• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORELASI ANTARA INTELEGENSI QUESTION DENGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 BANDAR LAMPUNG Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas-Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1 Dalam Ilmu Tarbiy

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KORELASI ANTARA INTELEGENSI QUESTION DENGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 BANDAR LAMPUNG Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas-Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1 Dalam Ilmu Tarbiy"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh:

MUHAMMAD HAFIZ ALPAMI NPM. 1411010139

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas-Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1 Dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh

MUHAMMAD HAFIZ ALPAMI NPM :1411010139

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Pembimbing I : Dra. Uswatun Hasanah, M.Pd. I

Pembimbing II: DR. Bambang Sri Anggoro, S.Pd, M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(3)

ii

KELAS VIII SMP NEGERI 18 BANDAR LAMPUNG

Oleh :

MUHAMMAD HAFIZ ALPAMI

Intelegensi adalah kemampuan atau potensi seorang untuk menggunakan pemikirannya guna mempelajari dan menyesuaikan diri terhadap masalah, tugas , dan lingkungan secara cepat dan tepat. Untuk mengetahui intelegensi seseorang di perlukan suatu alat ukur yaitu tes intelegensi atau lebih di kenal dengan tes IQ (intelegence quetient) yaitu tingkat kecerdasan. Hasil belajar adalah suatu usaha merubah tingkah laku peserta didik dengan menggunakan bahan pengajaran. Tingkah laku yang diharapkan itu terjadi setelah peserta didik mempelajari suatu pelajaran.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah korelasi antara Intelegensi Question dengan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Bandar Lampung.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi (korelasional) dan meode penelitian yang digunakan adalah metode expostfacto dan Jenis Pendekatan (menurut timbul nya) dalam penelitian ini adalah pendekatan non-eksperimental. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Bandar Lampung yang berjumlah 300 peserta didik, sedangkan sampel penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling (area sampling), dengan rumus slovin yaitu 75 siswa. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi , interview, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah uji korelasi/hipotesis dan koefisien determinasi.

Berdasarkan analisis data dan perhitungan, diperoleh pengujian hipotesis pada analisis data didapat H0 ditolak dan H1 diterima, yakni dengan rhitung sebesar 0,50 berada pada interval 0,40-0,59 sehingga menunjukkan korelasi intelegensi dengan hasil belajar adalah korelasi yang cukup kuat. Lalu dilakukan perhitungan koefisien determinasi dan diperoleh kesimpulan bahwa intelegensi quetion memberikan kontribusi sebesar 25% dengan hasil belajar peserta didik dan 75% dipengaruhi oleh variabel lainnya.

(4)
(5)
(6)

v

















Artinya: “ 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang

Maha pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, 5. Dia

mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

(QS. Al-Alaq ayat 1-5)1

1

(7)

vi

hidayah-Nya, dan shalawat serta salam yang selalu tercurahkan kepada baginda Nabi

Muhammad SAW maka dengan tulus ikhlas disertai perjuangan dengan jerih payah

penulis, Alhamdulillah penulis telah selesaikan skripsi ini, yang kemudian skripsi ini

penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak ADNAN dan Ibu Siti Mardiah yang telah

memberiku segalanya untukku, kasih sayang serta do’a yang selalu menyertaiku.

Karya ini serta do’a tulus kupersembahkan untuk kalian atas jasa, pengorbanan,

keikhlasan membesarkan aku dengan tulus dan penuh kasih sayang. Terimakasih

ibu dan bapakku tercinta, aku mencintai kalian karena Allah SWT.

2. Saudaraku, Riskie Yugo Andianto dan Mara Desti Ningrum yang memberikan

contoh terbaik untukku dan seluruh keluargaku yang selalu menungguku

mencapai keberhasilan pendidikan. Terimakasih untuk do’a dan dukungan yang

telah diberikan. Merekalah Pribadi Muslim dan Muslimah yang memberikan

contoh baik untuk ku.

3. Almamaterku (UIN Raden Intan Lampung) yang telah memberikan pengalaman

(8)

vii

Muhammad Hafiz Alpami, lahir di desa Adijaya kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah pada tanggal 27 Juni 1996, yang merupakan anak

Ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan bapak ADNAN dan ibu Siti Mardiah.

Jenjang pendidikan yang pernah dilalui peneliti adalah SDN 1 Terbanggi

Besar (lulus tahun 2008), SMPN 1 Terbanggi Besar (lulus tahun 2011), MAN 1

Lampung Tengah (lulus tahun 2014), dan penulis melanjutkan kuliah pada prodi

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah di UIN Raden Intan lampung sejak

tahun 2014 hingga sekarang.

Selama bersekolah di SMP dan MA peneliti aktif dalam kegiatan ekstra

kulikuler KEPRAMUKAAN. Kemudian pada tahun 2013, peneliti diamanatkan

menjadi Pradana/ Ketua Pramuka dan Berhasil Merebut Juara umum untuk pertama

kalinya pada tingkat Kabupaten.

Peneliti aktif dalam kegiatan masjid, seperti mengaktifkan kembali Remaja

Islam Masjid (RISMA) di Masjid Nurul Yaqin Korpri Jaya dan mendirikan Remaja

Islam Masjid (RISMA) di Masjid Jami’ Al-Mukhlishin Korpri Jaya. Selain itu,

(9)

viii

berikan Allah SWT kepada kita, yaitu berupa nikmat iman, islam dan ihsan, sehingga

saya (penulis) dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik walaupun di dalamnya

masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan.

Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia dari zaman yang penuh

kegelapan menuju zaman terang benderang seperti yang kita rasakan sekarang.

Skripsi ini penulis susun sebagai tulisan ilmiah dan diajukan untuk

melengkapi syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana Sarjana Pendidikan Islam

(S.Pd) pada jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) di Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Raden Intan Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, hal ini disebabkan keterbatasan yang ada pada diri penulis. Penulisan

skripsi ini tidak terlepas dari bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

(10)

ix

2. Bapak Dr. Imam Syafe’i, M. Ag selaku ketua jurusan PAI, dan Dr. Rijal

Firdaous, M.Pd selaku sekertaris Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Raden Intan Lampung.

3. Ibu Dra. Uswatun Hasanah,M.Pd.I selaku pembimbing I dan Bapak Dr.

Bambang Sri Anggoro, M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak

meluangkan waktu serta mencurahkan fikirannya dalam membimbing penulis

dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan beserta para karyawan yang

telah membantu dan membina penulis selama belajar di Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Raden Intan Lampung

5. Pimpinan perpustakaan baik pusat maupun Fakultas yang telah memberikan

fasilitas buku-buku yang penulis gunakan selama penyusunan skripsi.

6. Ibu Suliana, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 18 Bandar Lampung

beserta dewan guru dan para siswa yang telah membantu memberikan

keterangan selama penulis mengadakan penelitian sehingga selesainya skripsi

ini.

7. Bapak Surhan, S.Ag selaku guru mata pelajaran PAI di SMP Negeri 18 Bandar

Lampung yang menjadi mitra dalam penelitian ini, terimakasih atas

(11)

x

9. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2014,

terkhusus pada kelas C yang telah berjuang bersama- bersama, berkah buat

kalian semua.

10. Teman-teman KKN kelompok 154 dan kelompok PPL SMP Perintis 2 Bandar

Lampung yang telah memberikan support , sukses buat kalian semua.

11. Teman- teman dari SD, SMP, MAN dan teman kecilku yang selalu memberi

doa dan motivasnya , semoga sukses buat kalian semua.

12. Bunker Boy dan Honey Home yang selalu memberikan doa, hiburan dan

motivasi buat ku, semoga berkah buat kalian semua.

13. Teman-teman mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam tahun 2014 dan

seluruh teman-teman mahasiswa 2014, untuk segala do’a dan dukungan yang

telah diberikan.

Penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan

bagi para pembaca pada umumnya. Semoga usaha dan jasa baik dari Bapak, Ibu, dan

saudara/i sekalian menjadi amal ibadah dan diridhoi Allah SWT, dan

mudah-mudahan Allah SWT akan membalasnya, Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin..

Bandar Lampung, 10 Maret 2018 Penulis,

(12)

xi

ABSTRAK ... ii

PERSETUJUAN...iii

PENGESAHAN ...iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN...vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

KATA PENGANTAR...viii

DAFTAR ISI...xi

DAFTAR TABEL ...xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul ... 1

B. Alasan Memilih Judul ... 3

C. Latar Belakang Masalah... 4

D. Identifikasi Masalah ... 13

E. Batasan Masalah... 13

F. Rumusan Masalah ... 14

G. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 14

H. Penelitian Terdahulu Yang Releven ... 15

BAB II LANDASAN TEORI A. Kecerdasan Intelegensi Question/ IQ 1. Pengertian Intelegensi Question ... 18

2. Indikator atau Aspek Intelegensi ... 21

3. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi... 24

B. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar... 26

2. Indikator Hasil Belajar ... 27

3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi hasil Belajar... 28

C. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 31

2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam... 34

D. Kerangka Pikir ... 39

(13)

xii

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Pengertian Populasi... 45

2. Pengertian Sampel Penelitian... 47

3. Teknik Pengambilan Sampel... 47

D. Metode Pengumpulan Data ... 49

E. Teknik Analisis data... 51

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMP Negeri 18 Bandar Lampung 1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 18 Bandar Lampung ... 53

2. Profil SMP Negeri 18 Bandar Lampung ... 54

3. Visi dan Misi dan strategi SMP Negeri 18 Bandar Lampung... 55

4. Keadaan Guru... 56

5. Keadaan Siswa ... 59

6. Keadaan sarana dan Prasarana ... 59

B. Hasil Pengumpulan Data Penelitian di SMP Negeri 18 Bandar Lampung 1. Pelaksanaan Wawancara ... 62

2. Dokumentasi ... 64

C. Pembahasan dari Analisis Data 1. Menghitung Koefisien Korelasi ... 66

2. Koefisien Determinasi ... 69

D. Pembahasan... 70

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 73 DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiii

Bandar lampung Kelas VIII G ...11

Tabel 2.1 Ditribusi IQ untuk kelompok standarisasi tes Binet ( dari Garrison& Morgoon )... ...20

Tabel 3.1 Populasi penelitian peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 18 Bandar Lampung... ...46

Tabel 3.2 Sampel penelitian peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 18 Bandar Lampung ... . ...48

Tabel 4.1 Data guru dan petugas sekolah ...56

Tabel 4.2 Data siswa SMP Negeri Bandar Lampung... ...59

Tabel 4.3 Data sarana fisik/ gedung SMP Negeri 18 Bandar Lampung ...60

Tabel 4.4 Data sarana non fisik/ sarana lain SMP Negeri 18 Bandar Lampung ...61

Tabel 4.5 Penyusunan Distribusi Frekuensi Data Tingkat Intelegensi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 18 Bandar Lampung Lampung...65

Tabel 4.6 Penyusunan Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar PAI Siswa Kelas VIII SMP Negeri 18 Bandar Lampung Lampung...65

(15)

xiv

2. Daftar Data Sampel kelas VIII Hasil Belajar ( Mid Semester)... 81

3. Perhitungan Analisis X dan Y... 84

4. Tabel Nilai r Product Moment ... 86

5. Tabel T ... 87

6. Tabel hitung X dan Y... 88

7. Pedoman Wawancara ... 90

8. Foto Penelitian ... 92

(16)

A. Penegasan Judul

Skripsi ini berjudul “Korelasi Antara Intelegensi Question Dengan Hasil

Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 18 Bandar

Lampung”. Agar tidak terjadi kesalahpahaman dan pengertian pembaca, terlebih

dahulu penulis akan menguraikan secara singkat pengertian-pengertian istilah

yang terdapat dalam judul tersebut :

1. Korelasi atau Hubungan

Korelasi atau hubungan berasal dari kata “hubung” yang mendapat

akhiran “an” yang berarti “berangkaian atau bersambung (yang satu dengan

yang lain)”.1 Disamping itu juga dalam ilmu statistik istilah’” korelasi” diberi

pengertian sebagai hubungan , antardua variabel atau lebih.2

Yang dimaksud dengan hubungan dalam skripsi ini adalah salah satu

keadaan berhubungan atau dihubungkan berkenaan dengan apa yang ditentukan

dahulu dalam ikatan kalimat, dalam hal ini antara Intelegensi Question dengan

hasil belajar Pendidikan Agama Islam siwa kelas VIII di SMP Negeri 18 Bandar

Lampung.

1

Depdikbud RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 313.

2

Prof.Drs. Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta:Grafindo Persada, 2015)

(17)

2. Intelegensi Quetion

Intelegensi Question (IQ) adalah Keahlian memecahkan masalah dan

kemampuan beradaptasi pada lingkungan dan belajar dari pengalaman hidup

sehari- hari.3

3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah, dapat berupa perubahan dalam kemampuan kognitif,

afektif, dan psikomotorik tergantung dari tujuan pengajaran.4 Untuk

mengetahui hasil belajar peserta didik, guru harus melakukan suatu tes hasil

belajar untuk mengukur tingkat keberhasilan dan ketercapaian dalam proses

belajar mengajar.

4. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah bahan kajian yang memuat suatu usaha

sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,

memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia

dalam mengamalkan ajaran Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an

dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran serta latihan.5

Jadi yang dimaksud dengan pendidikan agama Islam adalah suatu

bimbingan dan pengarahan tentang kehidupan yang diberikan kepada anak

dengan harapan akan mampu membentuk keimanan dan ketaqwaan

3

John W. Santrock, Psikologi Belajar, (Jakarta: Kencana, 2007)h.134

4

Dr. Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Yogyakarta : pustaka Pelajar, 2014),h.44

5

(18)

5. Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 18 Bandar Lampung

SMP Negeri 18 Bandar Lampung merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri yang terletak di wilayah Bandar Lampung di mana penulis mengadakan penelitian. Dalam penelitian ini penulis mengadakan penelitian di kelas VIII.

Berdasarkan pada uraian penegasan judul di atas maka judul skripsi tersebut berarti suatu penelitian yang berusaha untuk mengetahui hubungan yang ditimbulkan antaraIntelegensi Questions dengan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siwa kelas VIII di SMP Negeri 18 Bandar Lampung.

B. Alasan Memilih Judul

Dalam rangka mengadakan penelitian untuk memperoleh hasil yang bersifat ilmiah, alasan penulis memilih judul tersebut adalah :

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap seberapa besar korelasi antara

intelegensi Questions dengan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa

kelas VIII di SMP Negeri 18 Bandar Lampung.

2. Untuk melihat seberapa besar hubungan antara tingkat Intelegensi Questions

dengan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siwa kelas VIII di SMP Negeri

18 Bandar Lampung.

(19)

C. Latar Belakang Masalah

Secara nasional pendidikan dirumuskan sebagai usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.6 Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia dan sekolah memiliki peranan yang penting dalam mewujudkan Tujuan

Pendidikan Nasional melalui proses belajar mengajar. Sebagaimana dirumuskan

dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis serta bertanggung jawab.”7

Tujuan nasional tersebut dapat dicapai apabila adanya dukungan dari

komponen pendidikan diantaranya peran orang tua sebagai pendidik utama atau

pendidikan informal, peran pendidik sebagai pendidikan di sekolah atau

pendidikan formal, lingkungan masyarakat serta pergaulan sehari-hari dan

6

Darwyn Syah, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Gaung

Persada Press, 2007), h. 4.

7

(20)

dibantu dengan adanya pendidikan agama Islam yang lainnya atau pendidikan

nonformal.

Dalam pendidikan formal atau sekolah terdapat proses belajar mengajar

yang secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh

individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan yang melibatkan proses kognitif.8 Berkaitan dengan proses

pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting

dalam proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta

didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses

pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar

terlaksana secara efektif dan efisien.9

Potensi, kemampuan, karakter dari peserta didik berbeda- beda ada yang

diatas rat-rata ataupun dibawah rata- rata. Hal ini berkaitan berkaitaan dengan

psikologis peserta didik itu sendiri, salah satunya kemampuan tingkat intelegensi.

Tingkat intelegensi disini bukan satu- satunya harga harga mati peserta didik

untuk meraih sebuah prestasi dalam hal hasil belajar. Dalam UU sisdiknas Bab I

ketentuan umum disebutkan bahwa pendidikan keagamaan berfungsi

8

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 68.

9

(21)

mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan

mengamalkan nilai- nilai ajaran agama dan menjadi ahli agama.10

Kualitas siswa antara lain ditentukan oleh faktor bawaan dan pengaruh

lingkungan dimana anak berkembang, termasuk cara pendidikan yang pernah

diperolehnya, pendidikan harus diberikan sedini mungkin mungkin dimulai dari

rumah di dalam keluarga oleh kedua orang tuanyadan seluryh anggota keluarga

lainnya.

Dalam Undang- undang SISDIKNAS di jelaskan, pada Bab IV bagian

kedua tentang hak dan kewajiban warga negara, orang tua, masyarakat dan

pemerintah” orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan

pendidikan dasar kepada anaknya.11

Selain keluarga, sekolah adalah tempat atau lembaga pendidikan yang

sangat penting dalam pembentukan kepribadian anak dan menentukan mutu anak

di kemudian hari.

Masyarakat juga mempunyai pengaruh yang amat besar terhadap

kepribadian anak, oleh karena itu orang tua dan guru perlu memperhatikan faktor

yang ada dalam masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap anak. Misalnya

teman bermain di luar sekolah, tokoh idola, pengaruh media massa dan lain

sebagainya.

10

Himpunan Perundang- undangan RI tentang sistem Pendidikan Nasional UU RI No. 20 tahun 2003 ( Jakarta : Sinar Grafika, 2008), h. 3

11

(22)

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang tidak dapat

dipishkan dalam kehidupan, bahkan tuntunan dan salah satu kewajiban yang

harus kita jalani. Banyak usaha untuk meningkatkan kualits manusia diantarany

adalah melalui pendidikan. Berbagai perkembangan serta kemajuan pendidikan

tidak terlepas dari usaha pemerintah untuk mengadakan perbaikan dalam masalah

pendidikan ini.

Sesuai dengan pendidikan nasional, yaitu UU RI No. 20 Tahun 1989 :

pendidikan bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

manusia Indonesia seutuhnya, yaitu maanusia yang bberimaan dan bertaqwa

terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan

dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadiaan yang mantab dan

mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.12

Pendidikan sebagai memproduksi sistem nilai dan budaya kearah yang

yang lebih baik, antara lain dalam pertumbuhan kepribadian, ketrampilan dan

perkembangan intelektual peserta didik.13

Pendidikan yang diberikan di sekolah sseyogyanya bukan semata-mata

pemberian ilmu pengetahuan, tetapi secara luas juga dimaksudkan untuk

pengaruhnya terhadap suasana pendidikan, sehigga dapat mendukung

perkembangan perilaku dan mental emosional anak, agar mereka mampu

12

Direktur jendral kelembagaan Agama Islam, Wawancara tugas Guru dan Tenaga pendidikan, Departemen agama, jakarta, 2005, hlm 25

13

(23)

menghadapi tantangan dalam keehidupan dan berkembang menjadi sumber daya

yang berkualitas.

Menurut Wechsler, Intelegensi adalah kemampuan bertindak dengan

menetapkan suatu tujuan, untuk berfikir secara rasional, dan untuk berhubungan

dengan lingkungan disekitarnya secara memuaskan.

Binet mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk

menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan penyesuaian

dalam rangka mencapai tujuan itu dan untuk bersikap kritis terhadap diri sendiri

Berdasarkan pada pengertian-pengertian yang dikemukakan diatas

jelaslah bahwa intelegensi pada hakikatnya merupakan suatu kemampuan dasar

yang bersifat umum untuk memperoleh suatu kecakapan yang mengandung

berbagai komponen

Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan pengubah

kelakuan. Hasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan ke dalam

situasi-situasi diluar sekolah. Dengan kata lain, murid dapat mentransferkan hasil belajar

itu ke dalam situasi-situasi yang sesugguhnya.14 Hasil belajar adalah suatu usaha

merubah tingkah laku peserta didik dengan menggunakan bahan pengajaran.

Tingkah laku yang diharapkan itu terjadi setelah peserta didik mempelajari suatu

pelajaran. 15 Hasil belajar peserta didik pada hakekatnya adalah perubahan

14

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar(Jakarta: Bumi Aksara, 2013). h. 33

15

(24)

tingkah laku. Tingkah laku dalam hasil belajar dalam pengertian yang luas

mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. 16

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan

psikomotorik yang didapat melalui pengajaran

. Berkaitan dengan belajar, dalam perspektif keagamaan belajar

merupakan kewajiban bagi setiap orang yang beriman agar memperoleh ilmu

pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka.17 Hal ini

dinyatakan dalam firman Allah SWT Surat Al-Mujadalah ayat 11:



















Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.18

Pada ayat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan hal yang

sangat penting untuk membentuk kepribadian seseorang menjadi lebih baik dan

juga dapat meninggikan derajat orang-orang yang mempunyai pengetahuan baik

16

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h.3

17

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 62.

18

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: Diponegoro, 2011),h.

(25)

dalam pengetahuan yang bersifat umum maupun pendidikan agama Islam. Mutu

pembelajaran tidak terlepas dari kualitas guru dan keberhasilan yang dicapai oleh

siswa. Untuk meningkatkan mutu pembelajaran harus ada usaha dari manusia

yang sungguh-sungguh. Karena Allah SWT tidak akan merubah keadaan kita

kalau kita tidak mau merubahnya dan semakin besar usaha manusia akan

semakin besar kemungkinan berhasil. Hal tersebut dijelaskan dalam firman Allah

SWT QS. An-Najm ayat 39 :





Artinya: “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya”. (Q. S An-Najm: 39)19

Berdasarkan ayat di atas tidak seorang pun yang mendapatkan hasil tanpa

adanya suatu usaha dalam kegiatan belajar mengajar, seorang siswa tidak akan

mendapatkan hasilnya sebelum mengikuti pembelajaran atau tidak akan

mendapatkan hasil tanpa adanya proses terlebih dahulu.

Zakiyah Darajat mengungkapkan bahwa Pendidikan Agama Islam (PAI)

adalah Suatu usaha untuk membina dan mengasuh siswa agar senantiasa dapat

memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada

akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.20

Tujuan utama dari pendidikan agama Islam ialah membina dan mendasari

kehidupan anak dengan nilai-nilai agama sekaligus mengajarkan ilmu agama

19

Ibid, h. 527.

20

Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja

(26)

Islam, sehingga mampu mengamalkan syariat secara benar sesuai pengetahuan

agama.21 Disinilah guru sebagai pendidik memiliki peran yang sangat besar, di

samping sebagai fasilitator dalam pembelajaran, juga sebagai pembimbing dan

mengarahkan peserta didiknya sehingga menjadi manusia yang mempunyai

pengetahuan luas baik pengetahuan agama, kecerdasan, kecakapan hidup,

keterampilan, budi pekerti luhur dan kepribadian yang baik dan bisa membangun

dirinya untuk lebih baik dari sebelumnya serta memiliki tanggung jawab besar

dalam pembangunan bangsa.

Adapun data mengenai tingkat Intelegensi Question siswa di SMP Negeri

18 Bandar Lampung pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, Ujian

tengah semester , tahun 2017/2018, sebagai berikut:

Tabel 1.1

Tingkat Intelegensi Question

Peserta didik SMP N 18 Bandar lampung Kelas VIII G NO Nama Peserta Didik Kelas Intelegensi Keterangan Hasil

Belajar

1 Abdul Mukti Exandi VIII G 100 Normal 80

2 Agus Hatami VIII G 100 Normal 60

3 Ajeng Nurindah VIII G 100 Normal 60

4 Alfa Rizky P. VIII G 110 Cerdas/

Superior

65

5 Annisa Fitria Sari VIII G 102 Normal 72

6 Apri Yani VIII G 102 Normal 78

7 Aulia Anggrawati VIII G 110 Cerdas/ Superior

80 8 Chatherine Chantika VIII G 102 Normal 60

9 Citra Ayu Lestari VIII G 98 Normal 55

21

(27)

10 Diki Dzakir VIII G 100 Normal 80 11 Divani Febrian Zulfi VIII G 102 Normal 70

12 Eka Rahma Wati VIII G 106 Normal 60

13 Fansury Joghi VIII G 115 Cerdas/ Superior

70 14 Fauzi Khoiru Rizal VIII G 102 Normal 54 15 Fino Rachmat T VIII G 110 Cerdas

Superior

80

16 Firman Kurniawan VIII G 106 Normal 70

17 Fitri Yani VIII G 113 Cerdas/

Superior

60

18 Indy Annisa VIII G 100 Normal 60

19 Karses Ayub S VIII G 108 Normal 55

20 Kevin Rifanta VIII G 109 Normal 75

21 M. Fiqih VIII G 104 Normal 60

22 M. Nanda Habibi VIII G 100 Normal 75

23 Mutia VIII G 108 Normal 65

24 Nabila Angelita VIII G 100 Normal 65

25 Nurul Baiti VIII G 105 Normal 70

26 Putri Aulia VIII G 102 Normal 78

27 Raihan Arrasyd VIII G 114 Cerdas/ Superior

72

28 Reval Junior VIII G 109 Normal 55

29 Rio Suryaldi VIII G 112 Cerdas/

Superior

60 30 Riski Pratama Yuda VIII G 102 Normal 60

JUMLAH

Sumber: Dokumentasi IQ Peserta didik TP 2017/2018

Dari tabel diatas didapat dikatakan, IQ seseorang yang tinggi sudah

sepantasnya bila diikuti kemampuan akademis yang tinggi pula, namun pada

kenyataannya kemampuan IQ yang tinggi belum tentu merupakan jaminan

prestasi akademik yang tinggi. Sebaliknya akademisnya yang tinggi belum tentu

dapat digunakan sebagai ukuran yang menggambarkan taraf Intelegensi

seseorang tersebut tinggi karena prestasi akademis yang diraih tergantung oleh

(28)

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis merasa

tertarik untuk mengangkatnya menjadi sebuah skripsi tentang Korelasi Antara

Intelegensi Question Dengan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam siwa kelas

VIII SMP Negeri 18 Bandar Lampung.

D. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka terdapat beberapa masalah yang

penulis identifikasi, yaitu:

1. Terdapat siswa yang mempunyai nilai hasil tinggi tetapi, mempunyai tingkat

Intelegensi Normal.

2. Nilai hasil pada siswa yang mempunyai tingkat Intelegensi normal lebih

unggul dari siswa Tingkat Intelegensi Superior.

E. Batasan Masalah

Untuk menghindari terjadinya penyimpangan dan penafsiran yang keliru,

maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:

1. Subjek kelas yang diteliti pada kelas VIII

(29)

F. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka untuk bisa diteliti maka

masalah itu harus dirumuskan dengan jelas. Menurut Sugiyono, rumusan masalah

adalah pertanyaan penelitian, yang jawabannya dicarikan melalui penelitian.22

Dari apa yang diuraikan dalam latar belakang masalah di atas bahwa pemahaman

pendidik tentang variasi teknik pembelajaran masih sangat kurang, sehingga

berdampak pada belum tercapainya standar hasil belajar minimal, maka penulis

merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : “Adakah Korelasi

antaraIntelegensi Questionsdengan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam siwa

kelas VIIISMP Negeri 18 Bandar Lampung T.P. 2017/2018?

G. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penilitian

1. Tujuan Penelitian

Dalam sebuah penelitian, tujuan merupakan target atau sasaran yang

hendak dicapai, yang menjadi “center point” seorang peneliti yang akan

memberikan kejelasan arah dan maksud dilakukannya sebuah penelitian. Tujuan

diadakannya penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui korelasi antara Intelegensi

Questions dengan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siwa kelas VIII SMP

Negeri 18 Bandar lampung”.

22

Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung:

(30)

2. Kegunaan Penelitian

a. Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan wawasan

dalam lapangan pendidikan, tentang korelasi antara Intelegensi Questions

dengan hasil belajar.

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang

berarti bagi pendidik dan siswa di SMP Negeri 18 Bandar Lampung

tentang korelasi antara Intelegensi Questions dengan hasil belajar.

H. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

1. Skripsi yang berjudul ” hubungan motivasi dengan hasil belajar siswa SMP

Negeri 22 Kota Jambi . Kesimpulan dari artikel ilmiah ini adalah Terdapat

hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar dengan

koefisien korelasi sebesar 0,503 lebih besar dari r tabel sebesar 0,2072 dengan taraf signifikasi α = 0,05 dan r tabel 0,1745 dengan taraf signifikansi α = 0,01.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki motivasi

belajar yang tinggi akan mencapai hasil belajar yang tinggi pula, sedang siswa

yang memiliki motivasi belajar rendah akan memiliki hasil yang rendah.23Dalam

penelitian penulis tentu berbeda dengan penelitian tersebut. Penelitian penulis

lebih menfokuskan hubungan intelegensi dengan hasil belajar bukan motivasi

belajar.

23

Yusmahadi, Hubungan Motivasi Dengan Hasil Belajar Siswa SMP Negeri 22 Kota Jambi, Program Studi Bimbingan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu

(31)

2. Jurnal Sunarti yang berjudul “ Pengaruh Intelegensi dan Motivasi Belajar

Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Purworejo” .

Kesimpulan dari jurnal tersebut adalah bahwa ada pengaruh positif dan

signifikan antara intelegensi dan motivasi belajar baik secara secara maupun

bersama- sama terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri 6 Purworejo . Saran

yang dapat diberikan bagi pihak sekolah sebagai masukan yang baik ,

diharapkan dapat mendorong siswa untuk meningkatkan motivasi belajar,

misalnya dengan cara memberi beasiswa atau hadiah. Diharapkan apabila

motivasi belajar siwa tinggi maka prestasi belajar siswa tinggi pula.24 Dalam

penelitian penulis tentu berbeda dengan penelitian tersebut. Penelitian penulis

lebih menfokuskan hubungan intelegensi dengan hasil belajar bukan motivasi

belajar.

3. Jurnal Purwanto yang berjudul” Intelegensi: Kosep dan Pengukurannya”,

kesimpulan dari jurnal tersebut adalah Dalam arti sempit intelegensi adalah

prestasi disekolah, sedang arti luas intelegensi adalah prestasi dalam berbagai

bidang kehidupan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa intelegensi

diperoleh secara hereditas, namun beberapa hasil penelitian lain juga

menunjukkan bahwa intelegensi dapat dimodifikasi. Banyak yang sepakat bahwa

intelegensi merupakan kombinasi antara hereditas dan modifikasi. Intelegensi

berhubungan dengan bakat, kreativitas dan prestasi. Intelegensidengan bakat

24

(32)

karena anak yang berbakat adalah anak dengan intelegensi tinggi. Intelegensi

berhubungan dengan kreativitas walaupun kreativitas tidak dapat diidentifikasi

menggunakan tes intelegensi. Intelegensi jugaa berhubungan dengan prestasi.

Variasi dalam dalam prestasi dapat diramaikan dari variasi dalam intelegensi.25

Dalam penelitian penulis tentu berbeda dengan penelitian tersebut. Penelitian

penulis lebih menfokuskan hubungan intelegensi dengan hasil belajar.

25

(33)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KECERDASAN INTELEGENSI QUONTIENT / IQ 1. Pengertian Intelgensi

Dalam kehidupan sehari- hari kita sering mendapatkan ada orang yang dengan

cepat, cekatan dan terampildalam menyelesaikan tugas atau masalah yang

dihadapinya. Begitu pula sebaliknya banyak orang yang menyelesaikan tugas

atau masalah yang dihadapinya. Begitu pula sebaliknya banyak orang yang

menyelesaikan tugas atau masalah yang dihadapinya dalam waktu yang relatif

lama, lamban, bahkan tidak dapat menyelesaikannya. Menurut para ahli, faktor

yang berhubungan dengan hal tersebut adalah tingkat kecerdasan atau dalam

bahasa psikologi disebut Intelegensia. Integensi adalah kemampuan yang dibawa

sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu.

Istilah Intelegensia sebenarnya sudah menjadi bahasa umum bagi masyarakat,

hanya saja masyarakat sering menggambarkan kecerdasan, kepandaian,

kecerdikan, dan istilah- istilah lainnya yang mengarah kepada maksud yang

sama. intelegensi adalah kemampuan untuk berfikir secara abstrak dan kesiapan

untuk belajar dari pengalaman.1

1

(34)

Intelegensi adalah aktivitas mental yang diarahkan pada adaptasi bertujuan

terhadap, seleksi, dan pembentukan lingkungan dunia nyata yang relevan dengan

kehidupan seseorang.2

Menurut arah atau hasilnya, intelegensi ada dua macam :

a. Intelegensi Praktis adalah intelegensi untuk dapat mengatasi suatu situasi

yang sulit dalam sesuatu kerja, yang berlangsung secara cepat dan tepat.

b. Intelegensi teoritis adalah intelegensi untuk dapat mendapatkan suatu

fikiran penyelesaian soal atau masalah dengan cepat dan tepat.3

Intelegensi adalah kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara

terarah serta mengolah dan mengusai lingkungan secara efektif.

Theodore Simon mendefinisasikan Intelegensi sebagai terdiri atas tiga

komponen:

a. Kemampuan untuk mengarahkan fikiran atau mengarahkan tindakan.

b. Kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah di

laksanakan.

c. Kemampuan untuk mengkritik diri sendiri atau melakukan autoctiticism.

d. Sebagai daya atau kemampuan untuk memahami.4

Berdasarkan definisi diatas dapat diambil batasan pengertian bahwa

intelegensi adalah kemampuan atau potensi seorang untuk menggunakan

pemikirannya guna mempelajari dan menyesuaikan diri terhadap masalah, tugas ,

2

Jonathan Ling & Jonathan Catling, Psikologi Kognitif, (Jakarta : Erlangga,2012).h. 215

3

Agus Sujanto, Psikologi Umum, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2006) , h.66

4

(35)

dan lingkungan secara cepat dan tepat. Untuk mengetahui intelegensi seseorang

di perlukan suatu alat ukur yaitu tes intelegensi atau lebih di kenal dengan tes IQ

(intelegence quetient) yaitu tingkat kecerdasan.

Mengenai soal perbedaan intelegensi inii ada yang menekankan pada

perbedaan kualitatif dan pandangan yang menekankan pada perbedaan

kuantitatif. Yaitu berpendapat bahwa perbedaan intelegensi individu satu dengan

yang lain itu memang secara kualitatif berbeda, yang bearti bahwa pada

dasarnya memang telah berbeda intelegensi individu satu deengan individu lain.

Pandangan kedua menitikberatkan pada perbedaan kuantitatif, yang bearti

perbedaan itu semata- mata karena perbedaan materi yang diterima atau karena

perbedaan dalam proses belajarnya. Perbedaan dalam proses belajar akan

membawa dalam segi intelegensinya.5

Untuk membedakan anak yang mmempunyai intelegensi tinggi dan anak yang

mempunyai intelegensi rendah, para ahli psikologi menggunakan atas dasar IQ.

Hal itu karena padda dasarnya manusia lahir telah memiliki IQ yang

berbeda-beda pada tiap diri individu.

Tabel 2.1 Ditribusi IQ untuk kelompok standarisasi tes Binet ( dari Garrison& Morgoon)

No Skala Skor Tingkat Intelegensi 1 Di atas 140 Sangat superior

2 120-139 Superior

3 110-119 Rata- rata tinggi

5

(36)

4 90-109 Rata- rata/ normal

5 80-89 Rata- rata rendah

6 70- 79 Batas lemah

7 Di bawah 30 Lemah mental

Dapat di gambarkan yang mempunyai skala skor di atas 40 adalah sangat

superior, sedangkan anak yang mempunyai skor 90-109 dikategorikan

berintelegensi rata- rata atau normal dan anak yang berintelegensi normal sering

dijumpai di lingkungan masyarakat. Adapun anak yang mempunyai skor 80-89 di

kategorikan mempunyai intelegensi rata- rata rendah.

Akan tetapi kita harus ingat bahwa hasil pemeriksaan psikologi ini hanya

menunjukkan siswa secara potensial , sedang hasil belajar di pengaruhi oleh

berbagai faktor, misalnya kesehatan tubuh, Minat dan Motivasi, cara belajar dan

lingkungan.

2. Indikator atau Aspek Intelegensi

Gardner mengemukakan ada 7 indikator atau aspek yang dapat

dikategorikan sebagai petunjuk tinggi-rendahnya inteligensi seseorang, yaitu :

1) Kemampuan verbal (verbal linguistic), meliputi :

a. Analisis linguistik

b. mengenal kembali dan mengingat

c. memahami dan menciptakan kelucuan atau humor

(37)

e. meyakinkan seseorang agar bersedia melakukan sesuatu

f. memahimi perintah dengan tepat

2) Kemampuan mengamati dan rasa ruang, meliputi :

a. Khayalan

b. menyusun kerangka pikir

c. menemukan jalan dalam konsep ruang

d. memanipulasi imajinasi

e. menginterpretasikan grafik/bagan/model

f. mengenal hubungan objek dalam ruang

g. memiliki persepsi yang cermat melalui berbagai sudut pandangan

3) Kemampuan gerak kinetis-fisik, meliputi :

a. mengatur/mengelola gerak refleks

b. mengatur/mengelola gerak terencana

c. memperluas kesadaran melalui tubuh

d. peduli hubungan antar bagian tubuh

e. meningkatkan fungsi tubuh

4) Kemampuan logika/matematika, meliputi :

a. pengenalan pola-pola abstraksi

b. pertimbangan induktif

c. pertimbangan deduktif

(38)

e. menyelesaikan kalkulasi kompleks

f. pertimbangan ilmiah

5) Kemampuan dalam hubungan intra-personal, meliputi :

a. kosentrasi dalam berpikir

b. keberhati-hatian

c. melakukan metakognisi

d. kesadaran dan ekspresi berbagai perasaan

e. kesadaran atas dirinya

f. tingkat pemikiran-penalaran

6) Kemampuan dalam hubungan inter-personal, meliputi :

a. mencipta dan mengelola sinergi

b. daya melampaui perspektif orang lain

c. bekerja sama dalam kelompok

d. mengenal dan membuat sesuatu yang berbeda dengan lainnya

e. komunikasi verbal dan nonverbal

7) Kemampuan dalam musik/irama, meliputi :

a. struktur musik

b. skematis dalam mendengarkan musik

c. sensitif terhadap suara

(39)

e. sensitif dalam nada6

3. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi

a. Pembawaan, ditentukan oleh sifat dan ciri yang dibawa sejak lahir. Batas

kesanggupan kita yakni dapat tidaknya memecahkan suatu soal,

pertama-tama ditentukan oleh pembawaan kita. Orang itu ada yang pintar dan ada

yang kurang pintar. Meskipun menerima pelajaran yang sama, perbedaan itu

masih tetap ada.

b. Kematangan, tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan

perkembangan. Tiap organ (fisik mapun psikis) dapat dikatakan telah matang

jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.

Anak-anak tak dapat memecahkan soal-soal tertentu, karena soal tersebut

masih terlampau sukar baginya. Organ dan fungsi jiwanya masih belum

matang untuk melakukan mengenai soal itu. Kematangan berhubungan erat

dengan umur.

c. Pembentukan, ialah segala keadaan di luar diri diri seseorang yang

mempengaruhi perkembangan intelegensi. Dapat kita bedakan pembentukan

sengaja (seperti yang dilakukan di sekolah), dan pembentukan tidak sengaja

(pengaruh alam sekitar).

6

(40)

d. Minat dan pembawaan yang khas, minat mengarahkan perbuatan kepada

suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia

terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk

berinteraksi dengan dunia luar. Motif menggunakan dan menyelidiki dunia

luar (manipulate and exploring motivasi). Dari manipulasi dan ekplorasi yang

dilakukan terdapat dunia luar itu, lama-kelamaan timbullah minat terhadap

seuatu. Apa yang membuat minat mendorong seseorang untuk berbuat lebih

giat dan lebih baik.

e. Kebebasan, kebebasan itu berarti manusia dapat memilih metode-metode

yang tertentu dalam memecahkan masalah. Manusia memiliki kebebasan

memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan

kebutuhannya. Dengan adanya kebebasan ini berarti bahwa minat itu tidak

selamanya menjadi syarat dalam perbuatan intelegensi. 7

Faktor- faktor yang mempengaruhi hasil akademis adalah :

1.Faktor Internal

a. Fisik meliputi panca indera dan kondidi fisik secara umum

b.Psikologis :

a. Variabel non kognitif yang meliputi minat, motivasi dan kepribadian

b. Variabel kognitif meliputi kemampuan khusus( bakat) dan

kemampuan umum ( Intelegensi).

7

(41)

2. Faktor Eksternal

a. fisik meliputi kondisi lingkungan belajar anak, kondisi tempat belajar

anak, sarana dam prasarana penujang belajar.

b.Sosial Meliputi aspek dukungan sosial( keluarga, guru) dan pengaruh

budaya setempat, juga metode guru dalam menyampaikan materi

pelajaran.

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi

dengan lingkungan. 8 Menurut Slamet belajar merupakan suatu proses perubahan,

yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkunganya

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata

dalam seluruh aspek tingkah laku. 9

Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan pengubah

kelakuan. Hasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan ke dalam

situasi-situasi diluar sekolah. Dengan kata lain, murid dapat mentransferkan hasil belajar

itu ke dalam situasi-situasi yang sesugguhnya.10 Hasil belajar adalah suatu usaha

merubah tingkah laku peserta didik dengan menggunakan bahan pengajaran.

8

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar(Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 27-29

9

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Rineka Cipta, 1999), h. 84

10

(42)

Tingkah laku yang diharapkan itu terjadi setelah peserta didik mempelajari suatu

pelajaran. 11Hasil belajar peserta didik pada hakekatnya adalah perubahan tingkah

laku. Tingkah laku dalam hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup

bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. 12

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik

yang didapat melalui pengajaran.

Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, guru harus melakukan suatu

tes hasil belajar untuk mengukur tingkat keberhasilan dan ketercapaian dalam

proses belajar mengajar. Tes hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk menilai

hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan guru kepada peserta didiknya dalam

jangka waktu tertentu. 13

2. Indikator Hasil Belajar

Menurut Syaiful Bahri Djamarah yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses

belajar mengajar dianggap berhasil apabila telah memenuhi beberapa indikator

keberhasilan belajar. Adapun indikator keberhasilan belajar adalah :

11

Zakiah Daradjat. Dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam ( Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. Ke-5, h. 196-197.

12

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h.3

13

(43)

a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai

prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran ( Instruksional)

telah dicapai oleh peserta didik, baik secara individu maupun

kelompok.14

3. faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa :

a. Faktor Internal (yang berasal dari dalam)

1) Kesehatan sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta

bagian-bagianya atau bebas dari penyakit. 15 Kesehatan jasmani dan rohani

berpengaruh dalam keberhasilan belajar oleh karenanya agar proses

pembelajaran dapat membuahkan hasil, harus didukung dengan kesehatan

guru dan peserta didiknya.

2) Intelegensi dan Bakat Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai

kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri

dengan lingkungan dengan cara yang tepat. 16 Orang yang berbakat mengetik

misalnya, akan lebih cepat dapat mengetik dengan lancar dibandingkan

dengan orang yang lain yang kurang atau tidak berbakat di bidang itu. Dari

pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh keberhasilan

14

Syaiful Bahri D, Strategi Belajar mengajar, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2010).h. 106

15

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta : PT Rineka Cipta,

1995), hlm. 54

16

(44)

dalam belajar tidak terlepas dari kemampuan dan keterampilan yang dimliki

guru dan peserta didik.

3) Minat dan Motivasi

Minat berarti kecenderungan atau kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

besar tehadap sesuatu. 17 Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang

mendorong terjadinya proses belajar. Minat dan motivasi belajar peserta didik

suatu saat akan menjadi lemah, oleh karenanya guru harus dapat pula menjadi

motivator, agar supaya peserta didik dapat selalu memperoleh hasil dalam

belajar.

4) Cara Belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya,

belajar tanpa memperhatikan tekhnik dan faktor psikologis, fisologis, dan

ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan.18 Guru

sebagai pendidik dituntut untuk dapat menyajikan cara belajar yang tepat

untuk mengantarkan peserta didik mencapai keberhasilan belajar.

b. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar)

1) Keluarga

Keluarga adalah ayah, ibu dan anak-anak serta keluarga yang menjadi

penghuni rumah.19Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari

keluarga berupa : cara orang tua mendidik relasi antar anggota keluarga,

17

Ibid,. Hlm 136

18

M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2001), hlm. 57

19

(45)

suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Dengan demikian

keluarga yang baik, harmonis akan berpengaruh baik pula pada belajar

anaknya. Sebagai contoh anak yang hidup dalam lingkungan keluarga

yang agamis, berbeda dengan anak yang hidup dalam lingkungan keluarga

yang penuh masalah dalam keluarga.

2) Sekolah/Madrasah

Sekolah atau satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan

yang meyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan

informal pada setiap jenjang dan pendidikan.20 Fakor sekolah yang

mempengaruhi belajar adalah mencakup : metode mengajar, kurikulum,

relasi guru dan siswa, relasi siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu

sekolah, standar pelajaran keadaan gedung, metode belajar dan tugas

rumah. Manajemen sekolah secara langsung akan mempengaruhi dan

menentukan efektif tidaknya kurikulum, berbagai perlatan belajar, waktu

mengajar dan proses pembelajaran. Oleh karenaya agar supaya

sekolah/madrasah dapat mengantarkan peserta didik memperoleh hasil

belajar yang baik, sekolah/madrasah harus dikelola sebaik mungkin

dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan penyelenggaraan pendidikan.

20

(46)

3) Masyarakat dan Lingkungan

Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga setelah

pendidikan dilingkungan keluarga dan dilingkungan sekolah. Bila dilihat

ruang lingkup masyarakat banyak dijumpai keanekaragamaan bentuk dan

sifat masyarakat.21 Masyarakat ssangat mempengaruhi juga dalam hal

berhasil tidaknya suatu pembelajaran. Masyarakat yang sadar akan

pentingnya belajar tentu akan mendukung pelaksanaan pembelajaran

dengan bentuk apapaun yang dapat mereka lakukan. Sebaliknya

masyarakat yang tidak sadar pentingnya pendidikan tidak akan

mendukung pembelajaran : di dekatnya mereka tinggal sedang

berlangsung proses pembelajaran mereka sengaja membunyikan suara

yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran.

C. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Dalam konteks Islam, pendidikan secara bahasa menggunakan tiga kata,

kata tersebut yaitu At-Tarbiyah, Al-Ta’lim dan Al-Ta’dib. Ketiga kata tersebut

memiliki makna yang saling berkaitan dalam pemaknaan pendidikan dalam

Islam. Ketiga kata tersebut mengandung makna yang amat dalam, menyangkut

21

(47)

manusia dan masyarakat serta lingkungan dalam hubungannya dengan Tuhan dan

saling berkaitan satu sama lain.22

Al-Abrasyi memberikan pengertian bahwa tarbiyah adalah

mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai

tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya (akhlaknya), teratur

pikirannya, halus perasaanya, mahir dalam pekerjaannya, manis tutur katanya

baik dengan lisan atau tulisan. Abrasyi menekankan pendidikan pencapaian

kesempurnaan dan kebahagiaan hidup.23

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani,

bertaqwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber

utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.24

Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum

Negeri (Ditbinpaisun), mengartikan pendidikan agama Islam adalah sebagai

berikut:

a. Pendidikan agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap

anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan

mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan

hidup (way of life).

22

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2012), h. 33.

23

Ibid, h. 36.

24

(48)

b. Pendidikan agama Islam adalah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan

ajaran Islam.

c. Pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran

agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar

nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan

mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara

menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu

pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia

maupun hidup di akhirat kelak.25

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

pendidikan agama islam adalah suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak

didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa yang

terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud

serta tujuannya dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta menjadikan

ajaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya itu sebagai pandangan hidupnya

yang mendatangkan keselamatan dunia dan akhiratnya kelak.

25

(49)

2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

Dasar-dasar pendidikan agama Islam dapat dibagi kepada tiga kategori

yaitu dasar pokok, dasar operasional dan dasar tambahan.26

a. Dasar Pokok, dasar pokok yang menjadi dasar dalam pendidikan agama Islam

adalah al-Qur’an dan al-Hadits. Al-Qur’an adalah sumber ajaran Islam yang

pertama, memuat kumpulan wahyu Allah SWT yang disampaikan kepada

Nabi Muhammad saw. Diantara kandungan isinya ialah peraturan hidup untuk

mengatur kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Allah SWT, dengan

sesama manusia serta dengan lingkungan disekitarnya. Sedangkan Al-Hadits

adalah sumber ajaran Islam yang kedua. Hal-hal yang diungkapkan oleh

Al-Qur’an yang bersifat umum dan memerlukan penjelasan, dijelaskan oleh

al-Hadits.27 Dalam Al-Qur’an disebutkan dasar pelaksanaan pendidikan agama

Islam, antara lain dalam Firman Allah SWT Surat At-Taubah ayat 122:



















Artinya: “Dan tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. (Q.S At-Taubah:122).28

26

Ramayulis, (Ilmu Pendidikan Islam), Op.Cit, h. 188.

27

Zainuddin Ali, Pendidikan Agama Islam(Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 86.

28

(50)

Ayat tersebut menjelaskan tentang kewajiban memperdalam agama dan

kewajiban mengajarkannya kepada orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam

hadits yang ada dishahihain dari Muawiyah radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ِنﯾﱢدﻟا ﻲِﻓ ُﮫْﮭﱢﻘَﻔُﯾ اًرْﯾَﺧ ِﮫِﺑ ﺎُﮭﱠﻠﻟ ِدِرُﯾ ْنَﻣ

Artinya: “Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah kebaikan, niscana akan difahamkan tentang urusan agamanya.”

Hadits ini menunjukkan bahwa seorang hamba yang memiki semangat dan

perhatian dalam menuntut ilmu merupakan salah satu tanda yang

menunjukkan bahwa Allah menghendaki kebaikan baginya. Karena siapa saja

yang Allah kehendaki padanya kebaikan maka akan difahamkan dalam urusan

agamanya

b. Dasar Operasional, yaitu dasar-dasar yang mengatur pelaksanaan pendidikan

agama Islam baik secara langsung maupun tidak langsung dapat dijadikan

pegangan dalam melaksanakan pendidikan disekolah atau lembaga pendidikan

formal, dasar-dasar tersebut yaitu:

1) Dasar Ideal (Pancasila), dasar ideal pendidikan agama Islam adalah

Pancasila, yaitu sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha

Esa”.29

2) Dasar Struktural/Konstitusional, adalah dasar yang berasal dari

perundang-undangan yang berlaku, yakni UUD 1945 dalam bab XI pasal

29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi:

29

(51)

a) Negara berdasarkan atau Ketuhanan Yang Maha Esa;

b) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk

agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan

kepercayaan itu.30

c. Dasar Sosial Psikologis, setiap manusia hidupnya selalu membutuhkan adanya

suatu pegangan hidup yang disebut dengan agama. Mereka merasakan bahwa

dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya Dzat Yang Maha

Kuasa, tempat mereka berlindung dan meminta pertolongannya. Seseorang

akan merasa tenang dan tentram hatinya kalau mereka dapat mendekatkan dan

mengabdi kepada Allah SWT. Tujuan menurut Zakiah Daradjat adalah

sesuatu yang diharapkan tetcapai setelah suatu usaha atau kegiatan selesai.

Sedangkan menurut H.M. Arifin, tujuan itu bisa jadi menunjukkan kepada

masa depan yang terletak suatu jarak tertentu yang tidak dapat dicapai kecuali

dengan usaha melalui proses tertentu.31

Dalam tujuan pendidikan agama Islam dijelaskan bahwa kita harus

mengetahui, mengerti, dan memahami syariah Islam sebagaimana firman

Allah SWT dalam QS. At-Taubah ayat 123:

















30

Majelis Permusyawaratan Rakyat RI, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945(Jakarta: Sekretariat Jendral MPR RI, 2011), h. 163.

31

(52)

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa.”( QS. At-Taubah ayat 123)32

Abu Ahmadi mengatakan bahwa tahap-tahap tujuan pendidikan agama

Islam meliputi:

1) Tujuan tertinggi, tujuan ini bersifat mutlak, tidak mengalami perubahan dan

berlaku umum, karena sesuai dengan konsep ketuhanan yang mengandung

kebenaran mutlak dan universal. Tujuan tertinggi tersebut dirumuskan dalam

satu istilah yang disebut “insan kamil”.

2) Tujuan umum, tujuan umum bersifat empirik dan realistik. Tujuan umum

berfungsi sebagai arah yang taraf pencapaiannya dapat diukur karena

menyangkut perubahan sikap, perilaku dan kepribadian peserta didik.

Konferensi Internasional Pertama tentang pendidikan Islam menyatakan

bahwa tujuan umum dari pendidikan agama Islam adalah pendidikan h

Gambar

Tabel 1.1Tingkat Intelegensi Question
Tabel 2.1 Ditribusi IQ untuk kelompok standarisasi tes Binet ( dari
Tabel 3.1Populasi penelitian peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 18
Tabel 4.1 data guru dan petugas sekolah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data pada pengujian blanko dan standar GGA menunjukkan bahwa bakteri hasil isolasi dapat digunakan dalam analisis BOD 5 dengan matriks air laut, bakteri isolasi mampu

Color Run yang diselenggarakan dalam rangka launching varian baru All New Honda BeAT Kediri ini juga dimeriahkan oleh DJ Putri Una serta band-band pendukung lain serta

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Pertumbuhan

Laporan tugas akhir ini merupakan salah satu laporan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian di Fakultas Pertanian

Di kelas guru memikul tugas yang berbeda dengan seorang bapak di dalam keluarga.Seorang guru tidak hanya bertugas memacu murid supaya belajar di dalam kelas saja,

Hasil wawancara serta observasi di lapangan ketidak patuhan ibu dalam memberikan taburia disebabkan oleh kurangnya pemberian motivasi dari pihak pelaksana program

Dari beberapa pengertian mengenai komunikasi yang dipaparkan diatas penulis memahami bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran pesan atau informasi antara dua orang

Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 107/PMK.06/2005 tanggal 9 November 2005 dan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor