• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Kinerja Manajerial Di Kalangan Kepala Sekolah Dasar Negeri Dan Madrasah Gugus Abdulrahman Saleh Kecamatan Boja,Kabupaten Kendal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Kinerja Manajerial Di Kalangan Kepala Sekolah Dasar Negeri Dan Madrasah Gugus Abdulrahman Saleh Kecamatan Boja,Kabupaten Kendal"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

DAN PEMBAHASAN

1.1

Gambaran Umum Sekolah Dasar Gugus

Abdulrahman Saleh

Di dalam bagian ini penulis akan memberikan gambaran secara umum tentang profil Gugus Abdulrahman Saleh yang ada di wilayah Bebengan, Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, beserta kegiatan beberapa kepala sekolah yang memimpin di sekolah masing-masing.

1.1.1 Profil Gugus Abdulrahman Saleh

(2)

lain di wilayah Boja dan sekitarnya. Keanggotaan Gugus Abdulrahman Saleh dapat dilihat dari rincian sebagai berikut;

1. SDN 1 Bebengan terdiri dari: 1 Kepala Sekolah berstatus PNS, 8 guru PNS dan Non PNS, 1 Penjaga Sekolah.

2. SDN 2 Bebengan terdiri dari: 1 Kepala Sekolah berstatus PNS, 10 guru PNS dan Non PNS, 1 Penjaga Sekolah.

3. SDN 3 Bebengan terdiri dari: 1 Kepala Sekolah berstatus PNS, 8 guru PNS dan Non PNS, 1 Penjaga Sekolah.

4. SDN 4 Bebengan terdiri dari: 1 Kepala Sekolah berstatus PNS, 7 guru PNS dan Non PNS, 1 Penjaga Sekolah.

5. MI NU 32 Bebengan terdiri dari: 1 Kepala Sekolah berstatus non-PNS, 7 guru GTY dan GTTY, 1 Penjaga Sekolah.

Sumber Data: Arsip Gugus Abdulrahman Saleh

(3)

telah turut serta menyumbang keberhasilan tersebut.

(4)

Gambar 4.1

STRUKTUR ORGANISASI GUGUS ABDULRAHMAN SALEH:

Sumber Data: Arsip Gugus Abdulrahman Saleh

PENASEHAT:

KEPALA UPTD KECAMATAN BOJA

PENGARAH TEKNIS:

PENGAWAS TK/SD/MI DABIN GUGUS ABDULRAHMAN SALEH

WAKIL KETUA

BID. AKADEMIK BID. NON AKADEMIK KETUA GUGUS

SEKERTARIS

BENDAHARA

(5)

Seperti yang kita tahu bahwa kedudukan seorang pimpinan/ ketua dalam sebuah organisasi adalah sangat penting yaitu untuk membawa organisasi yang dipimpinnya menuju arah kemajuan. Maka dalam pemilihan posisi ketua gugus ini telah ditetapkan melalui peraturan tidak tertulis organisasi bahwa Ketua Gugus Abdulrahman Saleh secara otomatis pasti ditempati oleh kepala sekolah dari SDN 2 Bebengan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa SDN 2 Bebengan merupakan SD inti di wilayah Bebengan dan Boja yang menjadi tolok ukur prestasi SD lain di sekitarnya. Sedangkan keempat kepala sekolah lainnya menempati posisi sebagai wakil ketua, sekertaris, bendahara, dan koordinator bidang dalam struktur keorganisasian gugus.

(6)

1.1.2 Kegiatan Kepala Sekolah

Dengan terbentuknya Gugus Abdulrahman Saleh tentunya terdapat berbagai kegiatan keorganisasian didalamnya. Salah satunya adalah kegiatan pertemuan bagi para kepala sekolah baik yang terjadwal secara rutin maupun yang tidak terjadwal. Pertemuan terjadwal seperti yang terlihat pada kegiatan rapat K3S (Kelompok Kerja Kepala Sekolah) yang diadakan sebagai sarana untuk membahas masalah intern yang dihadapi sekolah masing-masing, KKG guru, kegiatan dan tugas kepala sekolah. Sedangkan pertemuan yang tidak terjadwal biasanya diadakan secara mendadak apabila ada kegiatan gugus yang mendesak atau tugas untuk kepala sekolah yang memerlukan koordinasi secara langsung.

Kenyataan yang ada setelah peneliti mengamati langsung kondisi di lapangan adalah fakta bahwa dalam kurun waktu setengah tahun ini belum ada kegiatan KKG aktif dan rutin bagi kepala sekolah maupun guru. Akan tetapi kegiatan koordinasi antar kepala sekolah se-Gugus Abdulrahman Saleh masih tetap rutin dilaksanakan. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu kepala sekolah dari SDN 4 Bebengan yang mengatakan bahwa:

(7)

Yang dibahas kaitannya persoalan yang

menyangkut pembelajaran dan admin

pembelajaran, RPP, dll. Yang sebelum K13 hanya koordinasi rutin minimal 1 bulan sekali tetapi untuk hal mendesak biasanya. Iya itu dilakukan agar ada persamaan persepsi sampai dengan membuat LPJ (Wawancara tanggal 8 Januari 2015).

Hal lain yang terlihat adalah tidak terpeliharanya gedung pertemuan Gugus Abdulrahman Saleh. Menurut penjaga sekolah di SDN 2 Bebengan, Muchamad Anwari mengatakan:

Sejak saya masuk disini, ya sekitar tahun 2007-an lah, gedung ini memang sudah ada ya. Kalau dulunya gedung ini memang pernah dipakai beberapa kali gitu, tapi nggak tahu kok terus tidak dipakai lagi buat rapat,

dipakai rapat. (Wawancara tanggal

26/12/2014).

(8)

sedang belajar terpaksa pulang lebih awal, akibatnya proses kegiatan belajar mengajar dapat terganggu dengan adanya ruang kelas yang dimanfaatkan untuk rapat.

Setelah mengetahui sekilas tentang Gugus Abdulrahman Saleh, selanjutnya akan disajikan Tabel 4.1 yang memuat nama-nama kepala sekolah se-Gugus Abdulrahman Saleh:

Tabel 4.2 Kepala Sekolah

Gugus Abdulrahman Saleh

NO NAMA UNIT KERJA

1 BA SDN 1 Bebengan

2 BB SDN 2 Bebengan

3 BC SDN 3 Bebengan

4 BD SDN 4 Bebengan

5 BE MI NU 32 Bebengan

1.2

Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Hasil Penelitian

(9)

memakai skala likert dengan menentukan interval sebelumnya. Interval didapat dari skor jawaban responden tertinggi dikurangi dengan skor jawaban responden terendah, yang kemudian dibagi dengan empat kategori penilaian.

Skor tertinggi – skor terendah Interval =

Empat (4) kategori

4 – 1

=

4

= 0,75

Sehingga didapat rentang:

1 kurang 1,75 1,75 cukup 2,50 2,50 baik 3,25 3,25 sangat baik 4,00

(10)

tentang kinerja kepala sekolah dilihat dari aspek sosial, maka dapat disajikan Tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.3

Hasil Perolehan Mean dan Standar Deviasi Berdasarkan Evaluasi CIPP dan Aspek

Sosial

No Indikator pertanyaan S Total

K

menciptakan budaya & iklim sekolah yg kondusif

hendak dicapai sebelum membuat rencana sekolah

3,33 0,62

3 Menentukan skala

prioritas dalam rencana sekolah

2,87 0,52

4 Kepala sekolah

merumuskan visi misi

sekolah dan

mensosialisasikannya ke

(11)

I

dan tradisi berakhlak

mulia

3,47 0,64

= 3,19

s = 0,72

6 Memiliki integritas

kepemimpinan,

konsistensi tinggi dalam

bersikap, berpikir, &

bertindak dalam rangka menjalankan tugas & fungsinya yg tinggi

3,27 0,70

7 Memiliki keinginan kuat

dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah & etos kerja tinggi dalam

menjalankan tugas &

fungsinya 3,07 0,88

8 Mampu mengendalikan

diri dalam menghadapi

masalah pekerjaan,

disiplin, & tegas

mengambil putusan 3,00 0,85

9 Mampu memberdayakan

kemampuan guru dalam

peningkatan kualitas

menyusun program dan mengembangkannya

(12)

S

komite sekolah dalam tiap

perencanaan program

sesuai keahlian dalam

organisasi sekolah

2,93 0,46

13 Melakukan monitoring

dan evaluasi dengan tepat

terhadap seluruh

pelaksanaan program

sekolah 3,00 0,38

14 Memanfaatkan sarpras

dan teknologi informasi

bagi peningkatan

pembelajaran &

manajemen sekolah

secara optimal

3,00 0,38

15 Mengelola keuangan

sekolah dengan

transparan & efisien

3,27 0,70

16 Melaksanakan supervisi

guru secara rutin &

menindaklanjuti supervisi tersebut

(13)

P

18 Mengevaluasi tiap

program sekolah secara rutin

3,13 0,74

19 Pelaksanaan program

sekolah sesuai rencana dan tujuan

3,13 0,52

20 Pelaksanaan program

sekolah sesuai dengan visi

misi yang ditetapkan

sekolah

1 Melakukan komunikasi

dengan guru

(14)

S

2 Melakukan komunikasi

dengan komite sekolah

3,27 0,46

= 3,16

s = 0,62

3 Memberi kesempatan

pada guru dan komite sekolah untuk

menyampaikan saran

3,33 0,62

4 Menjalin kerjasama

dengan pihak luar untuk kemajuan sekolah

2,80 0,68

5 Keaktifan kepala sekolah

dalam mengikuti organisasi kemasyarakatan

3,00 0,65

6 Mampu melihat kondisi

masyarakat di sekitar sekolah

3,13 0,64

Dari Tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa:

(15)

sekolah yang kondusif dan inovatif memperoleh rata-rata sebesar 3,33 dengan standar deviasi 0,62 dan kriterianya sangat baik. Program kinerja manajerial kepala sekolah dalam merumuskan tujuan yang hendak dicapai sebelum membuat rencana sekolah rata-rata mendapat 3,33 dengan standar deviasi 0,62 kriteria sangat baik. Program kinerja manajerial kepala sekolah dalam hal menentukan skala prioritas dalam rencana sekolah rata-rata memperoleh 2,87 standar deviasi sebesar 0,52 dalam kriteria baik. Program kinerja manajerial kepala sekolah dalam merumuskan visi misi sekolah dan mensosialisasikannya ke masyarakat didapat rata-rata sebesar 3,13 dan standar deviasi 0,83 dengan kriteria baik.

Hasil wawancara dengan kepala SDN 4 Bebengan, Suparmin mengatakan bahwa:

Kepala sekolah biasanya telah

menentukan lebih dulu tujuan sebelum membuat sebuah rencana. Menurut

saya, kepala sekolah harus

menyampaikan lebih dulu dalam rapat guru tujuan apa saja yang hendak dimaksud sebelum rencana program disusun. Tidak hanya itu saja, kepala sekolah juga menciptakan budaya dan

iklim sekolah yang kondusif dan

inovatif yang terlihat dari lingkungan sekolah yang aman, kondusif, jauh dari

hal-hal yang dapat mengganggu

(16)

alat pembelajaran seperti LCD dalam proses KBM sehingga anak-anak lebih antusias belajar. (Hasil wawancara tanggal 20/12/2014).

Pernyataan senada juga disampaikan oleh guru SDN 2 Bebengan, Hardiyati:

Di sekolah ibu selama ini, sejauh

pengamatan kepala sekolah selalu

berupaya menciptakan budaya kerja yang kondusif juga inovatif. Ya supaya lingkungandi sekolah nyaman dan tidak ada kesenjangan antara guru dan KS. Kalau untuk visi misi sudah ada di papan sekolah. Orang umum juga bisa membacanya di tempel di dinding sekolah sana. Waktu rapat wali murid biasanya kepala sekolah juga pasti

menyampaikan tujuannya apa.

(Wawancara tanggal 21/12/2014).

Selanjutnya guru SDN 1 Bebengan, Jauhari mengatakan bahwa:

Kalau di tempat saya kepala sekolah sudah menyampaikan visi misi dan tujuan dalam program-program sekolah lewat rapat dengan komite atau wali murid. Biasanya langsung dibicarakan disana.

Untuk budaya kerja di sekolah saya juga sudah kondusif dan inovatif. Guru

dan KS sudah nyaman bekerja,

maksudnya supaya nyaman bekerja sehingga akan tercipta keharmonisan di keluarga SD tanpa beban apapun. Dalam pembelajaran gurunya juga sudah banyak yang kreatif. (Wawancara tanggal 29/12/2014).

(17)

Setahuku seringkali kepala sekolah

mengalami kesulitan untuk

menentukan hal-hal mana yang

menjadi prioritas rencana sekolah

karena fakta di lapangan biasanya kok tidak sesuai dengan rencana program,

misalnya terbentur masalah

pendanaan. (Wawancara tanggal

29/12/2014).

Dari observasi yang dilakukan oleh penulis, secara umum hasil dari keseluruhan konteks program kinerja kepala sekolah adalah sama dengan rata-rata hitung total sebesar 3,17, standar deviasi 0,67 dalam kriteria baik. Tetapi ada yang masih kurang dalam hal merumuskan tujuan yang hendak dicapai sebelum membuat rencana sekolah. Hal ini dituturkan oleh salah satu responden dari SDN 4 Bebengan, Winarti Nataria:

Kadang pak KS tidak mengajak

musyawarah guru untuk merumuskan tujuan sebelum buat rencana sekolah. Tahu-tahu sudah disodori rencana matangnya saja, terus tinggal disuruh

menindaklanjuti. Kan tidak bisa

memberi masukan. Jadi mau tidak mau, setuju tidak setuju ya dikerjakan. (Wawancara tanggal 20/12/2014).

(18)

nomor 5 sampai dengan nomor 10. Dalam hal mengembangkan budaya dan tradisi berakhlak mulia diperoleh rata-rata 3,47 dan standar deviasi 0,64 dalam kriteria sangat baik. Hal ini dikuatkan dengan pendapat responden dari SDN 3 Bebengan, Dwi Retno Sulistyorini yang mengatakan:

Ya kepala sekolah melakukan

pembinaan dalam rapat guru, mengajak semua guru untuk selalu bersyukur atas apa yang didapat. Kalau waktu

upacara, kepala sekolah mengajak

semua warga sekolah untuk berbuat baik, peduli lingkungan dan kesehatan. Terus untuk kebiasaan pada murid ya diadakan senyum salam sapa waktu pagi anak-anak berangkat sekolah. (Wawancara tanggal 20/12/2014).

Program kinerja manajerial kepala sekolah yang memiliki integritas kepemimpinan, konsistensi tinggi dalam bersikap, berpikir, dan bertindak dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya yang tinggi diperoleh rata-rata 3,27 dan standar deviasi 0,70 dengan kriteria sangat baik. Dilihat secara keseluruhan hasil yang didapat adalah sama, tetapi ada yang mengatakan masih kurang baik seperti yang disampaikan responden dari SDN 2 Bebengan, Muchamad Anwari berikut ini:

(19)

walaupun yang ini(kepala sekolah) juga baik, tapi masih bagus yang dulu. (Wawancara 23/12/2014).

Sama halnya yang disampaikan oleh salah satu tenaga administrasi dari SDN 2 Bebengan, Amir Ambyah yang mengatakan:

KS di SD saya punya banyak jabatan selain jadi kepala sekolah SD 2. Jarang sehari penuh ada di SD karena bertugas di tempat lain juga. Kadang kalau ada hal dadakan ya tanda tangan, dll, harus nyari dulu. Tapi kerjanya juga lumayan bagus, walau tidak sebagus yang dulu. Mungkin karena double-double itu. (Wawancara tanggal 24/12/2014).

Ada pula beberapa yang menyatakan bahwa kepala sekolah telah mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik dan dedikasi terhadap pekerjaan yang tinggi. Tepat dalam mengambil putusan, dan bijak dalam bersikap dan bertindak. Ini disampaikan oleh responden dari SDN 3 Bebengan, Natalia Dwi Hartanti:

Menurut saya, kepala sekolah di SD saya memiliki integritas dan loyalitas yang tinggi pada pekerjaannya. Mampu bertindak dan berpikir cepat. Terus juga cepat dalam bertindak, tenang dalam bersikap dalam menjalankan tugas fungsinya sebagai seorang KS dan

sesuai hirarki kepala sekolah.

(20)

Berikutnya tentang program kinerja manajerial kepala sekolah yang memiliki keinginan kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah dan etos kerja tinggi dalam menjalankan tugas dan fungsinya didapat rata-rata 3,07 dan standar deviasi 0,88 dengan kriteria baik. Kinerja manajerial kepala sekolah yang mampu mengendalikan diri dalam menghadapi masalah pekerjaan, disiplin, dan tegas mengambil putusan didapat rata-rata 3,00 dan standar deviasi 0,85 dalam kriteria baik.

Program kinerja manajerial kepala sekolah yang mampu memberdayakan kemampuan guru dalam peningkatan kualitas pendidikan diperoleh rata-rata 3,13 dan standar deviasi sebesar 0,52 dalam kriteria baik. Seperti yang diutarakan oleh guru dari SDN 2 Bebengan, Hardiyati:

Kalau di SD nya ibu, kepala sekolah

sudah bagus. Ya kepala sekolah

memberdayakan guru-guru disana

untuk meningkatkan mutu sekolah.

Misalnya guru diikutkan dalam

pelatihan, diklat. Itu bisa membantu

memajukan sekolah. Guru juga

dituntut lebih kreatif dalam

pembelajaran. (Wawancara tanggal

21/12/2014).

(21)

sekolah sebelum menyusun program dan mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan diperoleh rata-rata 3,20 dan standar deviasi sebesar 0,68 dengan kriteria baik.

Bila dilihat secara keseluruhan, masukan program kinerja manajerial kepala sekolah di Gugus Abdulrahman Saleh mendapatkan rata-rata total sebanyak 3,19 dan standar deviasinya sebesar 0,72 dengan kriteria baik.

3. Proses program kinerja manajerial kepala sekolah yang ada di Gugus Abdulrahman Saleh ditunjukkan pada nomor 11 sampai dengan nomor 16. Dalam melibatkan guru dan komite sekolah dalam tiap perencanaan program sekolah didapat rata-rata sebesar 3,33 dan standar deviasinya 0,62 dengan kriteria sangat baik. Menurut salah seorang responden dari SDN 1 Bebengan, Sukimin mengatakan:

Menurut saya pribadi selaku komite, kepala sekolah sudah baik membuat program sekolah, hal tersebut terlihat dengan adanya rapat komite sekolah yang dihadiri oleh dewan guru dan

segenap komite sekolah dalam

(22)

Untuk program kinerja manajerial kepala sekolah dalam hal menempatkan sumber daya manusia sesuai keahlian dalam organisasi sekolah didapat rata-rata 2,93 dan standar deviasi 0,46 dalam kriteria baik. Menurut kepala SDN 4 Bebengan, Suparmin mengatakan:

Kalau saya dalam hal penempatan guru sudah jelas mempertimbangkan aspek kompetensi yang dimiliki oleh guru. Dengan mengamati dan latar belakang keahlian yang dipunyai. Untuk program

sekolah sendiri, pihak luar yang

dilibatkan misalnya dalam kegiatan

ektrakurikuler (rebana) ada guru

rebana khusus tetapi guru agama tetap mendampingi karena yang lebih paham. (Wawancara tanggal 20/12/2014).

Program kinerja manajerial kepala sekolah dalam melakukan monitoring dan evaluasi dengan tepat terhadap seluruh pelaksanaan program sekolah didapat rata-rata 3,00 dan standar deviasi sebesar 0,38 dalam kriteria baik.

(23)

kinerja manajerial adalah tentang pemanfaatan sarpras dan teknologi informasi dan manajemen sekolah yang belum optimal. Guru SDN 3 Bebengan, Imam Sigit Widiyanto mengatakan:

Menurutku, kepala sekolah tidak

menguasai IT sehingga di sekolah masalah-masalah yang hubungannya dengan komputer diselesaikan oleh guru-guru lain. Untuk masalah sarpras pun juga masih kurang. Kepala sekolah

hanya menginstruksikan agar

memanfaatkan dan memaksimalkan

prasarana yang ada saja. (Wawancara tanggal 22/12/2014).

Pendapat sama juga disampaikan oleh guru SDN 1 Bebengan, Jauhari:

Menurut saya, penguasaan IT kepala sekolah kurang, karena kepala sekolah dan kebanyakan pendidiknya usianya mendekati purna tugas. Dalam hal manajemen sekolah, kepala sekolah juga kurang menguasai.

Sarana prasarana belum semua

memadai, tapi yang sudah ada

dimanfaatkan sesuai kebutuhan dan kemampuan saja.(Wawancara tanggal 29/12/2014).

Responden dari MI NU 32 Bebengan, Prasetyo Wahyono juga menambahkan:

Dalam program untuk kemajuan

sekolah, kepala sekolah di tempat saya

kurang menguasai IT (komputer)

dengan baik. Sehingga manajemen

(24)

Sarana prasana di sekolah juga belum memadai dan belum dimanfaatkan secara maksimal. (Wawancara tanggal 29/12/2014).

Program kinerja manajerial kepala sekolah dalam mengelola keuangan sekolah dengan transparan dan efisien didapat rata-rata 3,27 dan standar deviasi 0,70 dengan kriteria sangat baik. Seperti yang dikatakan oleh salah satu komite sekolah dari SDN 4 Bebengan, Sajiya berikut ini:

Kalau dalam hal mengelola keuangan, saya rasa Bapak kepala sudah cukup baik. Beliau transparan, terbuka dalam hal keuangan pada kami selaku komite

di SD 4. (Wawancara tanggal

20/12/2014)

Hal sama juga dikemukakan oleh responden lain dari SDN 3 Bebengan, Natalia Dwi Hartanti:

Yang saya lihat selama ini sih sudah

cukup baik. Dalam mengelola

keuangan, kepala sekolah sudah

bersikap transparan kok. Untuk

pengeluarannya juga sudah sesuai dengan aturan yang ada. (Wawancara tanggal 23/12/2014).

(25)

kriteria baik. Hasil wawancara dengan responden dari SDN 4 Bebengan, Sutinem mengatakan bahwa:

Kadang-kadang Pak KS melakukan supervisi mendadak tanpa diketahui guru-guru. Tahu-tahu kepala sekolah

sudah ada di luar kelas untuk

mengamati guru di kelas. Ya itu biar guru yang disupervisi tidak grogi dan

bingung. Kalau ada yang perlu

disampaikan, biasanya guru yang

bersangkutan dipanggil pribadi.

(Wawancara tanggal 19/12/2014).

Dari proses program kinerja manajerial kepala sekolah keseluruhan mandapat rata-rata total sebesar 3,09 dan standar deviasinya sebesar 0,59 dengan kriteria baik.

4. Hasil program kinerja manajerial kepala sekolah se-Gugus Abdulrahman Saleh ditunjukkan pada nomor 17 sampai dengan nomor 21. Dalam melaporkan dan menindaklanjuti pelaksanaan program sekolah diperoleh rata-rata 3,07 dan standar deviasi 0,59 dalam kriteria baik. Menurut guru dari SDN 4 Bebengan, Sri Asih Lestari:

(26)

keuangannya. Misal masih kurang dana tahun ini, ya dimintakan bantuan ke wali murid untuk satu tahun ke depan. Misalkan sisa, dianggarkan untuk buat program baru tahun depannya.

Kalau yang BOS dan data pendidik laporannya per bulan. (Wawancara tanggal 20/12/2014).

Program kinerja manajerial kepala sekolah dalam mengevaluasi tiap program sekolah secara rutin didapat rata-rata 3,13 dan standar deviasi 0,74 dalam kriteria baik. Program kinerja manajerial kepala sekolah dalam pelaksanaan program sekolah sesuai rencana dan tujuan didapat rata-rata 3,13 dan standar deviasi 0,52 dalam kriteria baik. Kinerja manajerial kepala sekolah dalam hal pelaksanaan program sekolah sesuai dengan visi misi yang ditetapkan sekolah didapat rata-rata sebesar 3,13 dan standar deviasi 0,52 dalam kriteria baik. Menurut responden dari SDN 2 Bebengan, Amir Ambyah mengungkapkan bahwa:

Masalah pelaksanaan program sekolah disini memang sudah sesuai dengan visi misi yang dipunyai sekolah. Tapi ya

itu kadang tidak sesuai dengan

rencana, kadang molor, tidak tepat

waktu karena kurang dana.

(Wawancara tanggal 24/12/2014).

(27)

hambatan-hambatan yang ada pada pelaksanaan program sekolah didapat rata-rata sebesar 3,13 dan standar deviasi 0,64 dalam kriteria baik. Akan tetapi muncul fakta di lapangan bahwa pelaksanaan program sering mengalami keterlambatan waktu. Dari hasil wawancara dengan guru SDN 4 Bebengan, Sutinem mengatakan:

Pelaksanaan program pembangunan

sekolah sering terkendala biaya,

kurangnya sarana prasarana sekolah sekolah. Maka belum semua tujuan sekolah tercapai. Masih ada yang di pending dulu, untuk dilaksanakan tahun depannya. (Wawancara tanggal 19/12/2014).

Responden dari SDN 1 Bebengan, Sukimin, juga mengatakan bahwa:

Dalam pelaksanaan program sekolah

masih terkendala menyangkut

pembiayaan/ pendanaan, sehingga

ketepatan waktunya tidak sesuai

rencana. Kadang sampai mundur dulu. (Wawancara tanggal 4/01/2014).

Pendapat sama juga datang dari guru MI NU 32 Bebengan, Prasetyo Wahyono:

Pada program sekolah pelaksanaannya sering ada hambatan, misalnya kurang jelasnya informasi tentang pelaksanaan program sekolah, misalnya masalah

keuangan. Akhirnya terjadi

(28)

Menurut responden dari SDN 2 Bebengan, Hardiyati juga mengungkapkan:

Kadang-kadang program sekolah

sudah tepat waktu, ada kalanya terlambat karena situasi dan kondisi. Hambatannya contoh dalam keuangan karena keterlambatannya. Biasanya untuk menutup keuangan dengan

cara tambal sulam. (Wawancara

tanggal 21/12/2014).

Sama halnya dengan yang disampaikan oleh guru SDN 3 Bebengan, Dwi Retno Sulistyorini:

Kalau pelaksanaan program di sekolah

saya mungkin sama masalahnya

dengan di SD lain yaitu sering tidak tepat waktu karena terkendala biaya operasionalnya. Kondisi seperti itu sering terjadi juga di sekolah yang lain,

faktor biaya. (Wawancara tanggal

20/12/2014).

Hasil program kinerja manajerial kepala sekolah keseluruhan memperoleh rata-rata total sebesar 3,12 dengan standar deviasinya adalah 0,59 dengan kriteria baik.

(29)

mendapat rata-rata 3,40 dan standar deviasi sebesar 0,51 dengan kriteria sangat baik. Menurut guru dari SDN 1 Bebengan, Jauhari mengatakan:

Kalau menurut saya pribadi,

komunikasi dengan kepala sekolah ya lancar-lancar saja, baik, tidak ada masalah. Waktunya serius ya bisa menempatkan diri, waktu bercanda kepala sekolah ya bisa. Jadi ya tidak

ada masalah. (Wawancara tanggal

29/12/2014).

Program kinerja manajerial kepala sekolah dalam melakukan komunikasi dengan komite sekolah didapat rata-rata 3,27 dan standar deviasinya 0,46 dengan kriteria sangat baik. Komunikasi yang terjalin dengan komite sekolah pun baru berada pada tahap baik, belum berkategori sangat baik. Sajiya, komite sekolah dari SDN 4 Bebengan mengatakan:

Selama ini komunikasi kepala sekolah dengan komite tidak ada masalah. Komite memberi masukan pada kepala sekolah lewat rapat maupun pribadi.

Cuma kadang hanya dalam

kelembagaan saja kami bisa

berkomunikasi, jarang di luar. Mungkin

karena kesibukan masing-masing.

(Wawancara tanggal 20/12/2014).

(30)

menyampaikan saran diperoleh rata-rata sebesar 3,33 dan standar deviasi 0,62 dengan kriteria sangat baik. Program kinerja manajerial kepala sekolah dalam menjalin kerjasama dengan pihak luar untuk kemajuan sekolah diperoleh rata-rata 2,80 dan standar deviasi sebesar 0,68 dengan kriteria baik. Program kinerja manajerial kepala sekolah tentang keaktifan kepala sekolah dalam mengikuti organisasi kemasyarakatan diperoleh rata-rata 3,00 dan standar deviasi sebesar 0,65 dengan kriteria baik. Kinerja manajerial kepala sekolah yang mampu melihat kondisi masyarakat di sekitar sekolah diperoleh rata-rata 3,13 dan standar deviasinya sebesar 0,64 dengan kriteria baik.

Menurut guru SDN 4 Bebengan, Sri Asih Lestari mengatakan:

Kepala sekolah di tempat kami bekerja sudah baik. Beliau mengikuti organisasi di luar sekolah juga, setahu saya. Dan dalam memajukan SD, beliau juga bekerjasama dengan Puskesmas untuk penyuluhan kesehatan anak. Dengan pelatih rebana untuk mengisi ekstra juga. (Wawancara tanggal 20/12/2014).

(31)

berinteraksi dengan masyarakat di sekitar sekolah. Ini juga terlihat dari apa yang disampaikan Sariyono, penjaga SDN 4 Bebengan:

Kadang-kadang itu pak kepala kurang

komunikasi dengan warga sekitar

sekolah, misalkan lewat ya sudah lewat saja, jarang menyapa dan ngobrol. Dengan pedagang di sekolah juga begitu, sama. (Wawancara tanggal 19/12/2014).

Guru SDN 3 Bebengan, Imam Sigit Widiyanto juga menambahkan:

Kepala sekolah kurang memperhatikan hubungan dengan lingkungan mungkin karena terlalu sibuk dengan urusan yang ada di sekolah. Ya walaupun kadang hanya sekedar menyapa

orang-orang saja, dan tidak banyak

mengobrol. (Wawancara tanggal

22/12/2014).

Program kinerja manajerial kepala sekolah ditinjau dari aspek sosial secara menyeluruh memperoleh rata-rata total sebesar 3,16 dan standar deviasinya sebesar 0,62 dengan kriteria baik.

1.2.2 Pembahasan

(32)

Tabel 4.4

Rentangan Nilai

NO RENTANG NILAI (X) KETERANGAN

1. 1,00 ≤ X ≤ 1,75 KURANG

2. 1,75 ≤ X ≤ 2,50 CUKUP

3. 2,50 ≤ X ≤ 3,25 BAIK

4. 3,25 ≤ X ≤ 4,00 SANGAT BAIK

Sehingga didapatkan hasil seperti berikut ini:

1. Konteks program kinerja manajerial kepala sekolah

(33)

deviasinya adalah 0,62 dengan kategori sangat baik. Artinya kepala sekolah telah melaksanakan tugas sesuai dengan standar Permendiknas No.13 Tahun 2007 ayat (a) menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkat pelaksanaan,dan ayat (e) menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi peserta didik. Hasil wawancara dengan kepala SDN 4 Bebengan, Suparmin mengatakan bahwa:

Kepala sekolah biasanya telah

menentukan lebih dulu tujuan sebelum membuat sebuah rencana. Menurut

saya, kepala sekolah harus

menyampaikan lebih dulu dalam rapat guru tujuan apa saja yang hendak dimaksud sebelum rencana program disusun. Tidak hanya itu saja, kepala sekolah juga menciptakan budaya dan

iklim sekolah yang kondusif dan

inovatif yang terlihat dari lingkungan sekolah yang aman, kondusif, jauh dari

hal-hal yang dapat mengganggu

kenyamanan warga sekolah. Sekolah juga telah banyak yang menggunakan alat pembelajaran seperti LCD dalam proses KBM sehingga anak-anak lebih antusias belajar. (Hasil wawancara tanggal 20/12/2014).

(34)

berarti bahwa seorang kepala sekolah harus dapat menciptakan iklim kerja di lingkungan sekolah yang kondusif agar stafnya dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik.

Pernyataan senada juga disampaikan oleh guru SDN 2 Bebengan, Hardiyati:

Di sekolah ibu selama ini sejauh pengamatan, kepala sekolah selalu berupaya menciptakan budaya kerja yang kondusif juga inovatif. Ya supaya lingkungan di sekolah nyaman dan tidak ada kesenjangan antara guru dan KS.

Kalau untuk visi misi sudah ada di papan sekolah. Orang umum juga bisa membacanya di tempel di dinding sekolah sana. Waktu rapat wali murid biasanya kepala sekolah juga pasti

menyampaikan tujuannya apa.

(Wawancara tanggal 21/12/2014).

Perolehan skor rata-rata tertinggi kedua adalah tentang kepala sekolah yang dapat merumuskan visi misi sekolah dan mensosialisasikannya ke masyarakat dengan rata-rata 3,13 dan standar deviasi 0,83. Selanjutnya guru SDN 1 Bebengan, Jauhari mengatakan bahwa:

(35)

Untuk budaya kerja di sekolah saya juga sudah kondusif dan inovatif. Guru

dan KS sudah nyaman bekerja,

maksudnya supaya nyaman bekerja sehingga akan tercipta keharmonisan di keluarga SD tanpa beban apapun. Dalam pembelajaran gurunya juga sudah banyak yang kreatif. (Wawancara tanggal 29/12/2014).

Seperti yang diungkapkan oleh Danim (2009:91) bahwa:

Kepala sekolah memiliki visi yang jelas tentang sekolahnya. Kepala sekolah yang tidak mampu bertindak sebagai perencana yang baik sebenarnya tidak lebih dari petugas pelaksana, pengawas teknis, dan tukang perintah. Meskipun

mereka dapat menjalankan roda

sekolahnya, tanpa fungsi perencanaan yang menyangkut penentuan tujuan berikut suatu visi strategis, berarti kepala sekolah telah gagal menjalankan tugas jangka panjangnya.

Kepala sekolah yang sepenuhnya

menyadari misinya serta nasib staf

pengajarnya, pasti ingin

mengembangkan sekolahnya.

Artinya penting bagi seorang kepala sekolah untuk memiliki fungsi perencanaan. Hal itu menyangkut tujuan dan visi misi dalam mengembangkan sekolah yang dipimpinnya.

(36)

Setahuku seringkali kepala sekolah

mengalami kesulitan untuk

menentukan hal-hal mana yang

menjadi prioritas rencana sekolah

karena fakta di lapangan biasanya kok tidak sesuai dengan rencana program,

misalnya terbentur masalah

pendanaan. (Wawancara tanggal

29/12/2014).

Seperti yang diutarakan Danim (2009:91) dalam bukunya yang mengatakan bahwa, “Perencanaan yang baik, penemuan tujuan secara pasti, dan pengurutan skala prioritas akan dapat mewujudkan hal itu dan sekaligus menciptakan kesinambungan”. Artinya di dalam konteks program kinerja manajerial, kepala sekolah harus mampu menentukan skala prioritas dalam perencanaan program sekolah agar didapatkan tujuan yang pasti.

Hasil dari observasi penulis, secara umum hasil dari konteks program kinerja kepala sekolah adalah sama, tetapi ada yang berbeda di beberapa sekolah dalam hal merumuskan tujuan yang hendak dicapai sebelum membuat rencana sekolah. Menurut Danim (2009:92) bahwa:

Tidak jarang kepala sekolah

memaksakan ambisi pribadinya yang

menggebu-gebu untuk memastikan

(37)

akan berlangsung secara cermat dan sistematis. Sikap ini, meskipun ditinjau dari aspek tertentu memang baik, mudah menyulut sikap antipati dari staf pengajar dan sulit memperoleh dukungan dari kalangan yang lebih berwenang.

Seringkali kepala sekolah merumuskan tujuan sebelum membuat rencana program sekolah sendiri dan kurang memperhatikan masukan dari stafnya. Dengan kata lain, kepala sekolah yang memasukkan ambisi pribadinya dengan menggebu dalam perumusan tujuan kurang mendapat dukungan dari bawahannya. Padahal dalam pengembangan sekolah diperlukan kerjasama semua pihak. Hal ini dituturkan oleh salah satu responden dari SDN 4 Bebengan, Winarti Nataria:

Kadang pak KS tidak mengajak

musyawarah guru untuk merumuskan tujuan sebelum buat rencana sekolah. Tahu-tahu sudah disodori rencana matangnya saja, terus tinggal disuruh

menindaklanjuti. Kan tidak bisa

memberi masukan. Jadi mau tidak mau, setuju tidak setuju ya dikerjakan. (Wawancara tanggal 20/12/2014).

(38)

dengan orang lain”. Dengan demikian seharusnya seorang kepala sekolah selalu berkomunikasi dengan guru dan staf lainnya untuk merumuskan tujuan yang hendak dicapai sebelum membuat rencana sekolah sehingga kinerja kepala sekolah dapat berjalan dengan baik nantinya.

2. Masukan/ input program kinerja manajerial kepala sekolah

Sedangkan untuk input program kinerja manajerial kepala sekolah di Gugus Abdulrahman Saleh secara keseluruhan diperoleh rata-rata hitung sebesar 3,19 dengan kategori BAIK dan standar deviasinya adalah 0,72. Input kinerja kepala sekolah dalam mengembangkan budaya dan tradisi berakhlak mulia memperoleh rata-rata tertinggi sebesar 3,47 (kategori sangat baik) dengan standar deviasi sebesar 0,64.

(39)

Kepala sekolah membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai suatu perbuatan, sikap dan kewajiban sesuai dengan tugas masing-masing tenaga kependidikan.

Hal ini dikuatkan dengan pendapat responden dari SDN 3 Bebengan, Dwi Retno Sulistyorini yang mengatakan:

Ya kepala sekolah melakukan

pembinaan dalam rapat guru, mengajak semua guru untuk selalu bersyukur atas apa yang didapat. Kalau waktu

upacara, kepala sekolah mengajak

semua warga sekolah untuk berbuat baik, peduli lingkungan dan kesehatan. Terus untuk kebiasaan pada murid ya diadakan senyum salam sapa waktu pagi anak-anak berangkat sekolah. (Wawancara tanggal 20/12/2014).

Dan kepala sekolah yang mampu mengendalikan diri dalam menghadapi masalah pekerjaan, disiplin, dan tegas mengambil putusan mendapat rata-rata terendah 3,00 dan standar deviasinya sebesar 0,85 (kategori baik).

(40)

sangat diperlukan seorang kepala sekolah pada saat seseorang dihadapkan pada masalah pekerjaan, sehingga tidak salah dalam mengambil suatu keputusan, dengan segala resiko yang siap diterimanya.

Danim (2009:92) dalam bukunya juga mengatakan bahwa:

Kepala sekolah harus mendengarkan pendapat dan pandangan dari pelbagai pihak sebelum mengambil keputusan. Kadang-kadang jika situasinya memang

memaksa, dia perlu menunda

keputusan penting selama satu dua hari, kalau perlu satu dua minggu, sembari mencari informasi tambahan yang sekiranya bermanfaat. Kepala sekolah harus sabar menunggu saat

yang benar-benar tepat. Meskipun

demikian, dia tetap harus cekatan,

cepat dan tegas dalam membuat

keputusan. Setiap lembaga atau

sekolah memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Jadi, yang dibutuhkan adalah kepala sekolah yang sabar

sekaligus tegas dalam mengambil

keputusan.

(41)

Kepala sekolah di tempat saya bekerja tidak begitu komit karena rangkap jabatan di lain tempat juga. Beda sekali sama kepala sekolah yang dulu. Ya walaupun yang ini(kepala sekolah) juga baik, tapi masih bagus yang dulu. (Wawancara 23/12/2014).

Sama halnya yang disampaikan salah satu tenaga administrasi SDN 2 Bebengan, Amir Ambyah yang mengatakan:

KS di SD saya punya banyak jabatan selain jadi kepala sekolah SD 2. Jarang sehari penuh ada di SD karena bertugas di tempat lain juga. Kadang kalau ada hal dadakan ya tanda tangan, dll, harus nyari dulu. Tapi kerjanya juga lumayan bagus, walau tidak sebagus yang dulu. Mungkin karena double-double itu. (Wawancara tanggal 24/12/2014).

(42)

Pendapat lain disampaikan oleh Danim (2009:14) bahwa:

Kepala sekolah dituntut mampu

berperan sebagai seorang pemimpin profesional. Ciri khas kepala sekolah yang profesional adalah menguasai secara baik pekerjaannya melebihi rata-rata personalia lain di sekolah, dan memiliki komitmen moral yang tinggi atas pekerjaannya sesuai dengan kode etik profesinya.

Ada pula beberapa yang menyatakan bahwa kepala sekolah telah mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik dan dedikasi terhadap pekerjaan yang tinggi. Tepat dalam mengambil putusan dan bijak dalam bersikap dan bertindak. Ini disampaikan oleh responden dari SDN 3 Bebengan, Natalia Dwi Hartanti:

Menurut saya, kepala sekolah di SD saya memiliki integritas dan loyalitas yang tinggi pada pekerjaannya. Mampu bertindak dan berpikir cepat. Terus juga cepat dalam bertindak, tenang dalam bersikap dalam menjalankan tugas fungsinya sebagai seorang KS dan

sesuai hirarki kepala sekolah.

(Wawancara tanggal 23/12/2014).

(43)

bersama stafnya, mengambil keputusan untuk kepentingan internal sekolah maupun eksternal sekolah.

3. Proses program kinerja manajerial kepala sekolah

Pada proses program kinerja manajerial yang dilakukan oleh kepala sekolah Gugus Abdulrahman Saleh secara keseluruhan rata-rata hitungnya sebesar 3,09 tergolong BAIK. Standar deviasinya adalah 0,59 berkategori baik. Proses kinerja kepala sekolah dalam melibatkan guru dan komite sekolah dalam tiap perencanaan program sekolah dengan perolehan tertinggi 3,33 (tergolong sangat baik) dengan standar deviasi sebesar 0,62.

Menurut salah seorang responden dari SDN 1 Bebengan, Sukimin mengatakan:

Menurut saya pribadi selaku komite, kepala sekolah sudah baik membuat program sekolah, hal tersebut terlihat dengan adanya rapat komite sekolah yang dihadiri oleh dewan guru dan

segenap komite sekolah dalam

penyampaian rencana program kepala sekolah. Kami selalu dilibatkan dalam urusan sekolah. Tidak sampai situ saja, biasanya komite diberi waktu dulu untuk sumbang saran. (Wawancara tanggal 4/01/2015).

(44)

dalam melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, dalam salah satu poin menyebutkan kepala sekolah harus memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama. Dengan kata lain, kepala sekolah harus mementingkan kerjasama dengan stafnya dan pihak lain yang berkaitan, misalnya komite sekolah, untuk melaksanakan tiap program kegiatan.

Proses program kinerja manajerial kepala sekolah dalam menempatkan SDM sesuai keahlian dalam organisasi sekolah hanya memperoleh rata-rata terendah sebesar 2,93 (dalam kriteria baik) dengan standar deviasi sebesar 0,46. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Siagian (2012:221) bahwa kegiatan manajemen sumber daya manusia yang baik akan mendukung kinerja suatu organisasi sekolah yang memuaskan hasilnya.

(45)

Wibowo (2007:333) dalam bukunya menyatakan:

Sejak lama manajer memandang orang sebagai sumber daya yang paling berharga. Akhirnya, keamanan dan sukses ke depan suatu organisasi lebih tergantung pada bakat dan kecerdasan orangnya daripada pada faktor tanah, bangunan, pabrik, dan mesin. Pekerja

benar-benar menjadi intellectual capital

organisasi.

Ini berarti seorang kepala sekolah harus lebih memberdayakan SDM yang dimiliki oleh tenaga kependidikan sesuai keahlian masing-masing dalam rangka memajukan sekolah. Daripada menggantungkan keberhasilan sekolah pada faktor lain, seperti: tanah, bangunan, sarpras, dll, yang sebenarnya merupakan faktor penunjang saja.

Menurut kepala SDN 4 Bebengan, Suparmin mengatakan:

Kalau saya dalam hal penempatan guru sudah jelas mempertimbangkan aspek kompetensi yang dimiliki oleh guru. Dengan mengamati dan latar belakang keahlian yang dipunyai. Untuk program

sekolah sendiri, pihak luar yang

dilibatkan misalnya dalam kegiatan

ektrakurikuler (rebana) ada guru

(46)

Secara keseluruhan terkait proses program kinerja manajerial hasil pada semua sekolah adalah sama baiknya, namun ada hal yang masih terbilang kurang yaitu tentang pemanfaatan sarpras dan teknologi informasi dan manajemen sekolah yang belum optimal. Guru SDN 3 Bebengan, Imam Sigit Widiyanto mengatakan:

Menurutku, kepala sekolah tidak

menguasai IT sehingga di sekolah masalah-masalah yang hubungannya dengan komputer diselesaikan oleh guru-guru lain. Untuk masalah sarpras pun juga masih kurang. Kepala sekolah

hanya menginstruksikan agar

memanfaatkan dan memaksimalkan

prasarana yang ada saja. (Wawancara tanggal 22/12/2014).

Pendapat sama juga disampaikan oleh guru SDN 1 Bebengan, Jauhari:

Menurut saya, penguasaan IT kepala sekolah kurang, karena kepala sekolah dan kebanyakan pendidiknya usianya mendekati purna tugas. Dalam hal manajemen sekolah, kepala sekolah juga kurang menguasai.

Sarana prasarana belum semua

memadai, tapi yang sudah ada

(47)

Responden dari MI NU 32 Bebengan, Prasetyo Wahyono juga menambahkan:

Dalam program untuk kemajuan sekolah, kepala sekolah di tempat saya kurang

menguasai IT (komputer) dengan baik.

Sehingga manajemen sekolah juga tidak terlalu bagus. Sarana prasana di sekolah juga belum memadai dan belum dimanfaatkan

secara maksimal. (Wawancara tanggal

29/12/2014).

Dengan demikian ada beberapa kepala sekolah yang belum dapat memanfaatkan komputer, teknologi informasi, sarana prasarana, untuk menunjang aktivitas hariannya sebagai kepala sekolah. Ada yang tidak dapat mengoperasikan komputer dalam pengelolaan manajemen sekolah. Sehingga semua pekerjaan yang berhubungan dengan komputerisasi diserahkan pada guru kelas yang berakibat terganggunya proses KBM disana. Ada pula yang bisa mengoperasikan tetapi tidak lancar.

Seperti yang diutarakan oleh Danim (2009:98) bahwa, “Mereka terampil dalam menggunakan metode, teknik, prosedur atau prakarsa baru, terutama yang

berhubungan dengan benda mati”.

(48)

masalah standar seperti mengetik dengan komputer.

Siagian (2012:133) dalam bukunya mengatakan bahwa:

Merupakan kenyataan yang tidak dapat disangkal bahwa untuk peningkatan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja, suatu perusahaan tidak punya pilihan lain kecuali memanfaatkan berbagai kemajuan dan terobosan yang terjadi di bidang teknologi.

Artinya seorang kepala sekolah tidak dapat menutup mata bahwa pemanfaatan teknologi sangat diperlukan dalam rangka peningkatan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja. Selain itu juga untuk menunjang kinerja manajerial di sekolah tempatnya bekerja.

4. Produk/ hasil kinerja manajerial kepala sekolah

Hasil kinerja manajerial kepala sekolah yang ada di Gugus Abdulrahman Saleh secara menyeluruh didapat rata-rata hitung sebesar 3,12 yang tergolong BAIK dengan standar deviasi 0,59.

(49)

sekolah yang telah dilaksanakan, apakah sesuai dengan rencana dan tujuan awal atau tidak, mendapat rata-rata terendah sebesar 3,07 (baik) dengan standar deviasi sebesar 0,59.

Menurut Danim (2009:12) tentang salah satu fungsi manajemen adalah melaporkan.

Pelaporan merupakan salah satu

kegiatan organisasi. Substansi yang

dilaporkan harus menggambarkan

kondisi yang sebenarnya. Dengan

pelaporan ini akan diketahui hasil-hasil yang dicapai, kendala yang muncul,

dan penyimpangan yang terjadi.

Laporan dapat dibuat secara berkala, misalnya, bulanan, atau tahunan.

Menurut guru dari SDN 4 Bebengan, Sri Asih Lestari:

LPJ biasanya sih dibacakan dalam rapat dengan komite wali murid. Disitu sudah jelas dibacakan rencana awalnya seperti apa terus realisasinya seperti apa, begitu. Ya didalamnya termasuk keuangannya. Misal masih kurang dana tahun ini, ya dimintakan bantuan ke wali murid untuk satu tahun ke depan. Misalkan sisa, dianggarkan untuk buat program baru tahun depannya.

Kalau yang BOS dan data pendidik laporannya per bulan. (Wawancara tanggal 20/12/2014).

(50)

komite sekolah. Untuk pelaporan penggunaan BOS setiap bulannya.

Masih dari pendapat Danim (2008:182) bahwa standar kompetensi ideal yang dimiliki oleh seorang kepala sekolah dalam bidang pelaporan terdapat empat hal pokok. Bagaimana kepala sekolah membuat laporan kinerja sekolah, mempertanggungjawabkan seluruh hasil kerjanya pada stakeholders yang lain, membuat putusan cepat dan tepat guna berdasarkan hasil pertanggungjawabannya, dan menindaklanjuti dengan memperbaiki perencanaan program sekolah.

Hasil yang sama dengan rata-rata 3,13 (baik) dan standar deviasinya 0,52 dari kinerja manajerial menunjukkan kepala sekolah telah melaksanakan program sekolah sesuai rencana dan tujuan, serta mampu untuk melaksanakan program sesuai dengan visi misi yang ditetapkan sekolah. Menurut responden dari SDN 2 Bebengan, Amir Ambyah mengungkapkan bahwa:

Masalah pelaksanaan program sekolah disini memang sudah sesuai dengan visi misi yang dipunyai sekolah. Tapi ya

itu kadang tidak sesuai dengan

rencana, kadang molor, tidak tepat

waktu karena kurang dana.

(51)

Seperti yang disampaikan oleh Danim (2009:10) bahwa kepala sekolah mengambil peranan untuk menggerakkan organisasi sekolah mencapai tujuan dan agar tidak menyimpang jauh dari arah tujuan yang sudah ditetapkan. Untuk dapat melaksanakan program sesuai visi misi yang telah ditetapkan, kepala sekolah harus mampu menggerakkan seluruh komponen sekolah untuk mencapai tujuan dari visi misi tersebut. Apabila dalam pelaksanaan program sekolah tersebut mengalami berbagai hambatan, kepala sekolah dapat mengatasi hambatan itu dengan tepat dan cepat.

Menurut Siagian (2012:41) dalam bukunya mengatakan bahwa penilaian terhadap hasil yang seharusnya tercapai dengan hasil nyatanya, dilakukan untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan organisasi yang sudah ditetapkan, sehingga diketahui hambatan-hambatan apa saja yang berhasil diatasi dan yang tidak.

(52)

direncanakan (mundur dari tanggal yang dijadwalkan), dan kurangnya tenaga ahli dalam bidangnya. Berarti jelas bahwa kepala sekolah kurang memperhitungkan kemungkinan atau kurang memprediksi kondisi yang akan terjadi ke depan.

Dari hasil wawancara dengan guru SDN 4 Bebengan, Sutinem mengatakan:

Pelaksanaan program pembangunan

sekolah sering terkendala biaya,

kurangnya sarana prasarana sekolah sekolah. Maka belum semua tujuan sekolah tercapai. Masih ada yang di pending dulu, untuk dilaksanakan tahun depannya. (Wawancara tanggal 19/12/2014).

Responden dari SDN 1 Bebengan, Sukimin, juga mengatakan bahwa:

Dalam pelaksanaan program sekolah

masih terkendala menyangkut

pembiayaan/ pendanaan, sehingga

ketepatan waktunya tidak sesuai

rencana. Kadang sampai mundur dulu. (Wawancara tanggal 4/01/2014).

Pendapat sama juga datang dari guru MI NU 32 Bebengan, Prasetyo Wahyono:

Pada program sekolah pelaksanaannya sering ada hambatan, misalnya kurang jelasnya informasi tentang pelaksanaan program sekolah, misalnya masalah

keuangan. Akhirnya terjadi

(53)

Menurut responden dari SDN 2 Bebengan, Hardiyati juga mengungkapkan:

Kadang-kadang program sekolah sudah tepat waktu, ada kalanya terlambat

karena situasi dan kondisi.

Hambatannya contoh dalam keuangan

karena keterlambatannya. Biasanya

untuk menutup keuangan dengan cara tambal sulam. (Wawancara tanggal 21/12/2014).

Sama halnya dengan yang disampaikan oleh guru SDN 3 Bebengan, Dwi Retno Sulistyorini:

Kalau pelaksanaan program di sekolah

saya mungkin sama masalahnya

dengan di SD lain yaitu sering tidak tepat waktu karena terkendala biaya operasionalnya. Kondisi seperti itu sering terjadi juga di sekolah yang lain,

faktor biaya. (Wawancara tanggal

20/12/2014).

5. Program kinerja manajerial kepala sekolah dilihat dari aspek sosial

Untuk kinerja kepala sekolah apabila dilihat dari segi sosial secara keseluruhan maka didapatkan rata hitung sebesar 3,16 dengan kategori BAIK dan standar deviasinya adalah 0,62.

(54)

standar deviasinya 0,51 kategori sangat baik. Mulyasa (2011:105) dalam bukunya mengatakan, seorang kepala sekolah harus mendorong partisipasi semua tenaga kependidikan dengan berpedoman pada salah satu asas yaitu keakraban dengan guru dan stafnya untuk mendorong rasa saling percaya demi lancarnya tugas yang diemban untuk tujuan bersama.

Menurut Kurniawan (2013:82) menyatakan:

Kemampuan komunikasi menjadi hal penting bagi manajer. Seorang manajer bertugas mengelola orang-orang yang

menjadi bawahannya. Komunikasi

memperlancar fungsi-fungsi manajerial.

Pengorganisasian membutuhkan

komunikasi kepada karyawan mengenai

tugas pekerjaannya. Pengarahan

memerlukan manajer berkomunikasi kepada bawahan agar dapat memotivasi

mereka, pengawasan memerlukan

komunikasi berupa laporan baik

tertulis maupun lisan untuk dievaluasi.

(55)

selama itu dapat terpecahkan karena adanya saran kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Keaktifan kepala sekolah dalam organisasi di luar sekolah juga sudah baik dengan rata-rata 3,00 dan standar deviasinya 0,65. Poin terendah ditunjukkan dalam hal menjalin kerjasama dengan pihak luar untuk kemajuan sekolah dengan rata-rata 2,80 standar deviasi sebesar 0,68 berkategori baik.

Rata-rata hasil dari aspek sosial sama baik. Kepala sekolah memberi kesempatan kepada pihak lain untuk turut serta mensukseskan visi misi dan memajukan sekolah. Seperti yang disampaikan oleh Danim (2009:98) dalam bukunya, ketrampilan kepala sekolah dalam hubungan manusiawi dan menjalin komunikasi dengan berbagai pihak akan melahirkan suasana kooperatif untuk mencapai tujuan organisasi sekolah.

Menurut guru SDN 4 Bebengan, Sri Asih Lestari mengatakan:

Kepala sekolah di tempat kami bekerja sudah baik. Beliau itu mengikuti organisasi di luar sekolah juga, setahu saya. Dan dalam memajukan SD, beliau

juga bekerjasama kok dengan

Puskesmas untuk penyuluhan

(56)

Akan tetapi tidak semua sekolah menunjukkan hasil yang sama, ada hal yang masih kurang di beberapa sekolah misalnya tidak semua kepala sekolah berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik pada masyarakat di sekitar sekolah. Padahal menurut Mulyasa (2011:116) disebutkan bahwa:

Kemampuan berkomunikasi akan

tercermin dari kemampuannya untuk (1) berkomunikasi secara lisan dengan tenaga kependidikan di sekolah, (2) menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan, (3) berkomunikasi secara lisan dengan peserta didik, (4) berkomunikasi secara lisan dengan orang tua dan masyarakat sekitar lingkungan sekolah.

Seperti yang diungkapkan oleh salah satu penjaga sekolah dari SDN 4 Bebengan, Sariyono mengatakan bahwa:

Kadang-kadang itu Pak kepala kurang

komunikasi dengan warga sekitar

sekolah, misalkan lewat ya sudah lewat saja, jarang menyapa dan ngobrol. Dengan pedagang di sekolah juga

begitu, sama. (Wawancara tanggal

19/12/2014).

Guru SDN 3 Bebengan, Imam Sigit Widiyanto juga menambahkan:

Kepala sekolahku ya kurang

memperhatikan hubungan dengan

(57)

sibuk dengan urusan yang ada di sekolah. Ya walaupun kadang hanya sekedar menyapa orang-orang saja, dan tidak banyak mengobrol. (Wawancara tanggal 22/12/2014).

Hal lain di lapangan yang masih kurang dan tidak jauh berbeda seperti: komunikasi yang terjalin dengan komite sekolah pun baru berada pada tahap baik, belum berkategori sangat baik. Artinya hubungan sosial sebagian kecil kepala sekolah disana belum sepenuhnya memuaskan. Padahal untuk menunjang kelangsungan dan ketercapaian program sekolah diperlukan pondasi hubungan sosial dan komunikasi yang lancar dan mendukung.

Sajiya, salah seorang komite sekolah dari SDN 4 Bebengan mengatakan:

Selama ini komunikasi kepala sekolah dengan komite tidak ada masalah. Komite memberi masukan pada kepala sekolah lewat rapat maupun pribadi.

Cuma kadang hanya dalam

kelembagaan saja kami bisa

berkomunikasi, jarang di luar. Mungkin

karena kesibukan masing-masing.

(Wawancara tanggal 20/12/2014).

(58)

pesaing untuk menyelesaikan tujuan

bersama”. Ini berarti kemampuan

(59)

Gambar

Gambar 4.1 STRUKTUR ORGANISASI
Tabel 4.1 yang memuat nama-nama kepala
Tabel 4.3 Hasil Perolehan Mean dan Standar Deviasi
Tabel 4.4 Rentangan Nilai

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini mengindikasikan bahwa jika dilihat dari hasil statistik, setelah dilakukan penyuluhan pengetahuan siswa menjadi meningkat karena telah diberikan

As Rajagopal (2001) has shown, the television serial Ramayana – a wildly popular program based on the eponymous epic screened from January 1987 to July 1988 – is a

Klik menu text – pilih dan dekatkan mouse pada lingkaran tekan dan tahan sesuai dengan posisi Yang diinginkan seperti berikut lepaskan mouse.. Ulangi perintah tersebut diatas

Apakah FACR secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional

Peningkatan pada aspek merumuskan hipotesis ini terjadi karena hipotesis disusun oleh peserta didik berdasarkan rumusan masalah, ketika peserta didik mampu

Hal ini dapat meningkatan resiko para penambang emas tersbut terpajan merkuri karena merkuri yang digunakan selama proses penambangan secara amalgamasi bisa masuk

Table 3.3 Classification interval for individual participants

Aplikasi ini juga dimaksudkan untuk membantu tugas petugas administrasi dalam pemrosesan data administrasi pada klinik pribadi dokter gigi, serta meningkatkan keakuratan data