• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum dan Ilmu Usahatani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum dan Ilmu Usahatani"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN ILMU USAHA TANI

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH

KELURAHAN KEMUMU KECAMATAN ARMA JAYA

BENGKULU UTARA

OLEH : KELOMPOK 18

Kristian Felix Samosir : E1D013073 Graceby Limbong : E1D013077 Rolas Sinaga : E1D013082 Herlyna Novasari : E1D013085 Efa Yulita Putri : E1D013094

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

ILMU USAHATANI

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH

Tanggal 15 Mei s/d 17 Mei 2015

Di Kelurahan Kemumu Kecamatan Arma Jaya Kabupaten Bengkulu Utara

Disetujui dan Disahkan Oleh:

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan izin-Nya sehingga pelaksanaan praktikum lapangan mata kuliah Ilmu usahatani di Kelurahan Kemumu Kecamatan Arma Jaya Kabupaten Bengkulu Utara yang dimulai dari Tanggal 15 Mei sampai dengan 17 Mei dapat berjalan dengan lancar.

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam kegiatan Praktikum Lapangan sebagai bahan acuan yang telah dilaksanakan. Dalam laporan ini penulis mengangkat beberapa topik, yaitu karakteristik responden, struktur pengeluaran responden, struktur pendapatan responden, serta analisis usahatani usahatani padi sawah di Kelurahan Kemumu Kecamatan Arma Jaya. Pelaksanaan praktikum lapangan ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik dosen, mahasiswa, maupun masyarakat. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada:

1. Bapak Camat Kecamatan Arma Jaya 2. Bapak Kepala Kelurahan Kemumu

3. Bapak/Ibu dosen pembimbing mata kuliah Ilmu usahatani

4. Bapak Ir. Basuki Sigit Priyono, M.Sc, sebagai dosen pembimbing laporan praktikum mata kuliah Ilmu usahatani

5. Rekan-rekan panitia pelaksana praktikum lapangan mata kuliah ilmu usahatani

6. Seluruh warga Kelurahan Kemumu Kecamatan Arma Jaya Kabupaten Bengkulu Utara.

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang...1

1.2 Tujuan...2

1.3 Manfaat...3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Usahatani...4

2.2 Pengertian Usahatani Padi...5

2.2 Analisis Biaya dan Pendapatan...6

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1 Metode Pemilihan Lokasi...11

3.2 Metode Penentuan Sampel Responden...11

3.3 Teknik Pengumpulan Data...11

3.4 Metode Analisis Data...12

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTIKUM 4.1 Letak dan Keadaan Wilayah...13

4.2 Luas Lahan dan Penggunaan...13

4.3 Keadaan Penduduk...15

4.4 Prasarana dan Sarana...16

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Petani Padi Sawah...18

5.2 Biaya-Biaya Usahatani Padi Sawah...20

5.3 Efisiensi Ekonomi R/C Ratio...24

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan...26

6.2 Saran...26

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pembangunan nasional saat ini diprioritaskan pada bidang perekonomian sehingga pemerintah selalu berusaha untuk menerapkan kebijaksanaan dalam peningkatan hasil produksi pertanian. Karena negara kita terkenal dengan negara agraris yang mempunyai areal pertanian yang cukup luas, dengan sumber daya alam yang masih sangat perlu digali dan dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan manusia.

Sasaran utama pembangunan pertanian saat ini adalah peningkatan produksi pertanian dan pendapatan petani, karena itu kegiatan di sektor pertanian diusahakan agar dapat berjalan lancar dengan peningkatan produk pangan baik melalui intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversifikasi pertanian yang diharapkan dapat memperbaiki taraf hidup petani, memperluas lapangan pekerjaan bagi golongan masyarakat yang masih tergantung pada sektor pertanian.

Tingkat pendapatan petani secara umum dipengaruhi oleh beberapa komponen yaitu : jumlah produksi, harga jual, dan biaya-biaya yang dikeluarkan petani dalam pertaniannya. Ini berarti bahwa perhatian pemerintah terhadap sektor pertanian merupakan usaha untuk memperbaiki taraf kehidupan sebagian besar penduduk yang terolong miskin.

(6)

menentu membuat petani padi kadang merasa kecewa bahkan patah semangat untuk tetap megembangkan usaha pertaniannya. Hal ini disebabkan karena setiap kegiatan pengolahan sawah mutlak petani mengeluarkan biaya untuk kegiatan produksi, mulai dari pengadaan bibit, pupuk, pengolahan, pestisida dan biaya lainnya yang tidak terduga.

Untuk memperoleh pendapatan yang memuaskan petani, maka petani dituntut kecermatannya dalam mempelajari perkembangan harga sebagai solusi dalam menentukan pilihan, apakah ia memutuskan untuk menjual atau menahan hasil produksinya. Namun bagi petani yang secara umumnya menggantungkan hidupnya dari bertani, maka mereka senantiasa tidak memiliki kemampuan untuk menahan hasil panen kecuali sekedar untuk konsumsi sehari-hari dan membayar biaya produksi yang telah dikeluarkan.

Untuk itu pada mata kuliah ilmu usaha tani, kami melakukan wawancara kepada petani padi sawah di Kelurahan Kemumu, Kecamatan Arma Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara mengenai biaya yang dikeluarkan pada saat awal produksi hingga pendapatan setelah panen serta bagaimana pemasarannya. Selain itu juga kita dapat mengetahui kehidupan sehari – hari serta pertanian yang ada di desa tersebut.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dalam pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui besarnya biaya dan pendapatan dari suatu usaha tani

padi sawah yang ada di Kelurahan Kemumu, Kecamatan Arma Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara

(7)

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dalam pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pembuat kebijakan untuk

meningkatkan produktivitas padi sawah yang ada di Kelurahan Kemumu Kecamatan Arma Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara

(8)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Usahatani

Usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga pikiran atau badan untuk mencapai suatu maksud. Tani adalah mata pencaharian dalam bentuk bercocok tanam atau mata pencarian dalam bentuk mengusahakan tanah dengan tanam-menanam.

Pengertian Usahatani Menurut Prawirokusumo (1990) : Ilmu usahatani merupakan ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana membuat atau menggunakan sumberdaya secara efisien pada suatu usaha pertanian, perikanan atau peternakan. Menurut Ken Suratiyah (2002) : Pengetahuan terapan tentang cara-cara petani atau peternak dalam menentukan, mengorganisasikan serta mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi secara efektif dan efisien sehingga memberikan pendapatan maksimal. Menurut Mosher (1968) : Mengartikan usahatani sebagai himpunan dari sumber-sumber alam yang ada di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah itu dan sebagainya. Menurut Soekartawi (2006) : Usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Menurut Soeharjo dan Patong (1973) : Usahatani adalah proses pengorganisasian faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal dan pengelolaan yang diusahakan oleh perorangan atau sekumpulan orang untuk menghasilkan output yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga ataupun orang lain disamping bermotif mencari keuntungan.

(9)

Input (faktor produksi) adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Soeharsono (1989), menyatakan bahwa usahatani yang bagus sebagai usahatani yang produktif dan efisien sering dibicarakan sehari-hari. Usahatani yang produktif berarti usahatani itu produktivitasnya tinggi. Peningkatan usahatani padi bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan dan pendapatan petani. Kedua faktor tersebut merupakan penentu bagi seorang petani untuk mengambil keputusan dalam usahatani. Petani akan meningkatkan produksi bila petani tahu betul bahwa penambahan faktor produksi akan memberikan hasil tambahan terhadap produksi usahatani.

Pelaksanaan usahatani memerlukan suatu pengelolaan yang baik agar diperoleh hasil yang memuaskan baik dari segi kualitas maupun kuantitas karena tujuan yang ingin dicapai petani adalah memperoleh pandapatan atau keuntungan, dimana untuk mencapai tujuan tersebut petani menghadapi beberapa kendala sehingga petani dituntut untuk mengambil keputusan dalam mengalokasikan sumberdaya yang dimilikinya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Keuntungan maksimum akan tercapai apabila semua faktor produksi telah dialokasikan secara optimal dan efisien.

2.2 Pengertian Usahatani Padi

Usahatani padi adalah proses pengorganisasian faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal dan pengelolaan yang diusahakan oleh perorangan atau sekumpulan orang untuk menghasilkan output berupa padi yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga ataupun orang lain disamping bermotif mencari keuntungan.

(10)

Klasifikasi botani tanaman padi sawah (Oriza sativa) adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Monotyledonae Keluarga : Gramineae (Poaceae) Genus : Oryza

Spesies : Oryza spp.

Terdapat 25 spesies Oryza yang dikenal adalah O. sativa dengan dua sub spesies yaitu Indica (padi bulu) yang ditanam di Indonesia dan Sinica (padi cere). Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering (gogo) yang ditanam di dataran tinggi dan padi sawah di dataran rendah yang memerlukan penggenangan.Dan di Kelurahan Kemumu ini adalah padi sawah dengan sumber penggenangan air adalah dari irigasi.

2.3 Analisis Biaya dan Pendapatan

Biaya produksi adalah pengeluaran yang dilakukan selama proses produksi, meliputi seluruh dana yang dikeluarkan untuk pembelian input-input dan jasa yang dipakai dalam suatu proses produksi. Dalam jangka pendek biaya proses produksi terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Sedangkan untuk jangka panjang seluruh pengeluaran adalah biaya variabel, sebab semua input yang dicapai bersifat variabel.Macam-macam biaya terdiri dari :

a) Biaya tetap total (Total fixed cost) adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk biaya faktor-faktor produksi tetap dalam suatu proses produksi. Besarnya biaya ini tidak tergantung dari besarnya volume yang akan dihasilkan.

(11)

c) Biaya total (Total cost) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang terdiri dari biaya varioabel dan biaya tetap.TC = TFC + TVC

d) Biaya tetap rata-rata (Average fixed cost) adalah biaya tetap total (TFC) dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan (Y) pada tiap tingkat produksi.

e) Biaya variabel rata-rata (Average variable cost) adalah biaya variabel total (TVC) dibagi dengan jumlah produksi yang dihasilkan (Y). AVC merupakan kebalikan produk fisik rata-rata (APP).

f) Biaya Marginal (Marginal cost) adalah perubahan biaya total (ΔTC) dibagi dengan kenaikkan output yang dihasilkan (ΔY). Berarti biaya marginal merupakan biaya untuk memproduksi kenaikan satu unit output.

g) Penerimaan tunai usahatani (farm receipt) didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani. Pengeluaran tunai usahatani (farm payment) didefinisikan sebagai jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi usahatani. Penerimaan tunai usahatani tidak mencakup pinjaman uang untuk keperluan usahatani. Nilai produk usahatani yang dikonsumsi tidak dihitung sebagai penerimaan tunai usahatani dan nilai kerja yang dibayar dengan benda tidak dihitung sebagai pengeluaran tunai usahatani. Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual (Soekartawi, 1986). Pernyataan ini dapat ditulis sebagai berikut:

TR = Py.Y

Keterangan: TR : Total Penerimaan; Y: Produksi yang diperoleh dalam usahatani; Py : Harga Produksi

(12)

Selisih antara penerimaan tunai usahatani dengan pengeluaran tunai usahatani disebut pendapatan tunai usahatani (farm net cash flow) dan merupakan ukuran kemampuan usahatani untuk menghasilkan uang tunai. Jumlah uang tunai yang dihasilkan usahatani dan berguna untuk keperluan rumah tangga dapat dicari dengan cara membuat perhitungan terhadap pendapatan tunai usahatani.penerimaan tunai usahatani yang tidak berasal dari penjualan produk usahatani seperti, pinjaman tunai, harus diatambahkan, dan pengeluaran tunai usahatani yang tidak ada kaitannya dengan pembelian barang dan jasa, seperti bunga pinjaman dan uang pokok, harus dikurangkan. Neraca ini adalah kelebihan uang tunai usahatani (farm cash surplus) dan merupakan uang tunai yang dihasilkan usahatani untuk keperluan rumah tangga. Kelebihan uang tunai usahatani ditambah dengan penerimaan tunai rumah tangga seperti upah kerja yang diperoleh dari luar usahatani didefinisikan sebagai pendapatan tunai rumah tangga (household net cash income). Jumlah ini adalah uang tunai yang tersedia bagi keluarga petani untuk pembayaran-pembayaran yang tidak ada kaitannya dengan usahatani.

(13)

Pendapatan keluarga petani berasal dari tiga unsur yaitu pendapatan dari usaha taninya sendiri, non-pertanian dan kegiatan dari buruh tani di lahan petani lain. Pendapatan dari usaha tani sendiri terutama ditentukan oleh produktivitas lahan dan produktivitas tenaga kerja petani yang tersedia dalam keluarga petani. Usahatani yang dilakukan oleh petani pada hakekatnya, menyangkut kemampuan petani sendiri dalam memanfaatkan sumberdaya pertanian yang dimilikinya secara efektif dan efisien (Syam, 1996). Menurut Soekartawi (1995), pendapatan usaha tani adalah selisih antara penerimaan total dan total biaya yang dikeluarkan. Selanjutnya Soekartawi, dkk (1986), menjelaskan bahwa pendapatan usaha tani adalah selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usaha tani. Pendapatan kotor usaha tani didefinisikan sebagai nilai produksi total usaha tani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual.

Melakukan analisis pendapatan usahatani diperlukan dua keterangan pokok, yaitu keadaan penerimaan dan keadaan pengeluaran selama jangka waktu tertentu yang telah ditetapkan. Pengeluaran adalah semua biaya yang dikeluarkan selama proses usaha tani berlangsung. Analisis pendapatan juga berguna untuk mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor produksi kerja, modal milik sendiri atau modal pinjaman, dan pengelolaan yang diinvestasikan ke dalam usahatani, karena itu analisis pendapatan merupakan ukuran keuntungan usahatani yang dapat dipakai untuk membandingkan penampilan beberapa usaha tani (Soekartawi, 1995). Secara matematis pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut :

Pd = TR – TC

(14)
(15)

BAB III

METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Metode Penentuan Lokasi

Lokasi yang dipilih menjadi lokasi pelaksanaan praktikum adalah Kelurahan Kemumu, Kecamatan Arma Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara. Dimana metode penentuan lokasi adalah dipilih secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa desa ini merupakan wilayah dataran tinggi yang sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani yang membudidayakan tanaman padi sawah. Dan karena lokasi ini adalah lokasi yang tepat dengan kebutuhan praktikum.

3.2Metode Penentuan Sampel Responden

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu teknik sampling yang didasarkan pada pertimbangan dan kriteria tertentu berdasarkan tujuan penelitian, yaitu populasi petani padi sawah. Dimana populasi petani padi sawah yang ada sesuai dengan kebutuhan praktikan yakni 3 kuesioner per praktikan dengan satu kelompok terdiri dari 5 orang praktikan sehingga dibutuhkan 15 kuesioner dengan 1 kuesioner membutuhkan 1 orang responden.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

(16)

3.4Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan didalam laporan praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Metode deskriptif analisis, maksudnya adalah bahwa metode ini berusaha memberi arti terhadap data dengan menggambarkannya sesuai keadaan aktual, data tersebut disusun, dianalisis, dijelaskan kemudian diambil kesimpulannya.

2. Tabulasi data dimaksudkan sebagai pengelompokkan data-data berdasarkan kriteria tertentu, sehingga data yang dikumpulkan menjadi tidak rancu

3. Persentase dan rata-rata yakni metode yang dilakukan dengan menghitung persentase dari setiap data yang telah dihitung rata-ratanya dari 15 orang responden tiap satu kelompok

4. Pendapatan diperoleh dari penerimaan usahatani dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan. Dengan rumus Pd = TR – TC

Dimana Pd = Pendapatan

TR = Total revenue (total penerimaan ) TC = Total cost (total biaya)

5. Analisis R/C adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui efisiensi usahatani yang diperoleh dari perbandingan antara penerimaan usahatani dengan biaya usahatani.

Dengan kriteria R/C ratio adalah : R/C-Ratio >1 = Untung

(17)

BAB IV

KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTIKUM

4.1 Letak dan Keadaan Wilayah

Lokasi praktikum berada di Kelurahan Kemumu terletak di Kecamatan Arma Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara, dan berbatasan dengan Kota Bengkulu. Kelurahan Kemumu mempunyai jarak dengan Ibukota Kabupaten sejauh ± 8 KM. Berdasarkan letak geografis Kelurahan Kemumu mempunyai batas wilayah:

Sebelah Utara : Air Nokan

Sebelah Barat : Desa Tebing Kaning

Sebelah Selatan : Desa Sidodadi dan Air Telantang

Sebelah Timur : Desa Sido Urip dan Bukit Barisan (Hutan Lindung) Kelurahan tersebut memiliki luas wilayah 815 Ha dan dibagi menjadi 2 wilayah, yaitu lingkungan I: 398 Ha, dan lingkungan II : 417 Ha

4.2Luas Lahan dan Penggunaan

Tabel 1. Luas Lahan yang Telah Diolah

Penggunaan Lahan Luas lahan ( Ha ) Sawah Sumber : Data Sekunder Kelurahan Kemumu tahun 2014

Luas lahan yang telah diolah di kelurahan Kemumu adalah seluas 790.5 Ha. Dengan penggunaan lahan terluas adalah sebagai lahan sawah. Tabel 2. Luas Lahan yang Belum Diolah

Penggunaan lahan Luas ( Ha )

(18)

Sumber : Data Sekunder Kelurahan Kemumu tahun 2014

Luas lahan yang belum diolah pada Kelurahan Kemumu adalah sebesar 24.5 Ha. Dapat dilihat bahwa pengunaan lahan yang belum diolah lebih kecil dibanding lahan yang telah diolah.

Tabel 3. Tanah Inventaris Kelurahan

Penggunaan lahan Luas ( Ha ) Tanah bengkok Sumber : Data Sekunder Kelurahan Kemumu tahun 2014

Dari data berikut dapat dilihat bahwa luas lahan untuk penggunaan inventaris kelurahan sebesar 6.95 Ha. Dengan penggunaan tanah inventaris kelurahan terluas adalah sebagai balai dan kantor.

Tabel 4 : Luas Tanah Pertanian di Kelurahan Kemumu

Penggunaan lahan Luas ( Ha )

Sawah teknis Sumber : Data Sekunder Kelurahan Kemumu tahun 2014

(19)

4.3 Keadaan Penduduk

Keadaan penduduk di Kelurahan adalah bahwa Kelurahan Kemumu memiliki jumlah penduduk 2.310 jiwa dengan komposisi penduduk laki-laki 1.183 jiwa dan perempuan 1.127 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga 625 KK dan mayoritas penduduknya adalah ekstransmigran dari pulau Jawa.

Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Jenis kelamin Jumlah ( jiwa ) Laki-laki

Perempuan

1183 1127 Sumber : Data Sekunder Kelurahan Kemumu tahun 2014

Dari data diatas menunjukkan bahwa penduduk menurut jenis kelamin adalah bahwa penduduk wanita lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki. Dimana jumlah perempuan adalah sebanyak 1127 orang.

Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah ( jiwa) Tidak Sekolah

Sumber : Data Sekunder Kelurahan Kemumu tahun 2014

(20)

Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Sumber : Data Sekunder Kelurahan Kemumu tahun 2014

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa penduduk Kelurahan Kemumu mayoritas bermatapencaharian di sektor pertanian dengan total masyarakat yang bekerja di pertanian adalah sebanyak 386 orang.

Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Agama yang Dianut Agama Jumlah

Islam 2170

Protestan 2

Budha 3

Jumlah 2176

Sumber : Data Sekunder Kelurahan Kemumu tahun 2014

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa penduduk Kelurahan Kemumu mayoritas beragama islam dengan jumlah 2170 orang.

4.4 Prasarana dan Sarana Desa

Tabel 9. Prasarana Produksi yang Ada di Kelurahan Kemumu

Prasarana Jumlah (unit) Sumber : Data Sekunder Kelurahan Kemumu tahun 2014

(21)

Tabel 10. Sarana Pendidikan Kelurahan Kemumu

Sumber : Data Sekunder Kelurahan Kemumu tahun 2014

(22)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Petani Padi Sawah

Karakteristik responden yang diamati adalah umur, Tingkat pendidikan,pengalaman berusahatani, pendidikan, dan penguasaan lahan. Tabel 11 : Karakteristik Petani

No Variabel Range Frekuensi(Orang) Persentase (%) Rata-Rata

1. Umur (tahun)

3. Pengalaman Usaha Tani (Tahun)

7 17

Sumber : Data Sekunder Kelurahan Kemumu tahun 2015.

(23)

mempunyai kemampuan berfikir dan bekerja yang optimal khususnya dalam berusahatani.

Pada tingkat pendidikan Petani Responden bahwa umur petani digolongkan kedalam 3 kategori yakni tingkat pendidikan kurang dari 7 tahun yang berjumlah 9 orang dengan persentase 60 %, tingkat pendidikan 7 sampai 9 tahun berjumlah 3 orang dengan persentase 20 %dan tingkat pendidikan lebih besar dari 9 tahun berjumlah 3 orang dengan persentase 20% . Dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan petani responden digolongkan dengan rata-rata 7 tahun artinya adalah bahwa tingkat pendidikan petani responden masih tergolong rendah dimana telah tamat pendidikan sekolah dasar (SD), namun belum tamat sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP).

Untuk pengalaman usahatani petani padi sawah Kelurahan Kemumu, Kecamatan Arma Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara bahwa rata-rata pengalaman usahatani padi sawah selama 17 tahun, yang dibagi kedalam 3 kategori yakni pengalaman usahatani kurang dari 16 tahun sebanyak 6 orang, pengalaman usahatani selama 16-22 tahun sebanyak 6 orang, dan pengalaman usahatani selama lebih dari 22 tahun sebanyak 2 tahun. Artinya adalah bahwa petani responden termasuk kedalam petani yang berpengalaman dalam berusaha tani padi sawah, karena para petani responden telah menggeluti usahatani padi tersebut lebih dari belasan tahun.

(24)

5.2 Biaya-Biaya Usahatani Padi Sawah

A. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang dipengaruhi oleh produksi usahatani. Biaya variabel yang digunakan adalah sebagai berikut :

Tabel 12: Biaya Variabel Usahatani Padi Sawah

No Jenis Fisik (kg) Rupiah/UT/MT Rupiah/Ha/MT 1.

Sumber : Data Primer Kelurahan Kemumu tahun 2015.

Penggunaan biaya variabel oleh petani responden adalah untuk biaya bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja. Untuk biaya bibit, petani responden menggunakan rata rata bibit sebanyak 21 kg dengan rata-rata biaya permusim tanam nya adalah seharga 63.000. Artinya adalah bahwa penggunaan pupuk dari suatu usahatani adalah 21 kg dengan rata-rata luas lahan petani responden seluas 0.67 Ha, dan dengan bibit 21 kg dapat melakukan usatani padi sawah.

(25)

dan rata-rata penggunaan pupuk ponska sebesar 49 kg, dapat dilihat bahwa dari ketiga pupuk tersebut petani responden lebih banyak menggunakan pupuk urea dibanding pupuk Ponska dan TSP dikarenakan harga pupuk urea yang paling murah diantara keduanya. Petani responden dalam mengusahakan lahannya menggunakan sepasang pupuk ada yang Urea dan TSP, ada yang urea dan ponska. Petani responden selalu membuat urea dan membuat tambahan dalam setiap usahatani nya.

Penggunaan biaya variabel pestisida juga dikeluarkan oleh petani responden dimana petani responden menggunakan pestisida jenis herbisida dan insektisida diantaranya Pestisida danke dengan rata-rata penggunaan sebanyak 1 botol, lindomin dengan rata-rata penggunaan sebanyak 0.2 botol, skor dengan rata-rata penggunaan sebanyak 0.13 botol, pugar dengan rata-rata penggunaan sebanyak 0.26 botol, manufer dengan rata-rata penggunaan sebanyak 0.26 botol, dursban dengan rata-rata penggunaan sebanyak 0.33 botol, dan decis dengan rata-rata penggunaan sebanyak 0.4 botol. Petani responden paling banyak menggunakan danke sebesar 1 botol.

Penggunaan biaya variabel juga dikeluarkan petani sebagai upah tenaga kerja. Tenaga kerja dibagi kedalam 3 kategori yakni tenaga kerja dalam keluarga, tenaga kerja luar keluarga serta tenaga kerja mesin. Penggunaan tenaga kerja dalam keluarga disebut biaya unriil yakni biaya yang tidak nyata dikeluarkan petani dalam usahatani yang dilakukan, namun dalam analisis usahatani biaya unriil tetap dihitung/diperhitungkan, dimana dalam setiap musim tanam petani responden mengeluarkan biaya tenaga kerja dalam keluarga sebesar Rp. 778,333. Penggunaan tenaga kerja luar keluarga disebut biaya real atau biaya yang benar dikeluarkan dalam usahatani tersebut dimana dalam satu musim tanam usahatani petani responden mengeluarkan biaya upah tenaga kerja sebesar Rp. 1,023,333 dan penggunaan tenaga kerja mesin yang juga merupakan biaya riil atau biaya yang benar dikeluarkan dalam usahatani.

(26)

tenaga kerja dalam keluarga adalah agar semakin ringan/murahnya biaya yang dikeluarkan jika petani ikut bekerja dalam setiap proses usahatani. Sedangkan pada penanaman dan panen petani responden menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga dikarenakan dalam proses usahatani ini memerlukan banyak tenaga sehingga harus menggunakan tenaga kerja luar keluarga, dan penggunaan tenaga kerja mesin diperlukan pada saat pengolahan tanah dengan menggunakan traktor dimana petani reponden mengeluarkan biaya tenaga kerja mesin sebesar Rp. 250,000 setiap musim tanam.

B. Biaya Tetap Usahatani Padi Sawah

Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh besarnya produksi.

Tabel 13: Biaya Tetap Usahatani Padi Sawah

No Jenis Rupiah/UT/MT Rupiah/Ha/MT 1. Biaya

Penyusutan Alat

Biaya pajak

49630

6667

74075

9951

Sumber : Data Primer Kelurahan Kemumu tahun 2015

(27)

C. Produksi dan Penerimaan Usahatani

Produksi adalah hasil yang diperoleh dalam suatu usahatani. Sedangkan penerimaan adalah hasil produksi yang diterima dalam satu usahatani baik melalui produk utama usahatani maupun produk sampingan, dalam hal ini produk utama adalah gabah basah, dan produk sampingan adalah beras dan dedak.

Tabel 14 : Produksi dan Penerimaan Usahatani

No Produksi Jumlah produksi total (kg) Total penerimaan 1 Sumber : Data Primer Kelurahan Kemumu tahun 2015

Dari tabel diatas dapat dikatakan bahwa produksi rata-rata petani responden adalah sebesar 1356 kg gabah basah sebagai produk utama usahatani, dan produk utama tersebut ada yang langsung dijual sebesar 730 kg dengan total penerimaan dari hasil penjualan sebesar Rp. 3,650,000 ada yang diolah menjadi beras untuk menambah harga jual sebesar 183 kg dengan total penerimaan dari hasil penjualan sebesar Rp. 1,620,000, dan dari hasil pengolahan beras diperoleh dedak sebesar 190 kg dengan total penerimaan dari hasil penjualan sebesar Rp. 336,667. Dengan perbandingan tersebut para petani responden lebih banyak langsung menjual produk utama daripada mengolah produk utama dikarenakan bahwa dengan langsung menjual produk utama dalam bentuk gabah basah tidak mengeluarkan biaya tambahan.

D. Pendapatan

(28)

No Total biaya tetap Total biaya variabel

Penerimaan Total pendapatan 1 2699400 56297 5606667 2850970 Sumber : Data Primer Kelurahan Kemumu tahun 2015

Dapat dilihat dari tabel bahwa Pendapatan petani responden sebesar Rp 2850970, dimana pendapatan diperoleh dari total penerimaan dikurangi dengan biaya total (biaya variabel + biaya tetap) yaitu bahwa penerimaan sebesar Rp 5606667, total biaya tetap sebesar Rp 2699400, dan total biaya tetap sebesar Rp 56297.

5.3 Efisiensi Ekonomi R/C Ratio

Efisien ekonomi, R/C Ratio adalah analisis yang mengukur layak tidaknya suatu usahatani untuk diusahakan dengan pertimbangan melalui kriteria yang ada.

Tabel 16: Efisiensi Ekonomi, R/C ratio

No Kriteria Jumlah (Rp) Rata-rata 1 Biaya Total UT (TC) 41.335.446 2.755.696 2 Penerimaan (TR) 84.100.000 5.606.667 3 Pendapatan (TR-TC) 42.764.554 2.850.970 4 RC Ratio=TR/TC 2,034573426

Sumber : Data Primer Kelurahan Kemumu tahun 2015

(29)
(30)

BAB V PENUTUP 6.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari laporan praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Biaya dan pendapatan dari usaha tani padi sawah yang ada di

Kelurahan Kemumu, Kecamatan Arma Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara dapat disimpulkan bahwa besarnya biaya pendapatan lebih besar dibanding biaya yang dikeluarkan dalam usahatani, yang artinya adalah bahwa usahatani untung dan layak diusahakan.

2. Keadaan usahatani padi sawah yang ada di Kelurahan Kemumu, Kecamatan Arma Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara adalah efisien, dengan R/C Ratio sebesar 2,034573426 (R/C-Ratio > 1)

6.2 Saran

Saran dari adanya laporan praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Agar para praktikan praktikum lapangan lebih serius didalam

melaksanakan praktikum lapangan.

2. Menjadi bahan pertimbangan untuk angkatan tahun depan yang akan melakukan praktikum lapangan agar memilih lokasi yang berbeda sehingga dapat dibandingkan produktivitas yang ada antara daerah satu dengan daerah yang lain.

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Adiwilaga. 1982. Ekonomi Pertanian Indonesia. Angkasa. Bandung.

Dumairy. 1999. Bunga Rampai Pembangunan Pertanian. Universitas Sebelas Maret Press. Surakarta.

Fadholi. 1989. Manajemen Usahatani Daerah Tropis. LP3ES. Jakarta. Herwanto. 1993. Dasar-dasar Usahatani di Indonesia. Yayasan Obor

Indonesia. Jakarta.

Mosher. 1968. Ekonomi Pertanian Indonesia. Universitas Sebelas Maret Press. Surakarta.

Mulyadi. 2007. Pengantar Ekonomi pertanian. LP3ES. Jakarta.

Nila. 2006. Analisis Pendapatan Usahatani Padi. Universitas Indonesia. Jakarta

.

Ratang. 1995. Ilmu Usahatani dan Penelitian dan Pengembangan Petani Kecil. UI Press. Jakarta.

Simangunsong. 2004. Biaya Total, Total Penerimaan, Total Pendapatan Usahatani Padi. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Soekarwati. 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia. Jakarta. Soemartono, dkk. 1992. Bercocok Tanam Padi. C.V. Yasaguna. Jakarta.

(32)

M

P

Gambar

Tabel 2. Luas Lahan yang Belum Diolah
Tabel 3. Tanah Inventaris Kelurahan
Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Agama yang Dianut
+6

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani adalah luas lahan, modal dan tenaga kerja kemudian faktor produksi apa yang lebih dominan mempengaruhi pendapatan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor produksi modal (K) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pendapatan petani di Indonesia pada α =5%, faktor

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Jual Kedelai Tingkat Petani pada Sentral Produksi di Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen.. Kontribusi Pendapatan Usahatani dan

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor produksi sewa lahan, tenaga kerja, benih, pupuk dan pestisida terhadap pendapatan petani semangka di Desa Arapayung

Status penguasaan tanah yang dijumpai di Desa Sambirejo adalah Petani penggarap yaitu petani yang menggarap lahan usaha tani milik sendiri. Petani penyewa yaitu petani

Petani dan Keluarga Sebagai manajer yang menguasai dan mengatur faktor produksi sehingga memperoleh hasil sebagaimana yang direncanakan Petani dalam usahatani berperan: 1 Sebagai

Berikut rincian biaya tetap, biaya variabel dan biaya total dari usaha tani Ibu Ready Ance Lumbantoruan petani ubi kayu: 1 Biaya Tetap Fixed Cost Biaya tetap adalah biaya yang

1.500.000 Analisis Pendapatan Pendapatan usahatani merupakan total penerimaan yang diterima petani setelah dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi, seperti biaya