• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESEARCH AND DEVELOPMENT R and D SEBAGAI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RESEARCH AND DEVELOPMENT R and D SEBAGAI (1)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

SEBAGAI SALAH SATU MODEL PENELITIAN

DALAM BIDANG PENDIDIKAN

Oleh :

Sri Haryati (FKIP-UTM)

ABSTRACT

Research and development is a research method which can be used to produce a certain product, and test the effectiveness of the product. In producing the product, the researcher firstly identifies the needs (using survey which is qualitative in nature), develops a product, and then tests the effectiveness of the product (using an experiment). The product can be in the form of a model, a pattern, a procedure, a book, a module, a package, or a program. The research procedure consists of: (1) initial study including a literature study, field study, and completing the initial draft of the product, (2) trying out the product with limited samples and then wider samples, (3) testing the product by an experiment and product socialization.

Key words: research and development, product, education

A. PENDAHULUAN

Pada hakekatnya terdapat perbedaan esensial antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif dalam penelitian. Pendekatan kualitatif memusatkan perhatiannya pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan satuan-satuan gejala yang ada dalam kehidupan sosial manusia, sedangkan pendekatan kuantitatif memusatkan perhatian pada gejala-gejala yang mempunyai karakteristik tertentu dalam kehidupan manusia yang biasa dinamakan variabel.

(2)

Pendekatan kuantitatif hakekat hubungan antar variabel dianalisis dengan menggunakan teori yang obyektif (pada umumnya menggunakan statistik), sedangkan dalam pendekatan kualitatif yang dianalisis bukannya variabel-variabel, yang sebetulnya adalah gejala-gejala, tetapi prinsip-prinsip umum yang paling mendasar yang menjadi landasan perwujudan satuan-satuan gejala tersebut, yang selanjutnya dianalisis dalam kaitannya dengan prinsip-prinsip umum satuan-satuan gejala yang lain dan/atau seperangkat teori yang berlaku.

Oleh karena itu, sasaran kajian kuantitatif adalah gejala, sedangkan sasaran kajian kualitatif adalah prinsip-prinsip umum perwujudan gejala-gejala. Dengan demikian ungkapan banyak orang yang menyatakan bahwa penelitian kualitatif lebih rendah tingkatannya dibanding penelitian kuantitatif jelas tidak benar. Sering ditemui para peneliti yang “memaksanakan diri” menggunakan metoda kuantitatif tanpa melihat esensi atau sasaran penelitian yang jelas. Hal tersebut mungkin dikarenakan kurangnya pengertian mengenai pendekatan kualitatif dalam penelitian, termasuk kekawatiran-kekawatiran terhadap obyektivitas atau validitas penelitian kualitatif. Demikian pula sebaliknya.

Terdapat pendekatan penelitian yang berusaha menggabungkan kedua pendekatan penelitian tersebut di atas yaitu metode penelitian dan pengembangan (research and

development). Metode penelitian dan pengembangan adalah

metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk tersebut (Sugiyono:2009:407). Tulisan ini berusaha mengulas secara singkat metode penelitian dan pengembangan (R&D) beserta

(3)

tahapan-tahapan yang harus dilakukan dan model yang dihasilkan.

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian R&D

Sugiyono (2009:407) berpendapat bahwa, metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan (digunakan metode survey atau kualitatif) dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keektifan produk tersebut (digunakan metode eksperimen). Lebih lanjut Borg and Gall (dalam Sugiyono:2009:11) menyatakan bahwa untuk penelitian analisis kebutuhan sehingga mampu dihasilkan produk yang bersifat hipotetik sering digunakan metode penelitian dasar (basic research). Selanjutnya untuk menguji produk yang masih bersifat hipotetik tersebut, digunakan eksperimen atau action research. Setelah produk teruji, maka dapat diaplikasikan. Proses pengujian produk dengan eksperimen tersebut dinamakan penelitian terapan (applied research). Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan memvalidasi suatu produk.

Jadi penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal (bertahap bisa multy years). Penelitian Hibah Bersaing (didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi), adalah penelitian yang menghasilkan produk, sehingga metode yang

(4)

digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan. Produk yang ditemukan bisa berupa model, pola, prosedur, sistem. Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian R&D diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan.

Produk-produk pendidikan yang dihasilkan dapat berupa kurikulum yang spesifik untuk keperluan pendidikan tertentu, metode mengajar, media pendidikan, buku ajar, modul, kompetensi tenaga kependidikan, sistem evaluasi, model uji kompetensi, penataan ruang kelas untuk model pembelajar tertentu, model unit produksi, model manajemen, sistem pembinaan pegawai, sistem penggajian dan lain-lain

(Sugiyono:2009:412). Sukmadinata (2008:190), mengemukakan penelitian dan pengembangan merupakan pendekatan penelitian untuk menghasilkan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Produk yang dihasilkan bisa berbentuk software, ataupun hardware seperti buku, modul, paket, program pembelajaran ataupun alat bantu belajar. Penelitian dan pengembangan berbeda dengan penelitian biasa yang hanya menghasilkan saran-saran bagi perbaikan, penelitian dan pengembangan menghasilkan produk yang langsung bisa digunakan.

2. Tahap-Tahap Research and Development

Borg & Gall (1983:775) mengembangkan 10 tahapan dalam mengembangkan model, yaitu:

1. Research and information collecting, termasuk dalam langkah

ini antara lain studi literatur yang berkaitan dengan

(5)

permasalahan yang dikaji, pengukuran kebutuhan, penelitian dalam skala kecil, dan persiapan untuk merumuskan kerangka kerja penelitian;

2. Planning, termasuk dalam langkah ini menyusun rencana

penelitian yang meliputi merumuskan kecakapan dan keahlian yang berkaitan dengan permasalahan, menentukan tujuan yang akan dicapai pada setiap tahapan, desain atau langkah-langkah penelitian dan jika mungkin/diperlukan melaksanakan studi kelayakan secara terbatas;

3. Develop preliminary form of product, yaitu mengembangkan

bentuk permulaan dari produk yang akan dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini adalah persiapan komponen pendukung, menyiapkan pedoman dan buku petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap kelayakan alat-alat pendukung. Contoh pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi;

4. Preliminary field testing, yaitu melakukan ujicoba lapangan

awal dalam skala terbatas, dengan melibatkan 1 sampai dengan 3 sekolah, dengan jumlah 6-12 subyek. Pada langkah ini pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan dengan cara wawancara, observasi atau angket;

5. Main product revision, yaitu melakukan perbaikan terhadap

produk awal yang dihasilkan berdasarkan hasil ujicoba awal. Perbaikan ini sangat mungkin dilakukan lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam ujicoba terbatas, sehingga diperoleh draft produk (model) utama yang siap diuji coba lebih luas.

6. Main field testing, biasanya disebut ujicoba utama yang

melibatkan khalayak lebih luas, yaitu 5 sampai 15 sekolah, dengan jumlah subyek 30 sampai dengan 100 orang.

(6)

Pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif, terutama dilakukan terhadap kinerja sebelum dan sesudah penerapan ujicoba. Hasil yang diperoleh dari ujicoba ini dalam bentuk evaluasi terhadap pencapaian hasil ujicoba (desain model) yang dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dengan demikian pada umumnya langkah ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen;

7. Operational product revision, yaitu melakukan

perbaikan/penyempurnaan terhadap hasil ujicoba lebih luas, sehingga produk yang dikembangkan sudah merupakan desain model operasional yang siap divalidasi;

8. Operational field testing, yaitu langkah uji validasi terhadap

model operasional yang telah dihasilkan. Dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah melibatkan 40 samapi dengan 200 subyek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi dan analisis hasilnya. Tujuan langkah ini adalah untuk menentukan apakah suatu model yang dikembangkan benar-benar siap dipakai di sekolah tanpa harus dilakukan pengarahan atau pendampingan oleh peneliti/pengembang model;

9. Final product revision, yaitu melakukan perbaikan akhir

terhadap model yang dikembangkan guna menghasilkan produk akhir (final);

10.Dissemination and implementation, yaitu langkah

menyebarluaskan produk/model yang dikembangkan kepada khalayak/masyarakat luas, terutama dalam kancah pendidikan. Langkah pokok dalam fase ini adalah mengkomunikasikan dan mensosialisasikan temuan/model, baik dalam bentuk seminar hasil penelitian, publikasi pada jurnal, maupun pemaparan kepada skakeholders yang terkait dengan temuan penelitian.

(7)

Penyusunan model dan pengembangannya juga dikemukakan oleh Hoge, Tondora, & Marrelli (2005:533-561). Ada 7 langkah yang harus dilalui, dimana setiap langkah memiliki hubungan keterkaitan antara satu dan lainnya, langkah tersebut adalah:

1. Menetapkan tujuan (Defining the Obyectives), termasuk dalam langkah ini adalah tujuan penyusunan model, alat untuk menganalisa model, siapa yang akan mengaplikasikan model, dan apakah model tersebut cocok untuk dilaksanakan saat ini; 2. Mencari dukungan sponsor (Obtain the Support of a Sponsor),

kegiatan ini menyangkut masalah pendanaan dalam rangka penyusunan model, selain itu juga mencari orang-orang yang akan terlibat dalam penyusunan dan pengembangan model; 3. Mengembangkan dan mengimplementasikan komunikasi dan

rencana pendidikan (Develop and Implement a Communication

and Education Plan), tahap ini adalah mengembangkan

komunikasi dengan berbagai pihak yang akan terlibat dalam penyusunan dan juga merencanakan pengetahuan tentang model melalui studi teori dan studi model yang telah dikembangkan;

4. Perencanaan metode (Plan the Methodology), yaitu menyusun metode yang akan digunakan untuk menyusun model;

5. Mengidentifikasikan model dan menyusun model (Identify the

model and Create the Model), hal ini mencakup pengumpulan

data yang diperlukan dalam penyusunan model dengan terlebih dahulu mengidentifikasikan unsur, prosedur dan tujuan akhir dari penyusunan model;

6. Mengaplikasikan model (Apply the Model), tujuan dalam tahapan ini adalah menguji model yang sudah disusun, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan;

(8)

7. Evaluasi dan memperbaiki model (Evaluate and Uptodate the

Model), dari hasil pengaplikasian model perlu dinilai apakah

model yang sudah dikembangkan bisa diaplikasikan, dan mungkin perlu ada penambahan dan pengurangan agar model lebih baik, dan jika sudah diidentikasi kekurangan dan kelebihannya, maka model perlu diperbaiki sebagai produk akhir.

Sedangkan menurut Draganidis, Fotis dan Gregoris Mentzas (2006:51-64) pengembangan model memiliki 9 langkah yaitu: 1. Membentuk tim penyusun model (Creation of Model Sistems

Team (CST), terdiri dari orang-orang yang akan mendalami

bagaimana dalamnya suatu pekerjaan yang ada dalam model tersebut, biasanya terdiri dari eksekutif, manajer, dan pemilik dan mereka bertanggungjawab secara keseluruhan;

2. Identifikasi metrik kinerja dan memvalidasi sampel

(Identification of performance Metrics and Validation Sample),

menentukan skala untuk menentukan tingkat superior, menengah dan terbatas untuk pekerjaan dalam model;

3. Mengembangkan daftar kebutuhan tentatif (Development of

Tentative Needs List), CST mengembangkan daftar kompetensi

awal yang akan digunakan sebagai dasar membentuk model, pengembangan daftar kebutuhan akan sukses dengan mempertimbangkan organisasi lain yang sudah membuat dan dipadukan sencana strategi organisasi;

4. Menentukan kompetensi dan indikator perilaku (Definition of

Models and Process Indicators), tahap ini mengumpulkan

informasi tentang komponen model yang dibutuhkan untuk menyusun model dengan diskusi kelompok, survey lapangan; 5. Mengembangkan inisial model (Development of an Initial

Model), CST mengembangkan initial kebutuhan model

(9)

berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan telah dianalisa secara kuantitatif dan analisa isi sesuai dengan topik interview dan hasil diskusi kelompok;

6. Mengadakan pengecekan pada initial model (Cross-Check of

Initial Model), sangat perlu untuk mengadakan cek ulang

dengan mewawancarai pelaksana atau membuat tambahan kelompok diskusi dengan orang yang tidak terlibat pada model yang telah dilaksanakan sebelumnya;

7. Pensortiran model (Model Refinement), dengan menggunakan analisa yang sama yang telah digunakan pada tahap pengembangan inisial model untuk menyeleksi model;

8. Validasi model (Validation of the Model), mulai melaksanakan validasi model yang telah dikembangkan untuk mendapat pengukuhan;

9. Menyempurnakan model (Finalize the Model), menyingkirkan sejumlah komponen dan proses yang tidak ada hubungannya dengan tujuan model.

3. Model Sebagai Produk R&D

Yang Ying Ming dkk. (2005:167-168) menyatakan bahwa model adalah suatu deskripsi naratif untuk menggambarkan prosedur atau langkah-langkah dalam mencapai satu tujuan khusus, dan langkah-langkah tersebut dapat dipergunakan untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan. Sementara Law dan Kelton (1991:5) dan Sudarman (1998:22) mengemukakan bahwa model adalah representasi suatu sistem yang dipandang dapat mewakili sistem yang sesungguhnya.

Definisi yang telah dikemukakan di atas dapat dimaknai jika suatu model merupakan suatu desain yang menggambarkan bekerjanya suatu sistem dalam bentuk bagan yang menghubungkan

(10)

bagan atau tahapan melalui langkah-langkah spesifik dan dapat dipergunakan mengukur keberhasilan untuk tujuan mengembangkan keputusan secara valid. Keabsahan suatu model dapat dipertanggungjawabkan karena model disusun melalui pengkajian teoritis dan prosedur ilmiah.

Dalam kategori model konseptual, model memberikan gambaran desain alur pikir dan arah pikiran tersebut sebagai aturan dalam praktek. Hal ini merujuk pada pendapat Kauffman (2009,67-73) sebagai berikut:

“Conceptual model means the way we think about things, not the actual practices themselves. In subsequent paragraphs when I refer to a structure or system I mean the conceptual model that guided our thinking and provides rules for practice”

Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan di atas maka dapat dikatakan bahwa suatu model memiliki karakteristik: (1) merupakan deskriptif naratif; (2) memiliki prosedur atau langkah-langkah; (3) memiliki tujuan khusus; (4) digunakan untuk mengukur keberhasilan; dan (5) merupakan representasi suatu sistem.

Perumusan model itu sendiri menurut Widodo (2005) memiliki tujuan sebagai berikut (1) memberikan deskripsi tentang kerja sistem untuk periode tertentu di mana di dalamnya secara implisit terdapat seperangkat aturan untuk melaksanakan perubahan, atau memprediksi cara sistem beroperasi di masa datang; (2) memberikan deskripsi tentang fenomena tertentu menurut diferensiasi waktu atau memproduksi seperangkat aturan yang bernilai bagi keteraturan sebuah sistem; (3) memproduksi model yang mempresentasikan data dan format ringkas dengan kompleksitas rendah.

(11)

4. Jenis-Jenis Model

Ada 4 jenis model yang telah dikemukakan oleh Johanssen (1993:13) yaitu: (1) Cognitive Model, merupakan model konseptual sebagai dasar penalaran dan persepsi, belajar induktif, pembuatan keputusan, perencanaan dan sebagainya; (2) Normative Model, yakni model tentang penggambaran fungsi-fungsi spesifik yang diinginkan, tujuan, dan sasaran suatu sistem atau proses; (3)

Descriptive Model yaitu model yang mendeskripsikan suatu proses

atau sistem baik secara kuantitatif maupun kualitatif, model ini sering digunakan untuk tujuan saintifik dan teknologi; dan (4)

Functional Model, di mana model ini menggambarkan hubungan

fungsional antar variabel, bisa disajikan secara kuantitatif maupun kualitatif.

Menurut Gati & Asher (2001:203-222) model dibagi menjadi empat model yaitu: (1) Model normatif mengkhususkan pada bagaimana secara rasional memberikan gambaran tujuan, dan hubungan antar fungsi-fungsi dalam mencapai tujuan, dengan kata lain garis besar model normatif merupakan sejumlah jalan yang harus dilalui untuk memaksimalkan kemungkinan untuk mencapai tujuan khusus. Model normatif dalam pelaksanaannya seringkali disesuaikan dengan situasi, hal ini karena adanya keterbatasan kognisi, keterbatasan waktu dan pendanaan; (2) Model deskriptif melukiskan dan menerangkan langkah-langkah dalam mencapai tujuan dan pengaruh setiap langkah pada langkah yang lainnya secara lebih aktual; (3) Model preskriptif yaitu model yang menggambarkan langkah-langkah dengan memberikan kerangka proses pencapaian tujuan; dan (4) Model prediksi, di mana model ini merupakan model yang menarasikan langkah-langkah proses untuk mencapai tujuan, karena model masih merupakan konsep yang belum diaplikasikan dalam uji coba. Walaupun demikian

(12)

model ini tetap harus diuji keabsahannya untuk memenuhi standar teori dan ilmiah, yaitu dengan validasi dari sejumlah pakar, pengambil kebijakan, orang yang terlibat dengan aplikasi model, dan jika memungkinkan diseminarkan dalam skope yang luas.

5. Validasi Model

Menurut Sudarwan (1998:26) suatu model dikatakan valid jika hasil model dapat diterima oleh para pengguna dan mampu menjelaskan aktualitas implementasi. Tahapan validasi merupakan tahap akhir dari penyusunan model, sebelum dilakukan validasi model perlu adanya verifikasi model, menurut Hornby (1994:1446) verifikasi merupakan proses pembuktian bahwa yang diyakini itu benar, sedangkan menurut Law & Kelton (1991:299) verifikasi adalah mengecek penerjemahan model simulasi konseptual ke dalam program kerja.

Menurut Marrelli, Tondora, and Hoge (2005:533-561) model yang baik memiliki ciri: (1) simple; (2) applicable; (3)

important; (4) controllable; (5) adaptable; (6) communicable.

Merujuk pada ciri-ciri tersebut maka dalam menyusun model harus memenuhi kriteria: (1) mengidentifikasikan kerangka kunci; (2) memerinci setiap bagian atau tahapan dalam kerangka; (3) menyeleksi atau memodifikasi bagian proses yang memerlukan perbaikan; (4) menyusun proses dalam model; dan (5) melakukan revisi model (Draganidis, Fotis, and Mentzas, 2006:51-64).

6. R & D dalam Penelitian Pendidikan

Metode penelitian dan pengembangan telah banyak digunakan pada bidang-bidang ilmu alam dan teknik. Hampir semua produk teknologi, seperti alat-alat elektronik, kendaraan bermotor, pesawat terbang, senjata, obat-obatan, alat-alat kedokteran, bangunan

(13)

gedung bertingkat dan alat-alat rumah tangga yang modern diproduk dan dikembangkan melalui penelitian dan pengembangan. Namun demikian metode penelitian bisa juga digunakan dalam bidang ilmu-ilmu sosial seperti psikologi, sosiologi, manajemen dan pendidikan

Berikut diberikan beberapa contoh judul penelitian pendidikan yang menggunakan R & D. Judul harus mencerminkan produk yang akan dihasilkan.

1. Pengembangan Bahan Ajar Sains Bilingual Berbasis Web dengan Portal Elearning Moodle untuk Siswa SMP SBI.

2. Pengembangan Bahan Ajar Fisika Berbasis Web pada Mata Pelajaran Fisika Sekolah Menengah Pertama.

3. Pengembangan Pembelajaran Biologi Berbasis Internet di SMA.

4. Pengembangan Bahan Fasilitasi Pemberdayaan Kelompok Kerja Guru SD pada Mata Pelajaran Matematika Berbasis Open-Ended.

5. Pengembangan Model Manajemen Pelatihan Program

Pendidikan Kecakapan Hidup Berbasis Kewirausahaan Potensi Keunggulan Lokal dalam Rangka Rintisan Desa Vokasi.

6. Pengembangan Model Manajemen Kurikulum Pembelajaran Berbasis Masalah.

7. Pengembangan Model Link and Match Kompetensi Berbasis DUDI Lulusan SMK.

8. Pengembangan Model Pembelajaran Program Produktif SMK. 9. Pengembangan Model Penghitungan Biaya Operasional

Satuan Pendidikan (BOSP) di Pendidikan Dasar.

(14)

10. Kinerja Guru Matematika Pascasertifikasi Berbasis Kompetensi dan Pengembangan Profesionalismenya melalui CPD PTK pada SMP.

C. PENUTUP

Ketiga model dalam langkah-langkah penelitian dan pengembangan seperti penjelasan tersebut di atas jika dibandingkan memiliki unsur-unsur yang sama. Dapat disimpulkan bahwa secara empirik langkah penelitian dan pengembangan dapat dikemas dan disederhanakan menjadi 4 tahapan yaitu: Pendahuluan, Pengembangan, Validasi, dan Pelaksanaan. Keempat tahapan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel. Tahapan Penyusunan Model R&D

Tahapan Kegiatan-kegiatan

Pendahuluan (1) Creation of Team; (2) Research and information collecting ; Identification of Performance, Identify the of Components, Defining the Objectives, Definition of Components; (3) Planning : Plan the Methodology (4) Develop preliminary form of product

Pengembangan (1) Development of tentative Model;

Preliminary field testing, Main field testing, Operational field testing, Cross-Check of Initial Model;(2) Main product revision; Model Refinement, Operational product revision.

Validasi Validation of The Model: Evaluate and Final product revision;

Pelaksanaan Dissemination and implementation

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Borg. W.R. dan Gall, M.D. 1983. Educational Research: An

Introduction. New York: Longman.

Draganidis, Fotis, Gregoris Mentzas (2006:51-64) Competency

Based Management: A Review of Systems and Approaches;

Information Management & Computer Security; Vol 14 N0. 1, 2006; p 51-64.

Itamar,Gati, & Itay Asher, 2001. The PIC Model for Career

Decision Making: Prescreening, In-Depth Exploration, and Choice. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates,

Publishers Mahwah.

Kauffman. 2009. Conceptual Modelling. New York: Prentice Hall.

Law, A.M dan Kelton, W.D, 1991. Simulating Modelling and

Analysis. New York: Mc. Graw Hill. Inc.

Marreli, Anne F., Janis Tondora, and Michael A. Hoge, 2005.

Strategies for Developing Competency Models;

Administration and Policy in Mental Health, Vol. 32 No. 5/6 May/July 2005.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Widodo, Joko. 2005. Perencanaan Pendidikan di Sekolah

Kejuruan; Disertasi. Bandung: PPS IKIP Bandung.

(16)

Yang, Ming-Ying, Manlai You, Fei-Chuan Chen. 2005.

Competencies and Qualification for Industrial Design Jobs: Inplications for Design Practice, Education, and Student Career Guidance. Elsevier Ltd.

Gambar

Tabel.  Tahapan Penyusunan Model R&D

Referensi

Dokumen terkait

Busana pengantin Bagajah Gamuling Baular Lulut diciptakan sekitar abad ke XV yang merupakan busana pengantin Banjar pertama yang dipengaruhi budaya Hindu yang terlihat

Sehingga, jika ada orang yang tidak berhak dapat masuk ke dalam sistem jaringan komputer kita, informasi- informasi penting dan berharga bagi kita dapat dicuri ataupun

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dipaparkan di depan, dapat ditarik simpulan bahwa hasil analisis regresi sederhana menunjukkan

Analisis data yang digunakan yaitu statistik nonparametrik dengan tes tanda (sign test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan VCD “Alam dan Teknologi” efektif

80.0 GL .HFDPDWDQ 6HNDUEHOD PHPEXWXKNDQ SHQJJXQDDQ LQIRUPDVL DNXQWDQVL GDODP XVDKDQ\D +DO LQL GDSDW GLNHWDKXL EDKZD SHQJJXQDDQ LQIRUPDVL \DQJ SDOLQJ EDQ\DN GLJXQDNDQ DGDODK

Apabila seluruh aspek sistem administrasi perpajakan modern sudah berjalan dengan baik, maka pihak DJP dapat melakukan penilaian terhadap sistem yang telah

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka penelitian ingin mengadakan suatu penelitian yang berjudul “ Estimasi Potensi Limpasan Permukaan menggunakan Penginderaan

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan berkah, rahmat, dan hidayahNya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Perbedaan