• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN USAHA KLASTER INDUSTRI KECIL KERAJINAN SEROK DARI BAHAN KAYU DI MAGELANG Ahmad Supriyadi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN USAHA KLASTER INDUSTRI KECIL KERAJINAN SEROK DARI BAHAN KAYU DI MAGELANG Ahmad Supriyadi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN USAHA KLASTER INDUSTRI KECIL KERAJINAN SEROK DARI BAHAN KAYU DI MAGELANG

Ahmad Supriyadi 1), Sri Harmanto 1), Adi Listiono 2)

1)

Staf pengajar jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang

2)

Staf pengajar jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275

E-mail : ahmadsupriyadi23@gmail.com

Abstract

Small and Medium Enterprises (SMEs) skimmer craft of wood "HONR CITY", and "CURRENT JAYA" in the village of Pucang, Secang, Magelang is an industry category of households. The production process using simple equipment took a long time and of low quality, so the selling price cheap. With the above problems needed a solution to reduce losses. The goal of the program is the increase in business activity is to improve the quality and quantity of products, especially cutting process product materials. The program's objectives are to produce wooden ladle with uniform shape and size using chainsaws and jig-forming. With the increase in the quality and quantity of products expected to benefit and welfare of employers will increase. The method used in this activity is the assistance to the SME Partner for troubleshooting production and management, by way of training in SME Partner locations. Expected outcomes was the realization of one (1) unit of chainsaws equipped jigl-forming to improve the quality and quantity of products, as well as the management of production and marketing process. After using chainsaws and jig-forming the production capacity can be increased an average of 1.5 to 2 times the previous capacity and uniform shape and size.

Keywords: Scoop, wood, machine-saws, die- form, the quality of the product

Abstrak

Usaha Kecil Menengah (UKM) kerajinan serok dari bahan kayu “HONR CITY”, dan “LANCAR JAYA” di Desa Pucang, Secang, Magelang merupakan kategori industri rumah tangga. Proses produksi menggunakan peralatan sederhana butuh waktu lama dan kualitasnya rendah, sehingga harga jualnya murah. Dengan adanya permasalahan di atas diperlukan solusi untuk mengurangi kerugian yang terjadi. Tujuan dari kegiatan Program peningkatan usaha ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk, khususnya proses pemotongan bahan produk. Tujuan program adalah menghasilkan produk serok kayu dengan bentuk dan ukuran seragam menggunakan mesin gergaji dan mal pembentuk. Dengan meningkatnya kualitas dan kuantitas produk diharapkan keuntungan dan kesejahteraan pengusaha akan meningkat. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pendampingan kepada UKM Mitra untuk pemecahan masalah produksi dan manajemen, dengan cara pelatihan di lokasi UKM Mitra. Luaran yang diharapkan adalah terwujudnya 1 (satu) unit mesin gergaji dilengkapi mal pembentuk untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk, serta pengelolaan proses produksi dan pemasaran. Setelah menggunakan mesin gergaji dan mal pembentuk kapasitas produksi dapat ditingkatkan rata-rata 1,5 sampai 2 kali kapasitas sebelumnya dan bentuk serta ukurannya seragam.

Kata kunci : Serok, kayu, mesin-gergaji, mal bentuk, kualitas produk

PENDAHULUAN

(2)

sampai industri besar. Salah satu UKM yang banyak andil di dalam peningkatan perekonomian Nasional adalah industri kerajinan serok dari bahan kayu dan tanduk yang terdapat di Magelang.

Klaster industri kecil kerajinan serok dari bahan kayu dan tanduk di Desa Pucang, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini merupakan kategori industri kecil atau industri rumah tangga. Jumlah UKM di wilayah ini cukup banyak, yaitu sekitar 20perajin. Pemasaran produk meliputi kota-kota besar seperti Solo, Semarang, Yogyakarta, dan Jakarta. UKM “HONR CITY”, menerima pesanan barang-barang sovenir dari bahan tanduk yang berupa : kap lampu, kipas, penjepit wayang kulit, sisir, sendok nasi, dan lain-lain, serta peralatan memasak berupa serok dan sendok nasi dari bahan kayu. Dengan menempati ruangan ukuran 3 m x 6 m, UKM ini mempunyai karyawan 6 orang. Bila order sangat banyak, maka memerlukan tenaga pocokan sekitar 10 orang. Adapun UKM “LANCAR JAYA” mengkhususkan memproduksi kerajinan dari bahan kayu dengan produk seperti : kap lampu, sisir, dan serok. Ruang kerja ukuran 3 m x 5 m dapat menampung karyawan hingga 6 orang.

Produksi kerajinan serok dari bahan kayu di desa Pucang ini pada umumnya hanya berdasarkan pesanan, sehingga mengalami pasang surut baik jumlah perajin maupun

kapasitasnya. Hal ini dipengaruhi oleh kebutuhan pasar dan harga bahan baku. Harga bahan

baku yang terus meningkat menyebabkan terhambatnya proses produksi para perajin. Perajin tidak dapat secara langsung menghentikan produksinya, karena membuat kerajinan serok dari bahan kayu adalah penghasilan yang utama.

Proses produksi yang masih menggunakan peralatan konvensional (gergaji kayu buatan

sendiri) yang seluruh komponennya terbuat dari kayu, mengkibatkan kepresisiannya rendah

sehingga menghasikan bentuk potongan yang tidak sama dan permukaannya kurang halus, memerlukan waktu lama, dan kualitas/mutu yang rendah.

Gambar 1. Gergaji sederhana buatan UKM Mitra yang digunakan untuk memotong dan membentuk serok dari bahan kayu

Gambar 2. Senduk nasi dari bahan kayu (produk UKM)

Gambar 3a. Serok bahan kayu (produk UKM) Gambar 3b. Serok bahan kayu (produk UKM)

METODE PELAKSANAAN

Pendekatan kegiatan penerapan IPTEKS ini dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahapan yang merupakan satu kesatuan rangkaian kegiatan, yakni:

(3)

Pada umumnya sistem kerja yang terdapat di UKM adalah seperti majikan-pekerja yang langsung memasarkan produknya ke pasar dan juga ikut langsung dalam kegiatan produksi. Oleh karena itulah prosedur kerja dalam kegiatan pendampingan maupun workshop yang harus dihadiri perajin disesuaikan dengan kegiatan UKM. Peralatan yang digunakan untuk mendukung kegiatan peningkatan usaha Program IbM ini adalah berupa peralatan Mesin gergaji yang dapat diatur kecepatannya dan Mal pembentuk dari plat baja seperti pada Gambar 4, Gambar 5 di bawah ini.

Gambar 4. Mesin gergaji kayu hasil rancang bangun Tim-IbM

Gambar 5. Mal pembentuk (plat baja) hasil rancang bangun Tim-IbM

Diagram alir pengerjaan serok dari bahan kayu setelah adanya alat berupa mesin gerjaji yang dapat diatur kecepatannya yang dilengkapi dengan mal pembentuk dari program IbM, diharapkan terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas produk berupa serok dengan bentuk dan ukuran yang seragam sisi permukaan yang halus, seperti pada Gambar 6 di bawah ini.

Gambar 6. Diagram alir proses pengerjaan serok dari bahan kayu (Program IbM)

Mulai

Pemotongan/pembentukan serok dengan mesin gergaji pemotong

dan Mal-pembentuk

Penghalusan permukaan serok dengan mesin pengampelas/Pemoles

Selesai

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Urutan proses-proses pemotongan dan pembentukan serok dari kayu di UKM

“HONR CITY”, dan UKM “LANCAR JAYA” setelah adanya program IbM seperti pada Gambar 7sampai dengan Gambar 10 di bawah ini.

Gambar 7. Bahan baku berupa potongan kayu

Gambar 8. Proses pemotongan menggunakan mesin gergaji dengan mal pembentuk

Gambar 9. Proses penghalusan sisi dan permukaan serok

(5)

Dengan menggunakan mesin gergaji yang dapat diatur kecepatannya (gambar-4), dan menggunakan Mal-pembentuk (gambar 5), produk serok kayu dapat ditingkatkan kualitasnya menjadi seragam ukuran dan bentuknya, serta halus potongan sisinya. Disamping kualitas meningkat omsetnya pun dapat ditingkatkan menjadi 150% hingga 200% dari sebelumnya. Hal ini tentu saja juga berdampak pada peningkatan keuntungan yang dapat dirasakan oleh para pengusaha UKM.

Mal pembentuk hasil rancang bangun program IbM dapat dilihat pada (Gambar 5), mal pembentuk berfungsi untuk menuntun pisau gergaji pada saat pemotongan sisi luar dari produk, agar bentuk dan ukuran dapat sama dari pemotongan pertama dan seterusnya serta hasil potongannya halus. Mal pembentuk dibuat dari bahan plat baja agar tidak mudah terkikis oleh gergaji yang saling bergesekan pada saat proses pemotongan bahan baku kayu berlangsung, bahan plat baja dipilih disamping kokoh, awet/tahan lama. Dengan menggunakan mal pembentuk ini bahan baku kayu ditempatkan pada mal dapat langsung dipotong tanpa harus memberi gambar bentuk terlebih dahulu pada bahan baku kayu (proses sebelum IbM).

Peningkatan manajemen keuangan yang sebelumnya menggunakan catatan-catatan sederhana sehingga menyulitkan dalam hal mengontrol kondisi keuangan. Manajemen keuangan yang diterapkan untuk pembelian bahan baku, pengeluaran untuk upah, listrik,pajak, dan lain-lain, pemasukan untuk penjualan produk, dan sebagainya dengan cara mecatat semua aktivitas yang berkaitan dengan keuangan di dalam buku kas harian memuat uraian penerimaan dan pengeluaran keuangan seperti pada Tabel1. Dengan menggunakan buku ini diharapkan dapat diketahui keadaan keuangan setiap mingguan, bulanan, ataupun dalam jangka waktu satu tahun.

Tabel 1. Contoh Buku kas harian sederhana

BUKU KAS HARIAN Periode bulan... tahun...

No Tgl. Uraian Penerimaan (Rp) Pengeluaran (Rp) Saldo

1

2

3

..

Jumlah Rp. Rp. Rp.

(6)

Gambar 12. Pelatihan manajemen keuangan

Dari pemecahan permasalahan yang dilakukan di UKM “HONR CITY”, dan UKM “LANCARJAYA”hasilnya dapat dilihat seperti pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Peningkatan kualitas dan kuantitas produk serok dari kayu

No. Parameter Sebelum IbM Sesudah IbM Keterangan

1 Peralatan

Bahan baku di gambar dulu terus di potong

(rata-rata) 20.000 buah (rata-rata)

Sesudah IbM:

: Pekerja saat memotong memegang kayu secara langsung.

Dengan mesin buatan IbM: Pekerja saat memotong memegang Mal pembentuk dari baja

(7)

SIMPULAN

Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab sebelunya dapat diambil kesimpulan bahwa, setelah mendapatkan bantuan peralatan dan pelatihan dari program

IbM perkembangan usaha pada UKM Mitra “HORN CITY” di desa Pucang,

Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang bergerak pada usaha kerajinan serok khususnya dan produk sampingan lainnya dari bahan kayu mengalami peningkatan produksi, secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut:

- Proses pemotongan lebih cepat.

- Bentuk dan ukuran produk relativ sama. - Kehalusan lebih merata.

- Keselamatan kerja lebih terjamin.

- Proses produksi secara menyeluruh menjadi lebih singkat. - Kualitas dan kuantitas produk meningkat.

- Manajemen: Suasana kerja lebih nyaman dan aman, pelaporan keuangan lebih teliti dan dapat dipertanggung jawabkan.

Saran yang dapat disampaikan dalam kegiatan Pengabdian kepada masyarakat Program IbM adalah:

- UKM penerima bantuan peratan dan pelatihan dari Program IbM ini hendaknya besedia membagi pengalamannya, dan mengajak kepada sesama pengusaha di lingkungannya untuk bersama-sama memajukan usahanya.

- Diperlukan adanya inovasi dan pengembangan penggunaan peralatan/mesin untuk meningkatkan beragam jenis produk dalam rangka peningkatan jumlah pesanan.

DAFTAR PUSTAKA

A.B.Chattopadhyay, A. K. Chattopadhyay, S. Paul, 2008, Manufacturing Processes II, http://nptel.iitm.ac.in

Alat tukang, scroll saw, 2016, http://olx.co.id

Amsead, B.H. Philip F. Ostwald, Myron L. Begemen, 1985: Teknologi Mekanik, Jakarta, Erlangga.

China Band Saw, 2016, http://www.made-in-china.com

Gambar

Gambar 1. Gergaji sederhana buatan UKM
Gambar 6. Diagram alir proses pengerjaan serok dari bahan kayu  (Program IbM)
Gambar 7 sampai dengan Gambar 10 di bawah ini.
Gambar 11. Pelatihan pengoperian Mesin gergaji kayu dengan menggunakan mal.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan identifikasi yang telah dipaparkan di atas telah terungkap beberapa masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan khususnya SMK, maka penelitian ini

Kecerdasan adversitas yang tinggi ditambah dengan konsistensi diri dalam belajar dan bersikap akan mempengaruhi prestasi belajar matematika secara bersama-sama, Peserta didik

ucapnya. Bahkan informan M, mengatakan bahwa birokrat Kota Bandung kurang mahir dalam Bahasa Inggris, apalagi B. M, merupakan orang Indonesia yang menikah dengan

Seperti paparan di atas maka media pembelajaran berbasis metode Montessori sangat cocok digunakan karena berdasarkan hasil dari sumber yang peneliti dapat dari hasil wawancara

Penerapan augmented reality ini akan diimplemantasikan kedalam pembelajaran khususnya matakuliah PTI atau dikenal pengantar teknologi informasi, dimana matakuliah ini

Tabel 4.26 Selisih Harga Jual Berdasarkan Harga Pokok Produk Pendekatan Full Costing oleh Perusahaan dan yang Telah Diperbaiki Penulis. Untuk Jurusan

kesempatan kepada penulis untuk melakukan survei, dan memberikan informasi dan data yang diperlukan dalam proses penyusunan Skripsi ini.. Seluruh rekan-rekan mahasiswa yang