• Tidak ada hasil yang ditemukan

PeningkatanHasilBelajar Bahasa Indonesia Materi Menyimak Dongeng Melalui Media Wayang Kartun Pada Siswa Kelas II Semester II di MI MA’ARIF DukuhKec. Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PeningkatanHasilBelajar Bahasa Indonesia Materi Menyimak Dongeng Melalui Media Wayang Kartun Pada Siswa Kelas II Semester II di MI MA’ARIF DukuhKec. Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017 - Test Repository"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

MATERI MENYIMAK DONGENG MELALUI MEDIA

WAYANG KARTUN PADA KELAS II MI

MA’ARIF

DUKUH KEC. SIDOMUKTI KOTA SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

AULIADINA FILLAH

NIM 11512032

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENYIMAK DONGENG MELALUI MEDIA WAYANG

KARTUN PADA KELAS II MI MA’ARIF DUKUH KEC. SIDOMUKTI KOTA SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

AULIADINA FILLAH

NIM 11512032

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)

iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki,maka skripsi saudara:

Nama : Auliadina Fillah

NIM : 11512032

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Judul :PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

MATERI MENYIMAK DONGENG MELALUI MEDIA

WAYANG KARTUN PADA KELAS II MI MA‟ARIF DUKUH

KEC. SIDOMUKTI KOTA SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, ……….

Pembimbing

Imam Mas Arum, M.Pd.

(5)

v

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323422 Salatiga 50721 Website:www.iainsalatiga.ac.id E-mail:administrasi@iainsalatiga.ac.id

SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENYIMAK DONGENG MELALUI MEDIA WAYANG

KARTUN PADA KELAS II MI MA’ARIF DUKUH

KEC. SIDOMUKTI KOTA SALATIGATAHUN PELAJARAN 2016/2017 DISUSUN OLEH

AULIADINA FILLAH NIM: 11512032

(6)
(7)
(8)

viii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

لله ا ِلْيِبَس ىِف وُهَف مْلِعْلا ِبَلَط ىِف َج َرَخ ْنَم

‘‟Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah „‟

(HR.Turmudzi)

“ Man Jadda Wa Jada”

(9)

ix

PERSEMBAHAN

Lantunan Al-fatihah beriring Shalawat dalam silahku

merintih, menadahkan doa dalam syukur yang tiada terkira, terima kasihku

untukMu. Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk Ayahanda

Mohammad Ahsin dan Ibundaku tercinta Zuhriyah, yang tiada pernah

hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat dan kasih

sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan, hingga aku selalu kuat

menjalani setiap rintangan yang ada didepanku.Ayah,Ibu, terimalah bukti

kecil ini sebagai kado keseriusanku untuk membalas semua pengorbananmu.

Dalam hidupmu demi hidupku kalian ikhlas mengorbankan segala perasaan

tanpa kenal lelah, dalam lapar berjuang separuh nyawa hingga segalanya.

Maafkan anakmu Ayah, Ibu, masih saja menyusahkanmu.

Dalam silah di lima waktu mulai fajar terbit hingga terbenam.. seraya

tanganku menadah, ”ya Allah ya Rahman ya Rahim.Terimakasih telah kau

tempatkan aku diantara kedua malaikatmu yang setiap waktu ikhlas

menjagaku,mendidikku, membimbingku dengan baik, ya Allah berikanlah

balasan setimpal syurga firdaus untuk mereka dan jauhkanlah mereka nanti

dari panasnya sengat hawa api nerakamu.

Adek-adekkutersayang, Muhammad Fikriamsyardan Muhammad

Hilman.

Sahabat-sahabat terkasih, kak Khariroh teman sekamar dan kak

Zhendy Kusumawardani, tidak lupa kakak kedua, Fitria Nur Afdlila yang

berjuang bersama sampai titik kemenangan. Semoga kelak bias menyusul di

Oktober mendatang.. Aamiin..

Teruntuk seseorang yang masih menjadi rahasia illahi, yang pernah

singgah ataupun yang belum sempat berjumpa, terimakasih untuk

semua-semuanya yang pernah tercurah untukku. Untuk seseorang di relung hati

percayalah bahwa hanya ada satu namamu yang selalu kusebut-sebut dalam

benih-benih doaku, semoga keyakinan dan takdir ini terwujud, insyallah

(10)

x

Bapak Imam Mas Arum, selaku dosen pembimbing, untuk penguji dan

pengajar, yang selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk

menuntun dan mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran

yang tiada ternilai harganya, agar saya menjadi lebih baik. Terimakasih

banyak Bapak dan Ibu dosen, jasa kalian akan selalu terpatri di hati. Insya

Allah.

Teman-teman Ma’had Putri angkatan 2012 dan teman-teman kos

pak Eko, Kembang Arum.

(11)

xi

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا الله مسب

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Bahasa

Indonesia Materi Menyimak Dongeng Melalui Media Wayang Kartun Pada Kelas

II MI Ma’arif Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017”

ini yang merupakan tugas dan syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar

kesarjanaan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita,

Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan

pengetahuan, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan akhirat kelak.

Penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan

motivasi dari berbagai pihak. Untukitu, peneliti menyampaikan terimakasih

kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, khususnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi,M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, S.Pd, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, S.Si, M.Si.,selaku Ketua Jurusan Pendidikan Madrasah

(12)

xii

4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan saran, arahan, bimbingan serta keikhlasan dan kebijaksanaan

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam

penulisan skripsi ini.

5. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta staf dan karyawan dilingkungan jurusan

PGMI.

6. Bapak Muhammad Muzaqi S.Pd. I., selaku kepala sekolah MI Ma‟arif

Dukuh.

7. Bapak dan ibu, selaku orang tua penulis yang selalu mencurahkan doa,

semangat, dan dukungan demi keberhasilan penulis.

8. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulisan skrips ini.

Atas jasa mereka, peneliti hanya dapat memohon do‟a semoga amal

mereka mendapat balasan yang lebih baik serta mendapat kesuksesan baik di

duni amaupun di akhirat. Peneliti dalam hal ini juga mengharap kritik dan

saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini.

Akhirnya peneliti berharap semogaskripsiini bermanfaat bagi peneliti dan

pembaca pada umumnya.

Salatiga, 27 Februari 2017

(13)

xiii

ABSTRAK

Fillah, Auliadina. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menyimak Dongeng Melalui Media Wayang Kartun Pada Siswa Kelas II Semester II di MI MA’ARIF DukuhKec. Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan .Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.Institut Agama Islam Negeri Salatiga.Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd.

Kata kunci: hasil belajar Bahasa Indonesia dan media wayang kartun,

Pembelajaran Bahasa Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah terlalu sering menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran, sehingga siswa yang tadinya antusias menjadi kurang semangat belajar di kelas. Padahal profesionalitas guru menjadi tumpuan awal berhasilnya sebuah pembelajaran di kelas.Guru kelas menganggap keterampilan menyimak dianggap membosankan karena siswa hanya mendengarkan cerita yang dibacakan oleh guru sehingga siswa kurang tertarik untuk mendengarkan dongeng yang dibacakan guru, dan akibatnya hasil belajar yang dicapai rendah.Untuk menanggulangi hal tersebut guru harus kreatif dalam proses pembelajaran, salah satunya dengan penggunaan media yang bervariasi yaitu media wayang kartun. Dengan penerapan media wayang kartun ini, diharapkan hasil belajar siswa meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menyimak dongeng melalui media wayang kartun pada siswa kelas II semester II di MI Ma‟arif Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga tahun pelajaran 2016/2017.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus terdir dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dengan menggunakan media wayang kartun. Subyek dalam penelitian ini adalah semuasiswakelas IIA MI Ma‟arif DukuhKec. Sidomukti Kota Salatiga yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Penelitian dilakukan pada semester dua pada tahun 2016/2017.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menyimak dongeng dengan menggunakan media wayang kartun pada siswa kelas II semester II di MI Ma‟arif Dukuh Kec.Sidomukti Kota Salatiga. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan belajar siswa. Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM pada pra siklus sebanyak 7 siswa (46,66%), siklus I sebanyak 10 siswa (66,6%), siklus II sebanyak 14 siswa (93,33%). Nilai rata-rata kelas pra siklus: 59,6,, siklus I: 69, dan pada siklus II: 88.

(14)

xiv

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

HALAMAN SUSUNAN PANITIA PENGUJI ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Definisi Operasional... 8

G. Metode Penelitian... 9

1. Rancangan Penelitian ... 10

2. Lokasi Penelitian ... 12

3. Waktu Penelitian ... 12

4. Subjek Penelitian ... 12

5. Langkah-langkah Penelitian ... 12

6. Teknik Pengumpulan Data ... 14

7. Analisis Data ... 14

8. Indikator Pencapaian ... 15

H. Sistematika Penulisan... 16

(15)

xv

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 29

c. Klasifikasi Hasil Belajar ... 30

B. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Menyimak Dongeng ... 31

1. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia... 31

a. Definisi Bahasa ... 31

b. PembelajaranBahasa Indonesia ... 31

c. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... 33

2. Materi Menyimak Dongeng ... 37

2. Definisi Media Wayang Kartun ... 46

3. KelebihandanKekurangan Media Wayang Kartun ... 48

4. Penggunaan Media Wayang Kartun... 48

D. Keterkaitan Pemb.Bahasa Indonesia dengan Wayang Kartun ... 49

(16)

xvi

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ... 55

A. Deskripsi Awal ... 55

1. Gambaran Umum MI Ma‟arif Dukuh ... 55

2. Visi, Misi dan Tujuan MI Ma‟arif Dukuh ... 55

3. Keadaan Guru MI Ma‟arif Dukuh... 56

4. Data Siswa MI Ma‟arif Dukuh ... 57

5. Data Siswa Kelas II MI Ma‟arif Dukuh ... ……. 57

6. Pelaksanaan Penelitian ... 58

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 64

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 69

A. Deskripsi Paparan Siklus... 69

1. Kondisi Awal ... 69

2. Hasil Kegiatan Siklus I... 71

3. Hasil Kegiatan Siklus II ... 74

B. Pembahasan ... 78

1. Hasil Rekapitulasi ... 78

2. Kondisi Akhir ... 79

BAB V PENUTUP ... 81

A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 81

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1Daftar Guru MI Ma‟arif Dukuh ... 56

Tabel 3.2 Daftar Siswa MI Ma‟arif Dukuh ... 57

Tabel 3.3Data Siswa Kelas II MI Ma‟arif Dukuh ... 57

Tabel 4.1 Daftar Nilai Pra Siklus ... 69

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 72

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 75

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 2 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 4 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II

Lampiran 5 Bahan Ajar

Lampiran 6 Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus I

Lampiran 7 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

Lampiran 8 Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus II

Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

Lampiran10 Dokumentasi

Lampiran11 LembarKonsultasiSkripsi

Lampiran12 SuratKeteranganPenelitian

Lampiran13 Nilai SKK

(19)

xix

DAFTAR GAMBAR

(20)

xx

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar senantiasa merupakan tingkah laku atau penampilan,

dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mendengarkan,

meniru dan lain sebagainya. Belajar akan lebih baik, kalau si subjek

belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.

Belajar adalah berubah. Belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi

belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang

belajar. Perubahan tidak juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap,

pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri (Sardiman, 2009:

21).

Belajar bahasa juga sangat penting, karena bahasa memiliki peran

yang tinggi dalam perkembangan akademik dan sosial. Penguasaan bahasa

merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari bidang studi.

Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi,

baik melalui lisan maupun tulisan. Ini adalah fungsi dasar bahasa sebagai

alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa memiliki peran yang

penting dalam dunia pendidikan diantaranya adalah sebagai pengantar

pelajaran. Tanpa bahasa yang baik dan benar, proses pembelajaran tidak

akan berjalan dengan baik dan benar, serta tidak akan berjalan dengan

(21)

xxi

Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

yang wajib diajarkan mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai

pendidikan tinggi. Akan tetapi yang sangat mengherankan sebagai warga

Negara Indonesia yang mengenyam pendidikan dan mempelajari Bahasa

Indonesia, masih banyak yang belum mengerti bahasa dengan baik, baik

secara lisan maupun tertulis.

Pada pembelajaran bahasa Indonesia, terdapat beberapa

keterampilan berbahasa, diantaranya keterampilan membaca, menulis,

berbicara, menyimak, dan pembelajaran karya sastra Indonesia. Salah satu

materi pembelajaran pada keterampilan menyimak adalah mendengarkan

dongeng. Menurut Iskandarwassid dan Sunendar (2011 :227),

keterampilan menyimak adalah satu bentuk keterampilan berbahasa yang

bersifat reseptif. Menyimak sangatlah penting dalam kehidupan manusia,

karena melalui kegiatan menyimak, kita dapat mengetahui beberapa

informasi yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Tarigan (2008 :

31) mengutarakan meningkatkan keterampilan menyimak berarti pula

dapat membantu meningkatkan kualitas berbicara seseorang. Kegiatan

menyimak dapat dijadikan sebagai sarana belajar untuk mendapatkan

pengetahuan dari hasil yang didengar dan sebagai sarana keterampilan

berkomunikasi untuk mengungkapkan idea atau gagasan kepada orang lain

dengan lancar dan tepat.

Di kelas II MI Ma‟arif Dukuh, pembelajaran Bahasa Indonesia

(22)

xxii

sehari-hari kebanyakan menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa

percakapan, jadilah siswa antusias mengikuti pelajaran ini. Namun, ketika

pembelajaran Bahasa Indonesia dikemas dengan cara yang kurang

menarik, maka sering mengalami kendala dalam hal menangkap pelajaran.

Guru terlalu sering menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran,

sehingga siswa yang tadinya antusias menjadi kurang semangat belajar di

kelas. Padahal profesionalitas guru menjadi tumpuan awal berhasilnya

sebuah pembelajaran di kelas.

Media dan fasilitas yang dipakaipun kurang menarik minat belajar

siswa. Sumber belajar hanya berasal dari buku. Dan pembelajaran dikemas

dalam sebuah ceramah dan buku paket menjadi andalan dalam hal sumber

belajar. Siswa banyak yang bosan dengan sistem monoton seperti itu.

Guru kelas menganggap keterampilan menyimak dianggap

membosankan karena siswa hanya mendengarkan cerita yang dibacakan

oleh guru sehingga siswa kurang tertarik untuk mendengarkan dongeng

yang dibacakan guru, dan akibatnya hasil belajar yang dicapai rendah.

Maka dalam materi menyimak dongeng, hasil belajar yang

diperoleh oleh siswa kelas IIA MI Ma‟arif Dukuh masih kurang dari

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 80%. Siswa yang mencapai

KKM hanya sekitar 46%, sedangkan dalam materi ini seorang guru

dianggap profesional atau mumpuni ketika mampu megantarkan siswanya

meraih nilai KKM minimal 80%. Angka 46% masih dalam rentang yang

(23)

xxiii

tidak sedikit siswa sulit untuk memahami isi dongeng yang dijelaskan

pada saat materi menyimak dongeng. Untuk meningkatkan hasil belajar

siswa, guru harus kreatif dalam proses pembelajaran, salah satunya dengan

penggunaan media yang bervariasi.

Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan sangat

berpengaruh terhadap ketercapaian pemahaman siswa. Ngadino (2009 :

37) mengungkapkan bahwa tidak ada suatu media yang paling baik dalam

menampilkan pesan dan membelajarkan siswa, dan tidak ada satu media

yang harus dipakai dan meniadakan yang lain. Maka dari itu, pemilihan

media untuk pembelajaran harus sesuai. Wayang kartun adalah media

alternatif yang dapat digunakan sarana media ketika pembelajaran

dilaksanakan. Menurut Ismail Sriyanto (2013), pengunaan media wayang

kartun yang membantu mengembangkan analisis siswa dan membawanya

ke konsep yang abstrak. Wayang kartun sangat sesuai dengan fungsinya

dan memberikan siswa pengalaman serta melibatkan siswa langsung saat

pembelajaran. Wayang kartun yang bentuknya menyerupai tokoh dongeng

memudahkan siswa dalam mengetahui watak para tokoh dan memahami

peranan setiap tokoh dalam dongeng. Selain itu mempermudah siswa

dalam memahami isi dongeng yang telah didengarnya, sehingga

penggunaan kayang kartun sebagai media pembelajaran memiliki beberapa

kelebihan. Kelebihan tersebut antara lain mampu meningkatkan

keterampilan menyimak dongeng siswa, efisien terhadap waktu, tempat

(24)

xxiv

dalam suasana gembira, penggunaan simbol yang sesuai langsung

mengena pada sasaran serta dapat mengem-bangkan suatu ide atau pesan

peristiwa secara estetis.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas

maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang:

“PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENYIMAK DONGENG MELALUI MEDIA WAYANG KARTUN PADA KELAS II MI MA’ARIF DUKUH KEC. SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis mengajukan

rumusan masalah sebagai berikut:

Apakah media wayang kartun dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa

Indonesia materi menyimak dongeng dalam mata pelajaran Bahasa

Indonesi pada siswa kelas II semester II MI Ma‟arif Dukuh, Kec.

Sidomukti, Kota Salatiga tahun pelajaran 2016/2017?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini “Untuk mengetahui apakah media

wayang kartun dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi

menyimak dongeng dalam pada siswa kelas IIA semester II MI Ma‟arif

(25)

xxv

D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan

Hipotesis atau dugaan sementara terhadap penelitian banyak

memberi manfaat bagi pelaksanaan penelitian. Hasil suatu penelitian pada

hakikatnya adalah suatu jawaban pertanyaan penelitian yang telah

dirumuskan di dalam perencanaan penelitian. Untuk mengarahkan kepada

hasil penelitian ini maka di dalam penelitian perlu dirumuskan jawaban

sementara dari penelitian ini (Amiruddin, 2012: 15).

1. Hipotesis Tindakan

Adapun hipotesis atau dugaan sementara yang penulis

kemukakan dalam penelitian ini adalah penggunaan media wayang

kartun dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Bahasa

Indonesia materi menyimak dongeng pada siswa kelas II semester II

MI Ma‟arif Dukuh Kota Salatiga tahun pelajaran 2016/2017.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan media wayang kartun bisa dikatakan berhasil jika

indikator keberhasilan dapat dicapai sesuai dengan tujuan

pembelajaran dan dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yaitu ≥70. Adapaun indikator keberhasilan dalam penelitian ini

adalah meningkatnya hasil belajar Bahasa Indonesia materi menyimak

dongeng melalui media wayang kartun pada siswa kelas IIA semester

II MI Ma‟arif Dukuh Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga tahun

(26)

xxvi

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Untuk memperkaya pengetahuan lapangan tentang proses

pembelajaran yang menarik bagi siswa terutama menyimak dongeng

menggunakan media pembelajaran wayang kartun.

Hasil penelitian ini dapat memberikan inovasi dalam pengembangan

desain pembelajaran inovatif, khususnya yang berhubungan dengan

masalah peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menyimak

dongeng. Selain itu juga diharapkan dapat menarik minat peserta didik

dalam belajar, mengajarkan siswa untuk bekerja sama dan

memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah

Penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk

memotivasi guru dalam melakasanakan proses pembelajaran di

kelas, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu juga

memberikan sumbangan pengetahuan terhadap sekolah dalam

perbaikan proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan

kualitas pendidikan.

(27)

xxvii

Media pembelajaran yang digunakan dapat memberikan

wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang pembelajaran aktif,

inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.selain itu hasil

penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan dan kreativitas

mengajar guru serta disajikan sarana untuk mengevaluasi

pembelajaran yang sudah pernah dilakukan.

c. Bagi siswa

Pembelajaran Bahasa Indonesia terutama penggunaan

media pembelajaran yang menarik diharapkan dapat memotivasi

peserta didik, menumbuhkan minat belajar peserta didik,

meningkatkan potensi yang dimiliki peserta didik serta dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik terutama pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia.

F. Definisi Operasional

Seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus diamati

dan bagaimana mengukur variabel untuk membantu mengklasifikasikan

gejala di sekitar disebut dengan definisi operasional. Definisi operasional

bertujuan agar tidak ada kesalahpahaman dalam menafsirkan setiap

maksud penelitian dan memberikan interpretasi beberapa istilah yang

penulis gunakan dalam penelitian.

Adapun istilah-istilah tersebut antara lain:

(28)

xxviii

Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan, atau meningkatkan

(Poerwadarminta, 2006:1337).

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara keseluruhan

bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja (Agus

Suprijono 2011: 7).

3. Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah sistem lambang bunyi ujaran yang

digunakan yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat

pemakainya di Indonesia.

4. Menyimak

Menyimak adalah kegiatan mendengar dengan sengaja, cermat,

dan saksama untuk memahami informasi atau pengetahuan yang

disampaikan lewat bahasa lisan.

5. Dongeng

Dongeng adalah cerita sederhana yang tidak benar-benar

terjadi, misalnya kejadian yang aneh di waktu lampau atau zaman

dahulu.

(29)

xxix

Media wayang kartun adalah media visual karena merupakan

sebuah gambar tiruan tokoh kartun. Suara yang digunakan adalah suara

dari si pendongeng yang bercerita seperti dalang dan gambar yang

digunakan adalah gambar tiruan berupa wayang yang berbentuk

gambar tokoh kartun. Media tersebut digunakan untuk mempermudah

pemahaman siswa dalam menyimak.

G. Metode Penelitian

Metode penelitian menjelaskan bagaimana prosedur penelitian itu

akan dilaksanakan. Unsur yang harus terdapat dalam metodologi penelitian

adalah metode dan desain penelitian, instrumen (alat pengumpul data),

sampel penelitian, dan teknik analisis data. Metode penelitian meliputi:

1. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK),

yakni meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menyimak

dongeng melalui media wayang kartun pada siswa kelas IIA MI

Ma‟arif Dukuh, Kec. Sidomukti, Kota Salatiga.

Menurut Arikunto dalam Suyadi (2010: 18) yang menjelaskan

PTK secara lebih sistematis.

a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan

(30)

xxx

menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan

mutu objek yang diamati.

b. Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan

terencana dengan tujuan tertentu. Dalam PTK kegiatan ini dikenal

dengan siklus-siklus kegiatan untuk peserta didik.

c. Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik

yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang

sama.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan

terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas secara bersamaan. Penerapan PTK dalam penelitian ini

didasarkan pada temuan dalam bentuk problem pembelajaran yaitu

hasil belajar siswa rendah dan adanya keinginan guru untuk

memperbaiki hasil belajar siswa dengan kegiatan penelitian.

Berikut Bagan Pelaksanaan Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas.

Perencanaan

SIKLUS II Pelaksanaan Refleksi

Pengamatan

(31)

xxxi

Bagan 1.1 Pelaksanaan Siklus PTK

(Arikunto, 2006: 16)

Adanya persoalan yang dirasakan atau diketahui guru,

kemudian guru memutuskan untuk bertindak (melakukan tindakan)

guna menemukan cara untuk mengatasinya.Memperbaiki pola

pembelajaran secara terus-menerus. Siklus demi siklus didalamnya

harus mencerminkan perbaikan demi perbaikan yang dicapai. Siklus

sebelumnya merupakan dasar bagi siklus selanjutnya (Suyadi, 2010:

29).

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di MI Ma‟arif Dukuh, Kec. Sidomukti, Kota

Salatiga.

3. Waktu Penelitian

a. Pada tanggal 30 Januari 2017, peneliti melakukan observasi pra

siklus.

b. Pada tanggal 6 Februari 2017, peneliti melaksanakan tindakan

pembelajaran Siklus I.

c. Pada tanggal 12 Februari 2017, peneliti melaksanakan tindakan

pembelajaran Siklus II.

(32)

xxxii

Subjek penelitian ini dilakukan pada siswa kelas II MI Ma‟arif

Dukuh tahun 2017 yang berjumlah 15 siswa diantaranya 5 siswa

perempuan dan 10 siswa laki-laki.

5. Langkah-langkah Penelitian

Menurut Arikunto dalam Suyadi (2010: 50) mengemukakan

bahwa dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat

tahapan, meliputi : Planning (Perencanaan), Action (Pelaksanaan

tindakan), Observation (Pengamatan) dan Reflection (Refleksi). Lebih

jelasnya sebagai berikut:

a. Perencanaan (Planning)

1) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

menggunakan media wayang kartun.

2) Mempersiapkan sarana prasarana pendukung yang dibutuhkan

dalam proses pembelajaran.

3) Mempersiapkan soal mengenai materi menyimak dongeng.

b. Pelaksanaan Tindakan (Action)

1) Meliputi pendahuluan, inti (eksplorasi, elaborasi dan

konfirmasi) dan penutup.

2) Memberikan motivasi.

3) Menyajikan materi pelajaran melalui media wayang kartun.

4) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya.

5) Memberikan penguatan dan kesimpulan

(33)

xxxiii

c. Pengamatan (Observation)

Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan Penelitian

Tindakan Kelas dengan bantuan kolaborator. Pengamatan

dilakukan oleh kolaborator dengan mengamati perhatian peserta

didik, keaktifan, kreatifitas serta suasana peserta didik saat pada

saat proses pembelajaran.

d. Refleksi (Reflection)

Tahap ini dilakukan penilaian atas pembelajaran di kelas.

Penilaian dilakukan melalui lembar observasi dan hasil evaluasi

apakah media wayang kartun yang digunakan oleh peneliti

menghasilkan perubahan yang signifikan. Apabila dalam siklus 1

belum mencapai indikator yang diharapkan maka perlu

dilanjutkandalam kegiatan penelitian pada siklus II, begitu

seterusnya sampai diperoleh kemajuan yang signifikan.

6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan berbagai informasi dan data, penulis

menggunakan:

a. Pengumpulan data melalui tes pemberian soal uraian di akhir

pelajaran.

(34)

xxxiv

Pengumpulan data melalui observasi yang paling efektif adalah

dengan melengkapinya menggunakan format atau blanko

pengamatan sebagai instrumen. Peneliti membuat

indikator-indikator yang dikembangkan dari permasalahan yang sedang

digali.

7. Analisis Data

Analisis data sangat diperlukan guna mengetahui hasil dan atau untuk

menarik kesimpulan yang logis berdasarkan data-data yang telah

dikumpulkan disetiap siklusnya.

a. Menghitung nilai rata-rata kelas

Keterangan :

̅ : Nilai rata-rata

: Jumlah nilai semua siswa

: jumlah siswa (Aqib, 2011: 40).

b. Menghitung ketuntasan belajar klasikal

Keterangan :

% : Persentase ketuntasan klasikal

𝑥

̅

=

𝑥

𝑁

%

=

𝑓𝑡

(35)

xxxv

ft : Frekuensi siswa tuntas KKM

: Jumlah frekuensi seluruhnya (Aqib, 2011: 41).

8. Indikator Pencapaian

Selain menentukan prosentase ketuntasan ketercapaian, juga

menetapkan indikator ketercapaian, yakni sebagai berikut:

a. Indikator untuk ketuntasan hasil belajar individu

Indikator ketuntasan peningkatan pemahaman siswa pada materi

menyimak dongeng apabila siswa tersebut mencapai KKM 70.

b. Indikator untuk ketuntasan hasil belajar secara nasional

Indikator ketuntasan peningkatan pemahaman siswa pada materi

menyimak dongeng berdasarkan KKM 70.

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, penulis

menyusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I Berisi pendahuluan yang mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,

Hipotesis, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional,

(36)

xxxvi

BAB II Dalam bab ini penulis menguraikan studi kepustakaan yaitu tinjauan pustaka dan landasan teori yang penulis

gunakan terkait media pembelajaran wayang kartun dan

pembelajaran Bahasa Indonesia.

BAB III Dalam bab ini penulis berupaya mengurai tentang pelaksanaan tindakan yang terdiri dari: gambaran umum

MI Ma‟arif Dukuh, subjek penelitian, deskripsi

pelaksanaan siklus I dan deskripsi pelaksanaan siklus II.

BAB IV Dalam bab ini penulis memaparkan hasil penelitian, antara lain meliputi deskripsi per siklus yang membahas

mengenai data hasil pengamatan, refleksi keberhasilan

dan kegagalan, serta berisi pembahasan.

(37)

xxxvii

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Definisi Belajar

Kata „belajar‟ yang sudah sering kita dengar ternyata banyak

pengertiannya. Dalam mendefinisikan „belajar‟, antara seorang ahli dengan

yang lainnya mungkin ada persamaannya, tetapi banyak juga

(38)

xxxviii

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimilogis

belajar memiliki arti „berusaha memeroleh kepandaian atau ilmu‟. Definisi

ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah suatu aktivitas seseorang

untuk mencapai kepandaian atau ilmu yang tidak dimiliki sebelumnya.

Dengan belajar manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, serta dapat

melaksanakan dan memiliki sesuatu (Rahyubi, 2014: 2).

Sesungguhnya belajar adalah ciri khas manusia sehingga

manusia dapat dibedakan dengan binatang. Belajar dilakukan manusia

seumur hidupnya, kapan saja, dan dimana saja, baik di sekolah, kelas,

jalanan, dan dalam waktu yang tidak ditentukan sebelumnya. Sekalipun

demikian, belajar dilakukan manusia senantiasa oleh iktikad dan maksud

tertentu (Hamalik, 2004 : 154).

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu unuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya (Slameto, 2010 : 2).

Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua

lapisan masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata belajar

merupakan kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam mereka menuntut

ilmu di lembaga pendidikan pendidikan formal. Kegiatan belajar mereka

lakukan setiap waktu sesuai dengan keinginan. Entah malam hari, siang

(39)

xxxix

Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan

perilaku akibat adanya interaksi individu dengan lingkungannya (Hamalik,

2008 : 36).

Adapun pengertian belajar menurut W.S. Winkel (2002) adalah

suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara

seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan

dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap yang

bersikap relative konstan dan berbekas. Jadi, kakau seseorang dikatakan

belajar matematika adalah apabila pada diri orang ini terjadi suatu kegiatan

yang dapat mengakibatkan perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan

matematika. Perubahan ini terjadi dari tidak tahu menjadi tahu konsep

matematika ini, dan mampu menggunakannya dalam materi lanjut atau

dalam kehidupan sehari-hari.

Belajar adalah hal terpenting dalam setiap usaha pendidikan,

sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan.

Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna

yang terkandung dalam belajar. Seseorang belajar pada dasarnya didorong

keinginan untuk mengembangkan potensinya dalam mencapai tujuan.

Dalam perspektif agama Islam, belajar merupakan kewajiban bagi setiap

orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka

meningkatkan derajat kehidupan mereka. Dalam proses pengajaran, unsur

proses belajar memegang peranan yang sangat penting/vital. Belajar

(40)

xl

(learning is defined as the modification or strengthening of behavior

through experiencing) (Hamalik, 2014: 36).

Belajar memiliki pengertian memeroleh pengetahuan atau

menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai

pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan

demikian, belajar memiliki arti dasat adanya aktivitas atau kegiatan dan

penguasaan tentang sesuatu. Belajar adalah proses transformasi ilmu guna

memperoleh kompetensi, keterampilan, dan sikap untuk membawa

perubahan yang lebih baik. Sedangakan kegiatan pembelajara merupakan

suatu sistem dan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Belajar merupakan aktivitas menuju kehidupan yang lebih baik

secara sistematis. Proses belajar terdiri atas tiga tahapan, yaitu tahap

informasi, transformasi, dan evaluasi. Yang dimaksud dengan tahap

informasi adalah proses penjelasan, penguraian, atau pengarahan mengenai

prinsip-prinsip struktur pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Tahap

transformasi adalah proses peralihan atau perpindahan prinsip-prinsip

struktur tadi ke dalam diri peserta didik. Proses transformasi dilakukan

melalui informasi. Namun, informasi itu harus dianalisis, diubah, atau

ditransformasikan ke dalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual

agardapat digunakan dalam konteks yang lebih luas. Dalam hal ini,

(41)

xli

Berikut definisi belajar menurut beberapa pakar pendidikan;

(Suprijono, Agus 2011: 2)

1) Gagne mengatakan belajar adalah perubahan disposisi atau

kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan

disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan

seseorang secara ilmiah.

2) Travers

Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.

3) Morgan

Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai

hasil dari pengalaman.

4) Harold Spears

Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu,

mendengar dan mengikuti arah tertentu.

Menurut Susanto (2013: 4) belajar adalah suatu aktivitas yang

dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk

memperoleh suatu konsep, pemahaman atau pengetahuan baru sehingga

memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap

(42)

xlii

Sedangkan menurut Djamarah (2011: 13) belajar adalah

serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi

dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

Berbeda lagi dengan pendapat Suryabrata (2007: 232)

mendefinisikan belajar adalah suatu proses yang membawa perubahan dan

dari perubahan itu didapat kecakapan baru karena adanya suatu usaha yang

disengaja.

Dari beberapa pengertian belajar di atas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang

dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,

pemahaman, atau pengetahuan baru sehngga memungkinkan seseorang

terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir,

merasa, maupun dalam bertindak (Susanto, 2013: 4).

2. Asas-asas Belajar

1. Tujuan belajar

Tujuan adalah perangkat hasil yang hendak dicapai setelah siswa

melakukan kegiatan belajar. tujuan yang disadari oleh siswa sendiri

sanagat bermakna dalam upaya menggerakkan kegiatan belajar untuk

mencapai hasil yang optimal. Tujuan-tujuan belajar ada tiga jenis yaitu:

(43)

xliii

b) Penanaman konsep dan keterampilan

c) Pembentukan sikap (Sardiman, 2009: 24)

2. Motivasi belajar

Motivasi dapat bersumber dari dalam diri siswa sendiri

berdasarkan kebutuhan, dorongan dan kesadaran pada tujuan belajar.

Motivasi ini disebut motivasi intrinsik. Motivasi belajar dapat juga

tumbuh berdasarkan rangsangan dan tekanan atau desakan dari luar,

misalnya dengan hadiah, ganjaran, hukuman dan pemberian harapan

lainnya, yang disebut motivasi ekstrinsik.

3. Umpan balik hasil belajar

Guru dapat memberikan umpan balik dengan berbagai cara,

seperti: mengajukan pertanyaan dan memberikan jawaban silih

berganti, antara guru dan para siswa, pertukaran dan mengoreksi

karangan-karangan di dalam kelas, memeriksa karangan oleh seorang

volunteer kelas, atau mengecek dan mengomentari langsung di tempat

oleh guru sambil berkeliling di dalam kelas.

4. Transfer hasil belajar

Hasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan ke dalam

situasi-situasi di luar sekolah. Dengan kata lain, murid dapat

mentransferkan hasil belajar itu ke dalam situasi-situasi yang

(44)

xliv

Menurut Rusman (2012: 100), prinsip-prinsip belajar relatif

berlaku umum berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan,

keterlibatan langsung atau berpengalaman, pengulangan, tantangan,

balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.

1. Perhatian dan motivasi

Perhatian mempunyai peran penting dalam kegiatan belajar.

Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan

pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan,

diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam

kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk

mempelajarinya.

Motivasi erat kaitannya dengan minat. Siswa yang memiliki

minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik

perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk

mempelajari bidang studi tersebut.

2. Keaktifan

Belajar tidak dapat dipaksakan oleh orang lain dan juga

tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin

terjadi apabila anak aktif mengalaminya sendiri.

3. Keterlibatan langsung

Menurut Edgar Dale, dalam penggolongan pengalaman

(45)

xlv

pengalaman, mengemukakan bahwa belajar yang paling baik

adalah belajar dari pengalaman langsung.

4. Pengulangan

Menurut teori psikologi daya, belajar adalah melatih

daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas mengamati,

menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan

sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya

tersebut akan berkembang.

5. Tantangan

Tantangan yang dihadapi dalam belajar membuat siswa

bergarah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang

banyak mengandung masalah perlu dipecahkan membuat siswa

tertantang untuk mempelajarinya.

6. Balikan dan penguatan

Contoh dari balikan dan penguatan adalah siswa belajar

sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan.

Nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi.

Nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning atau

penguatan positif. Sebaliknya, anak yang mendapat nilai jelek

ketika ulangan akan merasa takut tidak naik kelas. Hal ini juga bisa

mendorong anak untuk belajar lebih giat.

(46)

xlvi

Siswa merupakan individu yang unik, artinya tidak ada dua

orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu

dengan yang lainnya. Perbedaan belajar ini berpengaruh pada cara

dan hasil belajar siswa.

Adapun prinsip-prinsip belajar menurut teori Gestalt antara lain:

(Djamarah, 2011: 20-21).

1) Belajar berdasarkan keseluruhan

Orang berusaha menghubungkan suatu pelajaran dengan

pelajaran yang lain. Bahan pelajaran tidak dianggap

terpisah, tetapi merupakan satu kesatuan.

2) Belajar adalah suatu proses perkembangan

Anak-anak bisa dapat mempelajari dan

merencanakan bila ia telah matang untuk menerima bahan

pelajaran itu. Manusia sebagai oganisme yang berkembang,

kesediaannya mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan

oleh kematangan jiwa, tapi juga perkembangan lingkungan

dan pengalaman.

3) Siswa sebagai organisme keseluruhan

Siswa belajar tidak hanya intelektualnya saja, tetapi

juga emosionalnya dan jasmaninya.

(47)

xlvii

Bila dalam suatu kemampuan telah dikuasai, maka

dapat dipindahkan untuk menguasai kemampuan yang lain.

Kemampuan tersebut dipakai untuk mempelajari hal-hal

yang lain. Misalnya belajar matematika bila telah

menguasai dapat dipergunakan dalam masalah jual-beli

bahan tertentu.

5) Belajar adalah reorganisasi pengalaman

Belajar timbul bila seserang menemui situasi baru

dalam kehidupannya. Dalam melengkapi hal itu ia akan

menggunakan semua pengalaman yang telah dimilikinya.

Misalnya seorang anak kulitnya mengelupas akibat terbakar

saat bermain api. Anak belajar dari pengalamannya bahwa

api itu panas dan bisa membakar kulit manusia. Karena

pengalaman itu siswa tidak akan mengulangi untuk

bermain-main dengan api.

6) Belajar harus dengan insight

Insight adalah suatu saat dalam proses belajar

dimana seseorang melihat (insight) hubungan tertentu

dalam unsur yang mengandung suatu problem. Misalnya

peristiwa banjir yang dihubungkan dengan faktor-faktor

lain.

7) Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat,

(48)

xlviii

8) Belajar berlangsung terus-menerus.

Belajar tidak hanya di sekolah, tetapi juga di luar

sekolah. Siswa dapat memperoleh pengetahuan/pengalaman

sehari-hari di rumah atau dimasyarakat.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian hasil belajar

Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan

siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan

dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi

pelajaran tertentu (Nawawi, 2007: 39).

Menurut Susanto (2013: 5), yang dimaksud dengan hasil

belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui

kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses

dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk

perubahan perilaku yang relative menetap. Dalam kegiatan

pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan

tujuan belajar.Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil

mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

Djamarah (2011: 176) mengemukakan berbagai faktor yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar sebagai berikut:

1. Faktor internal

(49)

xlix

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi

kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek,

tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya. Hal-hal

tersebut dapat mempengaruhi siswa dalam menerima materi

pelajaran.

b. Faktor psikologis

Setiap individu dalam hal ini siswa pada dasarnya

memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal

ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor

psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat,

motif, motivasi, kognitif, dan daya nalar siswa.

2. Faktor eksternal

a. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar.

Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan

sosial.

b. Faktor instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang

(50)

l

belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat

berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan

belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini

berupa kurikulum, sarana, dan guru (Rusman, 2012: 123-124).

c. Klasifikasi hasil belajar

Menurut Bloom tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan ke

dalam tiga ranah (domain), yaitu:

1) Domain kognitif; berkenaan dengan kemampuan dan

kecakapan-kecakapan intelektual berpikir.

2) Domain afektif; berkenaan dengan sikap, kemampuan dan

penguasaan segi-segi emosional, yaitu perasaan, sikap, dan nilai.

3) Domain psikomotor; berkenaan dengan suatu

keterampilan-keterampilan atau gerakan-gerakan fisik (Rusman, 2012:124).

B. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Menyimak Dongeng

1. Mata pelajaran Bahasa Indonesia

a. Definisi Bahasa

Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa system

lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Sebagaimana kita

ketahui, bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata.

Masing-masing mempunyai makna, yaitu, hubungan abstrak antara kata

(51)

li

kata atau kosakata itu oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau

menurut urutan abjad, disertai penjelasan artinya dan kemudian

dibukukan menjadi sebuah kamus atau leksikon. Pada waktu kita

berbicara atau menulis, kata-kata yang kita ucapkan atau kita tulis

tidak tersusun begitusaja, melainkan mengikuti aturan yang ada. Untuk

mengungkapkan gagasan, pikiran atau perasaan, kita harus memilih

kata-kata yang tepat dan menyusun kata-kata itu sesuai dengan

aturan bahasa. Seperangkataturan yang imendasari pemakaian bahasa,

atau yang kita gunakan sebagai pedoman berbahasa inilah yangdisebut

tata bahasa

(http://definisimu.blogspot.co.id/2012/10/definisibahasa.html, diakses

pada 15.45, 10012017)

b. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Dari sudut pandang linguistik, bahasaa Indonesia dipahami

sebagai salah satu dari banyak ragam Bahasa Melayu. Dasar yang

dipakai pada bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu Riau sejak abad

ke-19. Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia mengalami proses

pembukuan pada abad ke-20.

Penamaan Bahasa Indonesia diawali sejak diikrarkan sumpah

pemuda. Akibat sumpah pemuda tersebut, maka terjadilah proses

(52)

lii

semenanjung Malaya dengan bahasa Indonesia yang terus mengalami

perkembangan hingga awal abad ke-21.

Berdasarkan pidato Muhammad Yamin, bahasa Indonesia

diusulkan sebagai bahasa Nasional. Sumpah pemuda menetapkan

bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Bila mengacu pada

Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, bahasa Indonesia ditetapkan

sebagai bahasa Negara. Sementara berdasarkan keputusan kongres

bahasa Indonesia II yang dilaksanakan di Medan pada tanggal 28

Oktober- 2 November 1945, bahasa Indonesia disepakati sebagai

bahasa kebangsaan dan sekaligus sebagai bahasa Negara.

Bahasa Indonesia bukan bahasa ibu. Mengingat sebagian besar

warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa ibu.

Sungguhpun demikian, bahasa Indonesia dipergunakan sangat luas,

misalnya dalam dunia pendidikan, media massa sastra, perangkat

lunak, atau surat-menyurat resmi (Sri Wintala, 2015:16)

Dalam dunia pendidikan pembelajaran bahasa Indonesia,

terutama disekolah dasar tidak akan terlepas dari empat keterampilan

berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Kemampuan berbahasa bagi manusia sangat diperlukan. Sebagai

makhluk sosial manusia berinteraksi, berkomunikasi dengan manusia

lain dengan menggunakan bahasa sebagai media, baik berkomunikasi

(53)

liii

tulis. Keterampilan berbahasa yang dilakukan manusia yang berupa

menyimak, berbicara, membaaca, dan menulis yang dimodali

kekayaan kosakata, yaitu aktivitas intelektual, karya otak manusia

yang berpendidikan. Kita mengetahui kemampuan manusia berbahasa

bukanlah instinct, tidak dibawa anak sejak lahir, melainkan manusia

dapat belajar bahasa sampai terampil berbahasa, mampu berbahasa

untuk kebutuhan berkomunikasi. (Susanto, 2013: 242)

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP,2006: 81)

standar isi bahasa Indonesia sebagai berikut: ”Pembelajaran bahasa

Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik

untuk berkomunikaasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar,

baik secara lisan maupun tertulis, serta menumbuhkaan apresiasi

terhadap hasil karya kesaastraan manusia Indonesia.”

c. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Menurut Sri Wintala (2015:20-21) pembelajaran bahasa

Indonesia di lingkup dunia akademik khususnya dan masyarakat pada

umumnya memiliki beberapa tujuan, antara lain:

1. Mendidik anak didik dan masyarakat agar dapat

berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia

secara efektif, efisien, baik, dan benar sesuai etika dan

(54)

liv

2. Supaya anak diidik dan asyarakat semakin dapat

menghargai serta merasa bangga terhadap bahasa

Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa.

3. Supaya anak didik dan masyarakat bisa memahami

bahasa Indonesia dan mampu menggunakannya secara

tepat.

4. Supaya anak didik dan masyarakat bisa menggunakan

bahasa Indonesia guna semakin meningkatkan

kemampuannya.

5. Supaya anak didik dan masyaraakat mampu membaca

yang merupakan syarat mutlak didalam memperluas

wawasan serta memperhalus budi pekerti.

6. Supaya anak didik fdan masyarakat bisa mampu

menghayati karya sastra Indonesia yang fungsinya dapat

memberikan inspirasi, edukasi, dan rekreasi yang sehat.

7. Supaya anak didik dan masyarakat bisa menyampaikan

gagasannya ke dalama karya tulis baik fiksi maupun

nonfiksi.

Belajar bahasa pada dasarnya bertujuan untuk mengungkapkan

kemampuan menggunakan bahasa untuk berbagai keperluan.

Menurut Vallet dan Disk dalam Santosa (2012: 1.8)

mengelompokkan tujuan-tujuan pengajaran bahasa berdasarkan

(55)

lv

mengurutkan mulai dari keterampilan yang paling sederhana

sampai ke yang paling luas. Keterampilan-keterampilan tersebut

dibedakan antara perilaku internal dan perilaku eksternal.

Keterampilan yang paling sederhana adalah keterampilan

mekanis berupa hafalan atau ingatan. Murid menghafal dan

mengingat bentuk-bentuk bahasa yang paling sederhana yang

paling kompleks. Misal, dimulai dengan mendengar beberapa

kosakata baru, membaca suku kata, kelompok kata, dan kalimat.

Jenis perilaku yang terbentuk dalam dirinya adalah persepsi

terhadap perbedaan dua unsure bahasa. Murid belajar membedakan

arti kata dalam bahasa yang dipelajarinya dan membedakannya

dengan bahasa ibu yang ia miliki. Perilaku eksternal (produktif)

murid meniru ujaran, tulisan bahasa yang ia pelajari.

Keterampilan tahap berikutnya adalah pengetahuan berupa

demonstrasi pengetahuan tentang fakta kaidah tentang bahasa yang

dipelajari. Jenis perilaku yang internal (reseptif) kedua adalah

pengenalan (metacognition). Tahap ini murid mengenali kaidah

kebahasaan yang dipelajarinya. Perilaku eksternal yang mengiringi

tahap kedua ini adalah mengingat. Murid menunjukkan bahwa ada

ingatan tentang informasi kaidah kebahasaan yangsudah diberikan.

Tahap ketiga adalah keterampilan transfer. Murid

(56)

lvi

dsesuaikan dengan konteks bahasa yang dihadapi. Perilaku yang

mengiringi keterampilan ini adalah kemampuan reseptif. Murid

memahami wacana atau paragraf. Perilaku eksternal pada tahap ini

adalah aplikasi. Murid berbicara atau menulis dalam situasi latihan

atau melibatkan diri dalam simulasi. Misalnya, dalam kegiatan

Tanya-jawab, dialog, diskusi, pidato.

Tahap keempat adalah komunikasi. Penggunaan bahasa yang

dipelajari sebagai sarana komunikasi. Perilaku internal tahap ini

adalah pemahaman. Murid memahami ucapan tulisan, dan tanda

cultural yang belum pernah dipelajari dalam situasi yang baru.

Di kelas-kelas yang sebagian besar masih menggunakan bahasa

ibu, guru perlu mendorong murid-murid untuk menggunakan

bahasa yang sedang dipelajari. Ajaklah mereka menggunakan

bahasa Indonesia. Berilah kesan bahwa bahasa Indonesia itu

menyenangkan.sampaikanlah tugas-tugas dan perintah-perintah

menggunakan bahasa Indonesia. Apabila mereka tidak mengerti

perjelaslah dengan menggunakan bahasa tubuh atau tangan. Guru

akan member perasaan aman di dalam kelas jika menggunakan

ungkapan yang sama secara teratur dan menambahkannya secara

bertahap.

Perilaku eksternal tahap ini adalah ekspresi diri. Murid

(57)

lvii

dirinya, menyatakan gagasan atau ide. Murid membuat karangan

sederhana, cerpen, novel, kisah sampai dengan karangan yang

berbentuk karya tulis dan karya ilmiah atau pidato.

Tahap kelima adalah kritik. Kemampuan menganalisis dan

mengevaluasi karangan atau karya tulis maupun lisan. Perilaku

sikap ini adalah analisis. Murid memperjelas unsur-unsur sastra

cerpen atau roman atau mengurai penggunaan bahasa hubungan

antar paragraf, serta isi sebuah karya tulis. Perilaku sintesis

merencanakan serta melaksanakan belajar dalam bahasa yang

dipelajari.

Tahap manapun yang harus dialami oleh murid dalam belajar

bahasa, prinsip belajar harus menjadi pertimbangan. Faktor

internal, seperti motivasi belajar anak perlu dirangsang. Murid

tentu akan merasa senang belajar bahasa apabila tugas yang

diintruksikan berkaitan dengan minat mereka.

2. Materi Menyimak Dongeng

a. Definisi Menyimak

Kegiatan menyimak atau mendengarkan adalah kegiatan

mendengar dengan sengaja, cermat, dan saksama untuk memahami

informasi atau pengetahuan yang disampaikan lewat bahasa lisan.Ini

(58)

lviii

sengaja dan tidak mempunyai tujuan tertentu (Tim SSC Intersolusi,

2009: 12).

Menyimak merupakan satu dari sekian banyak

keterampilan yang dapat kita miliki, bahkan dari semua keterampilan

komunikasi, menyimak dapat dikatakan sebagai suatu pembeda paling

besar. Seberapa baik kita menyimak memiliki sebuah dampak yang

besar terhadap efektivitas pekerjaan kita, dan terhadap kualitas

hubungan kita dengan orang lain. Pembicara yang efektif dan

cemerlang sekalipun pada akhirnya akan „hancur‟ jika ia gagal untuk

menyimak dengan baik dan benar. Walaupun demikian tidak sedikit

orang yang hanya mendengarkan tetapi telah merasa menyimak. Sering

terjadi dalam sebuah percakpan, orang-orang tidak (saling) menyimak,

tetapi hanya bergiliran berbicara dan cenderung lebih tertarik

mengutarakan pandangan dan pengalamanya sendiri daripada

menyimak dan memahami orang lain secara sungguh-sungguh.

Menurut Tarigan (2008 : 31) menyimak dapat diartikan sebagai suatu

proses kegiatan mendengarkan lambing-lambang lisan dengan penuh

perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh

informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna

komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran.

Menyimak merupakan sebuah keahlian yang harus banyak

dipelajari seperti halnya berbicara karena sesungguhnya setiap orang

(59)

lix

baik. Tidak hanya itu, bahkan dalam berbagai peristiwa komunikasi,

kemampuan menyimak yang buruk atau rendahnya kemampuan

menyimak sering dibiarkan atau diabaikan. Cobalah ingat, berapa kali

kita telah salah mengerti suatu perintah atau penjelasan yang paling

jelas sekalipun? Berapa sering kita gagal untuk memahami orang lain

karena tidak menerima pemikiranya secara tepat? Jawaban untuk

pertanyaan ini menunjukkan kebutuhan bagi pelatihan menyimak yang

efektif.

b. Tujuan Menyimak

Proses menyimak mempunyai tujuan tertentu. Menurut

Iskandarwassid (2008: 59-60) tujuan menyimak beraneka ragam antara

lain:

1) Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama

agar dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang

pembicara.

2) Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak

dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi

yang diujarkan atau yang diperdengarkan.

3) Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud

(60)

lx

4) Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan

maksud agar dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang

disimak.

5) Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu

menyimak dengan maksud agar dapat mengkomunikasikan

ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada

orang lain dengan lancar dan tepat.

6) Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak

dengan maksud dan tujuan agar dapat membedakan bunyi-bunyi

dengan tepat mana bunyi yang membedakan arti dan mana bunyi

yang tidak membedakan arti.

7) Menyimak untuk memecahkan masalah secara secara kreatif dan

analisis.

8) Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk

meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang

selama ini diragukan.

Berdasarkan tujuan-tujuan menyimak, maka menyimak

dapat dijadikan sebagai sarana, sebagai suatu keterampilan

berkomunikasi, sebagai proses, dan sebagai pengalaman kreatif.

c. Definisi Dongeng

Dongeng adalah cerita sederhana yang tidak benar-benar

(61)

lxi

dahulu. Dongeng berfungsi menyampaikan ajaran moral dan juga

menghibur pada kalangan anak-anak.

Dongeng sering diidentifikasikan sebagai suatu cerita yang

bohong, khayalan, atau cerita yang mengada-ada dan tidak ada

manfaatnya. Ada juga yang menganggap dongeng sebagai cerita tidak

masuka akal (Asfandiyar: 2007: 19). Sedangkan menurut Suyatno

(2008: 44), cerita rakyat (dongeng) adalah cerita yang hidup di

tengah-tengah masyarakat dan sudah ada sejak zaman dahulu. Cerita tersebut

diwariskan atau disebarkan secara lisan.

Menurut Musfiroh (2005: 95-115), dipandang dari berbagai

aspek, sebuah cerita mempunyai manfaat sebagai berikut.

1. Membantu Pembentukan Pribadi dan Moral

Cerita sangat efektif untuk mempengaruhi cara berpikir dan

berperilaku anak. Anak yang sudah terbiasa menyimak cerita,

dalam jiwa mereka akan tumbuh pribadi yang hangat serta

memiliki kecerdasan interpersonal. Selain itu cerita juga dapat

mendorong perkembangan moral mereka.

2. Menyalurkan Kebutuhan Imajinasi

Anak membutuhkan penyaluran imajinasi tentang berbagai hal

yang selalu muncul dalam pikiran mereka. Pada saat menyimak

cerita, imajinasi mereka mulai dirangsang. Mereka membayangkan

(62)

lxii

Imajinasi yang dibangun anak saat menyimak cerita memberikan

pengarauh positif terhadap kemampuan mereka menyelesaikan

masalah secara kreatif.

3. Memacu Kemampuan Verbal selama Menyimak Cerita

Anak dapat belajar bagaimana bunyi-bunyi yang bermakna

diujarkan dengan benar, bagaimana kata-kata itu disusun secara

logis dan mudah dipahami, bagaimana konteks dan koteks

berfungsi dalam makna. Cerita dapat juga mendorong anak untuk

senang bercerita atau berbicara. Mereka dapat berlatih berdialog,

berdiskusi antar teman untuk menuangkan kembali gagasan yang

disimaknya.

4. Merangsang Minat Baca

Membacakan cerita dapat menjadi contoh yang efektif untuk

menstimulus anak untuk gemar membaca. Seorang anak biasanya

suka meniru-niru perilaku orang dewasa. Dari kegiatan bercerita,

anak secara tidak langsung memperoleh contoh orang yang gemar

dan pintar membaca dari apa yang dilihatnya.

5. Membuka Cakrawala Pengetahuan

Manfaat cerita sebagai pengembang cakrawala pengetahuan

tampak pada cerita-cerita yang memiliki karakteristik budaya,

seperti mengenal namanama tempat cerita, bahasa-bahasa yang

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.3
Tabel 4.1 Daftar Nilai Pra Siklus
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Silklus I
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini membuktikan bahwa secara signifikan mean empirik lebih kecil dari mean teoritik sehingga bisa dinyatakan bahwa kecenderungan perilaku compulsive buying

Tabel 3.11 Persentase Jawaban Persepsi Mahasiswa Terhadap Kualitas Produk Smartphone Android pada Dimensi Kualitas. Kualitas yang Dirasakan (Perceived

Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengembangkan aplikasi Hot Billing yang dapat digunakan untuk kebutuhan perhitungan tarif pada wartel VoIP yang menawarkan jasa

Perlakuan dosis pupuk organik pertroganik (P) menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) terhadap variabel berat kering oven 1000 biji, hasil biji kering oven ha -1 ;

Djarum Super yang pada saat itu menjadi rokok kretek filter dengan penjualan. terbaik di

binuka pisan, wiilaos jeroning galih, piyanget iki surat mam�,.. Bojakalana sampun rawuh, sarta Ian Jayakalana, minang seraYci ratu sakti, raja Ajar negarane

Prarencana Pabrik Karagenan dari Rumput Laut Eucheuma cottonii I-11 Berikut ini merupakan contoh perhitungan untuk memperoleh data produksi tepung karagenan tahun 2012 –

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pendapat penghulu di KUA Kecamatan Melinting Kabupaten Lampung Timur dalam menentukan perwalian nikah anak perempuan yang