• Tidak ada hasil yang ditemukan

profesi marketing dalam filsafat nilai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "profesi marketing dalam filsafat nilai"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

“PROFESI PEMASARAN DALAM PANDANGAN NILAI FILSAFAT”

PENDAHULUAN

Pada saat ini bisnis dapat berkembang menjadi sebuah profesi yang luhur atau etis. Ini berarti bisnis pelu dijalankan secara etis. Namun justru disitulah timbul persoalan: apakah benar bahwa bisnis perlu dijalankan secara etis? Apakah bisnis perlu etika? Apakah antara bisnis dan etika ada hubungannya? Singkatnya, apakah ada etika bisnis?

Berbisnis didalamnya ada nilai manusiawi yang dipertaruhkan, maka cara dan strategi untuk menang pun harus manusiawi. Dengan kata lain, cara dan strategi bisnis pun harus etis. Yang menarik, iklim dewasa ini menuntut para pelaku bisnis untuk mampu mengelola bisnisnya dalam relasi social yang tanggap terhadap kebutuhan dan harapan masyarakat.

Dalam mitos bisnis amoral menyatakan bahwa bisnis dan etika adalah dua hal yang berbeda dan terpisah satu sama lain. Etika justru bertentangan dengan bisnis dan akan membuat pelaku bisnis kalah dalam persaingan bisnis yang ketat. Maka orang bisnis tidak perlu memperhatikan imbuan-imbuan, norma-norma, dan niliai-nilai moral.

Perlu digarisbawahi sejak sekarang bahwa tujuan utama bisnis adalah mengejar keuntungan. Atau lebih tepat, keuntungan adalah hal yang pokok bagi kelangsungan bisnis, walaupun bukan merupakan tujuan satu – satunya, sebagaimana dianut pandangan bisnis yang ideal. Pertanyaan menarik untuk dijawab adalah: apakah tujuan (keuntungan) yang dipertaruhkan dalam bisnis itu bertentangan dengan etika? Atau sebaliknya, apakah etika bertentangan dengan tujuan bisnis mencari keuntungan? Masi relevankah kita bicara mengenai etika bagi bisnis yang punya sasaran akhir memperoleh keuntungan?

(2)

Karena itu , hal yang paling pokok untuk bisa untung dan bertahan dalam pasar penuh persaingan adalah sejauh mana suatu perusahaan bisa merebut dan mempertahankan kepercayaan konsumen. Pemasaran merupakan suatu ujung tombak dalam suatu bisnis. Bisnis dikatakan berhasil apabila pemasarannya diterimah dimasyarakat. Pada kesempatan ini penulis akan mengaitkan tentang profesi pemasaran dengan nilai – nilai yang terkandung pada filsafat ilmu.

PEMBAHASAN

Aksiologi biasa dipahami sebagi teori tentang nilai yang menyangkut tentang hukum positif atau “moral conduct”, nilai estetika dan kehidupan sosial politik. Dalam konteks yang umum, aksiologi identik dengan benar atau salah, baik atau buruk serta pantas atau tidak pantas. Fungsi dan peran nilai dalam kehidupan masyarakat adalah memperkuat identitas individu atau kelompok, menata hubungan sosial dalam masyarakat, mengarahkan dan memberi daya tarik dalam melakukan tindakan dan menjadi objekti sejati dalam tata peran manusia.

Setiap perbuatan atau pekerjaan memiliki sebuah nilai estetika tersendiri. Saat ini saya bekerja dibagian pemasaran produk – produk yang memiliki nilai nutrisi yang tinggi, mulai dari daging sapi, ayam, telur hingga beras organik. Perusahaan kami konsisten dalam menyediakan produk yang segar dan higienis dengan dikemas secara vacum dan disimpan pada suhu 0-40C untuk produk

daging. Untuk menjaga kepuasan pelanggan kami menyediakan jasa antar gratis untuk wilayah Surabaya tanpa minim order. Perusahaan kami juga mengambil harga diatas pasar konvesional, agar perputaran pasar konvesional tetap berjalan dan tidak merasa tersaingi. Perusahaan kami mengambil harga dibawah supermarket, harapanya costumer yang biasa beli disupermarket beli pada kami.

(3)

pada keuntungan semata sehingga tanpa menghiraukan tentang nilai – nilai pemasaran.

Dalam teori pemasaran yang berorientasi pada konsumen di banyak kasus tidak sesuai dengan fokus utama pratisi pemasaran yaitu laba. Secara filosofis asosiasi atas laba dan cara perolehannya cenderung mendapat konotasi yang kurang baik dan bahkan ada cenderung dianggap serakah namun fokus konsumen secara filosofi dianggap bertanggung jawab secara sosial karena rendah hati dan suci (Hackley, C. E., 1999). Pendekatan marketing relationship dapat digunakan sebagai penjelasan aksiologi Ilmu Pengetahuan Pemasaran dimana nilai-nilai jangka panjang konsumen dianggap sebagai budaya dalam tindakan pemasaran (Holbrook, M. B. dan J. M. Hulbert, 2002).

Menurut Fillis (2009), ada 4 sistem nilai yang berhubungan dan berpengaruh dalam teori dan pemasaran praktis, yaitu :

1. Pengaruh (impact) seni, seni memiliki kemampuan untuk melakukan visualisasi dan berhubungan dengan interaksi formal dan informal dalam diri dan masyarakat dalam berbagai tingkatan pada persfektif personal dan kelembagaan.

2. Estetika, kegiatan seni tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia dan telah menjadi aktifitas yang mendasar, tidak terbatas pada seniman yang bersangkutan. Manusia memiliki karakteristik dasar seperti perasaan, intuisi, sensitivitas dan imajinasi sebagai media sensorik yang mampu membangkitkan energi untuk melakukan kegiatan seni.

3. Sejarah seni, berguna dalam menghubungkan antara aktivitas seni dan masyarakat, menguatkan kebutuhan untuk mengakui dan memahami pengaruh kekuatan sosial dalam pemasaran. Data historis dan biografis artis dapat digunakan untuk menganalisa praktek pemasaran inovatif yang belum tereksplorasi. Selain itu, ketokohan dan ketenaran seorang artis berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan pemasaran.

(4)

Nilai terkait dengan aspek moral, hukum, estetika maupun faktor kuantitatif yang melibatkan banyak pihak seperti karyawan, pelanggan, pemegang saham, agen pemerintah maupun pihak lainnya yang terlibat dalam suatu proses pertukaran (Seligman, 2012). Ukuran nilai yang umum dalam suatu transaksi dan pertukaran adalah besarnya manfaat yang diperoleh masing-masing pihak yang terlibat. Teori ekuitas yang dikemukakan oleh Adams (1963) dan Oliver dan Swan (1989) menunjukkan bahwa pertukaran yang dipandang fair adalah pertukaran yang sebanding antara besaran input yang dikeluarkan dan level output yang diterima para pihak. Dari persfektif konsumen, faktor input yang ditanggung adalah jumlah nominal uang (monetary cost) yang dikeluarkan ditambah biaya non moneter seperti energi, waktu dan beban psikologi. Sementara outputnya adalah manfaat fungsional dan emosional yang mereka terima (Kotler dan Keller 2012). Jika total outputnya lebih besar dari total inputnya maka pertukaran tersebut dipandang bernilai dan begitu pula sebaliknya. Berkiatan dengan teori ekuitas, Folger dan Konovsky (1989) menyampaikan teori keadilan (justice) yang menyebutkan bahwa suatu pertukaran memiliki 3 elemen yaitu : (1) keadilan distributif, berkaitan dengan biaya, manfaat dan kompensasi. (2) keadilan prosedural, ditentukan oleh faktor fleksibilitas, respon yang cepat dan efisiensi. dan (3) keadilan interaksional, variabel yang berhubungan dengan manusia sebagai ujung tombak perusahaan seperti sopan santun, keramatamahan dan kejujuran.

(5)

institusi ekonomi dan non ekonomi mempengaruhi perilaku individu melalui partisipasi peran, (4) pelaku diharapkan memilih beretika karena adanya sanksi sosial, (5) sanksi sosial sebagai basis penilaian etika dibanding faktor teknis. Brinkmann (2002) dalam Handriana dan Dharmmesta (2013) menunjukkan 4 pendekatan dalam etika profesional, masing-masing adalah (1) pendekatan konflik moral, (2) pendekatan kode profesional, (3) moralitas pelaku profesional dan (4) pendekatan iklim moral. Baumhart (1961) dalam Hunt (1984) mengidentifikasi masalah-masalah utama yang harus dihilangkan dalam etika bisnis, seperti : (1) hadiah, (2) diskriminasi dan harga yang tidak fair, (3) iklan yang tidak jujur, (4) praktek bisnis yang tidak adil, (5) kecurangan pelanggan, kredit yang tidak adil, penjualan berlebih, (6) kolusi harga dengan pesaing, (7) ketidakjujuran dalam pembuatan dan perpanjangan kontrak dan (8) Tidak adil kepada karyawan dan prasangka dalam rekrutasi.

KESIMPULAN

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Bartels, R. 1976. The general theory of marketing. Journal Of Marketing 32 (29-33)

Desmond, J., dan A. Crane. 2004. Morality and the consequences of marketing action. Journal of Business Research 57 (11):1222-1230.

Fillis, I. 2009. An evaluation of artistic influences on marketing theory and practice. Marketing Intelligence & Planning, Vol. 27 Iss 6 pp. 753 - 774 27 (6): pp. 753 - 774.

Folger, R., dan M. A. Konovsky. 1989. Effects of procedural and distributive justice on reactions to pay raise decisions. The Academy of Management Journal 3 (1):115-130.

Hackley, C. E. 1999. Tacit Knowledge and the Epistemology of Expertise in Strategic Marketing Management. European Journal of Marketing, 33(7/8).

Handriana, T., dan B. S. Dharmmesta. 2013. Marketing theory overview of ontology, epistemology, and axiology aspects. Information Management and Business Review 5 (9):463-470

Holbrook, M. B. and J. M. Hulbert 2002. Elegy on the Death of Marketing: Never Send to Know Why We Have Come to Bury Marketing But Ask What You Can Do for Your Country Chuchyard. European Journal of Marketing, 36(5/6).

Kotler, P., dan K. L. Keller. 2012. Marketing_management. 4e ed. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Polonsky, M. J., P. Kay, dan A. Ringer. 2013. A review of the first twenty years of the australasian marketing journal. Australasian Marketing Journal (AMJ) 21 (3):176-186.

Referensi

Dokumen terkait

Kali ini, kami meminta kesediaan bapak/ibu/saudara untuk membantu penelitian ini dengan mengisi kuesioner ini merupakan hal yang sangat berharga bagi kami, oleh karena

Setelah melaksanakan kegiatan observasi dan orientasi di SMP N 39 Semarang praktikan mendapat pengetahuan dan pengalaman mengenai banyak hal yang berkaitan dengan

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui tentang implementasi program Raskin atau Beras untuk Masyarakat Miskin, mengetahui dan mendeskripsikan proses implementasi program

Hal tersebut di karenakan PDN mengalami peningkatan, berarti terjadi peningkatan aktiva valas lebih besar dari pada peningkatan passiva valas, jika nilai tukar valas

Perencanaan peserta didik secara langsung akan berhubungan dengan kegiatan penerimaan dan proses pencatatan atau perekapan data pribadi peserta didik yang nantinya tidak

POLA ASUH ORANG TUA PADA ANAK TUNARUNGU YANG BERPRESTASI DI BIDANG OLAHRAGA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

EFEKTIFITAS FLASH CARD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF PADA SISWA TUNARUNGU KELAS TK-A2 DI SLB NEGERI CICENDO KOTA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Penelitian ini bertujuan untuk :pertama mengetahui kelayakan usahatani padi di Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar; keduauntuk mengetahui bagaimana dan seberapa