HIDAYAT
20040014064
2
SEJARAH DAN TEORI
HUKUM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara merupakan organisasi tertinggi di antara satu kelompok atau beberapa
kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu hidup di dalam daerah
tertentu, dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Menurut Tri Sumanti, negara
adalah organisasi kekuasaan. Dikatakan organisasi kekuasaan karena dalam setiap
negara terdapat pusat-pusat kekuasaan, baik yang terdapat dala suprastruktur politik
maupun yang terdapat dalam inrprastruktuk politik1. Sebagai suatu organisasi negara
dapat dikatakan sebagai negara apabila telah memenuhi unsur-unsur tertentu.
Unsur-unsur pembentuk negara menurut konvensi negara-negara Pan-Amerika di
Montevideo tahun 1933 adalah harus mempunyai penduduk tetap, wilayah tertentu,
dan pemerintahan. Unsur itu merupakan unsur-unsur yang harus dipenuhi menurut
pengertian hukum Internsional.2 Tugas negara menurut faham modern sekarang ini
(dalam suatu Negara Kesejahteraan atau Social Service State), adalah
1 Sri Soemantri, Hukum Tata Negara Indonesia (Pemikiran dan Pandangan) Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2014 hal.8
menyelenggarakan kepentingan umum untuk memberikan kemakmuran dan
kesejahteraan yang sebesar-besarnya berdasarkan keadilan dalam suatu Negara
Hukum.3
Dalam mencapai tujuan dari negara dan menjalankan negara dilaksanakan
oleh pemerintah. Mengenai pemerintah, terdapat dua pengertian,yaitu pemerintah
dalam arti luas dan pemerintah dalam arti sempit. Dengan pemerintahan yang baik
diharapkan tercapai perbaikan di segalabidang, terutama dalam bidang pemerintahan.
Karena Indonesia merupakan negara hukum, sudah semestinya setiap langkah dan
atau tindakan yang diambil pemerintah berdasarkan atas hukum dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan tidak boleh bertindak sewenang-wenang dan
menyalahgunakan wewenang.
Rumusan atau pengertian negara hukum itu terus berkembang mengikuti
sejarah perkembangan umat manusia. Sejarah perkembangan pemikiran politik dan
hukum, telah mendorong lahir dan berkembangnya konsepsi negara hukum. Selain itu
Pemikiran tentang Negara Hukum sebenarnya sudah sangat tua, jauh lebih tua dari
dari usia Ilmu Negara ataupun Ilmu Kenegaraan itu sendiri dan pemikiran tentang
Negara Hukum merupakan gagasan modern yang multi-perspektif dan selalu aktual.
Ditinjau dari perspektif historis perkembangan pemikiran filsafat hukum dan
kenegaraan gagasan mengenai Negara Hukum sudah berkembang semenjak 1800
SM. Akar terjauh mengenai perkembangan awal pemikiran Negara Hukum adalah
pada masa Yunani kuno. Menurut Jimly Asshiddiqie gagasan kedaulatan rakyat
tumbuh dan berkembang dari tradisi Romawi, sedangkan tradisi Yunani kuno menjadi
sumber dari gagasan kedaulatan hukum.4
1.2 Identifikasi Masalah
1. Bagaimana perkembangan sistem negara hukum?
2. Apa saja tipe-tipe perkembangan negara dalam teori negara hukum? 3. Bagaimana perkembangan negara hukum ditinjau dari hukum Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kajian Teoritis
Negara hukum tidak dapat diwujudkan apabila kekuasaan negara masih
bersifat absolut atau tidak terbatas, karena pada paham negara hukum terdapat
keyakinan bahwa kekuasaan negara harus di jalankan atas dasar hukum yang baik dan
adil. Jadi pada negara hukum dapat dipahami, bahwa hubungan antara yang
memerintah dan yang diperintah tidak berdasarkan kekuasaan belaka, melainkan
berdasarkan suatu norma obyektif yang mengikat pihak yang memerintah. Adapun
yang dimasud dengan norma obyektif adalah hukum yang tidak hanya berlaku secara
formal tetapi juga dipertahankan ketika berhadapan dengan idea hukum.5
Jika dilihat dari perkembangan tradisi hukum, terdapat dua gagasan negara
hukum, yaitu negara hukum dalam tradisi Eropa Kontinental yang
disebut rechtsstaat dan negara hukum dalam tradisi Anglo Saxon yang disebut rule of
law. Pada negara Eropa Kontinental kedua istilah itu digunakan dengan cara yang
berbeda antara satu negara dan negara lainnya. Di Perancis, istilah yang populer
adalah etat de droit.Sementara Belanda menggunakan istilah yang sama,
yaitu rechtsstaat. Keberadaan paham Rechtsstaat didasarkan pada filsuf liberal yang
individualistik maka ciri individualistik yang sangat menonjol adalah pemikiran atau
paham Eropa Kontinental sehingga disebut paham negara hukum liberal.
Sedangkan paham Rule of law berkembang diawali pada praktik
ketatanegaraan masa pemerintahan Henry II tahun 1164 menghasilkan Constitution
of Clarendom yang kemudian disusul pada tahun 1215 dengan Magna Charta yang
isinya tentang pembatasan atas kekuasaan raja. Magna Charta ini merupakan embrio
penyusunan Bill of Rights, yakni piagam yang menjamin hak- hak asasi warga
negara, dan pengaturan tentang kewajiban raja untuk menaati hukum. Paham negara
hukum di negara Anglo Saxon dari Inggris ini dipelopori oleh AV Dicey (1885)
dengan sebutan Rule of Law.6
Di Eropa, kelahiran kembali minat pada seni, arsitektur dan ilmu pengetahuan
(disebut Renaisans) juga menghadirkan gagasan baru tentang seni dan ilmu politik.
Studi ilmu kenegaraan menjadi bagian pencarian saintifik barat. Pada 1513, diplomat
dan filusuf politik Niccolo Machiavelli dari Florentina menulis II Principe. Risalah
yang terkenal dan pengaruh ini menguraikan pengetahuan tentang cara sebuah negara
seharusnya bekerja. Dipandang banyak pihak sebagai pencipta ilmu politik modern,
Machiavelli yang menuliskan peninggalannya dalam bahasa Inggris, dengan rinci
mengatakan bahwa prinsip-prinsip kenegaraan samapai semua bentuk alat politik.7
6 5Jimly Asshiddiqie, Konstitusi & Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta: Sekretariatan Jendral dan Kepaniteraan Konstitusi RI. 2006, hlm. 154-161
meski tidak bermoral sekalipun, dapat dibernarkan jika cara-cara tersebut
mengokohkan negara.
2.2 Tipe Geografis (Eropa Kontinental Dan Anglo Saxon)
2.2.1 Eropa Kontinental
Negara hukum menurut eropa continental di pelopori oleh Immanuel kant.
pada masa Kant ini yang berpengaruh di eropa adalah “laissez faire laissez aller”
yang artinya biarlah setiap anggota masyarakat menyelanggrakan sendiri
kemakmurannya dan jangan negara ikut campur tangan dalam bidang hukum dang
kenegaraan dan aliran ini berendapat bahwa negara harus bersifat pasif, ia hanya
mengawasi dan bertindak apabila terjadi perselisihan antara anggota masyarakat
dalam menyelenggarakan kepentingannya. mereka mengemukakan bahwa kebebasan
lahiriag adalah kebebasan batiniah yang berarti tidak ada paksaan dari pihak penguasa
agar para warga negaranya tunduk pada peraturan yang tidak atu belum disetujuinya
selain itu juga berarti bahwa setiap warga negara mempunyai kedudukan hukum
yang sama dan tidak boleh dierlakukan sewenang-wenang oleh penguasa. tujuan
negar hukum menurut kant adalah menjamin kedudukan hukum dan
individu-individu di dalam masyarakat.
Menurut Kant untuk dapat disebut sebagai negara hukum harus memiliki dua unsur
pokok :8
1. adanya perlindungan terhadap hak hak asasi manusia 2. adanya pemisahan kekuasaan dalam negara.7
2.2.2 Negara Hukum Menurut Anglo Saxon
Negara anglo saxon tidak mengenal negara hukum atau rechtsstaat tetapi
mengenal atau yang menganut “The Rule Of Law” atau pemerintahan oleh hukum
atau “Government Of Law” tiga unsur :
1. Supremacy Of Law
2. Eguality Before Law ( Kedudukan yang sama di depan hukum )
3. Hak-hak asazi tidak bersumber pada konstitusi atau uud, tapi sudah ada sejak
manusia dilahirkan dan pencantumannya dalam uud atau konstitusi adalah
sekedar penegasan saja.
Negara-negara anglo saxon seperti misalnya inggris tidak mengenal peradilan
administrasi. sebagai konsekuensi nya sistem inggris dikenal adanya regim
administrasi yang baik yang merupakan garansi bahwa penyelewengan bisa dicegah
misalnya adanya persyaratan bagi pegawai negeri yaitu ujian dinas ( kejuruan,
keahlian, kerajinan dan sebagainya ) dalam kenaikan pangkat atau untuk menduduki
satu jabatan dalam pemerintahan maka di inggris sudah terdapat regim adminitrasi
yang baik, pelanggaran terhadap hak-hak asasi berkurang dan jika ada perselisihan
atau pelanggaran maka peradilan biasa akan mengadilinya.9
2.3 Tipe Perkembangan
Yang dimaksud tipe negara ialah suatu penggolongan negara yang tidak
mempunyai batasan-batsan yang tegas, ini berbeda dengan klasifikasi negara atas
bentuk tertentu misal bentuk negara (kesatuan atau federasi dan bentuk pemerintahan
kerajaan atau republik), dimana batasan dan ukuranya cukup tegas sehingga mudah
dikenali.10
Menurut Prof. Lugeman, tipe negara lebih berkenan dengan struktur batin
pemerintah, hubungan pemerintah dengan waraga negaranya, dan mengenai tugas
negara.
Tipe negara dapat ditinjau dari 4 segi :
1. Tipe Negara Timur Purba / Kuno
Menurut penulis barat tipe negara timur purba adalah tyrannie atau despotie
sebagai alasan dikemukakan bahwa negar timur purba itu diperintah oleh raja-raja
yang berkuasa mutlak dan sewenang-wenang raja dianggap sebagai pusat sumber
kekuatan sedangkan negara itu merupakan pencerminan daripada makro kosmos dan
mikro kosmos raja berdiri ditengah-tengahnya dan oleh karena itu dia harus
bertanggung jawab terhadap segala suka duka rakyat dan negaranya, dalam tugasnya
raja dibantu oleh menteri-menterinya yang merupakan jari-jari daripada raja karena
itupula para menteri tidak bertanggung jawab kepada rakyat dan yang bertanggung
jawab itu teta raja dari kerajaan-kerajaan di Barat dikenal kalimat yang berbunyi the
king can do no wrong artinya bahwa raja itu tidak bisa berbuat salah, jika raja-raja
dinegara timur bisa berbuat sewenang-wenang, maka dibaratkan pun raja-raja
semacam ini ada juga. dengan lain perkataan pandangan penulis-penulis barat itu
kurang memuaskan karena kurang mengenal latar belakang dari kekuasaan raja-raja
itu.
Tipe negara Timur Purba, mempunyai ciri-ciri:
a. Bersifat teokratis (keagamaan), dimana suatu pemerintahan yang
berdasarkan keagamaan, biasanya kepala negara dianggap dewa. b. Bersifat absolut (dispotisme), dimana seluruh putusan raja harus mutlak
dijalankan dan disini pemerintahan tidak disokong oleh rakyat ataupun
golongan.
2. Tipe Negara Yunani Kuno :
Negara yunani kuno mempunyai tipe sebagai negara kota atau polis. negar
kota ini mempunyai wilayah sebesar kota yang dilingkari oleh tembok-tembok yang
merupakan benteng pertahanan jika ada serangan musuh dari luar. penduduknya
sedikit jumlahnya dan pemerintahannya demokratis. negara-negara kota ini
misalnya : Athena, Sparta dan sebagainya, yang penting dari negar kota ini susunan
pemerintahannya. pemerintahan itu diselenggarakan dengan mengumpulkan rakyat
disatu tempat yang disebut ecclesia dalam rapat itu dikemukakan
kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah, kesulitan yang dihadapi pemerintah untuk dipecahkan
bersama, mengadakan perbaikan yang perlu diselenggarakan bersama dengan
Tipe negara yunani kuno, mempunyai ciri-ciri a. Berbentuk negara kota (city state)
b. Demokrasi
c. Negara ingin mengadakan autarki (dari kekayaan sendri) d. Pemerintah dipegang oleh ahli filsafat
3. Tipe Negara Romawi Kuno
Tipe dari romawi kuno digambarkan sebagai suatu imperium yang
mempunyai wilayah yang luas sekali karena jajahannya pada saat itu diromawi
terdapat suatu ajaran yang diperolehnya dari yunani sebgai hasil daripada proses
akulturasi. Proses alkuturasi ini timbul karena yunani pada waktu itu menjadi daerah
jajahan daripada romawi. Akibat daripada jajahan itu timbul pertemuan antara dua
kebudayaan dari orang-orang romawi yang pulang ke negeri asalnya sambil
membawa kebudayaan yunani yang mereka lihat sendiri untuk dijalankan di Romawi.
karena struktur masyarakat di romawi itu berbeda-beda, ajaran yang mereka bawa
pulang untuk di praktekan menemui kegagalan. Jadi yang kita lihat di romawi itu
bukannya suatu kedaulatan rakyat melainkan yang mutlak daripada Caesar. Demikian
kenyataan yang hidup d romawi sedangkan kedaulatan rakyat yang mereka tiru di
yunani adalah suatu ajaran saja. Seperti diketahui negara romawi itu merupakan suatu
imperium yang daerahnya meliputi lautan tengah asia muka Prancis, Inggris,
Rumania, Jerman dan sebagainya.
Tipe negara romawi kuno, perkembangannya ada 4 macam fase
masing-masing:
c. Fase demokrasi: dimana kepemimpinan didasarkan pada kewibawaan
atau gazag.
d. Fase principati: dimana pemimpin dipilih yang terbaik.
4. Tipe negara abad pertengahan
Negara-negara pada abad pertengahan countrystate yang sifatnya mendua.
dualisme itu disebabkan oleh karena adanya dua macam hak yang menjadi dasar bagi
terbentuknya negara itu :
1. Hak raja untuk memerintah yang disebut Rex 2. Hak rakyat yang disebut Regnum.
Hak raja untuk memerintah bisa berpindah tangan misalnya karena para
bangsawan telah banyak berjasa pada rajanya. dan sebagai balas jasanya mereka
diberi tanah, sebagai akibatnya maka segala hak atas tanah itu berpindah kepada
kaum bangsawan karena itu tipe dari negara abad itu feodalistis berdasarkan hak
perseorangan yang mutlak dan karena itu pula tidak mengherankan jika hak milik
atas tanah menurut hukum perdata sifatnya mutlak, sebab semuanya itu bersumber
kepada hak perseorangan yang tidak bisa diganggu gugat.
Perjanjian antara raja dengan rakyat yang saling membatasi diletakan di dalam
leges fundamentalis. Di dalam leges fundamentalis itu ditentukan hak-hak dan
kewajiban dari kedua belah pihak. Jika raja melampaui batas hak-haknya maka rakyat
perintahnya ia bisa menghukumnya demikianlah tipe dari negara abad pertengahan
yang sifatnya dualistis, karena berdasarkan atas hak-hak perseorangan.
2.4 Tipe Negara Hukum Islam
Islam adalah sistem hidup yang akan dapat menyelesaikan segala
bentuk krisis dan tragedi yang diderita dunia masa ini dengan Agenda para
pemikirnya yang akan mengembangkan teori kedepannya dengan pendekatan
yang khas. Islam akan menyelesaikan problematika masyarakat modern
dengan menyelesaikannya dari inti permasalahannya yang dihadapi sehingga
tidak akan timbul lagi permasalahan baru diatas permasalahan lama.
Di dalam sejarah telah membuktikan, Islam dengan ajarannya yang
sempurna telah berhasil membangun sebuah masyarakat dengan peradabannya
yang menjulang tinggi pada masa lalu. Islam telah menjadikan bangsa Arab
super power yang telah menumbangkan dua super power masa itu, Islam telah
berhasil melahirkan generasi terpilih sepanjang sejarah kemanusian.
Generasi-generasi yang menegakan keadilan dan kedamaian sejati serta
mengahancurkan segala bentuk kezaliman. Jika dahulu Islam dapat melahirkan
generasi-generasi agung yang berperadaban serta menguasai dunia dengan
penuh kegemilangan, maka tidak mustahil Islam sekali lagi akan melahirkan
generasi agung berperadaban pada abad ini yang akan menjadi pemimpin
dunia. Karena sumber rujukan dan pengambilan yang telah melahirkan
generasi terdahulu, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, tetap tersimpan hingga
kini. Sumber utama inilah yang akan mencetak generasi baru pemimpin
dunia.11
Apalagi secara konsepsional sistem Islam adalah sistem terunggul dari
pada seluruh sistem dunia masa kini. Sistem lebih unggul dari pada
Sekulerisme, lebih unggul dari pada Kapitalisme-Liberalisme, lebih unggul
dari pada Sosialisme-Komonisme, lebih unggul dari pada Nazisme-Fasisme,
lebih unggul dari pada Humanisme, lebih unggul dari pada Nasionalisme lebih
unggul dari pada semua cabang pemikiran Modernisme ataupun
Post-Modernisme, Islam lebih unggul dari pada seluruh sistem dan agama-agama
dunia. Dalam dunia modern ini, Teori konsep-konsep Islam tetap relevan
kedepannya dan akan menjadi jalan keluar dari segala bentuk krisis dan
problema yang dihadapi dunia. Islam sekali lagi akan membuktikan
keunggulan konsepnya dari seluruh sistem hidup diabad modern ini. Konsepsi
Islam tidak akan pernah lapuk dimakan waktu, karena ia diturunkan untuk
seluruh ummat manusia hingga akhir zaman.12
Sesuai dengan prinsip-prinsip nomokrasi islam dalam yang telah ada
dimana salah satu contohnya negara yang menganut prinsip nomokrasi islam
yaitu negara arab Saudi yang dimana pemerintahan negara arab Saudi
menetapkan prinsip-prinsip yang ada sebagaimana yang ditetapkan di dalam
al-quran dan dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW, sebaliknya di negara
yang tidak menganut prinsip-prinsip nomokrasi tidak menerapkan aturan yang
ada di dalam al-quran. Ciri-ciri negara muslim yaitu yang menyatakan dirinya
sebagai negara islam yang dimana di dalam kehidupan masyrakat
sehari-harinya menetapkan semua ketentuan yang ada di dalam al-quran termasuk di
dalam penggunaan sistem hukumnya tetap mengkiblat kepada aturan hukum
islam, dengan demikian aturan maupun norma maupun kaidah yang dilakukan
oleh negar-negar islam dasar hukum negara tersebut selain tunduk pada aturan
hukumnya yang bersifat public juga menjadikan aturan al-quran sebagai
patokan utama.13
Sumber aturan hukum negara islam mengenai sumber hukum yang
membedakan sumber hukum negara yang mengaku dirinya sebagai negara
12 Bakar Almascaty Hilmy, Generasi Penyelamat Ummah. Kuala Lumpur : Berita Publ, 1995
islam dengan negara yang bersifat sekuler ialah , bahwa negara muslim
dalam menegakan hukum nya bersumber dari hukum islam yaitu Al-quran
dan hadist.14
BAB III SIMPULAN
Negara adalah organisasi kekuasaan. Dikatakan organisasi kekuasaan karena
dalam setiap negara terdapat pusat-pusat kekuasaan, baik yang terdapat dala
suprastruktur politik maupun yang terdapat dalam inrprastruktuk politik15. Sebagai
suatu organisasi negara dapat dikatakan sebagai negara apabila telah memenuhi
unsur-unsur tertentu. Rumusan atau pengertian negara hukum itu terus berkembang
mengikuti sejarah perkembangan umat manusia. Sejarah perkembangan pemikiran
politik dan hukum, telah mendorong lahir dan berkembangnya konsepsi negara
hukum.
Negara hukum tidak dapat diwujudkan apabila kekuasaan negara masih
bersifat absolut atau tidak terbatas, karena pada paham negara hukum terdapat
keyakinan bahwa kekuasaan negara harus di jalankan atas dasar hukum yang baik dan 14 Ibid
adil. Jadi pada negara hukum dapat dipahami, bahwa hubungan antara yang
memerintah dan yang diperintah melainkan berdasarkan suatu norma obyektif yang
mengikat pihak yang memerintah. Yang dimaksud tipe negara ialah suatu
penggolongan negara yang tidak mempunyai batasan-batsan yang tegas, ini berbeda
dengan klasifikasi negara atas bentuk tertentu misal bentuk negara (kesatuan atau
federasi dan bentuk pemerintahan kerajaan atau republik), dimana batasan dan
ukuranya cukup tegas sehingga mudah dikenali.
Kehidupan di wilayah negara muslim yaitu tidak mengasingkan agama
dari kehidupan bernegara dan bermasyarakat serta memperhatikan kebutuhan
para pemeluk agamanya tersebut. Khusus negara Indonesia sebagai negara
yang mayoritas warganya muslim, selain negara Indonesia tunduk pada aturan
hukum umumnya yaitu UUD 1945 yang mengatakan setiap warga negara
Indonesia tunduk pada tauhid, kemanusiaan yang adil dan beradab dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan
perwakilan dan keadilan sosial bagi rakyat Indonesia dan Ketuhanan Yang
Maha Esa yang dimana secara implicit bangsa Indonesia mengakui adanya
DAFTAR PUSTAKA
1. Sri Soemantri, Hukum Tata Negara Indonesia, Banding: PT Remaja
Rosdakarya. 2014
2. Jimly Asshiddiqie, Ensiklopedia Pemerintahan dan Kewarganegaraan
Jakarta: PT Lentera Abadi 2010 hal.14 jilid 1 dan 4
3. Franz Magnis Suseno, Etika Politik(Pinsip-prinsip moral dasar kenegaran
modern) Jakarta: PT Gramedia Cet. 7. 2003, hlm. 295.
4. Admosudirjo, Prajudi. Hukum Administrasi Negara.Jakarta: Ghalia
Indonesia. 1988
5. Padmo Wahyono, Pembangunan Hukum di Indonesia,Jakarta: Ind-Hill Co.
1989, hlm. 30.
6.
7. John Alder, Constitutional and Adminitrative Law. London: Macmillan
Educations ltd. 1989, hlm. 43.
8. Jimly Asshiddiqie, Konstitusi & Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta:
Sekretariatan Jendral dan Kepaniteraan Konstitusi RI. 2006, hlm. 154-161.
9. B Arief Sidharta, Kajian Kefilsafatan tentang Negara Hukum. Jentera Edisi 3
Tahun II. 2004, hlm 124-125.
10. Kusnardi, Saragih Bintan. Ilmu Negara. Jakarta: Gaya Media Pratama. 1995 11. Azhary Tahir, Negara Hukum. Jakarta: Prenada Media. 2004
12. Bakar Almascaty Hilmy, Generasi Penyelamat Ummah. Kuala Lumpur:
13. SJ Fadil, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah,