• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI REDUKSI NOISE MENGGUNAKAN CHAIN-CODE TERMODIFIKASI PADA PENDETEKSIAN WAJAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "OPTIMALISASI REDUKSI NOISE MENGGUNAKAN CHAIN-CODE TERMODIFIKASI PADA PENDETEKSIAN WAJAH"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Yusron Rijal

e-mail: yusronrijal@yahoo.com

ABSTRACT

Digital image face detection had been developing so much in this last decade. The searching for the best method is still walking until today. This face detection research is using color model based segmentation method combined with template matching. There are 4 main process in this research. First, motion detection is used to minimize the size of the image by subtracting image n with image n+m. Then, by using YCbCr color model based segmentation, the image is separated by skin color area and non-skin color area. Third, is to reduce the noise by using the blurring way and by filtering its wide. The last one is matching the area that last with template that has been prepared to detect which area is face. The result of the research, from 217 images and 10 videos , shows that this method reach up to 70,5% face detection accuration procentage.

Keywords : Face Detection, Skin Color Segmentation, Noise Reducing, Template Matching

PENDAHULUAN

Pengolahan citra merupakan suatu sistem dimana proses dilakukan dengan masukkan berupa citra dan hasilnya juga berupa citra. Pada awalnya pengolahan citra ini dilakukan untuk memperbaiki kualitas citra, namun dengan berkembangnya dunia komputasi yang ditandai dengan semakin meningkatnya kapasitas dan kecepatan proses komputer, serta munculnya ilmu-ilmu komputasi yang memungkinkan manusia dapat mengambil informasi dari suatu citra, maka pengolahan citra tidak dapat dilepaskan dengan bidang computer vision.

Dalam perkembangan lebih lanjut pengolahan citra dan computer vision digunakan sebagai pengganti mata manusia, dengan perangkat input image capture seperti kamera dan scanner dijadikan sebagai mata dan mesin komputer dijadikan sebagai otak yang mengolah informasi. Salah satu bidang yang menggunakan pengolahan citra yang saat ini banyak dikembangkan orang adalah biometric, yaitu bidang yang mempelajari bagaimana dapat mengindentifikasi ciri unik yang ada pada tubuh manusia

Otak bisa menentukan apakah objek yang dilihat oleh mata itu adalah manusia atau bukan, wajah atau tangan dan sebagainya. Oleh karena itu, sangat penting penelitian yang bertujuan agar komputer dapat memiliki fungsi mendeteksi objek tersebut layaknya manusia diperlukan suatu cara dengan metode tertentu. Dalam hal ini adalah bagaimana komputer mampu mendeteksi suatu objek bergerak dan menentukan bagian-bagian wajah manusia.

Apabila komputer dapat didesain agar memiliki kecerdasan mendekati kecerdasan yang

dimiliki manusia, tentu hal tersebut dapat memudahkan kerja manusia. Dengan begitu banyak kegiatan manusia yang bisa didampingi oleh sistem komputer, seperti pengenalan wajah, pendeteksian wajah, object tracking, image registration, deteksi jalur kendaraan, dan lain sebagainya.

METODE PENELITIAN 1. Perancangan Sistem

Dalam perancangan sistem, secara garis besar dapat digambarkan pada blok diagram berikut :

Gambar 1. Blok diagram

Berdasarkan blok diagram diatas, pendeteksian wajah ini dapat dibagi menjadi 5 tahap, yaitu tahap citra awal, tahap deteksi kulit, tahap pengurangan derau, tahap template matching dan tahap hasil deteksi. Tiap-tiap tahap memiliki proses-proses pengolahan citra di dalamnya. Atau secara umum dapat dilihat pada flowchart sebagai berikut:

2. Motion Detection

Tujuan tahapan ini adalah untuk mengurangi proses representasi pola warna kulit terhadap citra yang akan diolah.

Citra yang digunakan sebagai masukan adalah citra hasil capture webcam dengan format

WebCam Motion

Detection Computer

Noise Reduction Result Template matching

(2)

BMP dan de yang penulis (frame pe kelipatan de capture Posisi wajah seperti pada citra dilak pendeteksia saling dikur mendeteksi

Sebelu kedua citra pengaburan mendapatka lebih baik.

Pada perkalian m matriks citra

dan dengan resolu ng penulis gunakan m

per second) atau lipatan detik ke 0,1 citra yang aka sisi wajah relatif men perti pada gambar 2

Gambar

Setiap citra masu pikselnya untuk men jau dan biru (RGB). S

u, Y, Cb dan Cr-nya.

s Pengaburan Dalam setiap pe asukan yang dibu

bagaimana telah diseb ra dilakukan dua ndeteksian. Kedua citr ling dikurangkan ( endeteksi gerak.

Sebelum dilakuka dua citra masukan ngaburan terlebih d endapatkan hasil pe

ih baik.

Pada dasarnya pr rkalian matriks antara atriks citra [3]. Ukuran

rpengaruh pada hasil matriks, sema hasilkan. Pada sistem i atriks kernel rata-rata oses pengaburan dapa

Gambar 3. Hasil p

gan resolusi 320 x unakan memiliki kecep

) atau 15 citra per k ke 0,1 dan ke 0,15

yang akan diproses elatif menghadap luru

2.

ar 2. Citra masukan

itra masukan akan d untuk mengambil nilai (RGB). Serta dihitun

.

setiap pendeteksian w ng dibutuhkan ad elah disebutkan di ata an dua kali dal Kedua citra masuka

kan (image subtr

dilakukan pendetek asukan akan dilaku erlebih dulu. Tujuan hasil pendeteksian

sarnya proses pengab iks antara matriks ke . Ukuran matriks yan ada hasil proses. Sem ks, semakin kabur

a sistem ini penulis m rata berukuran 3 uran dapat dilihat pada

Hasil proses pengab

x 240. Webca iliki kecepatan 15 citra per detik. Setiap

n ke 0,15 dilakukan diproses selanjutnya. adap lurus ke depan,

masukan

n akan diakses tiap mbil nilai-nilai merah, ta dihitung nilai abu

eteksian wajah, citra hkan adalah dua. kan di atas, capturi

kali dalam setiap asukan tersebut akan ubtraction) untuk

pendeteksian gerak, an dilakukan proses Tujuannya untuk eteksian gerak yang

es pengaburan adalah atriks kernel dengan atriks yang digunakan roses. Semakin besar kabur citra yang penulis menggunakan rukuran 3x3. Keluaran ilihat pada gambar

es pengaburan

bcam

Proses Motion D Kedua citr tersebut akan mendeteksi perge Citra manapun pengurang tidak m hasil pengurangan selalu dijadikan po

Perbedaan indikator pergerak gerak ini akan cropping selanjutn gerak dapat dilihat

Gambar

Proses Croppin Proses mempersempit sehingga diharapk pendeteksian wa dilakukan berdasa putih terdekat de dan Ymin. Dan te Xmax dan Ymax. Se

Gamba

Hasil dari p menjadi masukan tahap deteksi kulit.

on Detection

dua citra hasil pro akan saling dikur

ksi pergerakan yang anapun yang be g tidak menjadi masa gurangan dijadikan a adikan positif.

rbedaan nilai yang d pergerakan. Hasil da

i akan menjadi da selanjutnya. Hasil da pat dilihat pada gamba

bar 4. Hasil proses d

ping

oses cropping sempit area pend

diharapkan dapat me sian wajah [1,2 n berdasarkan pada rdekat dengan sumbu n. Dan terjauh dari n Ymax. Seperti pada ga

bar 5. Hasil proses

sil dari proses cro masukan bagi tahap teksi kulit.

hasil proses penga dikurangankan kan yang terjadi yang bertindak se

jadi masalah. Karena

il proses deteksi gerak

dilakukan ea pendeteksian dapat mempercepat p

sil proses croppping

cropping ini yang gi tahap selanjutnya,

s pengaburan

silkan menjadi proses deteksi r bagi proses proses deteksi

si gerak

kukan untuk eksian wajah ercepat proses oses cropping ordinat piksel 0,0) atau Xmin bu (0,0) atau

ng

(3)

3. Skin R Pada bertujuan u kulit denga lebih mengo penulis mel berdasarkan

Penca kedua pros metode iter sampai m mutlak, hita dan lain proses, yaitu Pengaburan

in Representatio

Pada tahap repre rtujuan untuk memi lit dengan area berw

ih mengoptimalkan h nulis melakukan dua rdasarkan RGB dan Y

Pencarian range n dua proses segmen etode iterasi, yaitu d mpai menemukan r 10,11,12]. Tetapi rsebut didasarkan pada

Segmentasi berda tuk mengeliminasi pastikan bukan warn

k, hitam mutlak, h n lain-lain, seperti y

6.

Gambar 6. Hasil pro

Hasil dari proses s lanjutkan dengan pro gmentasi ini bertujua ea berwarna kulit.

Nilai YCbCr didap ng menggunakan n dapatkan sebelumnya

rsamaan sebagai berik

)

Gambar 7. Hasil pro

ise Reduction

Seperti yang dapa hwa terdapat bany enyertai area-area k hap pengurangan d engurangi sebanyak rsebut.

Pengurangan der oses, yaitu pengabura ngaburan derau bertu tation

representasi war uk memisahkan area area berwarna non imalkan hasil pen ukan dua kali segme GB dan YCbCr.

n range nilai yang digu segmentasi dilakuk i, yaitu dilakukan ber mukan range nilai

Tetapi pengulangan rkan pada data hasil sa

berdasarkan RGB liminasi area-area y kan warna kulit, se mutlak, hijau mutlak

seperti yang dapat d

. Hasil proses segmenta

ri proses segmentasi R ngan proses segmen i bertujuan untuk me

bCr didapatkan dari nakan nilai RGB ebelumnya. Dengan

agai berikut:

)

Hasil proses segmentas

yang dapat dilihat pad pat banyak derau

area kulit hasil rangan derau bertu

ebanyak mungkin

ngan derau ini me engaburan derau dan rau bertujuan untuk

ntasi warna kulit hkan area berwarna

rna non-kulit. Untuk il pendeteksian kulit, ali segmentasi, yaitu

i yang digunakan pada i dilakukan dengan kukan berulang-ulang ge nilai yang tepat ngulangan range nilai ata hasil sampling.

rkan RGB dilakukan area yang dapat kulit, seperti putih u mutlak, biru mutlak

g dapat dilihat pada

segmentasi RGB

mentasi RGB tersebut s segmentasi YCbCr. untuk mencari area

kan dari perhitungan i RGB yang telah engan persamaan

)

egmentasi YCbCr

ilihat pada gambar derau-derau yang it hasil segmentasi. au bertujuan untuk ungkin derau-derau

ini memiliki dua ange nilai

dilakukan

derau-derau kecil yang besar. Prose dasarnya sama tahap citra awal.

Gambar 8.

Gambar 9

Proses Filter Lu Setelah me kecil, berikutnya yang cukup besar dinyatakan sebaga

Untuk dap sebelumnya kita penghitungan lu menghitung luas metode Freeman

isebut chain co

Gambar 10

Proses pe dengan menghitun putih pada tiap sebagai penentu ar

Gambar 1

5 6

rau kecil dan mengah ar. Proses pengabura sama dengan proses ra awal.

Citra sebelum pen

. Hasil proses pen

r Luas

telah mengurangi d rikutnya adalah men kup besar tetapi kur an sebagai wajah.

tuk dapat melaku nya kita perlu u

ngan luas tiap ng luas area, penul

man’s Chain Cod code [5,6,8].

0. Modifikasi Fre

oses penghitungan enghitung banyaknya da tiap area. Cha enentu arah prioritas.

ar 11. Ilustrasi pengh 3 4

6

7

n mengahaluskan area pengaburan derau ini an proses pengaburan

belum pengaburan dera

pengaburan derau

urangi derau-derau alah mengurangi area tetapi kurang besar

melakukan filter perlu untuk melak

tiap-tiap area. U ea, penulis memanfa

Code, selanjutnya c

Freeman’s Chain

hitungan luas dilak banyaknya piksel berw Chain code digun prioritas.

trasi penghitungan luas 1

2 8

skan area-area derau ini pada ngaburan pada

uran derau

derau

derau yang rangi area-area g besar untuk

n filter luas, k melakukan area. Untuk memanfaatkan anjutnya cukup

in Code

uas dilakukan iksel berwarna digunakan

(4)

Berda didapat luas merah. Sela seperti gamb

Ga

Setiap akan dihitun Sehingga did ini dilakuka pada citra.

Setela barulah dap luas suatu a maka area te

5. Templ Tahap untuk mene yang merupa dari tahap menjadi citr kulit terseb template terlihat pada

Citra template Ukuran cit

Berdasarkan gam dapat luas sebesar 1 pi erah. Selanjutnya ilust perti gambar berikut

Gambar 12. Ilustra

Setiap perpindaha an dihitung luasnya hingga didapatkan lua i dilakukan berulang

da citra.

Setelah didapatka rulah dapat dilakukan as suatu area tidak m aka area tersebut akan

Gambar 13. Hasi

mplate Matchin

Tahap templat tuk menentukan area ng merupakan wajah ri tahap deteksi kulit enjadi citra-citra baru.

lit tersebut yang a te yang telah d rlihat pada gambar 1

Citra masukan seb te, dilakukan pen uran citra masukan

rkan gambar 11, be besar 1 piksel yang tel tnya ilustrasi dapat d

berikut ini :

Ilustrasi proses hitun

erpindahan posisi po luasnya dan diberi ta atkan luas sebesar 16 berulang sebanyak j

didapatkan luas tiap dilakukan proses filte a tidak memenuhi lua ebut akan dihapus.

Hasil proses filter

hing

late matching ukan area-area warna

n wajah [14,15]. Selan teksi kulit akan di

baru. Citra dengan yang akan dicocok

telah disiapkan. ambar 14.

sukan sebelum dicoco ukan penskalaan terle masukan tersebut

, berarti telah el yang telah bertanda si dapat digambarkan

oses hitung luas

posisi pointer, maka

enuhi luas thresho

oses filter luas

ing ini berfungsi ea warna kulit mana Selanjutnya, hasil kan di-crop otomatis dengan area warna n dicocokan dengan apkan. Seperti yang

um dicocokan dengan alaan terlebih dahulu. tersebut disamakan rti telah sebelum dicocokan disiapkan. Temp Yaitu template den 70°, −20°, −45°

Gambar 15.Tem

Setiap citra tiap-tiap templ kecocokan yan sehingga hasil rat indikator wajah ata

Tahap Hasil Tahap ini be keseluruhan prose persegi empat ber dideteksi sebagai w

Oleh karen bergantung pada suatu area dinyat wajah, maka area persegi empat mer tersebut dideteksi

Sebaliknya, dideteksi sebagai w dikelilingi oleh seg

Gamb

APLIKASI DAN Uji coba dil citra dengan berb

ukuran citra temp empermudah proses pe

bar 14. Hasil prose

citra baru terseb citra hitam-putih dicocokan dengan

emplate yang disia dengan sudut ke °, dan −70°.

Template 70° (palin (paling kanan)

tiap citra masukan d plate. Tiap-tiap n yang didapatkan hasil rata-rata terseb wajah atau bukan.

asil Deteksi hap ini berfungsi seba han proses. Tahap ini a mpat berwarna mera i sebagai wajah.

eh karena itu, tahap ng pada tahap-tahap ea dinyatakan wajah, aka area tersebut aka mpat merah sebagai dideteksi sebagai waja

baliknya, jika suatu i sebagai wajah, maka a

i oleh segi empat mera

mbar 16. Hasil dete

AN PEMBAHASA i coba dilakukan deng ngan berbagai latar

mplate dengan t proses pencocokan.

asil proses cropping

ru tersebut akan putih terlebih d engan template yang yang disiapkan ada 7 n sudut kemiringan

(paling kiri) sampai ing kanan)

asukan dicocokan de tiap prosentase apatkan akan dirata ata tersebut yang me bukan.

ungsi sebagai keluaran ahap ini akan mengga rna merah pada area

itu, tahap ini sepenu tahap sebelumnya an wajah, meskipun b rsebut akan dikeliling

sebagai tanda bahwa agai wajah.

a suatu area wajah ah, maka area tersebut mpat merah.

Hasil deteksi wajah

ASAN

ukan dengan menggun ai latar belakang. Ko

dengan tujuan ocokan.

ng

akan diubah rlebih dahulu yang telah an ada 7 buah. ringan 20°, 45°,

i) sampai −70°

ocokan dengan osentase hasil an dirata-rata, t yang menjadi

i keluaran dari n menggambar pada area yang

ni sepenuhnya belumnya. Jika eskipun bukan dikelilingi oleh da bahwa area

a wajah tidak a tersebut tidak

(5)

pencahayaan wajah tidak lainnya.

Pertam utama adala Hal ini penti Dengan did optimal, pro akan mening

Selan matching secara efisie prosentase baik.

Pengu berapa nilai kecocokkan

ncahayaan harus teran jah tidak dihalangi a

Pertama yang pe ama adalah optimal

l ini penting karena ngan didapatkan ha timal, prosentase aku an meningkat.

elanjutnya ada ing. Bagaimana me cara efisien dan efek osentase akurasi pen

Pengujian dilaku rapa nilai kecocokkan cocokkan citra wajah t

Uji Sampel Te

Citra

arus terang dan merat ihalangi atau tertutup

yang perlu menjad optimalnya hasil dari d karena untuk proses atkan hasil deteksi ntase akurasi pendete

nya adalah proses imana metode ini dap

dan efektif untuk m urasi pendeteksian

n dilakukan untuk cocokkan dan rata-ra wajah terhadap te mpel Terhadap Tem

Kecocokan

dan merata. Pada area tertutupi oleh objek

u menjadi perhatian asil dari deteksi kulit. k proses pencocokan deteksi kulit yang

i pendeteksian wajah

proses templa de ini dapat dilakukan untuk menghasilkan eteksian wajah yang

n untuk mengetahui -rata prosentase

template. emplate

ocokan Prosentase Kecocokan eksi kulit. ncocokan. dinyatakan bahwa wajah jika memili 500 dan nilai prose Selanjutnya, pendeteksian waja tingkat akurasi da kondisi uji coba, ya normal (tidak bera pengguna lebih beraksesoris (topi, akurasi pendeteks baik pengujian terh bergerak.

Proses peng belakang dan s beragam. Diharap sesungguhnya dari kondisi pencahaya sistem ini. Faktor proses segmentas kesalahan pendet belakang yang sew

311

rdasarkan data dari an bahwa suatu area ka memiliki nilai keco ilai prosentasenya be lanjutnya, prose sian wajah dilakukan kurasi dari sistem ini ji coba, yaitu pada sat tidak beraksesoris dan a lebih dari satu,

(topi, kaca mata, ji a berekspresi/bertingk

Coba Pendeteksian

Kondisi

tu pengguna

bih dari satu pengguna ngguna beraksesoris ngguna berekspresi

rdasarkan data uji, s pendeteksian wajah i gujian terhadap citra d

oses pengujian juga dan sumber pe . Diharapkan akan

hnya dari algoritma

Coba Terhadap Sum

Sumber Cahaya

Sinar matahari Sinar matahari Melawan sinar matahari Lampu Sinar matahari

ri tabel 3 dapat dili pencahayaan sangat b

i. Faktor latar belakan egmentasi yang dapa n pendeteksian, teru yang sewarna dengan

311

data dari tabel 1, uatu area tersebut a

nilai kecocokan lebih asenya berkisar 76

proses p

ilakukan untuk menge sistem ini melalui u pada satu orang peng esoris dan bertingkah)

ri satu, pada peng ca mata, jilbab dll)

rtingkah.

deteksian Wajah Prose ap citra diam maupun

an juga dilakukan pada ber pencahayaan n akan diketahui k goritma ini.

hadap Sumber Cahaya

Akurasi sangat berpengaruh ar belakang mempeng ang dapat mengakib sian, terutama pada na dengan kulit.

50%

tabel 1, dapat ersebut adalah lebih dari

-80 %. pengujian tuk mengetahui elalui beberapa rang pengguna rtingkah), pada ada pengguna

ra keseluruhan sebesar 70,5% m maupun citra

ukan pada latar ahayaan yang etahui kinerja

(6)

Sehingga prosentase keberhasilan dari sistem ini rata-rata keseluruhan adalah 65%. Prosentase tersebut didapatkan dari uji coba pada berbagai latar belakang dan kondisi pencahayaan.

PENUTUP

a. Dari pengujian sistem secara keseluruhan, prosentase akurasi dari sistem pendeteksian wajah ini sebesar 65% dengan kecepatan rata-rata proses sebesar 4 detik.

b. Proses segmentasi sangat bergantung pada kondisi pencahayaan. Akibatnya, nilai ambang pada suatu kondisi pencahayaan dengan kondisi pencahayaan yang lain bisa jadi berbeda.

c. Keuntungan dari penggunaan model warna YCbCr sebagai dasar segmentasi deteksi warna kulit adalah pengaruh luminasi dapat dipisahkan. Pada model warna YCbCr, semua informasi tentang tingkat kecerahan diberikan oleh komponen Y (luminasi), karena komponen Cb (biru) dan komponen Cr (merah) tidak tergantung dari luminasi. d. Proses penskalaan pada proses template

matching bisa menjadi kelemahan dalam akurasi pendeteksian wajah. Perubahan ukuran panjang dan lebar dari citra menyerupai ukuran template mengakibatkan beberapa area citra berubah bentuk. Sehingga perubahan bentuk tersebut menyerupai bentuk wajah.

e. Prosentase akurasi penggunaan template matching sebagai penentu wajah mencapai 70,5%. Tetapi cara ini memiliki kelemahan karena proses dilakukan pada bidang 2 dimensi. Akibatnya, apabila terdapat area bukan wajah yang memiliki bentuk seperti template akan dinyatakan sebagai wajah.

Setelah melakukan penelitian ini, penulis mendapatkan beberapa hal yang perlu untuk dipelajari lebih lagi, yaitu:

a. Untuk mendapatkan proses pendeteksian wajah yang lebih cepat, hendaknya citra masukan melalui proses pengecilan terlebih dahulu. Setelah ukuran citra masukan diperkecil, barulah proses-proses pendeteksian wajah dilakukan. Setelah proses pendeteksian wajah selesai, barulah ukuran citra tersebut dikembalikan seperti semula.

b. Untuk memperoleh akurasi pendeteksian wajah yang lebih baik, maka penentuan area wajah dilakukan berdasarkan ekstraksi fitur area wajah, seperti mata, hidung atau mulut, bukan berdasarkan template matching.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Achmad, B. & Firdausy, K. 2005. Teknik Pengolahan Citra Digital Menggunakan Delphi. Jogjakarta: Ardi Publishing.

[2] Ahmad, U. 2005. Pengolahan Citra Digital Teknik Pemrogramannya. Jogjakarta: Graha Ilmu.

[3] Basuki, A. & Palandi, J.F.F. 2005. Pengolahan Citra Digital Menggunakan Visual Basic. Jogjakarta: Graha Ilmu.

[4] Castleman, K.R. 1996. Digital Image Processing. New Jersey: Prentice-Hall.

[5] Lensu, L. 1998. Freeman Chain Code, (Online), (www.it.lut.fi/kurssit/9900/ 010588000/exercises/11/freeman/solution .html, diakses 23 Maret 2008).

[6] Munir, R. 2004. Pengolahan Citra Digital dengan Pendekatan Algoritmik. Bandung: Informatika.

[7] Padilla, Michael and Fan, Zhong, 2003, EE368 Digital Image Processing Project – Automatic Face Detection Using Color Based Segmentation and Template/Energy Thresholding, Departement of Electrical Engineering, Jurnal EE386.

[8] Parker, P.M. 2005. Chain Code, (Online),

(www.websters-online-dictionary.org/definition/image, diakses 23 Maret 2008).

[9] Rayleigh, J.W.S. 1899. Additive Primaries, (Online), (http://en.wikipedia.org/ wiki/Additive_primaries#Additive_primarie s, diakses 23 Maret 2008).

[10] RGBWorld. 2007. Color, (Online), (www.RGBWorld.com.color.html, diakses 23 Maret 2008).

[11] Rijal. Yusron, & Mardi Supeno & Mauridy H. Purnomo. 2006. Deteksi Wajah Pada Obyek Bergerak Dengan Menggunakan Kombinasi Gabor Filter Dan Gaussian Low Pass Filter. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2006. Universitas Islam Indonesia

[12] T.S. Caetano and D.A.C. Barone. 2000. A Probabilistic Model for the Human Skin Color. Universidade Federal do Rio Grande do Sul – Instituto de InformáticaAv. Bento Golçalves, bloco IV – Porto Alegre – RS – Brazil

(7)

[14] Wikipedia. 2008. Webcam, (Online), (http://en.wikipedia.org/ wiki/Webcam, diakses 24 Maret 2008).

Gambar

Gambar 1. Blok diagram
Gambar  ar 2.
Gambar 8. Citra sebelum pen
Gambar 12.Ga
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, peneliti ingin melihat bagaimana peranan SIMPUS dalam menghasilkan laporan LB1 yang digunakan sebagai

Kebutuhan Sistem dalam proses uji coba ini adalah kebutuhan yang terdapat pada handphone yang digunakan untuk menjalankan Aplikasi Mobile untuk Mengetahui

Sementara ketika mengikuti kegiatan di dalam rutan Dio sama saja seperti yang sebelumnya, ia selalu diam saja dan lebih memilih menjauh dari teman-temannya. Karena Dio masih

Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana pengaruh akun Instagram @explorebanten terhadap minat berkunjung ke tempat wisata di Banten.. Tujuan penelitian ini

Pola Perubahan Sebaran Lokasi Keramba Jaring Apung Tahun 1996-2013di Danau Maninjau Jika dilihat dari prosesnya, perubahan penggunaan tanah yang sangat signifikan menjadi

Tepat waktu diartikan bahwa informasi harus disampaikan sedini mungkin agar dapat digunakan sebagai landasan dalam pengambilan keputusan ekonomi dan untuk

Dengan demikian untuk mengem- bangkan system pengukuran kinerja kelas dunia tergantung pada pemaham- an yang jelas apa strategi bersaing dan sasaran operasional

Salah satu yayasan yang menfokuskan amalan zikir guna memperbaiki akhlak para remaja adalah Yayasan SIDIM (Sahabat Islam Dan Iman Malaysia) yang sengaja disirikan untuk