• Tidak ada hasil yang ditemukan

PKM GT MENGATASI GIZI BURUK NTB DENGAN P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PKM GT MENGATASI GIZI BURUK NTB DENGAN P"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

MENGATASI GIZI BURUK NTB DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH (KULIT ARI) KEDELAI SEBAGAI SUMBER PROTEIN

BIDANG KEGIATAN: PKM –GT

Diusulkan oleh:

Rina Heldiyanti J1A012115/2012

Dwi Machfuji Wijaya C1J011019/2011

Evi Aswati Oftianingsih J1A012038/2012

Sri Hultiawati J1A012129/2012

Faniallisya J1A212041/2012

UNIVERSITAS MATARAM MATARAM

(2)

HALAMAN PENGESAHAN USULAN PKM-GT

c. Jurusan : Ilmu dan Teknologi Pangan d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Mataram

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, tuhan semesta alam,

karena atas berkah, rahmat, dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan

proposal PKM-GT yang berjudul “MENGATASI GIZI BURUK NTB DENGAN

PEMANFAATAN LIMBAH (KULIT ARI) KEDELAI SEBAGAI SUMBER

PROTEIN” dengan baik dan tepat waktu. Tulisan ini disusun sebagai usulan atas

PKM-GT tahun 2013.

Selesainya penulisan PKM-GT ini adalah berkat dukungan dan semangat dari

semua pihak. Untuk itu, tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Orang tua penulis atas do’a dan dukungannya.

2. Ibu Wiharyani Werdiningsih, S.P.,M.Si selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan arahan dalam penulisan proposal.

3. Semua pihak yang turut serta mendukung terselesaikannya penulisan

PKM-GT ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini tidak luput dari kesalahan dan

kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, sangat penulis

harapkan sebagai perbaikan untuk kedepannya. Semoga tulisan dalam proposal

PKM-GT ini, dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

(4)

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan………ii

Kata Pengantar……….iii

Daftar Isi………..iv

Ringkasan……….v

Pendahuluan Latar Belakang……….1

Tujuan ……….2

Manfaat………...2

Gagasan Kondisi Kekinian……….3

Solusi Yang Pernah Ditawarkan………..3

Kehandalan Gagasan………...4

Pihak-pihak Terkait & Konstribusi Masing-masing………5

Langkah-langkah Strategis………..5

Kesimpulan Gagasan Yang Diajukan………..7

Teknik Implementasi………...7

Prediksi hasil………8

Daftar Pustaka………..8

(5)

MENGATASI GIZI BURUK NTB DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH

(KULIT ARI) KEDELAI SEBAGAI SUMBER PROTEIN

Rina Heldiyanti, Dwi Machfuji Wijaya, Evi Aswati Oftianingsih

Sri Hultiawati, dan Faniallisya

Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri Universitas Mataram

Jln. Majapahit 62 Mataram, NTB

RINGKASAN

Gizi buruk merupakan satu dari sekian masalah kesehatan klasik yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, tak terkecuali di NTB. “Sepanjang tahun 2012, sebanyak 21 balita meninggal dunia akibat gizi buruk (gizi.depkes.go.id 18 Oktober 2012). “Gizi buruk sendiri dikenal sebagai keadaan kekurangan energi protein (KEP) (Krisnansari, 2010)”. Kontras dengan terjadinya kasus gizi buruk, “NTB adalah salah satu daerah utama penghasil bahan pangan berprotein (kedelai) di

Indonesia (majalahpangan.com 09 November 2011)”. Pemanfaatan kedelai di NTB

(6)

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Gizi buruk merupakan satu dari sekian masalah kesehatan klasik yang terjadi di

berbagai wilayah di Indonesia, tak terkecuali di NTB. “Gizi buruk sendiri dikenal

sebagai keadaan kekurangan energi protein (KEP) (Krisnansari, 2010)”. Gizi buruk merupakan masalah serius yang mengancam ibu hamil dan anak-anak yang berada

pada masa pertumbuhan, karena dapat menghambat pertumbuhan sel-sel otak yang

mengakibatkan kebodohan dan keterbelakangan pada anak.

Faktor utama penyebab terjadinya gizi buruk di NTB adalah masih rendahnya

tingkat kesadaran masyarakat akan pemenuhan kebutuhan gizi dalam asupan

makanan. Selain itu, kemiskinan menjadi faktor lain yang mendukung terjadinya

masalah ini. “Sepanjang tahun 2012, sebanyak 21 balita meninggal dunia akibat gizi

buruk (gizi.depkes.go.id 18 Oktober 2012).”

Kontras dengan terjadinya kasus gizi buruk, “NTB adalah salah satu daerah

utama penghasil bahan pangan berprotein (kedelai) di Indonesia (majalahpangan.com

09 Nop 2011)”. Protein adalah komponen gizi pokok yang dibutuhkan oleh

masyarakat agar terhindar dari gizi buruk. Pemanfaatan kedelai di NTB umumnya

hanya untuk menghasilkan olahan pangan seperti: tempe, tahu, kecap, dan susu

kedelai. Namun, hingga saat ini pemanfaatan kedelai di NTB masih belum maksimal,

karena pemanfaatannya hanya berfokus pada kotiledonnya (biji). Sementara hasil

sampingan berupa kulit ari kedelai dibuang begitu saja dan selebihnya dimanfaatkan

sebagai pakan ternak. “Padahal, kulit ari kedelai mengandung protein yang cukup

tinggi, yaitu sebesar 11,45-12,44 % (Suci dan Sumiati, 1995).”

Melirik potensi kedelai yang dihasilkan NTB, bukan tidak mungkin upaya

untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan. Salah satu potensi yang bisa

dimanfaatkan adalah potensi kulit ari pada kedelai. Kandungan protein pada kulit ari

kedelai yang cukup tinggi, merupakan sebuah kesempatan emas yang dapat

dimanfaatkan oleh pemerintah, untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat dalam

rangka mengatasi gizi buruk NTB. Pemerintah melalui sosialisasi edukatif, perlu

(7)

dapat memenuhi kebutuhan protein. Sehingga, muncullah gagasan untuk

memanfaatkan hasil sampingan yang dianggap limbah ini (kulit ari kedelai) sebagai

sumber protein untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat, dengan harga yang

terjangkau, mudah didapat, dan mudah diolah.

Gagasan ini secara tidak langsung berusaha untuk membuka wawasan

masyarakat mengenai bahan pangan yang selama ini dianggap sebagai limbah karena

tidak bernilai dan tidak bergizi (kulit ari kedelai), agar dapat dimanfaatkan

semaksimal mungkin, sehingga kandungan gizi (protein) yang terdapat di

dalamnya, dapat berguna untuk pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat agar terhindar

dari gizi buruk.

Tujuan

1. Untuk membantu program pemerintah NTB dalam mengatasi gizi buruk.

2. Untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat NTB dalam rangka

mengatasi gizi buruk.

3. Untuk memaksimalkan manfaat kulit ari kedelai (kandungan protein) sebagai

olahan makanan atau tambahan makanan.

Manfaat

1. Dapat menambah wawasan masyarakat mengenai bahaya gizi buruk.

2. Dapat menekan kasus gizi buruk NTB.

3. Dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah (kulit ari) kedelai.

GAGASAN Kondisi Kekinian

Gizi buruk NTB merupakan masalah yang serius. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya kasus gizi buruk yang mengakibatkan kematian pada anak-anak. “Sebanyak 12 orang meninggal dunia dari 72 pasien gizi buruk sepanjang 2011. Untuk tahun 2013, sejak Januari hingga akhir Februari, tercatat 11 pasien gizi buruk

(8)

3 pentingnya memenuhi kebutuhan gizi makanan. Hal ini cukup beralasan. Rendahnya

tingkat perekonomian masyarakat, mengakibatkan kurangnya daya beli terhadap

makanan yang bergizi. Selain itu, tidak terdapat alernatif bahan pangan sumber

protein yang lebih terjangkau oleh masyarakat (tingkat ekonomi rendah), membuat

masyarakat semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan proteinnya.

Solusi Yang Pernah Ditawarkan

Pemerintah NTB telah menjalankan program-program yang diharapkan mampu untuk mengatasi kasus gizi buruk. “Diantaranya adalah gerakan makan bergizi

seimbang, perbaikan pola asuh melalui kelas gizi yang dilaksanakan di 172 desa,

pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan menyusui, dan sosialisasi rutin

pencegahan gizi buruk oleh tenaga kesehataan (ntbprov.go.id 19 January 2012)”.

Namun, kurangnya sosialisasi edukatif yang memberikan pengetahuan kepada

masyarakat mengenai alternatif bahan pangan berprotein, membuat masyarakat hanya

mengetahui bahan pangan tertentu saja yang dapat memenuhi kebutuhan protein.

Selain itu, bahan pangan yang disarankan, tidak dapat dipenuhi setiap hari, karena

harganya tidak terjangkau. Program-program sebelumnya, tidak memberikan solusi

yang manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat. Disinilah letak

kelemahan program-program tersebut. Sehingga, pemerintah perlu memberikan

sosialisasi edukatif kepada masyarakat, mengenai alternatif bahan pangan sumber

protein yang lebih terjangkau, mudah didapat, dan diolah sendiri oleh masyarakat.

Kehandalan Gagasan

Gagasan ini, bertujuan untuk membantu program pemerintah dalam memberikan

sosialisasi edukatif kepada masyarakat, mengenai alternatif bahan pangan berprotein

yang dapat memenuhi kebutuhan protein. Adapun bahan pangan yang dapat menjadi

alternatif sumber protein tersebut adalah kulit ari kedelai. Kulit ari kedelai adalah

bahan pangan yang terjangkau, mudah didapat, dan mudah diolah sendiri oleh

(9)

Peran kulit ari kedelai adalah sebagai olahan makanan atau tambahan makanan

yang fungsinya untuk memenuhi kebutuhan protein pada makanan yang dikonsumsi.

Misalnya, kulit ari kedelai dapat diolah menjadi bubur, yang bermanfaat untuk

makanan balita dan makanan pendamping ASI bagi batita. Kulit ari kedelai juga

dapat ditambahkan pada olahan makanan yang lebih banyak mengandung karbohidrat

daripada protein {misalnya: pada olahan tepung singkong fermentasi (tepung

mocaf)}, sehingga dapat mencukupi kebutuhan protein pada olahan makanan

tersebut. Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan gizi selain protein, dapat dilakukan

dengan tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat (umbi-umbian

atau beras), vitamin (buah-buhan), dsb. Tetapi, protein merupakan prioritas gizi yang

harus dipenuhi untuk mengatasi gizi buruk.

Kulit ari kedelai merupakan pilihan yang tepat ditengah tingginya harga bahan

pangan berprotein. Kulit ari kedelai mudah didapat, mengingat banyaknya industri

olahan kedelai di NTB. Selain itu, tidak perlu mengeluarkan biaya untuk

mendapatkannya, karena pada umumnya industri olahan kedelai mengumpulkan kulit

ari kedelai untuk dibuang dan terkadang dijual untuk pakan ternak. Untuk

penggolahannya, tidak memerlukan proses dan cara-cara yang rumit, karena dapat

menggunakan teknik konvensional.

Pihak-pihak Terkait dan Konstribusi Masing-masing

Pilihan untuk menjadikan kulit ari kedelai sebagai sumber protein yang terjangkau, mudah didapat, dan diolah oleh masyarakat, membutuhkan peran yang

kuat diantara pihak-pihak yang terkait. Adapun pihak-pihak yang terkait dalam

gagasan ini adalah:

1. Pemerintah. Pemerintah mempunyai peran besar sebagai pihak yang

bertanggungjawab atas kesehatan masyarakat. Tanggung jawab pemerintah

adalah dalam hal penyediaan dana dan dalam hal penerbitan peraturan yang

mendukung program-program mengatasi gizi buruk.

(10)

5 3. Mahasiswa. Mahasiswa memegang peran penting sebagai agent of change &

agent of control, dimana mahasiswa dapat membantu peran pemerintah dalam

memberikan sosialisasi edukatif kepada masyarakat terhadap pemanfaatan

kulit ari kedelai sebagai sumber protein.

4. Masyarakat. Masyarakat sebagai pihak yang mendapatkan edukasi, tentunya

harus mendukung program pemerintah dengan menumbuhkan kesadaran dan

kepekaan terhadap bahaya gizi buruk, sehingga dapat lebih memperhatikan

nilai gizi pada makananannya.

Langkah-langkah Strategis

Diperlukan langkah-langkah strategis untuk dapat mewujudkan gagasan ini dalam rangka membantu program pemerintah untuk mengatasi gizi buruk NTB.

Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh adalah:

1. Melakukan kerjasama antara pemerintah daerah dan pelaku industri olahan

kedelai. Kerjasama ini berupa kesepakatan antara pemerintah daerah dengan

pelaku industri olahan kedelai, agar limbah (kulit ari) kedelai tidak dibuang

percuma dan hanya digunakan sebagai pakan ternak. Sebaliknya, kulit ari

kedelai dikumpulkan oleh setiap industri olahan kedelai, lalu dipusatkan di

satu tempat khusus di daerah kawasan industri tersebut, agar setiap

masyarakat sekitar dapat mengambil secara gratis tanpa ada biaya, untuk

kemudian dimanfaatkan dan diolah mandiri menjadi olahan makanan atau

tambahan makanan.

2. Melakukan sosialisasi edukatif kepada masyarakat tentang pemanfaatan kulit

ari kedelai sebagai sumber protein. Kegiatan ini mengajarkan masyarakat

mengenai cara mengolah kulit ari kedelai menjadi bubuk kering (tepung),

yang kemudian dimanfaatkan sebagai olahan makanan atau tambahan

makanan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan masyarakat untuk

mengolahnya menjadi tepung dapat menggunakan teknik konvensional.

(11)

 Proses pencucian kulit ari untuk membersihkan sisa-sisa kotiledonnya.

 Proses penjemuran kulit ari dengan menggunakan sinar matahari selama sehari penuh (untuk mendapatkan hasil yang

optimal).

 Proses penghalusan kulit ari dengan menggunakan alat tumbukan atau dengan mesin penggiling (mesin heler) menjadi

bubuk kering (tepung)

 Proses penyaringan sebanyak dua kali dengan menggunakan ayakan teh, agar tepung menjadi lebih halus.

 Proses berikutnya adalah proses pemanfaataan tepung kulit ari sebagai olahan makanan atau tambahan makanan. (misalnya:

diolah menjadi bubur)

Sosialisasi ini mampu membuat masyarakat lebih mandiri, karena dapat mengolah

kulit ari kedelai sebagai olahan makanan atau tambahan makanan untuk mencukupi

kebutuhan proteinnya. Selain itu, sosialisasi ini juga dapat menambah wawasan

masyarakat mengenai alternatif sumber bahan pangan berprotein selain yang selama

ini diketahui.

KESIMPULAN

Gagasan Yang Diajukan

Gagasan yang diajukan adalah pemanfaatan kulit ari kedelai sebagai sumber

protein dalam rangka membantu program pemerintah untuk mengatasi gizi buruk

NTB. Pemerintah melalui program mengatasi gizi buruk, melakukan sosialisasi

edukatif kepada masyarakat mengenai pemanfaatan kulit ari kedelai sebagai alternatif

bahan pangan berprotein yang terjangkau, mudah didapat, dan mudah diolah.

Teknik Implementasi

(12)

7 1. Pemerintah melalui program sosialisasi edukatif untuk mengatasi gizi buruk,

mengedukasi masyarakat mengenai alternatif bahan pangan berprotein (Selain

yang selama ini dikenal oleh masyarakat) yang terjangkau, mudah didapat,

dan diolah sendiri oleh masyarakat. Bahan pangan berprotein itu adalah kulit

ari kedelai. Pada sosialisasi ini, pemerintah juga mengajarkan bagaimana cara

untuk mengolah kulit ari kedelai agar dapat dimanfaatkan menjadi olahan

makanan atau tambahan makanan.

2. Setelah sosialisasi berjalan, maka saatnya masyarakat untuk menerapkan atau

mempraktikkan hasil dari sosialisasi edukatif tersebut, dengan mulai

mengolah dan memanfaatkan kulit ari kedelai sebagai olahan makanan atau

tambahan makanan. Masyarakat dapat memperoleh kulit ari kedelai di tempat

pemusataan kulit ari kedelai pada setiap daerah industri olahan kedelai.

Masyarakat tidak dikenakan biaya atas banyaknya kulit ari kedelai yang

diambil.

Prediksi Hasil

Adapun manfaat dan dampak yang akan didapatkan melalui gagasan ini adalah: 1. Pemerintah akan terbantu dengan adanya gagasan ini.

2. Masyarakat akan dapat memenuhi kebutuhan protein tanpa harus memikirkan

biaya untuk membelinya. Dampaknya, masyarakat akan lebih memperhatikan

nilai gizi pada makanannya.

3. Mengurangi intensitas pemanfaatan kulit ari kedelai sebagai pakan ternak.

Dampaknya, pemanfaatan kulit ari kedelai akan maksimal, karena

dimanfaatkan juga untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat, dalam

rangka mengatasi gizi buruk NTB.

Pada akhirnya, gagasan ini diharapkan akan dapat membantu program pemerintah

melalui sosialisasi edukatif yang mengedukasi masyarakat mengenai alternatif bahan

pangan berprotein, yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan protein,

dalam rangka mengatasi gizi buruk NTB. Gagasan ini juga diharapkan menjadi solusi

(13)

kebutuhan protein masyarakat. Gagasan ini adalah solusi yang tepat untuk memenuhi

kebutuhan protein masyarakat dengan harga yang terjangkau, mudah didapat, dan

diolah oleh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Krisnansari, “Nutrisi dan Gzi buruk”, Jurnal Mandala of Health, 4:1, (Purwokerto, Januari 2010), 1.

http://gizi.depkes.go.id/Balita Meninggal akibat Gizi Buruk di NTB, 18 October 2012, http://gizi.depkes.go.id/artikel/21-balita-meninggal-akibat-gizi-buruk-di-ntb/, diakses 11 Maret 2013

Soepanto , Achmad. 2008. Produksi kedelai di Daerah Produsen dan Rantai

Pemasarannya/ http://www.majalahpangan.com/artikel.php?id=107, diakses 11

Maret 2013

Suci, D, M. dan Sumiati. 1995. Evaluasi nilai nutrisi ransum itik yang menggunakan limbah industri tahu, tempe dan kecap, dalam Yefri wilhamdari hardianto. 2006. Penggemukan domba ekor tipis dengan pemberian pakan kulit ari kacang kedelai (ampas tempe) dan rumput lapang

http://www.ntbprov.go.id/Penjelasan gizi buruk, 19 january 2012, http://www.ntbprov.go.id/baca.php?berita=1072, diakses 11 Maret 2013

(14)

9 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama Lengkap :Rina Heldiyanti

Tempat dan tanggal lahir :Lombok Timur, 5 Oktober 1994 Karya ilmiah yang pernah dibuat : - Memanfaatkan Plastik kemasan

minyak goreng sebagai Tas Laptop

- Ateis dan pemaksaan agama Penghargaan ilmiah yang pernah diraih : - Juara 1 unram essay writting 2012 - Juara 3 SMAN 2 Sumbawa

Besar english essay writting 2012

2. Nama Lengkap : Dwi Machfuji Wijaya Tempat dan tanggal lahir : Malang, 3 January 1993

Karya ilmiah yang pernah dibuat : -Sosialisasi aplikasi tepung mocaf pada tingkat home industry aneka kue sebagai substitusi tepung terigu

penghargaan ilmiah yang pernah diraih :-

3. Nama Lengkap : Evi Aswati Oftianingsih Tempat dan tanggal lahir : Desa Beru, 30 Desember 1994 Karya ilmiah yang pernah dibuat : -Tingkat Pengetahuan siswa akan

HIV AIDS Penghargaan ilmiah yang pernah diraih :-

4. Nama Lengkap : Sri Hultiawati

Tempat dan tanggal lahir : Pancor, 20 September 1994

Karya ilmiah yang pernah dibuat :Peran Generasi Muda menuju NTB Bersaing.

Penghargaan ilmiah yang pernah diraih : Sepuluh besar lomba karya ilmiah se-NTB

5. Nama Lengkap : Faniallisya

Tempat dan tanggal lahir :Dasan Geres, 16 Juni 1994 Karya ilmiah yang pernah dibuat :- Peranan penegak hukum sesuai

Referensi

Dokumen terkait

1 Tahun 1974, menunjukkan bahwa perkawinan tidak dapat dipandang hanya sebagai urusan yang bersifat pribadi (individual), melainkan harus juga dipandang sebagai

Sumber air bersih yang didapat dari deep well tidak kontinyu seperti sumber air bersih dari PDAM, karena sumber air bersih dari deep well hanya akan digunakan apabila

Keluaran dari penentuan topologi daerah pertanian dan jenis tanaman pertanian menggunakan basis data fuzzy terdiri dari tampilan informasi tumbuhan yang bisa ditanam pada

Dengan demikian dapat dipahami bahwa suatu kebijakan memiliki daya ikat dan daya paksa yang kuat terhadap masyarakat sebagai subjek dari kebijakan itu

16 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Berbeda dengan membangun kernel yang akan digunakan pada media hardisk, Kernel yang akan dibangun pada media floppy harus benar-benar dikustomasi sehingga ukurannya dapat

Tari gandrung merupakan tarian khas kota Banyuwangi yang dijadikan sebagai ikon kota, tari gandrung digunakan sebagai cikal bakal seni tari yang berkembang di

0 responden sedangkan pada saat post test mengalami perubahan terdapat 6 responden yang tidak merasakan nyeri setelah dilakukan massage effuerage menggunakan aromaterapi