LAPORAN KASUS ANAK KEJANG DEMAM SEDERHANA
Disusun oleh:
dr. Candra Achmad Hanif Rosyidi
Pembimbing : dr. Oktaviana Pitri Astuti
PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
RUMAH SAKIT EMMA MOJOKERTO JAWA TIMUR
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kasus ini. Shalawat dan salam marilah senantiasa kita junjungkan kehadirat Nabi Muhammad SAW.
Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Oktiviana Pitri Astuti selaku pembimbing laporan kasus ini.
Kami menyadari makalah laporan kasus tentang “Kejang Demam” ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaannya.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah kasus ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan rekan-rekan dokter internship.
“Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka bila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Q.S. Al Insyirah:6-7)”
Mojokerto, Oktober 2017
DAFTAR ISI
Kata Pengantar---1
Daftar Isi---2
BAB 1 Ilustrasi Kasus---3
BAB 2 Pembahasan---14
BAB 1 STATUS PASIEN I. Identitas Pasien
Status Pasien
Nama : An. DHA
Nomor RM : 561804
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Mojokerto, 14/12/2012 5 tahun 10 bulan
Alamat : Mojokerto
Agama : Islam
Pendidikan : Taman Kanak Kanak
Masuk Rawat Inap RS Emma : 18 Oktober 2017-19 Oktober 2017
Identitas Orang Tua Pasien
Nama : Tn. M
Umur : 31 tahun Alamat : Mojokerto Pekerjaan : Swasta
Nama : Ny. A
Umur : 28 tahun Alamat : Mojokerto
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
II. Anamnesis ( Auto dan Alloanamnesis pada tanggal 18 Oktober 2017 ) di IGD RS Emma
Keluhan Utama
PEDIATRIC ASSESSMENT TRIANGLE
Airway & Appearence
Tone : tonus otot baik, gerakan ekstrimitas baik
Interactiveness:compos mentis, anak cenderung menangis, respon terhadap orang tua dan lingkungan sekitar
Consolability:anak menangis, rewel.
Look/gaze :anak cenderung lebih rewel dan gelisah
Speech/cry :anak menangis.
Work of Breathing
Abnormal airway sounds : -
Abnormal positioning : -
Retractions: Supraklavikula (-), interkosta (-), substernal (-),
Flaring: Napas cuping hidung (-)
Circulation to Skin
Pucat: (-)
Mottling : (-)
Sianosis: (-)
PRIMARY SURVEY
• Airway: tidak terdapat sumbatan dan tidak terdapat suara napas tambahan
• Breathing : pergerakan dada simetris, spontan, frekuensi napas 26x/menit, regular, tidal volume cukup, pernapasan cuping hidung (-), penggunaan otot bantu napas (-)
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengalami kejang pada 30 menit SMRS. Dalam 30 menit SMRS pasien mengalami kejang 1 kali selama 1 menit, saat kejang kedua tangan dan kaki kelonjotan, mata mendelik keatas, lidah tidak menjulur dan tidak keluar busa. Saat kejang, dipanggil namanya tidak merespon. Setelah kejang pasien menangis. Sebelum kejang pasien demam tinggi tetapi suhu tidak diukur oleh ibu pasien. Pasien mengalami demam tinggi mendadak naik turun sejak 1 hari SMRS. Setiap pasien demam, ibu memberikan obat dari bidan (proris – ibuprofen syr) hingga demam pasien turun. Ibu pasien mengatakan pasien pilek sejak 2 hari SMRS, pasien juga mengeluh nyeri gigi sejak 1 hari SMRS.
BAB tidak terdapat keluhan, konsistensi biasa, seperti pisang, tidak cair, tidak ada lendir atau darah. BAK tidak terdapat keluhan, BAK pasien berwarna kuning jernih, tidak ada darah, tidak nyeri ketika berkemih. Mual, muntah, sesak nafas, keluar cairan dan nyeri telinga, ruam di kulit, kelemahan pada ekstremitas, penurunan kesadaran, penurunan berat badan, dan riwayat trauma kepala disangkal.
Selama di IGD pasien tidak sedang kejang, diberikan diazepam 10mg supp. Kemudian pasien dirawat di bangsal anak RS Emma. Kondisi pasien sudah tidak kejang tetapi masih demam.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Keluarga
Pada keluarga terdapat riwayat kejang disertai demam pada ayah dan kakak pasien sewaktu masih kecil. Riwayat kejang tanpa disertai demam disangkal. Di rumah, tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa dengan pasien. Riwayat alergi makanan atau alergi obat-obatan disangkal.
Riwayat Sosial
Pasien tinggal 1 rumah dengan kedua orang tua dan kakaknya. Di rumah lingkungan padat, punya halaman depan. Ventilasi cukup. Tetangga sekitar tidak ada yang menderita sakit demam berdarah.
Riwayat Kehamilan
Selama hamil ibu pasien rutin kontrol ke bidan, tidak mengkonsumsi obat-obatan tertentu, dan tidak pernah mengalami sakit, tidak ada riwayat keguguran.
Riwayat Kelahiran
Pasien lahir cukup bulan, lahir spontan ditolong oleh bidan. Setelah lahir pasien langsung menangis, tidak ada kebiruan dan tidak mengalami sakit kuning. BBL 3500 g, PBL 49 cm, lingkar kepala ibu pasien lupa.
Riwayat Nutrisi
Pemberian minum ASI sampai 6 bulan. MPASI > 6 bulan berupa bubur susu, buah, biskuit. Makan makanan keluarga sejak usia 1 tahun.
Riwayat Perkembangan
Tengkurap usia 2 bulan
Duduk usia 7 bulan
Berdiri usia 12 bulan
Berjalan usia 15 bulan
Riwayat Imunisasi
BCG 1x, Hep B 2x, polio 4x, DPT 2x, campak 1X
Kesan: Imunisasi dasar lengkap. DPT kurang 2x, Hep B kurang 1x
III. Pemeriksaan Fisik ( Tanggal 18 Oktober 2017 pukul 23.00)
Keadaan umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Kompos mentis Tanda vital :
Frekuensi nadi : 120x/menit, reguler, kuat, isi cukup
Frekuensi napas : 26x/menit, reguler, cepat, dangkal
Suhu : 39,5° C axilaris dextra
Kepala : Normocephali, rambut hitam tersebar merata, ubun-ubun datar, wajah simetris, deformitas (-), hidrosefalus (-). Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat
isokor diameter 3mm/3mm, RCL +/+, RCTL +/+, gerakan mata kesegala arah, edem palpebra
-/- Hidung : Septum deviasi (-),konka edema (-), mukosa hiperemis ( + ), sekret +/+, warna kekuningan, Napas cuping hidung +/+ (menggunakan nasal kanul)
Mulut : Mukosa bibir basah, atrofi lidah (-), gigi karies (-)
Paru :
- Inspeksi : Pergerakan dada simetris saat statis dan dinamis, retraksi iga (+)
- Palpasi : Vokal fremitus simetris kiri dan kanan - Perkusi : Sonor pada paru kiri dan kanan
- Auskultasi : Suara napas vesikular +/+, Rhonki +/+ di kedua lapang paru, wheezing -/-, ekspirasi memanjang (+)
Jantung
- Inspeksi : Ictus kordia tidak terlihat - Palpasi : Ictuc kordis teraba ICS V
- Perkusi : Batas jantung kiri ICS V sisi medial MCLS, batas jantung kanan ICS V PSL dektra
- Auskultasi : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
- Inspeksi : Datar
- Palpasi : Lemas, Nyeri tekan (-), Hepar/lien tak teraba, ballotement
-/-- Perkusi : Timpani
- Auskultasi : Bising usus positif normal
Ekstremitas atas : Akral hangat, edema (-/-), CRT < 3 detik
Genital: orificium uretra eksternum tidak hiperemis
Kulit: lembab, petekie (-), ikterik (-), sianosis (-)
Status Neurologis
GCS E4M6V5
TRM Kaku kuduk (-), Laseq > 70/> 70, Kerniq >135/>135, Brudzinski I dan II (-/-)
Nervus Kranialis (kesan tidak ada parese) - Nervus I dan II tidak diperiksa
- Nervus VIII tidak diperiksa
- Nervus IX dan X Reflek muntah (+) - Nervus XI tidak diperiksa
- Nervus XII Atrofi lidah (-), tremor (-), deviasi (-) Kekuatan Motorik : kesan baik
Sensorik dan Otonom : kesan baik
Reflek fisiologis bisep, tricep, achiles, patella ++/++
Reflek patologis (-/-)
IV. Pemeriksaan Penunjang Hasil Laboratorium 19/10/2017
Hemoglobin 12,4 g/dl 10,8-15,6
Hematokrit 35,4 % 35-43
Leukosit 10,5 ribu/ul 6-17
Trombosit 384 ribu/ul 217-497
Eritosit 4,85 juta/ul 3,6-5,2
VER 74,1 fl 73-101
HER 25,5 pg 23-31
KHER 34,5 g/dl 28 -32
Basofil 0 0-1
Eosinofil 0 1-3
Neutrofil 90 50-70
Limfosit 6 20-40
Monosit 4 2-8
Hasil Nilai Normal
Anti Salmonella IgG Positif Negatif
Anti Salmonella IgM Positif Negatif
V. Resume
Seorang anak perempuan, umur 5 tahun 10 bulan, datang dibawa ibunya dengan keluhan kejang pada saat datang ke RS. Kejang berlangsung selama satu kali selama 5 menit yang didahului dengan demam tinggi. 1 hari sebelumnya pasien mengalami demam tinggi terus menerus. Sebelumnya, pasien juga mengalami kejang 1x, < 5 menit. Disertai juga keluhan lesu, tidak mau makan, kembung. Terdapat riwayat kejang demam pada keluarga. Imunisasi tidak lengkap.
Pada pemeriksaan fisik tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis, aktif, dari tanda vital terdapat demam (39,5 C). Dari s⁰ tatus generalis didapatkan nasal sekret +/+ serous. Pada status neurologis tidak ditemukan rangsang meningeal, nervus kranialis dan motorik tidak ada parese, sensorik dan otonom baik. BB= 16 kg, TB 105 cm, kesan gizi baik. Pada pemeriksaan penunjang ditemukan adanya leukositosis, peningkatan neutrofil, IgM dan IgG salmonella positif.
VI. Diagnosis Kerja
Kejang demam sederhana ec thyphoid fever Tanggal 03/07/2013 120x/menit, kuat, reguler isi cukup, RR : 22x/menit, suhu 36,8⁰C. Deformitas padakaki •Parasetamol 3x 11/2C k/p
•Fenitoin 2x50 mg iv •Diet ML2x + MC 6x200 ml
VII. Diagnosis Banding
Kejang demam sederhana ec rhinofaringitis akut bacterialis
VIII. Tatalaksana
IVFD KA-EN 3B 1000 cc/24 jam ±12 tpm makro
Cefotaxim 3 x 350 mg IV
Kloramphenicol 3 x 200 mg
Metimazole 3x200 mg
Dexametason 3x1/2 cc
Diet Bubur kasar rendah serat
IX. Prognosis
Ad vitam : bonam
Ad functionam : dubia ad bonam Ad sanationam : dubia ad bonam
X. Follow up 20/11 2017
S : Demam (-), kejang (-), kembung +, batuk pilek +. BAB dan BAK baik
O : TSS/CM . FN 120 x/menit, reguler, isi cukup; RR 22x/menit; suhu 36,8 C Status generalis dbn; Status neurologis dbn
A : Kejang demam sederhana ec Thyphoid fever P : rawat jalan
XI. Pembahasan
Diagnosis Kejang demam sederhana
Pada kasus ini diagnosis kejang demam sederhana berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Kejang terjadi karena adanya kenaikan suhu tubuh saat demam yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranial. Suatu proses ekstrakranial pada kasus ini terbukti adanya infeksi atau inflamasi akut pada saluran pencernaan. Adanya infeksi ini akan menimbulkan gejala demam yang dapat memprovokasi terjadinya bangkitan kejang. Kejang demam terjadi selama <15 menit. Termasuk dalam kategori kejang demam sederhana. Faktor risiko terjadinya kejang demam sederhana pada pasien ini karena adanya riwayat kejang demam pada keluarga. Tidak dicurigai kearah intrakranial karena tidak ada penurunan kesadaran dan defisit neurologis.
Diagnosis Banding
Rhinofaringitis akut
Diagnosis rhinofaringitis akut berdasarkan adanya keluhan demam mendadak tinggi 1 hari, pilek+. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nasal sekret +/ + serous Kemungkinan infeksi pada kasus ini disebabkan oleh virus. Infeksi virus bisa dilihat dari pola demam yang mendadak tinggi selama 2-7 hari.
Tata Laksana
Prognosis