• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepemimpinan dan Komunikasi Ter

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Kepemimpinan dan Komunikasi Ter"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

(2)

seorang pemimpin harus cakap dan kreatif dalam menangani masalah-masalah yang terjadi dalam organisasi/instansi tersebut dan menjadi seseorang yang bisa memberikan dorongan positif kepada para staf kerjanya untuk mencapai tujuan organisasi/instansi tersebut. Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang mampu mengelola atau mengatur organisasi secara efektif dan mampu melaksanakan kepemimpinan secara efektif pula.

PT. Astra Credit Companies atau biasa disingkat dengan ACC adalah salah satu perusahaan pembiayaan mobil terbesar di Indonesia. ACC menyediakan pelayanan pembiayaan untuk pembelian mobil baru ataupun mobil bekas. Jaringan ACC tersebar di hampir seluruh kota besar di Indonesia, saat ini ACC telah mendukung pembiayaan lebih dari 16.000 dealer mobil di Indonesia dan salah satunya berada di kota Samarinda yang merupakan kota konsumtif. Dengan tingkat penjualan mobil yang semakin tinggi di Samarinda, PT. Astra Credit Companies adalah salah satu tempat pembiayaan dan perkreditan mobil baru maupun bekas tersibuk. Untuk memaksimalkan kinerja karyawan dalam menghadapi peningkatan konsumen dan pemesanan, PT. Astra Credit Companies memerlukan manajemen sumber daya manusia yang baik dan tepat. Saat ini para karyawan sudah semaksimal mungkin melaksanakan tugas dan pekerjaannya, namun tentunya masih ada terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya yang belum diketahui secara pasti. Hal ini menjadi tugas pimpinan untuk mengatasi hal-hal yang akan menyebabkan penurunan terhadap kinerja karyawannya.

(3)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka hal-hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah variabel kepemimpinan dan komunikasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Astra Credit Companies di Samarinda ?

2. Diantara kedua variabel tersebut, manakah yang memiliki pengaruh dominan terhadap kinerja pegawai pada PT. Astra Credit Companies di Samarinda ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menguji pengaruh kepemimpinan dan komunikasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Astra Credit Companies di Samarinda.

b. Untuk menguji variabel mana yang memberikan pegaruh paling dominan terhadap kinerja karyawan pada PT. Astra Credit Companies di Samarinda.

2. Kegunaan Penelitian

(4)

b. Bagi pihak lain, sebagai bahan informasi atau referensi bagi pihak yang berkepentingan melakukan penelitian selanjutnya.

c. Bagi penulis, memberikan tambahan pengetahuan dan menguji pengetahuan.

BAB II

DASAR TEORI

A. Manajemen Sumber Daya Manusia 1. Pengertian Manajemen

Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen mempunyai tujuan tertentu dan tidak dapat diraba.

Adapun beberapa Fungsi Manajemen, Keterampilan Manajemen, Tipe-Tipe Manajemen, Daft (2002:8-21):

a. Fungsi ManajemenPerencanaan

(5)

Pengorganisasian

Pengorganisasian biasanya mengikuti perencanaan dan mencerminkan bagaimana organisasi mencoba untuk menyelesaikan renana itu. Perencanaan (organizing) melibatkan penetapan tugas, pengelompokan tugas-tugas ke dalam departemen, dan alokasi bermacam-macam sumber daya ke dalam berbagai departemen.

Kepemimpinan

Kepemimpinan (leading) adalah penggunaan pengaruh untuk memotivasi karyawan agar mencapai sasaran organisasi. Memimpin berarti menciptakan suatu budaya dan nilai bersama, mengkomunikasikan sasaran kepada karyawan melalui organisasi, dan memberikan inspirasi agar karyawan berprestasi sebaik-baiknya.

Pengendalian

Pengendalian (controlling) artinya memantau aktivitas karyawan, menjaga organisasi agar tetap berjalan kea rah pencapaian sasaran, dan membuat koreksi bila diperlukan.

b. Keterampilan Manajemen

Keterampilan Konseptual

(6)

Keterampilan konseptual melibatkan pemikiran manajer, pemrosesan informasi, dan kemampuan perencanaan.

Keterampilan Interpersonal

Keterampilan Interpersonal (human skill) adalah kemampuan manajer untuk bekerja dengan orang lain dan menggunakan mereka serta bekerja dengan efektif sebagai seorang anggota kelompok. Keterampilan ini didemonstrasikan dalam cara seorang manajer berhubungan dengan orang lain, termasuk kemampuan untuk memotivasi, pemberian sarana, koordinasi, bimbingan, komunikasi, dan memecahkan konflik.

Keterampilan Teknis

Keterampilan Teknis (technical skill) adalah pengertian dan kecakapan dalam pelaksanaan tugas-tugas spesifik. Keterampilan Teknis meliputi penguasaan metode, teknik dan peralatan yang terlibat dalam fungsi-fungsi spesifik seperti permesinan, pabrikasi, atau keuangan.

c. Tipe-Tipe Manajemen

Tipe-tipe manajemen dibedakan dalam 2 perbedaan yaitu:

Perbedaan-Perbedaan Vertikal

(7)

presiden, ketua, direktur eksekutif, chief executive officer (CEO), dan executive vice president. Manajer puncak bertanggung jawab untuk menyusun tujuan organisasi, mendefinisikan strategi untuk mencapai tujuan, memonitor dan menginterpretasikan lingkungan eksternal, dan membuat keputusan yang mempengaruhi keseluruhan organisasi. Diantara tanggung jawab yang terpenting bagi para manajer puncak adalah mengkomunikasikan visi bersama bagi organisasi, membentuk budaya perusahaan, dan memelihara semangat usaha yang dapat membuat perusahaan sejalan dengan perubahan yang cepat.

(8)

dan bukan mengelola arus informasi ke atas dan ke bawah hirarki, karena hampir semua pekerjaan sekarang diorganisasikan dalam tim dan proyek.

 Manajer Lini Depan (first-line manager) bertanggung jawab langsung atas produksi barang dan jasa. Mereka berada di level manajemen pertama atau kedua dan mempunyai jabatan seperti supervisor, manajer lini, kepala seksi, dan manajer kantor. Mereka bertanggung jawab atas kelompok-kelompok karyawan nonmanajerial. Perhatian utama mereka adalah aplikasi peraturan dan prosedur untuk mencapai produksi yang efisien, memberikan bantuan teknis, dan memotivasi bawahan.

Perbedaan-Perbedaan Horisontal

 Manajer Fungsional (functional manager) bertanggung jawab atas departemen yang melakukan sebuah tugas fungsional dan mempunyai karyawan dengan pelatihan dan keterampilan yang serupa. Departemen fungsional meliputi periklanan, penjualan, keuangan, sumber daya manusia, pabrikasi, dan akuntansi. Manajer lini bertanggung jawab atas departemen manufaktur dan pemasaran yang membuat atau menjual barang dan jasa.

(9)

2. Pengertian Sumber Daya Manusia

“Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal perasaan, keingingan, keterampilan, pengetahuan, dorongan, daya, dan karya (rasio, rasa, dan karsa)” (Sutrisno, 2009:3). Semua potensi SDM tersebut berpengaruh terhadap upaya organisasi dalam mencapai tujuan.

3. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bidang strategis dari organisasi.Manajemen sumber daya manusia harus dipandang sebagai perluasan dari pandangan tradisional untuk mengelola orang secara efektif dan untuk itu membutuhkan pengetahuan tentang perilaku manusia dan kemampuan mengelolanya. Fokus MSDM terletak pada upaya

4. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi orang lain untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi yang relevan. Kepemimpinn berbeda dengan pimpinan. Pimpinan adalah seseorang yang bertugas untuk memimpin di suatu organisasi/instansi atau sering diebut sebagai seorang manajer. Sedangkan kepemimpinan adalah suatu proses kegiatan seseorang untuk menggerakkan orang lain dengan memimpin, membimbing, memengaruhi orang lain, untuk melakukan sesuatu agar dicapai hasil yang diharapkan.

(10)

dan mengarahkan organisasi dalam mencapai tujuan dan sekaligus merupakan tugas yang tidak mudah. Tidak mudah, karena harus memahami setiap perilaku bawahan yang berbeda-beda. Tujuan kepemimpinan, di sisi lain, adalah membantu orang untuk menegakkan kembali, mempertahankan dan meningkatkan motivasi mereka. Dalam hal kepemimpinan, untuk organisasi apapun, apabila mengalami kegagalan dan keberhasilan ini sering dikaitkan dengan adanya kepemimpinan.

a. Gaya Kepemimpinan

Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak-gerik yang bagus, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik. Sedangkan gaya kepemimpinan adalah sekumpulan cirri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin.

b. Jenis-Jenis Kepemimpinan

Berikut ada delapan jenis-jenis kepemimpinan, (Terry & Rue, 1988:200-203):

1. Kepemimpinan Situasional

Dalam jenis kepemimpinan ini dipercayakan bahwa faktor yang paling utama untuk menentukan gaya kepemimpinan adalah situasinya. Pemimpin maupun pengikutnya menyesuaikan diri dengan situasi.

(11)

Sebagai yang ditunjukkan oleh namanya, perilaku pemimpin itu diberi penekanan dalam jenis kepemimpinan ini. Personal behavior leader adalah orang yang luwes, menggunakan dalam setiap keadaan tindakan yang dianggap tepat sambil selalu mengingat kemampuan-kemampuan, banyaknya pengawasan yang diperlukan, dan apakah pemimpin itu ingin menentukan isunya.

3. Kepemimpinan Terpusat Pada Pekerja Atau Pekerjaannya.

Jenis kepemimpinan ini sangat erat hubungannya dengan “situational type” yang sudah dibicarakan lebih dahulu. Kepemimpinan yang terbit dari banyak kekuasaan, yang berakhir dan berinteraksi secara serentak, maka penekannya dapat diarahkan kepada (1) pekerjaan yang sedang dilakukan, maupun (2) orang yang melakukan pekerjaan itu. Ini menyebabkan timbulnya gaya “work centered”, yang berpusatkan pelaksanaan tugas serta tercapainya tugas itu dan peka terhadap orang banyak dan hubungan-hubungan manusia. Yang terakhir atau gaya “worker centered”, biasanya memberikan proseur dan surat perintah secara minimal untuk diikuti, partisipasi dalam pembuatan keputusan didorong, dan pemimpin itu dipandang sebagai seorang koordinator dan dianggap sebagai pendorong.

4. Kepemimpinan Pribadi

(12)

5. Kepemimpinan Demokrasi

Jenis ini memberi penekanan pada parisipasi dan penggunaan pikiran-pikiran oleh anggota-anggota kelompok, yang karena itu harus diberi penerangan yang baik mengenai pokok-pokok yang dibahas. Kegiatan-kegiatan yang mungkin disajikan kepada kelompok itu sebelum kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan. Penekanan diberikan perhatian dan inisiatif.

6. Kepemimpinan Otoritas

Pemimpin dasar disini adalah, bahwa kepemimpinan itu dipunyai oleh si pemimpin sejauh ia mempunyai kekuasaan. Ia berpegang, bahwa karena kedudukan yang dipegang, pemimpin itu yang mengetahui yang paling baik dan harus menentukan apa yang harus diperbuat. Jenis kepemimpinan ini dicirikan oleh pemimpin-pemimpin yang tegas serta faktral dan pengawasan yang ditentukan dengan teliti.

7. Kepemimpinan Paternalistik

Terdapat suatu pengaruh kebapakan antara pemimpin dan kelompok. Maksudnya ialah melindungi dan mengusu kesenangan dan kesejahteraan pengikut-pengikutnya. Paternalisme sesuai benar unuk keadaan-keadaan tertentu, tetapi jenis ini dapat menghambat berkembangnya kepercayaan kepada diri sendiri dari anggota-anggota kelompok.

(13)

Beragam-ragam jenis dan bentuknya, jenis kepemimpinan ini berasal dari kelompok-kelompok organisasi informal yaitu kelompok yang terbentuk dalam organisasi-organisasi sebagai hasil dari hubungan dan interaksi perorangan dan kelompok-kelompok yang berhubungan dengan orang-orang, yang bekerja dalam kelompok-kelompok kerja formal dari organisasi. Kelompok-kelompok informal biasanya tidak diakui dengan resmi oleh organisasi. Pemimpin-pemimpin asli yang berbeda dapat ditemukan untuk tujuan-tujuan yang berbeda dalam kelompok yang sama. Keberhasilan dari banyak kegiatan ditentukan oleh pemimpin asli, bahkan kalau pun kelompok itu dipimpin oleh pemimpin yang diakui secara resmi.

c. Gaya Pengambilan Keputusan

(14)

bawahan tentang masalah yang dihadapi sehingga informasi tersebut dapat dimintakan dari mereka.

CI. Anda membincangkan permasalahan dengan bawahan yang bersamanya anda menganalisis masalah sampai pada suatu keputusan yang menguntungkan bersama dalam suatu situasi yang bebas terbuka, saling tukar informasi dan ide. Anda berdua menyumbang atas pemecahan masalah, dimana sumbangan masing-masing relatif bergantung pada pengetahuan dibandingkan atas wewenang formal.

DI. Anda mendelegasikan masalah kepada salah seorang bawahan dan menyediakan informasi, bagi mereka tetapi berikan ia tanggung jawab untuk

bawahan tentang masalah yang dihadapi untuk mengumpulkan informasi dari mereka. Peranan yang mencerminkan pengaruh bawahan anda.

(15)

menyelesaikan persoalan itu sendiri. keputusan adalah menyediakan informasi yang anda minta, bukannya menciptakan atau mengevaluasi pemecahan.

penyelesaiannya. Peranan anda lebih banyak sebagai ketua, mengkoordinasi keputusan konsultatif; G, sistem keputusan kelompok; dan D, sistem keputusan pendelegasian. Angka-angka Romawi menunjukkan varian dari proses yang sama. Kita akan memusatkan perhatian pada situasi masalah kelompok dalam menyajikan pendekatan Vroom-Yetton.

d. Fungsi Kepemimpinan

(16)

dan bukan di luar situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan dalam interaksi antar individu di dalam situasi sosial suatu kelompok/organisasi.

Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi, menurut (Rivai, 2003:53) yaitu:

 Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin.

 Dimensi yang berkenaan dengan tingkat ukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok/organisasi.

Secara operasional dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok kepemimpinan, menurut (Rivai, 2003:53-56) yaitu:

 Fungsi Instruksi

Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan di mana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapaat dilaksanakan secara efektif.

 Fungsi Konsultasi

Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerap kali memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feed back) untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.

(17)

Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tida mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain.

 Fungsi Delegasi

Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan.

 Fungsi Pengendalian

Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses/efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.

Seluruh fungsi kepemimpinan tersebut diselenggarakan dalam aktivitas kepemimpinan secara integral. Pelaksanaannya berlangsung sebagai berikut:

 Pemimpin berkewajiban menjabarkan program kerja.  Pemimpin harus mampu memberikan petunjuk yang jelas.  Pemimpin harus berusaha mengembangkan kebebasan

berpikir dan mengeluarkan pendapat.

(18)

 Pemimpin harus mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan masalah sesuai batas tanggung jawab masing-masing.

 Pemimpin harus berusaha menumbuhkembangkan kemampuan memikul tanggung jawab.

 Pemimpin harus mendayagunakan pengawasan sebagai alat pengendali.

e. Tipe Kepemimpinan

Dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan, maka akan berlangsung aktivitas kepemimpinan. Apabila aktivitas tersebut dipilah-pilah, akan terlihat gaya kepemimpinan dengan polanya masing-masing. Gaya kepemimpinan tersebut merupakan dasar dalam mengklasifikasikan tipe kepemimpinan. Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar, (Rivai, 2003:56-57) yaitu:

 Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan pelaksanaan tugas.

 Gaya kepemipinan yang berpola pada pelaksanaan hubungan kerja sama.

 Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan hasil yang dicapai.

(19)

a) Tipe Kepemimpinan Otoriter.

Tipe kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Kedudukan dan tugas anak buah semata-mata hanya sebagai pelaksana keputusan, perintah, dan bahkan kehendak pimpinan.

b) Tipe Kepermimpinan Kendali Bebas.

Tipe kepemimpinan ini merupakan kebaikan dari tipe kepemimpinan otoriter. Pemimpin berkedudukan sebagai simbol. Kepemimpinan dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut kehendak dan kepentingan masing-masing, baik secara perorangan maupun kelompok-kelompok kecil. Pemimpin hanya memfungsikan dirinya sebagai penasihat.

c) Tipe Kepemimpinan Demokratis.

(20)

aktif, dinamis, dan terarah. Kepemimpinan tipe ini dalam mengambil keputusan sangat mementingkan musyawarah, yang diwujudkan pada setiap jenjang dana di dalam unit masing-masing.

f. Faktor Kepemimpinan Yang Mempengaruhi Kinerja

Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kinerja karyawan maupun organisasi menurut Handoko (2001:36) terdapat lima faktor yaitu kemampuan, kepribadian, pengalaman, intelektual, dan lingkungan kerja yaitu sebagai berikut:

1. Kemampuan

Pencapaian tujuan organisasi akan sangat ditentukan oleh kemampuan dan efektivitas pimpinan di dalam menggerakkan dan mendorong anggota organisasi untuk melaksanakan pekerjaannya. Oleh karena itu fungsi kepemimpinan merupakan faktor vital bagi keberhasilan organisasi, berhubungan dengan kemampuan maka fungsi kepemimpinan harus terkait terhadap beberapa hal berikut:

a) Daya/kualifikasi kepemimpinan, baik yang berasal dari proses belajar, maupun ajar yaitu yang diperoleh oleh pimpinan dari proses belajar.

(21)

c) Faktor-faktor situasi yang menuntut penanganan yang berbeda setiap sikap kepemimpinan yang berbeda pula terhadap situasi yang berbeda.

Dalam upaya meningkatkan kinerja para karyawan maka organisasi atau perusahaan harus mempertimbangkan dan memperhatikan serta menyesuaikan faktor kemampuan daripada para karyawannya, artinya organisasi dalam melaksanakan penilaian kinerja karyawan dengan cara meneliti dengan cermat terhadap kemampuan karyawannya, apakah telah sesuai dengan standar yang telah diberlakukan secara umum oleh organisasi.

2. Kepribadian

Kepribadian pimpinan tercermin dari perilaku-perilkau kerja para pemimpin terhadap karyawan (bawahan) dalam mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang dilakukan karyawan (bawahan) dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Kepribadian merupakan faktor kepemimpinan yang juga berkolerasi pada peningkatan kinerja karyawan.

(22)

kepemimpinan suatu organisasi manajemen sumber daya manusia.

3. Pengalaman

Pengalaman sangat diperlukan dalam suatu organisasi khususnya untuk pengalaman sumber daya manusia (pemimpin) terhadap pekerjaannya. Pengalaman seorang sumber daya manusia yang banyak dalam berbagai hal seperti pengalaman kerja dalam suatu organisasi secara langsung merupakan daya dukung bagi organisasi untuk meningkatkan kinerja organisasinya.

Pengalaman yang dimiliki sumber daya manusia sebagai individu yang penting bagi organisasi sangat perlu menjadi perhatian karena korelasi terhadap pengembangan organisasi dimasa yang akan datang, dan dengan kepemilikan pengalaman ini pada akhirnya berdampak bagi suatu tingkat keahlian yang berbeda-beda untuk setiap individu (karyawan) pada organisasi.

4. Intelektual

(23)

Semakin tinggi tingkat intelektual seorang pemimpin maka pergerakan pencapaian tujuan organisasi akan semakin cepat.

Kepemimpinan menyangkut faktor ini selalu berupaya dalam setiap pelaksanaan segala fungsi kepemimpnannya selalu berusaha untuk mempengaruhi perilaku dan penampilan dari anggota-anggota organisasinya, oleh karena itu ditinjau dari sudut intelektualitasnya, maka pemimpin harus mampu membimbing para anggota organisasinya untuk bergerak bersama-sama sesuai dengan pembagian tugas yang telah ditetapkan bagi masing-masing pegawai.

5. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja yang dimaksud disini adalah suatu suasana kerja dengan tingkat kenyamanan yang baik dan pekerjaan-pekerjaan para karyawan memungkinkan penggunaan segala kemampuan yang mereka punya, sehingga mereka mempunyai alasan-alasan untuk lebih terpuaskan.

Kepuasan kerja yang nampak pada lingkungan kerja, yang berfokus pada waktu kerja standar yang diberikan dan lingkungan kerja yang mendukung dalam melakukan pekerjaan di lingkungan tempat kerja.

g.

(24)

Para ahli komunikasi menyatakan bahwa komunikasi yang efektif adalah pemahaman bersama antara orang yang menyampaikan pesan dan orang yang menerima pesan. Pada dasarnya, Komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu “communis” yang artinya “bersama”. Komunikator atau pengirim pesan, berusaha mencari “kebersamaan” dengan penerima pesan. Dengan begitu komunikasi atau communication didefinisikan sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol bersama dari satu orang atau kelompok ke pihak lainnya. Simbol-simbol bersama yang digunakan dapat saja berwujud verbal atau nonverbal.

Menurut Bangun (2012:361), Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari pengirim (sender) ke penerima pesan (receiver) dengan menggunakan berbagai media yang efektif sehingga pesan tersebut dapat dengan jelas dan mudah dipahami oleh penerima pesan tersebut.

a. Unsur-Unsur Komunikasi

Komunikasi adalah upaya menyampaikan informasi dan pemahaman melalui penggunaan symbol-simbol yang umum. Komunikasi terdiri dari beberapa elemen-elemen berikut, (Rivai, 2003:376):

a. Pengirim/sumber adalah orang yang mempunyai ide untuk mengadakan komunikasi.

b. Pengkodean (Encoding) adalah menterjemahkan informasi menjadi serangkaian simbol untuk komunikasi.

(25)

d. Saluran (Channel) adalah media komunikasi formal antara seorang pengirimdan seorang penerima.

e. Penerima (Receiver) adalah individu yang menanggapi pesan dari pengirim.

f. Pengartian (Decoding) adalah interpretasi suatu pesan menjadi informasi yang berarti.

g. Gangguan (Noise) adalah faktor yang menimbulkan gangguan, kebingungan terhadap komunikasi.

h. Umpan Balik (Feed Back) adalah balikan dari proses komunikasi sebagai suatu reaksi terhadap informasi yang disampaikan oleh pengirim.

b. Komunikasi Organisasi

Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama karena susunan keluasan dan cakupan organisasi secara keseluruhan ditentukan oleh teknik komunikasi. Dari sudut pandang ini komunikasi adalah suatu proses sosial yang mempunyai relevansi terluas di dalam memfungsikan setiap kelompok, organisasi atau masyarakat.

Proses komunikasi dalam struktur formal tersebut pada hakikatnya dapat dibedakan menjadi tiga dimensi seperti yang dijelaskan oleh Rivai, (2003:377-378):

(26)

2. Dimensi horizontal adalah penerimaan atau pengiriman berita atau informasi yang dilakukan antarpejabat yang mempunyai kedudukan yang sama.

3. Dimensi luar organisasi adalah dimensi komunikasi yang timbul sebagai akibat dari suatu organisasi yang tidak bisa hidup sendirian, ia merupakan bagian dari lingkungannya.

c. Jaringan Komunikasi Dalam Organisasi d. Mengatasi Hambatan-Hambatan Komunikasi

1. Kinerja

Kinerja atau performance pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan. Di sebagian besar organisasi, kinerja karyawan merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan organisasional.

Menurut Bangun (2012:231) kinerja (performance) adalah hasil pekerjaan yang dicapai seseorang berdasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan (job requirement).

B. Definisi Konsepsional

C. Kerangka Konsep

(27)

terikat (kinerja). Sehingga ditarik suatu pengertian tentang variabel tersebut sebagaimana tertulis dalam kerangka konsep, berikut adalah gambarannya:

Variabel Bebas ( X ) Variabel Terikat ( Y )

Gambar 2.1. Skema Kerangka Konsep

Berdasarkan gambar kerangka konsep, dapat dijelaskan bahwa variabel kepemimpinan dan komunikasi secara langsung mempengaruhi kinerja karyawan.

Kepemimpinan ( X1 )

Komunikasi ( X2 )

(28)

D. Hubungan Antara Kepemimpinan dan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan

E. Hipotesis

Berdasarkan dari penjelasan latar belakang dan perumusan masalah, serta kerangka konsep, maka yang menjadi hipotesis di dalam penelitian ini adalah:

1. Diduga bahwa variabel kepemimpinan dan komunikasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai pada PT. Astra Credit Companies di Samarinda.

2. Diduga bahwa komunikasi memiliki pengaruh dominan terhadap kinerja pegawai pada PT. Astra Credit Companies di Samarinda.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional

B. Rincian Data Yang Diperlukan

Untuk mendukung penelitian ini agar permasalahan dapat terjawab, maka diperlukan data-data berikut:

1. Gambaran umum PT. Astra Credit Companies di Samarinda.

2. Struktur organisasi PT. Astra Credit Companies di Samarinda.

3. Data jumlah karyawan PT. Astra Credit Companies di Samarinda.

(29)

5. Data-data lain yang mendukung dalam penelitian ini.

C. Jangkauan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Astra Credit Companies cabang Samarinda yang beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No. 39, dengan objek penelitian karyawan yang bekerja di PT. Astra Credit Companies di Samarinda. Penelitian ini lebih ditekankan pada masalah sumber daya manusia, khususnya pada pegawai PT. Astra Credit Companies mengenai kepemimpinan dan komunikasi.

D. Teknik Pengumpulan Data E. Populasi dan Sampel

F. Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis 1. Alat Analisis

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan sumber daya manusia sebagai sebuah upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas pegawai sebagai bagian penting dalam organisasi dipengaruhi banyak faktor,

dengan α = 0,05 didapatkan p value sebesar 0,000 sehingga terdapat hubungan antara faktor–faktor (Fasilitas Pelayanan, Pelayanan Perawat/Bidan, Biaya Pelayanan,

Dalam rangka pengelolaan air limbah masyarakat maka Pemerintah Kota Surakarta perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal Pemerintah Kota Surakarta

KAPUSBIN JFA meneliti dokumen memberikan persetujuan/ penolakan pangkat, jabatan, angka kredit PPK PEJABAT YANG BERWENANG MENETAPKAN AK Pengangkatan Auditor

Oleh karena itu kualitas sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam sebuah organisasi dengan adanya sumber daya manusia yang kompeten dan mempunyai skill

Mengacu pada pemikiran Berger dan Luckmann dalam konteks masyarakat Kabupaten Lebong, kontradiksi antara perilaku hidup sehat versi Dinas Kesehatan, atau versi masyarakat

Infusa daun salam dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus tidak berbeda bermakna dengan infusa daun jambu biji secara in vitro. Efektivitas kadar

Dari hasil penelitian sebelumnya disebutkan bahwa usia kehamilan diperkirakan berpengaruh langsung dengan besarnya titer IgG bayi baru lahir namun data tentang