• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DI KELAS VIII SMP SWASTA HARAPAN STABAT TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DI KELAS VIII SMP SWASTA HARAPAN STABAT TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

DI KELAS VIII SMP SWASTA HARAPAN STABAT TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh : Fitriana NIM. 408111052

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala

rahmat dan berkah-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmah kepada penulis

sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.

Skripsi ini berjudul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika

Siswa melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas VIII SMP Swasta

Harapan Stabat Tahun Ajaran 2012/2013”. Adapun tujuan penulisan skripsi ini

adalah untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai

pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: Ibu Dra. N.

Manurung, M.Pd, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan

bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal penyusunan proposal penelitian

sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis

sampaikan kepada Ibu Dra. Nerli Khairani, M.Si, Bapak Drs. W.L. Sihombing,

M.Pd, dan Bapak Drs. H. Banjarnahor, M.Pd selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai

selesai penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar,

M.Pd. sebagai dosen pembimbing akademik. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. selaku rektor Universitas

Negeri Medan beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan,

M.Sc., Ph.D, selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di fakultas, seluruh Bapak

dan Ibu dosen serta staf pegawai Jurusan Matematika yang telah membantu

penulis.Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Bayu Pancarani Kesuma

Negara Dayli, S.E., selaku kepala SMP Swasta Harapan Stabat serta guru-guru yang

telah banyak membantu dalam penelitian ini.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda

(4)

v

materil kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Unimed. Ucapan

terima kasih juga penulis sampaikan kepada saudara-saudari jurusan matematika,

Lilis Supryanti, Dian Rizki Anggraini, Maharani Putri, Yeni Septiani Rambe,

Rahmi Oktina, Suci Mulianti, Anita Harahap, Jami’ah, Basaria Sitohang, Widya

Isnaini, Fakhrunnisa, Tati Utami, Nining Aprilia Sari, Rahmi Mawaddah dan

seluruh teman-teman pendidikan matematika kelas A angkatan 2008.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi

ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Semoga Allah

SWT senantiasa mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

Medan, Maret 2013 Penulis,

Fitriana

(5)

iii

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching

di Kelas VIII SMP Swasta Harapan Stabat Tahun Ajaran 2012/2013

Fitriana (NIM 408111052)

ABSTRAK

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesulitan apa saja yang dialami siswa kelas VIII SMP Swasta Harapan Stabat dalam memahami teorema pythagoras pada saat proses pembelajaran dan untuk mengetahui upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan teorema pythagoras SMP Swasta Harapan Stabat melalui model pembelajaran Quantum Teaching.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Swasta Harapan Stabat Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 39 orang. Objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Untuk memperolah data dalam penelitian ini digunakan Tes Hasil Belajar I dan Tes Hasil Belajar II yang berbentuk uraian. Tes Hasil Belajar I berjumlah 5 soal dan Tes Hasil Belajar II berjumlah 5 soal.

Setelah data terkumpul dan dilakukan analisis maka diperoleh hasil analisisnya : (1) Tes hasil belajar I di siklus I diperoleh 21 orang (53,85%) telah mencapai tingkat ketuntasan belajar (yang mendapat nilai minimal 65) dan 18 orang (46,15%) yang belum mencapai ketuntasan belajar, dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 65,64 . (2) Tes hasil belajar II di siklus II diperoleh 34 orang (87,18%) yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar, sedangkan 5 orang (12,82%) belum mencapai ketuntasan belajar, dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 77,56. Maka terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I dan siklus II sebesar 33,33% dan peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 11,92.

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembaran Pengesahan... i

Riwayat Hidup ... ii

1.2.Identifikasi Masalah ... 5

1.3.Batasan Masalah ... 5

2.1.3. Pengertian Matematika ... 9

2.1.4. Belajar Matematika ... 10

2.1.5. Pengertian Model Pembelajaran ... 11

2.1.6. Model Pembelajaran Quantum Teaching ... 13

2.1.7. Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching dalam Pythagoras 15 2.1.8. Teorema Pythagoras ... 17

2.2.Kerangka Konseptual ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1.Lokasi Penelitian ... 26

3.2.Subyek dan Objek Penelitian ... 26

3.3. Jenis Penelitian ... 26

3.4.Prosedur Penelitian ... 26

(7)

vii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 61

5.1. Kesimpulan 61

5.2. Saran 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Tingkat Penguasaan Siswa 31

Tabel 4.1. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Awal Soal Nomor 1 33

Tabel 4.2. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Awal Soal Nomor 2 34

Tabel 4. 3. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Awal Soal Nomor 3 34

Tabel 4.4. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Awal Soal Nomor 4 35

Tabel 4. 5. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Awal Soal Nomor 5 35

Tabel 4. 6. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Belajar I Soal Nomor 1 46

Tabel 4. 7. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Belajar I Soal Nomor 2 46

Tabel 4.8. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Belajar I Soal Nomor 3 47

Tabel 4.9. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Belajar I Soal Nomor 4 47

(9)

ix

GAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Desain Penelitian Tindakan Kelas

(10)
(11)

x Lampiran 13 Alternatif Penyelesaian Tes Awal ... 109

Lampiran 14 Tes Hasil Belajar I... 112

Lampiran 15 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I ... 114

Lampiran 16 Tes Hasil Belajar II 116

Lampiran 17 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar II ... 117

Lampiran 18 Nama-Nama Validator 120

Lampiran 19 Pedoman Penskoran Tes Awal 121

Lampiran 20 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I 122

(12)

xi

Lampiran 22 Deskripsi Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tes Awal 124

Lampiran 23 Deskripsi Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus I 127

Lampiran 24 Deskripsi Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus II 130

Lampiran 25 Dokumentasi Penelitian ... 133

Lampiran 26 Lembar Observasi Langkah Pembelajaran Siklus I 135

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi setiap perubahan

yang terjadi dalam kehidupan.Perkembangan di bidang pendidikan merupakan

sarana dan wadah dalam pembinaan sumber daya manusia, oleh karena itu

pendidikan perlu mendapatkan perhatian dalam penanganan baik dari pemerintah,

masyarakat, dan keluarga.

Menurut UU No.20 Tahun 2003 (dalam Hasbullah , 2011:4)

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diberlakukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”

Selanjutnya John Dewey (dalam Hasbullah, 2011:2) mangatakan bahwa:

“Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental

secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.”

Matematika merupakan matapelajaran yang penting. Cockroft (dalam

Abdurrahman, 2009 :253) mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar

matematika:

“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena : (1) selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan , dan; (6) memberikan kemampuan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”.

Kemudian, Cornelius (dalam abdurrahman, 2003:253) mengemukakan:

(14)

2

mengembangkan kreativitas dan (5).Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.”

Pentingnya penguasaan dan banyaknya manfaat di bidang matematika

membuat banyak pihak menaruh perhatian terhadap proses penguasaan

matematika dalam konteks pendidikan. Semua pihak berupaya agar siswa dapat

menguasai matematika.Namun, mata pelajaran matematika belum menjadi mata

pelajaran yang diminati oleh banyak siswa. Masih banyak siswa yang

menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang susah, rumit, dan sulit

dipahami. Seperti yang dikemukakan oleh Abdurrahman (2009:252) bahwa :”Dari

berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang

studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan

belajar, dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar.”

Senada dengan di atas, Nawangsari

(http://www.guru-math-offline.blogspot.com) menyatakan bahwa:”Matematika sejak dulu memang

dianggap oleh siswa sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan. Karakteristik

matematika yang abstrak dan sistematis menjadi salah satu alasan sulitnya siswa

mempelajari matematika serta menjadikan siswa kurang berminat dalam

mempelajarinya.”

Dunia pendidikan matematika dihadapkan pada masalah rendahnya hasil

belajar anak didik pada setiap jenjang pendidikan terhadap matematika. Menurut

Marpaung (http://www.kompas.com) menyakan bahwa: ”Pembelajaran mata

pelajaran matematika di Indonesia masih lemah, pengajaran terfokus dan masih

terpaku pada rumusan baku”.Salah satu faktor yang mengakibatkan rendahnya

hasil belajar matematika adalah kebanyakan siswa tidak menyukai matematika

karena matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang paling sulit dan

menakutkan sehingga membuat siswa malas mempelajari matematika.

Disamping itu belum digunakannya pembelajaran yang variatif,

interaktif, dan menyenangkan akan memicu siswa tidak menyukai matematika dan

menganggap matematika sebagai momok yang menakutkan. Pembelajaran lebih

terpusat pada guru (teacher-centered) sehingga siswa menjadi pasif. Guru

(15)

3

pencatat yang baik. Hal ini berdampak pada sikap siswa yang kurang mandiri,

tidak berani mengungkapkan pendapat sendiri, selalu meminta bimbingan guru

dan kurang gigih mencoba menyelesaikan masalah matematika, sehingga

pengetahuan yang dipahami siswa hanya sebatas yang diberikan guru..

Ridha (http://www.duniaguru.com, 2007) yang mengatakan:

“Namun berdasarkan temuan di lapangan secara umum dapat disimpulkan, bahwa rendah bahkan musnahnya minat siswa untuk menekuni bidang studi matematika di antaranya karena adanya image yang mengganggu pikiran sebagian besar siswa kita, yaitu matematika dianggap pelajaran yang super rumit, rajanya pelajaran studi dan jelimat sehingga berjumpa dengan pelajaran matematika seperti bertemu dengan hantu yang menyeramkan”.

Hal ini mengakibatkan siswa kurang antusias menerima pembelajaran

matematika, mereka lebih bersifat pasif, enggan, takut, atau malu mengungkapkan

ide-ide atau pun masalah–masalah yang dihadapi atas soal yang diberikan guru

sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal–soal tersebut.

Seperti halnya di SMP Swasta Harapan Stabat, sebagian besar siswa mengalami

kesulitan dalam belajar Matematika. Hasil wawancara dengan Ibu Relawati,S.Pd,

salah satu guru matematika di SMP Swasta Harapan Stabat pada tanggal 18 April

2012 mengatakankan bahwa:

“Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika tergolong cukup rendah..Apalagi untuk soal – soal penerapan mereka sangat kesulitan dalam mengubahnya kedalam bentuk matematika sehingga mereka sangat kerepotan dalam menyelesaikannya, hal ini mengakibatkan hasil belajar matematika siswa cukup rendah”.

Faktor lain yang mempunyai andil yang sangat penting dalam

menentukan keberhasilan belajar matematika adalah pemilihan model

pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran dalam menyajikan pelajaran

sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.Ketidaktepatan penggunaan

model pembelajaran akan membuat kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran

matematika dan mempengaruhi hasil belajar matematika siswa. Jika dilihat dari

aktivitas pembelajaran dikelas yang selama ini dilakukan oleh guru yang kurang

memvariasikan model–model pembelajarannya dimana pembelajaran matematika

(16)

4

proses belajar mengajar mengakibatkan rendahnya hasil belajar matematika siswa,

Seperti yang dikemukakan oleh Abbas (http://www.depdiknas.go.id) bahwa :

“Faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa, Salah satunya adalah ketidaktepatan penggunaan model pembelajaran yang digunakan oleh guru didalam kelas.Kenyataan menunjukkan bahwa selama ini model pembelajaran yang bersifat konvensional dan banyak didominasi oleh guru.”

Menyadari hal tersebut, perlu adanya suatu pembaharuan dalam model

pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat mempelajari materi

pelajaran lebih mudah, lebih cepat dimengerti, lebih bermakna, efektif dan

menyenangkan sebagai upaya meningkatkan nilai mata pelajaran matematika

salah satunya adalah model pembelajaran “ Quantum Teaching”.

Sebagai salah satu model pembelajaran “Quantum Teaching”

menginteraksikan segala komponen di dalam kelas dan lingkungan sekolah untuk

dirancang sedemikian rupa sehingga semua berbicara dan bertujuan untuk

kepentingan murid, agar murid dapat mengembangkan diri sesuai dengan IQ

(Intelgencia Quatien), EQ (Emotional Quatien), dan SQ(Spiritual Quatien).

Pada pembelajaran matematika khususnya pada materi Teorema

Pythagoras yang dipelajari oleh siswa kelas VIII sering ditemukan siswa yang

mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan yang disajikan

mengenai materi tersebut. Setelah penulis melakukan observasi awal ke sekolah

dan mewawancarai guru matematika di SMP Swasta Harapan, beliau mengatakan

bahwa kendala dalam memberikan materi Teorema Pythagoras ini kepada siswa

adalah siswa terkadang masih bingung dalam menggunakan rumus teorema

Pythagoras, terutama persoalan yang merupakan tingkat aplikasi.

Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan

kelas dengan menggunakan pendekatan pembelajaran “ Quantum Teaching”.

Adapun judul dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: UPAYA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DIKELAS VIII SMP

(17)

5

1.2. Identifikasi Masalah

1. Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa.

2. Pembelajaran matematika masih didominasi oleh guru sehingga siswa hanya

menerima tanpa memiliki pengalaman belajar

3. Siswa mengalami kesulitan dalam belajar Matematika khususnya pada

pokok bahasan teorema Pythagoras.

4. Hasil belajar matematika siswa rendah.

1.3. Batasan Masalah

Karena luasnya ruang lingkup permasalahan dan agar penelitian menjadi lebih

efektif, jelas dan terarah, masalah dibatasi pada penggunaan model pembelajaran

quantum teaching sebagai upaya dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa

pada materi Teorema Pythagoras di kelas VIII SMP Swasta Harapan Stabat .

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas yang menjadi rumusan masalah

adalah :

1. Kesulitan apa yang dihadapi siswa dalam mempelajari materi teorema

pythagoras di kelas VIII SMP Swasta Harapan Stabat tahun ajaran 2012/2013?

2. Upaya - upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar

matematika siswa pada materi teorema pythagoras di kelas VIII SMP Swasta

Harapan Stabat melalui model pembelajaran Quantum Teaching?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui kesulitan siswa dalam mempelajari materi teorema

pythagoras di kelas VIII SMP Swasta Harapan Stabat tahun ajaran

2012/2013.

2. Untuk mengetahui upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil

(18)

6

Swasta Harapan Stabat tahun ajaran 2012/2013 melalui model pembelajaran

Quantum Teaching

.

1.6. Manfaat Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi :

1. Peneliti, menambah pengetahuan dan ketrampilan peneliti mengenai

pembelajaran Quantum Teaching untuk pembelajaranselanjutnya.

2. Guru, guru akan mempunyai wawasan baru terhadap model pembelajaran,

3. Siswa, akan sangat menguntungkan dengan adanya penelitian ini karena

siswa dapat mengenal model pembelajaran Quantum Teaching yang inovatif

dan aktif, dampaknya dapat mengubah pandangan siswa terhadap

pembelajaran matematika dari matematika itu sulit, tidak menyenangkan

menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan dan lebih mudah dipelajari.

4. Dapat dijadikan bahan masukan bagi penelitian sejenis.

5. Untuk memperkenalkan Quantum Teaching sebagai variasi model

(19)

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada BAB IV dapat diambil

kesimpulan bahwa :

1. Kesulitan siswa dalam memahami teorema Pythagoras adalah :

a. Siswa sulit membandingkan kuadrat sisi terpanjang dengan jumlah kuadrat

sisi lainnya.

b. Siswa kurang memahami Teorema Pythagoras

c. Siswa keliru menggunakan Teorema Pythagoras untuk menentukan

panjang sisi segitiga siku-siku.

d. Siswa kurang teliti melakukan operasi perhitungan.

e. Siswa kesulitan menyelesaian masalah pada bangun datar dan bangun

ruang yang berkaitan dengan teorema Pythagoras

2. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa tersebut adalah :

a. Untuk mengatasi kekurangpahaman siswa akan Teorema Pythagoras,

peneliti akan menjelaskan materi Pythagoras dengan pengajaran terbalik.

Dimulai dari pemahaman siswa secara sederhana menuju ke pemahaman

yang lebih kompleks. Kemudian mengaplikasikannya ke dalam contoh

soal. Contoh yang diberikan terkait juga dengan cara menghitung akar dari

suatu bilangan

b. Untuk membahas contoh soal peneliti mengikutsertakan siswa untuk

sama-sama membahas soal dengan sesekali melemparkan pertanyaan pada

siswa.

c. Mengaktifkan siswa dengan memberikan pertanyaan atau soal terbuka

kepada siswa. Dimana pertanyaan ini tidak hanya menuntut satu jawaban

tetapi menggali jawaban siswa. Sehingga siswa bebas mengemukakan

(20)

62

d. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya tetapi tidak langsung

menjawab. Pertanyaan dialihkan kepada siswa lain untuk memberi

jawaban atau tanggapan, baru kemudian disimpulkan jawaban siswa.

e. Peneliti membentuk kelompok belajar (diskusi kelompok) untuk

mendiskusikan soal-soal pemecahan masalah.

f. Untuk memberikan kondisi belajar yang lebih menantang, peneliti

memberikan kuis berupa ”soal tantangan” yang dikerjakan dalam waktu

yang ditentukan (dalam hitungan 5 menit).

g. Memberikan pujian kepada siswa atas peningkatan sekecil apapun yang

dialami siswa. Siswa diajak untuk bertepuk tangan menghargai semua

usaha yang telah mereka masing-masing lakukan.

3. Sebelum pemberian tindakan diperoleh nilai rata-rata tes awal siswa 48,2

dengan ketuntasan secara klasikal 12,8%. Setelah pemberian tindakan

pengajaran dengan model pembelajaran Quantum Teaching, nilai rata-rata tes

hasil belajar I mencapai 65,64 dengan tingkat ketuntasan belajar klasikal

53,85%. Karena hasil yang diperoleh untuk pembelajaran secara klasikal

belum memenuhi nilai ketuntasan, maka dilanjutkan di siklus II dengan

upaya-upaya yang telah disebutkan di atas. Nilai tes hasil belajar II mencapai

77,56 dengan tingkat ketuntasan belajar klasikal 87,18%, ini berarti model

pembelajaran Quantum Teaching dapat mengatasi kesulitan belajar siswa

sekaligus dapat meningkan hasil belajar siswa.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran

sebagai berikut :

1. Agar pembelajaran dapat mencapai tujuan yang optimal, guru disarankan

dapat memilih dan menggunakan model pembeajaran yang tepat.

2. Disarankan kepada guru mata pelajaran matematika, khususnya guru

matematika SMP Sawata Harapan Stabat untuk menerapkan model

(21)

63

karena hal ini dapat membangkitkan semangat belajar siswa dan

meningkatkan hasil belajarnya.

3. Untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menarik, alat peraga berupa

benda nyata yang digunakan guru hendaknya dijadikan sebagai hadiah pada

(22)

64

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, (2008), Pendidikan di Indonesia, http://depdiknas.go.id diakses 7 Maret 2012.

Abdurahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Ali, (2010), Pengertian Hasil Belajar, http://www.sarjanaku.com diakses 7 Maret 2012.

Arikunto, S., (2003), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara.

De Poter, Reardon, dan Nourie, (2004), Quantum Teaching, Penerbit Kaifa, Bandung.

Dimyati, Mudjiono, 1994, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Depdikbud.

Djamarah, S.B. dan Zain, A., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Surabaya.

Hamalik, Omar, 2012, Pengertian hasil belajar, http://indramunawar.blogspot diakses 7 Maret 2012.

Hamzah, 2009, Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran, Jakarta, PT. Bumi Aksara.

Hasbullah, 2011, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada

Hidayat, (2004), Ciptakan Lingkungan Yang Dapat Mebangkitkan Energi Belajar

Pada Anak Didik, http://www.mailarchive.com/pramuka@yahoogroups

.com/msg01857.hml, diakses 25 Maret 2012.

Hudojo, H., (1988), Mengajar Belajar Matematika, Jakarta, Depdikbud.

Marpaung, (2008), Pembelajaran di Sekolah, http://www.kompas.com diakses 7

Maret 2012.

Nawangsari, (2008) Kesulitan Belajar Matematika, http://www.guru-math-offline.blogspot.com diakses 7 Maret 2012.

(23)

65

Ridha, (2007), Kesulitan Belajar Matematika, (http://www.duniaguru.com, 2007) diakses 7 Maret 2012.

Risda, (2008) ,Pengertian Hasil Belajar, http://www.

education-vionet.blogspot.com diakses 25 Maret 2012

Rusman, 2010, Model-Model Pembelajaran, Jakarta, Rhineka Cipta

Sagala, Syaiful., 2009, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung, Alfabeta.

Sardiman, 2003, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.

Sa’ud, 2009, Inovasi Pendidikan, Bandung, Alfabeta.

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta, Yudhistira.

Sudjana, Nana., (2005), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, Rosdakarya.

Suherman, Erman., 1999, Strategi Belajar Mengajar Matematika, Jakarta, Depdikbud.

Gambar

Tabel 3.1 Tingkat Penguasaan Siswa                                                                     31 Halaman
Gambar 3.1.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data 

Sampel darah yang digunakan dalam penelitian ini adalah darah yang berasal dari sapi Katingan di Kalimantan Tengah sebanyak 70 ekor yang diperoleh dari tiga sub populasi yaitu sub

Secara keseluruhan penggunaan dana pada KPRI Handayani sudah efisien tetapi koperasi masih perlu meningkatkan lagi kemampuan memperoleh laba dengan meningkatkan perputaran

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mejawab permasalahan mengenai mengenai Apakah ketentuan abortus provokatus di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

(3) Nilai oktan yang lebih tinggi pada jenis bahan bakar bensin dan kompresi tinggi yaitu 10.2:1 pada variasi rasio kompresi mempengaruhi torsi dan daya pada sepeda

The objective of this research was to investigate the highest efficiency among different types of pelton turbine through the modification of bucket volume, bucket

antara lain, (1) penggunaan objek yang berbeda, penelitian ini menggunakan novel.. Bilangan Fu karya Ayu Utami, sedangakan penelitian tersebut menggunakan

Pengertian koperasi secara internasional menurut ILO (International Labour Organization) adalah : Cooperative defined as an assication of person usually of limited means,