• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika - PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII F MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO DI SMP NEGERI 5 PURWOKERTO - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika - PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII F MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO DI SMP NEGERI 5 PURWOKERTO - repository perpustakaan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Masalah merupakan hal yang harus diselesaikan atau direspon. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukkan adanya suatu tantangan (challenge) yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin (routine procedure) yang sudah diketahui oleh si pelaku (Shadiq, 2009: 4).

Menurut Wardhani (2008: 17), pemecahan masalah merupakan proses menerapkan suatu pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal. Ciri dari pertanyaan atau penugasan berbentuk pemecahan masalah adalah ada tantangan dalam materi atau tugas dan masalah tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan prosedur rutin yang sudah diketahui penjawab. Siswa dikatakan memiliki kemampuan pemecahan masalah apabila dapat menyelesaikan masalah melalui langkah – langkah pemecahan masalah.

Menurut Cooney et al (Shadiq, 2009: 4) , pemecahan masalah merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh guru agar para siswanya termotivasi untuk menerima tantangan yang ada pada pertanyaan (soal) dan mengarahkan para siswa dalam proses pemecahannya.

(2)

proses penerimaan tantangan dan kerja keras untuk menyelesaikan masalah. Jadi aspek penting dalam masalah adalah penyelesaian yang diperoleh tidak dapat dikerjakan dengan prosedur rutin, tetapi harus dilaksanakan dengan berpikir keras untuk mendapatkan cara penyelesaian suatu masalah.

Menurut Polya (1973: 5), ada 4 langkah utama dalam menyelesaikan masalah sebagai berikut :

a. Memahami masalah, yaitu memahami masalah secara benar, mengenal apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan

b. Menyusun rencana memecahkan masalah, yaitu dengan memilih konsep,

rumus, atau algoritma yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah c. Menyelesaikan masalah sesuai rencana, yaitu dengan memproses data

dengan rencana yang telah dipilih kemudian membuat jawaban penyelesaian dengan perhitungan secara runtut dan menentukan hasil operasi

d. Melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan, yaitu menarik simpulan dari jawaban yang diperoleh dan mengecek kembali perhitungan yang diperoleh.

Menurut Shadiq (2004: 11), 4 langkah penting yang harus dilakukan dalam pemecahan masalah adalah sebagai berikut :

a. Memahami masalahnya

(3)

b. Merencanakan cara penyelesaian

Setelah siswa menemukan masalah dan mengidentifikasinya dengan jelas, maka perlu menyusun strategi untuk memecahkannya yaitu dengan aturan – aturan yang dibuat sendiri oleh siswa selama proses pemecahan masalah

berlangsung sehingga diperoleh alternatif untuk memecahkan masalah tersebut.

c. Melaksanakan rencana

Pada langkah ini, siswa menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana yang dianggap paling tepat yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya. d. Menafsirkan hasilnya

Pada langkah ini, siswa harus dapat menyimpulkan hasil dari penyelesaian masalah yang sudah dilaksanakan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah dalam matematika merupakan kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa dalam mencari jalan keluar dari suatu masalah yang tidak rutin dengan mengidentifikasi apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan unsur apa yang diperlukan guna menyelesaikan permasalahan tersebut sehingga mudah diselesaikan.

Adapun indikator dalam pemecahan masalah dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Memahami masalah.

(4)

c. Menyelesaikan masalah sesuai rencana. d. Memeriksa kembali hasil yang diperoleh.

B. Model Pembelajaran The Power of Two

Menurut Zaini (2008: 52) model pembelajaran The Power of Two adalah model pembelajaran yang digunakan untuk memperkuat arti penting serta manfaat sinergi dua orang. Model pembelajaran ini mempunyai prinsip bahwa berpikir berdua jauh lebih baik daripada berpikir sendiri.

Hamruni (2012: 160) menambahkan bahwa model pembelajaran The Power of Two bertujuan untuk menunjukkan bahwa belajar secara berpasangan akan lebih baik hasilnya dibanding belajar secara sendiri – sendiri.

Jadi, model pembelajaran The Power of Two merupakan model pembelajaran yang dapat membuat siswa belajar lebih aktif bekerja secara individu karena siswa diberikan kebebasan untuk mengeluarkan pengetahuan yang ada pada diri mereka kemudian siswa berdiskusi dan saling berbagi (sharing) pengetahuan dengan dua orang (pasangannya).

Menurut Sanaky (2006), penerapan model pembelajaran The Power of Two (kekuatan berdua) dengan langkah – langkah atau prosedur yang dilakukan guru, seperti berikut ini :

(5)

b. Langkah kedua, guru meminta peserta didik merenung dan menjawab pertanyaan tersebut secara sendiri – sendiri.

c. Langkah ketiga, guru membagi peserta didik berpasang-pasangan, dimana pasangan kelompok ditentukan menurut daftar absensi atau diacak. Dalam proses pembelajaran ini setelah semua peserta didik melengkapi jawaban, masing-masing pasangan melakukan berbagi (sharing) jawaban dengan yang lain.

d. Langkah keempat, guru meminta pasangan untuk berdiskusi mencari jawaban baru. Dalam kegiatan pembelajaran ini guru meminta siswa untuk membuat jawaban dan memberikan respon masing-masing individu. e. Langkah kelima, guru meminta peserta didik untuk mendiskusikan hasil

sharingnya . Dalam proses ini siswa diajak untuk mendiskusikan hasil jawaban masing-masing secara klasikal (keseluruhan). Setelah dibuat perbandingannya guru menyimpulkan jawaban dari materi tersebut.

Dalam pembelajaran dengan model pembelajaran The Power of Two ini, tentu saja mempunyai kelebihan dan kekurangan diantaranya sebagai berikut :

Kelebihan model pembelajaran The Power of Two:

a. Mengurangi ketergantungan siswa terhadap guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber dan belajar dari siswa lain.

(6)

kata – kata secara verbal dan dengan membandingkan ide – ide atau gagasan orang lain.

c. Membantu anak agar dapat bekerja sama dengan orang lain, dan menyadari segala keterbatasan, serta menerima segala kekurangannya. d. Membantu siswa untuk lebih bertanggungjawab dalam melajsanakan

tugasnya.

e. Meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir. Kekurangan model pembelajaran The Power of Two:

a. Kadang – kadang bias terjadi adanya pandangan dari berbagai sudut bagi

masalah yang dipecahkan, bahkan memungkinkan pembicaraan menjadi menyimpang, sehingga membutuhkan waktu yang lama.

b. Dengan adanya pembelajaran secara berkelompok dan sharing antar pasangan membuat pembelajaran menjadi kurang kondusif.

c. Dengan adanya kelompok, siswa yang kurang bertanggungjawab dalam tugasnya, membuat mereka lebih mengandalkan pasangannya sehingga mereka bermain main sendiri tanpa mau mengerjakan.

C. Materi Pelajaran Matematika

Pada mata pelajara matematika SMP/MTS kelas VIII semester 1 pada pokok bahasan Teorema Pythagoras, meliputi:

1. Menentukan Teorema Pythagoras

(7)

4. Menghitung perbandingan sisi – sisi segitiga siku – siku istimewa 5. Menghitung panjang diagonal pada bangun datar

6. Menyelesaikan model matematika dari masalah sehari – hari yang berkaitan dengan Teorema Pythagoras.

D. Kerangka Berpikir

Indikator kemampuan pemecahan masalah matematika : 1. Memahami masalah.

2. Menyusun rencana memecahkan masalah. 3. Menyelesaikan masalah sesuai rencana. 4. Memeriksa kembali hasil yang diperoleh.

Setelah dilakukan observasi diketahui bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII F SMP Negeri 5 Purwokerto rendah.

Guru dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran The Power of Two, adapun langkah – langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Membuat problem

2. Perenungan pertanyaan dan jawaban 3. Membagi siswa berpasang – pasangan 4. Berdiskusi dengan pasangan

5. Diskusi kelas hasil sharing

Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII F di SMP N 5 Purwokerto meningkat.

(8)

bentuk matematika; 2) siswa belum dapat menangkap apa yang ditanyakan dan bagaimana cara penyelesaiannya jika diberikan soal; 3) beberapa siswa terlihat masih kesulitan dalam merencanakan penyelesaian soal; 4) siswa cenderung diam, hanya mendengarkan penjelasan dari guru; 5) siswa kurang berani memberikan pendapat ketika guru memberikan pertanyaan; 6) siswa hanya mengerjakan atau mencatat apa yang diperintahkan oleh guru; 7) sebagian besar siswa terlihat cenderung mengandalkan jawaban dari teman ketika diberikan soal oleh guru. Keadaan awal siswa tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII F SMP Negeri 5 Purwokerto tergolong masih rendah.

Dari permasalahan yang dijumpai di kelas tersebut, maka diberikan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran The Power of Two. Langkah – langkah dalam model pembelajaran The Power of Two yaitu membuat problem, perenungan pertanyaan dan jawaban, membagi siswa berpasang – pasangan, berdiskusi dengan pasangan, dan diskusi kelas hasil sharing.

(9)

dengan langkah membuat problem, siswa memperoleh kemampuan memahami masalah. Dimana hal ini sesuai dengan langkah – langkah dalam pemecahan masalah yaitu langkah memahami masalah.

Langkah perenungan pertanyaan dan jawaban. Dalam langkah ini siswa melakukan analisis terhadap permasalahan yang diberikan guru untuk merencanakan penyelesaian masalah. Siswa harus bisa menyusun strategi yang akan digunakan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Maka dengan langkah perenungan pertanyaan dan jawaban, siswa memperoleh kemampuan menyusun rencana pemecahan masalah. Dimana hal ini sesuai dengan langkah – langkah dalam pemecahan masalah yaitu langkah menyusun rencana pemecahan masalah.

(10)

dalam pemecahan masalah yaitu menyelesaikan masalah sesuai rencana. Langkah diskusi kelas hasil sharing. Setelah siswa selesai menyelesaikan masalah, guru meminta siswa untuk mendiskusikan hasil sharingnya, kemudian berdiskusi secara klasikal untuk membahas permasalahan yang belum jelas atau belum dimengerti. Setelah itu, guru meminta siswa untuk membandingkan jawaban dari masing – masing pasangan ke pasangan yang lain. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan jawaban dari materi tersebut. Dalam hal ini, guru mengarahkan siswa agar dapat mengkaji kembali kebenaran hasil dan proses. Maka dengan langkah diskusi kelas hasil sharing, siswa memperoleh kemampuan memeriksa kembali hasil yang diperoleh. Dimana hal ini sesuai dengan langkah – langkah dalam pemecahan masalah, yaitu memeriksa kembali hasil yang diperoleh.

Langkah – langkah dalam model pembelajaran The Power of Two merupakan sebuah rangkaian dalam memecahkan masalah. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran The Power of Two juga memberikan kesempatan yang lebih luas kepada siswa untuk mengetahui strategi pemecahan masalah dari siswa lain. Dengan cara ini, siswa dapat memperkaya pengetahuannya dalam memecahkan suatu masalah.

E. Hipotesis Tindakan

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Dari satu stasiun GPS Singapura NTUS dapat dikembangkan model TEC ionosfer di atas Sumatra dan sekitarnya yang mana cakupan model tersebut tergantung pada sudut elevasi minimum

Bagi para pemain bola voli pada khusunya dan para pemain/atlet cabang olahraga prestasi pada umumnya perlu mengembangkan kemampuan endogen yang berupa sistem

Perkolasi, adalah proses penyarian simplisia dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi penyarian sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur kamar.. Proses perkolasi

Beranjak dari kenyataan yang ada maka penelitian tentang pasar uang yang ditinjau dari segi norma hukum Islam mencoba untuk mengetahui apakah mekanisme transaksi

ANALISIS WAKTU PEMESINAN PADA UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK NEGERI 6 BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

• Reduce shipment time & cost • Better supply chain planning. • Expanding seaports

[r]

[r]