• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Teknik Dasar Nekropsi Praktikum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Teknik Dasar Nekropsi Praktikum"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Hari,tanggal : Kamis , 19 April 2018 Dosen Praktikum : Drh Vetnizah Juniano, P. Dr Drh Eva Harlina MSi Drh Heryudianto Vibowo, MSi

(2)

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nekropsi merupakan suatu prosedur untuk melakukan pemeriksaan yang cepat dan rinci secara patologi anatomi untuk mengetahui sebab-sebab kematian seekor atau sekelompok hewan yang dalam hal ini adalah domba sehingga dapat dilakukan penanggulangan. Pada nekropsi yang dilakukan adalah mengamati beberapa organ dalam yang mengalami perubahan atau kelainan sehingga dapat dijadikan sumber dugaan bahwa hewan tersebut terserang suatu penyakit dengan melakukan pembedahan (Tabbu C.R 2002).

Babi memiliki banyak kesamaan dengan manusia baik secara genetik maupun fisiologi, hal ini membuat babi menjadi hewan model yang sangat menjanjikan bagi manusia (Critser et al. 2009). Selain itu, babi juga sangat menjanjikan untuk dijadikan sumber organ transplantasi (Randall S et al. 2008) dan hibrid organ (Beschorner et al. 2003a; Beschorner et al. 2003b) bagi manusia. Menurut Dyce et al. (2002) struktur internal dari ginjal babi sangat mirip dengan yang dimiliki manusia. Babi juga digunakan sebagai hewan model pada penyakit manusia seperti diabetes (Renner et al. 2008), cystic fibrosis dan alzheimer’s disease (Kragh et al. 2008), Huntington’s disease (Uchida et al. 2001).

Sistem urinari terdiri dari sepasang ginjal, ureter, kantung kemih, dan uretra. Organ utama yang berperan aktif dalam sistem urinari adalah ginjal dan kantung kemih, sedangkan ureter bertindak sebagai saluran yang menghubungkan keduanya, dan uretra sebagai saluran pembuangan terakhir dari kantung kemih keluar tubuh. Material terlarut dalam plasma darah disaring oleh ginjal sehingga menghasilkan filtrat. Filtrat yang terbentuk direabsorbsi untuk memisahkan bahan-bahan yang masih berguna untuk tubuh dan disekresikan bahan-bahan tambahan menjadi suatu bentuk cairan. Cairan tersebut disalurkan melalui pipapipa tubular nefron ke pelvis ginjal dan masuk ke kantung kemih untuk dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urin (Akers & Denbow 2008).

(3)

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui teknik nekropsi dan anatomi organ urogenital pada organ babi

2. METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat pelaksanaan

Hari/tanggal : Kamis, 19 April 2018

Waktu : 08.00-14.00 WIB

Tempat : Klinik Hewan Pendidikan Kampus Diploma IPB

2.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah meja nekropsi, pisau, gergaji tulang , scalpel, gunting lurus runcing tumpul dan gunting lurus runcing runcing , pinset anatomis, dan masker. Sedangkan bahan yang digunakan adalah kadaver babi

2.3 Cara Kerja

(4)

3 HASIL DAN PEMBAHASAN 3.2 Hasil

Gambaran Organ Sistem Urogenital Babi

N o Gambar Keterangan

1 Organ Urogenitalis

1. Ginjal 2. Ureter

3. Kantung kemih 4. Uretra

2 Ginjal

a. Inspeksi

Warna : Merah Kecoklatan Bentuk : seperti kacang

Ukuran : cm b. Palpasi

Konsistensi : Kenyal

3 Insisi Ginjal

a. Inspeksi

Warna : merah Kecoklatan

Bentuk : masih terlihat korteks, medula, dan pelvis renalis.

4 Inspeksi hasil insisi ginjal :

Terlihat bagian bagian ginjal yaitu korteks, medula dan pelvis renalis.

4 3

(5)

5 Inspeksi tepian ginjal : Berbentuk membulat

6 Kantung Kemih

a. Inspeksi

Warna : merah transparan

Bentuk : Bulat, Berisi Urine

b. Palpasi

Konsistensi : Kenyal

7 Preputium

a. Inspeksi Warna : Bentuk : b. Palpasi

Konsistensi :

3.3 Pembahasan

(6)

ke dalam, yaitu korteks, medula, dan pelvis (hilus). Pelvis merupakan area pusat yang merupakan lokasi dari masuk dan keluarnya pembuluh darah arteri dan vena ginjal, begitu juga dengan ureter yang akan menyalurkan urin dari ginjal ke kantung kemih (Akers & Denbow 2008). Warna normal pada ginjal yaitu coklat kemerahan dengan kondisi permukaan halus tidak ada lesi. Konsistensi ginjal normal pada babi yaitu kenyal yang menunjukan bahwa organ ginjal masih bekerja dengan baik. Ukuran ginjal kanan babi yaitu ….dan ginjal kiri …. Hasil pengukuran ginjal yang dilakukan menujukan ukuran ginjal normal. Menurut Sampaio et al. (1998), babi dengan rata-rata bobot badan 72 kg memiliki ukuran ginjal dengan rata-rata-rata-rata panjang 11.8 cm, tebal 5.49 cm, dan tinggi 2.76 cm. Ginjal diinsisi dan terlihat pada gambar 3. dan gambar 4. yaitu daerah perifer/tepi yang beraspek gelap disebut korteks, dan selebihnya yang agak cerah disebut medulla, berbentuk piramid terbalik.

Pemeriksaan kantung kemih dilakukan dengan cara inspeksi dan palpasi. Warna kantung kemih pada babi yang telah dilakukan proses nekropsi berwarna merah transparan homogen dan tidak ditemukan perubahan warna dengan konsistensi kenyal. Menurut Erman A, Veranic P (2011) Makroskopik awal organ kandung kemih yang normal berwarna kemerahan, konsistensi kenyal, dan bentuk bulat. Bentuk kantung kemih babi yang terlihat berdasarkan hasil nekropsi terlihat bulat karena terisi penuh dengan urine. Menurut Dyce et al (2002) Kantung kemih yang terisi penuh berbentuk lebih bulat dan terletak hampir seluruhnya di rongga abdomen. kantung kemih memiliki letak yang bervariasi dan sangat tergantung dari volume urin yang terdapat di dalamnya. Kantung kemih yang kosong memiliki ukuran yang kecil, oval, dan kuat. Menurut Wilson (2005), letak kantung kemih berada di dekat os pubis. Kantung kemih memiliki dua fungsi penting dalam proses urinasi yaitu sebagai tempat penampungan dan pengeluaran urin.

Pada uretra babi terdapat dua buah sfingter yaitu sfingter uretra eksterna dan interna di mana sfingter uretra interna bekerja di bawah sadar sedangkan sfingter uretra eksterna tidak. Maka ketika proses miksi, sfingter uretra interna inilah yang berfungsi untuk menahan keluarnya urin. Uretra terdiri atas uretra posterior dan uretra anterior. Uretra posterior pada jantan terdiri atas uretra pars prostatika yang dilingkupi oleh kelenjar prostat dan uretra pars membranasea. Pada uretra anterior dibungkus oleh korpus spongiosum penis, terdiri atas pars bulbosa, pars pendularis, fossa navikularis dan meatus uretra eksterna. (Purnomo, 2008).

(7)

perubahan pada kadaver yaitu terjadinya penurunan suhu, terbentuknya lebam mayat, terbentuknya kaku mayat, terjadinya pembusukan, adipocere dan mumifikasi serta terjadinya perubahan-perubahan biokimiawi (Safalina 2016). Pada preputium babi terdapat lekukan disebut divertikulum prepusium. Terdapat pemisah yang kurang sempurna sehingga terbagi dua oleh septum medianum. Seringkali selaput lendir kutan yang bertanduk melipat. Campuran kemih dan epitel yang terkelupas membentuk zat yang berbau tidak enak (Dellman 1992).

4 PENUTUP

Simpulan

Organ sistem urogenital pada babi terdiri atas ginjal, uretra, vesica urinaria, ureter dan penis. Pada nekropsi sistem organ urogenital babi tidak ditemukan kelainan kecuali pada penis. Penis kadaver babi benbentuk lebih kecil dari penis babi hidup karena kemungkinan dipengaruhi oleh perubahan suhu. Dan ridak terdapat testis karena babi sudah dikastrasi.

DAFTAR PUSTAKA

(8)

Beschorner W, Joshi SS, Prather R, Schieber T, Thompson SC, Yang T, Zhou L, Mirvish S. 2003a. Selective and conditional depletion of pig cells with transgenic pigs and specific liposomes. Xenotransplantation 10, 497.

Beschorner W, Prather R, Sosa C, Thompson SC, Schieber T, Yang T. 2003b. Transgenic pigs expressing the suicide gene thymidine kinase in the liver.Xenotransplantation 10, 530.

Critser KJ, Laughin MH, Prather RS, Riley LK. 2009. Proceeding of the conference on swine in biomedical research. Volume 50, Number 1 2009.

Dellman, dieter. Brown, esther. 1992. Buku histologi veteriner II. UI Press: Jakarta. Dyce KM, Sack WO, Wensing CJ. 2002. Textbook of Veterinary Anatomy 3rd ed.

Saunders: USA. hlm 228-231.

Erman A, Veranic P. Time- and temperaturedependent autolysis of urinary bladder epithelium during ex vivo preservation. Protoplasma. 2011;248:541-50.

Kragh PM, Li J, Du Y, Lin L, Schmidt M, Boegh IB, Bolund L,Nielsen AL, Holm IE, Joergensen AL. 2008. Establishment of pregnancies with handmade cloning porcine embryos reconstructed with fibroblasts containing an Alzheimer’s disease gene. Reproduction Fertility & Development 20, 231232.

Randall SP, Miaoda S,Yifani D. 2008. Genetically Modified Pigs for Medicine and Agriculture. Biotechnology and Genetic Engineering Reviews - Vol. 25, 245-266.

Renner S, Kebler B, Herbach N, Waldthausen DC, Wanke R, Hofmann R, Pfeifer A, Wolf E. 2008. Impaired incretin effect in transgenic piglets expressing a dominant negative receptor for glucose-dependent insulinotropic polypeptide in the pancreatic islets. Reproduction Fertility & Development 20, 82.

Safalina D, dkk. Gambaran makroskopik dan mikroskopik ureter pada hewan coba postmortem. Jurnal e-Biomedik (eBm). 4 : 2.

Purnomo. 2008. Biologi Umum. Surakarta: Tiga Serangkai.

Uchida M, Shimatsu Y, Onoe K, Matsuyama N, Niki R, Ikeda JE, Imai H. 2001. Production of transgenic miniature pigs by pronuclear microinjection. Transgenic Research 10, 577-582.

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, b) dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c)

Gagal ginjal akut post renal terjadi bila obtruksi akut terjadi pada uretra, buli-buli dan ureter bilateral, atau obtruksi pada ureter unilateral di mana ginjal satunya

Hal itu terjadi karena adanya perubahan pada sistem perkemihan selama hamil yang kemudian diperparah dengan adanya infeksi pada organ-organ perkemihan seperti ginjal,

Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan congenital dimana meatus uretra externa terletak di permukaan ventral penis dan lebih ke proksimal dari tempatnya yang normal

Susunan sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, b) dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke

Susunan sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, b) dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c) satu

Masalah pada sistem urogenital merupakan kondisi yang menyerang bagian dari sistem reproduksi dan saluran kemih, sistem ini utamanya terdiri dari ginjal, ureter,

Batu uretra primer sangat jarang terjadi. Pada batu uretra biasanya terjadi karena batu ginjal, ureter dan kandung kemih yang turun ke uretra. Keluhan yang biasa di sampaikan klien