BAB II KAJIAN TEORI
E. Pengertian Motivasi Belajar 4. Pengertian Motivasi
Manusia sebagai makhluk hidup yang secara sadar selalu ada dorongan dalam dirinya rasa ingin tahu sesuatu. Sardiman ( 2003) motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Menurut Winkel ( 1996) motivasi adalah dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhan. Menurut Uno (2007) motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seseorang bertingkah laku.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan proses pembangkitan gerak dalam diri individu untuk melakukan atau berbuat sesuatu guna mencapai suatu tujuan.
5. Indikator Motivasi
Menurut Sardiman (2007), ada beberapa indikator motivasi sebagai berikut:
a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama,tidak pernah berhenti sebelum selesai.
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses).
d. Lebih senang bekerja mandiri.
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). g. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah diyakini.
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. 6. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi,yaitu: a. Cita-cita atau Aspirasi
Cita-cita disebut juga aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai.Penentuan target ini tidak sama bagi semua siswa. Cita-cita atau aspirasi adalah tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang,.Aspirasi ini bisa bersifat positif dan negatif, ada yang menunjukkan keinginan untuk mendapatkan keberhasilan tapi ada juga yang sebaliknya. Taraf keberhasilan biasanya ditentukan sendiri oleh siswa dan berharap dapat mencapainya
b. Kemampuan Belajar
c. Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar berhubungan dengankondisi fisik dan kondisi psikologis.Biasanya kondisi fisik lebih cepat terlihat karena lebih jelas menunjukkan gejalanya daripada kondisi psikologis. Kondisi-kondisi tersebut dapat mengurangi bahkan menghilangkan motivasi belajar siswa
d. Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan ini sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa e. Unsur-unsur Dinamis
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali, khususnya kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional
f. Upaya Guru Membelajarkan Siswa
Guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi sampai dengan mengevaluasi hasil belajar siswa. Upaya tersebut berorientasi pada kepentingan siswa diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar.
7. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
a. Memilih cara dan metode mengajar yang tepat. Hal ini sangat
berpengaruh.karena jika metode pembelajarannya tidak tepat maka
siswa merasa tidak berminat untuk belajar matematika.
b. Menimbulkan rasa ingin tahu. Timbulkan rasa ingin tahu siswa
dengan berbagai persoalan dalam materi yang sedang dibahas.Hal
tersebut menimbulkan siswa merasa penasaran, dengan sendirinya
menyebabkan siswa tersebut berusaha keras untuk memecahkannnya.
Dalam upaya yang keras itulah motivasi belajar siswa bertambah
besar.
c. Mengggunakan materi dengan menghubungkan dalam kehidupan
sehari-hari yang dikenal oleh siswa. Sesuatu yang telah dikenal siswa
dapat diterima dan diingat lebih mudah. Jadi, gunakanlah hal-hal yang
telah diketahui siswa sebagai wahana untuk menjelaskan sesuatu yang
baru atau belum dipahami oleh siswa.
d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan
kemahirannya di depan umum. Hal itu akan menimbulkan rasa bangga
dan dihargai oleh umum. Pada gilirannya suasana tersebut akan
meningkatkan motif belajar siswa.
e. Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai. Hal ini
berpengaruh,karena seorang anak akan mempelajari dan belajar
matematika jika tahu dan jelas akan tujuan belajarnya. Makin jelas
f. Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai. Dalam belajar hal ini
dapat dilakukan dengan selalu memberitahukan nilai ulangan atau
nilai pekerjaan rumah. Dengan mengetahui hasil yang telah dicapai,
maka motivasi belajar siswa lebih kuat, baik itu dilakukan karena
ingin mempertahankan hasil belajar yang telah baik, maupun untuk
mempebaiki hasil belajar yang kurang memuaskan.
g. Melakukan evaluasi pada hasil ulangan atau pekerjaan rumah. Hal ini
dimaksudkan agar siswa dapat mengetahui kesalahan-kesalahan atas
jawaban soal yang salah.
h. Membuat suasana persaingan yang sehat diantara para siswa. Suasana
ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengukur
kemampuan dirinya melalui kemampuan orang lain. Selain itu belajar
dengan bersaing menimbulkan upaya belajar yang sungguh-sungguh,
disini digunakan pula prisip-prinsip keinginan individu untuk selalu
lebih baik dari orang lain.
F. Prestasi Belajar
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003). Selain itu, Ahmadi (1991) menyatakan bahwa prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam (faktor internal) maupun dari luar (faktor internal) individu. Ahmadi(1991) menjelaskan tentang faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, antara lain :
1. Faktor Internal
Faktor internal terdiri dari:
a. Faktor jasmaniah (fisiologi) berupa penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.
b. Faktor psikologis, berupa faktor intelektif dan non intelektif.
Faktor intelektif meliputi faktor potensial (keerdasan dan bakat) dan faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. Sedangkan faktor non intelektif meliputi unsur- unsur kepribadian seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri. c. Faktor kematangan fisik maupun psikis
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal terdiri dari:
a. Faktor sosial, meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan kelompok
b. Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.
d. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan yang telah diperoleh siswa dalam belajar.
G. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) 8. Pengertian
Trianto (2009), pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan ketrampilan berpikir tingkat lebih tinggi. Sedangkan menurut Suyatno (2009) PBI merupakan proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata, lalu dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan danpengalaman yang telah mereka punyai sebelumnya (prior knowledge). Sehingga dari prior knowledge ini akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru.
9. Ciri-ciri
Dalam pelaksanaan, menurut Suyatno (2009) ciri khas pembelajaran berdasarkan masalah,yaitu:
a. Pembelajaran berpusat pada masalah
b. Masalah yang digunakan merupakan masalah dunia yag sebenarnya yang mungkin akan dihadapi oleh siswa di masa depan.
d. Para siswa bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran mereka sendiri
e. Siswa aktif dengan proses bersama
f. Pengetahuan menyokong pengetahuan baru
g. Pengetahuan diperoleh dalam konteks yang bermakna
h. Siswa berpeluang untuk meningkatkan dan mengorganisasikan pengetahuan
i. Kebanyakan pembelajaran dilaksanakan dalam kelompok kecil 10.Sintaks Pengajaran Berdasarkan Masalah
Menurut Trianto (2009), Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
a. Mengajukan masalah atau mengorientasikan siswa kepada masalah autentik, yaitu masalah kehidupan nyata sehari- hari
b. Memfasilitasi/Membimbing penyelidikan c. Mengembangkan dan menyajikan hasil
d. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah e. Kesimpulan/Penutup
11.Kelebihan dan Kekurangan a. Kelebihan
Menurut Trianto (2009) kelebihan pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) antara lain :
3) Memupuk sesuai inquiri siswa 4) Retensi konsep jadi kuat
5) Memupuk kemampuan Problem solving b. Kekurangan
Menurut Trianto (2009) kekurangan pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) antara lain :
1) Persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang komplek 2) Sulitnya mencari problem yang relevan
3) Sering menjadi miss- konsepsi
4) Konsumsi waktu, dimana memerlukan waktu yang cukup dalam proses penyelidikan.
H. Materi Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Prisma Dan Limas
Prisma dan limas merupakan salah satu pokok bahasan matematika di Sekolah Menengah Pertama.Pokok bahasan ini diajarkan pada akhir semester 2 kelas VIII.
Kedua bangun diatas diajarkan agar siswa dapat menyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan bentuk- bentuk bangun prisma dan limas dalam kehidupan sehari- hari.
Pada kurikulum Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada pokok bahasan prisma dan limas, materi yang akan digunakan adalah:
12.Mengidentifikasikan sifat- sifat prisma dan limas, serta bagian- bagiannya. 13.Membuat jaring- jaring prisma dan limas
16.Menentukan rumus volume prisma dan limas 17.Menghitung volume prisma dan limas. I. Kerangka Berpikir
Upaya yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa adalah dengan mengoptimalkan pembelajaran siswa. Salah satu usaha
Dari hasil angket motivasi dan prestasi belajar siswa kelas VIII A masih rendah
Sintaks pembelajaran PBI :
1. Mengajukan masalah atau mengorientasikan siswa kepada masalah autentik, yaitu masalah kehidupan nyata sehari- hari
2. Memfasilitasi/Membimbing penyelidikan 3. Mengembangkan dan menyajikan hasil
4. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 5. Kesimpulan/Penutup
Motivasi belajar siswa
Prestasi belajar siswa
penggunaan pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi di dalam belajar adalah PBI.
PBI merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik (nyata) sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri. Sehingga diharapkan dapat melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah yang dihadapi siswa. Dengan demikian di harapkan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
siswa kelas VIII A SMP Negeri Kesugihan. J. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang dan kerangka berpikir, maka dirumuskan hipotesis tindakannya yaitu:
1) dengan pembelajaran Problem Based Instruction ( PBI) , motivasi belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Kesugihan pada pokok bahasan prisma dan limas meningkat.