Naskah Publikasi
ANALISA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HISTEREKTOMI DENGAN
GANGGUAN RASA AMAN NYAMAN: NYERI AKUT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
KARYA ILMIA AKHIR NERS
Diajukan sebagi salah satu syarat untuk memperoleh gelar ners
Disusun Oleh : Arif Yudi Pratama
A31500812
PEMINATAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN
SKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Ilmiah Ners adalah hasil karya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip
maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
Nama : Arif Yudi Pratama
NIM : A31500812
Tanda Tangan :
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa
Karya Ilmia Akhir Ners yang Berjudul:
ANALISA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HISTEREKTOMI DENGAN GANGGUAN RASA AMAN NYAMAN: NYERI AKUT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
Dipersiapkan dan disusun oleh:
Arif Yudi Pratama, S.Kep. A31500812
Telah Disetujui pada:
Hari/Tanggal:...,...Agustus 2016
Tempat: Stikes Muhammadiyah Gombong
Pembimbing
(Eka Riyanti, M. Kep, Sp. Kep.Mat)
Mengetahui
Ketua Program Studi Profesi Ners
iv
HALAMAN PENGESAHAN KARYA ILMIAH AKHIR NERS
ANALISA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HISTEREKTOMI DENGAN GANGGUAN RASA AMAN NYAMAN: NYERI AKUT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
Yang dipersiapkan dan disusun oleh :
Nama : Arif Yudi Pratama
NIM : A31500512
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada :
Hari :
Tanggal :
Susunan Dewan Penguji
1. Eka Riyanti, M. Kep, Sp. Kep.Mat (Penguji I)………...
2. Siti Suwaibah, S.Kep. Ns (Penguji II)……….
Mengetahui
Ketua Program Studi Profesi Ners
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan ridhoNYA
sehingga penelitti dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ners yang berjudul “Analisa Asuhan Keperawatan Pada Pasien Histerektomi Dengan Gangguan Rasa Aman Nyama Nyeri Akut Di Rumah Sakit Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto”
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih pada
semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan terimakasih
dan penghargaan yang tulus penulis haturkan kepada :
1. Makhdan Anis, S.Kep.Ns. M.Kep, selaku ketua STIKES Muhammadiyah
Gombong.
2. Isma Yuniar, M.Kep selaku ketua Program Studi S1 Keperawatan
STIKES Muhammadiyah Gombong.
3. Dadi Santoso M.Kep selaku ketua program profesi Ners
4. Eka Riyanti, M.Kep Sp.Kom selaku pembimbing, atas bimbingan, saran,
arahan dan waktu yang disediakan kepada peneliti.
5. Siti Suwaibah, S.Kep Ns selaku penguji, atas bimbingan, saran, arahan
dan waktu yang disediakan kepada peneliti
6. Orang tua tercinta serta seluruh keluargaku yang telah memberikan
dukungan baik material, moril maupun spiritual.
7. Teman-teman Profesi Ners angkatan tahun 2016 STIKES
Muhammadiyah Gombong.
Alhamdulillah karya ilmiah akhir ners ini dapat saya selesaikan semoga
dapat bermanfaat dan dapat dijadikan acuan buat yang membaca.
Gombong, Agustus 2016
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas Akademik STIKES Muhammadiyah Gombong, Saya yang
bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Arif Yudi Pratama
NIM : A31500812
Program Studi : Profesi Ners
Jenis karya : Karya Ilmia Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
STIKES Muhammadiyah Gombong Hak Bebas Royalti Nonseksklusif
(Nonexclusive Royalty-free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
“ANALISA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HISTEREKTOMI DENGAN GANGGUAN RASA AMAN NYAMAN: NYERI AKUT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO”.
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Nonseksklusif ini STIKES Muhammadiyah Gombong berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penuls/pencipta dan ebagai pemilk hak cipta. Demikian pernyataan ini
saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Gombong, Kebumen
Pada tanggaL: Agustus 2016
Yang Menyatakan
vii PROGRAM STUDI PROFESI NERS
STIKES MUHHAMMADIYAH GOMBONG Karya Ilmiah Akhir Ners, 2016
Arif Yudi Pratama1S.Kep., Eka Riyanti2 M.Kep.Sp. Kom
ABSTRAK
ANALISA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HISTEREKTOMI DENGAN GANGGUAN RASA AMAN NYAMAN: NYERI AKUT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
Pendahuluan: Mioma uteri adalah salah satu penyakit ginekologi yang menyerang pada uterus wanita. Histerektomi adalah salah satu jalan pengobatan lewat pembedahan, nyeri post op merupakan hal yang paling sering muncul. Latihan distraksi relaksasi dapat mengurangi skala nyeri. Tujuan: Dalam penelitian ini peneliti ingin menganalisis asuhan keperawatan pada pasien histerektomi dengan masalah aman nyaman nyeri akut. Hasil: Berdasarkan hasil analisis ketiga pasien mengatakan nyeri pada post operasi bertambah jika bergerak, nyeri seperti ditusuk-tusuk, regio abdomen supra pubic, skala nyeri diatas 7, nyeri hilang timbul, sehingga masalah yang paling rioritas adalah nyeri akut behubungan dengan agen cidera fisik (post op histerektomi). Intervensi dan implementasi yang sudah dilakuakan mengkajireaksi non verbal dari ketidaknyamanan, mengkaji nyeri secara komprehensif, mengatur posisi senyaman mungkin, melatih distraksi relaksasi, memberikan therapi analgesik. Evaluasi pada ketiga pasien bahwa ada penurunan skala nyeri setelah diakukan latihan distrksi relaksasi selama 3 hari, masalah aman nyaman belum teratasi,
planing motivasi pasien melakukan distraksi relaksasi secara rutin. Kesimpulan:
latihan distraksi relaksasi secara rutin dapat menurunkan skala nyeri. Hasil inovasi distraksi relaksasi dengan tiup balon lebih efektif menurunkan skala nyeri dari pada distraksi relaksasi tanpa kombinasi komplementer.
viii PROGRAM STUDI PROFESI NERS
STIKES MUHHAMMADIYAH GOMBONG Karya Ilmiah Akhir Ners, 2016
Arif Yudi Pratama1S.Kep., Eka Riyanti2 M.Kep.Sp. Kom
ABSTRAK
ANALISA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HISTEREKTOMI DENGAN GANGGUAN RASA AMAN NYAMAN: NYERI AKUT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
Pendahuluan: Mioma uteri adalah salah satu penyakit ginekologi yang menyerang pada uterus wanita. Histerektomi adalah salah satu jalan pengobatan lewat pembedahan, nyeri post op merupakan hal yang paling sering muncul. Latihan distraksi relaksasi dapat mengurangi skala nyeri. Tujuan: Dalam penelitian ini peneliti ingin menganalisis asuhan keperawatan pada pasien histerektomi dengan masalah aman nyaman nyeri akut. Hasil: Berdasarkan hasil analisis ketiga pasien mengatakan nyeri pada post operasi bertambah jika bergerak, nyeri seperti ditusuk-tusuk, regio abdoment supra pubic, skala nyeri diatas 7, nyeri hilang timbul, sehingga masalah yang paling prioritas adalah nyeri akut b.d agen cidera fisik (post op histerektomi). Intervensi dan implementasi yang sudah dilakuakan mengkaji reaksi non verbal dari ketidaknyamanan, mengkaji nyeri secara komprehensif, mengatur posisi senyaman mungkin, melatih distraksi relaksasi, memberikan therapi analgesik. Evaluasi pada ketiga pasien bahwa ada penurunan skala nyeri setelah diakukan latihan distrksi relaksasi selama 3 hari, masalah aman nyaman belum teratasi, planing motivasi pasien melakukan distraksi relaksasi secara rutin. Kesimpulan: latihan distraksi relaksasi secara rutin dapat menurunkan skala nyeri. Hasil inovasi distraksi relaksasi dengan tiup balon lebih efektif menurunkan skala nyeri dari pada distraksi relaksasi tanpa kombinasi komplementer.
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERNYATAAN OROSINIL ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan penulisan ... 6
C. Manfaat Penulisan ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Nyeri... 8
B. Konsep Dasar Mioma ... 18
C. Konsep Dasar Distraksi Relaksasi ... 20
D. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori ... 23
1. Fokus pengkajian ... 24
2. Diangnosa keperawatan ... 25
3. Intervensi Keperrawatan ... 26
BAB III LAPORAN MANAJEMEN KASUS KELOLAAN A. Profil Lahan Praktek ... 29
B. Ringkasan Asuhan Keperawatan 3 Pasien... 36
1. Ringkasan Asuhan Keperawatan Ny.N ... 35
x
3. Ringkasan Asuhan Keperawatan Ny. B ... 43
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis karakteristik klien ... 48
B. Analisis Masalah Keperawatan ... 50
C. Analisis Tindakan ... 53
D. Inovasi Tindakan ... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 60
B. Saran ... 61
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Denah III R. Teratai ... ... 32
xii
DAFTAR TABEL
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa di dunia
setiap tahunnya ada 6,25 juta penderita tumor dalam 20 tahun terakhir ini
ada 9 juta manusia meninggal karena tumor. Dan perlu dicatat bahwa 2/3
kejadian ini terjadi di Negara yang sedang berkembang (Bustan, 2007).
Penelitian di Amerika Serikat yang dilakukan Schwortz, angka kejadian
mioma uteri 2-12,8 orang per 1000 wanita setiap tahunnya. Schwortz
menujukan angka kejadian mioma uteri 2-3 lebih tinggi pada wanita kulit
hitam dibandingkan kulit putih (Victory, 2006). Mioma uteri merupakan
tumor paling umum pada traktus genetalis. Mioma terjadi pada kira-kira 5%
pada wanita selama masa reproduksi. Tumor ini tumbuh dengan lambat dan
mungkin baru dideteksi secara klinis pada kehidupan decade ke 4. Pada
dekade ke 4 ini insiden mencapai kirakira 20% . Mioma lebih sering terjadi
pada wanita nulipara atau wanita yang hanya mempunyai satu anak. (Derek,
2002).
Mioma uteri dikenal juga dengan istilah leiomoma uteri, fibromioma
uteri fibroid, ditemukan sekurang-kurangnya pada 20-25% wanita diatas
usia 30 tahun. Laporan dari suatu studi melalui pemeriksaan post mortem
pada jenazah wanita, menunjukkan angka kejadian mioma uteri yang lebih
tinggi yaitu mencapai 50% atau lebih (Djuwantono, 2004). Pengobatan
mioma uteri degan gejala klinik pada umumnya adalah tindakan operasi
yaitu histerektomi (pengangkatan rahim) atau pada wanita yang ingin
mempertahankan kesuburannya dengan miomektomi(pengangkatan mioma )
dapat menjadi pilihan. (We R miomiess, 2005). Di Indonesia mioma uteri
ditemukan 3%-12% pada tahun 2004 dari semua penderitan ginekologi yang
dirawat (Prawirohardjo, 2002). Menurut penelitian yang dilakukan Karel
2
10,30%. Sebelum tahun 2001 di Surabaya penelitian yang dilakukan Susilo
Rahardjo angka kejadian mioma uteri sebesar 11,87 % dari 1000 wanita
setiap tahunnya. (Yuad H, 2009).
Mioma uteri belum pernah ditemukan sebelum terjadinya menarche
dan setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih tumbuh,
sebagian besar ditemukan pada wanita usia reproduksi sebanyak 20-25%.4,5
Diperkirakan insiden mioma uteri sekitar 20%-30% dari seluruh wanita.6
Studi prevalensi yang dilakukan di delapan negara pada tahun 2009
melaporkan kejadian mioma uteri sebanyak 4,5% pada wanita Inggris, 4,6%
Perancis, 5,5% Kanada, 6,9% Amerika Serikat, 7% Brazil, 8% Jerman, 9%
Korea, dan 9,8% di Italia.Prevalensi mioma uteri mengalami peningkatan
hingga 14,1% pada kelompok umur 40 tahun ke atas. Rata-rata mioma uteri
didiagnosis pada rentang usia 33,5 hingga 36,1 tahun. Mioma uteri
merupakan tumor jinak terbanyak pada wanita dan merupakan indikasi
histerektomi tersering di Amerika Serikat. Tercatat sebanyak 39% dari
600.000 histerektomi yang dilakukan di Amerika Serikat tiap tahunnya.
Studi yang dilakukan di Amerika Serikat dengan teknik random
sampling pada wanita usia 35-49 tahun menemukan bahwa 60% kasus
terjadi pada usia 35 tahun dan meningkat sebanyak 80% di usia 50 tahun
pada wanita Afro-Amerika. Sedangkan pada wanita Kaukasian insiden
mioma uteri mencapai 40% pada usia 35 tahun dan 70% pada usia 50 tahun.
Resiko mioma uteri meningkat seiring dengan peningkatan umur.
Penelitian di Italia (2004) melaporkan 73 kasus mioma uteri dari 341 wanita
pada usia 30-60 tahun dengan prevalensi 21,4%. Di India (2006) terdapat
150 kasus mioma uteri, 77 kasus (51%) terjadi pada wanita usia 40-49 tahun
dan 45 kasus (30%) terjadi pada wanita umur lebih dari 50 tahun.9 Di
Nigeria (2014) melaporkan prevalensi mioma uteri sebanyak 44,41% pada
wanita dengan usia 31-40 tahun dengan usia rata-rata terjadi pada wanita
usia 30,5 tahun.
Mioma uteri belum pernah ditemukan sebelum terjadinya menarche
3
sebagian besar ditemukan pada wanita usia reproduksi sebanyak 20-25%.4,5
Diperkirakan insiden mioma uteri sekitar 20%-30% dari seluruh wanita.6
Studi prevalensi yang dilakukan di delapan negara pada tahun 2009
melaporkan kejadian mioma uteri sebanyak 4,5% pada wanita Inggris, 4,6%
Perancis, 5,5% Kanada, 6,9% Amerika Serikat, 7% Brazil, 8% Jerman, 9%
Korea, dan 9,8% di Italia.Prevalensi mioma uteri mengalami peningkatan
hingga 14,1% pada kelompok umur 40 tahun ke atas. Rata-rata mioma uteri
didiagnosis pada rentang usia 33,5 hingga 36,1 tahun. Mioma uteri
merupakan tumor jinak terbanyak pada wanita dan merupakan indikasi
histerektomi tersering di Amerika Serikat. Tercatat sebanyak 39% dari
600.000 histerektomi yang dilakukan di Amerika Serikat tiap tahunnya.
Studi yang dilakukan di Amerika Serikat dengan teknik random
sampling pada wanita usia 35-49 tahun menemukan bahwa 60% kasus
terjadi pada usia 35 tahun dan meningkat sebanyak 80% di usia 50 tahun
pada wanita Afro-Amerika. Sedangkan pada wanita Kaukasian insiden
mioma uteri mencapai 40% pada usia 35 tahun dan 70% pada usia 50
tahun.8 Resiko mioma uteri meningkat seiring dengan peningkatan umur.
Penelitian di Italia (2004) melaporkan 73 kasus mioma uteri dari 341 wanita
pada usia 30-60 tahun dengan prevalensi 21,4%. Di India (2006) terdapat
150 kasus mioma uteri, 77 kasus (51%) terjadi pada wanita usia 40-49 tahun
dan 45 kasus (30%) terjadi pada wanita umur lebih dari 50 tahun.9 Di
Nigeria (2014) melaporkan prevalensi mioma uteri sebanyak 44,41% pada
wanita dengan usia 31-40 tahun dengan usia rata-rata terjadi pada wanita
usia 30,5 tahun.
Jumlah kejadian penyakit ini diIndonesia menempati urutan kedua
setelah kanker serviks. Mioma uteri ditemukan pada 2,39%-11,7% pada
semua penderita ginekologi yang dirawat, sering ditemukan pada wanita
nulipara atau kurang subur daripada wanita yang sering melahirkan.6
Prevalensi mioma uteri di Surabaya dan Riau masing-masing sebanyak
10,03% dan 8,03% dari semua pasien ginekologi yang dirawat.11,12. Data
4
menempati urutan pertama penyakit ginekologi tersering. Sebanyak 408
kasus mioma uteri ditemukan pada tahun 2011- 2013, dengan rincian 112
kasus (16%) pada tahun 2011, 168 kasus (25%) pada tahun 2012, dan 128
kasus (25,6%) pada tahun 2013.13,14,15 Sekitar dua per tiga kasus mioma
uteri asimtomatik dan hampir setengah dari kasus ditemukan secara
kebetulan pada pemeriksaan ginekologi.
Diperkirakan hanya 20-50% mioma saja yang menimbulkan gejala
klinik seperti menoragia, ketidaknyamanan pelvis, serta disfungsi
reproduksi. Sehingga tidak ada korelasi antara besarnya mioma dengan
keluhan yang muncul.6,16,17 Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui
bahwa mioma uteri termasuk dalam neoplasma jinak ginekologi
asimtomatik tersering dengan insiden satu dari empat wanita selama masa
reproduksi aktif. Oleh karena itu, wanita usia subur diharapkan
partisipasinya untuk melakukan pemeriksaan ginekologi secara teratur agar
terhindar dari kejadian tumor jinak ini serta penegakkan diagnosis dan
penanganan dini dapat dilakukan.
Penelitian Marino (2004) di Italia melaporkan 73 kasus mioma uteri
dari 341 wanita terjadi pada usia 30-60 tahun dengan prevalensi 21,4%.6
Penelitian Boynton (2005) di Amerika melaporkan 7.466 kasus mioma uteri
dari 827.348 wanita usia 25-42 tahun dengan prevalensi 0,9%.7 Penelitian
Pradhan (2006) di Nepal melaporkan 137 kasus mioma uteri dari 1.712
kasus ginekologi dengan prevalensi 8%.8 Penelitian Okezie O (2006) di
Nigeria (Departement of Gynecology, University of Nigeria Teaching
Hospital Enugu) melaporkan mioma uteri 190 diantara 1.938 kasus
ginekologi dengan prevalensi 9.8%.9 Penelitian Rani Akhil Bhat (2006) di
India (Departement of Obstetric and Gynecology, Kasturba Medical
College and Hospital) terdapat 150 kasus mioma uteri, dan 77 kasus terjadi
pada wanita umur 40-49 tahun dengan prevalensi 51%, dan 45 kasus terjadi
pada wanita umur lebih dari 50 tahun dengan prevalensi 30%.10
Seleksi uteri dilakukan dari 100 wanita yang menjalankan histerektomi
5
2mm. Para Wanita Etnik Afrika-Amerika mempunyai kemungkinan risiko
menderita mioma uteri lebih tinggi 2,9 kali bila dibandingkan wanita etnik
kaukasia.
Pengobatan mioma uteri dengan gejala klinik di Indonesia pada
umumnya adalah tindakan operasi yaitu histerektomi (pengangkatan rahim)
atau padawanita yang ingin mempertahankan kesuburannya, miomektomi
(pengangkatan mioma) dapat menjadi pilihan. Histerektomi perabdominal
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu total abdominal histerektomi dan
subtotal abdominal histerektomi. Baik keduanya akan mengakibatkan luka
insisi yang akan menimbulkan nyeri.Menurut International Association for
Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang
tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual
maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan
(Tamsuri, 2007).
Nyeri pasca operasi mungkin sekali disebabkan oleh luka operasi,
tetapi kemungkinan sebab lain harus dipertimbangkan. Sebaiknya
pencegahan nyeri sebelum operasi direncanakan agar penderita tidak
terganggu oleh nyeri setelah pembedahan. Cara pencegahan tergantung pada
penyebab dan letak nyeri dan keadaan penderitanya (Sjamsuhidajat, 2002).
Penanganan nyeri dengan teknik non farmakologi merupakan modal utama
menuju kenyamanan (Catur, 2005). Dipandang dari segi biaya dan manfaat,
penggunaan manajemen non farmakologi lebih ekonomis dan tidak ada efek
sampingnya jika dibandingkan dengan penggunaan manajemen
farmakologi. Selain juga mengurangi ketergantungan pasien terhadap
obat-obatan (Burroughs, 2001).
Hasil penelitian Nurhayati, 2011 Penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh teknik distraksi relaksasi terhadap penurunan intensitas nyeri pada
pasien post operasi laparatomi di PKU Muhammadiyah Gombong. Dengan
uji statistik Paired t-test nyeri pre test dan post test. Pada analisa sensasi
nyeri pre menunjukan mean= 6.84 dan sensasi nyeri post mean= 6.19
6
Oleh karena p value (0,000<0,05) maka H0 ditolak, artinya ada perbedaan
antara pre dan post perlakuan teknik distraksi relaksasi terhadap penurunan
intensitas nyeri post operasi laparatomi di RS PKU Muhammadiyah
Gombong. Dengan distraksi relaksasi dapat menurunkan intensitas nyeri
pada pasien post operasi laparatomy.
Berdasarkan hasil analisa diatas maka penulis ingin mengambil judul
analisa asuhan keperawatan pada pasien histerektomy dengan masalah
gangguan rasa aman nyaman: nyeri akut di runag teratai RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo Purwokerto.
B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum
Menganalisis asuhan keperawatan pasien histerektomy dengan
masalah gangguan rasa aman nyaman nyeri akut.
2. Tujuan Khusus
a. Memaparkan hasil pengkajian pada pasien histerektomy dengan
gangguan rasa aman nyaman nyeri akut
b. Memaparkan hasil rumuskan diagnosa pada pasien histerektomy
dengan gangguan rasa aman nyaman nyeri akut
c. Memaparkan hasil intervensi pada pasien histerektomy dengan
gangguan rasa aman nyaman nyeri akut
d. Memaparkan hasil implementasi pada histerektomy dengan
gangguan rasa aman nyaman nyeri akut
e. Memaparkan hasil evaluasi pada histerektomy dengan gangguan
rasa aman nyaman nyeri akut
f. Menganalisis salah satu intervensi latihan distraksi relaksasi
7
C. Manfaat Penulisan 1. Manfaat Keilmuan
a. Manfaat untuk penulis
Megetahui masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada wanita
terutama masalah gangguan ginekologi seperti mioma uteri dan
histerektomi dan penganan nonfarmakaologi untuk mengatasi
masalah nyeri sesuai penelitian terkini.
b. Manfaat untuk institusi pendidikan
Sebagai referensi untuk mahasiswa dengan melakukan Asuahan
Keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman pada
pasien post oprasi.
2. Manfaat aplikatif
a. Manfaat untuk pasien dan keluarga
Dapat menambah pengetahuan serta wawasan pasien dan keluarga
tentang cara menangani gangguan rasa aman nyaman: nyeri akut
post oprasi.
b. Manfaat untuk instansi kesehatan
Dapat menambah ilmu pengetahuan cara menangani nyeri tanpa
menggunakan obat /nonfarmakologi.
3. Manfaat Metodologis
Sebagai acuhan penyusunan metodologi penelitian bagi para peneliti
tentang penyusunan karya tulis ilmiah akhir ners.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul H. Aziz.A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan Buku 1. Salemba Medika : Jakarta
Alimul. A. (2005). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC
Andalas, (2009), memahami oprasi pengangkatan rahim, http://www. serambinews.com , diakses pada tanggal 2 agustus 2016
Andarmoyo, Sulistyo.(2013). Konsep & Proses Keperawatan Nyeri. Ar-ruzz Media : Yogakarta.
Baziad A. (2008). Endokrinologi Ginekologi. Edisi ketiga. Jakarta: Media Aesculapius FKUI
Benson R. (2008). Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Edisi 6. Jakarta: Penerbit. EGC.
Bruner & Sudart, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : EGC
Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta: EGC
Dewi dkk. (2009). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Penurunan Persepsi Nyeri pada Lansia dengan Artritis Reumatoid. Skripsi.
Universitas Brawijaya. Malang.
Guyton AC. (2007). Fisiologi Kedokteran.Edisi 11. Jakarta: Penerbit EGC.
Kurniasari T .(2010). Karakteristik mioma uteri di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Skripsi. Surakarta:FKU-Unive
Mansjoer, Arif.(2000). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta
Mubarak, WIqbal,dkk.(2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan
Aplikasi dalam Praktik.EGC : Jakarta.
Novita, Dian. (2012). Pengaruh Terapi Musik Terhadap Nyeri Post Operasi
Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) di RSUD DR. H. Abdul Moeloek
Nurdin dkk, (2013). Pengaruh tehnik relaksasi terhadap intensisitas nyeri
pada pasien post operasi fraktur di ruang IRNINA A BLU RSUP prof. Dr. R.d
Kandou Manado. Skripsi. Universitas Sam Ratulangi. Manado
Nurhayati, Herniyatun, & Safrudin ANS. (2011). Pengaruh Teknik Distraksi Relaksasi Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Laparatomi Di Pku Muhammadiyah Gombong.Jurnal. STIKES Muhammadiyah Gombong http://digilib.stikesmuhgombong.ac .id/. diakses tanggal 3 agustus 2016
Potter & Perry. (2006). Fundamental of Nursing. Volume 2. Jakarta: EGC
Prasetyo, N Sigit.(2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Graha Ilmu : Yogakarta
Prasetyo, Sigit Nian. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri, Edisi 1. Yoyakarta: Graha Ilmu.
Smeltzer & Bare, (2010), Brunner & Suddarth's Textbook of Medicalsurgical Nursing, Volume 1, Philadelpia; Lippincott Williams & Wilkins.
Tamsuri, A. (2007) . Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Asuhan Keperawatan a. Ps Ny. N
1. Ringkasan Proses Pengkajian
Pengkaijian dilakukan oleh arif yudi pratama pada tanggal 23 november
2015, pukul 15.00 WIB di ruang Teratai Rumah Sakit Prof. Dr.
Margono Soekarjo.
a. Identitas Klien
Nama klien Ny. N umur 28 tahun, jenis kelamin perempuan, alamat
desa sokaraja, agama islam, pekerjaan ibu rumah tangga, nomer
medis 00-98-40-25.
Tanggal masuk rumah sakit tanggal 23 november 2015 dengan
diagnosa Mioma Uteri. Penanggung jawab Tn. D, alamat desa
sokaraja, hubungan denagan klien yaitu suami.
b. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama pasien yaitu perdarahan dan nyeri di bekas luka
operasi nyeri bertambah saat bergerak dan saat ditekan. Klien
masuk IGD RSMS diantar oleh keluarganya tanggal 23 november
2015 pukul 11.00 WIB dengan keluhan perdarahan kurang lebih 2
minggu yang lalu HPHT 13 november 2015, riwayat haid tidak
lancar selama 6 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan vital sign TD
90/80 mmHg, N 80 x/menit, suhu 36 C, kekuatan otot atas 5//5,
edema (-), turgor kulit elastis, CRT > 2 detik, kekuatan otot bawah
5//5, udim (-), mendapat terapi injeksi ketorolac 2x1 amp, injeksi
ranitidin 3x2 amp, infus NaCl 0,9 % 20 tpm, terpasang Down
Cateter nomer 18, pasien pindah ke bangsal teratai pada tanggal 23
november 2015, TD 120/80 mmHg, N 80 x/menit, S 36.7 C,
kesadaran compos mentis, pasien mendapat tambahan therapi
ceftriaxon 2x1 amp.
Riwayat kesehatan dahulu keluarga pasien mengatakan klien
mengatakan tidak memiliki riwayat haid tidak lancar, keluarga
dan dari riwayat keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit
seperti ini
c. Pengkajian Fokus
Dalam pengkajian fokus berdasarkan komponen kesehatan menurut
Gordon, penulis mencantumkan data-data yang mendukung
diagnosa keperawatan. Pola persepsi, pasien mengatakan sejak 6
bulan yang lalu sudah merasakan ada masalah di dalam
kandungannya karena mensnya tidak lancar. Pola nutrisi, pasien
mengatakan makan 3 kali perhari dengan satu porsi habis, tidak
mempunyai pantangan makanan. Pola tidur/istirahat, pasien biasa
tidur kurang lebih 7 – 8 jam per hari, setelah operasi pasien belum
bisa tidur. Pola hubungan peran, pasien mengatakan hubungan
dengan keluarga baik. Pola koping, sebelum dioperasi ibu merasa
takut karena hamilnya diangkat dan sakitnya sudah parah. Pola
kepercayaan dan nilai, pasien berasal dari suku jawa, tidak ada
pantangan makanan setelah operasi
Pemeriksaan penunjang, USG terdapat massa di supra pubik
ukuran 8 x 5 cm mioma uteri, pemeriksaan darah lengkap: Hb 8,6
dl (11.2-15.7), leukosit 13.800 /uL (3.980-10.040), hematokrit 28
% (34-45), eritrosit 4.1 10^6/uL (3.9-5.2), trombosit 304.000 /uL
(150.000-450.000)
2. Dignosa Keperawatan
Dari hasil analisa data pengkajian maka di dapatkan data fokus yaitu
DS: klien mengatakan nyeri skala nyeri 8, nyeri bertambah saat
bergerak, nyeri berkurang saat tiduran, skala nyeri 5, DO: pasien
terbaring ditempat tidur, kekuatan otot atas 5/5 dan bawah 5/5,
x/menit, S 36 C. Dari data tersebut maka penulis menegakkan masalah
keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik.
Dari hasil analisa yang lain di dapatkan data fokus yaitu DS klien belum
ganti pembalut karena takut, DO klien tampak lemas, leukosit 13.880
/uL. Dari data tersebut maka penulis menegakkan masalah keperawatan
reiko infeksi berhubungan dengan port de entry.
3. Intervensi Keperawatan No Diagnosa
cidera fisik (post op. Histerektomy)
NOC
Pain control,
Kriteria Hasil :
Mampu
Lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
Kaji kultur yang
mempengaruhi respon nyeri
Bantu pasien dan keluarga
untuk mencari dan
menemukan dukungan
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Tingkatkan istirahat
nyeri)
Menyatakan
rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Kriteria Hasil :
Klien bebas
Infection Control (Kontrol infeksi)
Bersihkan lingkungan dari kotoran/sampah.
Batasi pengunjung bila perlu
Instruksikan pada
pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan
setelah berkunjung
meninggalkan pasien
Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
Cuci tangan setiap sebelum
dan sesudah tindakan
kperawtan
Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
Berikan terapi antibiotik bila perlu
Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal Monitor kerentanan terhadap infeksi
Batasi pengunjung
Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko Berikan perawatan kuliat pada area epidema
Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap
Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
Dorong masukkan nutrisi yang cukup
Dorong istirahat
Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi Ajarkan cara menghindari infeksi.
Implementasi Keperawatan
No Hari/tanggal Implementasi Respon Paraf
1 Senin,
23/11/2015
- mengunakan teknik
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
-Mengevaluasi
keefektifan kontrol nyeri
-keluarga
-Mengajarkan tentang teknik non farmakologi
-memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri
3.
Rabu,
25/11/2015
-membatasi pengunjung
bila perlu
-meningktkan intake nutrisi
-mendorong pasien
untuk beristirahat
4. Evaluasi Keperawatan
No. Hari/tanggal Dx.Keperawatan SOAP Paraf
1 Rabu,
25/11/2015
Nyeri akut b.d
agen cidera fisik
S: pasien mengatakan
nyeri sudah
berkurang skala 5
O: -klien tampak
semangat
-klien sedikit
-klien sudah dapat
beraktivitas ringan
A: masalah
keperawatan nyeri
akut belum teratasi
P: -lanjutkan
intervensi
-anjurkan untuk
tetap istirahat
2 Rabu,
25/11/2015
Resiko infeksi b.d
port de entry
S: pasien mengatakan
sudah bisa beraktivitas
ringan
O: klien terlihat masih
meringis, skala nyeri
5, keadaan luka baik,
tidak ada perdarahan.
A: masalah
keperawatan resiko
infeksi belum teratasi
P: -lanjutkan
intervensi
-menganjurkan untuk
b. Ps Ny. T
1. Ringkasan Proses Pengkajian
Pengkaijian dilakukan oleh arif yudi pratama pada tanggal 23 november
2015, pukul 16.00 WIB di ruang Teratai Rumah Sakit Prof. Dr.
Margono Soekarjo.
d. Identitas Klien
Nama klien Ny. T umur 30 tahun, jenis kelamin perempuan, alamat
purwokerto, agama islam, pekerjaan ibu rumah tangga, nomer
medis 00-88-04-50.
Tanggal masuk rumah sakit tanggal 21 november 2015 dengan
diagnosa Mioma Uteri. Penanggung jawab Tn. D, alamat
purwokerto, hubungan denagan klien yaitu suami.
e. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama pasien yaitu perdarahan dan nyeri di bekas luka
operasi nyeri bertambah saat bergerak dan saat ditekan. Klien
masuk IGD RSMS diantar oleh keluarganya tanggal 21 november
2015 pukul 13.00 WIB dengan keluhan perdarahan kurang lebih 2
minggu yang lalu HPHT 16 november 2015, riwayat haid tidak
lancar selama 4 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan vital sign TD
90/80 mmHg, N 80 x/menit, suhu 36,5 C, kekuatan otot atas 5//5,
edema (-), turgor kulit elastis, CRT > 2 detik, kekuatan otot bawah
5//5, udim (-), mendapat terapi injeksi ketorolac 2x1 amp, injeksi
ranitidin 3x2 amp, infus NaCl 0,9 % 20 tpm, terpasang Down
Cateter nomer 18, pasien pindah ke bangsal teratai pada tanggal 21
november 2015, TD 120/80 mmHg, N 80 x/menit, S 36.7 C,
kesadaran compos mentis, pasien mendapat tambahan therapi
ceftriaxon 2x1 amp.
Riwayat kesehatan dahulu keluarga pasien mengatakan klien
mengatakan tidak memiliki riwayat haid tidak lancar, keluarga
dan dari riwayat keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit
seperti ini
f. Pengkajian Fokus
Dalam pengkajian fokus berdasarkan komponen kesehatan menurut
Gordon, penulis mencantumkan data-data yang mendukung
diagnosa keperawatan. Pola persepsi, pasien mengatakan sejak 5
bulan yang lalu sudah merasakan ada masalah di dalam
kandungannya karena mensnya tidak lancar. Pola nutrisi, pasien
mengatakan makan 3 kali perhari dengan satu porsi habis, tidak
mempunyai pantangan makanan. Pola tidur/istirahat, pasien biasa
tidur kurang lebih 7 – 8 jam per hari, setelah operasi pasien belum
bisa tidur. Pola hubungan peran, pasien mengatakan hubungan
dengan keluarga baik. Pola koping, sebelum dioperasi ibu merasa
takut karena hamilnya diangkat dan sakitnya sudah parah. Pola
kepercayaan dan nilai, pasien berasal dari suku jawa, tidak ada
pantangan makanan setelah operasi
Pemeriksaan penunjang, USG terdapat massa di supra pubik
ukuran 8 x 5 cm mioma uteri, pemeriksaan darah lengkap: Hb 10
dl (11.2-15.7), leukosit 14.800 /uL (3.980-10.040), hematokrit 30
% (34-45), eritrosit 4.1 10^6/uL (3.9-5.2), trombosit 300.000 /uL
(150.000-450.000)
2. Dignosa Keperawatan
Dari hasil analisa data pengkajian maka di dapatkan data fokus yaitu
DS: klien mengatakan nyeri skala 8, nyeri bertambah saat bergerak,
nyeri berkurang saat tiduran, skala nyeri 6, DO: pasien terbaring
ditempat tidur, kekuatan otot atas 5/5 dan bawah 5/5, kesadaran compos
data tersebut maka penulis menegakkan masalah keperawatan nyeri
akut berhubungan dengan agen cidera fisik.
Dari hasil analisa yang lain di dapatkan data fokus yaitu DS klien belum
ganti pembalut karena takut, DO klien tampak lemas, leukosit 14.800
/uL. Dari data tersebut maka penulis menegakkan masalah keperawatan
reiko infeksi berhubungan dengan port de entry.
3. Intervensi Keperawatan No Diagnosa
cidera fisik (post op. Histerektomy)
NOC
Pain control,
Kriteria Hasil :
Mampu
Lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
Kaji kultur yang
mempengaruhi respon nyeri
Bantu pasien dan keluarga
untuk mencari dan
menemukan dukungan
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Tingkatkan istirahat
nyeri)
Menyatakan
rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Kriteria Hasil :
Klien bebas
Infection Control (Kontrol infeksi)
Bersihkan lingkungan dari kotoran/sampah.
Batasi pengunjung bila perlu
Instruksikan pada
pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan
setelah berkunjung
meninggalkan pasien
Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
Cuci tangan setiap sebelum
dan sesudah tindakan
kperawtan
Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
Berikan terapi antibiotik bila perlu
Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal Monitor kerentanan terhadap infeksi
Batasi pengunjung
Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko Berikan perawatan kuliat pada area epidema
Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap
Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
Dorong masukkan nutrisi yang cukup
Dorong istirahat
Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi Ajarkan cara menghindari infeksi.
Implementasi Keperawatan
No Hari/tanggal Implementasi Respon Paraf
1 Senin,
23/11/2015
- mengunakan teknik
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
-Mengevaluasi
keefektifan kontrol nyeri
-keluarga pasien
belum
mengetahui
pengalaman nyeri
- keluarga pasien
membatasi
aktivitas klien
2. Selasa,
24/11/2015
-Mengajarkan tentang teknik non farmakologi
-memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri
3. Rabu,
25/11/2015
-membatasi pengunjung
bila perlu
-meningktkan intake nutrisi
-mendorong pasien untuk beristirahat
tentang
pemberian
analgetik
-pasien merasa lebih tenang
-pasien sudah menghabiskan 1 porsi makanan
-pasien sudah bisa beristitahat
kurang lebih 4 jam
4. Evaluasi Keperawatan
No. Hari/tanggal Dx.Keperawatan SOAP Paraf
1 Rabu,
25/11/2015
Nyeri akut b.d agen
cidera fisik
S: pasien mengatakan
nyeri belum
berkurang skala 8
O: -klien tampak tidak
tenang
-klien menahan nyeri
-klien sudah dapat
beraktivitas ringan
nyeri akut belum
teratasi
P: -lanjutkan intervensi
-anjurkan untuk tetap
istirahat
-anjurkan keluarga
untuk mendukung
untuk kesembuhan
klien
2 Rabu,
25/11/2015
Resiko infeksi b.d
port de entry
S: pasien mengatakan
belum bisa beraktivitas
ringan
O: klien terlihat masih
meringis, skala nyeri 8,
keadaan luka baik, tidak
ada perdarahan.
A: masalah keperawatan
resiko infeksi belum
teratasi
P: -lanjutkan intervensi
-menganjurkan untuk
c. Ps Ny. B
1. Ringkasan Proses Pengkajian
Pengkaijian dilakukan oleh arif yudi pratama pada tanggal 23 november
2015, pukul 18.30 WIB di ruang Teratai Rumah Sakit Prof. Dr.
Margono Soekarjo.
g. Identitas Klien
Nama klien Ny. B umur 29 tahun, jenis kelamin perempuan, alamat
purwokerto, agama islam, pekerjaan ibu rumah tangga, nomer
medis 00-80-54-59.
Tanggal masuk rumah sakit tanggal 22 november 2015 dengan
diagnosa Mioma Uteri. Penanggung jawab Tn. M, alamat
purwokerto, hubungan denagan klien yaitu suami.
h. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama pasien yaitu perdarahan dan nyeri di bekas luka
operasi nyeri bertambah saat bergerak dan saat ditekan. Klien
masuk IGD RSMS diantar oleh keluarganya tanggal 22 november
2015 pukul 10.00 WIB dengan keluhan perdarahan kurang lebih 1
minggu yang lalu HPHT 18 november 2015, riwayat haid tidak
lancar selama 5 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan vital sign TD
90/80 mmHg, N 90 x/menit, suhu 36,5 C, kekuatan otot atas 5//5,
edema (-), turgor kulit elastis, CRT > 2 detik, kekuatan otot bawah
5//5, udim (-), mendapat terapi injeksi ketorolac 2x1 amp, injeksi
ranitidin 3x2 amp, ceftriaxon 2x1 amp, infus NaCl 0,9 % 20 tpm,
terpasang Down Cateter nomer 18, pasien pindah ke bangsal teratai
pada tanggal 22 november 2015, TD 120/80 mmHg, N 80 x/menit,
S 36.7 C, kesadaran compos mentis.
Riwayat kesehatan dahulu keluarga pasien mengatakan klien
mengatakan tidak memiliki riwayat haid tidak lancar, keluarga
dan dari riwayat keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit
seperti ini
i. Pengkajian Fokus
Dalam pengkajian fokus berdasarkan komponen kesehatan menurut
Gordon, penulis mencantumkan data-data yang mendukung
diagnosa keperawatan. Pola persepsi, pasien mengatakan sejak 4
bulan yang lalu sudah merasakan ada masalah di dalam
kandungannya karena mensnya tidak lancar. Pola nutrisi, pasien
mengatakan makan 3 kali perhari dengan satu porsi habis, tidak
mempunyai pantangan makanan. Pola tidur/istirahat, pasien biasa
tidur kurang lebih 7 jam per hari, setelah operasi pasien belum bisa
tidur. Pola hubungan peran, pasien mengatakan hubungan dengan
keluarga baik. Pola koping, sebelum dioperasi ibu merasa takut
karena hamilnya diangkat dan sakitnya sudah parah. Pola
kepercayaan dan nilai, pasien berasal dari suku jawa, tidak ada
pantangan makanan setelah operasi
Pemeriksaan penunjang, USG terdapat massa di supra pubik
ukuran 8 x 6 cm mioma uteri, pemeriksaan darah lengkap: Hb 12
dl (11.2-15.7), leukosit 13.900 /uL (3.980-10.040), hematokrit 32
% (34-45), eritrosit 4.3 10^6/uL (3.9-5.2), trombosit 350.000 /uL
(150.000-450.000)
2. Dignosa Keperawatan
Dari hasil analisa data pengkajian maka di dapatkan data fokus yaitu
DS: klien mengatakan nyeri skala 8, nyeri bertambah saat bergerak,
nyeri berkurang saat tiduran, skala nyeri 7, DO: pasien terbaring
ditempat tidur, kekuatan otot atas 5/5 dan bawah 5/5, kesadaran compos
data tersebut maka penulis menegakkan masalah keperawatan nyeri
akut berhubungan dengan agen cidera fisik.
Dari hasil analisa yang lain di dapatkan data fokus yaitu DS klien belum
ganti pembalut karena takut, DO klien tampak lemas, leukosit 13.900
/uL. Dari data tersebut maka penulis menegakkan masalah keperawatan
reiko infeksi berhubungan dengan port de entry.
3. Intervensi Keperawatan No Diagnosa
cidera fisik (post op. Histerektomy)
NOC
Pain control,
Kriteria Hasil :
Mampu
Lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
Kaji kultur yang
mempengaruhi respon nyeri
Bantu pasien dan keluarga
untuk mencari dan
menemukan dukungan
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Tingkatkan istirahat
nyeri)
Menyatakan
rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Kriteria Hasil :
Klien bebas
Infection Control (Kontrol infeksi)
Bersihkan lingkungan dari kotoran/sampah.
Batasi pengunjung bila perlu
Instruksikan pada
pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan
setelah berkunjung
meninggalkan pasien
Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
Cuci tangan setiap sebelum
dan sesudah tindakan
kperawtan
Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
Berikan terapi antibiotik bila perlu
Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal Monitor kerentanan terhadap infeksi
Batasi pengunjung
Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko Berikan perawatan kuliat pada area epidema
Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap
Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
Dorong masukkan nutrisi yang cukup
Dorong istirahat
Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi Ajarkan cara menghindari infeksi.
Implementasi Keperawatan
No Hari/tanggal Implementasi Respon Paraf
1 Senin,
23/11/2015
- mengunakan teknik
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
-Mengevaluasi
keefektifan kontrol nyeri
-keluarga pasien
belum
mengetahui
pengalaman nyeri
- keluarga pasien
membatasi
aktivitas klien
2. Selasa,
24/11/2015
-Mengajarkan tentang teknik non farmakologi
-memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri
3. Rabu,
25/11/2015
-membatasi pengunjung
bila perlu
-meningktkan intake nutrisi
-mendorong pasien untuk beristirahat
tentang
pemberian
analgetik
-pasien merasa lebih tenang
-pasien sudah menghabiskan 1/2 porsi makanan
-pasien sudah bisa beristitahat
kurang lebih 3 jam
4. Evaluasi Keperawatan
No. Hari/tanggal Dx.Keperawatan SOAP Paraf
1 Rabu,
25/11/2015
Nyeri akut b.d agen
cidera fisik
S: pasien mengatakan
nyeri belum
berkurang skala 8
O: -klien tampak tidak
tenang
-klien menahan nyeri
-klien sudah dapat
beraktivitas ringan
nyeri akut belum
teratasi
P: -lanjutkan intervensi
-anjurkan untuk tetap
istirahat
-anjurkan keluarga
untuk mendukung
untuk kesembuhan
klien
2 Rabu,
25/11/2015
Resiko infeksi b.d
port de entry
S: pasien mengatakan
belum bisa beraktivitas
ringan
O: klien terlihat masih
meringis, skala nyeri 8,
keadaan luka baik, tidak
ada perdarahan.
A: masalah keperawatan
resiko infeksi belum
teratasi
P: -lanjutkan intervensi
-menganjurkan untuk