• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pra Rancangan Pabrik Pembuatan N-Butyl Asetat dari Asam Asetat dan Butadiene dengan Kapasitas Produksi 7.000 ton/tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pra Rancangan Pabrik Pembuatan N-Butyl Asetat dari Asam Asetat dan Butadiene dengan Kapasitas Produksi 7.000 ton/tahun"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Butadiene

Butadiene atau yang biasanya juga dikenal sebagai 1,3-Butadiene merupakan salah satu diene konjugasi sederhana dengan formula C4H6. Butadiene merupakan salah satu bahan kimia yang penting dalam industri kimia. Kebanyakan butadiene

dipolimerisasi dalam pembuatan karet sintetik. Meskipun polybutadiene sendiri

sangat lemah dan lunak, hampir semuanya terdiri dari cairan, copolymer dari campuran butadiene dengan styrene atau acrylonitrile seperti acrylonitrile butadiene styrene (ABS), acrylonitrile butadiene (NBR) and styrene-butadiene (SBR) sangat kuat dan elastis. Butadiene dalam jumlah kecil juga digunakan dalam pembuatan

nylon intermediate, yaitu adiponitrile dengan cara menambahkan molekul hydrogen cyanide dalam setiap ikatan rangkapnya melalui proses yang disebut hydrocyanation. Selain itu, butadiene juga banyak digunakan dalam pembuatan material pembuatan

karet seperti chloroprene dan pelarut sulfolane. Vinylcyclohexene adalah merupakan zat impuiritis yang sering dijumpai dalam butadiene dalam tangki penyimpanan.

Perkembangan terbaru menyatakan bahwa butadiene dapat digunakan sebagai bahan baku pengganti buthanol dalam proses esterifikasi dalam proses pembuatan n-butyl asetat (Anonim, 2012b ).

2.2 Asam Asetat

Asam asetat dengan rumus struktur CH3COOH biasa dikenal juga dengan

asam ethanoat merupakan salah satu bahan kimia organik. Dalam keadaan murni

asam asetat bebas dari air (asam asetat glasial) merupakan cairan berwarna bening

yang menyerap air dari lingkungan (bersikap higroskopis) dan membeku di bawah

suhu 16,7oC (62oF) menjadi sebuah Kristal padat tidak berwarna. Asam asetat

merupakan salah satu asam karboksilat yang paling sederhana, merupakan regensia

dan dalam industri kimia banyak digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan

berbagai macam bahan kimia lainnya.

Asam asetat merupakan salah satu bahan kimia yang penting di dunia. Asam

(2)

bahan kimia, seperti vinil asetat monomer (VAM), asam tereptalik yang dimurnikan,

asetat anhidrat, asam monokloro asetat (MCA) dan ester asetat (n-butyl asetat) (Anonim, 2012a).

Penggunannya dalam pembuatan n-butyl asetat adalah dengan melakukan reaksi esterifikasi antara asam asetat dengan butadiene ataupun juga dengan alcohol

seperti buthanol.

2.3 Esterifikasi

Reaksi esterifikasi bersifat reversible, untuk memperoleh rendemen tinggi dari ester itu, kesetimbangan harus digeser ke arah ester. Satu teknik untuk mencapai

ini adalah menggunakan salah satu zat pereaksi yang murah yang berlebihan. Teknik

lain adalah membuang salah satu produk dari dalam campuran reaksi (Fessenden &

Fessenden, 1999).

Beberapa macam metode esterifikasi antara lain :

a. Cara Fischer

Jika asam karboksilat dan alkohol dan katalis asam (biasanya HCl atau

H2SO4) dipanaskan, terdapat kesetimbangan dengan ester dan air.

b. Esterifikasi dengan asil halide

Asil halida adalah turunan asam karboksilat yang paling reaktif. Asil klorida

lebih murah dibandingkan dengan asil halida lain. Asil halide biasanya dibuat dari

asam dengan tionil klorida atau fosfor pentaklorida.

(Dinarno, 2009)

c. Esterifikasi antara asam karboksilat dengan conjugated diene

Esterifikasi dengan menggunakan asam karboksilat dan conjugated diene

(3)

dikembangkan. Hal ini dikarenakan conjugated diene merupakan salah satu bahan yang mudah didapat dan harga yang relative yang lebih murah. Conjugated diene

yang sering digunakan yaitu 1,3-butadiene, 2-methyl-1,3-butadiene, 2-chloro-1,3-butadiene, 1,3-hexadiene, 2,4-cyclohexadiene dan lainnya. Produk hasil esterifikasi antara asam karboksilat dengan conjugated diene yang banyak dijumpai adalah n-butyl asetat, 2-methyl-2-butenyl butanoate, cyclohexene-3-yl-benzoate dan lainnya

2.4 n-Butyl Asetat

n-Butyl asetat yang juga dikenal sebagai butyl etanoat atau butyl asetat merupakan salah satu bahan kimia organik yang banyak digunakan sebagai solven

dalam produksi berbagai macam bahan kimia. Merupakan cairan tidak berwarna

yang mudah terbakar. Butyl asetat bisa ditemukan dalam berbagai jenis buah-buahan yang memberikan rasa dan bau yang khas seperti pisang yang biasa juga digunakan

sebagai perasa sintetik dalam permen, es krim dan bahan-bahan perasa dalam

pembuatan kue. Ada empat macam butil asetat : butil asetat, iso-butil asetat, sec-butil asetat, dan tert-butil asetat. Pada umumnya hanya butil asetat dan isobutyl asetat

yang diproduksi secara komersial.

Ada beberapa macam proses dalam pembuatan n-butyl asetat.

 Pembuatan n-butyl asetat adalah dengan proses esterifikasi menggunakan

bahan baku butanol dan asam asetat dengan katalisator asam sulfat. Untuk

menyempurnakan reaksi, salah satu reaktan diberikan berlebih. Ada 2 macam

proses pembuatan butil asetat ini, yaitu :

1). Proses Batch

Asam asetat, butil alkohol, dan katalis dimasukkan dalam reaktor dengan

jumlah tertentu, steam dipakai sebagai pemanas hinggga menghasilkan

refluk. Uap yang terbentuk setelah dikondensasi akan masuk ke unit

dekanter, hasil atas direfluk ke kolom distilasi sedang hasil bawah

direcovery. Reaksi dilanjutkan dengan beroperasi kira-kira 87°C sampai

tidak ada air yang terpisahkan. Alkohol dimasukkan ke dalam reaksi,

temperatur kolom naik sampai 126°C, sehingga dapat diperoleh butil

(4)

2). Proses kontinyu

Proses dijalankan dengan reactor CSTR (Continue Stirred Tank Reactor). Butil alkohol, asam asetat dan katalis dimasukkan ke dalam reaktor

esterifikasi dan campuran tersebut menghasilkan refluk melalui kolom

esterifikasi. Air dari reaksi dipindahkan pada proses dekanter, hasil atas

dikembalikan ke reaktor esterifikasi dan airnya dibuang. Produk ester

mentah menjadi lapisan atas pada proses dekanter. Sebagian dari produk

mentah ini diumpankan ke bagian atas kolom esterifikasi sebagai refluk

untuk kontrol temperatur, dan sisanyadiumpankan ke kolom distilasi (low boiler) untuk purifikasi (proses pembersihan). Residu butil alkohol dan air dipindahkan dari atas kolom distilasi dan dikembalikan ke reaktor

esterifikasi. Ester keluar kolom distilasi ke tangki uap dan dipisahkan dari

impuritas dengan kolom penyaringan. Ester yang sudah murni dimasukan

ke tangki analisis untuk analisis spesifikasi, dan setelah itu dipindahkan ke

tangki penyimpanan (Mc Ketta, 1977).

 Pembuatan n-butyl asetat dimana proses dimulai dengan mereaksikan

butadiene dengan asam asetat dengan menggunakan katalis ion exchanger

Amberlyst 15 (C10H10)m(C8H8O3S)n .Secara sederhana proses esterifikasi

antara butadiene dengan asam asetat dapat dilihat seperti berikut:

+

(butadiene) (asam asetat) (sec-butenyl asetat)

+

(n-butenyl asetat)

Hasil esterifikasi berupa sec-butenyl asetat dan n-butenyl asetat. n-Butenyl

(5)

dipisahkan kemudian dimasukkan ke dalam proses hidrogenasi untuk menghilangkan

ikatan rangkapnya dan membentuk n-Butyl asetat (Paul et al, 1977).

2.5 Sifat-sifat bahan baku dan produk 2.5.1 Sifat-sifat bahan baku

1. Butadiene

Sifat-sifat:

o Rumus Kimia : C4H6

o Berat Molekul : 54,0916

o Titik Didih Normal, K : 269

o Titik Lebur, K : 164,3

o Densitas, g/cm3 : 0,64

o Viskositas, cP (0oC) : 0,25

o Titik Nyala, C : -85 (Wikipedia,2012)

2. Asam Asetat Sifat-sifat:

o Rumus Kimia : CH3COOH

o Berat Molekul : 60,05

o Titik Didih Normal, K : 391,04

o Titik Lebur, K : 289,93

o Temperatur Kritik, K : 594,45

o Tekanan Kritik, bar : 57,90

o Volume Kritik, cm3/mol : 171,0

o Densitas Cair, kg/m3 (oC) : 1049,2 (20)

o Panas Penguapan, kJ/mol : 23,7 (Wikipedia,2012)

3. Asam Klorida Sifat-sifat:

o Rumus Kimia : HCl

o Berat Molekul : 36,5

(6)

o Titik Lebur, K : -27,32

o Densitas Cair, kg/m3 (oC) : 1180

o Viskositas : 1,9 mPa.s (Wikipedia,2012)

4. Hidrogen Sifat-sifat:

o Rumus Kimia : H2

o Berat Molekul : 2

o Titik Didih Normal, K : 20,28

o Titik Lebur, K : 14,01

o Temperatur Kritik, K : 32,97

o Densitas Cair, kg/m3 (oC) : 70 (TL)

: 70,99 (TD)

o Panas Penguapan, kJ/mol : 0,904 (Wikipedia,2012)

5. Katalis Amberlyst Sifat-sifat:

o Rumus Kimia : (C10H10)m(C8H8O3S)n

o Berat Molekul : 314,4

o Titik Didih Normal, C : 516,7

o Flash point,C : 266,3 (Wikipedia,2012)

2.5.2 Sifat-sifat Produk 1. n-butyl asetat Sifat-sifat:

o Rumus Kimia : n-CH3COOC4H9

o Berat Molekul, g/mol : 116,16

o Titik Didih, oC : 126

o Titik Leleh, oC : -73,5

o Temperatur Kritis, oC : 306

o Tekanan Kritis, MPa : 3,11

(7)

o Densitas, gr/cm3 (30oC) : 0,88 (Wikipedia,2012)

2. sec-butyl asetat Sifat-sifat:

o Rumus Kimia :sec- CH3COOC4H9

o Berat Molekul, g/mol : 116,16

o Densitas, kg/m3 : 870

o Titik Didih, oC : 112

o Titik Leleh, oC : -99 (Wikipedia,2012)

2.6. Deskripsi Proses

Proses pembuatan n-butyl asetat dilaksanakan dengan cara esterifikasi yaitu dengan mereaksikan asam asetat dengan butadiene yang kemudian diikuti dengan proses hidrogenasi produk hasil reaksi esterifikasi asam asetat dengan butadiene

(n-butenyl asetat dan sec-butenyl asetat) menjadi n-butyl asetat dan sec-butyl asetat

Proses dimulai dengan aktivasi katalis amberlyst 15, Larutan HCl 38% dari

tangki penyimpanan (V-104) dipompakan menuju mixer (M-101) untuk kemudian diencerkan dengan air proses menjadi HCl 1N pada tekanan 1 atm dan suhu 30oC.

HCl dari mixer (M-101) kemudian dipompakan menuju mixer (M-102) dan

dimasukkan katalis amberlyst 15 dari gudang penyimpanan (F-101) proses ini terjadi

pada suhu 30oC dan tekanan 1 atm. Hasil keluaran mixer (M-102) kemudian

dipompakan ke unit filtrasi (P-101) untuk memisahkan antara katalis amberlyst 15

dan HCl. HCl yang keluar dari unit filtrasi (P-101) kemudian dialirkan kembali

menuju mixer (M-102). Perlakuan dilanjutkan dengan pembersihan dengan

menggunakan air dari air proses. Keluaran air proses dan HCl sisa kemudian

dialirkan ke unit pengolahan limbah. Amberlyst 15 dan airkemudian dimasukkan ke

unit rotary dryer (DD-101) pada suhu 100 C dan tekanan 1 atm. Katalis Amberlyst 15 kemudian dialirkan ke unit disc centrifuge (FF-101) untuk memastikan tidak ada zat lain yang terikut ke unit reaktor (R-101).

Asam asetat dari tangki penyimpanan (TT-101) kemudian diumpankan

(8)

menjadi 60oC sebelum diumpankan ke reaktor (R-101). Butadiene dari tangki

penyimpanan (TT-102) pada tekanan yang tinggi, kemudian di umpankan ke unit

expander (JC-101) untuk menurunkan tekanan butadiene menjadi 1 atm. Gas Butadiene dari expander (JC-101) kemudian diumpankan menuju unit heater (E-102)

untuk menaikkan suhu dari 30oC menjadi suhu umpan reaktor, yaitu 60oC. Pada

reaktor (R-101) yang beroperasi pada suhu 60oC dan tekanan 1 atm berlangsunglah

reaksi esterifikasi antara asam asetat dengan butadiene dengan reaksi seperti

C2H4O2 + C4H6 n-C6H10O2 + sec-C6H10O2

Asam asetat Butadiene n-butenyl asetat sec-butenyl asetat

Reaksi esterifikasi tersebut bereaksi dengan perbandingan asam asetat :

butadiene : amberlyst 15 sebesar 3600 : 700 : 85 (Gracey, BP dan Norbat, WJK,

2002). Hasil reaksi berupa n-butenyl asetat, sec-butenyl asetat, asam asetat berlebih, butadiene berlebih dan katalis amberlyst 15. Hasil keluaran reaktor (R-101)

kemudian diumpankan menuju unit cooler untuk menurunkan suhu umpan dari 60oC menjadi 40oC. Kemudian diumpankan ke unit knock out drum (FG-201) untuk memisahkan gas butadiene berlebih, kondisi operasi knock out drum yaitu suhu 40oC dan tekanan 1 atm. Gas butadiene berlebih kemudian dengan blower diumpankan ke

unit Mixpoint (MP-102). Hasil keluaran unit knock out drum (FG-201) kemudian diumpankan ke unit disc centrifuge (FF-201) yang beroperasi pada suhu 40oC pada tekanan 1 atm untuk memisahkan katalis amberlyst 15. Amberlyst keluaran disc

centrifuge (FF-201) kemudian direcycle kembali menuju unit mixer (M-102). Keluaran unit disc centrifuge lainnya kemudian diumpankan ke heater (E-202) untuk menaikkan suhu umpan dari 40oC menjadi suhu umpan masuk destilsi (D-201) yaitu

119,732oC.

Pada unit destilasi (D-201) akan dipisahkan antara asam asetat dengan n-butenyl asetat dengan sec-butenyl asetat berdasarkan titik didih yang beroperasi pada tekanan 1 atm pada suhu 119,732oC. Produk dari atas berupa asam asetat kemudian

dipompakan menuju unit cooler (E-206) untuk menurunkan suhu menjadi 30oC

(9)

suhu umpan masuk reaktor hidrogenasi (R-201) yaitu 100oC. Reaktor Hidrogenasi

(R-202) beroperasi pada suhu 150oC dan tekanan 30 atm. Dalam reaktor ini terjadi

reaksi antara hidrogen dengan n-butenyl asetat dan sec-butenyl asetat, dengan persamaan berikut :

(i) n-C6H10O2 + H2 n-C6H12O2

n-butenyl asetat hidrogen n-butyl asetat

(ii) sec-C6H10O2 + H2 sec-C6H12O2

sec-butenyl asetat hidrogen sec-butyl asetat

Hidrogen yang masuk ke reaktor (R-201) berasal dari tangki penyimpanan (TT-103).

Produk keluaran hidrogen berupa campuran n-butyl asetat dan sec-butyl asetat yang kemudian diumpankan ke unit cooler (E-206) untuk menurunkan suhu umpan

sebelum masuk ke destilasi (D-202) dari 150oC menjadi 118,315oC.

Pada unit destilasi (D-202) akan dipisahkan antara n-butyl asetat dengan

sec-butyl asetat berdasarkan titik didih nya. Produk keluaran atas berupa sec-butyl asetat diumpankan ke unit cooler (E-209) menjadi 30oC sebelum disimpan dalam tangki penyimpanan (TT-201) dan produk keluaran bawah berupa n-butyl asetat

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tersebut menyebutkan bahwa pustaka genom yang telah dikonstruksi memiliki kualitas yang ideal untuk digunakan dalam tahap sekuensing serta data sekuen yang

huruf yang digunakan dalam promosi Awesome Creative Studio adalah :.

Hal ini sejalan dengan pemikiran Sudjiman (1990:55) yang menyatakan bahwa novel adalah prosa yang panjang, menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian

[r]

Teknik Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi. (Alih Bahasa Ellen Gunawan

Perlakuan BAP dengan dua taraf konsentrasi (1 mg/l dan 2 mg/l) dan media (MS dan KC) dengan empat taraf konsentrasi (1, ¾, ½, dan ¼ konsentrasi hara makro dan mikro)

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, Puji syukur kehadirat Illahi Rabbi yang telah melimpahkan rahmat dan karunia–Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan

menwakan KSU Tunas Muda sebagai badan pengelola dana ymg akan disalurkm oleh pernerintah atau bank atauprrn badan usaha milik negara tersebut. Sarnpai pada saat