• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

32

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE WORD SQUARE DENGAN STRATEGI CROSSWORD PUZZLE TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII

SMP NEGERI 8 BANDA ACEH

Eva Linda1, T. Abdullah2, Nurasiah3

Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

Email: evalynda95@gmail.com

t.abdullahsakti@gmail.com nurasiah.sjh@gmail.com

ABSTRACT

The research entitled "The Influence of Cooperative Learning Model of Word Square Type with Crossword Puzzle Strategy on Student Achievement of IPS Grade VIII of SMP Negeri 8 Banda Aceh" is aimed to analyze the influence of cooperative learning model of Word Square type with Crossword Puzzle strategy on IPS student achievement in grade VIII SMP Negeri 8 Banda Aceh. The approach that use in this research are a quantitative and the type of the is experimental research. The population in this research is all students of class VIII SMP Negeri 8 Banda Aceh which amounts to 143 students and consists of 7 classes. The sample is the students of class VIII.2 as the experimental class and the students of class VIII.1 as the control class consisting of 22 students each. The technique of collecting the data are tests and documentation. The technique of analysisthe data in this research is (1) calculate the mean value; (2) calculate the variance and standard deviation; (3) normality test; (4) homogeneity test of variance; and (5) t-test. Based on the technique of data analysis, the average value of the experimental class is 79.8 and the control class is 72.7. The variance and standard deviation of the experimental class were 80.52 and 8.97 while the control classes were 45.94 and 6.78. The experimental class normality test is 3.57 and the control class is 0.96. The homogeneity test of experimental class variance and control class was 1.75. And the t-test result is 3.19. Based on the data analysis above, it can be concluded that the average value of eskperimen class is higher than control class. The data distribution of the final test score of the students in the experimental class and the control class is normally distributed based on the significant level of x2

count<x2tablethat is 3.57 <7.81 and 0.96 <7.81. To test

the homogeneity of variance is Fcount≤ Ftableis 1.75 ≤ 2.09, then the variance of experimental class

1 Mahasiswa Jurusan Sejarah FKIP Unsyiah. 2 Dosen Pembimbing I.

(2)

33

data and control class is homogeneous. Results of data processing using t-test analysis obtained tcount = 3.19 while ttable = 2.02. Means that tcount>ttable is 3.19> 2.02, thus according to the testing

criteria then H0 is rejected and Haisaccepted.

Keyword: crossword puzzle, cooperative learning,learning achievement, word square.

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square dengan Strategi Crossword Puzzle terhadap Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Banda Aceh” ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Word Square dengan strategi Crossword Puzzle terhadap prestasi belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Banda Aceh yang berjumlah 143 siswa dan terdiri dari 7 kelas. Sampelnya adalah siswa kelas VIII.2sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIII.1sebagai kelas kontrol yang masing-masing terdiri dari 22 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan test dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah (1) menghitung nilai rata-rata; (2) menghitung varians dan simpangan baku; (3) uji normalitas; (4) uji homogenitas varians; dan (5) uji-t. Berdasarkan teknik analisis data tersebut maka diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 79,8 dan kelas kontrol adalah 72,7. Varians dan simpangan baku kelas eksperimen adalah 80,52 dan 8,97 sedangkan kelas kontrol adalah 45,94 dan 6,78. Uji normalitas kelas eksperimen adalah 3,57 dan kelas kontrol adalah 0,96. Uji homogenitas varians kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 1,75. Dan hasil uji-t adalah 3,19. Berdasarkan hasil analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas eskperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Sebaran data nilai tes akhir siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal berdasarkan taraf signifikan x2

hitung< x2tabel yaitu 3,57 < 7,81 dan 0,96 < 7,81. Untuk uji homogenitas varians yaitu Fhitung ≤ Ftabel yaitu 1,75 ≤ 2,09, maka varians data kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen. Hasil pengolahan data menggunakan analisis uji-t diperoleh thitung = 3,19 sedangkan ttabel = 2,02. Berarti bahwa thitung> ttabel yaitu 3,19 > 2,02, dengan demikian sesuai dengan kriteria pengujian maka H0 ditolak dan Ha diterima.

(3)
(4)

34 PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan aspek penting

bagi perkembangan sumber daya manusia.

Selain itu pendidikan juga merupakan salah

satu instrumen yang digunakan bukan saja

untuk membebaskan manusia dari

keterbelakangan melainkan juga dari

kebodohan dan kemiskinan. Pendidikan

bertujuan mengembangkan potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan adalah salah satu bentuk

perwujudan kebudayaan manusia yang

dinamis dan sarat perkembangan. Oleh

karena itu, perubahan atau perkembangan

pendidikan adalah hal yang seharusnya

terjadi sejalan dengan perubahan budaya

kehidupan (Trianto: 2013:1).

Sekolah merupakan lembaga

pendidikan yang bertujuan untuk

memberikan sejumlah pengetahuan dan

bimbingan kepada siswa, sesuai dengan

tujuan pendidikan. Salah satu upaya guru

adalah membantu siswa dalam proses belajar

mengajar. Guru merupakan ujung tombak

keberhasilan kegiatan pembelajaran di

sekolah yang terlibat langsung dalam

merencanakan dan melaksanakan kegiatan

pembelajaran. Kualitas kegiatan

pembelajaran yang dilakukan sangat

bergantung pada perencanaan yang dilakukan

guru. Tugas guru bukan semata-mata

mengajar, tetapi lebih kepada membelajarkan

siswa. Hal itu dapat tercapai apabila setiap

guru dibekali dengan keahlian dan

keterampilan

yang optimal di bidangnya masing-masing.

Belajar merupakan proses dasar dari

perkembangan hidup manusia. Dengan

belajar, manusia melakukan

perubahan-perubahan kualitas individu sehingga tingkah

lakunya berkembang. Semua aktivitas dan

prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil

dari belajar. Proses pembelajaran adalah

proses yang dapat mengembangkan seluruh

potensi siswa. Seluruh potensi itu hanya

dapat berkembang apabila siswa terbebas

dari rasa takut dan menegangkan. Oleh

karena itu, perlu diupayakan agar

pengalaman belajar merupakan proses yang

menyenangkan (enjoyful learning) (Sanjaya,

2013:173).

Proses belajar berlangsung secara

(5)

35

berbagai bentuk perubahan untuk mencapai

satu tujuan. Oleh karena itu guru harus dapat

memberikan rangsangan dalam rangka

membimbing siswa untuk melakukan

kegiatan belajar. Untuk mencapai

keberhasilan dalam belajar maka diperlukan

model dan strategi pembelajaran. Strategi

pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang

harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai secara efektif

dan efisien (Istarani, 2014:1).

Dalam proses pembelajaran tidak

hanya menggunakan model, tetapi juga bisa

dilakukan dengan memadukan antara model

dengan strategi yang tepat. Pemaduan antara

model dengan strategi yang tepat dalam

pembelajaran akan membuat siswa lebih aktif

dan termotivasi untuk belajar, namun jika

penggunaan model dengan strategi yang

kurang tepat maka akan terjadi sebaliknya

yaitu siswa tidak akan termotivasi untuk

belajar sehingga kegiatan pembelajaran tidak

dapat berjalan dengan baik yang akan

berdampak pada menurunnya prestasi belajar

siswa.

Prsetasi tidak dapat dipisahkan dari

kegiatan belajar, karena belajar merupakan

suatu proses sedangkan prestasi adalah hasil

dari proses pembelajaran tersebut. Prestasi

belajar yang dicapai seseorang merupakan

hasil interaksi berbagai faktor yang

mempengaruhinya baik dari dalam diri

(faktor internal) maupun dari luar diri (faktor

eksternal) individu. Pengenalan terhadap

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar penting sekali artinya dalam rangka

membantu peserta didik untuk mencapai

prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

Berdasarkan hasil observasi di SMP

Negeri 8 Banda Aceh, terlihat bahwa

rendahnya prestasi belajar siswa disebabkan

karena kegiatan pembelajaran di dalam kelas

cenderung membosankan dan kurang

menarik perhatian siswa. Hal ini dikarenakan

guru mata pelajaran IPS belum efisien dalam

menerapkan model, strategi dan media dalam

proses pembelajaran. Selain itu guru juga

sering mengarahkan siswa untuk membaca

buku, mencatat dan menjawab soal yang ada

pada buku pelajaran, yang menyebabkan

siswa tidak memiliki kesempatan untuk

mengembangkan kemampuan berfikirnya

yang berdampak pada menurunnya prestasi

belajar. Permasalahan-permasalahantersebut

harus segera diatasi agar tujuan pembelajaran

dapat tercapai dengan hasil yang optimal.

Salah satu upaya yang dapat

(6)

36

tersebut adalah dengan memadukan antara

model dengan strategi yang tepat. Pemaduan

antara model dengan strategi yang tepat, akan

membuat siswa termotivasi untuk mengikuti

pelajaran di kelas. Model dan strategi yang

dapat digunakan untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa yaitu model

pembelajaran kooperatif tipe Word Square

dengan strategi Crossword Puzzle. Dengan

menerapkan model dan strategi tersebut

diharapkan proses pembelajaran akan

menjadi lebih menyenangkan.

Istarani (2014:194) menjelaskan

model pembelajaran Word Square

merupakan model pembelajaran yang

menggunakan kotak-kotak berupa teka-teki

silang sebagai alat dalam menyampaikan

materi ajar dalam proses belajar mengajar.

Jadi, membuat kotak adalah media utama

dalam menyampaikan materi ajar.

Kotak-kotak yang telah dipersiapkan akan diisi oleh

siswa atau mengarsir huruf-huruf yang ada

yang merupakan jawaban dari pertanyaan

yang dipersiapkan oleh guru. Dengan

demikian ada dua hal yang diperlukan dalam

menggunakan model pembelajaran ini yaitu

membuat kotak, dan pertanyaan dalam

rangka mengisi kotak.

Menurut Istarani (2014:194-197)

langkah-langkah model pembelajaran Word

Squareyaitu sebagai berikut: a) guru

mempersiapkan lembaran kerja yang akan

digunakan dalam proses belajar mengajar, b)

guru menyampaikan materi sesuai

kompetensi yang ingin dicapai, c) guru

membagikan lembaran kegiatan sebagai

contoh, d) peserta didik menjawab soal

kemudian mengarsir huruf dalam kotak

sesuai jawaban dan e) guru memberikan poin

setiap jawaban dalam kotak.

Model pembelajaran ini baik

digunakan dalam rangka meningkatkan daya

pikir siswa secara acak dan mempermudah

siswa dalam memahami materi ajar. Di

samping itu dengan menggunakan model ini

akan meningkatkan aktivitas belajar siswa,

sebab siswa diajak untuk mencari jawaban

atau garis-garis kotak yang dianggapnya

benar dengan pertanyaan yang ada. Untuk

itu, secara rinci dapat dituliskan kebaikan

model pembelajaran ini adalah sebagai

berikut: 1) dapat mempermudah siswa dalam

menguasai materi ajar, sebab ia diarahkan

mencari jawaban yang ada dalam kotak, 2)

dapat mempermudah guru dalam

menguraikan materi ajar, sebab guru dapat

(7)

37

telah dipersiapkan sebelumnya, 3) dapat

meningkatkan aktivitas belajar anak, sebab ia

akan terus menerus mengarsir huruf sesuai

dengan jawabannya, dan 4) menghindari rasa

bosan anak dalam belajar, sebab adanya

aktivitas yang tidak membuat anak jenuh dan

bosan mengikuti pelajaran. Selain kebaikan

model ini juga memiliki kelemahan yaitu: 1)

membuat kotak yang bervariasi

membutuhkan kreativitas dari seorang guru,

2) sering kali dijumpai antara kotak yang

tersedia tidak sesuai dengan pertanyaan yang

ada, dan 3) membuat pertanyaan yang

memerlukan jawaban yang pasti

membutuhkan kemampuan yang tinggi dari

seorang guru.

Strategi pembelajaran Crossword

Puzzle, menurut Silberman (2001:238)

adalah suatu teknik menyusun tes peninjauan

kembali dalam bentuk teka-teki silang akan

mengundang minat dan partisipasi siswa.

Teka-teki silang bisa diisi secara

perseorangan atau kelompok. Teka-teki

silang dapat digunakan sebagai strategi

pembelajaran yang baik dan menyenangkan

tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang

berlangsung. Bahkan strategi ini dapat

melibatkan partisipasi siswa secara aktif

sejak awal.

Strategi Crossword Puzzle memiliki

manfaat dan kekurangan. Kekurangan dari

strategi Crossword Puzzle yaitu siswa

dituntut untuk berkonsentrasi secara matang

dan banyak memakan waktu dalam mengisi

teka-teki silang serta persiapan materi

pembelajaran yang akan disampaikan guru

harus matang. Selain kekurangan, strategi

Crossword Puzzlejuga memiliki manfaat

yang dapat mengasah daya ingat, belajar

secara klasifikasi, mengembangkan

kemampuan analisa dan menghibur, serta

dapat merangsang kreativitas siswa.

Berdasarkan latar belakang masalah

di atas, penulis termotivasi untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Word

Square dengan Strategi Crossword Puzzle

terhadap Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas

VIII SMP Negeri 8 Banda Aceh”.

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif. Pendekatan

kuantitatif adalah suatu proses menemukan

pengetahuan yang menggunakan data berupa

angka sebagai alat untuk menemukan

(8)

38

diketahui (Margono, 2004:105). Pendekatan

kuantitatif mempunyai keunggulan dari sisi

efisiensi. Analisis kuantitatif bekerja

menggunakan sampel untuk memecahkan

persoalan yang dihadapi.

Pendekatan kuantitatif juga sangat

tepat digunakan dalam ilmu sosial karena

langsung berkaitan dengan ilmu perilaku

manusia yang saat ini telah digunakan secara

luas untuk mengamati dan memahami

perilaku manusia dimana penelitian

berlangsung. Pendekatan kuantitatif ini

meneliti tentang prestasi belajar siswa yang

erat kaitannya menggunakan angka-angka

untuk mengetahui tingkat prestasi belajar

siswa.

Jenis penelitian ini menggunakan

metode penelitian eksperimen. Penelitian

ekpserimen adalah satu-satunya metode

penelitian yang benar-benar dapat menguji

hipotesis hubungan sebab akibat (Darmadi,

2013:215). Dalam penelitian eksperimen

terdapat dua kelompok, yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua

kelompok tersebut sedapat mungkin sama

(homogen) atau mendekati sama

karakteristiknya. Pada kelompok eksperimen

diberikan pengaruh atau treatment tertentu,

sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan.

Selanjutnya proses penelitian berjalan dan

diobservasi untuk menentukan perbedaan

atau perubahan yang terjadi pada kelompok

eksperimen.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti

semua elemen yang ada dalam wilayah

penelitian, maka penelitiannya merupakan

penelitian populasi (Arikunto, 2010:173).

Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai

populasi adalah seluruh siswa kelas VIII

SMP Negeri 8 Banda Aceh yang terdiri dari

7 kelas dan berjumlah 143 siswa.

Sampel adalah bagian dari populasi

atau yang mewakili populasi yang diteliti.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini

dilakukan secara random sampling, yaitu

pemilihan sampel secara acak tanpa

memperhatikan strata dalam populasi itu

(Sugiyono, 2012:120). Adapun yang menjadi

sampel dalam penelitian ini adalah semua

siswa kelas VIII.2 sebagai kelas ekperimen

yang berjumlah 22 orang siswa dan semua

siswa kelas VIII.1 sebagai kelas kontrol yang

(9)

39 Teknik Pengumpulan Data

Penulis untuk mengumpulkan data

dilaksanakan test dan dokumentasi. Tes

diberikan dalam bentuk pilihan ganda. Tes

dilakukan pada akhir pembelajaran atau

Post-test. Tes digunakan untuk mendapatkan data

tentang prestasi belajar siswa. Dokumentasi

digunakan untuk mencari data(a)nama siswa

dan (b) Sejarah dan profil sekolah SMP

Negeri 8 Banda Aceh.

Teknik Analisis Data

Setelah semua hasil test dan data

terkumpul langkah selanjutnya ialah

pengolahan data, dengan cara

mendeskripsikan data penelitian dengan

perhitungan statistik, maka dilakukan

perhitungan dengan uji normalitas, uji

homogenitas varians dan uji-t, yang

bertujuan untuk menganalisis pengaruh

model pembelajaran kooperatif tipe Word

Square dengan strategi Crossword Puzzle

terhadap prestasi belajar IPS siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di SMP

Negeri 8 Banda Aceh yang terletak di Jl.

Hamzah Fansuri No. 1 Kopelma Darussalam,

Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh.

SMP ini didirikan pada tahun 1979 dan

merupakan salah satu sekolah menengah

pertama negeri yang ada di kota Banda Aceh.

Sekolah ini memiliki lokasi yang sangat

strategis dan mudah dijangkau oleh siswa

karena dekat dengan jalan raya dan

pemukiman penduduk.

Perolehan nilai test siswa kelas

eksperimen yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Word Square

dengan strategi Crossword Puzzle dapat di

ketahui hasil nilai post test yang

diperolehsiswa kelas eksperimen paling

rendah ialah 65 sedangkan nilai tertinggi

yang diperoleh siswa ialah 100, sedangkan

nilai KKM sebesar 75. Maka dapat

disimpulkan bahwa 4 orang siswa yang

belum memenuhi kriteria KKM, sedangkan

siswa yang lain dapat menuntaskan hasil

belajarnya.

Perolehan nilai test siswa kelas

eksperimen yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Word

Squaredapat diketahui hasil nilai post test

yang diperoleh siswa kelas kontrol paling

rendah ialah 60 sedangkan nilai tertinggi

yang diperoleh siswa ialah 85, sedangkan

nilai KKM sebesar 75. Maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat 13 orang siswa

(10)

40

dilihat nilai KKM yang seharusnya dicapai

pada mata pelajaran IPS.

Berdasarkan teknik analisis data

tersebut maka diperoleh nilai rata-rata kelas

eksperimen adalah 79,8 dan kelas kontrol

adalah 72,7. Varians dan simpangan baku

kelas eksperimen adalah 80,52 dan 8,97

sedangkan kelas kontrol adalah 45,94 dan

6,78. Uji normalitas kelas eksperimen adalah

3,57 dan kelas kontrol adalah 0,96. Uji

homogenitas varians kelas eksperimen dan

kelas kontrol adalah 1,75. Dan hasil uji-t

adalah 3,19.

Hasil belajar siswa di kelas eksperimen

adalah empat (4) orang siswa mendapat nilai

65 dan 18 orang siswa mendapat nilai di atas

75, rentang nilai terendah 65, sedangkan nilai

tertinggi 100. Nilai rata-rata kelas

eksperimen adalah 79,8. Ini menunjukkan

bahwa secara klasikal siswa di kelas

eksperimen sudah tuntas pembelajaran,

namun secara individu masih terdapat lima

orang siswa yang belum tuntas atau terdapat

18% siswa di kelas eksperimen tidak tuntas

belajar.

Berbeda dengan kelas eksperimen,

hasil belajar siswa di kelas kontrol terdapat

tiga belas (13) orang siswa yang mendapat

nilai 60-70, dan 9 orang siswa mendapat nilai

di atas 75. Jika dilihat dari rentang nilai

terendah 60 dan nilai tertinggi 85,

makanilairata-rata kelas ialah 72,7. Dapat

dinyatakan bahwa secara keseluruhan siswa

di kelas kontrol belum tuntas pembelajaran,

haliniterlihatdari

22jumlahsiswakelaskontrolterdapat 16 (59%)

siswa tidak tuntas belajar. Adapun hasil post

test menunjukkan nilai tertinggi yang

diperoleh oleh siswa di kelas kontrol ialah 85

dan nilai terendah 60.

Hasil penelitian kelas ekperimen yang

diajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Word Square

dengan strategi Crossword Puzzle,

berdasarkan taraf signifikan α = 0,05 dan banyak kelas (k) = 6 dengan derajat kebebasan (dk) k−3, maka untuk menentukan kriteria pengujian uji-t digunakan distribusi chi kuadrat kebebasan (dk) = k−3 = 6−3=3.

berdistribusi normal.Sedangkan hasil

penelitian kelas kontrol yang diajarkan

(11)

41

kooperatif tipe Word Square, berdasarkan taraf signifikan α = 0,05 dan banyak kelas (k) = 6 dengan derajat kebebasan (dk) = k−3, maka untuk menentukan kriteria pengujian

uji-t digunakan distribusi chi kuadrat kebebasan (dk) = k−3 = 6−3=3. Sehingga diperoleh x21-𝛼 (𝑑𝑘)= x21-0,05(3) = x2(0,95)(3) =

7,81 (x2tabel). Dengan demikian x2hitung <

x2tabel yaitu 0,96 < 7,81. Maka dapat

disimpulkan bahwa sebaran data nilai tes

akhir siswa pada kelas kontrol berdistribusi

normal.

Uji homogenitas varians berguna

untuk mengetahui apakah sampel dari

penelitian ini berasal dari populasi yang sama

atau bukan atau dengan kata lain apakah

sampel yang diperoleh homogen atau tidak.

Apabila kesimpulan menunjukkan kelompok

data homogen, maka data layak untuk diuji

parametrik. Uji homogenitas dilakukan

dengan menggunakan rumus Fisher.Untuk

melakukan uji statistik Fisher dibutuhkan

nilai varians dari hasil post test kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Varians dari

kelas eksperimen adalah 80,52 dan varians

dari kelas kontrol adalah 45,94.Berdasarkan

daftar distribusi F , maka diperoleh F𝛼 (n1-1,

n2-1) = F0,05 (22-1, 22-1) = F0,05 (21,21) = 2,09.

Dengan demikian Fhitung ≤Ftabel = 1,75 ≤

2,09. Maka dapat disimpulkan H0 diterima.

Sehingga varians data kelas eksperimen

(VIII.2) dan kelas kontrol (VIII.1) adalah

homogen.

Untuk uji-t diperoleh nilai thitung =

3,19 maka selanjutnya dibandingkan dengan

nilai ttabel pada taraf signifikan α = 0,05

dengan dk = n1 + n2 – 2. Adapun nilai ttabel

pada taraf signifikan α = 0,05 dengan dk = 42

adalah 2,02.Berdasarkan kriteria pengujian

hipotesis, terima H0 jika t < t1-1/2α. Karena

thitung> ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Terima Ha berarti prestasi belajar siswa yang

diajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Word Square

dengan strategi Crossword Puzzle lebih baik

dibandingkan dengan prestasi belajar siswa

yang diajarkan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Word Square.

Berdasarkan hasil penelitian di atas,

diperoleh nilai thitung = 3,19 sedangkan ttabel =

2,02. Berarti bahwa thitung> ttabel = 3,19 > 2,02.

Dengan demikian sesuai dengan kriteria

pengujian hipotesis maka Ha diterima.

Artinya prestasi belajar siswa yang diajarkan

(12)

42

lebih baik dibandingkan prestas belajar siswa

yang tidak menggunakan strategi.

Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang

dilaksanakan di SMP Negeri 8 Banda Aceh,

adapun kegiatan penelitian ini dilakukan di

kelas VIII.2sebagai kelas eksperimen dan

VIII.2 sebagai kelas kontrol. Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis pengaruh

prestasi belajar siswa menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Word Square

dengan strategi Crossword Puzzle pada

pembelajaran IPS materi mengenal

negara-negara ASEAN. Adapun analisis hasil

penelitian dibawah ini yang akan

menjelaskan tentang pengaruh strategi

Crossword Puzzle terhadap prestasi belajar

siswa.

Dalam penelitian ini, peneliti

melakukan satu kali pertemuan untuk

masing-masing kelas. Proses pembelajaran di

kelas eksperimen menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Word Square

dengan strategi Crossword Puzzle sedangkan

di kelas kontrol pembelajaran dilaksanakan

dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Word Square saja,

pembelajaran berlangsung masing-masing

kelas 80 menit (2 jam pelajaran). Setelah

pembelajaran selesai, peneliti memberikan

test kepada masing-masing siswa baik di

kelas eksperimen maupun di kelas kontrol.

Test yang diberikan kepada siswa berbentuk

pilihan ganda yang berjumlah 15 butir soal.

Adapun kegunaan test ini adalah untuk

mengetahui hasil belajar siswa baik yang

menggunakan model dan strategi maupun

yang mengunakan model saja. Dari test akhir

ini, data yang diperoleh kemudian diolah

dengan menggunakan uji-t, baik kelas yang

menggunakan model Word Square dengan

strategi Crossword Puzzle (eksperimen)

maupun kelas yang menggunakan model

Word Square saja (kontrol).

Hasil belajar siswa di kelas eksperimen

adalah empat (4) orang siswa mendapat nilai

65 dan 18 orang siswa mendapat nilai di atas

75, rentang nilai terendah 65, sedangkan nilai

tertinggi 100. Nilai rata-rata kelas

eksperimen adalah 79,8. Ini menunjukkan

bahwa secara klasikal siswa di kelas

eksperimen sudah tuntas pembelajaran,

namun secara individu masih terdapat lima

orang siswa yang belum tuntas atau terdapat

18% siswa di kelas eksperimen tidak tuntas

(13)

43

Berbeda dengan kelas eksperimen,

hasil belajar siswa di kelas kontrol terdapat

tiga belas (13) orang siswa yang mendapat

nilai 60-70, dan 9 orang siswa mendapat nilai

di atas 75. Jika dilihat dari rentang nilai

terendah 60 dan nilai tertinggi 85, maka nilai

rata-rata kelas ialah 72,7. Dapat dinyatakan

bahwa secara keseluruhan siswa di kelas

kontrol belum tuntas pembelajaran, hal ini

terlihat dari 22 jumlah siswa kelas control

terdapat 16 (59%) siswa tidak tuntas belajar.

Adapun hasil post test menunjukkan nilai

tertinggi yang diperoleh oleh siswa di kelas

kontrol ialah 85 dan nilai terendah 60.

Berdasarkan hasil ujinormalitas dan uji

homogenitas yang didasarkan pada nilai post

test kelas ekperimen dan kelas kontrol, maka

didapat bahwa data di kelas eksperimen

berdasarkan taraf signifikan diperoleh x2hitung

< x2tabel yaitu 3,57 < 7,81. Maka sebaran data

nilai tes akhir siswa pada kelas eksperimen

berdistribusi normal. Sedangkan perhitungan

data di kelas kontrol sesuai dengan taraf

signifikan diperoleh x2

hitung < x2tabel yaitu 0,96

< 7,81. Maka sebaran data nilai tes akhir

siswa kelas kontrol juga berdistribusi normal.

Untuk uji homogenitas dengan uji dua

kelas tersebut, diperoleh perhitungan varians

dari masing-masing kelompok S12 = 80,52

dan S2 = 45,94. Setelah data diolah

berdasarkan taraf distribusi F, maka

diperoleh Fhitung ≤Ftabel = 1,75 ≤ 2,09. Maka

dapat disimpulkan varians data kelas

ekperimen (VIII.2) dan kelas kontrol (VIII.2)

bersifat homogen.

Hasil uji-t dalam menganalisis

pengaruh prestasi belajar dengan

menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Word Square dengan strategi

Crossword Puzzle diperoleh uji-t yaitu thitung

= 3,19 sedangkan ttabel = 2,02 berarti bahwa

thitung> ttabel = 3,19 > 2,02. Dengan demikian

sesuai kriteria pengujian, maka Ha diterima.

Artinya penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Word Square dengan strategi

Crossword Puzzle berpengaruh terhadap

prestasi belajar siswa pada

pembelajaran IPS materi mengenal

negara-negara ASEAN.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan

analisis data dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan antara kelas eskperimen

yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Word Square dengan strategi

Crossword Puzzle dan kelas kontrol yang

(14)

44

kooperatif tipe Word Square saja. Hal ini

berdasarkan hasil tes dengan nilai rata-rata

yang diperoleh kelas eksperimen lebih tinggi

dari kelas kontrol yaitu 79,8:72,7. Di kelas

eksperimen terdapat 18% siwa tidak tuntas

belajar dan 82% siswa yang tuntas belajar,

sedangkan di kelas kontrol 59% siswa yang

tidak tuntas belajar dan 41% siswa yang

tuntas belajar. Sesuai dengan pengolahan

data, diperoleh hasil uji-t yaitu nilat thitung =

3,19 sedangkan ttabel = 2,02. Berarti bahwa

thitung> ttabel = 3,19 > 2,02. Dengan demikian

sesuai kriteria pengujian, maka H0 ditolak

dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran kooperatif tipe

Word Square dengan strategi Crossword

Puzzle mempengaruhi prestasi belajar IPS

siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Banda Aceh.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Darmadi, Hamid. 2013. DimensiDimensi

Metode Penelitian Pendidikan dan

Sosial: Konsep Dasar dan

Impelemntasi. Bandung: Alfabeta.

Istarani. 2014. 58 Model Pembelajaran

Inovatif. Medan: Media Persada.

Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian

Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sanjaya, Wina. 2013. Perencanaan & Desain

Sistem Pembelajaran. Bandung:

Kencana Prenada Media Group.

Silberman, Mel. 2001. Active Learning: 101

Strategi Pembelajaran

Aktif.Yogyakarta: Yappendis.

Sugiyono (2012). Metode Penelitian

Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Bandung.

Alfabeta.

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Trianto. 2013. Mendesain Model

Pembelajaran Inovatif-Progresif:

Konsep, Landasan, dan

Implementasinya pada Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Jakarta:Kencana Prenada M

Referensi

Dokumen terkait

Dua cara yang dapat digunakan untuk menghitung MPN koliform secara sensitif di dalam air, susu atau contoh lainnya, yaitu metode 7 tabung dan 15 tabung.. Di sini dilakukan

Seiring  dengan  desakan  itu,  untuk  mengembangkan  pendidikan  tinggi  keteknikan  yang  juga  memiliki  orientasi  pengelolaan  sumberdaya  alam   maka 

Suhu Air Berat Bejana Berat Air (A) Berat Isi Air (B) Faktor Koreksi, C=(B/A) Diameter Maksimum

Agregat halus yang digunakan untuk pembuatan beton dan akan mengalami basah dan lembab terus menerus atau yang berhubungan dengan tanah basah, tidak boleh mengandung bahan

Demikian pula, orang dengan berat badan yang besar dan proporsi lemak yang sedikit mempunyai metabolisme basal yang lebih besar dibanding dengan orang yang mempunyai berat

Penelitian ini bertujuan pada pengaruh pengurangan berat jenis beton terhadap kuat tekannya dengan menggunakan bambu sebagai agregat pengganti serta menggunakan

“Bukanlah termasuk orang miskin mereka yang keliling meminta-minta kepada manusia, kemudian hanya dengan sesuap atau dua suap makanan dan satu atau dua buah kurma

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi karagenan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air, total asam, kadar vitamin C, total