Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh:
MUHAMMAD HAFIZ ALPAMI NPM. 1411010139
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas-Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1 Dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh
MUHAMMAD HAFIZ ALPAMI NPM :1411010139
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Pembimbing I : Dra. Uswatun Hasanah, M.Pd. I
Pembimbing II: DR. Bambang Sri Anggoro, S.Pd, M.Pd
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
ii
KELAS VIII SMP NEGERI 18 BANDAR LAMPUNG
Oleh :
MUHAMMAD HAFIZ ALPAMI
Intelegensi adalah kemampuan atau potensi seorang untuk menggunakan pemikirannya guna mempelajari dan menyesuaikan diri terhadap masalah, tugas , dan lingkungan secara cepat dan tepat. Untuk mengetahui intelegensi seseorang di perlukan suatu alat ukur yaitu tes intelegensi atau lebih di kenal dengan tes IQ (intelegence quetient) yaitu tingkat kecerdasan. Hasil belajar adalah suatu usaha merubah tingkah laku peserta didik dengan menggunakan bahan pengajaran. Tingkah laku yang diharapkan itu terjadi setelah peserta didik mempelajari suatu pelajaran.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah korelasi antara Intelegensi Question dengan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Bandar Lampung.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi (korelasional) dan meode penelitian yang digunakan adalah metode expostfacto dan Jenis Pendekatan (menurut timbul nya) dalam penelitian ini adalah pendekatan non-eksperimental. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Bandar Lampung yang berjumlah 300 peserta didik, sedangkan sampel penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling (area sampling), dengan rumus slovin yaitu 75 siswa. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi , interview, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah uji korelasi/hipotesis dan koefisien determinasi.
Berdasarkan analisis data dan perhitungan, diperoleh pengujian hipotesis pada analisis data didapat H0 ditolak dan H1 diterima, yakni dengan rhitung sebesar 0,50 berada pada interval 0,40-0,59 sehingga menunjukkan korelasi intelegensi dengan hasil belajar adalah korelasi yang cukup kuat. Lalu dilakukan perhitungan koefisien determinasi dan diperoleh kesimpulan bahwa intelegensi quetion memberikan kontribusi sebesar 25% dengan hasil belajar peserta didik dan 75% dipengaruhi oleh variabel lainnya.
v
Artinya: “ 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, 5. Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.“
(QS. Al-Alaq ayat 1-5)1
1
vi
hidayah-Nya, dan shalawat serta salam yang selalu tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW maka dengan tulus ikhlas disertai perjuangan dengan jerih payah
penulis, Alhamdulillah penulis telah selesaikan skripsi ini, yang kemudian skripsi ini
penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak ADNAN dan Ibu Siti Mardiah yang telah
memberiku segalanya untukku, kasih sayang serta do’a yang selalu menyertaiku.
Karya ini serta do’a tulus kupersembahkan untuk kalian atas jasa, pengorbanan,
keikhlasan membesarkan aku dengan tulus dan penuh kasih sayang. Terimakasih
ibu dan bapakku tercinta, aku mencintai kalian karena Allah SWT.
2. Saudaraku, Riskie Yugo Andianto dan Mara Desti Ningrum yang memberikan
contoh terbaik untukku dan seluruh keluargaku yang selalu menungguku
mencapai keberhasilan pendidikan. Terimakasih untuk do’a dan dukungan yang
telah diberikan. Merekalah Pribadi Muslim dan Muslimah yang memberikan
contoh baik untuk ku.
3. Almamaterku (UIN Raden Intan Lampung) yang telah memberikan pengalaman
vii
Muhammad Hafiz Alpami, lahir di desa Adijaya kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah pada tanggal 27 Juni 1996, yang merupakan anak
Ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan bapak ADNAN dan ibu Siti Mardiah.
Jenjang pendidikan yang pernah dilalui peneliti adalah SDN 1 Terbanggi
Besar (lulus tahun 2008), SMPN 1 Terbanggi Besar (lulus tahun 2011), MAN 1
Lampung Tengah (lulus tahun 2014), dan penulis melanjutkan kuliah pada prodi
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah di UIN Raden Intan lampung sejak
tahun 2014 hingga sekarang.
Selama bersekolah di SMP dan MA peneliti aktif dalam kegiatan ekstra
kulikuler KEPRAMUKAAN. Kemudian pada tahun 2013, peneliti diamanatkan
menjadi Pradana/ Ketua Pramuka dan Berhasil Merebut Juara umum untuk pertama
kalinya pada tingkat Kabupaten.
Peneliti aktif dalam kegiatan masjid, seperti mengaktifkan kembali Remaja
Islam Masjid (RISMA) di Masjid Nurul Yaqin Korpri Jaya dan mendirikan Remaja
Islam Masjid (RISMA) di Masjid Jami’ Al-Mukhlishin Korpri Jaya. Selain itu,
viii
berikan Allah SWT kepada kita, yaitu berupa nikmat iman, islam dan ihsan, sehingga
saya (penulis) dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik walaupun di dalamnya
masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan.
Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia dari zaman yang penuh
kegelapan menuju zaman terang benderang seperti yang kita rasakan sekarang.
Skripsi ini penulis susun sebagai tulisan ilmiah dan diajukan untuk
melengkapi syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana Sarjana Pendidikan Islam
(S.Pd) pada jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) di Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, hal ini disebabkan keterbatasan yang ada pada diri penulis. Penulisan
skripsi ini tidak terlepas dari bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
ix
2. Bapak Dr. Imam Syafe’i, M. Ag selaku ketua jurusan PAI, dan Dr. Rijal
Firdaous, M.Pd selaku sekertaris Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Raden Intan Lampung.
3. Ibu Dra. Uswatun Hasanah,M.Pd.I selaku pembimbing I dan Bapak Dr.
Bambang Sri Anggoro, M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktu serta mencurahkan fikirannya dalam membimbing penulis
dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan beserta para karyawan yang
telah membantu dan membina penulis selama belajar di Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Raden Intan Lampung
5. Pimpinan perpustakaan baik pusat maupun Fakultas yang telah memberikan
fasilitas buku-buku yang penulis gunakan selama penyusunan skripsi.
6. Ibu Suliana, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 18 Bandar Lampung
beserta dewan guru dan para siswa yang telah membantu memberikan
keterangan selama penulis mengadakan penelitian sehingga selesainya skripsi
ini.
7. Bapak Surhan, S.Ag selaku guru mata pelajaran PAI di SMP Negeri 18 Bandar
Lampung yang menjadi mitra dalam penelitian ini, terimakasih atas
x
9. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2014,
terkhusus pada kelas C yang telah berjuang bersama- bersama, berkah buat
kalian semua.
10. Teman-teman KKN kelompok 154 dan kelompok PPL SMP Perintis 2 Bandar
Lampung yang telah memberikan support , sukses buat kalian semua.
11. Teman- teman dari SD, SMP, MAN dan teman kecilku yang selalu memberi
doa dan motivasnya , semoga sukses buat kalian semua.
12. Bunker Boy dan Honey Home yang selalu memberikan doa, hiburan dan
motivasi buat ku, semoga berkah buat kalian semua.
13. Teman-teman mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam tahun 2014 dan
seluruh teman-teman mahasiswa 2014, untuk segala do’a dan dukungan yang
telah diberikan.
Penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi para pembaca pada umumnya. Semoga usaha dan jasa baik dari Bapak, Ibu, dan
saudara/i sekalian menjadi amal ibadah dan diridhoi Allah SWT, dan
mudah-mudahan Allah SWT akan membalasnya, Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin..
Bandar Lampung, 10 Maret 2018 Penulis,
xi
ABSTRAK ... ii
PERSETUJUAN...iii
PENGESAHAN ...iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN...vi
RIWAYAT HIDUP ... vii
KATA PENGANTAR...viii
DAFTAR ISI...xi
DAFTAR TABEL ...xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul ... 1
B. Alasan Memilih Judul ... 3
C. Latar Belakang Masalah... 4
D. Identifikasi Masalah ... 13
E. Batasan Masalah... 13
F. Rumusan Masalah ... 14
G. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 14
H. Penelitian Terdahulu Yang Releven ... 15
BAB II LANDASAN TEORI A. Kecerdasan Intelegensi Question/ IQ 1. Pengertian Intelegensi Question ... 18
2. Indikator atau Aspek Intelegensi ... 21
3. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi... 24
B. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar... 26
2. Indikator Hasil Belajar ... 27
3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi hasil Belajar... 28
C. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 31
2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam... 34
D. Kerangka Pikir ... 39
xii
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
1. Pengertian Populasi... 45
2. Pengertian Sampel Penelitian... 47
3. Teknik Pengambilan Sampel... 47
D. Metode Pengumpulan Data ... 49
E. Teknik Analisis data... 51
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMP Negeri 18 Bandar Lampung 1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 18 Bandar Lampung ... 53
2. Profil SMP Negeri 18 Bandar Lampung ... 54
3. Visi dan Misi dan strategi SMP Negeri 18 Bandar Lampung... 55
4. Keadaan Guru... 56
5. Keadaan Siswa ... 59
6. Keadaan sarana dan Prasarana ... 59
B. Hasil Pengumpulan Data Penelitian di SMP Negeri 18 Bandar Lampung 1. Pelaksanaan Wawancara ... 62
2. Dokumentasi ... 64
C. Pembahasan dari Analisis Data 1. Menghitung Koefisien Korelasi ... 66
2. Koefisien Determinasi ... 69
D. Pembahasan... 70
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 73
B. Saran ... 73 DAFTAR PUSTAKA
xiii
Bandar lampung Kelas VIII G ...11
Tabel 2.1 Ditribusi IQ untuk kelompok standarisasi tes Binet ( dari Garrison& Morgoon )... ...20
Tabel 3.1 Populasi penelitian peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 18 Bandar Lampung... ...46
Tabel 3.2 Sampel penelitian peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 18 Bandar Lampung ... . ...48
Tabel 4.1 Data guru dan petugas sekolah ...56
Tabel 4.2 Data siswa SMP Negeri Bandar Lampung... ...59
Tabel 4.3 Data sarana fisik/ gedung SMP Negeri 18 Bandar Lampung ...60
Tabel 4.4 Data sarana non fisik/ sarana lain SMP Negeri 18 Bandar Lampung ...61
Tabel 4.5 Penyusunan Distribusi Frekuensi Data Tingkat Intelegensi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 18 Bandar Lampung Lampung...65
Tabel 4.6 Penyusunan Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar PAI Siswa Kelas VIII SMP Negeri 18 Bandar Lampung Lampung...65
xiv
2. Daftar Data Sampel kelas VIII Hasil Belajar ( Mid Semester)... 81
3. Perhitungan Analisis X dan Y... 84
4. Tabel Nilai r Product Moment ... 86
5. Tabel T ... 87
6. Tabel hitung X dan Y... 88
7. Pedoman Wawancara ... 90
8. Foto Penelitian ... 92
A. Penegasan Judul
Skripsi ini berjudul “Korelasi Antara Intelegensi Question Dengan Hasil
Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 18 Bandar
Lampung”. Agar tidak terjadi kesalahpahaman dan pengertian pembaca, terlebih
dahulu penulis akan menguraikan secara singkat pengertian-pengertian istilah
yang terdapat dalam judul tersebut :
1. Korelasi atau Hubungan
Korelasi atau hubungan berasal dari kata “hubung” yang mendapat
akhiran “an” yang berarti “berangkaian atau bersambung (yang satu dengan
yang lain)”.1 Disamping itu juga dalam ilmu statistik istilah’” korelasi” diberi
pengertian sebagai hubungan , antardua variabel atau lebih.2
Yang dimaksud dengan hubungan dalam skripsi ini adalah salah satu
keadaan berhubungan atau dihubungkan berkenaan dengan apa yang ditentukan
dahulu dalam ikatan kalimat, dalam hal ini antara Intelegensi Question dengan
hasil belajar Pendidikan Agama Islam siwa kelas VIII di SMP Negeri 18 Bandar
Lampung.
1
Depdikbud RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 313.
2
Prof.Drs. Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta:Grafindo Persada, 2015)
2. Intelegensi Quetion
Intelegensi Question (IQ) adalah Keahlian memecahkan masalah dan
kemampuan beradaptasi pada lingkungan dan belajar dari pengalaman hidup
sehari- hari.3
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah, dapat berupa perubahan dalam kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik tergantung dari tujuan pengajaran.4 Untuk
mengetahui hasil belajar peserta didik, guru harus melakukan suatu tes hasil
belajar untuk mengukur tingkat keberhasilan dan ketercapaian dalam proses
belajar mengajar.
4. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam adalah bahan kajian yang memuat suatu usaha
sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia
dalam mengamalkan ajaran Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an
dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran serta latihan.5
Jadi yang dimaksud dengan pendidikan agama Islam adalah suatu
bimbingan dan pengarahan tentang kehidupan yang diberikan kepada anak
dengan harapan akan mampu membentuk keimanan dan ketaqwaan
3
John W. Santrock, Psikologi Belajar, (Jakarta: Kencana, 2007)h.134
4
Dr. Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Yogyakarta : pustaka Pelajar, 2014),h.44
5
5. Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 18 Bandar Lampung
SMP Negeri 18 Bandar Lampung merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri yang terletak di wilayah Bandar Lampung di mana penulis mengadakan penelitian. Dalam penelitian ini penulis mengadakan penelitian di kelas VIII.
Berdasarkan pada uraian penegasan judul di atas maka judul skripsi tersebut berarti suatu penelitian yang berusaha untuk mengetahui hubungan yang ditimbulkan antaraIntelegensi Questions dengan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siwa kelas VIII di SMP Negeri 18 Bandar Lampung.
B. Alasan Memilih Judul
Dalam rangka mengadakan penelitian untuk memperoleh hasil yang bersifat ilmiah, alasan penulis memilih judul tersebut adalah :
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap seberapa besar korelasi antara
intelegensi Questions dengan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa
kelas VIII di SMP Negeri 18 Bandar Lampung.
2. Untuk melihat seberapa besar hubungan antara tingkat Intelegensi Questions
dengan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siwa kelas VIII di SMP Negeri
18 Bandar Lampung.
C. Latar Belakang Masalah
Secara nasional pendidikan dirumuskan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.6 Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dan sekolah memiliki peranan yang penting dalam mewujudkan Tujuan
Pendidikan Nasional melalui proses belajar mengajar. Sebagaimana dirumuskan
dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis serta bertanggung jawab.”7
Tujuan nasional tersebut dapat dicapai apabila adanya dukungan dari
komponen pendidikan diantaranya peran orang tua sebagai pendidik utama atau
pendidikan informal, peran pendidik sebagai pendidikan di sekolah atau
pendidikan formal, lingkungan masyarakat serta pergaulan sehari-hari dan
6
Darwyn Syah, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2007), h. 4.
7
dibantu dengan adanya pendidikan agama Islam yang lainnya atau pendidikan
nonformal.
Dalam pendidikan formal atau sekolah terdapat proses belajar mengajar
yang secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh
individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif.8 Berkaitan dengan proses
pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting
dalam proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta
didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses
pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar
terlaksana secara efektif dan efisien.9
Potensi, kemampuan, karakter dari peserta didik berbeda- beda ada yang
diatas rat-rata ataupun dibawah rata- rata. Hal ini berkaitan berkaitaan dengan
psikologis peserta didik itu sendiri, salah satunya kemampuan tingkat intelegensi.
Tingkat intelegensi disini bukan satu- satunya harga harga mati peserta didik
untuk meraih sebuah prestasi dalam hal hasil belajar. Dalam UU sisdiknas Bab I
ketentuan umum disebutkan bahwa pendidikan keagamaan berfungsi
8
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 68.
9
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan
mengamalkan nilai- nilai ajaran agama dan menjadi ahli agama.10
Kualitas siswa antara lain ditentukan oleh faktor bawaan dan pengaruh
lingkungan dimana anak berkembang, termasuk cara pendidikan yang pernah
diperolehnya, pendidikan harus diberikan sedini mungkin mungkin dimulai dari
rumah di dalam keluarga oleh kedua orang tuanyadan seluryh anggota keluarga
lainnya.
Dalam Undang- undang SISDIKNAS di jelaskan, pada Bab IV bagian
kedua tentang hak dan kewajiban warga negara, orang tua, masyarakat dan
pemerintah” orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan
pendidikan dasar kepada anaknya.11
Selain keluarga, sekolah adalah tempat atau lembaga pendidikan yang
sangat penting dalam pembentukan kepribadian anak dan menentukan mutu anak
di kemudian hari.
Masyarakat juga mempunyai pengaruh yang amat besar terhadap
kepribadian anak, oleh karena itu orang tua dan guru perlu memperhatikan faktor
yang ada dalam masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap anak. Misalnya
teman bermain di luar sekolah, tokoh idola, pengaruh media massa dan lain
sebagainya.
10
Himpunan Perundang- undangan RI tentang sistem Pendidikan Nasional UU RI No. 20 tahun 2003 ( Jakarta : Sinar Grafika, 2008), h. 3
11
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang tidak dapat
dipishkan dalam kehidupan, bahkan tuntunan dan salah satu kewajiban yang
harus kita jalani. Banyak usaha untuk meningkatkan kualits manusia diantarany
adalah melalui pendidikan. Berbagai perkembangan serta kemajuan pendidikan
tidak terlepas dari usaha pemerintah untuk mengadakan perbaikan dalam masalah
pendidikan ini.
Sesuai dengan pendidikan nasional, yaitu UU RI No. 20 Tahun 1989 :
pendidikan bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu maanusia yang bberimaan dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadiaan yang mantab dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.12
Pendidikan sebagai memproduksi sistem nilai dan budaya kearah yang
yang lebih baik, antara lain dalam pertumbuhan kepribadian, ketrampilan dan
perkembangan intelektual peserta didik.13
Pendidikan yang diberikan di sekolah sseyogyanya bukan semata-mata
pemberian ilmu pengetahuan, tetapi secara luas juga dimaksudkan untuk
pengaruhnya terhadap suasana pendidikan, sehigga dapat mendukung
perkembangan perilaku dan mental emosional anak, agar mereka mampu
12
Direktur jendral kelembagaan Agama Islam, Wawancara tugas Guru dan Tenaga pendidikan, Departemen agama, jakarta, 2005, hlm 25
13
menghadapi tantangan dalam keehidupan dan berkembang menjadi sumber daya
yang berkualitas.
Menurut Wechsler, Intelegensi adalah kemampuan bertindak dengan
menetapkan suatu tujuan, untuk berfikir secara rasional, dan untuk berhubungan
dengan lingkungan disekitarnya secara memuaskan.
Binet mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk
menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan penyesuaian
dalam rangka mencapai tujuan itu dan untuk bersikap kritis terhadap diri sendiri
Berdasarkan pada pengertian-pengertian yang dikemukakan diatas
jelaslah bahwa intelegensi pada hakikatnya merupakan suatu kemampuan dasar
yang bersifat umum untuk memperoleh suatu kecakapan yang mengandung
berbagai komponen
Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan pengubah
kelakuan. Hasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan ke dalam
situasi-situasi diluar sekolah. Dengan kata lain, murid dapat mentransferkan hasil belajar
itu ke dalam situasi-situasi yang sesugguhnya.14 Hasil belajar adalah suatu usaha
merubah tingkah laku peserta didik dengan menggunakan bahan pengajaran.
Tingkah laku yang diharapkan itu terjadi setelah peserta didik mempelajari suatu
pelajaran. 15 Hasil belajar peserta didik pada hakekatnya adalah perubahan
14
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar(Jakarta: Bumi Aksara, 2013). h. 33
15
tingkah laku. Tingkah laku dalam hasil belajar dalam pengertian yang luas
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. 16
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik yang didapat melalui pengajaran
. Berkaitan dengan belajar, dalam perspektif keagamaan belajar
merupakan kewajiban bagi setiap orang yang beriman agar memperoleh ilmu
pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka.17 Hal ini
dinyatakan dalam firman Allah SWT Surat Al-Mujadalah ayat 11:
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.18
Pada ayat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan hal yang
sangat penting untuk membentuk kepribadian seseorang menjadi lebih baik dan
juga dapat meninggikan derajat orang-orang yang mempunyai pengetahuan baik
16
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h.3
17
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 62.
18
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: Diponegoro, 2011),h.
dalam pengetahuan yang bersifat umum maupun pendidikan agama Islam. Mutu
pembelajaran tidak terlepas dari kualitas guru dan keberhasilan yang dicapai oleh
siswa. Untuk meningkatkan mutu pembelajaran harus ada usaha dari manusia
yang sungguh-sungguh. Karena Allah SWT tidak akan merubah keadaan kita
kalau kita tidak mau merubahnya dan semakin besar usaha manusia akan
semakin besar kemungkinan berhasil. Hal tersebut dijelaskan dalam firman Allah
SWT QS. An-Najm ayat 39 :
Artinya: “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya”. (Q. S An-Najm: 39)19
Berdasarkan ayat di atas tidak seorang pun yang mendapatkan hasil tanpa
adanya suatu usaha dalam kegiatan belajar mengajar, seorang siswa tidak akan
mendapatkan hasilnya sebelum mengikuti pembelajaran atau tidak akan
mendapatkan hasil tanpa adanya proses terlebih dahulu.
Zakiyah Darajat mengungkapkan bahwa Pendidikan Agama Islam (PAI)
adalah Suatu usaha untuk membina dan mengasuh siswa agar senantiasa dapat
memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada
akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.20
Tujuan utama dari pendidikan agama Islam ialah membina dan mendasari
kehidupan anak dengan nilai-nilai agama sekaligus mengajarkan ilmu agama
19
Ibid, h. 527.
20
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja
Islam, sehingga mampu mengamalkan syariat secara benar sesuai pengetahuan
agama.21 Disinilah guru sebagai pendidik memiliki peran yang sangat besar, di
samping sebagai fasilitator dalam pembelajaran, juga sebagai pembimbing dan
mengarahkan peserta didiknya sehingga menjadi manusia yang mempunyai
pengetahuan luas baik pengetahuan agama, kecerdasan, kecakapan hidup,
keterampilan, budi pekerti luhur dan kepribadian yang baik dan bisa membangun
dirinya untuk lebih baik dari sebelumnya serta memiliki tanggung jawab besar
dalam pembangunan bangsa.
Adapun data mengenai tingkat Intelegensi Question siswa di SMP Negeri
18 Bandar Lampung pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, Ujian
tengah semester , tahun 2017/2018, sebagai berikut:
Tabel 1.1
Tingkat Intelegensi Question
Peserta didik SMP N 18 Bandar lampung Kelas VIII G NO Nama Peserta Didik Kelas Intelegensi Keterangan Hasil
Belajar
1 Abdul Mukti Exandi VIII G 100 Normal 80
2 Agus Hatami VIII G 100 Normal 60
3 Ajeng Nurindah VIII G 100 Normal 60
4 Alfa Rizky P. VIII G 110 Cerdas/
Superior
65
5 Annisa Fitria Sari VIII G 102 Normal 72
6 Apri Yani VIII G 102 Normal 78
7 Aulia Anggrawati VIII G 110 Cerdas/ Superior
80 8 Chatherine Chantika VIII G 102 Normal 60
9 Citra Ayu Lestari VIII G 98 Normal 55
21
10 Diki Dzakir VIII G 100 Normal 80 11 Divani Febrian Zulfi VIII G 102 Normal 70
12 Eka Rahma Wati VIII G 106 Normal 60
13 Fansury Joghi VIII G 115 Cerdas/ Superior
70 14 Fauzi Khoiru Rizal VIII G 102 Normal 54 15 Fino Rachmat T VIII G 110 Cerdas
Superior
80
16 Firman Kurniawan VIII G 106 Normal 70
17 Fitri Yani VIII G 113 Cerdas/
Superior
60
18 Indy Annisa VIII G 100 Normal 60
19 Karses Ayub S VIII G 108 Normal 55
20 Kevin Rifanta VIII G 109 Normal 75
21 M. Fiqih VIII G 104 Normal 60
22 M. Nanda Habibi VIII G 100 Normal 75
23 Mutia VIII G 108 Normal 65
24 Nabila Angelita VIII G 100 Normal 65
25 Nurul Baiti VIII G 105 Normal 70
26 Putri Aulia VIII G 102 Normal 78
27 Raihan Arrasyd VIII G 114 Cerdas/ Superior
72
28 Reval Junior VIII G 109 Normal 55
29 Rio Suryaldi VIII G 112 Cerdas/
Superior
60 30 Riski Pratama Yuda VIII G 102 Normal 60
JUMLAH
Sumber: Dokumentasi IQ Peserta didik TP 2017/2018
Dari tabel diatas didapat dikatakan, IQ seseorang yang tinggi sudah
sepantasnya bila diikuti kemampuan akademis yang tinggi pula, namun pada
kenyataannya kemampuan IQ yang tinggi belum tentu merupakan jaminan
prestasi akademik yang tinggi. Sebaliknya akademisnya yang tinggi belum tentu
dapat digunakan sebagai ukuran yang menggambarkan taraf Intelegensi
seseorang tersebut tinggi karena prestasi akademis yang diraih tergantung oleh
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis merasa
tertarik untuk mengangkatnya menjadi sebuah skripsi tentang Korelasi Antara
Intelegensi Question Dengan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam siwa kelas
VIII SMP Negeri 18 Bandar Lampung.
D. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka terdapat beberapa masalah yang
penulis identifikasi, yaitu:
1. Terdapat siswa yang mempunyai nilai hasil tinggi tetapi, mempunyai tingkat
Intelegensi Normal.
2. Nilai hasil pada siswa yang mempunyai tingkat Intelegensi normal lebih
unggul dari siswa Tingkat Intelegensi Superior.
E. Batasan Masalah
Untuk menghindari terjadinya penyimpangan dan penafsiran yang keliru,
maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:
1. Subjek kelas yang diteliti pada kelas VIII
F. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka untuk bisa diteliti maka
masalah itu harus dirumuskan dengan jelas. Menurut Sugiyono, rumusan masalah
adalah pertanyaan penelitian, yang jawabannya dicarikan melalui penelitian.22
Dari apa yang diuraikan dalam latar belakang masalah di atas bahwa pemahaman
pendidik tentang variasi teknik pembelajaran masih sangat kurang, sehingga
berdampak pada belum tercapainya standar hasil belajar minimal, maka penulis
merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : “Adakah Korelasi
antaraIntelegensi Questionsdengan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam siwa
kelas VIIISMP Negeri 18 Bandar Lampung T.P. 2017/2018?
G. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penilitian
1. Tujuan Penelitian
Dalam sebuah penelitian, tujuan merupakan target atau sasaran yang
hendak dicapai, yang menjadi “center point” seorang peneliti yang akan
memberikan kejelasan arah dan maksud dilakukannya sebuah penelitian. Tujuan
diadakannya penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui korelasi antara Intelegensi
Questions dengan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siwa kelas VIII SMP
Negeri 18 Bandar lampung”.
22
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung:
2. Kegunaan Penelitian
a. Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan wawasan
dalam lapangan pendidikan, tentang korelasi antara Intelegensi Questions
dengan hasil belajar.
b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang
berarti bagi pendidik dan siswa di SMP Negeri 18 Bandar Lampung
tentang korelasi antara Intelegensi Questions dengan hasil belajar.
H. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
1. Skripsi yang berjudul ” hubungan motivasi dengan hasil belajar siswa SMP
Negeri 22 Kota Jambi . Kesimpulan dari artikel ilmiah ini adalah Terdapat
hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar dengan
koefisien korelasi sebesar 0,503 lebih besar dari r tabel sebesar 0,2072 dengan taraf signifikasi α = 0,05 dan r tabel 0,1745 dengan taraf signifikansi α = 0,01.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki motivasi
belajar yang tinggi akan mencapai hasil belajar yang tinggi pula, sedang siswa
yang memiliki motivasi belajar rendah akan memiliki hasil yang rendah.23Dalam
penelitian penulis tentu berbeda dengan penelitian tersebut. Penelitian penulis
lebih menfokuskan hubungan intelegensi dengan hasil belajar bukan motivasi
belajar.
23
Yusmahadi, Hubungan Motivasi Dengan Hasil Belajar Siswa SMP Negeri 22 Kota Jambi, Program Studi Bimbingan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu
2. Jurnal Sunarti yang berjudul “ Pengaruh Intelegensi dan Motivasi Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Purworejo” .
Kesimpulan dari jurnal tersebut adalah bahwa ada pengaruh positif dan
signifikan antara intelegensi dan motivasi belajar baik secara secara maupun
bersama- sama terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri 6 Purworejo . Saran
yang dapat diberikan bagi pihak sekolah sebagai masukan yang baik ,
diharapkan dapat mendorong siswa untuk meningkatkan motivasi belajar,
misalnya dengan cara memberi beasiswa atau hadiah. Diharapkan apabila
motivasi belajar siwa tinggi maka prestasi belajar siswa tinggi pula.24 Dalam
penelitian penulis tentu berbeda dengan penelitian tersebut. Penelitian penulis
lebih menfokuskan hubungan intelegensi dengan hasil belajar bukan motivasi
belajar.
3. Jurnal Purwanto yang berjudul” Intelegensi: Kosep dan Pengukurannya”,
kesimpulan dari jurnal tersebut adalah Dalam arti sempit intelegensi adalah
prestasi disekolah, sedang arti luas intelegensi adalah prestasi dalam berbagai
bidang kehidupan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa intelegensi
diperoleh secara hereditas, namun beberapa hasil penelitian lain juga
menunjukkan bahwa intelegensi dapat dimodifikasi. Banyak yang sepakat bahwa
intelegensi merupakan kombinasi antara hereditas dan modifikasi. Intelegensi
berhubungan dengan bakat, kreativitas dan prestasi. Intelegensidengan bakat
24
karena anak yang berbakat adalah anak dengan intelegensi tinggi. Intelegensi
berhubungan dengan kreativitas walaupun kreativitas tidak dapat diidentifikasi
menggunakan tes intelegensi. Intelegensi jugaa berhubungan dengan prestasi.
Variasi dalam dalam prestasi dapat diramaikan dari variasi dalam intelegensi.25
Dalam penelitian penulis tentu berbeda dengan penelitian tersebut. Penelitian
penulis lebih menfokuskan hubungan intelegensi dengan hasil belajar.
25
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KECERDASAN INTELEGENSI QUONTIENT / IQ 1. Pengertian Intelgensi
Dalam kehidupan sehari- hari kita sering mendapatkan ada orang yang dengan
cepat, cekatan dan terampildalam menyelesaikan tugas atau masalah yang
dihadapinya. Begitu pula sebaliknya banyak orang yang menyelesaikan tugas
atau masalah yang dihadapinya. Begitu pula sebaliknya banyak orang yang
menyelesaikan tugas atau masalah yang dihadapinya dalam waktu yang relatif
lama, lamban, bahkan tidak dapat menyelesaikannya. Menurut para ahli, faktor
yang berhubungan dengan hal tersebut adalah tingkat kecerdasan atau dalam
bahasa psikologi disebut Intelegensia. Integensi adalah kemampuan yang dibawa
sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu.
Istilah Intelegensia sebenarnya sudah menjadi bahasa umum bagi masyarakat,
hanya saja masyarakat sering menggambarkan kecerdasan, kepandaian,
kecerdikan, dan istilah- istilah lainnya yang mengarah kepada maksud yang
sama. intelegensi adalah kemampuan untuk berfikir secara abstrak dan kesiapan
untuk belajar dari pengalaman.1
1
Intelegensi adalah aktivitas mental yang diarahkan pada adaptasi bertujuan
terhadap, seleksi, dan pembentukan lingkungan dunia nyata yang relevan dengan
kehidupan seseorang.2
Menurut arah atau hasilnya, intelegensi ada dua macam :
a. Intelegensi Praktis adalah intelegensi untuk dapat mengatasi suatu situasi
yang sulit dalam sesuatu kerja, yang berlangsung secara cepat dan tepat.
b. Intelegensi teoritis adalah intelegensi untuk dapat mendapatkan suatu
fikiran penyelesaian soal atau masalah dengan cepat dan tepat.3
Intelegensi adalah kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara
terarah serta mengolah dan mengusai lingkungan secara efektif.
Theodore Simon mendefinisasikan Intelegensi sebagai terdiri atas tiga
komponen:
a. Kemampuan untuk mengarahkan fikiran atau mengarahkan tindakan.
b. Kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah di
laksanakan.
c. Kemampuan untuk mengkritik diri sendiri atau melakukan autoctiticism.
d. Sebagai daya atau kemampuan untuk memahami.4
Berdasarkan definisi diatas dapat diambil batasan pengertian bahwa
intelegensi adalah kemampuan atau potensi seorang untuk menggunakan
pemikirannya guna mempelajari dan menyesuaikan diri terhadap masalah, tugas ,
2
Jonathan Ling & Jonathan Catling, Psikologi Kognitif, (Jakarta : Erlangga,2012).h. 215
3
Agus Sujanto, Psikologi Umum, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2006) , h.66
4
dan lingkungan secara cepat dan tepat. Untuk mengetahui intelegensi seseorang
di perlukan suatu alat ukur yaitu tes intelegensi atau lebih di kenal dengan tes IQ
(intelegence quetient) yaitu tingkat kecerdasan.
Mengenai soal perbedaan intelegensi inii ada yang menekankan pada
perbedaan kualitatif dan pandangan yang menekankan pada perbedaan
kuantitatif. Yaitu berpendapat bahwa perbedaan intelegensi individu satu dengan
yang lain itu memang secara kualitatif berbeda, yang bearti bahwa pada
dasarnya memang telah berbeda intelegensi individu satu deengan individu lain.
Pandangan kedua menitikberatkan pada perbedaan kuantitatif, yang bearti
perbedaan itu semata- mata karena perbedaan materi yang diterima atau karena
perbedaan dalam proses belajarnya. Perbedaan dalam proses belajar akan
membawa dalam segi intelegensinya.5
Untuk membedakan anak yang mmempunyai intelegensi tinggi dan anak yang
mempunyai intelegensi rendah, para ahli psikologi menggunakan atas dasar IQ.
Hal itu karena padda dasarnya manusia lahir telah memiliki IQ yang
berbeda-beda pada tiap diri individu.
Tabel 2.1 Ditribusi IQ untuk kelompok standarisasi tes Binet ( dari Garrison& Morgoon)
No Skala Skor Tingkat Intelegensi 1 Di atas 140 Sangat superior
2 120-139 Superior
3 110-119 Rata- rata tinggi
5
4 90-109 Rata- rata/ normal
5 80-89 Rata- rata rendah
6 70- 79 Batas lemah
7 Di bawah 30 Lemah mental
Dapat di gambarkan yang mempunyai skala skor di atas 40 adalah sangat
superior, sedangkan anak yang mempunyai skor 90-109 dikategorikan
berintelegensi rata- rata atau normal dan anak yang berintelegensi normal sering
dijumpai di lingkungan masyarakat. Adapun anak yang mempunyai skor 80-89 di
kategorikan mempunyai intelegensi rata- rata rendah.
Akan tetapi kita harus ingat bahwa hasil pemeriksaan psikologi ini hanya
menunjukkan siswa secara potensial , sedang hasil belajar di pengaruhi oleh
berbagai faktor, misalnya kesehatan tubuh, Minat dan Motivasi, cara belajar dan
lingkungan.
2. Indikator atau Aspek Intelegensi
Gardner mengemukakan ada 7 indikator atau aspek yang dapat
dikategorikan sebagai petunjuk tinggi-rendahnya inteligensi seseorang, yaitu :
1) Kemampuan verbal (verbal linguistic), meliputi :
a. Analisis linguistik
b. mengenal kembali dan mengingat
c. memahami dan menciptakan kelucuan atau humor
e. meyakinkan seseorang agar bersedia melakukan sesuatu
f. memahimi perintah dengan tepat
2) Kemampuan mengamati dan rasa ruang, meliputi :
a. Khayalan
b. menyusun kerangka pikir
c. menemukan jalan dalam konsep ruang
d. memanipulasi imajinasi
e. menginterpretasikan grafik/bagan/model
f. mengenal hubungan objek dalam ruang
g. memiliki persepsi yang cermat melalui berbagai sudut pandangan
3) Kemampuan gerak kinetis-fisik, meliputi :
a. mengatur/mengelola gerak refleks
b. mengatur/mengelola gerak terencana
c. memperluas kesadaran melalui tubuh
d. peduli hubungan antar bagian tubuh
e. meningkatkan fungsi tubuh
4) Kemampuan logika/matematika, meliputi :
a. pengenalan pola-pola abstraksi
b. pertimbangan induktif
c. pertimbangan deduktif
e. menyelesaikan kalkulasi kompleks
f. pertimbangan ilmiah
5) Kemampuan dalam hubungan intra-personal, meliputi :
a. kosentrasi dalam berpikir
b. keberhati-hatian
c. melakukan metakognisi
d. kesadaran dan ekspresi berbagai perasaan
e. kesadaran atas dirinya
f. tingkat pemikiran-penalaran
6) Kemampuan dalam hubungan inter-personal, meliputi :
a. mencipta dan mengelola sinergi
b. daya melampaui perspektif orang lain
c. bekerja sama dalam kelompok
d. mengenal dan membuat sesuatu yang berbeda dengan lainnya
e. komunikasi verbal dan nonverbal
7) Kemampuan dalam musik/irama, meliputi :
a. struktur musik
b. skematis dalam mendengarkan musik
c. sensitif terhadap suara
e. sensitif dalam nada6
3. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi
a. Pembawaan, ditentukan oleh sifat dan ciri yang dibawa sejak lahir. Batas
kesanggupan kita yakni dapat tidaknya memecahkan suatu soal,
pertama-tama ditentukan oleh pembawaan kita. Orang itu ada yang pintar dan ada
yang kurang pintar. Meskipun menerima pelajaran yang sama, perbedaan itu
masih tetap ada.
b. Kematangan, tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Tiap organ (fisik mapun psikis) dapat dikatakan telah matang
jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
Anak-anak tak dapat memecahkan soal-soal tertentu, karena soal tersebut
masih terlampau sukar baginya. Organ dan fungsi jiwanya masih belum
matang untuk melakukan mengenai soal itu. Kematangan berhubungan erat
dengan umur.
c. Pembentukan, ialah segala keadaan di luar diri diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan intelegensi. Dapat kita bedakan pembentukan
sengaja (seperti yang dilakukan di sekolah), dan pembentukan tidak sengaja
(pengaruh alam sekitar).
6
d. Minat dan pembawaan yang khas, minat mengarahkan perbuatan kepada
suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia
terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk
berinteraksi dengan dunia luar. Motif menggunakan dan menyelidiki dunia
luar (manipulate and exploring motivasi). Dari manipulasi dan ekplorasi yang
dilakukan terdapat dunia luar itu, lama-kelamaan timbullah minat terhadap
seuatu. Apa yang membuat minat mendorong seseorang untuk berbuat lebih
giat dan lebih baik.
e. Kebebasan, kebebasan itu berarti manusia dapat memilih metode-metode
yang tertentu dalam memecahkan masalah. Manusia memiliki kebebasan
memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan
kebutuhannya. Dengan adanya kebebasan ini berarti bahwa minat itu tidak
selamanya menjadi syarat dalam perbuatan intelegensi. 7
Faktor- faktor yang mempengaruhi hasil akademis adalah :
1.Faktor Internal
a. Fisik meliputi panca indera dan kondidi fisik secara umum
b.Psikologis :
a. Variabel non kognitif yang meliputi minat, motivasi dan kepribadian
b. Variabel kognitif meliputi kemampuan khusus( bakat) dan
kemampuan umum ( Intelegensi).
7
2. Faktor Eksternal
a. fisik meliputi kondisi lingkungan belajar anak, kondisi tempat belajar
anak, sarana dam prasarana penujang belajar.
b.Sosial Meliputi aspek dukungan sosial( keluarga, guru) dan pengaruh
budaya setempat, juga metode guru dalam menyampaikan materi
pelajaran.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi
dengan lingkungan. 8 Menurut Slamet belajar merupakan suatu proses perubahan,
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkunganya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata
dalam seluruh aspek tingkah laku. 9
Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan pengubah
kelakuan. Hasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan ke dalam
situasi-situasi diluar sekolah. Dengan kata lain, murid dapat mentransferkan hasil belajar
itu ke dalam situasi-situasi yang sesugguhnya.10 Hasil belajar adalah suatu usaha
merubah tingkah laku peserta didik dengan menggunakan bahan pengajaran.
8
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar(Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 27-29
9
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Rineka Cipta, 1999), h. 84
10
Tingkah laku yang diharapkan itu terjadi setelah peserta didik mempelajari suatu
pelajaran. 11Hasil belajar peserta didik pada hakekatnya adalah perubahan tingkah
laku. Tingkah laku dalam hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup
bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. 12
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik
yang didapat melalui pengajaran.
Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, guru harus melakukan suatu
tes hasil belajar untuk mengukur tingkat keberhasilan dan ketercapaian dalam
proses belajar mengajar. Tes hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk menilai
hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan guru kepada peserta didiknya dalam
jangka waktu tertentu. 13
2. Indikator Hasil Belajar
Menurut Syaiful Bahri Djamarah yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses
belajar mengajar dianggap berhasil apabila telah memenuhi beberapa indikator
keberhasilan belajar. Adapun indikator keberhasilan belajar adalah :
11
Zakiah Daradjat. Dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam ( Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. Ke-5, h. 196-197.
12
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h.3
13
a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai
prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran ( Instruksional)
telah dicapai oleh peserta didik, baik secara individu maupun
kelompok.14
3. faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa :
a. Faktor Internal (yang berasal dari dalam)
1) Kesehatan sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta
bagian-bagianya atau bebas dari penyakit. 15 Kesehatan jasmani dan rohani
berpengaruh dalam keberhasilan belajar oleh karenanya agar proses
pembelajaran dapat membuahkan hasil, harus didukung dengan kesehatan
guru dan peserta didiknya.
2) Intelegensi dan Bakat Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai
kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri
dengan lingkungan dengan cara yang tepat. 16 Orang yang berbakat mengetik
misalnya, akan lebih cepat dapat mengetik dengan lancar dibandingkan
dengan orang yang lain yang kurang atau tidak berbakat di bidang itu. Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh keberhasilan
14
Syaiful Bahri D, Strategi Belajar mengajar, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2010).h. 106
15
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta : PT Rineka Cipta,
1995), hlm. 54
16
dalam belajar tidak terlepas dari kemampuan dan keterampilan yang dimliki
guru dan peserta didik.
3) Minat dan Motivasi
Minat berarti kecenderungan atau kegairahan yang tinggi atau keinginan yang
besar tehadap sesuatu. 17 Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang
mendorong terjadinya proses belajar. Minat dan motivasi belajar peserta didik
suatu saat akan menjadi lemah, oleh karenanya guru harus dapat pula menjadi
motivator, agar supaya peserta didik dapat selalu memperoleh hasil dalam
belajar.
4) Cara Belajar
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya,
belajar tanpa memperhatikan tekhnik dan faktor psikologis, fisologis, dan
ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan.18 Guru
sebagai pendidik dituntut untuk dapat menyajikan cara belajar yang tepat
untuk mengantarkan peserta didik mencapai keberhasilan belajar.
b. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar)
1) Keluarga
Keluarga adalah ayah, ibu dan anak-anak serta keluarga yang menjadi
penghuni rumah.19Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari
keluarga berupa : cara orang tua mendidik relasi antar anggota keluarga,
17
Ibid,. Hlm 136
18
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2001), hlm. 57
19
suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Dengan demikian
keluarga yang baik, harmonis akan berpengaruh baik pula pada belajar
anaknya. Sebagai contoh anak yang hidup dalam lingkungan keluarga
yang agamis, berbeda dengan anak yang hidup dalam lingkungan keluarga
yang penuh masalah dalam keluarga.
2) Sekolah/Madrasah
Sekolah atau satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan
yang meyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan
informal pada setiap jenjang dan pendidikan.20 Fakor sekolah yang
mempengaruhi belajar adalah mencakup : metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dan siswa, relasi siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu
sekolah, standar pelajaran keadaan gedung, metode belajar dan tugas
rumah. Manajemen sekolah secara langsung akan mempengaruhi dan
menentukan efektif tidaknya kurikulum, berbagai perlatan belajar, waktu
mengajar dan proses pembelajaran. Oleh karenaya agar supaya
sekolah/madrasah dapat mengantarkan peserta didik memperoleh hasil
belajar yang baik, sekolah/madrasah harus dikelola sebaik mungkin
dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan penyelenggaraan pendidikan.
20
3) Masyarakat dan Lingkungan
Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga setelah
pendidikan dilingkungan keluarga dan dilingkungan sekolah. Bila dilihat
ruang lingkup masyarakat banyak dijumpai keanekaragamaan bentuk dan
sifat masyarakat.21 Masyarakat ssangat mempengaruhi juga dalam hal
berhasil tidaknya suatu pembelajaran. Masyarakat yang sadar akan
pentingnya belajar tentu akan mendukung pelaksanaan pembelajaran
dengan bentuk apapaun yang dapat mereka lakukan. Sebaliknya
masyarakat yang tidak sadar pentingnya pendidikan tidak akan
mendukung pembelajaran : di dekatnya mereka tinggal sedang
berlangsung proses pembelajaran mereka sengaja membunyikan suara
yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran.
C. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Dalam konteks Islam, pendidikan secara bahasa menggunakan tiga kata,
kata tersebut yaitu At-Tarbiyah, Al-Ta’lim dan Al-Ta’dib. Ketiga kata tersebut
memiliki makna yang saling berkaitan dalam pemaknaan pendidikan dalam
Islam. Ketiga kata tersebut mengandung makna yang amat dalam, menyangkut
21
manusia dan masyarakat serta lingkungan dalam hubungannya dengan Tuhan dan
saling berkaitan satu sama lain.22
Al-Abrasyi memberikan pengertian bahwa tarbiyah adalah
mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai
tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya (akhlaknya), teratur
pikirannya, halus perasaanya, mahir dalam pekerjaannya, manis tutur katanya
baik dengan lisan atau tulisan. Abrasyi menekankan pendidikan pencapaian
kesempurnaan dan kebahagiaan hidup.23
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani,
bertaqwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber
utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.24
Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum
Negeri (Ditbinpaisun), mengartikan pendidikan agama Islam adalah sebagai
berikut:
a. Pendidikan agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap
anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan
mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan
hidup (way of life).
22
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2012), h. 33.
23
Ibid, h. 36.
24
b. Pendidikan agama Islam adalah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan
ajaran Islam.
c. Pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran
agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar
nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan
mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara
menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu
pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia
maupun hidup di akhirat kelak.25
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
pendidikan agama islam adalah suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak
didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa yang
terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud
serta tujuannya dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta menjadikan
ajaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya itu sebagai pandangan hidupnya
yang mendatangkan keselamatan dunia dan akhiratnya kelak.
25
2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam
Dasar-dasar pendidikan agama Islam dapat dibagi kepada tiga kategori
yaitu dasar pokok, dasar operasional dan dasar tambahan.26
a. Dasar Pokok, dasar pokok yang menjadi dasar dalam pendidikan agama Islam
adalah al-Qur’an dan al-Hadits. Al-Qur’an adalah sumber ajaran Islam yang
pertama, memuat kumpulan wahyu Allah SWT yang disampaikan kepada
Nabi Muhammad saw. Diantara kandungan isinya ialah peraturan hidup untuk
mengatur kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Allah SWT, dengan
sesama manusia serta dengan lingkungan disekitarnya. Sedangkan Al-Hadits
adalah sumber ajaran Islam yang kedua. Hal-hal yang diungkapkan oleh
Al-Qur’an yang bersifat umum dan memerlukan penjelasan, dijelaskan oleh
al-Hadits.27 Dalam Al-Qur’an disebutkan dasar pelaksanaan pendidikan agama
Islam, antara lain dalam Firman Allah SWT Surat At-Taubah ayat 122:
Artinya: “Dan tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. (Q.S At-Taubah:122).28
26
Ramayulis, (Ilmu Pendidikan Islam), Op.Cit, h. 188.
27
Zainuddin Ali, Pendidikan Agama Islam(Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 86.
28
Ayat tersebut menjelaskan tentang kewajiban memperdalam agama dan
kewajiban mengajarkannya kepada orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam
hadits yang ada dishahihain dari Muawiyah radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ِنﯾﱢدﻟا ﻲِﻓ ُﮫْﮭﱢﻘَﻔُﯾ اًرْﯾَﺧ ِﮫِﺑ ﺎُﮭﱠﻠﻟ ِدِرُﯾ ْنَﻣ
Artinya: “Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah kebaikan, niscana akan difahamkan tentang urusan agamanya.”Hadits ini menunjukkan bahwa seorang hamba yang memiki semangat dan
perhatian dalam menuntut ilmu merupakan salah satu tanda yang
menunjukkan bahwa Allah menghendaki kebaikan baginya. Karena siapa saja
yang Allah kehendaki padanya kebaikan maka akan difahamkan dalam urusan
agamanya
b. Dasar Operasional, yaitu dasar-dasar yang mengatur pelaksanaan pendidikan
agama Islam baik secara langsung maupun tidak langsung dapat dijadikan
pegangan dalam melaksanakan pendidikan disekolah atau lembaga pendidikan
formal, dasar-dasar tersebut yaitu:
1) Dasar Ideal (Pancasila), dasar ideal pendidikan agama Islam adalah
Pancasila, yaitu sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha
Esa”.29
2) Dasar Struktural/Konstitusional, adalah dasar yang berasal dari
perundang-undangan yang berlaku, yakni UUD 1945 dalam bab XI pasal
29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi:
29
a) Negara berdasarkan atau Ketuhanan Yang Maha Esa;
b) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan
kepercayaan itu.30
c. Dasar Sosial Psikologis, setiap manusia hidupnya selalu membutuhkan adanya
suatu pegangan hidup yang disebut dengan agama. Mereka merasakan bahwa
dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya Dzat Yang Maha
Kuasa, tempat mereka berlindung dan meminta pertolongannya. Seseorang
akan merasa tenang dan tentram hatinya kalau mereka dapat mendekatkan dan
mengabdi kepada Allah SWT. Tujuan menurut Zakiah Daradjat adalah
sesuatu yang diharapkan tetcapai setelah suatu usaha atau kegiatan selesai.
Sedangkan menurut H.M. Arifin, tujuan itu bisa jadi menunjukkan kepada
masa depan yang terletak suatu jarak tertentu yang tidak dapat dicapai kecuali
dengan usaha melalui proses tertentu.31
Dalam tujuan pendidikan agama Islam dijelaskan bahwa kita harus
mengetahui, mengerti, dan memahami syariah Islam sebagaimana firman
Allah SWT dalam QS. At-Taubah ayat 123:
30Majelis Permusyawaratan Rakyat RI, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945(Jakarta: Sekretariat Jendral MPR RI, 2011), h. 163.
31
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa.”( QS. At-Taubah ayat 123)32
Abu Ahmadi mengatakan bahwa tahap-tahap tujuan pendidikan agama
Islam meliputi:
1) Tujuan tertinggi, tujuan ini bersifat mutlak, tidak mengalami perubahan dan
berlaku umum, karena sesuai dengan konsep ketuhanan yang mengandung
kebenaran mutlak dan universal. Tujuan tertinggi tersebut dirumuskan dalam
satu istilah yang disebut “insan kamil”.
2) Tujuan umum, tujuan umum bersifat empirik dan realistik. Tujuan umum
berfungsi sebagai arah yang taraf pencapaiannya dapat diukur karena
menyangkut perubahan sikap, perilaku dan kepribadian peserta didik.
Konferensi Internasional Pertama tentang pendidikan Islam menyatakan
bahwa tujuan umum dari pendidikan agama Islam adalah pendidikan h