• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERAKSI TRANSPORTASI TATA GUNA LAHAN K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "INTERAKSI TRANSPORTASI TATA GUNA LAHAN K"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1

Gambaran Umum Kota

Kota Madiun terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Madiun. Luas wilayah Kota Madiun adalah 33,23 Km², dengan luas kawasan terbangun pada Tahun 2008 adalah 47% dan kawasan tak terbangun berupa sawah, tegalan, ladang, dan kolam ikan sebesar 48% dari luas total, serta untuk sungai dan infrastruktur sebesar 5% .

Sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Kota Madiun tahun 2004, secara administrasi wilayah ini terbagi ke dalam 3 kecamatan yaitu Kartoharjo, Mangunharjo dan Taman. Masing-masing kecamatan terdiri dari 7 kelurahan sehingga secara keseluruhan terdapat 27 kelurahan.

Gambar 1. Peta Administrasi Kota Madiun

Sumber: DesigMap, Peta Tematik Indonesia

(3)

2

• Batas wilayah utara : Kecamatan Sawahan dan Kecamatan Madiun • Batas wilayah timur : Kecamatan Wungu

• Batas wilayah selatan : Kecamatan Geger • Batas wilayah barat : Kecamatan Jiwan

Wilayah Kota Madiun terletak di lembah Sungai Madiun yaitu sekitar 30 km di sebelah selatan pertemuan antara sungai Madiun dengan Sungai Bengawan Solo dan berada pada ketinggian rata-rata 65 m diatas permukaan laut. Perbedaan ketinggian antara bagian wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya sangat kecil dengan kemiringan rata-rata 0-2% atau dapat dikatakan relatif datar.

Pertumbuhan kota selain dapat ditinjau dari sejarah dan periodesasinya dapat pula dilihat dari tahapan bentuk pertumbuhannya. Berikut penjelasannya :

Aspek Historis

Madiun merupakan suatu wilayah yang dirintis oleh Ki Panembahan Ronggo Jumeno atau biasa disebut Ki Ageng Ronggo. Asal kata Madiun dapat diartikan dari kata "medi" (hantu) dan "ayun-ayun" (berayunan), maksudnya adalah bahwa ketika Ronggo Jumeno melakukan "Babat tanah Madiun" terjadi banyak hantu yang berkeliaran. Penjelasan kedua karena nama keris yang dimiliki oleh Ronggo Jumeno bernama keris Tundhung Medhiun. Pada mulanya bukan dinamakan Madiun, tetapi Wonoasri.

Sejak awal Madiun merupakan sebuah wilayah di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram. Dalam perjalanan sejarah Mataram, Madiun memang sangat strategis mengingat wilayahnya terletak di tengah-tengah perbatasan dengan Kerajaan Kadiri (Daha). Oleh karena itu pada masa pemerintahan Mataram banyak pemberontak-pemberontak kerajaan Mataram yang membangun basis kekuatan di Madiun. Seperti munculnya tokoh Retno Dumilah.

Beberapa peninggalan Kadipaten Madiun salah satunya dapat dilihat di Kelurahan Kuncen, dimana terdapat makam Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno, Patih Wonosari selain makam para Bupati Madiun, Masjid Tertua di Madiun yaitu Masjid Nur Hidayatullah, artefak-artefak disekeliling masjid, serta sendang (tempat pemandian) keramat.

(4)

3

1927. Sedangkan lembaga dan jabatan Walikota Madiun baru diadakan 10 tahun kemudian dengan dikeluarkan staatsblad nomor 14 tahun 1928.

Gambar 2. Peta Kota Madiun 1925

Sumber : informasimadiun.blogspot.co.id

Aspek Internal Kota

Kota Madiun memiliki peranan yang sangat penting terhadap sistem transportasi nasional dan regional. Seperti di wilayah lain, sistem transportasi wilayah Kota Madiun didominasi oleh transportasi jalan. Masyarakat melakukan mobilisasi dan pelaksanaan kegiatan masih sangat tergantung dengan moda transportasi jalan. Peranan Kota Madiun sangat sentral karena semua sumber daya yang ada di Kota Madiun akan tertarik oleh pelayanan Kota Madiun.

(5)

4

Rangwala (1977), maka morphologi Kota Madiun termasuk dalam tipe pertumbuhan kota berdasarkan asalnya, yang tumbuh secara alamiah yang berjalan dengan sendirinya berdasarkan dorongan kehidupan manusia secara natural terhadap penyediaan amenities kota seperti jaringan jalan.

Namun, untuk mewujudkan sistem transportasi yang sesuai dengan tujuan, diperlukan pemetaan kondisi transportasi saat ini sebagai pijakan awal dalam menganalisis kondisi transportasi dan memprediksikan kondisi transportasi mendatang. Penanganan transportasi itu sebagai langkah strategis dan upaya penanganan kondisi transportasi ke depan yang sesuai dengan arah visi pembangunan Kota Madiun.

Kondisi transportasi disesuaikan dengan sasaran Sistranas, yaitu untuk menciptakan penyelenggaraan transportasi yang efektif dalam arti selamat, aksesibilitas tinggi, terpadu, kapasitas mencukupi, teratur, lancar dan cepat, mudah, tepat waktu, nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman, rendah polusi, dan efisien dalam arti beban publik rendah dan utilitas tinggi dalam satu kesatuan jaringan transportasi nasional.

BENTUK KOTA & FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

Pertumbuhan suatu kota dicirikan oleh pertumbuhan penduduknya. Perkembangan penduduk suatu kota mempengaruhi keadaan kota, yaitu semakin luasnya wilayah terbangun dan semakin tinggi kepadatan penduduk di beberapa bagian kota. Secara fisik kota akan tumbuh ke daerah-daerah pinggiran di sekeliling kota.

Kota Madiun tumbuh ke segala arah yang memungkinkan perkembangan, tergantung pada tingkat kemudahan yang ditemukan. Adanya aksesibilitas dan fasilitas permukiman di beberapa kawasan kota Madiun, mengakibatkan adanya perkembangan yang tidak merata di kawasan kota. Ada daerah yang berkembang cepat seperti di jantung kota dan pada daerah pinggiran yang cenderung kurang berkembang pesat. Hal tersebut akan mengakibatkan kurang efisiennya proses kehidupan kota pada umumnya, terutama tidak meratanya penyebaran fasilitas-fasilitas permukiman.

Pada Kota Madiun, wilayah jantung kota atau pusat kota dijadikan sebagai pusat pelayanan seperti pemerintahan, perdagangan dan sebagainya. Sedangkan untuk lokasi permukiman menyebar ke arah pinggiran kota. Hal ini juga didukung dengan pembangunan transportasi yang pola pengembangan pergerakannya cenderung memusat atau menuju ke arah pusat kegiatan. Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam tahap perkembangan kotanya, bentuk Kota Madiun saat ini memiliki pola konsentris dengan ciri-ciri kota sebagai berikut:

(6)

5

2. Lingkaran transisi, merupakan tempat tinggal migran.

3. Lingkaran perumahan, merupakan daerah pinggiran kota yang digunakan sebagai permukiman penduduk berupa perumahan dan biasanya terdapat kota satelit.

Gambar 3. Struktur kota menurut teori konsentris

Adanya pola konsentris ini membuat Kota Madiun termasuk dalam Kota Mandala. Hal ini dilihat dari letak alun-alun yang berada di tengah kota berhadapan dengan masjid Agung Baiturrahman. Untuk daerah permukiman menyebar di pinggiran kota. Hal ini menandakan kota Madiun memiliki bentuk kota Mandala.

Munculnya bentuk suatu kota karena dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung. Menurut Sujarto (1989) faktor-faktor perkembangan dan pertumbuhan yang bekerja pada suatu kota dapat mengembangkan dan menumbuhkan kota pada suatu arah tertentu. Ada tiga faktor utama yang sangat menentukan pola perkembangan dan pertumbuhan kota :

a) Faktor manusia, yaitu menyangkut segi-segi perkembangan penduduk kota baik karena kelahiran maupun karena migrasi ke kota. Segi-segi perkembangan tenaga kerja, perkembangan status sosial dan perkembangan kemampuan pengetahuan dan teknologi.

b) Faktor kegiatan manusia, yaitu menyangkut segi-segi kegiatan kerja, kegiatan fungsional, kegiatan perekonomian kota dan kegiatan hubungan regional yang lebih luas.

(7)

6

Selain itu juga terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi bentuk suatu kota seperti aspek topografi, religius, politik dan sebagainya. Di bawah ini akan dijelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk kota terhadap Kota Madiun:

Topografi

Di wilayah Kota Madiun terletak pada ketinggian 45 sampai dengan 100 meter di atas permukaan air laut dengan posisi 7o21’-7o31’ Lintang Selatan dan 110o10’-111o40’ Bujur Timur. Selain itu pada Kota Madiun merupakan daerah yang dilewati oleh sungai Bengawan Solo yang membelah Kecamatan Magunharjo menjadi dua wilayah yang terpisah.

Historis

Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Kota Praja Madiun pada tahun 1918 sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi di Karasedinan Madiun (Sekarang Kabupaten Madiun, Magetan, Ponorogo, Madiun dan Pacitan). Dengan status Kotapraja maka pembangunan baik dari segi infrastruktur maupun transportasi akan menjadi prioritas Hindia Belanda hal tersebut terlihat pada beberapa peninggalan gedung pemerintahan, Jalan raya penghubung Surabaya – Yogyakarta dan Stasiun Besar Madiun. Letak stasiun yang berada di dekat pusat pemerintahan (balai kota) ikut andil dalam perkembangan bentuk kota.

Gambar 4. Stasiun Madiun 1930

Sumber: KITLV.nl

(8)

7

ekonomi berada dipusat kota sebagai kontrol dari perdagangan, politik dan transportasi.

Catatan : Melihat Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kota Madiun yang tertuang pada Peta Rencana Struktur Ruang kota 2030 dan melihat tren pembangunan yang di lakukan akhir-akhir ini di Kota Madiun, maka penulis dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa kedepan struktur kota madiun terindikasi mengarah pada struktur Multi centered yaitu terdiri dari beberapa pusat dan sub pusat yang saling terhubung satu sama lainnya.

Pertumbuhan Penduduk dan Ekonomi

Posisinya yang cukup strategis menjadikan Madiun berada di jalur utama Surabaya-Yogyakarta. Kota ini juga menjadi persimpangan jalur menuju Ponorogo dan Pacitan ke arah selatan. Akan direncanakan oleh pemerintah Jawa Timur untuk membangun jalan bebas hambatan dari Kota Surakarta (Tanpa lewat Kota Sragen dan Ngawi) lurus ke barat laut sampai Maospati, Magetan kemudian di teruskan sampai Kota Madiun dan di teruskan lurus ke timur laut melewati Kota Nganjuk sampai di Waru, Sidoarjo (Berhubung dengan Tol Surabaya-Gempol), hal ini bertujuan untuk membangun Kota Madiun sebagai kota metropolitan atau kota singgah yang diharapkan dapat membantu permasalahan Kota Surabaya. Oleh karena itu, Kota Madiun ditetapkan sebagai wilayah hinterland atau pusat ekonomi untuk daerah sekitarnya dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah.

(9)

8

Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut

Kecamatan

Sumber : BPS Kota Madiun 2016

Melihat data diatas dengan jumlah penduduk total 174.995 jiwa Kota Madiun masuk dalam kategori Kota sedang/menangah dalam Kategori Kota Ditinjau dari Jumlah Penduduknya yang dikeluarkan oleh BAPPENAS dan PP 129 tahun 2009. Dan berikut adalah distribusi kepadatan penduduk Kota Madiun berdasarkan kecamatan yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun.

Tabel 2. Distribusi Kepadatan Penduduk Kota Madiun

(10)

9

Gambar 5. Grafik PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan PDBR Atas Dasar Harga

Konstant di Kota Madiun

Sumber : BPS Kota Madiun 2016

Gambar 6. Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Kabupaten / Kota di Wilayah Eks Karasidenan Madiun.

(11)

10

Pendekatan Ekonomi dalam Teori Struktur Kota

Berdasarkan hasil analisis harga lahan terhadap tata guna lahan dan jarak ke pusat kota secara garis besar masih mengikuti teori Von-Thunen yang merupakan pelopor dari dalam kelompok bid-rent . The bid rent theory is a geographical economic theory that refers to how the price and demand for Land use changes as the distance from the Central Business District (CBD) increases.

Gambar 7. Fungsi bid-rent dan penggunaan lahan di CBD

Berikut kondisi harga lahan di Kota Madiun berdasarkan tata guna lahannya dan jarak dengan pusat kota atau area Central Business District (CBD) Kota Madiun.

Tabel 3. Harga Lahan Berdasarkan Land Use dan Jarak

(12)
(13)

12

Dari data yang dihimpun di atas dapat digambarkan sebuah pola grafik hubungan antara harga lahan dengan Land Use dan jarak dengan CBD.

Gambar 8. Grafik Harga Lahan Berdasarkan Land Use dan Jarak

Pola Jaringan Jalan

Dari beberapa faktor morfologi kota, jaringan jalan merupakan salah satu unsur yang sangat mudah dikenali dalam mengkaji bentuk-bentuk kota. Terdapat tiga sistem pola jaringan jalan yang membentuk suatu kota:

1. Sistem pola jalan tidak teratur (irregular system).

2. Sistem pola jalan radial konsentris (radial concentric system)

3. Sistem pola jalan bersudut siku atau grid (the rectangular/gridsystem)

Di Indonesia umumnya dan Kota Madiun khususnya, jaringan prasarana jalan merupakan jaringan utama sistem transportasi wilayah. Jalan sebagai prasarana transportasi orang dan distribusi barang. Sistem jaringan jalan ini terkoneksi ke sistem jaringan jalan provinsi dan nasional. Dimana telah diketahui bahwa Kota Madiun merupakan daerah yang menjadi transit city yang menjadi kota penghubung antara Surabaya – Yogyakarta maupun Jakarta. Sehingga kondisi dan idealisasi jaringan jalan menjadi sangat penting untuk mendukung proses pergerakan orang dan barang di Kota Madiun.

(14)

13

1. Jalan sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai peran penting dalam

bidang ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan, serta dipergunakan untuk sebesar-besarnya sebagai kemakmuran rakyat.

2. Jalan sebagai prasarana distribusi barang dan jasa merupakan urat nadi kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.

3. Jalan yang merupakan satu kesatuan sistem jaringan jalan menghubungkan dan mengikat seluruh wilayah Republik Indonesia

Sistem jaringan jalan pada Kota Madiun ini sangat dipengaruhi oleh pola aktivitas masyarakat. Jaringan jalan merupakan pendukung mobilitas dan aktivitas dari masyarakat di Kota Madiun. Sebagai daerah yang jauh dari pesisir, maka pusat-pusat aktivitas mempunyai kecenderungan untuk terpusat pada suatu wilayah. Sehingga dengan melihat kondisi geografis Kota Madiun, konsep pengembangan pembangunan transportasi mengadopsi sistem radial konsentrik, yakni pola pengembangan pergerakan akan cenderung memusat atau menuju ke arah pusat kegiatan ke Kota Madiun.

(15)

14

Gambar 9. Peta Jaringan Jalan Kota Madiun 2014

Sumber: BAPPEDA Kota Madiun

Kondisi Transportasi Kota Madiun

(16)

15

Gambar 10. Peta Jalur Kereta Api Madiun – Ponorogo

Sumber: kitlv.nl

Jalur kereta api Madiun-Slahung merupakan salah satu jalur kereta yang nonaktif di Jawa Timur. Jalur ini dibangun pada tahun 1907 oleh Staats Spoorwegen (SS). Jalur ini memiliki panjang kurang lebih 58 Km. Karakteristik jalur ini hampir sama dengan jalur yang menghubungkan Kota Solo degan Baturetno, Wonogiri.

Gambar 11. Kereta Api Madiun – Ponorogo Melintas di Tengah Kota Sumber: kitlv.nl

(17)

16

Gambar 12. Kereta Api Madiun – Ponorogo di Depan Pasar Besar Madiun

Sumber: kitlv.nl

Kini sisa-sisa jalur yang menghubungkan dua kota tersebut masih bisa kita temukan meskipun jumlahnya tinggal sedikit. Sisa-sisa rel besi yang dulunya menjadi pijakan kereta api dibeberapa titik masih terlihat jelas dan kokoh seolah-olah menanti untuk dilewati kereta api kembali. Rencananya jalur ini akan segera direaktivasi kembali untuk transportasi kota Ponorogo.

Sebelum membahas kondisi eksisting transportasi Kota Madiun perlu disampaikan beberapa hal mengenai kondisi jalan di Kota Madiun, berikut kondisi jalan menurut pemerintah yang berwenang, panjang jalan menurut kondisi jalan.

Tabel 4. Panjang Jalan (km) Menurut Pemerintah yang Berwenang

(18)

17

Dari tabel diatas dapat dilihat jalan sepanjang 419,14 km merupakan jalan yang bestatus jalan Kota atau 96% dari jumlah total jalan yang berada di Kota Madiun dan sisanya merupakan jalan yang berstatus Jalan Negara dan Jalan Provinsi.

Dan berikut adalah akses masuk ke Kota Madiun dari luar kota dengan menggunakan beberapa alternative moda transportasi:

1) Dengan Bus

Madiun mempunyai sebuah terminal pemberhentian bernama terminal Purbaya, yang terletak di bagian utara kota. Bus yang melalui terminal ini antara lain bus dari kota Surabaya, Malang, Denpasar (Bali), Yogyakarta, dan Ponorogo.

Gambar 13. Kondisi Terminal Purboyo

(19)

18

2) Dengan Kereta Api

Madiun merupakan tempat singgah beberapa kereta api dari Malang, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Terdapat sebuah stasiun kereta api yang terletak kurang lebih 4 km dari terminal Purbaya atau 2 km dari pusat kota madiun.

Gambar 15. Stasiun Besar Madiun

(20)

19

3) Dengan Pesawat

Walaupun terdapat lapangan udara yang dekat, yaitu lapangan udara Iswahyudi, namun Madiun hanya dapat dicapai melalui udara dengan cara melalui bandara Adi Sumarmo yang terdapat di kota Solo. Hal ini dikarenakan Iswahyudi hanya boleh dipergunakan untuk penerbangan militer.

Untuk akses dalam kota sendiri penduduk Kota Madiun dilayani oleh beberapa moda transportasi umum yaitu :

1. Bus Dalam Kota

Tidak terdapat bus kota di Madiun, namun masih ada bus antar kota yang melewati beberapa titik dalam kota Madiun seperti bus jurusan Ponorogo-Madiun, Ngawi-Ponorogo-Madiun, Magetan-Ponorogo-Madiun, dan Maospati-Madiun.

Gambar 17. Kondisi Bus Antar Kota

2. Angkutan Kota

Terdapat angkutan kota untuk mencapai tujuan di daerah dalam kota madiun. Trayek angkutan ini dibagi dalam beberapa Rute. Trayek biasanya disebut dengan menggunakan huruf seperti "A", "B", "C", "D", "F", "G", "H", "S", dan "T". Setiap huruf mewakili rute-rute tersendiri. Rute terbagi menjadi dua yaitu Rute Berangkat dan Rute Balik. Rute berangkat adalah rute yang dilewati kendaraan dari pangkalan awal menuju terminal Purbaya, sedangkan rute balik adalah rute dari terminal Purbaya kembali ke pangkalan awal.

(21)

20

3. Becak

Di madiun banyak sekali terdapat banyak alat transportasi tradisional jenis ini, baik becak kayuh maupun becak bermotor. Pada umumnya harga yang harus dibayar untuk becak kayuh lebih murah ketimbang becak bermotor.

4. Taksi

Terdapat beberapa armada taksi resmi di kota madiun yang dapat dipergunakan untuk menjangkau kawasan yang tidak dilalui kendaraan umum. Taksi ini menggunakan sistem argometer namun kadang dapat juga dilakukan transaksi tanpa argo

5. Ojek

Alat angkutan jenis ini hanya dapat ditemui di beberapa titik khususnya di Terminal Purbaya.

Dan berikut adalah kondisi jalan yang berada di wilayah Kota Madiun berdasarkan kondisinya yang meliputi kondisi baik, sedang, rusak dan rusak berat.

Tabel 5. Panjang Jalan (km) Menurut Kondisi Jalan

Sumber : Dinas PU dan BPS Kota Madiun 2016

(22)

21

Tabel 6. Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis

Sumber : Dinas PU dan BPS Kota Madiun 2016

Dari data diatas dapat terlihat jumlah kendaraan bermotor menurut jenisnya yang di dominasi oleh motor dan sedan.

Perkembangan Dinamis Kota

Berdasarkan kecenderungan terjadinya urban sprawl beberapa alternatif yang disarankan dalam megembangkan struktur tata ruang kota.

Secara garis besar terdapat 7 buah model bentuk kota yang disarankan:

1. Bentuk satelit dan pusat-pusat baru (satelite and neighbourhood plans)

2. Bentuk stellar atau radial (stellar or radial plans)

3. Bentuk cincin (circuit or ring plan)

4. Bentuk linear bermanik (beaded lnear plan)

5. Bentuk inti/kompak (the core or compact plan)

6. Bentuk memencar (disperse city plan)

7. Bentuk kota bawah tanah (underground city plan)

(23)

22

terjadinya urban sprawl pengembangan struktur tata ruang Kota Madiun cenderung mengarah pada bentuk bentuk satelit dan pusat-pusat baru (satelite and neighbourhood plans)

Gambar 19. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Madiun 2010 – 2030

Sumber : RTRW Kota Madiun 2010 - 2030

Rekomendasi Pengembangan Transportasi Umum

Melihat kondisi transportasi umun di Kota Madiun yang ada sekarang memang tidak begitu berkembang, masih banyak masyarakat yang mengandalkan transportasi pribadi seperti mobil dan motor sebagai pemenuh kebutuhan transportasi sehari-hari. Kemacetan memang belum terjadi di ruas jalan utama kota madiun dan belum dilihat sebagai suatu masalah besar namun jika dilihat dari pertumbuahan peduduk dan ekonomi yang pesat serta letak Kota Madiun sebagai

Transit City maka kedepan perlu dilaksanakan sebuah perencanaan moda transportasi umum yang berkesinambungan dan berkelanjutan serta mampu melayani masyarakat. Berikut beberapa alternatif yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Kota Madiun

1) Melakukan penataan Pusat dan simpul ekonomi

2) Melakukan pembatasan kendaraan besar yang melalui jalan protokol dalam Kota

(24)

23

4) Melakukan evaluasi rute pelayanan angkutan kota yang sudah ada untuk

lebih bisa dikembangkan.

5) Mulai merintis pembangunan jalan lingkar timur luar kota.

(25)

24

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik Madiun Kota. 2016. Kota Madiun Dalam Angka 2016. Badan Pusat Statistik Madiun Kota, Madiun.

http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=Penelitia nDetail&act=view&typ=html&buku_id=31262

https://incubator.wikimedia.org/wiki/Wy/id/Madiun

http://www.kompasiana.com/tamita_wibisono/menuju-kota-cerdas-madiun-

kota-gadis-yang-mulai-bersolek-ditengah-tantangan-yang-semakin-komplek_5563389c4723bda86fa68db3

Gambar

Gambar 1. Peta Administrasi Kota Madiun
Gambar 2. Peta Kota Madiun 1925
Gambar 3. Struktur kota menurut teori konsentris
Gambar 4. Stasiun Madiun 1930
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari latar belakang dan permasalah di atas, maka didapat tujuan dari penelitian, yaitu keterkaitan penggunaan lahan terhadap tingkat pelayanan jalan (pergerakan) di

Jalan tersebut merupakan salah satu jalan arteri primer pada jalan lingkar luar yang menghubungkan dengan pusat Kota Medan, sehingga memberikan kemudahan aksesbilitas

antrian yang panjang dan terjadi hambatan- hambatan yang besar, berikutnya pada pukul 8.00-9.00, pagi tingkat pelayanan jalan = E, sedangkan pukul 6.00-8.00 tingkat

Dengan adanya program Strategis Nasional Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) merupakan jaringan jalan tol sepanjang 2.818 km yang menghubungkan kota-kota di pulau sumatera,

Pusat kota dengan tata guna tanah campuran, dengan pertokoan kecil (retail), fisik bangunan yang lebih memperhatikan lingkungan, banyak ruang terbuka, dengan jalan

Ruas jalan Batanghari II merupakan jalan Nasional yang menghubungkan Kota Jambi dengan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.. Jalan ini membentang sepanjang 33 km

Saat ini hal yang paling penting dilakukan adalah adanya pedoman pemanfaatan lahan sekitar jalan tol, dengan disusunnya pedoman tersebut maka pemanfaatan lahan sekitar jalan

Seperti yang kita lihat, meskipun kawasan ini juga dilalui oleh Jalan Agus Salim, salahsatu jalan utama kota, hanya daerah yang sangat dekat dengan pusat kota