UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING
DI KELAS VIII SMP SWASTA HARAPAN STABAT TAHUN AJARAN 2012/2013
Oleh : Fitriana NIM. 408111052
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat dan berkah-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmah kepada penulis
sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.
Skripsi ini berjudul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Siswa melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas VIII SMP Swasta
Harapan Stabat Tahun Ajaran 2012/2013”. Adapun tujuan penulisan skripsi ini
adalah untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: Ibu Dra. N.
Manurung, M.Pd, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan
bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal penyusunan proposal penelitian
sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada Ibu Dra. Nerli Khairani, M.Si, Bapak Drs. W.L. Sihombing,
M.Pd, dan Bapak Drs. H. Banjarnahor, M.Pd selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai
selesai penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar,
M.Pd. sebagai dosen pembimbing akademik. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. selaku rektor Universitas
Negeri Medan beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan,
M.Sc., Ph.D, selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di fakultas, seluruh Bapak
dan Ibu dosen serta staf pegawai Jurusan Matematika yang telah membantu
penulis.Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Bayu Pancarani Kesuma
Negara Dayli, S.E., selaku kepala SMP Swasta Harapan Stabat serta guru-guru yang
telah banyak membantu dalam penelitian ini.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda
v
materil kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Unimed. Ucapan
terima kasih juga penulis sampaikan kepada saudara-saudari jurusan matematika,
Lilis Supryanti, Dian Rizki Anggraini, Maharani Putri, Yeni Septiani Rambe,
Rahmi Oktina, Suci Mulianti, Anita Harahap, Jami’ah, Basaria Sitohang, Widya
Isnaini, Fakhrunnisa, Tati Utami, Nining Aprilia Sari, Rahmi Mawaddah dan
seluruh teman-teman pendidikan matematika kelas A angkatan 2008.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi
ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Semoga Allah
SWT senantiasa mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua.
Medan, Maret 2013 Penulis,
Fitriana
iii
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching
di Kelas VIII SMP Swasta Harapan Stabat Tahun Ajaran 2012/2013
Fitriana (NIM 408111052)
ABSTRAK
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesulitan apa saja yang dialami siswa kelas VIII SMP Swasta Harapan Stabat dalam memahami teorema pythagoras pada saat proses pembelajaran dan untuk mengetahui upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan teorema pythagoras SMP Swasta Harapan Stabat melalui model pembelajaran Quantum Teaching.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Swasta Harapan Stabat Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 39 orang. Objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Untuk memperolah data dalam penelitian ini digunakan Tes Hasil Belajar I dan Tes Hasil Belajar II yang berbentuk uraian. Tes Hasil Belajar I berjumlah 5 soal dan Tes Hasil Belajar II berjumlah 5 soal.
Setelah data terkumpul dan dilakukan analisis maka diperoleh hasil analisisnya : (1) Tes hasil belajar I di siklus I diperoleh 21 orang (53,85%) telah mencapai tingkat ketuntasan belajar (yang mendapat nilai minimal 65) dan 18 orang (46,15%) yang belum mencapai ketuntasan belajar, dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 65,64 . (2) Tes hasil belajar II di siklus II diperoleh 34 orang (87,18%) yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar, sedangkan 5 orang (12,82%) belum mencapai ketuntasan belajar, dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 77,56. Maka terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I dan siklus II sebesar 33,33% dan peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 11,92.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembaran Pengesahan... i
Riwayat Hidup ... ii
1.2.Identifikasi Masalah ... 5
1.3.Batasan Masalah ... 5
2.1.3. Pengertian Matematika ... 9
2.1.4. Belajar Matematika ... 10
2.1.5. Pengertian Model Pembelajaran ... 11
2.1.6. Model Pembelajaran Quantum Teaching ... 13
2.1.7. Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching dalam Pythagoras 15 2.1.8. Teorema Pythagoras ... 17
2.2.Kerangka Konseptual ... 23
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
3.1.Lokasi Penelitian ... 26
3.2.Subyek dan Objek Penelitian ... 26
3.3. Jenis Penelitian ... 26
3.4.Prosedur Penelitian ... 26
vii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 61
5.1. Kesimpulan 61
5.2. Saran 62
DAFTAR PUSTAKA ... 64
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Tingkat Penguasaan Siswa 31
Tabel 4.1. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Awal Soal Nomor 1 33
Tabel 4.2. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Awal Soal Nomor 2 34
Tabel 4. 3. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Awal Soal Nomor 3 34
Tabel 4.4. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Awal Soal Nomor 4 35
Tabel 4. 5. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Awal Soal Nomor 5 35
Tabel 4. 6. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Belajar I Soal Nomor 1 46
Tabel 4. 7. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Belajar I Soal Nomor 2 46
Tabel 4.8. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Belajar I Soal Nomor 3 47
Tabel 4.9. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Belajar I Soal Nomor 4 47
ix
GAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Desain Penelitian Tindakan Kelas
x Lampiran 13 Alternatif Penyelesaian Tes Awal ... 109
Lampiran 14 Tes Hasil Belajar I... 112
Lampiran 15 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I ... 114
Lampiran 16 Tes Hasil Belajar II 116
Lampiran 17 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar II ... 117
Lampiran 18 Nama-Nama Validator 120
Lampiran 19 Pedoman Penskoran Tes Awal 121
Lampiran 20 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I 122
xi
Lampiran 22 Deskripsi Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tes Awal 124
Lampiran 23 Deskripsi Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus I 127
Lampiran 24 Deskripsi Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus II 130
Lampiran 25 Dokumentasi Penelitian ... 133
Lampiran 26 Lembar Observasi Langkah Pembelajaran Siklus I 135
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia
dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi setiap perubahan
yang terjadi dalam kehidupan.Perkembangan di bidang pendidikan merupakan
sarana dan wadah dalam pembinaan sumber daya manusia, oleh karena itu
pendidikan perlu mendapatkan perhatian dalam penanganan baik dari pemerintah,
masyarakat, dan keluarga.
Menurut UU No.20 Tahun 2003 (dalam Hasbullah , 2011:4)
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diberlakukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
Selanjutnya John Dewey (dalam Hasbullah, 2011:2) mangatakan bahwa:
“Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental
secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.”
Matematika merupakan matapelajaran yang penting. Cockroft (dalam
Abdurrahman, 2009 :253) mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar
matematika:
“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena : (1) selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan , dan; (6) memberikan kemampuan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”.
Kemudian, Cornelius (dalam abdurrahman, 2003:253) mengemukakan:
2
mengembangkan kreativitas dan (5).Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.”
Pentingnya penguasaan dan banyaknya manfaat di bidang matematika
membuat banyak pihak menaruh perhatian terhadap proses penguasaan
matematika dalam konteks pendidikan. Semua pihak berupaya agar siswa dapat
menguasai matematika.Namun, mata pelajaran matematika belum menjadi mata
pelajaran yang diminati oleh banyak siswa. Masih banyak siswa yang
menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang susah, rumit, dan sulit
dipahami. Seperti yang dikemukakan oleh Abdurrahman (2009:252) bahwa :”Dari
berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang
studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan
belajar, dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar.”
Senada dengan di atas, Nawangsari
(http://www.guru-math-offline.blogspot.com) menyatakan bahwa:”Matematika sejak dulu memang
dianggap oleh siswa sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan. Karakteristik
matematika yang abstrak dan sistematis menjadi salah satu alasan sulitnya siswa
mempelajari matematika serta menjadikan siswa kurang berminat dalam
mempelajarinya.”
Dunia pendidikan matematika dihadapkan pada masalah rendahnya hasil
belajar anak didik pada setiap jenjang pendidikan terhadap matematika. Menurut
Marpaung (http://www.kompas.com) menyakan bahwa: ”Pembelajaran mata
pelajaran matematika di Indonesia masih lemah, pengajaran terfokus dan masih
terpaku pada rumusan baku”.Salah satu faktor yang mengakibatkan rendahnya
hasil belajar matematika adalah kebanyakan siswa tidak menyukai matematika
karena matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang paling sulit dan
menakutkan sehingga membuat siswa malas mempelajari matematika.
Disamping itu belum digunakannya pembelajaran yang variatif,
interaktif, dan menyenangkan akan memicu siswa tidak menyukai matematika dan
menganggap matematika sebagai momok yang menakutkan. Pembelajaran lebih
terpusat pada guru (teacher-centered) sehingga siswa menjadi pasif. Guru
3
pencatat yang baik. Hal ini berdampak pada sikap siswa yang kurang mandiri,
tidak berani mengungkapkan pendapat sendiri, selalu meminta bimbingan guru
dan kurang gigih mencoba menyelesaikan masalah matematika, sehingga
pengetahuan yang dipahami siswa hanya sebatas yang diberikan guru..
Ridha (http://www.duniaguru.com, 2007) yang mengatakan:
“Namun berdasarkan temuan di lapangan secara umum dapat disimpulkan, bahwa rendah bahkan musnahnya minat siswa untuk menekuni bidang studi matematika di antaranya karena adanya image yang mengganggu pikiran sebagian besar siswa kita, yaitu matematika dianggap pelajaran yang super rumit, rajanya pelajaran studi dan jelimat sehingga berjumpa dengan pelajaran matematika seperti bertemu dengan hantu yang menyeramkan”.
Hal ini mengakibatkan siswa kurang antusias menerima pembelajaran
matematika, mereka lebih bersifat pasif, enggan, takut, atau malu mengungkapkan
ide-ide atau pun masalah–masalah yang dihadapi atas soal yang diberikan guru
sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal–soal tersebut.
Seperti halnya di SMP Swasta Harapan Stabat, sebagian besar siswa mengalami
kesulitan dalam belajar Matematika. Hasil wawancara dengan Ibu Relawati,S.Pd,
salah satu guru matematika di SMP Swasta Harapan Stabat pada tanggal 18 April
2012 mengatakankan bahwa:
“Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika tergolong cukup rendah..Apalagi untuk soal – soal penerapan mereka sangat kesulitan dalam mengubahnya kedalam bentuk matematika sehingga mereka sangat kerepotan dalam menyelesaikannya, hal ini mengakibatkan hasil belajar matematika siswa cukup rendah”.
Faktor lain yang mempunyai andil yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan belajar matematika adalah pemilihan model
pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran dalam menyajikan pelajaran
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.Ketidaktepatan penggunaan
model pembelajaran akan membuat kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran
matematika dan mempengaruhi hasil belajar matematika siswa. Jika dilihat dari
aktivitas pembelajaran dikelas yang selama ini dilakukan oleh guru yang kurang
memvariasikan model–model pembelajarannya dimana pembelajaran matematika
4
proses belajar mengajar mengakibatkan rendahnya hasil belajar matematika siswa,
Seperti yang dikemukakan oleh Abbas (http://www.depdiknas.go.id) bahwa :
“Faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa, Salah satunya adalah ketidaktepatan penggunaan model pembelajaran yang digunakan oleh guru didalam kelas.Kenyataan menunjukkan bahwa selama ini model pembelajaran yang bersifat konvensional dan banyak didominasi oleh guru.”
Menyadari hal tersebut, perlu adanya suatu pembaharuan dalam model
pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat mempelajari materi
pelajaran lebih mudah, lebih cepat dimengerti, lebih bermakna, efektif dan
menyenangkan sebagai upaya meningkatkan nilai mata pelajaran matematika
salah satunya adalah model pembelajaran “ Quantum Teaching”.
Sebagai salah satu model pembelajaran “Quantum Teaching”
menginteraksikan segala komponen di dalam kelas dan lingkungan sekolah untuk
dirancang sedemikian rupa sehingga semua berbicara dan bertujuan untuk
kepentingan murid, agar murid dapat mengembangkan diri sesuai dengan IQ
(Intelgencia Quatien), EQ (Emotional Quatien), dan SQ(Spiritual Quatien).
Pada pembelajaran matematika khususnya pada materi Teorema
Pythagoras yang dipelajari oleh siswa kelas VIII sering ditemukan siswa yang
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan yang disajikan
mengenai materi tersebut. Setelah penulis melakukan observasi awal ke sekolah
dan mewawancarai guru matematika di SMP Swasta Harapan, beliau mengatakan
bahwa kendala dalam memberikan materi Teorema Pythagoras ini kepada siswa
adalah siswa terkadang masih bingung dalam menggunakan rumus teorema
Pythagoras, terutama persoalan yang merupakan tingkat aplikasi.
Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan
kelas dengan menggunakan pendekatan pembelajaran “ Quantum Teaching”.
Adapun judul dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DIKELAS VIII SMP
5
1.2. Identifikasi Masalah
1. Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa.
2. Pembelajaran matematika masih didominasi oleh guru sehingga siswa hanya
menerima tanpa memiliki pengalaman belajar
3. Siswa mengalami kesulitan dalam belajar Matematika khususnya pada
pokok bahasan teorema Pythagoras.
4. Hasil belajar matematika siswa rendah.
1.3. Batasan Masalah
Karena luasnya ruang lingkup permasalahan dan agar penelitian menjadi lebih
efektif, jelas dan terarah, masalah dibatasi pada penggunaan model pembelajaran
quantum teaching sebagai upaya dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa
pada materi Teorema Pythagoras di kelas VIII SMP Swasta Harapan Stabat .
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas yang menjadi rumusan masalah
adalah :
1. Kesulitan apa yang dihadapi siswa dalam mempelajari materi teorema
pythagoras di kelas VIII SMP Swasta Harapan Stabat tahun ajaran 2012/2013?
2. Upaya - upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar
matematika siswa pada materi teorema pythagoras di kelas VIII SMP Swasta
Harapan Stabat melalui model pembelajaran Quantum Teaching?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui kesulitan siswa dalam mempelajari materi teorema
pythagoras di kelas VIII SMP Swasta Harapan Stabat tahun ajaran
2012/2013.
2. Untuk mengetahui upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil
6
Swasta Harapan Stabat tahun ajaran 2012/2013 melalui model pembelajaran
Quantum Teaching
.
1.6. Manfaat Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi :
1. Peneliti, menambah pengetahuan dan ketrampilan peneliti mengenai
pembelajaran Quantum Teaching untuk pembelajaranselanjutnya.
2. Guru, guru akan mempunyai wawasan baru terhadap model pembelajaran,
3. Siswa, akan sangat menguntungkan dengan adanya penelitian ini karena
siswa dapat mengenal model pembelajaran Quantum Teaching yang inovatif
dan aktif, dampaknya dapat mengubah pandangan siswa terhadap
pembelajaran matematika dari matematika itu sulit, tidak menyenangkan
menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan dan lebih mudah dipelajari.
4. Dapat dijadikan bahan masukan bagi penelitian sejenis.
5. Untuk memperkenalkan Quantum Teaching sebagai variasi model
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada BAB IV dapat diambil
kesimpulan bahwa :
1. Kesulitan siswa dalam memahami teorema Pythagoras adalah :
a. Siswa sulit membandingkan kuadrat sisi terpanjang dengan jumlah kuadrat
sisi lainnya.
b. Siswa kurang memahami Teorema Pythagoras
c. Siswa keliru menggunakan Teorema Pythagoras untuk menentukan
panjang sisi segitiga siku-siku.
d. Siswa kurang teliti melakukan operasi perhitungan.
e. Siswa kesulitan menyelesaian masalah pada bangun datar dan bangun
ruang yang berkaitan dengan teorema Pythagoras
2. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa tersebut adalah :
a. Untuk mengatasi kekurangpahaman siswa akan Teorema Pythagoras,
peneliti akan menjelaskan materi Pythagoras dengan pengajaran terbalik.
Dimulai dari pemahaman siswa secara sederhana menuju ke pemahaman
yang lebih kompleks. Kemudian mengaplikasikannya ke dalam contoh
soal. Contoh yang diberikan terkait juga dengan cara menghitung akar dari
suatu bilangan
b. Untuk membahas contoh soal peneliti mengikutsertakan siswa untuk
sama-sama membahas soal dengan sesekali melemparkan pertanyaan pada
siswa.
c. Mengaktifkan siswa dengan memberikan pertanyaan atau soal terbuka
kepada siswa. Dimana pertanyaan ini tidak hanya menuntut satu jawaban
tetapi menggali jawaban siswa. Sehingga siswa bebas mengemukakan
62
d. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya tetapi tidak langsung
menjawab. Pertanyaan dialihkan kepada siswa lain untuk memberi
jawaban atau tanggapan, baru kemudian disimpulkan jawaban siswa.
e. Peneliti membentuk kelompok belajar (diskusi kelompok) untuk
mendiskusikan soal-soal pemecahan masalah.
f. Untuk memberikan kondisi belajar yang lebih menantang, peneliti
memberikan kuis berupa ”soal tantangan” yang dikerjakan dalam waktu
yang ditentukan (dalam hitungan 5 menit).
g. Memberikan pujian kepada siswa atas peningkatan sekecil apapun yang
dialami siswa. Siswa diajak untuk bertepuk tangan menghargai semua
usaha yang telah mereka masing-masing lakukan.
3. Sebelum pemberian tindakan diperoleh nilai rata-rata tes awal siswa 48,2
dengan ketuntasan secara klasikal 12,8%. Setelah pemberian tindakan
pengajaran dengan model pembelajaran Quantum Teaching, nilai rata-rata tes
hasil belajar I mencapai 65,64 dengan tingkat ketuntasan belajar klasikal
53,85%. Karena hasil yang diperoleh untuk pembelajaran secara klasikal
belum memenuhi nilai ketuntasan, maka dilanjutkan di siklus II dengan
upaya-upaya yang telah disebutkan di atas. Nilai tes hasil belajar II mencapai
77,56 dengan tingkat ketuntasan belajar klasikal 87,18%, ini berarti model
pembelajaran Quantum Teaching dapat mengatasi kesulitan belajar siswa
sekaligus dapat meningkan hasil belajar siswa.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran
sebagai berikut :
1. Agar pembelajaran dapat mencapai tujuan yang optimal, guru disarankan
dapat memilih dan menggunakan model pembeajaran yang tepat.
2. Disarankan kepada guru mata pelajaran matematika, khususnya guru
matematika SMP Sawata Harapan Stabat untuk menerapkan model
63
karena hal ini dapat membangkitkan semangat belajar siswa dan
meningkatkan hasil belajarnya.
3. Untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menarik, alat peraga berupa
benda nyata yang digunakan guru hendaknya dijadikan sebagai hadiah pada
64
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, (2008), Pendidikan di Indonesia, http://depdiknas.go.id diakses 7 Maret 2012.
Abdurahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Ali, (2010), Pengertian Hasil Belajar, http://www.sarjanaku.com diakses 7 Maret 2012.
Arikunto, S., (2003), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara.
De Poter, Reardon, dan Nourie, (2004), Quantum Teaching, Penerbit Kaifa, Bandung.
Dimyati, Mudjiono, 1994, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Depdikbud.
Djamarah, S.B. dan Zain, A., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Surabaya.
Hamalik, Omar, 2012, Pengertian hasil belajar, http://indramunawar.blogspot diakses 7 Maret 2012.
Hamzah, 2009, Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran, Jakarta, PT. Bumi Aksara.
Hasbullah, 2011, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada
Hidayat, (2004), Ciptakan Lingkungan Yang Dapat Mebangkitkan Energi Belajar
Pada Anak Didik, http://www.mailarchive.com/pramuka@yahoogroups
.com/msg01857.hml, diakses 25 Maret 2012.
Hudojo, H., (1988), Mengajar Belajar Matematika, Jakarta, Depdikbud.
Marpaung, (2008), Pembelajaran di Sekolah, http://www.kompas.com diakses 7
Maret 2012.
Nawangsari, (2008) Kesulitan Belajar Matematika, http://www.guru-math-offline.blogspot.com diakses 7 Maret 2012.
65
Ridha, (2007), Kesulitan Belajar Matematika, (http://www.duniaguru.com, 2007) diakses 7 Maret 2012.
Risda, (2008) ,Pengertian Hasil Belajar, http://www.
education-vionet.blogspot.com diakses 25 Maret 2012
Rusman, 2010, Model-Model Pembelajaran, Jakarta, Rhineka Cipta
Sagala, Syaiful., 2009, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung, Alfabeta.
Sardiman, 2003, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.
Sa’ud, 2009, Inovasi Pendidikan, Bandung, Alfabeta.
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta, Yudhistira.
Sudjana, Nana., (2005), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, Rosdakarya.
Suherman, Erman., 1999, Strategi Belajar Mengajar Matematika, Jakarta, Depdikbud.