/menit, suhu 37.80C, SpO2 97%,
pasien terpasang NRM 10 lpm, terpasang mayo.
A:
Masalah belum teratasi
P:
Monitoring neurologis, monitor oksigenasi, monitor
hemodinamik.
S:-
O:
Pasien nampak sesak dengan RR 38x/menit, terdapat
sekret pada saluran pernapasan, dilakukan penghisapan
lendir, pernapasan terdengar suara napas tambahan,
terdapat retraksi dinding dada, pasien posisi semifowler.
A:
Masalah belum teratasi
P:
Respiratory Management, Airway Management, dan
Airway Suctioning.
Tanggal
7 Juli
2017 /
Pukul
14.00
WIB
1 S:-
O:
Kesadaran pasien koma dengan GCS E1M1V1, pupil
isokor, simetris dengan diameter 2mm, tekanan darah
132/111 mmHg, nadi 128x/menit, RR 27x/menit, suhu
36.40C, SpO2 91%, pasien kejang saat dimiringkan
kekanan, dan kejang berkurang saat diposisikan supinasi
pasien terpasang NRM 10 lpm.
A:
Masalah belum teratasi
P:
Monitor Neurologis, Monitor status hemodinamik,dan
2 S: -
O:
Pasien nampak sesak RR 27x/menit, sekret produksi,
dilakukan suction berkala, suara napas tambahan,
terdapat retraksi dinding dada, napas tampak dalam.
A:
Masalah belum teratasi
P:
Monitory respiratory, Airway management, dan airway
suctioning.
Tanggal
7 Juli
2017 /
Pukul
14.oo
WIB 1
2 S:-
O:
Keadaan umum pasien lemah, kesadaran koma dengan
GCS E1M1V1, pupil isokor, simetris dengan diameter
1mm, tekanan darah 90/77 mmHg, nadi 74x/menit, suhu
36.00C, RR 25x/menit, SpO2 81%, pasien terpasang
NRM 10 lpm.
A:
Masalah belum teratasi
P:
Monitor status neurologis, Monitor hemodinamik, dan
monitor terapi oksigenasi.
S: -
O:
Suara napas tambahan, produksi sekret, terdapat retraksi
dinding dada, napas tampak dalam, dilakukan suction,
tanda – tanda vital setelah dilakukan suction yaitu
tekanan darah 90/77 mmHg, nadi 74x/menit, SpO2 81%,
SpO2 81%, RR 25x/menit, bibir sianosis, belum ada
reflek batuk dan menelan.
A:
Masalah belum teratasi
P:
management.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. K DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS PADA
PASIEN STROKE HEMORAGIK DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN
Karya Tulis Imliah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program
Pendidikan Diploma Keperawatan
NUR FITRIYANI A01401935
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG PRODI DIII KEPERAWATAN
A.PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Tempat / Tanggal lahir : Kebumen / 1 Juli 1937
Umur / Jenis Kelamin : 80 tahun / Laki - laki
Alamat : Kutowinangun, Kebumen
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SD
Status Perkawinan : Kawin
No. Rekam Medik : 542-360
Tanggal Pengkajian : 14 Juli 2017 Pukul 09.00 WIB
Diagnosa Medis : Stroke Hemoragik
2. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. S
Umur : 50 tahun
Alamat : Kutowinangun, Kebumen
Hubungan dengan pasien : Anak kandung
3. Riwayat penyakit
a. Keluhan utama
Pasien nampak sesak dan mengalami penurunan kesadaran.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Dr. Soedirman Kebumen pada tanggal 14 Juli 2017 dengan
penurunan kesadaran. dan dilakukan perawatan bangsal Kenanga, karena kondisi kondisi
pasien mengalami penurunan kesadaran dan adanya gangguan bersihan jalan napas maka
pada tanggal 12 Juli 2017 pukul 10.00 WIB pasien dipindahkan ke ICU. Saat dilakukan
pengkajian pada tanggal 14 Juli 2017 pukul 09.00 WIB didapatkan tekanan darah 112/80
mmHg, nadi 120x/menit, RR 28x/menit, suhu 38.10C, dan SpO2 98%. Pasien sedang
diberikan terapi parasetamol 500 mg, suara napas terdengar ronkhi, terdapat sekret dimulut.
Pasien tidak dapat batuk dan menelan, pasien mengalami mual dan muntah. Pasien
dengan GCS E4M3V1, terpasang binasal kanul 4 lpm, terpasang kateter no 16, dan urin yang
tertampung ±300cc, terpasang NGT. Pemeriksaan kekuatan oto kiri 5, untuk otot kanan 2
untuk tangan, dan 3 untuk kaki. Tangan kiri terpasang infus parasetamol 60 tpm.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga mengatakan pasien sebelumnya pernah dirawat di RSUD Kebumen dengan
keluhan yangb sama. Pasien memiliki riwayat hipertensi, riwayat jatuh dari kamar mandi
±12 tahun yang lalu. Keluarga mengatakan pasien jarang minum obat jika sakit hanya
mengoleskan balsem disekitar tubuh yang sakit. Pasien memiliki riwayat stroke ± 1 tahun 3
bulan yang lalu.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan didalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama
dengan pasien dan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit menular seperti TBC dan HIV.
e. Genogram
Keterangan :
: Laki – laki : Kawin
: Perempuan : Ikatan Saudara
: Meinggal : Pasien
4. Pola Virginia Handerson
a. Pola napas
Sebelum MRS : Keluarga mengatakan pasien tidak memiliki riwayat asma, tidak
mengalami gangguan pernapasan, pasien tidak mengalami sesak.
Saat dikaji : Pasien nampak sesak dengan RR 28x/menit, terdapat seret dimulut,
suara napas ronkhi, terpasang binasal kanul.
b. Pola Nutrisi
Sebelum MRS : Keluarga mengatakan nafsu makan pasien kurang, makan 2x/hari
putih sebanyak 5 – 7 gelas sedang perhari, pagi teh manis satu gelas
besar, dam sore minum satu gelas sedang kopi. Pasien tidak memiliki
riwayat alergi terhadap makanan atau minuman tertentu.
Saat dikaji : Pasien terpasang NGT, pasien diberikan sonde diit jantung 4x/hari
sebanyak 200 cc.
c. Pola Eliminasi
Sebelum MRS : Keluarga mengatakan pasien BAB 2 – 3 hari sekali dengan konsistensi
padat dan berwarna coklat. Pasien BAK 6 – 9x/hari dengan warna
kuning dan berbau khas. Tidak ada keluhan saat BAB ataupun BAK.
Saat dikaji : Pasien terpasang kateter, urin tertampung sejumlah ±300cc/6 jam,
warna kuning jernih. BAB 1 – 2 hari sekali dengan konsistensi cair
berwarna coklat dan berbau khas.
d. Pola Istirahat dan tidur
Sebelum MRS : Keluarga mengtakan pasien tidur malam ±6jam, tidur sering terbangun
pada malam hari karena keluhan ingin BAK dan sering tiba – tiba
terbangun saat dini hari dan pasien jarang tidur siang.
Saat dikaji : Pasien mengalami penurunan kesadaran, pasien terbangun bila sesak
dan merasa mual.
e. Pola gerak dann keseimbangan
Sebelum MRS : Keluarga mengatakan pasien dapat melakukan kegiatan dan aktivitas
secara mandiri. Pasien dapat berjalan secara pelantanpa alat bantu
gerak.
Saat dikaji : Pasien mengalami kelemahan anggota badan sebelah kanan dengan
kekuatan otot kanan 2 untuk tangan dan 3 untuk kaki, otot kiri 5 untuk
tangan dan kaki.
f. Peronal hygiene
Sebelum MRS : Keluarga mengatakan pasien mandi 2x/hari menggunakan sabun
mandi. Pasien gosok gigi 1x/hari menggunakan sikat dan pasta gigi.
Keramas 1x seminggu menggunakan shampoo.
Saat dikaji : Pasien diseka oleh perawat setiap pagi, oral hygiene, dan keramas.
g. Berpakaian
Sebelum MRS : Keluarga mengatakan pasien dapat memilih dan memakai pakaiannya
secara mandiri. Pasien mengganti pakaiannya 2x/hari setiap setelah
Saat dikaji : Pasien menggunakan pakaian yang disediakan RS, pakaian diganti 1x
sehari dan diganti jika pakaian basah atau kotor. Pasien dibantu
sepenuhnya oleh perawat.
h. Mempertahankan suhu tubuh
Sebelum MRS : Keluarga mengatakan jika dingin pasien menggunakan pakaian
panjang dan jika merasa panas pasien mengenakan pakaian tipis dan
pendek.
Saat dikaji : Pasien mengenakan pakaian dari RS. Pasien nampak menggunakan
selimut dan suhu pasien 38.10C.
i. Bahaya lingkungan dan kecelakaan
Sebelum MRS : Pasien selalu menjaga tubuhnya dari bahaya seperti memakai sandal
saat berpegian.
Saat dikaji : Pasien mengalami penurunan kesadaran.
j. Komunikasi
Sebelum MRS : Keluarga mengatakan dapat bberomunikasi dengan orang lain secara
lancar dan baik dengan menggunakan bahasa jawa.
Saat dikaji : Pasien mengalami penurunan kesadaran.
k. Bekerja
Sebelum MRS : Keluarga mengatakan pasien menjadi petani, pasien senang melakukan
kegitannya itu. Sehingga pasien lupa makan dan istirahat.
Saat dikaji : Pasien mengalami penurunan kesadaran.
l. Ibadah
Sebelum MRS : Keluarga mengatakan pasien menjalankan ibadah shalat 5 waktu.
Saat dikaji : Pasien tidak dapat menjalankan ibadah shalat 5 waktu.
m. Rekreasi
Sebelum MRS : Keluarga mengatakan pasien mengisi waktu luang untuk berkebun dan
berkumpul bersama keluarganya.
Saat dikaji : Pasien hanya tiduran, keluarga sering menjenguk dan mengajak
berbicara dengan pasien.
n. Belajar
Sebelum MRS :Keluarga mengatakan keluarga sudah sedikit mengerti penyakit yang
diderita pasien karena sebelumnya pasien pernah menderita penyakit
seperti ini.
5. Pengkajian Kritis B6
a. B1 / Breathing
Pasien nampak sesak dengan RR 28x/menit, terdapat retraksi dinding dada, terdapat sekret
disaluran napas, terdapat suara napas tambahan, terpasang binasal kanul 4 lpm.
b. B2 / Blood
Irama jantung regular, tekanan darah 112/80 mmHg, nadi 120x/menit.
c. B3 / Brain
Kesadaran somnolen dengan GCS E4M3V1, pupil isokor, simetris dengan ukuran diameter
2mm, mengalmai penurunan kekuatan otot tubuh bagian kanan.
d. B4 / Bladder
Pasien terpasang kateter, tidak ada distensi kandung kemih, pemasangan kateter hari ke
dua.
e. B5 / Bowel
Mukosa bibir kering, tidak mengalmai distensi abdomen, terpasang NGT.
f. B6 / Bone
Pasien mengalami kelemahan anggota tubuh bagian kanan, tidak ada fraktur atau luka,
turgor kulit baik, suhu 38.10C, CRT <2 sekon.
6. Pengkajian Fisik
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran / GCS : somnolen E4M3V1
Tanda – tanda vital :
Tekanan darah : 112/80 mmHg Nadi : 120x/menit
RR : 28x/menit suhu : 38.10C
SpO2 : 98%
BB / TB : 57 kg . 169 cm
Pemeriksaan Head To Toe
a. Kepala dan leher
Kepala simetris, tidak ada polip, bersih, tidak ada nyeri tekan, rambut jarang, berwarna
putih, pada leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Sklera ikterik, konjungtiva anemis, pupil isokor, simetris dengan diameter 2mm/2mm, tidak
ada pernapasan cuping hidung, hidung terpasang binasal kanul 4lpm, RR 28x/menit,
terdapat mukus dimulut, pasien tidak dapat batuk dan menelan.
c. Dada
Inspeksi : terdapat retraksi dinding dada, simetris, RR 28x/menit, tidak ada bekas luka.
Palpasi : Simetris, tidak ada nyeri tekan, teraba hangat.
Perkusi : Sonor
Aukultasi : Tidak ada auara tambahan (s3), suara napas tambahan (ronkhi)
d. Abdomen
Inspeksi : Simetris, cembung, kulit sawo amtang, bersih.
Aukultasi : Bising usus 13x/menit.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran organ.
Perkusi : Thympani
e. Ektermitas
Mengalami penurunan kekuatan otot tubuh bagian kanan.
Ekstermitas atas : Tidak ada oedem, kekuatan otot kanan 2, kiri 5, dan terpasang infus
parasetamol 60 tpm pada tangan kanan.
Ekstermitas bawah : Tidak oedem, kekuatan otot kanan 3 dan kiri 5.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Radiologi
1) Pada tanggal 3 Juli 2017 pukul 21:55 WIB
Hasil pemeriksaan rontgen thorak adalah terdapat cardiomegali, oedem paru, dan
adanya pelebaran pada vasculer.
2) Pada tanggal 8 Juli 2017 pukul 20:10 WIB
Hasil pemeriksaan USG adalah terdapat kelainan pada hepar, VU, dan VF.
3) Pada tanggal 10 Juli 2017 pukul 17:11 WIB
Hasil bacaan CT-scan adalah terdapat infark serebri dikortex sinistra dan cairan ±75cc.
b. Pemeriksaan Laboratorium
Pada tanggal 3 Juli 2017 pukul 19:01 WIB
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Darah otomatis
Hemoglobin
Leukosit
Hemotokrit
L 11.9
8.3
L 35
g/dL
10^3/µ L
%
13.2 – 17.3
3.8 – 10.6
Eritrosit
Tanggal 14 Juli 2017
Nama Obat Dosis Rute Waktu Pemberian
Uriter
Tanggal 15 Juli 2017
Nama Obat Dosis Rute Waktu Pemberian
Parasetamol inf.
Tanggal 16 Juli 2917
Nama Obat Dosis Rute Waktu Pemberian
Methyldopa
Waktu Analisa Data Problem Etiologi
14 Juli
2017 /
Pukul
09.00
WIB
Keluarga mengatakan pasien
memiliki riwayat stroke ±3 bulan
yang lalu dan memiliki riwayat
hipertensi.
Do:
- Kesadaran somnolen dengan GCS E4M3V1
- Mengalami penurunan
kekuatan otot tubuh bagian kanan
- Terpasang binasal kanul 4 lpm - Bibir kering, conjungtiva
anemis
- Hasil radiologi : Terdapat infark serebri dikortex sinistra dengan jumlah cairan ±75 cc - Tekanan darah 112/80 mmHg,
- Terdapat sekret dimulut, suara napas ronkhi
- Terdapat retraksi dinding dada - Pasien tidak dapat abtuk dan
C.PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan infark serebral
2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan akumulasi sekret.
D.INTERVENSI KEPERAWATAN
Waktu dx Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi ttd
Tanggal
14 Juli /
pukul
13.30
1 Setelah dilakukan tindakan
WIB jaringan serebral teratasi
1 : Gangguan ekstrem
2 : Berat
- Hindari aktivitas jika TIK meningkat - Observasi kondisi
fisik pasien d. Terapi oksigen
- Bersihkan jalan
napas dari sekret - Pertahankan jalan
napas tetap efektif
2 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 7
jam diharapkan masalah
bersihan jalan napas
kembali efektif dengan
kriteria hasil :
- Perhatikan gerakan
dada, amati - Kolaborasi dalam
pemberian broncodilator f. Airway Suctioning
- Aukultasi suara
otot bantu napas
2
2
2 5
4
5
Keterangan :
1 : Berat
2 : Cukup
3 : Sedang
4 : Ringan
5 : Tidak ada gangguan
sesudah dilakukan suction
- Gunakan aliran
rendah untuk
menghilangkan sekret
- Monitor status
oksigen pasien dan status hemodinamik.
E.IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Waktu dx Implementasi Respon ttd
Tanggal 14
Juli 2017
Pukul 08.00
WIB
09.00 WIB 1
-Menyeka pasien dan melakukan oral hygiene
-Memberika terapi obat sesuai program
-Memberikan sonde
sesuai diit sebanyak 200 cc melaui via NGT
-Mengkaji kesadaran
pasien
- S: -
O: Pasien nampak
wangi dan bersih
- S: -
O: Terapi obat
masuk sesuai
program, tidak ada
alergi
- S: -
O: Sonde 200 cc
masuk melaui via
NGT, pasien tidak
muntah
- S: -
O: Kesadaran pasien
2
-Memonitor reaksi pupil
-Mengobservasi kondisi pasien
-Memonitor tanda – tanda vital
-Mengkaji kekuatan otot pasien
-Mengobservasi rate, irama, kedalaman, dan usaha respirasi.
-Memonitor suara napas tambahan
GCS E4M3V1
- S: -
O: Pupil isokor,
simetris dengan
diameter 2mm.
- S: -
O: keadaan umum
pasien lemah, akral
hangat.
- S: -
O: tekanan darah
159/79 mmHg, nadi
66x/menit, suhu
37.00C, SpO2 97%.
- S: -
O: Penurunan
kekuatan otot bagian
kanan. Pada bagian
kanan kekuatan pada
tangan 2 dan kaki 3.
- S: -
O: RR 28x/menit,
terdapat retraksi
dinding dada,
simetris, napas
tampak dalam.
- S: -
O: terdapat suara
napas tambahan
11.30 WIB
12.00 WIB 2
2
2
-Memposisikan pasien semifowler
-Kolaborasi dalam
pemberian obat nebulizer
-Memberikan sonde 200 cc melalui via NGT
-Menghitung balance
cairan pasien
-Memberikan terapi
nebulizer
-Mendengarkan suara
napas pasien
belum dapat batuk
dan menelan, tetapi
sudah ada sedikit
reflek batuk.
- S: -
O: Pasien dalam
posisi semifowler,
pasien nampak
nyaman.
- S: -
O: Menambahkan
terapi fentolin 4x
sehari
- S: -
O: Sonde masuk
melalui via NGT,
tidak ada reflek
muntah.
- S: -
O: Input 700, aoutpu
600, dan bc +100
- S: -
O: Terapi inhalasi
masuk, produksi
mukus bertambah,
pasien sesak
bertambah.
- S: -
O: Suara terdengar
13.00 WIB
14.00 WIB 1
2
1
-Melakukan penghisapan lendir (suction)
-Mengkaji kesadaran
-Mengkaji reflek pupil
-Mengaukultasi suara napas pasien
-Mengobservasi tanda – tanda vital pasien
batuk
- S: -
O: Sesak berkurang,
sekret berkurang,
pasien nampak
nyaman, sekret
berwarna kuning
kental.
- S: -
O: Kesadaran
somnolen dengan
GCS E4M3V1 ,
pasien mulai dapat
membuka mata.
- S: -
O: Pupil isokor,
simetris dengan
diameter 2mm.
- S: -
Suara napas ronkhi,
RR 26x/menit.
- S: -
O: Tekanan darah
124/98 mmHg, nadi
112x/menit, RR
24x/menit, suhu
36.40C, SpO2 99%.
Tanggal 15
Juli 2017
Pukul 08.00
- Menyeka dan melakukan oral hygiene pada pasien
- S: -
O: Pasien nampak
WIB
1
2
- Memberikan terapi obat sesuai program
- Mengkaji kesadaran
pasien
- Mengkaji rekasi pupil
- Memonitor tanda – tanda vital
- Mengaukultasi suara napas pasien
- Memberikan terapi
nebulizer
- S: -
O: Pemberian
kalnek dihentikan.
Terapi obat
diberikan sesuai
program.
- S: -
O: Kesadaran pasien
somnolen dengan
GCS E4M3V1,
pasien nampak
tiduran.
- S: -
O: Pupil isokor,
simetris dengan
diameter 2mm.
- S: -
O: Tekanan darah
109/98 mmHg, nadi
127x/menit, RR
27x/menit, suhu
36.70C, SpO2 100%.
- S: -
O: Suara napas
terdengar ronkhi,
terdapat sekret
dimulut.
- S: -
O: Terapi nebu
08.00 WIB
10.30 WIB
11.30 WIB
11.35 WI
2
- Mengaukultasi suara napas pasien
- Melakukan penghisapan lendir
- Melakukan ROM pasif
- Memposisikan pasien miring kekanan ±1.5 jam
- Memberikan sonde
200cc melalui via NGT
- Menghitung balance
sekret, pasien sesak.
- S: -
O: Suara napas
tambahan (ronkhi),
terdapat sekret di
saluran napas, sudah
ada reflek batuk
pada pasien.
- S: -
O: suara napas
tambahan
berkurang, reflek
batuk saat disuction.
- S: -
O: Otot pasien
nampak lemas,
pasein nyeri saat
dimiringkan kekiri,
pasien batuk –
batuk.
- S: -
O: Pasien
dimiringkan
kekanan.
- S: -
O: Sonde 200 cc
masuk melalui via
NGT, tidak ada
muntahan.
12.00 WIB
13.30 WIB 2
1
2
cairan
- Memberikan terapi
nebulizer
- Melakukan penghisapan lendir
- Mengkaji kesadaran
pasien
- Mengobservasi reflek pupil
- Memonitor tanda – tanda vital
O: Input 700, output
750, dan bc -50.
- S: -
O: Terapi inhalasi
masuk, 30 menit
setelah terapi pasien
batuk, produksi
sekret.
- S: -
O: Pasien tidak mau
membuka mulut saat
disuction, paien
nampak dapat
menelan, dan pasien
sudah dapat batuk.
- S: -
O: Kesadaran Pasien
somnolen dengan
GCS E4M3V1.
- S: -
O: Pupil isokor,
simetris dengan
diameter 2mm.
- S: -
O: Tekanan darah
114/97 mmHg, nadi
103x/menit, RR
19x/menit, SpO2
98%, dan suhu
- Mengaukultasi suara napass pasien
- S: -
O: Suara napas
ronkhi, RR
19x/menit
Tanggal 16
Juli 2017
Pukul 08.00
WIB
08.30 WIB
09.00 WIB 2
1
- Menyeka dan melakukan oral hygiene pada pasien
- Memberikan terapi obat sesuai program terapi
- Memasukkan sonde 200 cc melalui via NGT
- Memberikan terapi
nebulizer
- Mengkaji kesadaran
pasien
- Mengkaji reflek pupil
- Mengobservasi tanda –
- S: -
O: Pasien nampak
bersih dan rapi.
- S: -
O: Terapi obat
masuk sesuai
program, tidak ada
alergi.
- S: -
O: Sonde DJ 200 cc
masuk, tidak ada
mual muntah.
- S: -
O: Terapi masuk,
sekret produksi,
pasien batuk –
batuk.
- S: -
O: Kesadaran
somnolen dengan
GCS E4M3V1
- S: -
O: Pupil isokor,
simetris dengan
10.00 WIB
11.30 WIB
12.00 WIB 2
1
2
tanda vital pasien
- Mengaukultasi suara napas pasien
- Melakukan suction
- Mengkaji kekuatan otot
- Memberikan sonde 200 cc melalui via NGT
- Menghitung balance
cairan
- Memberikan terapi
nebulizer
- S: -
O: Tekanan darah
117/87 mmHg, nadi
98x/menit, RR
21x/menit, suhu
36.30C, SpO2 100%.
- S: -
O: Suara napas
ronkhi, sekret
produksi.
- S: -
O: Ronkhi sedikit
terdengar, sesak
berkurang, pasien
tampak nyaman.
- S: -
O: Penurunan
kekuatan otot tubuh
bagian kanan yaitu 2
kaki dan 3 tangan.
- S: -
O: Sonde 200 cc
masuk, tidak ada
reflek muntah atau
mual.
- S: -
O: Input 400, output
350, dan bc +50
- S: -
13.30 WIB 1
- Melakukan suction
- Mengkaji kesadaran dan reaksi pupil
- Mengobservasi tanda – tanda vital pasien
- Mengaukultasi suara napas.
reflek batuk dan
menelan dengan
baik, pasien nampak
dapat membuka
mata, produksi
sekret masih
produksi.
- S: -
O: Sekret berkurang,
pasien tampak
nyaman.
- S: -
O: Kesadaran pasien
somnolen E4M3V2,
pupil isokor,
simetris dengan
diameter 2 mm.
- S: -
O: Tekanan darah
108/94 mmHg, nadi
111x/menit, RR
19x/menit,, suhu
36.30C, SpO2 100%
- S: -
O: Suara napas
ronkhi
F. EVALUASI KEPERAWATAN
Waktu dx Evaluasi ttd