• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Pra siklus (Kondisi Awal) - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Motivasi Siswa dengan Metode Discovery L

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Pra siklus (Kondisi Awal) - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Motivasi Siswa dengan Metode Discovery L"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan

4.1.1 Deskripsi Kondisi Pra siklus (Kondisi Awal)

Penelitian ini di laksanakan di kelas Bloomers 1 Satya Wacana Children

Centre, semester II Tahun Ajaran 2014/2015 dengan subjek penelitian seluruh

anak kelas Bloomers 1 berjumlah 10 anak dengan 4 anak perempuan dan 6

anak laki-laki.

Kondisi pra siklus atau kondisi awal merupakan keadaan anak sebelum

penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan observasi yang dilakukan

oleh peneliti, hasil keterampilan motorik halus di kelas Bloomers 1 yang

berjumlah 10 anak masih rendah. Hal ini bisa terlihat dari data hasil evaluasi

peserta didik pada keterampilan motorik halus. Diperoleh data hasil

pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran dapat dilihat pada

tabel 4.1

Tabel 4.1 Keterampilan motorik halus Pra siklus

No Kriteria Jumlah Anak Persentase

1 Baik (B) 1 10%

2 Cukup(C) 1 10%

3 Kurang(K) 8 80%

(2)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 10 anak yang mencapai

kriteria Baik (B) sebanyak 1 anak (10%), Kriteria cukup 1 anak (10%),

sedangkan untuk kriteria Kurang (K) 8 anak (80%).

Kondisi tersebut dapat digambarkan pada grafik sebagai berikut

Grafik 4.1

Persentase keterampilan motorik halus pra siklus

Dari grafik 4.1 dapat dilihat bahwa peningkatan keterampilan motorik

halus anak melalui kegiatan menggunting dan menempel masih rendah.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan sebelumnya guru jarang

memberikan kesempatan kepada anak untuk menggunting sendiri dengan

alasan hasil guntingan anak belum rapi dan tidak sesuai pola. Berdasarkan

kondisi tersebut, peneliti mengambil tindakan kelas seperti yang telah

direncanakan pada bab sebelumnya.

10% 10%

80%

Baik Cukup Kurang

Pra siklus

(3)

4.1.2 Deskripsi pelaksanaan siklus I

Dalam siklus I terdiri dari tiga kali pertemuan dengan rincian sebagai

berikut:

4.1.2.1 Perencanaan Tindakan

Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti melakukan perencanaan

tindakan berupa mengidentifikasi masalah kemudian mengembangkan pemecahan

masalah. Setelah itu peneliti menentukan indikator yang akan dicapai pada proses

pembelajaran. Dari indikator tersebut dituangkan pada RKH siklus I yang trdiri

dari tiga kali pertemuan (terlampir). Kemudian peneliti menyiapkan alat dan

bahan yang digunakan, lembar kerja anak, lembar observasi yang digunakan

selama penelitian siklus I. Alat yang digunakan adalah gunting dan bahan yang

digunakan lem serta lembar kerja dan lembar menempel untuk kegiatan anak,

peneliti juga menyiapkan lembar observasi anak yang digunakan selama proses

pembelajaran dilaksanakan.

4.1.2.2 Tindakan dan Observasi

4.1.2.2.1 Pertemuan pertama

1. Kegiatan awal

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 14 April

2015 pada pukul 08.30-09.00. Pelaksanaan kegiatan awal play out side

(4)

digunakan seperti gunting dan lem, untuk memulai proses pembelajaran, peneliti

mengucapkan salam.

2. Kegiatan inti

Pada kegiatan inti peneliti menjelaskan tentang kegiatan yang akan

dilakukan pada hari ini seperti cara menggunakan gunting dengan dengan benar

setelah itu peneliti memberi contoh cara menggerakkannya dengan buka tutup

secara perlahan-lahan kemudian mulai cepat, setelah itu peneliti menjelaskan

lembar kerja dan lembar menempel yang akan dikerjakan anak-anak. pada hari

pertama kegiatan dilakukan anak menggunting dengan pola garis lurus (bentuk

persegi).

3. Kegiatan akhir

Pada RKH kegiatan akhir dilakukan tanya jawab tentang kesulitan atau

kemudahan kegiatan menggunting dan menempel yang dilakukan anak-anak,

setelah itu anak diajak berdoa untuk kegiatan snack time selesai berdoa anak di

panggil satu persatu untuk keluar kelas cuci tangan kemudian snack time bersama.

4.1.2.2.2 Pertemuan kedua

1. Kegiatan awal

Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 16 April

2015 pada pukul 08.30-09.00. Pelaksanaan kegiatan awal play out side

(5)

digunakan seperti gunting dan lem, untuk memulai proses pembelajaran, peneliti

mengucapkan salam.

2. Kegiatan inti

Pada kegiatan inti peneliti menjelaskan tentang kegiatan yang akan

dilakukan pada hari ini seperti cara menggunakan gunting dengan dengan benar

setelah itu peneliti memberi contoh cara menggerakkannya dengan buka tutup

secara perlahan-lahan kemudian mulai cepat, setelah itu peneliti menjelaskan

lembar kerja dan lembar menempel yang akan dikerjakan anak-anak. pada hari

kedua kegiatan dilakukan anak menggunting dengan pola garis miring (bentuk

segitiga).

3. Kegiatan akhir

Pada RKH kegiatan akhir dilakukan tanya jawab tentang kesulitan atau

kemudahan kegiatan menggunting dan menempel yang dilakukan anak-anak,

setelah itu anak diajak berdoa untuk kegiatan snack time selesai berdoa anak di

panggil satu persatu untuk keluar kelas cuci tangan kemudian snack time bersama.

4.1.2.2.3 Pertemuan ketiga

1. Kegiatan awal

Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 20 April

2015 pada pukul 08.30-09.00. Pelaksanaan kegiatan awal play out side

(6)

digunakan seperti gunting dan lem, untuk memulai proses pembelajaran, peneliti

mengucapkan salam.

2. Kegiatan inti

Pada kegiatan inti peneliti menjelaskan tentang kegiatan yang akan

dilakukan pada hari ini seperti cara menggunakan gunting dengan dengan benar

setelah itu peneliti memberi contoh cara menggerakkannya dengan buka tutup

secara perlahan-lahan kemudian mulai cepat, setelah itu peneliti menjelaskan

lembar kerja dan lembar menempel yang akan dikerjakan anak-anak. pada hari

ketiga kegiatan dilakukan anak menggunting dengan pola garis lengkung.

3. Kegiatan akhir

Pada RKH kegiatan akhir dilakukan tanya jawab tentang kesulitan atau

kemudahan kegiatan menggunting dan menempel yang dilakukan anak-anak,

setelah itu anak diajak berdoa untuk kegiatan snack time selesai berdoa anak di

panggil satu persatu untuk keluar kelas cuci tangan kemudian snack time bersama.

4.1.2.3 Hasil tindakan dan observasi

4.1.2.3.1 Hasil tindakan

Dari tindakan yang telah dilakukan pada siklus I maka diperoleh data

melalui observasi, data hasil anak pada siklus I dapat dilihat pada table 4.2 berikut

(7)

Tabel 4.2

Hasil keterampilan motorik halus anak pada siklus I

Kriteria

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

Jumlah

Grafik 4.2 keterampilan motorik halus anak pada siklus I

Dari grafik diatas persentase keterampilan motorik halus anak dari siklus I

pertemuan 3, anak yang mempunyai kriteria Baik (B) adalah sebanyak 6 anak atau

60% dan anak yang mendapat kriteria Cukup (C) adalah sebanyak 30 anak atau

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

Siklus I

(8)

Hasil tindakan pada siklus I sudah mengalami peningkatan namun belum

mencapai indikator yang sudah ditentukan.

4.1.2.4 Observasi

Pada saat pembelajaran siklus I dimulai, peneliti meminta bantuan

observer yaitu Melda Siska dan satu orang guru kelas untuk mengamati jalannya

pembelajaran dari awal hingga akhir dengan cara mengisi lembar observasi anak

yang sudah disediakan peneliti. Menurut pengamatan observer ada beberapa anak

pada siklus I yang kelihatan tidak mau untuk mengerjakan tugasnya anak tersebut

melamun tetapi selalu diberi semangat oleh observer untuk mengerjakan tugasnya

dan pada akhirnya anak tersebut mau mengerjakan tugasnya sampai selesai.

4.1.2.5 Refleksi

Dari kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I selama 3 (tiga) kali

pertemuan, anak dapat melakukan kegiatan menggunting dan menempel dengan

baik namun ada beberapa anak yang hasil guntingannya belum sesuai pola, belum

rapi. Pada siklus I pertemuan ketiga hasil belum mencapai target indikator

keberhasilan yang ditentukan sebelumnya yaitu 80%. Capaian pada siklus I

pertemuan ketiga untuk kriteria Baik (B) 60%, untuk kriteria Cukup (C) 30%,

untuk kriteria Kurang (K) 10%. Untuk itu diperlukan perbaikan pada siklus II

supaya dapat memenuhi target indikator keberhasilan sebesar 80%. Dalam siklus

I ada beberapa kendala yang muncul saat melakukan kegiatan menggunting ada

anak yang tidak mau mengerjakan tugasnya anak sering melamun kemudian

(9)

menggunting namun hasil guntingannya belum sesuai pola dan belum rapi dan ada

anak yang terburu-buru dan terlalu banyak menggunakan lem sehingga hasil

menempelnya tidak bersih lengket dan ada yang sobek.

4.1.3 Deskripsi pelaksanaan siklus II

Pelaksanaan siklus II dilakukan sebagai upaya perbaikan pada siklus I

dengan melihat kekurangan yang menjadi hambatan dalam siklus sebelumnya

untuk dasar menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang lebih baik disiklus

selanjutnya. Dalam siklus II ini, terdapat 2 (dua) kali pertemuan dengan rincian

sebagai berikut:

4.1.3.1 Perencanaan tindakan

Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti merancang rencana

pembelajaran yang sudah dikembangkan sesuai dari hasil refleksi pada siklus I.

Pada refleksi siklus I ada beberapa kendala dan solusi untuk mengatasi kendala

tersebut guru sering mendekati anak pada saat anak mengerjakan tugasnya dan

memberi dorongan serta menegur jika anak sudah terlihat membaringkan

(10)

4.1.3.2 Tindakan dan observasi

4.1.3.2.1 Pertemuan pertama

1. Kegiatan awal

Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 27 April

2015 pada pukul 08.30-09.00. Pelaksanaan kegiatan awal play out side

selanjutnya peneliti mempersiapkan lembar kerja anak, alat dan bahan yang

digunakan seperti gunting dan lem, untuk memulai proses pembelajaran, peneliti

mengucapkan salam.

2. Kegiatan inti

Pada kegiatan inti peneliti menjelaskan tentang kegiatan yang akan

dilakukan pada hari ini seperti cara menggunakan gunting dengan dengan benar

setelah itu peneliti memberi contoh cara menggerakkannya dengan buka tutup

secara perlahan-lahan kemudian mulai cepat, setelah itu peneliti menjelaskan

lembar kerja dan lembar menempel yang akan dikerjakan anak-anak. pada hari

pertama kegiatan dilakukan anak menggunting dengan pola garis setengah

lingkaran.

3. Kegiatan akhir

Pada RKH kegiatan akhir dilakukan tanya jawab tentang kesulitan atau

kemudahan kegiatan menggunting dan menempel yang dilakukan anak-anak,

setelah itu anak diajak berdoa untuk kegiatan snack time selesai berdoa anak di

(11)

4.1.3.2.2 Pertemuan kedua

1. Kegiatan awal

Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 29 April

2015 pada pukul 08.30-09.00. Pelaksanaan kegiatan awal play out side

selanjutnya peneliti mempersiapkan lembar kerja anak, alat dan bahan yang

digunakan seperti gunting dan lem, untuk memulai proses pembelajaran, peneliti

mengucapkan salam.

2. Kegiatan inti

Pada kegiatan inti peneliti menjelaskan tentang kegiatan yang akan

dilakukan pada hari ini seperti cara menggunakan gunting dengan dengan benar

setelah itu peneliti memberi contoh cara menggerakkannya dengan buka tutup

secara perlahan-lahan kemudian mulai cepat, setelah itu peneliti menjelaskan

lembar kerja dan lembar menempel yang akan dikerjakan anak-anak. pada hari

kedua kegiatan dilakukan anak menggunting dengan pola garis zig zag.

3. Kegiatan akhir

Pada RKH kegiatan akhir dilakukan tanya jawab tentang kesulitan atau

kemudahan kegiatan menggunting dan menempel yang dilakukan anak-anak,

(12)

4.1.3.3 Hasil tindakan dan observasi

4.1.3.3.1 Hasil tindakan

Dari tindakan yang telah dilakukan pada siklus II maka dapat diperoleh

data melalui observasi, data hasil anak pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.3

berikut ini.

Tabel 4.3

Hasil keterampilan motorik halus anak pada siklus II

Kriteria

Grafik 4.3 keterampilan motorik halus anak pada siklus II

Berdasarkan grafik 4.3 hasil pengamatan yang dilakukan dengan lembar

(13)

(B) adalah 9 anak atau 90%, sedangkan anak yang mendapat kriteria Cukup (C)

adalah 1 anak atau 10% dan anak yang mendapat kriteria Kurang (K) 0 atau 0%.

Dari hasil tersebut dapat dikatakan berhasil karena sudah mencapai indikator

keberhasilan sebesar 90%.

4.1.3.4 Observasi

Observer mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir

mengamati anak selama melaksanakan kegiatan. Menurut pengamatan observer

anak-anak pada siklus II hasil guntingannya sudah bisa mengikuti pola karena

pada saat menggunting anak lebih pelan-pelan dan hasil menempelnya juga sudah

rapi tidak lengket dan tidak ada yang sobek lagi.

4.1.3.5 Refleksi

Berdasarkan refleksi dan hasil observasi yang telah dilakukan pada siklus

II seluruh anak sudah mencapai ketuntasan dalam belajar. Dari hasil pelaksanaan

pembelajaran siklus II menunjukan terjadinya peningkatan keterampilan motorik

halus melalui kegiatan menggunting dan menempel. Hal ini menunjukan bahwa

indikator kinerja yang diharapkan telah tercapai, dengan capaian sebesar 90%

pada siklus II pertemuan kedua maka penelitian tidak perlu dilanjutkan ke siklus

berikutnya. Siklus II ini di ikuti oleh 10 anak dan yang mendapatkan kriteria Baik

(B) 9 orang anak dan 1 orang anak mendapat kriteria cukup. 1 orang anak yang

mendapatkan kriteria Cukup (C) disebabkan hasil guntingan anak pada pertemuan

kedua siklus II masih belum sesuai pola dan hasil menempelnya masih ada yang

(14)

juga sering terlambat selesai mengerjakan tugasnya dari teman-temannya yang 9

orang karena anak tersebut sering berhenti dalam mengerjakan tugasnya setelah

ditegur oleh guru untuk lanjut menyelesaikan tugasnya kemudian anak tersebut

baru melanjutkan mengerjakan tugasnya sampai selesai.

4.2 Pembahasan hasil penelitian

Analisis penelitian tindakan kelas pada pra siklus, siklus I, siklus II setelah

menggunakan kegiatan menggunting dan menempel diperoleh hasil belajar pada

tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4

Perbandingan hasil belajar pra siklus, siklus I, siklus II

Tahap

awal

Baik Cukup Kurang

f % f % f %

Pra siklus 1 10% 1 10% 8 80%

Siklus I 6 60% 3 30% 1 10%

Siklus II 9 90% 1 10% 0 0%

Berdasarkan tabel 4.4 anak yang mencapai keterampilan motorik halus

pada pra siklus kriteria Baik (B) meningkat sebanyak 1 anak atau 10%, kriteria

Cukup (C) sebanyak 1 anak atau 10%, kriteria Kurang (K) sebanyak 8 anak atau

80%. Siklus I dengan kriteria Baik (B) meningkat sebanyak 6 anak atau 60%,

kriteria Cukup (C) menurun menjadi 3 anak atau 30%, kriteria Kurang (K)

(15)

meningkat sebanyak 9 anak atau 90%, kriteria Cukup (C) menurun menjadi 1

anak atau 10%, untuk kriteria Kurang (K) menurun menjadi 0 anak atau 0%.

Grafik 4.4 perbandingan hasil belajar prasiklus, siklus I, siklus II

Grafik diatas menunjukan bahwa terjadi peningkatan pada ketuntasan hasil

belajar kelas Bloomers 1 Satya Wacana Children Centre keterampilan motorik

halus melalui kegiatan menggunting dan menempel antara pra siklus dengan

kriteria Baik (B) sebanyak 1 anak atau 10%, kriteria Cukup (C) sebanyak 1 anak

atau 10%, kriteria Kurang (K) sebanyak 8 anak atau 80%. Siklus I dengan kriteria

Baik (B) sebanyak 6 anak atau 60%, kriteria Cukup (C) sebanyak 3 anak atau

30%, kriteria Kurang (K) sebanyak 1 anak atau 10%. Siklus II dengan kriteria

Baik (B) sebanyak 9 anak atau 90%, kriteria Cukup (C) sebanyak 1 anak atau

10%, kriteria Kurang (K) 0 anak atau 0%. 10%

60%

90%

10%

30%

10% 80%

10%

0%

Pra siklus Siklus I Siklus II

Pra siklus, siklus I, siklus II

(16)

Berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi pra siklus, siklus I, dan

siklus II membuktikan bahwa kegiatan menggunting dan menempel membantu

guru untuk meningkatkan keterampilan motorik halus yang menarik. Hasil

penelitian meningkatnya keterampilan motorik halus melalui kegiatan

menggunting dan menempel ini mendukung penelitian yang relevan sebelumnya

yaitu penelitian dari Nurul Khotimah (2011) yang sama-sama meneliti motorik

halus melalui kegiatan menggunting dan menempel. Berdasarkan hasil observasi

penelitian dari peneliti diatas, kegiatan menggunting dan menempel telah

meningkatkan keterampilan motorik halus.

Meningkatnya motorik halus anak pada siklus I dan siklus II, hal ini

disebabkan terciptanya suatu kondisi pembelajaran yang menyenangkan antara

guru dan anak dalam kegiatan pembelajaran menggunting dan menempel sehingga

anak merasa senang dan termotivasi untuk mengerjakan tugasnya. Guru juga

berperan sangat penting dalam membantu mengembangkan keterampilan motorik

halus anak dengan memberikan penguatan kepada anak dalam bentuk pujian.

Temuan penulis sesuai dengan pendapat Sujion (dalam Rahayu 2013)

bahwa: dalam kegiatan keterampilan motorik halus adalah gerakan-gerakan tubuh

yang melibatkan otot-otot kecil pada tangan dan jari-jari. Gerakan motorik halus

yang melibatkan otot tangan dan jari-jari biasanya membutuhkan kecermatan

tinggi, ketekunan dan koordinasi mata dan otot kecil.

Menurut Lenner (1981) bahwa motorik halus adalah keterampilan motorik

(17)

mata dan tangan, sehingga gerakan tangan perlu dikembangkan dengan baik. Oleh

karena itu, melalui kegiatan menggunting dan menempel ini maka perkembangan

motorik halus anak dapat meningkat dengan baik.

Menurut Kartini Kartono (1995), bahwa faktor lingkungan sangat berperan

penting dalam perkembangan keterampilan motorik halus, bisa untuk

menguntungkan atau merugikan dalam kematangan fungsi-fungsi organis dan

fungsi psikis anak.

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan diatas bahwa lingkungan

merupakan faktor yang terpenting dalam proses pembelajaran keterampilan

motorik halus dengan kegiatan menggunting dan menempelmeningkatkan

perkembangan keterampilan motorik halus anak di Satya Wacana Children

Centre. Sebelum kegiatan menggunting dan menempel dilakukan perkembangan

keterampilan motorik halus anak masih rendah, setelah melakukan kegiatan

menggunting dan menempel perkembangan keterampilan motorik halus anak

meningkat.

Anak terlihat antusias dalam melakukan kegiatan menggunting dan

menempel dengan mengikuti pola garis lurus, pola giris miring, pola garis

lengkung, pola garis setengah lingkaran, pola garis zig zag yang membuat

anak-anak penuh semangat baik dalam siklus I maupun siklus II terlihat bahwa

keterampilan perkembangan motorik halus anak telah meningkat melalui kegiatan

Gambar

tabel 4.1 Tabel 4.1 Keterampilan motorik halus Pra siklus
Grafik 4.1 Persentase keterampilan motorik halus pra siklus
Grafik 4.2 keterampilan motorik halus anak pada siklus I
Tabel 4.3 Hasil keterampilan motorik halus anak pada siklus II
+3

Referensi

Dokumen terkait

IF-ITB/WD dari Silberschatz, modifikasi TW/8 Des’03 IF3111 - SQL..

Penelitian ini akan menunjukkan perilaku pembelian pelanggan yang bagaimana masyarakat umum menarik untuk melakukan pembelian dari produk bermerek. Kepribadian merek yang

Informasi- informasi ini juga masih belum diintegrasikan dengan peta perkebunan dan data infrastruktur sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan dan ketidakakuratan

Faktor kompetensi karyawan merupakan manfaat utama yang diharapkan nasabah usaha kecil ketika mendapatkan layanan kredit dalam jangka waktu tertentu, diwujudkan dalam

Organ sistem urogenital pada babi terdiri atas ginjal, uretra, vesica urinaria, ureter dan penis.. Pada nekropsi sistem organ urogenital babi tidak ditemukan

Citra tempat tujuan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai.. yang

Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan, citra perusahaan dan loyalitas pelanggan3. Untuk mengetahui dampak kepuasan pe- langgan untuk

ALlah, dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang hendak diperbuatnya untuk hari esok (Hari Akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sungguh. Allah Maha Teliti terhadap apa