SKRIFSI
^ H A L S f S V K
ENAWAN SELANTORO
P ER BAN D IN GAN EFEKT1 FITAS M ETI LSELULOSA 2 0 0 -2 5 0 Cp
DAN P OLIV I N ILP IR QUD ON
K
mSEBAGAI
BAHAN
PENGIKAT
PADA PEMBUATAN TABLET PARASETAMOL
SECARA GRANULASI BASAH
M I L I K.
P E R P U S T A K A A N • U N I V E R S 1 T A S A l K L A N G u AS U R A B A Y A
1r?- w / f t
M
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
ENAWAN SELANTORO
P ER BAN D IN GAN EFEKT1 F1 TAS M ETI LSELULOSA 2 0 0 -2 5 0 Cp
D AN P OLIV I N ILP IR OUD ON K9 0 SEBAGAI BAH AN P EN GI K AT
P AD A P EM BUATAN TA B L E T P AR ASETAM OL S ECAR A GR AN ULASI BASAH
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
PERBANDINGAN EFEKTIFITAS METILSELULOSA 200-250 cp DAN POLIVINILPIROLIDON K90 SEBAGAI BAHAN PENGIKAT
PADA PEMBUATAN TABLET PARASETAMOL SECARA GRANULASI BASAH
SKRIPSI
DIBUAT UNTUK MEMENUHI SXARAT MENCAPAI GELAR SARJANA FARMASI PADA FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA 1991
Oleh
ENAWAN SELANTORO 058610822
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah, atas berkat dan rahmatnya telah tersusun skripsi ini yang merupakan salah satu sya- rat untuk mencapai gelar sarjana farraasi di Fakultas Par- masi Universitas Airlangga.
Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
- Almamater Universitas Airlangga, khususnya Fakultas Farmasi yang telah mendidik dan meinberikan fasili- tas kepada penyusun untuk menuntut ilmu .
- Bapak Drs. Soegiyartono,MS., bapak. Drs, Bambang Widjaya, serta dosen-dosen Fakultas Farmasi Univer sitas Airlangga yang dengan ikhlas telah memberi- kan bimbingan serta dorongan moril dan materiel sehingga penyusunan skripsi ini dapat selesai. - Ayah, Ibu, kakak-kakak, adik-adik serta kaum
kerabat tercinta yang telah memberikan dorongan moril maupun materiil sehingga penyusunan skrip
si ini dapat selesai.
penyusunan skripsi ini dapat selesai.
Akhimy.a penyusun persembahkan skripsi ini kepada almamater Fakultas Farmasi Universitas Airlangga yang tercinta dengan harapan semoga dapat beimanfaat bagi masyarakat dan penelitian selanjutnya.
Surabaya, Juli 1991
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB : I. PENDAHULUAN ... 1
XI, TINJAUAN PUSTAKA ... 5
1. Tinjauan Tentang Tablet ... 5
1.1. Definisi ... 5
1.2. Komposisi Tablet ... 5
1.3* Bahan Pengikat Tablet ... 6
2.: Tinjauan Tentang Granulasi dan Karakte - ristik Granul ... 9
2.1. Granulasi ... 9
2.2. Mekanisme Pengikatan dan Pembentu -kan Granul ... 10
2.3* Karakteristik Granul ... 11
3* Tinjauan Kualitas Fisik Tablet ... 13
4* Tinjauan Tentang Polivinilpirolidon KgQ 16 5* Tinjauan Tentang Metilselulosa 200-250cp 17 6. Tinjauan Tentang Parasetamol ... 18
III. BAHAN, ALAT DAN METODE PENELITIAN... '20
1. B a h a n ... . • * • 20 2. Alat ... 4 20
3. Metode Penelitian... 21
3.1. Pemeriksaan Kualitatif Bahan-bahan B a k u ... 21
3.1*1. Parasetamol ... 21
3*1.2. Polivinilpirolidon K^q ... 21
3-1.3. Metilselulosa 200-250 cp .... 21
,3.1.4*• Laktosa 22 3*1.5. Magnesium Stearat ... 22
3.1.6. T a l k ... 22
3.1*7. Pati Jagung ... 23
3.2. Rencana Formulas! ... 23
3.2.1. Formulas! B a k u ... 23
3.2.2. Formula Yang Akan Dibua t.... 23
3.3* Pembuatan Granul ... 25
3.4* Pemeriksaan Sifat-sifat Granul .... 25
3.4.1. Penentuan Kecepatan Alir dan Sudut Diam Granul ... 25
3.4.2. Penentuan Bobot Jenis ... 26
3.4.3. Kompresibilitas ... 27
3.4.4. Penentuan Kadar Air Granul ... ' '27
3.5* Pencetakan Tablet ... 28
3.6. Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet ... 28
3.6.1. Pemeriksaan Keseragaman Bobot. 28 3.6.2. Pemeriksaan Ukuran Tablet .... 29
3.6.3. Pemeriksaan Kekerasan Tablet.. 29
3.6.4* PemeriksaanKerapuhan Tablet.. * 30
4* Analisis Data ... .. 32
XV. HASIL PENELITIAN ... ..$1
1. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Bahan Baku ... 37
2. Hasil Pemeriksaan Granul dan Campurannya .. 37
3* Hasil Pemeriksaan Efektifitas Pengikat .... 37
4- Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet ... .. 37
5. Analisa Data ... .. 40
V. PEMBAHASAN ... .. 59
VI. KESIMPULAl’T ... .. 63
VII. SARAN-SARAK ... .. 64
RINGKASAN ... .. 65
DAFTAR PUSTAKA ... ..66
DAFTAR TABEL
I* Hasil Pemeriksaan Kekerasan Tablet ... .. 38
II. Hasil Pemeriksaan Kerapuhan Tablet ... .. 39
III. Hasil Perhitungan Harga HFR ... .. 40
IV. Harga HFR Disusun Secara ANOVA ... .. 42
V. Hasil Perhitungan ANOVA ... .. 43
VI. Pemeriksaan Kualitatif Parasetamol ... .. 47
VII. Pemeriksaan Kualitatif Polivinilpirolidon K90 48 VIII. Pemeriksaan Kualitatif Metilselulosa 2D0 -250 cp ... .. 49
IX. Pemeriksaan Kualitatif Laktosa ... .. 50
X. Pemeriksaan Kualitatif Magnesium stearat .... 51
XI. Pemeriksaan kualitatif Talk ... .. 52
XII. Pemeriksaan Kualitatif Pati jagung ... .. 53
XIII. Hasil Pemeriksaan Kualitas Granul ... .. 54
XIV. Hasil Pemeriksaan ICeseragaman Bobot Tablet .. 55
XV. Hasil Pemeriksaan Ukuran Tablet ... .. 56
XVI. Hasil Pemeriksaan Keseragaman K a d a r ... 57
XVII. Hasil Pemeriksaan Waktu Hancur ... .. 58
Tabel Halaman
1• Cara menentukan kecepatan alir dan sudut
diam granul .... ... 26
2. Kurva serapan terhadap panjang gelombang
parasetamol dalam pelarut NaOH 0,1N ... 70 3. Kurva baku parasetamol dalam pelarut
NaOH 0,1N pada A - 258 nm ... 72
Gambar Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
I-A. Hasil Penentuan Panjang Gelombang Mak
simum Parasetamol Dalam NaOH 0 , 1 N .... . 69 I-B. Hasil Penentuan Kurva B a k u ... 71 II. Tabel t ... 73 III. Tabel F ... ... 74
Sediaan tablet merupakan bentuk sediaan oral yang banyak dibuat, karena tablet mempunyai banyak keuntungan antara lain : ketepatan pembagian takaran, ketahanan si- fat fisika kimia, kemudahan pemakaian dan kemudahan pe- ngangkutan, Oleh karena itu penelitian mengenai tablet ba nyak dilakukan, baik mengenai bahan penyusunnya maupun teknik pembuatan untuk mendapatkan tablet yang baik. (1,2;3)
Pada umumnya tablet berisi bahan obat dan bahan - ba han pembantu yaitu bahan pengisi, bahan pengikat, bahan penghancur, bahan pelincir dan bahan pembantu lainnya*
Bahan-bahan pembantu ini digunakan \mtuk membentuk tablet sehingga diperoleh mutu Xisik sesuai yang dikehendaki. (3,4,5)
Pada dasarnya pembuatan tablet dapat dilakukan de ngan metode granulasi basah, granulasi kering atau cetak langsung. (1,4,5)Sampai sekarang metode granulasi basah masih sering digunakan, terutama untuk bahan-bahan yang tidak dapat mengalir dengan baik, bahan-bahan yang kompre sibilitasnya jelek dan bahan-bahan yang berat jenisnya ringan.
Dalam metode pembuatan tablet secara granulasi basah, peranan bahan pengikat sangat penting untuk piengikat partikel-partikel menjadi granul dan granul menjadi
2
blet yang kompak. (6) Bahan pengikat biasanya digunakan
dalam bentuk larutan atau dalam bentuk kering yang kemudi
an dibasahi dengan air, alkohol, campuran air-alkohol atau
pelarut lainnya. Bahan pengikat dalam bentuk larutan mempu
nyai efektifitas daya ikat lebih balk dari pada bentuk ke ringnya. (3>5)Jenis dan jumlah bahan pengikat yang diguna kan dalam formula tablet dapat mempengaruhi ketahanan mekanik serta waktu hancurnya* (5 )
Untuk menilai efektifitas bahan pengikat digunakan parameter uji kekerasan dan kerapuhan. Kedua parameter ini digabungkan menjadi satu indikator penentu efektifi tas daya ikat dari bahan pengikat yang disebut Hardness Friabilitty Index atau disingkat HFI. HFI ini diturunkan dari ratio kekerasan kerapuhan Yang disebut Hardness Priabilitty Ratio. (3 )
Diantara zat-zat yang dapat dipergunakan sebagai ba han pengikat adalah derivat selulosa sebagai larutan.
gai bahan pengikat adalah granul yang dihasilkan bila di-
cetak akan menghasilkan tablet yang tidak menjadi keras
bila disimpan. (7)
Bahan pengikat lain yang dapat digunakan
a-dalah polivinilpirolidon (PVP). PVP aa-dalah bahan pengikat
yang dapat digunakan untuk memperbaiki kompresibilitas
parasetamol. (8 ) Sebagai bahan pengikat untuk bentuk se diaan padat digunakan PVP PVP K^o* dan PVP K^q*
Dari ketiga jenis tersebut, PVP K^0 mempunyai berat mole kul dan viskdsitas yang paling tinggi. Keuntungan pengguna an polivinilpirolidon sebagai bahan pengikat adalah sifat nya yang dapat larut baik dalam pelarut air maupun pela. rut organik. (9 )
Parasetamol mempunyai sifat non. kompresibel dan sam- pai saat ini banyak digunakan di Indonesia sebagai analge_ sik-antipiretik, yang bahkan dengan surat keputusan Mente- ri Kesehatan Republik Indonesia No 125/ Men Kes/S£ 11/1988, parasetamol dimasukkan dalam Daftar Obat Essensial Wasio- nal. (7,8,10)
4
A-%> Dimana masing-masing kadar ini sesuai dengan kadar
yang digunakan sebagai bahan pengikat yaitu untuk polivi-
nilpirolidon 2-5 % dari formula dan metilselulosa 1-4 ^ da
ri formula. (5 )
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektifi
tas polivinilpirolidon (PVP) KgQ dan metilselulosa 200- 250
cp sebagai bahan pengikat pada pembuatan tablet parasetamol
1. 1 Definisi
Menurut Capsari dan Kelli, tablet adalah bentuk
sediaan obat yang berisi satu atau lebih bahan obat d£
ngan atau tanpa bahan tambahan yang dibuat dengan cara
mengempa campuran dari serbuk halus atau menekan gra -
nul menjadi bentuk yang sesuai. (3)
Di dalam Farmakope Indonesia Edisi III disebutkan,
tablet adalah sediaan kompak, dibuat secara kempa ce -
tak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua
permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis
obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan.
1.2 Komposisi tablet
Komposisi tablet terdiri dari bahan obat berkhasi
at atau medikamen dan bahan-bahan tambahan / exipien.
Bahan obat berkhasiat adalah bagian tablet yang mempu
nyai nilai terapeutik atau mempunyai efek farmakologis.
Bahan pembantu adalah bahan-bahan yang digunakan untuk
menambah isi dan membentuk tablet sehingga diperoleh
konsistensi, bentuk dan bobot tablet yang diinginkan.
Syarat-syarat umum bahan pembantu tablet adalah : se
cara kimiawi dan fisiologi inert, organoleptis tidak i
berbau, tidak berwarna dan tidak berasa kecuali zat -1. Tinjauan lentang Tablet
6
zat sebagai korigen odoris, korigen koloris dan sapo -
ris, secara ekonomis murah harganya dan mudah dipero -
leh, sedapat mungkin dapat berfungsi lebih dari satu.
Bahan pembantu tablet ini meliputi : bahan pengi-
si, bahan penghancur, bahan pelincir, bahan pengikat
dan bahan pembantu lain (zatwama, zat pengharum atau
pemberi rasa enak) . (1,4)
1.3 Bahan pengikat tablet
Pada proses pembuatan tablet secara granulasi ba -
sah peranan bahan pengikat penting sekali, yaitu ber
fungsi untuk mengikat partikel-partikel serbuk menjadi
granul dan mengikat granul-granul menjadi tablet yang
kompak. (6)
Bahan pengikat yang ditambahkan dalam suatu ta -
blet harus mempunyai daya lekat yang baik tetapi ti -
dak menghalangi daya hancur tablet.
Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai bahan pengikat
antara lain s (5)
Nnma bnhan
p eng ik at
K onnontrnni yein/g diflimaknn
(?< riar.t f orm ul a)
T'« lnrut
AUnpJ.a 2 - 5 p j .r, nl ko ho l
Tmgnkan 1 - 4 ri r
G e l ati n 1 - 1 n i r
Sukroea 1 Ai O n i r
Amllum 1 . - 4 p i r
, Sfinyawa s l g i n a t 5 - 5 p i r
M n 'tl l sel u l o ea 1 - A p l r *
K arbokni metj.1.
n el u l o aa 1 - ^ r i r
Eb i l ae l u l o e a 0 , 5 - 2. r.lkoho.l
Po l i v i n i l p l ro
Bahan pengikg* dapat digunakan dalam bentuk ke -
ring maupun larutan. Penambahan bahan pengikat dalam
bentuk larutan lebih efektif dari pada dalam bentuk ke
ring. (3)
Jenis d’en jumlah bahan pengikat yang digunakan
dalam pembuatan tablet akan mempengaruhi karakteris-
tik tablet. Jika bahan pengikat terlalu banyak digu
nakan dan mempunyai daya lekat yang kuat, maka tablet
akan menjadi kuat dan sulit terdisintegrasi, sehingga
dapat menghambat efek terapi. Pengguaan bahan pengi -
kat harus benar-benar diperhatikan agar diperoleh masa
granul yang baik. Jika bahan pengikat yang digunakan
kurang, maka partikel-partikel yang berikatan akan mu dah lepas, sehingga tablet rapuh dan pecah.
Bahan-bahan yang mempunyai daya kohesi tinggi me-
merlukan jumlah bahan pengikat yang lebih sedikit da
ri pada bahan yang mempunyai daya kohesi rendah. Ba
han yang mempunyai daya kohesi tinggi antar antar par-
tikelnya akan terjadi Baling ikat, sehingga bahan pe
ngikat yang diperlukan untuk membuat masa granul yang
8
Mengenai jenis dan jumlah pemakaian bahan pengi -
kat yang digunakan dalam pembuatan tablet berpengaruh
pada karakteriatik tablet, hal ini pernah diteliti o
leh R.W Menders yang membandingkan kekerasan, kerapu
han dan waktu hancur tablet yang dibuat dengan berba-
gai macam bahan pengikat dalam dua konsentrasi. (3)
Untuk meneliti kemampuan daya ikat dari bahan pengi
kat tersebut, R.W Menders menggujiakan parameter yaitu
"Hardness Friabrassion Index" dan oleh W.A Ritschel
serta M.R Scheffer disebut "Hardness Friability Index"
(HFI). (3 )
HFI ..diturunkan dari ratio kekerasan - kerapuhan
yang disebut "Hardness Friability Ratio" (HFR).
HFR - kekerasan rata-rata (kg)
kerapuhan {%)
Perhitungan HFI diperoleh dari persamaan
HFI = HFR perlakuan x 10Q
HFR standard
HFR standard ini disebut juga sebagai blanko yaitu se
bagai standard pembanding untuk menilai kemampuan daya
ikat yang nyata dari bahan pengikat, HFR standar
diperoleh dari kondisi yang tidak mengandung bahan pe
ini tidak dapat dilaksanakan karena tidak terbentuk-
nya granul yang kuat (rapuh) maka digunakan parameter
HFK untuk membandingkan daya ikat antar macara atau ko
sentrasi bahan pengikat.
2. Tinjauan Tentang Granulasi Dan Karakteristik Granul
2.1 Granulasi
Bahan-bahan tertentu yang mempunyai sifat alir
kurang baik perlu diproses menjadi granul terlebih da
hulu, dimana proses tersebut disebut granulasi yaitu
proses dimana bubuk/serbuk diubah menjadi granul.
Tujuan proses granulasi adalah : (11)
- meningkatkan bobot jenis secara keseluruhan agar di
ha silkan campuran yang homogen.
- menaikkan sifat kohesi selama dan sesudah kompresi.
- memperbaiki keseragaman distribusi bahan berkhasiat
dan menaikkan homogenitas obat dengan dosis kecil.
- membuat perinukaan hidztofdbik menjadi hidrofilik,. se
hingga meningkatkan bioavailabilitas obat.
- mengurangi timbulnya debu selama proses pencetakan
dari bahan-bahan yang berupa serbuk.
Pembuatan tablet secara granulasi ada dua macara
yaitu granulasi kering dan granulasi basah. Pemilihan
metode granulasi ini tergantung pada sifat fisika ki-
mia bahan aktif.
Pada pembuatan tablet secara granulasi ba&ah, ca
10
- Bahan pengikat yang sudah berbentuk larutan dicampur
dengan campuran obat dan bahan pengisi, kemudian di
buat masa granul.
- Bahan pengikat dalam bentuk serbuk dicampur dengan
campuran bahan obat dan bahan pengisi, kemudian dibu
at masa granul.
Proses pengeringan pada metode granulasi basah
perlu diperhatikan, karena pada pengeringan yang ter-
lalu cepat dan dilaksanakan pada suhu tinggi akan me-
nyebabkan permukaan granul segera mengering tetapi ke
lembaban yang ada didalamnya akan sukar terlepaskan a-
kibatnya bila granul mendapatkan tekanan pada waktu
proses pencetakan maka granul akan menjadi lekat pada
stempel karena terjadi pembebasan uap air. (6) Dan ju-
ga bila udara yang terjebak dalam granul tablet akan
mengalami capping. (6)
Pengeringan granul dilakukan pada suhu 40 - 60°C sela-
ma 6-18 jam. (12)
2.2 Mekanisme pengikatan pada pembuatan granul
Pada pembuatan granul, mekanisme yang dapat terj£
di antara lain : (13)
- jembatan antar zat padat.
Terbentuknya apabila serbuk dibuat menjadi granul
dengan menambahkan suatu larutan zat dan larutan zat
itu kemudian mengering maka akan terjadi sua^u jemba
- gaya kohesi adhesi pada zat pengikat yang tidak ber-
gerak bebas.
Yang dimaksud dengan zat pengikat yang tidak ber-
gerak bebas adalah zat pengikat liat, mempunyai vis
kositas yang tingga sehingga dengan adanya penamba -
han zat pengikat ini menyebabkan granul bila dike -
ringkan akan mengeras.
- terbentuknya jembatan cair antar partikel
Jembatan cair dapat berasal dari tegangan permu-
kaan cairan diantara partikel dan kekuatan kapiler
ruang-ruang antar partikel.
- gaya tarik menarik antar partikel
Secara prinsip berasal dari gaya tarik menarik £
lektrostatis dan dipengaruhi oleh diameter
partikel-2.3 Karakteristik granul
Granul yang dihasilkan dari proses granulasi ha-
rus memenuhi dua kriteria yaitu mempunyai kemampuan a-
lir yang baik dan mempunyai kemampuan untuk dicetak
menjadi tablet. (12)
Dalam pembuatan tablet, kemampuan bahan-bahan un
tuk mengalir dari corong ke ruang matris mempunyai p£
ranan yang sangat penting untuk mendapatkan tablet yang
mempunyai kualitas baik* (5) Untuk itu dilakukan peng^i
kuran kecepatan aliran dan sudut diam dari granul*
Kecepatan aliran granul yang baik jika lebih bdsar da
ri 10 g/detik, sedangkan sudut diam berkisar antara
M i L I L i
perpustakaan ^ 2
" U N I V E R S I T A S A i R L A N G C A "
S U R A B A Y A__
Sudut diam yang kecil- menggambarkan struktur permuka-
an yang halus dan sifat kohesifnya kecil sehingga ke -
mampuan alimya makin baik. Jika sudut diam besar (le
bih besar dari 56) berakibat granul tidak mengalir*(1l)
Kecepatan alir granul dipengaruhi oleh ukuran,
bentuk dan struktur permukaan granul, bobot jenis
serta porositasnya* Jika ukuran rata-rata granul ke -
cil, maka kecepatan alir granul baik, permukaan granul
yang kasar akan menyebabkan penggumpalan dan gesekan
yang dapat mengurangi kecepatan alirnya. (11)
Kompresibilitas dari granul juga memegang peranan
penting, dimana terdapat hubungan antara kompresibili
tasdengan kemampuan alir dari granul.
Parameter prosentase kompresibilitas diturunkan dari
rumus (3)
bobot jenis mampat - bobot jenis nyata x -joo ^ bobot jenis mampat
Hubungan kompresibilitas dengan kemampuan alir -granul
ditunjukkan dengan "Compressibility Index" sebagai be-
rikut : (14)
Index Kompresibilitas
(dalam %)
Kemampuan alir
5 - 1 0 baik sekali
12 - 16 baik
18 - 21 cukup
23 - 35 jelek
3* Tinjauan Kualitas Fisik Tablet
Sediaan tablet yang bermutu dan berkualltas baik ha
rus mempunyai stabilitas yang tinggi dari mulai proses
pembuatan, penyimpanan, sampai digunakan oleh konsumen.
Stabilitas tersebut menyangkut stabilitas fisika dan ki-
mia. Sediaan tablet yang diproduksi harus memenuhi stan
dard mutu yang telah ditetapkan, antara lain : (3>4*6)
- Kesragaman bobot tablet (15 )
Tablet berisi bahan berkhasiat dalam jumlah ter-
tentu sesuai yang telah direncanakan dalam formulanya
untuk keperluan pengobatan dan sesuai dengan kadar
yang telah ditentukan. Tiap-tiap sampel dari suatu
batch harus mempunyai bobot yang tepat dan seragam da
ri keseluruhan isi tablet. Untuk itu secara rutin ha »
rus dila.kukan kontrol bobot tablet selama proses pen-
cetakan tablet.
- Keseragaman ukuran tablet (15 )
Persyaratan ukuran tablet yang tercantum dalam
Farmakope Indonesia Edisi III adalah sebagai berikut :
kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih
dari tiga kali dan tidak kurang dari satu sepertiga
Kekerasan tablet
Menurut Dekay kekerasan tablet adalah gaya yang
dibutuhkan untuk memecahkan tablet diukur dalam sa -
tuan kilogram gaya,
Kekerasan tablet merupakan salah satu faktor yang me
nentukan stabilitas mekanis tablet selama proses pro-
duksi hingga saat digunakan oleh pasien. (1*5)
Tablet harus cukup keras untuk mempertahankan bentuk-
nya selama pengangkutan, penyimpanan dan sampai pada
saat digunakan. Tablet tidak boleh retak atau pe -
cah, karena defcgan demikian bobot tablet akan berku
rang, sehingga merugikan. Akan tetapi tablet juga ti
dak boleh terlalu keras karena akan mempengaruhi pe-
lepasan obat dalam tubuh. Kekerasan tablet berbeda-be
da tergantung pada besarnya tekanan mesin pada v/aktu
pembuatan tablet, macam dan jumlah bahan pengikat
yang dipakai, sifat-sifat dari bahan-bahan yang dibu
at tablet, cara granulasi, jumlah serbuk ("finea") ,
bentuk, ukuran serta bobot dari tablet,
Kekerasan tablet : 4 - 8 kg (12)
Kerapuhan tablet
Bila tablet rapuh maka bobot tablet akan berku-
rang sehingga akan mempengaruhi kualitas dan kuanti-
tas tablet. Gesekan atau goncangan merupakan suatu
gaya yang sering membuat tablet terbelah, retak dan
hui kerapuhan tablet dalam pengemasan, pengangkutan
serta penyimpanan. (1)
Untuk menghitung kerapuhan tablet yaitu dengan meng-
hitung jumlah berat tablet yang hilang pada 25 puta-
ran selama 4 menit* yang dinyatakan dalam presen.
Standard maksimum nilai kerapuhan yang umum adalah 1%
(
1 6)
- Waktu hancur tablet
Sebelum sediaan tablet memberikan efek terapi
harus melalui proses penghancuran menjadi granul-gr^
nul kemudian hancur menjadi partikel-partikel, pela-
rutan dari partikel-partikel, yang selanjutnya diiku-
ti dengan proses penyerapan zat berkhasiat yang ter-
kandung didalamnya. (5 )
Tiap-tiap tablet mempunyai waktu hancur yang berbeda
- beda tergantung pada bahan-bahan didalam. tablet mau
pun kegunaan masing-masing tablet.
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur tablet,
antara lain : (5)
- tebal tablet : makin tebal tablet, maka waktu han-
cumya makin lama.
- daya mengembang dari bahan penghancur : makin besar
daya mengembangnya, makin pendek waktu hancurnya.
- kemampatan tablet : dalam kondisi makin mampat, ma-«
ka efektifitas daya mengembang bahan penghancur ma
16
- sifat bahan yang dikompresi : bahan yang hidrofob a -
kan mempengaruhi waktu hancur tablet,
-sifat fisika dan kimia dari bahan obat dan pembawa.
- tekanan pada saat mencetak tablet.
- porositas tablet.
Pada penentuan waktu hancur tablet, paling baik dipi -
lih cara mendekati keadaan tubuh. (17)
- suhu media disintegrasi 37 ± 2°C
- komposisi media disintegrasi menyerupai cairan dalam
saluran pencemaan.
4* Tinjauan tentang polivinilpirolidon K^0 (9,15,17,18)
Polivinilpirolidon merupakan hasil polimerisasi 1-vinil
pirolid-2-on.
Nama lain : Povidone
Polyvidone
PVP
Kollidone
Plasdone
Rumus molekul : (C^HgNO)n
Bobot molekul : 10.000 - 700.000
Rumus bangun
dak berbau atau hampir tidak berbau, ti
dak berasa, higroskopis.
Kelarutan : mudah larut dalam air, dalam etanol, da,
lam kloroform, praktis tidak larut eter
dan aseton.
Kegunaan : sebagai bahan pengikat
sebagai bahan untuk tablet coating
sebagai bahan pensuspensi dan pendisper si.
Kelarutan polivinilpirolidon tergantung dari bobot mole-
kulnya. Kelarutan akan menurun dan viskositas akan me •-
ningkat dengan meningkatnya bobot molekulnya.
Sebagai bahan pengikat dalam tablet digunakan kadar 2 -
5 % dari formula. Sebagai bahan pemgikat untuk sediaan
padat digunakan PVP PVP K^0> PVP K G r a n u l a s i
dapat dengan pelarut air atau pelarut alkphol.
5. Tinjauan t.-entang metilselulosa (17,18).
Metilselulosa dibuat dari pulp kayu atau kapas secara ki.
mia dalam suaeana alkali dimana alkali selulosa direak-
sikan dengan metilklorida.
Nama lain : Methocel
Rumus molekul :
18
Bentuk : serbuk putih, tidak berasa, tidak ber
-bau.
Kelaruran : larut dalam air panas, tidak larut da.-*
lam air dingin, tetapi larut bila dipa-
naskan, praktis tidak larut dalam alko-
hol, kloroform dan eter.
Kegunaan : sebagai bahan pengikat
sebagai bahan pensuspensi
sebagai bahan untuk tablet coating
Dalam pemakaiannya sebagai bahan pengikat dapat ditam-
bahkan dalam bentuk kering maupun basah dengan pelarut
air* Derajat viskositas yang rendah atau sedang lebih
banyak digunakan. (18)
6. Tinjauan tentang parasetam61 (15*17,19 )
Kama lain Acetaminofen
Acetaminophenum
N-asetil-4-aminofenol
4-Hydroksiacetanilide
Rumus molekul : C^H^NO,,
Rumus bangun OH
Bentuk
Kelarutan
: hablur putih tidak berbau, rase pahit.
ba-Kasiat
Dosis
gian etanol (25%)P, larut dalam 13 ba-
gian aseton Pf dalam 4-0 bagian glise-
rol, larut dalam larutan alkali hidrok
sida •
dan kegunaan : analgesik dan antipiretik.
: dev/asa : 0,5 g - 1 g tiap 4 dam maksi
mum 4 g/hari.
anak-anak :
3 bulan-1 tahun : 60-120 mg
1 tahun-6 tahun : 120-250 mg
7 tahun-12 tahun : 250-500 mg
diberikan 3 atau 4 kali tiap hari sesu
BAHAN, ALAT DAN METODE PEHELITIAN
BAB III
1. BAHAN
- Parasetamol ( PT. Riasima Abadi )
- PVP K90 ( FLUKA )
- Metilselulosa 200-250 cps ( BDH Lab, )
- Laktosa ( De Melkindustrie Veghel BV )
- Mg stearat ( Kimia Farma )
- Talk ( Unimil )
- Pati jagung ( Honig )
- NaOH p.a ( BDH Lab. )
2. ALAT
- Alat pencetak tablet : Automatic single punch tar-
bletting machine Hanseaten Exacta I Ho. 397
- Alat penguji kekerasan : Erweka Hardness Tester ty
pe TB 24
- Alat pengu^i kerapuhan : Erweka Friabilator type TAP
- Alat penguji waktu hancur : Erweka Disintegrator type
DT
- Mesin pengayak : Retsch type 3D, West Germ£
ny
-■Alat pengukur bobot jenis mampat : buatan Laboratorium
Tehknologi Farmasi Universitas Airlangga (modifikasi
dari The German Standard DIN 53194)
- Jangka sorong
- Corong gelas pengukur sudut diam
- Stop watch
- Philip Hand Mixer type H.R 1172
- V - Mixer kapasitas 250 gram
3. METODE PENELITIAN
3*1 Pemeriksaan kualitatif bahan-bahan baku
3*1-1 Parasetamol (15)
- Organoleptis : hablur atau serbuk hablur putih, ti
dak berbau, rasa pahit.
- Dengan penambahan FeCL^ terjadi warna biru violet.
- Dengan penambahan IIHO3 encer terjadi warna coklat
kemerahan.
- DlpanasKan dengan HCL pekat lalu diencerkan dengan
air, ditarabah KgCrgO^ terjadi warna biru violet
yang tidak berubah menjadi merah.
3.1.2 Polivinilpirolidon K^q (15)
- Organoleptis : serbuk putih atau putih kekuningan,
berbau lemah atau jfidak berbau, higroskopis.
- Sedikit larutan zat ditambah HCIi 1N dan larutan ka-
lium bikromat P, terbentuk endapan kuning jingga.
- Sedikit larutan zat ditambah iodium 0,1N, terjadi
warna merah tua.
3.1.3 Metilselulosa 200 -250 cps (17)
- Organoleptis : serbuk putih, tidak berasa.
- Sedikit zat dilarutkan dalam campuran 80 bagian to-
luen dan 20 bagian alkohol, terbentuk larutan ku
22
- 5 gram zat dilarutkan dalam 80ml diklorometana dan
20 ml metanol, viskositasnya 200-250 cp.
3*1*4 Laktosa (15)
- Organoleptis : serbuk hablur putih, tidak berbau,
rasa agak manis.
- Jika dipanaskan meleleh, mengembang kemudian terba_
kar, terjadi bau gula terbakar, sisa arang mengun- duk.
— Larutan zat ditambah larutan Eehling, dipanaskan
sebentur maka terjadi endapan merah bata.
- Larutan zat ditambah alfa naftol dalam spiritus ,
lalu melalui dinding tabung ditambahkan setetes a-
sam sulfat pekat, terjadi cincin ungu.
3.1.5 Magnesium Stearat (15)
- Organoleptis : serbuk halus, putih, licin, mudah
melekat pada kulit, bau lemah
khas-- Sedikit zat dalam tabung reaksi ditambah air ..dan
HC1 3? lalu dipanaskan, bila didinginkan tampak la-
pisan minyak memadat, lapisan air diambil dan di
tambah larutan NaOH, terjadi endapan putih,
3.1.6 Talk (15)
- Organoleptis : serbuk halus, hablur, putih, licin
mudah melekat pada kulit, warna putih atau putih
kelabu.
t
- Sedikit zat dalam tabung reaksi dikocok dengan air
3.1.7 Pati Jagung (20)
S U R A B A Y A
- Organoleptis : serbuk kuning muda , tidak berbau,
tidak berasa.
- Ditambah larutan iodixm terjadi warna biru tua.
3.2 Rencana Formulas!
Formulasi tablet parasetamol yang direncanakan a-
dalah formula dengan kandungan zat berkhasiat 300 mg
tiap tablet, yang merupakan modifikasi dari formula b&
ku. ( ) Setiap formula tersusun untuk 1000 tablet.
3*2.1 Formula baku (2)
Parasetamol : 300 g
PVP K30 : 22,5
Laktosa : 61,75
Alkohol : 4,5 L
Asam stearat : 9,0
Talk : 13,5
Pati jagung : 43,25
3*2.2 Formula yang akan dibuat
Dibuat 7 formula, perbedaan dalam setiap formu
la terlatak pada jenis dan jumlah bahan pengikat.
3*3 Pembuatan granul (2)
Parasetamol dan laktosa dicampur. Pati jagung dia-
yak dengan pengayak 60 mesh. Setengah bagian pati • ja -
gung dicampur dengan parasetamol dan laktosa dengan a -
lat pencampur selama 15 menit. larutan bahan pengi -
kat ditambahkan ke dalam campuran tersebut sedikit demi
sedikit sambil diaduk dengan alat pencampur, sampai di-
dapatkan masa granulat yang cukup baik.
Masa granulat ini kemudian digranulasi dengan pengayak
berukuran 16 mesh, lalu dikeringkan pada suhu 45°C se
lama 18 jam. Granulat yang dikeringkan sebagian besar
masih dalam bentuk aglomerat. Oleh karena itu direduk
si ukuran dengan pengayak 20 mesh, sehingga diperoleh
partikel-partikel granul yang merata.
Alat yang dipakai adalah Retsch Sieving Vibrator.
3-4 Pemeriksaan sifat-sifat granul
3.4*1 Penentuan kecepatan alir dan sudut diam granul (11)
Kecepatan alir dan sudut diam granul ditentukan
dengan cara sebagai berikut :
100 gram bahan dimasukkan ke dalam corong dengan da-
sarl lubaBg> yang ditutup, waktu pengukuran dilakukan
pada saat dibukanya lubang corong sampai seluruh gra
nul keluar dari corong.
Satuan kecepatan alir dinyatakan dalam gram/detik. *
Pengukuran sudut diam dilakukan dengan mengukur ting-
26
terbentuk setelah pengaliran.
tinggi kerucut (h)
Sudut diam = tg^= --- --- _
jari-jari (r)
Kecepatan alir = berat granul (gram) / detik
Gambar 1 : Cara, roenentukan kecepatan alir dan
sudut diam granul.
3.4-2 Penentuan bobot jenis
3.4*2.1 Penentuan bobot jenis nyata (bulk density) (21)
Ditentukan dengan cara sebagai berikut :
Gelas ukur 100 ml ditimbang (w^) gram, melalui co
rong granul diisikan sampai volume 100 ml dan di
timbang (w2) gram.
Bobot jenis nyata =y°°e w2 “ W1 g/ml
3-4*2.2 Penentuan bobot jenis mampat (21)
Ditentukan dengan cara sebagai berikut :
Gelas ukur 100 ml ditimbang (w^) gram, diisi dengan
granul sampai volume 100 ml dan ditimbang (w2) gram
Dilakukan pengetukan sampai 625 ketukan, volume di-
baca kemudian dilakukan pengetukan 625 ketukan la-
gi dan volume dibaca. .Apabila tidak ada perubahan
volume yang lebih besar dari 2 ml atau didapat vo
lume yang konstan, raaka volumenya langsung dibaca.
Bobot jenis mampat =/°= bobot granul g/ml volume mampat
3*4*3 Kompresibilitas (21)
Kompresibilitas dihitung untuk mengetahui kemampuan
dari granul untuk mengatur kembali dalam ruang ce -
tak.
%
komprisibilitas =P ~ f* °
x 100%
p '
P = bobot jenis mampat
y°°= bobot jenis nyata
3.4*4 Penentuan kadar air granul (Moisture Content)
Kadar air granul diukur dengan Kett V.R MOISTURE ME
TER dengan cara sebagai berikut :
Bahan ditimbang dan diletakkan pada wadah sampel.
Kemudian alat dipanaskan sampai tidak terjadi lagi pe.
rubahan keseimbangan. Kadar air dapat dibaca langsung
28
3.5 Pencetakan Tablet (2)
Granul yang telah kering dicampur dengan Mg stearat,
talk dan sisa pati jagung yang telah diayak dengan pe
ngayak 60 mesh. Pencampuran dilakukan dengan V - mixer
selama 5 menit. Kemudian granul dicetak menjadi tablet
dengan diameter 11,0 mm, dengan bobot tertentu serta t<3
kanan tertentu.
3.6 Pemeriksaan mutu fisik tablet
3*6.1 Pemeriksaan keseragaman bobot tablet ( 15
)
Sejumlah 20 tablet ditimbang satu persatu kemudian
dihitung bobot rata-ratanya, maka tidak boleh lebih
dari 2 tablet yang mempunyai penyimpangan bobot yang
lebih besar dari angka presentase yang tertera pada
kolom A dan tidak boleh ada satu tabletpun yang mem
punyai penyimpangan bobot lebih besar dari angka pr£
sentase pada kolom B.
Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rata
A B
25 mg atau kurang 15 % 30 %
26mg - 150 mg 10 % 20 %
151 mg - 300 mg 7,5 % 15 %
3.6.2 Pemeriksaan ukuran tablet (15)
Dengan menggunakan jangka sorong, tebal tablet diu-
kur sebagai berikut :
Tablet diletakkan ditengah-tengan penjepit dalam po
sisi berdiri, kemudian ditekan sehingga tsbl&t.tepat
tidak bergerak lagi.
Skala pada alat yang menunjukkan tebal tablet diba ca dalam satuan milimeter.
Persyaratan yang ditentukan yaitu : diameter tablet
tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari sa
tu sepertiga tebal tablet.
3*6.3 Pemeriksaan kekerasan tablet (12)
Pemeriksaan kakerasaA' tablet ? dengan alat Erweka Har
dness Tester type TB 24 dengan cara sebagai berikut:
Mula-mula skala pada alat dibuat nol, tablet dile -
takkan pada tempat yang tersedia dengan memutar se -
krup pada posisi tablet tegak lurus. Kemudian &s& -
krup yang lain atau pemutar dari alat itu diputar pe_
lahan-lahan sampai lampu dengan tulisan stop menyala.
Ini menunjukkan bahwa tablet sudah tidak bergerak la
gi dan siap untuk diuji kekerasannya.
Setelah itu tombol ditekan dan skala bergerak keka-
nan dari angka nol, pada saat tablet pecah tombol
mati dan skala dibaca. Kekerasan tablet dapat dili-
hat dari pembacaan tersebut yang dinyatakan dalam s£
30
Kekuatan tablet pada masing-masing formula untuk ti-
ap-tiap batch ditentukan sebanyak 100 tablet.
Tablet yang baik mempunyai kekerasan 4 - 8 kg.
3.6.4 Pemeriksaan kerapuhan tablet (16)
Pemeriksaan kerapuhan tablet dilakukan dengan alat Er
weka Priabilator dengan cara sebagai berikut :
20 tablet, masing-masing tablet dijepit dengan pinset
kemudian dibersihkan dengan sikat secara hati-hati.
Keduapuluh tablet tersebut kemudian ditimbang. Alat
dipasang dan tablet dimasukkan perlahan-lahan keda -
lamnya. Alat diputar dengan kecepatan 25 rpm selama
4 menit.
Tablet dibersihkan dengan kuas sekali lagi, kemudian
ditimbang dengan kondisi yang sama dengan semula. Ke-
kurangan berat menunjukkan nilai kerapuhan dari ta -
blet dan dinyatakan dengan presen.
Kerapuhan tablet yang diperbolehkan 3ekitar 0,5-1 %•
3*6.5 Pemeriksaan waktu hancur (17)
Pemeriksaan waktu hancur tablet dilakukan dengan alat
Erweka type DT dengan cara sebagai berikut :
Kedalam masing-masing tabung basket dimasukkan tablet
yang akan diperiksa satu persatu, disusul dengan ca
-kram penuntun. Basket dimasukkan ke dalam gelas yang
berisi air dengan suhu (37 + 2)°C sebagai media waktu
Waktu hancur tablet diukur dengan stop watch pada
saat alat dijalankan sampai tablet hancur sempuma.
Waktu hancur yang diperbolehkan tidak boleh lebih
dari 30 menit.
3.6.6 Pemeriksaan keseragaman kadar parasetamol dalam ta^
blet
a# Pemilihan panjang gelombang maksimum.
Dibuat larutan parasetamol dengan kadar 4 ppm
dan 12 ppm dengan pelarut NaOH + air, kemudian
dilihat serapannya pada panjang gelombang 240-
260 nm.
b. Pembuatan kurva baku larutan parasetamol.
Dibuat larutan parasetamol dengan kadar 4> 6,
8,10,12 ppm dalam pelarut NaOH 0,1N air.
Diukur serapannya pada maksimum.
Dari data yang diperoleh, digambarkan dalam sue
tu grafik dengan kadar sebagai absis dan sera*—
pan sebagai ordinat. Adanya korelasi antara ka
dar dan serapan dapat dibuktikan dengan rumus
sebagai berikut :
(x - x) (y - y) r cs_______________
(x - x) 2 (y - y) 2
Keterangan : r = koefisien korelasi
x = kadar larutan zat
32
c. Pemeriksaan keseragaman kadar parasetamol dalam
tablet.(15)
Dipilih 30 tablet, dilakukan penetapan kadar 10 ta
blet satu-persatu, tablet diserbuk satft-persatu ,
kemudian ditimbang setara dengan 150 mg paraseta
mol, Ditambah.', 50 ml NaOH 0,1N kemudian diencerkan
dengan 100 ml air, kocok selama 15 menit, lalu di
tambah air secukupnya hingga 200 ml, dicampur, di-
saring. 10 ,0 ml diencerkan dengan air-secukupnya
hingga 100 ml. Pada 10,0 ml ditambahkan 10 ml NaOH
,0,1N,' diencerkan dengan air hingga 100,0 ml. Diu -
kur serapannya pada panjang gelombang maksimum.
Jika hanya satu tablet hasil diluar batas persyara
tan kadar, dilakukan penetapan kadar menggunakan
20 tablet sisa. Tablet memenuiii syarat keseraga -
man kadar jika hanya satu tablet dari 30 tablet di
atas memberikan hasil diluar batas 88% - 115#
4. ANALISIS DATA
Dari hasil pemeriksaan kekerasan dan kerapuhan, di
lakukan perhitungan HER dan HFI, untuk masing - masing
batch.
_ kekerasan rata-rata (kg)
kerapuhan (%)
UT?T HFR perlakuan
hAl « --- x 100
HFK standard ini disebut juga sebagai blanko yaitu sebja
gai Btandard pembanding untuk menilai kemampuan daya i-
kat yang nyata dari bahan pengikat, HFR standard diper
oleh dari kondisi yang tidak mengandung bahan pengikat
(0% larutan pengikat). Apabila perlakuan bianko ini ti
dak dapat dilaksanakan karena tidak terbentuknya granul
yang kuat (rapuh) maka digunakan parameter HFR untuk
membandingkan daya ikat antar macam atau konsentrasi ba.
han pengikat
Harga HFI atau HFR yang didapat diolah secara sta_
tistik analisa varian dengan model "Factorial in a Ran
domized Complete Blok Design".
Data-data yang diperoleh ditabelkan sebagi berikut :
Perlakuan
(macam bahan perlakuan)
Polivinil pirolidon
Metil selulosa
Formula
(replikasi)
FPt f p2 f p5 FM1 f m2 FM^
I
II
34
Untuk melihat efek dari replikasi, perlakuan dan for
mula, interaksi perlakuan dan formula dapat diketahui de-
ngan membandingkan harga F perhitungan dengan F tabel.
Apabila F perhitungan lebih besar dari F tabel, maka ada
perbedaan yang bermakna. Bila hal ini terjadi, perhitung
an dilanjutkan dengan LSD teat (Least Significant Diffe -
rent test) dengan rumus :
.dimana t = harga dari tabel t pada derajat kepercaya
an dan derajat bebas tertentu.
x = rata-rata jumlah kuadrat dari experimen -
tal error.
NA = jumlah subyek pada metode A
NB = jumlah subyek pada metode B
Bila selisih harga rata-rata (x) lebih besar dari LSD, nra
ka ada perbedaan yang berraakna antar masing-masing sam -
Tabel ANOVA untuk model
Factorial in a Randomized Complete Blok Design
Sumber variasi
Derajat bebas
Jumlah kuadrat
Rata-rata jumlah kua drat
E hitung
1
.
Replikasi (r-1)Ryy
Eyy : x2.
TreatmentA (perlakuan) (a-1) ■ftyy
(r-1)
Ayy
(r-1)
Ayy
(a-1) (a-1)
B (formula) (b-1
)
Byy Byy : xAB (a-l)(b-l) (AB)yy
(b-1)
(AB)yy
(a-1
)
(b-1)
(b-1)
(AB)yy
(a-1 5 (
"b—
1)
3* Exp. error (r-1
)
(ab-1)
Eyy Eyy4. Total (rab-1)
ny
2(r-1) (ab-1) = x
Untuk menghitung harga F digunakan rumus :
2
Ryy = 1 ~ 1 Ri
36
i—1
Ayy = - _ L
r.b r.a.b
Byy ■ b
^■" ■ p p
k=1 _ T
r.b
a b
r.a.b
Sab = j=1 k=1 TJiL T‘
r.a .b
.2 ^ J - m2 T4
= z : z x r idk - —
i=1 js=l k=1 r.a*b
Eyy = 2Zy2 - Ryy - Sab
(AB)yy = Sab - Ayy Byy
dimana : r = replikasi
a = perlakuan
1. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Bahan Baku
Pemeriksaan kualitatif dilakukan terhadap bahan -
"bahan baku yang akan digunakan dalam pembuatan tablet.
Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada tabel VI sampai
tabel XII.
2. Hasil Pemeriksaan Granul dan Campurannya
Sebelum granul dan campurannya dicetak menjadi ta
blet dilakukan pemeriksaan kelembaban, sudut diam, kece
patan alir, bobot jenis nyata, bobot jenis mampat dan
kompresibilitas terhadap masing-masing formula.
Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada tabel XIII.
3* Hasil Pemeriksaan Efektifitas Pengikat
Setelah tablet selesai dicetak, dilakukan pemerik
saan efektifitas pengikat. Untuk itu diperlukan pemerik
saan mengenai kekerasan tablet dan kerapuhan tablet.
Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada tabel I dan II.
4* Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet
Pemeriksaan mutu fisik tablet meliputi pemerik
saan keseragaman bobot, ukuran tablet, waktu hancur,-
dan keseragaman kadar* Hasil pemeriksaan dapat dili -
hat pada tabel XIV, XV, XVI, XVII.
38
Hasil Pemeriksaan Kekerasan Tablet pada Formula FP^, FP2 ,
fp3, fm1 , m 2 , FM?
Tabel I.
Formula Batch Kekerasan Rata-rata + SD
(kg)
FP1 I 9,045 + 1,1550
II 10,435 + 0,3552
III 9,475. + 0,8182
f p2 , I 8,940 + 1,2429
r II 10,2.15- + 0,8929.
III 10,865 + 0,6304
f p3 •
I 8,880 + 1,1949
II 11,340 + 0,4122
III 10,175 + 0,9133
PM1 I 5,430 + 0,3047
II 4,695 + 0,7057
III 5,075 + 0,3873
f m2 I 6,465 + 0,4491
II 5,060 + 0,4332
III 5,050 + 0,3918
f m^ I 5,950 + 0,6209
II 6,420 + 0,2111
III 6,165 + 0,3388
i S U R A B A Y A
Hasil Pemeriksaan Kerapuhan Tablet pada Formula FP^ FP2,
FP^, FM1f FM2> FM3 Tabel II
Formula Batch Kerapuhan Rata-rata + SD
{%)
FP1 I 0,47 + 0,0141
II 0,72 + 0,0519
III 0,59 + 0,0666
f p2 I 0,47 + 0,0070
II 0,55 + 0,0611
in
0,63 + 0,0551f p3 i o,51 + 0,0212
n
0,57 0,0721h i 0,49 + 0,1358
FM1 i 1,90 + 0,1414
ii 1,63 + 0,0602
i n 1,57 +• 0,0971
f m2 i 1 f 25 + 0,0707
ii 1,56 + 0,0300
h i 1,18 + 0,0058
f m3 i 1,30 + 0,1414
ii 1,34 ± 0,0265
h i 0,96 + 0,0265
40
5. Analisa Data
Dari data-data hasil pemeriksaan kekerasan dan ke
rapuhan dihitung harga HFR, hasil perhitungan tersebut
dapat dilihat pada tabel III.
Tabel III..
^Formula
FP1 PP2 PP5 FM1 f m2 FM,3
Batch ^
I 19,2447 18,8211 17,2427 2,8579 5,1720 4,5769
II 14,4931 18,5727 19,8947 2,8804 3,2436 4,7910
III 16,0593 17,2427 20,7653 3,2325 4,2797 6,4198
X 16,5990 18,2122 19,3009 2,9903 4,2318 5,2626
Hasil perhitungan harga HFR diolah secara ANOVA di-
susun dengan model "Factorial in a Randomized Complete
Bloek Design" dapat dilihat pada tabel IV dan hasil per
hitungan ANOVA dapat dilihat pada tabel V. Perhitungan :
(49,7971 + 54,6367 + 57,9027)2 + (8,9708 * 12,6953
Ayy = + 15,7877)2___________________________________ 3.3
- 2217,5647 = 866,4271
(49,7971 + 8,9708)2 + (54,6367 + 12,6953)2 +
Byy = (57,9027 + 15.7877)2
3.2
- 2217,5647 = 18,6919
Ryy = 13‘316,4995 - 2217,5647 = 1,8519 2.3
(49,7971)2 + (54,6367)2 + (57,9027)2 + (8,9708)2
Sab = (12»6953)2 + (15,7877)2
3
- 2217,5647 = 885,2820
£X2= 3126,7288 - 2217,5647 = 909, 1641
Eyy = 909,1641 - 1,8519 - 885,2820 = 22,0302
44
Kesimpulan Tabel ANOVA (Tabel V)
1. Untuk Replikasi
Hq : tidak ada perbedaan yang bermakna antara replika
si.
F hitung = 0.4203, F tabel pada c< » 0,05 dengan dera -
jat bebas (2,10) adalah 4»10. Karena F hitung lebih ke-
cil dari F tabel maka Hq diterima, berarti .tidak^-ada
perbedaan yang bermakna antar replikasi.
2. Untuk Perlakuan
Hq : tidak ada perbedaan yang bermakna antara kedua
perlakuan yang dikenakan pada sampel.
F hitung = 393*2942, F tabel pada - 0,05 dengan dera_
;jat bebas (1,10) adalah 4>96. Karena F hitung lebih be
sar dari F tabel maka HQ ditolak, berarti ada perbedaan
yang bermakna antar kedua perlakuan yang dikenakan pada
sampel.
3- Untuk Sampel
HQ : tidak ada perbedaan yang bermakna antara sampel
yang dipakai dalam percobaan. F hitung = 4,2424, F ta -
bel pada oC = 0,05 dengan derajat bebas (2,10) adalah
4,10. Karena F hitung lebih besar dari F tabel maka Hq
ditolak, berarti ada perbedaan yang bermakna antara sam
pel yang dipakai dalam percobaan.
4* Hubungan Antara Perlakuan Dengan Sampel Percobaan
sam-pel percobaan,
P hitung » 0,037, F tabel pada c£ - 0,(D5 dengan derajat
bebas (2,10) adalah 4>10. Karena F hitung lebih kecil
dari F tabel maka HQ diterima, berarti tidak ada inter-
aksi antara perlakuan dengan sampel percobaan.
Karena antara kedua perlakuan yang dikenakan pada
sampel ada perbedaan yang bermakna, antara sampel per cobaan juga ada perbedaan yang bermakna, maka analisa
dilanjutkan dengan LSD test.
LSD = t\ / x (---- + --- )
V
NA NBHarga t tabel pada = o,o5 dengan derajat bebas 10 a^1
dalah 2,228.
\ / 1 T ^
LSD = 2,228 \ / 2,203 (---- + ---- )
V 3 3
a 2 , 7 0 0
Bila selisih dari dua harga rata-rata y 2,700 maka ada
46
FPt FP2 f p3 FM1 f m2 FM,
3
F P1 16,5990 - 1,6132 2,7019 13,6087 12,3672 11,3364
f p2 18,2122 - 1,0887 15,2219 13,9804 12,9496
f p3 19,3009 - 16,3106 15,0691 14,0383
FM1 2,9903 - 1,2415 2,2723
FM 4,2318 _ 1,0308
2
-Pemeriksaan Pustaka (15) Pengamatan
1.Organoleptis hablur atau serbuk hablur atau serbuk
hablur, putih, ti hablur, putih, ti
dak berbau, rasa dak berbau, rasa
pahit. pahit.
2.FeCl5 biru violet biru violet
3-HNO, dll*3 coklat kemerahan coklat kemerahan
4*Dipanaskan violet yang tidak violet yang tidak
dengan HCl-p. berubah menjadi berubah menjadi me
lalu diencer rah rah
kan dengan
air, larutan
ditambah
48-Tabel VII. Pemeriksaan Kualitatif Polivinilpirolidon
Pemeriksaan Pustaka (15 ) Pengamatan
1. Organoleptis serbuki iputih atau serbuk putih atau
putih kekuningan, putih kekuningan,
berbau lemah atau berbau lemah atau
tidak berbau, hi- tidak berbau,
hi-groskopis. groskopis.
2. Larutan zat+ endapan kuning endapan kuning
HOI 1U dan jingga jingga
larutan
bi-kromat p.
3* Larutan zat+ merah tua merah coklat (tua)
Tabel VIII* Pemeriksaan Kualitatif Metilselulosa 200-250 cps
Pemeriksaan Pustaka (17) Pengamatan
1. Organoleptis serbuk putih, ti serbuk putih, ti
dak berasa. dak berasa.
2* Zat dilarut- larutan kuning larutan kuning
kan dalam cam jemih yang sta - jernih yang sta
-puran 80 ba bil. bil.
gian toluen
dan 20 bagi
an alkohol
50
Tabel IX. Pemeriksaan Kualitatif Laktosa
Pemeriksaan Pustaka (15 ) Pengamatan
1, Organoleptis serbuk hablur pu serbuk hablur pu
tih, tidak berbau, tih, tidak berbau
rasa agak manis. rasa agak manis.
2. Dipanaskan meleleh, merigem - meleleh, mengem
-bang kemudian ter bang kemudian ter
bakar, bau gula bakar, bau gula
terbakar, sisa a- terbakar, sisa
a-rang. rang.
3. Larutan zat endapan merah bata endapan merah ba
+ pereaksi ta.
Fehling, di
panaskan.
4. Larutan zat cincin ungu cincin ungu.
+ alfa naftol
dalam spiri
-tus, + asam
sulfat pekat
melalui din
-ding tabung.
Tabel X. . Pemeriksaan Kualitatif Magnesium Stearat
Pemeriksaan Pustaka (15) Pengamatan
1* Organoleptis serbuk halus, pu serbuk halus, pu
tih, licin, mudah tih, licin, mudah
melekat pada ku - melekat pada
ku-lit, bau lemah lit, bau lemah
khas. khas
2. zat + air dan tampak lapisan mi tampak lapisan mi
HC1 p, dipa - nyak memadat nyak memadat
naskan,
didi-ngihkan*
3- Lapisan air endapan putih endapan putih
disaring +
Tabel XI. Pemeriksaan Kualitatif Talk
52.
Pemeriksaan Pustaka (15) Pengamatan
1. Organoleptis serbuk hablur, ha serbuk hablur, ha
lus, licin, mudah lus, licin, mudah
melekat pada ku- melekat pada
ku-lit, putih atau lit, putih atau
putih kelabu putih kelabu
2. Zat + air, di mengambang diatas mengambang diatas
Tabel XIJ. Pemeriksaan Kualitatif Pati Jagung
Pemeriksaan Pustaka (20) Pengamatan
1. Organoleptis serbuk kuning mu
dah, tidak berbau
dan tidak berasa.
serbuk kuning mu
dah, tidak berbau
dan tidak berasa.
2. Mikroskopis butir poligonal,
hampir bulat, hi- lus ditengah beru
pa titik atau bin
tang
butir poligonal,
hampir bulat, hi- lus ditengah beru
pa titik atau bin
tang
3* Larutan zat +
larutan yodium
biru keunguan sam
pai biru tua
biru ungu
4. 1 bagian + 2 ml
air + 15 ml air
panas, didihkan
lalu didingin
terbentuk gudir
jerih agak putih
terbentuk gudir
54
Tabel XIII.Hasil Pemeriksaan Kualitas Granul
Formula Batch Kadar
II 0,62 33,03 14,20 0,41 0,47 12,77
III 0,63 33,35 16,27 0,39 0,46 15,00
fp2 I 0,43 33,70 15,20 0,39 0,44 11,0 0
II 0,46 33,59 13,00 0,45 0,54 12,65
III 0,48 34,39 13,80 0,45. 0,51 11,80
I 0,24 33,90 14,95 0,40 0,44 8,00
II 0,26 33,59 13,40 0,46 0,54 10,63
III 0,22 33,88 13,10 0,47 0,54 12,87
FM1 I 0,56 34,70 18,05 0,40 0,50 20,00
II 0,62 34,26 13,00 0,39 0,49 20,41
III 0,58 34,91 17,50 0,36 0,46 20,70
fm2 I 0,46 34,00 17,30 0,40 0,49 19,00
II 0,42 33,69 15,50 0,38 0,49 21,45
III 0,48 33,59 17,30 0,38 0,48 20,80
fm3 I 0,52 34,95 16,50 0,44 0,56 21,0 0
II 0,50 33,49 14,80 0,38 0,48 20,83
Tabel XIV. Hasil Pemeriksaan Keseragaman Bobot Tablet
Formula Batch Bobot Rata-rata + SD
(gram)
PP1 I 0,4-266 + 9,0256.10" 3
II 0,4397 + 2,4234.10"3
III 0,4276 + 3,1156.10“ 5
fp2 I 0,4343 + 5,5124.10"3
II 0,4481 + 5.3342.10-3
III 0,4333 + 7,6352.10-3
PP3 I 0,4361 + 5.5458.10-3
II 0,4432 + 4,8976.10“ 3
III 0,4322 + 5,9596.10" 3
FM1 I 0,4384 + 3.5329.10-3
II 0,4325 + 3,0639.10-3
III 0,4425 + 6,6326.10“ 3
pm2 I 0,4366 + 5,6169.10-3
II 0,4304 + 3,6615.10~3
III 0,4415 + 2,9662.10" 3
FM,3 , I 0,4467 + 2.2974.10-3
II 0,4543 ± 1.2500.10-2
III 0,4511 + 3.0141.10-3
56
Tabel XV* Hasil Pemeriksaan Ukuran Tablet
Formula Batch Tebal Tablet Rata-rata + SD
(mm)
fp1 I - 3,96 + 0,05
II 3,83 + 0,07
III 3,99 + 0,09
hd ro I 3,99 + 0,04
II 4,00 + 0,00
III 3,97 + 0,03
fp3 I 3,97 + 0,05
II 3,99 + 0,03
;• III 3,90 ± 0,03
FM1 I 3,90 + 0,03
II 3,91 + 0,07
III 3,81 + 0,28
fm2 I 3,89 + 0,05
II 3,91 + 0,06
III 3,91 + 0,02
fm3 I 3,93 + 0,04
II 3,90 + 0,00
III ' 3,97 + 0,03
Tabel.XVI* Hasil Pemeriksaan Keseragaman Kadar
Tablet (%)
Formula Batch Keseragaman Kadar Rata-rata + SD
( % )
FP1 I 96,9500 + 0,3536
II 102,464-1 + 0,2404
III 102,9342 + 0,1838
fp2 I 98,1675 ± 0,5657
II 102,4857 + 1,0536
III 101,1956 + 4,0941
fp3 I 99,0555 + 0,4949
II 99,7855 + 1,7041
III 99,2356 + 3,1324
i’W1 I 98,3879 + 1,1314
II 103,7153 + 1,1950
III 101,6157 + 1,4001
FM2 I 101,9535 + 2,4749
II 98,4058 + 3,6849
III 101,7465 + 0,1979
fm3 I 103,6547 + 3,2527
II 101,5958 + 2,5385
58
Tabel XVII. Hasil Pemeriksaan Waktu Hancur Tablet
Formula Batch Waktu Hancur Rata-rata + SD
(ftle nit)
I 4,1659 + 0,1285
II 3,9945 ± 0,2498
III 3,6683 + 0,1403
ro I 7,1950 + 0,1390
II 5,9625 + 0,0766
III 5,4972 + 0,5055
fp3 I 11,6392 + 0,1991
II 10,1092 + 0,1662
III 11,4392 + 0,4914
FM1 I 4,3884 + 0,2993
II 4,6092 + 0,1237
III 5,5000 + 0,6481
fm2 I 6,2367 + 0,9475
II 5,7583 + 0,0965
III 5,599'1 + 0,0648
I 7,1234 ± 0,3629
II 7,9167 + 0,4478
III 8,7633 + 0,2723
Pada pembuatan tablet parasetamol, bahan baku yang
akan digunakan sebelumnya diperiksa dulu secara kualitatif
seperti yang terlihat pada tabel VI sampai XII.
Sebelum proses pencetakan tablet, perlu dilakukan
pemeriksaan terhadap granul dan campurannya mengenai su
dut diam, kelembaban, kecepatan alir, berat jenis nyata
dan berat jenis mampat serta kompresibilitasnya. Tujuan
pemeriksaan granul tersebut adalah untuk mengetahui apa-
kah granul dan campurannya mempunyai sifat yang baik,
sehingga dapat dicetak menjadi tablet yang baik pula.
Hasil percobaan sudut diam menunjukkan bahwa se-
mua formula dapat mengalir bebas ( tabel XIII .). Hal ini
sesuai dengan ketentuan dari Cartensen (11) yang menyata,
kan bahwa granul akan dapat mengalir bebas bila granul
tersebut mempunyai sudut diam 25 - 40°.
Hasil percobaan kompresibilitas ( tabel XIII ) menun
jukkan bahwa formula dengan PVP K^0 sebagai bahan pengi
kat mempunyai kompresibilitas yang baik, sedangkan formu
la dengan metilselulosa 200-250 cp sebagai bahan pengikat
60
mempunyai kompresibilitas yang cukup, sesuai .dengan
kriteria Jones, TM (14).
Dari pemeriksaan waktu hancur (■ tabel XVII ) menun-
jukkan bahwa semua formula menghasilkan tablet dengan wak
tu hancur yang memenuhi syarat atau tidak lebih dari
30 menit. (17)
Dari pemeriksaan kekerasan tablet (tabel I) menunjuk
kan bahwa formula dengan PVP K^0 sebagai bahan pengikat
menghasilkan tablet dengan kekerasan antara 8 hingga 11 kg
sedangkan formula dengan metiselulosa 200-250 cp sebagai
bahan pengikat menghasilkan tablet dengan kekerasan 4
hingga 6 kg. Berdasarkan pustaka (12), tablet yang baik
mempunyai kekerasan 4 - 8 kg, tetapi hal ini tidak mu-
tlak karena harus dipertimbangkan juga waktu hancurnya.
Tablet dengan kekerasan yang lebih besar dari 8 kg, masih
dapat digunakan bila waktu hancurnya memenuhi persyaratan.
Dari pemeriksaan kerapuhan tablet (tabel II) menun -
jukkan bahwa kerapuhan tablet dengan PVP sebagai ba
han pengikat lebih kecil dari 0,8 %, sedangkan dengan me
tilselulosa 200-250 cp sebagai bahan pengikat mempunyai
kerapuhan lebih besar dari 0,8 %. Hal ini menunjukkan
bahwa tablet dengan metilselulosa 200-250 cp lebih rapuh.
Dalam penelitian ini, dilakukan uji efektifitas daya
ikat dari bahan pengikatnya yaitu dengan melihat kekerasan
dan kerapuhan dari masing-masing formula. Dari * data
merupakan parameter untuk menilai kemampuan daya ikat
dari "bahan pengikat, Dalam. ^ hal ini parametemya bukan
HFI melainkan HFR, sebab Fq (formula tanpa bahan pengikat)
tidak dapat dicetak menjadi tablet yang kompak, sehingga
HFR standard tidak dapat dihitung. Hasil perhitungan har
ga HFR dapat dilihat pada tabel IV.
Harga HFR yang didapat diolah secara statistik Anali-
sa Varian* Dari pengolahan data tersebut dapat disimpulkan
bahwa :
- Harga HFR antar replikasi tidak ada perbedaan yang ber -
makna.
- Harga HFR antar perlakuan yang dikenakan pad a sampel ada
perbedaan yang bermakna.
- Harga HFR antar sampel menunjukkan adanya perbedaan yang
bermakna.
Kemudian perhitungan statistik dilanjutkan dengan uji LSD test.
Hasil ujl LSD menunjukkan bahwa pada sampel/formula
yang memakai bahan pengikat PVP K^q dengan konsentrasi 2 %
dan 3 % t harga rata-rata HFR tidak ada perbedaan yang
bermakna. Antara konsentrasi 3 % dan 4 % harga rata-rata
HFR tidak ada perbedaan yang bermakna, sedangkan antara
konsentrasi 2 % dan 4 % harga rata-rata HFR ada perbedaan
yang bermakna. Hal ini kemungkinan disebabkan karena de~
<
62
bahan pengikat dan viskositasnya kecil, sehingga kemam-
puan pengikatannya tidak ada perbedaan yang bermakna.
Tetapi dengan perbedaan konsentrasi 2 %, peningkatan ju
mlah bahan pengikat dan viskositasnya besar, . sehingga
kemampuan pengikatannya ada perbedaan yang bermakna.
Pada formula/sampel yang memakai bahan pengikat metil
selulosa 200-250 cp dengan konsentrasi 2%f 3% dan 4%,
harga rata-rata HFR tidak ada perbedaan yang beircakna.
Hal ini kemungkinan disebabkan karena daya ikathya yang
kecil walaupun peningkatan jumlah bahan pengikat dan vis.
kositasnya besar, sehingga kemampuan pengikatannya tidak
ada perbedaan yang bermakna*
Harga rata-rata HFR antara formula yang memakai
bahan pengikat PVP K^0 dengan formula yang memakai ba
han pengikat metilselulosa 200-250 cp pada konsentrasi
2%, 3% dan 4% harga rata-rata HFR ada perbedaan yang
bermakna, Hal ini menunjukkan bahwa PVP K^0 sebagai ba
han pengikat lebih efektif dari pada metilselul6.sa i200
-250 cp,
Secara keseluruhan bila dilihat dari mutu fieik
tablet, maka tablet parasetamol dengan bahan pengikat
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan
dapat ditarik kesimpulan :
1. Efektifitas PVP K^q sebagai bahan pengikat pada kon
sentrasi 2% dan 3^ tidak ada perbedaan yang bermakna.
Antara konsentrasi 3% dan 4% tidak ada perbedaan yang
bermakna, sedangkan antara konsentrasi 2% dan 4% ada
perbedaan yang bermakna.
2. Efektifitas metilselulosa 200-250 cps sebagai bahan
pengikat pada konsentrasi 2 %, konsentrasi 3 % dan p£
da konsentrasi 4 % tidak ada perbedaan yang bermakna.
3* Efektifitas PVP Kgo dan metilselulosa 200-250 cps se
bagai bahan pengikat pada konsentrasi 2 % f ' konsen
trasi 3 % dan konsentrasi 4 % ada perbedaan yang ber
makna, dimana PVP Kgo lebih efektif dibanding metilse
lulosa 200-250 cps.
BAB VII
SARAN * SARAN
Bari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa
bahan pengikat PVP mempunyai efektifitas yang lebih
tinggi dari pada metilselulosa 200-250 cps.
Saran yang dapat diajukan adalah :
- Untuk meneliti kemampuan dissolusi dari tablet yang men£
gunakan bahan pengikat PVP K^q .
- Untuk meneliti pengaruh waktu penyimpanan terhadap kua-
litas fisik tablet parasetamol yang memakai bahan pengi
kat PVP K 9 Q ,
Telah dilakukan penelitian tentang perbandingan efek
tifitas PVP K^q dengan metilselulosa 200-250 cps sebagai
bahan pengikat pada pembuetan yablet parasetamol secara
granulasi basah dengan masing-masing konsentrasi 2 % 9 3 %
dan 4
Ufituk mengetahui efektifitas pengikat an dari bahan p£
ngikat digunakan parameter HFR (Hardness Friability Ratio)
yang merupakan rasio kekerasan-kerapuhan. Semakin besar
harga HFR semakin efektif bahan pengikat tersebut.
Komposisi bahan pembantu tablet yang lain, serta cara
pembuatan tablet dibuat sama pada setiap formula, sehingga
perbedaan harga HFR hanya disebabkan oleh perbedaan bahan
pengikat saja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
- Efektifitas PVP K^q pada konsentrasi 4 % lebih besar se
cara bermakna dari pada konsentrasi 2 % padac<= 0,05.
- Efektifitas metiselulosa 200-250 cps pada konsentrasi 2%,
konsentrasi 3 % dan konsentrasi 4 % tidak ada perbedaan
yang bermakna pada cK = 0,05.
- Efektifitas PVP K^0 sebagai bahan pengikat pada konsen
trasi 2 %, konsentrasi 3 % dan konsentrasi 4 % lebih be
sar secara bermakna dari pada metilselulosa 200-250 cps
pada konsentrasi yang sama pada o< = 0,05.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bangker, B.S., 1971, Sprowl's American Pharmacy, An
Introduction to Pharmaceutical Technique and Dosage
Forms, 7 ^ Ed, Lippincott Company, Philadelphia Toron
to, 345 - 385.
2. King, R.E., 1975, Tablets, Capsules and Pills, in :
Hoover, E.J., ’Ed), Remington’s Pharmaceutical Scien
ces, 15^h Ed-, Lack Publishing Company, 571 - 577,
1576 - 1652.
3* Ritschel, W.A. and Scheffler, L.R., 1975, Effecs of
Binding Agens on Dissolution Of Sulfadiazin Experimen
tal Tablet and Bioavailability in Rabbits. Pharm Ind,
37, 571 - 577.
4* Dekay, H.G., 1955, The Manufacture of Tablet, in R.A.
Lyman and JB. Sprow.^s, Text Book of Pharmaceutical
Compounding and Dispending, 2nd Ed., J.B* Lippincott
Company Philadelphia Montreal, 366 - 393*
5. Gunsel, W.C and Kanig, J.L., Tablets, in : Lachman,
Lieberman, H.A and Kanig, J.L., 1976, The Theory and
Practice of Industrial Pharmacy, 2 Ed., Lea and
Febriger, Philadelphia, 122 - 129, 328.
6. Miller, R.H., Tablets, in : Martin, E.W. (Ed), Husa's,
1971, Pharmaceutical Dispensing, 6^h Ed., Mack Publi -
shing Company, Faston - Pensylvania, 109, 772 - 797. *