• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN BATOK KELAPA DI GAMPONG UJONG KAREUNG, KECAMATAN SUKAJAYA, SABANG, 2005-2017

Ika Nadia Lestari1, Teuku Abdullah2, Anwar Yoesoef3 Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Email:ikanadialestari06@gmail.com

t.abdullahsakti@gmail.com anwar@unsyiah.ac.id

ABTRASCT

Coconut Shell Industry includes small industries. The industry is growing in Gampong Ujong Kareung, Kecamatan Sukajaya, Sabang. The existence of this industry has impacted the lives of local people, especially in social, economic and cultural aspects. The research entitled "The Development of Coconut Shell Industry in Gampong Ujong Kareung, Kecamatan Sukajaya, Sabang, 2005-2017", aims to (1) reconstruct the development of Coconut Shell Industry in Gampong Ujong Kareung, 2005-2017, (2) which influenced the community in Gampong Ujong Kareung worked as an employee of Coconut Batik Industry, 2005-2017, and (3) described the obstacles faced by coconut craft industry craftsmen in developing their business in Gampong Ujong Kareung Kecamatan Sukajaya, Sabang, 2005-2017. This research uses qualitative approach and historical method, which has the step of theme selection, heuristic, verification, interpretation and historiography. Technique of collecting data is done by interview, documentation, observation and literature study. Based on the results of the research, it is known that (1) Coconut Craft Industry in Gampong Ujong Kareung started since 1950, but in 2004 was stopped due to tsunami disaster and started back in 2005 until now. The development is seen from the number of employees, the number of production and the more diverse and the way of sales through order, promotion at the exhibition and entrust the handicrafts to the shops, (2) community factor Gampong Ujong Kareung work as employees of Batok Coconut Industry, namely economic factors, employment in other sectors, meaning the lack of non-formal jobs provided by the government and the desire to develop talents and interests, and (3) constraints Development of Coconut Shell Industry in Gampong Ujong Kareung is: limited raw materials and venture capital, competition with modern products , and less regeneration.

Keywords:Development, Craft Industry, Coconut Shell, Gampong Ujong Kareung.

1Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah. 2Dosen Pembimbing Pertama.

(2)

ABSTRAK

Industri Kerajian Batok Kelapa termasuk industri kecil. Industri ini berkembang di Gampong Ujong Kareung, Kecamatan Sukajaya, Sabang. Keberadaan industri ini telah berdampak bagi kehidupan masyarakat setempat terutama dalam aspek sosial, ekonomi dan budaya. Penelitian yang berjudul “Perkembangan Industri Kerajinan Batok Kelapa di Gampong Ujong Kareung, Kecamatan Sukajaya, Sabang, 2005-2017”, bertujuan untuk (1) merekontruksi kembali perkembangan Industri Kerajinan Batok Kelapa di Gampong Ujong Kareung, 2005-2017, (2) menjelaskan faktor yang mempengaruhi masyarakat di Gampong Ujong Kareung bekerja sebagai karyawan industri Kerajinan Batok Kelapa, 2005-2017, dan (3) mendeskripsikan kendala yang dihadapi oleh pengrajin Industri Kerajinan Batok Kelapa dalam mengembangkan usahanya di Gampong Ujong Kareung Kecamatan Sukajaya, Sabang, 2005-2017. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode sejarah, yang memiliki langkah pemilihan tema, heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi, observasi dan studi pustaka. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa (1) Industri Kerajinan Batok Kelapa di Gampong Ujong Kareung dimulai sejak 1950, namun tahun 2004 sempat terhenti akibat bencana tsunami dan mulai kembali tahun 2005 hingga sekarang. Perkembangannya terlihat dari jumlah karyawan, jumlah produksi dan semakin beragam dan cara penjualan melalui order, promosi di pameran dan menitipkan hasil kerajinan ke toko-toko, (2) faktor masyarakat Gampong Ujong Kareung bekerja sebagai karyawan Industri Batok Kelapa, yaitu faktor ekonomi, minimnya lapangan pekerjaan di sektor lain, artinya kurangnya lapangan pekerjaan non formal yang disediakan oleh pihak pemerintahan dan keinginan mengembangkan bakat dan minat, dan (3) kendala Perkembangan Industri Kerajinan Batok Kelapa di Gampong Ujong Kareung ialah: keterbatasan bahan baku dan modal usaha, persaingan dengan produk modern, dan regenerasi semakin minim.

Kata Kunci :Perkembangan, Industri Kerajinan, Batok Kelapa, Gampong Ujong Kareung.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sejarah perkembangan kerajinan Batok Kelapa di Gampong Ujong Kareung, Kecamatan Sukajaya ini sudah dimulai secara turun temurun sebagai kerajinan industri kecil. Namun seiring dengan industrialisasi dan menguatnya permintaan dari konsumen baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri, industri kecil kerajinan Batok

(3)

Industri kerajinan tangan Batok Kelapa di Gampong Ujong Kareung Kecamatan Sukajaya, Sabang merupakan kegiatan produksi yang mengolah tempurung kelapa menjadi berbagai keperluan hidup masyarakat. Hasil produksi kerajinan Batok Kelapa berupa gelas minum, nampan, sendok, penutup lampu, garpu atau sendok sayur. Selain menghasilkan berbagai produksi, model yang diciptakan juga berbeda seperti model rel golder, cap lampu, peci, manik-manik dan lain-lain.

Dalam perkembangannya industri kerajinan tangan Batok Kelapa ini terus mengalami ke arah yang lebih baik. Hal ini ditandai dengan terus bermunculannya para karyawan. Industri ini pernah terhenti sekitar dua tahun pasca tsunami yang melanda Kota Sabang di akhir Desember 2004. Namun, pasca bencana itu aktivitas industri kerajinan Batok Kelapa ini kembali bermunculan dan bahkan terus berkembang, tidak hanya dari jumlah karyawan, tetapi jumlah produksi, distribusi dan bahkan harganya pun semakin meningkat dan beragam. Peningkatan ini turut dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu serta membawa dampak bagi kesejahteraan para karyawan.

Hasil observasi awal yang penulis lakukan terhadap objek kajian ini diperoleh informasi bahwa sekalipun terlihat adanya perkembangan, namun para karyawan mengalami masalah dalam memproduksi Batok Kelapa karena bahan baku berupa tempurung kelapa ini terkadang masyarakat tidak mau memanfaatkannya. Pengusaha

harus membeli bahan baku dari luar daerah. Apabila perolehan bahan baku berjalan dengan lancar, maka secara tidak langsung akan memacu peningkatan produksi guna memenuhi permintaan di pasar. Oleh karena itu, daerah asal bahan baku dalam hal ini perlu dipetakan, agar memudahkan dalam mengetahui daerah asal bahan baku dan jumlah bahan baku yang dapat dibeli dari suatu daerah.

Adapun beberapa masalah lain yang sering dihadapi oleh para pengusaha Batok Kelapa di Gampong Ujong Kareung Kecamatan Sukajaya, Sabang adalah keterbatasan modal dalam pengembangan usahanya. Keterbatasan modal membuat usaha mereka sulit untuk berkembang dan tidak mampu melayani permintaan pasar. Keterbatasan kemampuan memasarkan menyebabkan banyak produk kerajinan Batok Kelapa yang mutunya tinggi tetapi tidak dikenal dan tidak mampu menerobos pasar, karena keterbatasan informasi mengenai perubahan dan peluang pasar yang ada, keterbatasan dana untuk membiayai pemasaran atau promosi, keterbatasan pengetahuan mengenai bisnis dan strategi pemasaran.

(4)

Kelapa di Gampong Ujong Kareung Kecamatan Sukajaya, Sabang, 2005-2017 ?; 2) Faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat di Gampong Ujong Kareung Kecamatan Sukajaya bekerja sebagai karyawan industri kerajinan Batok Kelapa, 2005-2017?; dan 3) Apa saja kendala yang dihadapi oleh karyawan industri kerajinan Batok Kelapa dalam mengembangkan usahanya di Gampong Ujong Kareung Kecamatan Sukajaya, Sabang, 2005-2017 ?

Anggapan Dasar

Anggapan dasar ialah pernyataan yang dapat digunakan sebagai landasan pikiran yang pasti untuk mengembangkan teori-teori dalam ilmu-ilmu sosial dan penelitian-penelitian ilmiah (Cholid Narbuko & Abu Ahmadi, 2010:23). Adapun yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah “salah satu usaha industri kerajinan tangan yang ditekuni oleh masyarakat di Gampong Ujong Kareung Kecamatan Sukajaya, Sabang ialah kerajinan Batok Kelapa”.

Kajian Pustaka

Karya yang bertajuk “Seni Kerajinan Batok Kelapa Di Desa Tampaksiring,

Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten

Gianyar”, yang ditulis oleh Putu Eka

Juniarta, dkk. Dalam karya berupa jurnal yang dipublikasikan ini lebih menitik berat kajiannya pada bentuk motif dari hasil produksi Batok Kelapa menjadi alat berupa cenderamata. Berdasarkan kajian ini disebutkan ada beberapa motif, yaitu: Motif

geometri, Motif Hias Non Geometris, Motif Hias Non Geometris (Bali dan Pewayangan),

Berdasarkan hasil kajian di atas, dapat disimpulkan bahwa seni kerajinan Batok Kelapa di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar bahwa motif hias yang dibuat pada seni kerajinan tempurung kelapa di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring , Kabupaten Gianyar, cukup beragam, namun dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu, motif hias geometris dan motif hias non geometris.

Karya yang bertema “Profil Tenaga

Kerja Industri Kerajinan Batok Kelapa Pada Perusahaan Eka Lestari Mandiri Di Desa

Abang, Kecamatan Abang, Kabupaten

(5)

Karya terakhir yang penulis jumpai terkait kajian kerajinan Batok Kelapa ialah karya dengan judul “Penggunaan Batok

Kelapa Terhadap Kuat Tekan Beton K-100”,

yang ditulis oleh Fauzul Akbar, dkk. Dalam penelitian ini, batok kelapa dipecah menjadi serpihan berukuran maksimal 15 mm x 15 mm dan digunakan sebagai penambah agregat kasar yang dicampur dengan agregat halus, air dan semen PCC. Jumlah semen yang digunakan adalah 325 kg/m3 dengan fakor air semen (fas) 0,55 dan berat beton yang diambil 2300 kg/m3. Persentase variasi batok kelapa yang diterapkan dalam penelitian ini adalah 0%, 5%, 7%, 9%, 11%, 13% dan 15%. Perbandingan campuran pasir dan kerikil yang digunakan adalah 40% : 60% yang dicetak berbentuk kubus yang berukuran 150 x 150 x 150 mm. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa karakteristik beton K-100 dengan penambahan batok kelapa dan mendapatkan variasi campuran yang efisien melalui uji kuat tekan pada umur 7 hari.

Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa kuat tekan beton tertinggi pada beton yang menggunakan campuran batok kelapa 5% yaitu sebesar 16,5 Ton atau 73,33 Kg/Cm2 dengan proyeksi kuat tekan umur 28 hari sebesar 112,82 Kg/Cm2 sedangkan kuat tekan terendah terdapat pada beton yang menggunakan campuran 15% yaitu 4,5 Ton atau 20 Kg/Cm2 dengan proyeksi kuat tekan umur 28 hari sebesar 30,77 Kg/Cm2. Penambahan batok kelapa terhadap campuran beton meningkatkan kuat tekan beton untuk

penambahan 5% batok kelapa dari berat agregat kasar.

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain (Moleong, 2007:06).

Metode yang dipakai ialah metode Sejarah. Metode Sejarah adalah proses menguji dan menganalisis rekaman dan peninggalan masa lampau (Louis Gottschalk, 2006:39). Senada dengan pengertian tersebut Hugiono dan P.K. Poerwantana (1992:25), metode sejarah yaitu proses untuk mengkaji dan menguji kebenaran rekaman dan peninggalan-peninggalan masa lampau dan menganalisa secara kritis.

Teknik Pengumpulan Data

Wawancara

(6)

industri kerajinan tangan Batok Kelapa di Gampong Ujong Kareung, Kecamatan Sukajaya, Sabang, 2005-2017.

Dokumentas

Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa data tertulis seperti dokumen yang tersimpan di rumah usaha Batok Kelapa dan catatan hari para pengrajin dan lain-lain.

Observasi

Dalam hal ini penulis mengamati secara langsung di lapangan terkait aktivitas para pengrajin Batok Kelapa dan keadaan tempat tinggal kehidupan keluarganya.

Teknik Analisa Data

Adapun analisis data dalam penelitian ini bersifat kualitatif historis, yaitu dengan cara (1) setelah data semuanya dikumpulkan, maka akan dilakukan kritikan terhadap data tersebut baik secara internal dan eksternal guna mendapatkan data yang otentik (2) setelah data yang asli dan dapat dipercaya diperoleh, maka penulis akan mengadakan penafsiran terhadap data tersebut, hal ini dilakukan untuk mendapatkan fakta-fakta terkait Perkembangan Industri Kerajinan Tangan Batok Kelapa di Gampong Ujong Kareung Kecamatan Sukajaya, Sabang, 2005-2017, (3) setelah fakta diperoleh langkah selanjutkan penulis menuangkan fakta-fakta tersebut ke dalam cerita sejarah dengan analsis kualitatif dan kronologis sesuai

dengan urutan waktu. Penulisan kembali cerita sejarah ini berpedoman pada teknik pedoman penulisan karya ilmiah yang diterbitkan oleh FKIP Unsyiah 2016.

PEMBAHASAN

(7)

Finishing. Dalam mendistribusikan hasil produksi Batok Kelapa ini dilakukan dengan cara (1) pendistribusian secara promosi dan pameran, (2) pendistrubisian secara order, dan pendistribusian dengan menitipkan hasil kerajinan ke toko-toko.

Faktor yang mempengaruhi masyarakat Gampong Ujong Kareung Kecamatan Sukajaya bekerja sebagai karyawan industri Batok Kelapa, 2005-2017, ialah (1) faktor ekonomi karena tuntutan ekonomi yang semakin meningkat dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka, (2) minimnya lapangan pekerjaan di sektor lain yang disediakan oleh pihak pemerintahan Kota Sabang, membuat masyarakat sulit mendapatkan pekerjaannya, (3) keinginan mengembangkan bakat dan minat sekalipun penghasilan yang mereka dapat-kan terkadang masih kurang memuaskan dan kesenangan mereka terhadap pekerjaan itu dikarena melatih mereka dalam kesabaran untuk menjalani kehidupan.

Kendala perkembangan kerajinan industri Batok Kelapa di Gampong Ujong Kareung Kecamatan Sukajaya, Sabang, 2005-2017, yaitu (1) keterbatasan bahan baku dan modal usaha. Dalam hal ini pengusaha harus membeli bahan baku dari luar daerah. Masalah lain yang sering dihadapi oleh para pengusaha Batok Kelapa adalah keterbatasan modal dalam pengembangan usahanya. Keterbatasan modal membuat usaha mereka sulit berkembang dan tidak mampu melayani permintaan pasar, (2) persaingan dengan produk modern yang lebih berkualitas dan

menarik, seperti alat dari aluminium, plastik dan sebaginya, (3) regenerasi semakin minim untuk meneruskan pekerjaan ini, para anak-anak dan remaja lebih memilih bekerja di sektor lain.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

(8)

2. Faktor masyarakat Gampong Ujong Kareung bekerja sebagai karyawan industri Batok Kelapa di Kecamatan Sukajaya, Sabang terdiri dari (1) faktor ekonomi, artinya tuntutan ekonomi yang semakin meningkat dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka, baik yang sifatnya kebutuhan primer maupun sekunder, (2) minimnya lapangan pekerjaan di sektor lain, artinya kurangnya lapangan pekerjaan non formal yang disediakan oleh pihak pemerintahan Kota Sabang, membuat masyarakat sulit mendapatkan pekerjaannya, terutama para penduduk asli Kota Sabang yang tidak memiliki kemampuan ekonomi, dan (3) keinginan mengembangkan bakat dan minat karena melatih mereka dalam kesabaran untuk menjalani kehidupan. 3. Kendala perkembangan industri kerajinan Batok Kelapa di Gampong Ujong Kareung Kecamatan Sukajaya, Sabang ialah: (1) keterbatasan bahan baku dan modal usaha, artinya bahan baku tempurung kelapa harus dibeli dari luar daerah. Apabila perolehan bahan baku berjalan dengan lancar maka secara tidak langsung akan memacu peningkatan produksi guna memenuhi permintaan di pasar. Keterbatasan modal dalam pengembangan usahanya. Keterbatasan modal membuat usaha mereka sulit berkembang dan tidak mampu melayani permintaan pasar,

(2) persaingan dengan produk modern, dengan munculnya berbagai produk modern yang lebih berkualitas dan menarik seperti alat dari aluminium, plastik dan sebagainya, dan (3) regenerasi semakin minim, sangat minim masyarakat Gampong Ujong Kareung untuk meneruskan pekerjaan ini para anak-anak dan remaja lebih memilih bekerja di sektor lain seperti berdagang, nelayan dan bahkan tidak sedikit yang melanjutkan kuliah ke laur Kota Sabang seperti Unsyiah dan berbagai universitas lainnya yang ada di Indonesia.

Saran-Saran

1. Bagi Pemerintah: Pemerintah hendaknya ikut serta mempromosikan hasil produk industri kerajinan Batok Kelapa dan memberikan dukungan baik berupa dana, fasilitas dan penyuluhan. Pemerintah juga perlu memberikan kredit berbunga rendah melalui badan atau lembaga perekonomian yang ada kepada pengrajin dengan prosedur yang mudah dan pemerintah hendaknya lebih meningkatkan perhatian dan pembinaan bagi para pengusaha sehingga usaha industri dapat berkembang.

(9)

pekerjaan di perdesaan, daerah pemasaran-nya lebih diperluas dan desain atau model kerajinan lebih diperbanyak.

3.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Achmadi, Abu dan Narbuko Cholid (2010).

Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Akbar, Fauzul, dkk (2015). Penggunaan Tempurung Kelapa Terhadap Kuat Tekat Beton K-100. Jurnal. Pengairan: Universitas Pasir.

Basrowi & Suwandi, (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bungin, Burhan (2011). Metodologi

Penelitian Kuantitatif:

Komunikasi, Ekonomi, dan

Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Demartoto, Argyo (2008). Karakteristik Sosial Ekonomi Dan Faktorfaktor Penyebab Anak Bekerja Di Sektor Informal Di Kota Surakarta. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Emzir (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Gottschalk, Louis (2006). Mengerti Sejarah. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-PRESS).

Hugiono dan P.K.Poerwantana (1992).

Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: PT.Rineka Cipta

Juniarta, Putu Eka, dkk (2013). Seni Kerajinan Tempurung Kelapa Di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.

Kuntowijoyo (2001). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Benteng Budaya.

Moleong, Laxy (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Satria Permana, I Putu Agung (2015). Profil Tenaga Kerja Industri Kerajinan Batok Kelapa Pada Perusahaan Eka Lestari Mandiri di Desa

Abang, Kecamatan Abang,

Kabupaten Karangasem.

Denpasar: Universitas Udayana Denpasar.

Soraya, Putri, (2011). Studi Industri Kerajinan Serat Agel di Desa Salamrejo Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo. Skripsi. Yogyakarta: UNY.

(10)

Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Suyanto, Bagong (2007). Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Internet:

• http://www.warungaceh.com.kerajina n-tangan-khas-provinsi-aceh,

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Demikian pula, orang dengan berat badan yang besar dan proporsi lemak yang sedikit mempunyai metabolisme basal yang lebih besar dibanding dengan orang yang mempunyai berat

Penelitian ini bertujuan pada pengaruh pengurangan berat jenis beton terhadap kuat tekannya dengan menggunakan bambu sebagai agregat pengganti serta menggunakan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi karagenan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air, total asam, kadar vitamin C, total

adalah sifat air yang dapat mencegah pembentukan busa dalam pemakaian sabun dan dapat menimbulkan kerak dalam peralatan-peralatan yang berhubungan dengan pemakaian air

wuluh Dalam Formulasi Sediaan Lipstik, yang memenuhi kriteria sebagai panelis. uji iritasi sebagai berikut (Ditjen

Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi, dan

Air alam dan air limbah rumah tangga umumnya mempunyai buffer dalam bentuk sistem CO 2 #HCO 3 , asam karbonat, H 2 CO 3 tidak bisa dinetralkan secara sempurna

Hasil penelitian formulasi ekstrak bunga belimbing wuluh dalam sediaan lipstik, menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat homogen, titik lebur 56-59 o C, memiliki