• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEJARAH DAN TEORI HUKUM mumi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SEJARAH DAN TEORI HUKUM mumi "

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

HIDAYAT

20040014064

2

SEJARAH DAN TEORI

HUKUM

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara merupakan organisasi tertinggi di antara satu kelompok atau beberapa

kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu hidup di dalam daerah

tertentu, dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Menurut Tri Sumanti, negara

adalah organisasi kekuasaan. Dikatakan organisasi kekuasaan karena dalam setiap

negara terdapat pusat-pusat kekuasaan, baik yang terdapat dala suprastruktur politik

maupun yang terdapat dalam inrprastruktuk politik1. Sebagai suatu organisasi negara

dapat dikatakan sebagai negara apabila telah memenuhi unsur-unsur tertentu.

Unsur-unsur pembentuk negara menurut konvensi negara-negara Pan-Amerika di

Montevideo tahun 1933 adalah harus mempunyai penduduk tetap, wilayah tertentu,

dan pemerintahan. Unsur itu merupakan unsur-unsur yang harus dipenuhi menurut

pengertian hukum Internsional.2 Tugas negara menurut faham modern sekarang ini

(dalam suatu Negara Kesejahteraan atau Social Service State), adalah

1 Sri Soemantri, Hukum Tata Negara Indonesia (Pemikiran dan Pandangan) Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2014 hal.8

(3)

menyelenggarakan kepentingan umum untuk memberikan kemakmuran dan

kesejahteraan yang sebesar-besarnya berdasarkan keadilan dalam suatu Negara

Hukum.3

Dalam mencapai tujuan dari negara dan menjalankan negara dilaksanakan

oleh pemerintah. Mengenai pemerintah, terdapat dua pengertian,yaitu pemerintah

dalam arti luas dan pemerintah dalam arti sempit. Dengan pemerintahan yang baik

diharapkan tercapai perbaikan di segalabidang, terutama dalam bidang pemerintahan.

Karena Indonesia merupakan negara hukum, sudah semestinya setiap langkah dan

atau tindakan yang diambil pemerintah berdasarkan atas hukum dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan tidak boleh bertindak sewenang-wenang dan

menyalahgunakan wewenang.

Rumusan atau pengertian negara hukum itu terus berkembang mengikuti

sejarah perkembangan umat manusia. Sejarah perkembangan pemikiran politik dan

hukum, telah mendorong lahir dan berkembangnya konsepsi negara hukum. Selain itu

Pemikiran tentang Negara Hukum sebenarnya sudah sangat tua, jauh lebih tua dari

dari usia Ilmu Negara ataupun Ilmu Kenegaraan itu sendiri dan pemikiran tentang

Negara Hukum merupakan gagasan modern yang multi-perspektif dan selalu aktual.

Ditinjau dari perspektif historis perkembangan pemikiran filsafat hukum dan

kenegaraan gagasan mengenai Negara Hukum sudah berkembang semenjak 1800

(4)

SM. Akar terjauh mengenai perkembangan awal pemikiran Negara Hukum adalah

pada masa Yunani kuno. Menurut Jimly Asshiddiqie gagasan kedaulatan rakyat

tumbuh dan berkembang dari tradisi Romawi, sedangkan tradisi Yunani kuno menjadi

sumber dari gagasan kedaulatan hukum.4

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana perkembangan sistem negara hukum?

2. Apa saja tipe-tipe perkembangan negara dalam teori negara hukum? 3. Bagaimana perkembangan negara hukum ditinjau dari hukum Islam?

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kajian Teoritis

Negara hukum tidak dapat diwujudkan apabila kekuasaan negara masih

bersifat absolut atau tidak terbatas, karena pada paham negara hukum terdapat

keyakinan bahwa kekuasaan negara harus di jalankan atas dasar hukum yang baik dan

adil. Jadi pada negara hukum dapat dipahami, bahwa hubungan antara yang

memerintah dan yang diperintah tidak berdasarkan kekuasaan belaka, melainkan

berdasarkan suatu norma obyektif yang mengikat pihak yang memerintah. Adapun

yang dimasud dengan norma obyektif adalah hukum yang tidak hanya berlaku secara

formal tetapi juga dipertahankan ketika berhadapan dengan idea hukum.5

Jika dilihat dari perkembangan tradisi hukum, terdapat dua gagasan negara

hukum, yaitu negara hukum dalam tradisi Eropa Kontinental yang

disebut rechtsstaat dan negara hukum dalam tradisi Anglo Saxon yang disebut rule of

law. Pada negara Eropa Kontinental kedua istilah itu digunakan dengan cara yang

berbeda antara satu negara dan negara lainnya. Di Perancis, istilah yang populer

adalah etat de droit.Sementara Belanda menggunakan istilah yang sama,

yaitu rechtsstaat. Keberadaan paham Rechtsstaat didasarkan pada filsuf liberal yang

(6)

individualistik maka ciri individualistik yang sangat menonjol adalah pemikiran atau

paham Eropa Kontinental sehingga disebut paham negara hukum liberal.

Sedangkan paham Rule of law berkembang diawali pada praktik

ketatanegaraan masa pemerintahan Henry II tahun 1164 menghasilkan Constitution

of Clarendom yang kemudian disusul pada tahun 1215 dengan Magna Charta yang

isinya tentang pembatasan atas kekuasaan raja. Magna Charta ini merupakan embrio

penyusunan Bill of Rights, yakni piagam yang menjamin hak- hak asasi warga

negara, dan pengaturan tentang kewajiban raja untuk menaati hukum. Paham negara

hukum di negara Anglo Saxon dari Inggris ini dipelopori oleh AV Dicey (1885)

dengan sebutan Rule of Law.6

Di Eropa, kelahiran kembali minat pada seni, arsitektur dan ilmu pengetahuan

(disebut Renaisans) juga menghadirkan gagasan baru tentang seni dan ilmu politik.

Studi ilmu kenegaraan menjadi bagian pencarian saintifik barat. Pada 1513, diplomat

dan filusuf politik Niccolo Machiavelli dari Florentina menulis II Principe. Risalah

yang terkenal dan pengaruh ini menguraikan pengetahuan tentang cara sebuah negara

seharusnya bekerja. Dipandang banyak pihak sebagai pencipta ilmu politik modern,

Machiavelli yang menuliskan peninggalannya dalam bahasa Inggris, dengan rinci

mengatakan bahwa prinsip-prinsip kenegaraan samapai semua bentuk alat politik.7

6 5Jimly Asshiddiqie, Konstitusi & Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta: Sekretariatan Jendral dan Kepaniteraan Konstitusi RI. 2006, hlm. 154-161

(7)

meski tidak bermoral sekalipun, dapat dibernarkan jika cara-cara tersebut

mengokohkan negara.

2.2 Tipe Geografis (Eropa Kontinental Dan Anglo Saxon)

2.2.1 Eropa Kontinental

Negara hukum menurut eropa continental di pelopori oleh Immanuel kant.

pada masa Kant ini yang berpengaruh di eropa adalah “laissez faire laissez aller”

yang artinya biarlah setiap anggota masyarakat menyelanggrakan sendiri

kemakmurannya dan jangan negara ikut campur tangan dalam bidang hukum dang

kenegaraan dan aliran ini berendapat bahwa negara harus bersifat pasif, ia hanya

mengawasi dan bertindak apabila terjadi perselisihan antara anggota masyarakat

dalam menyelenggarakan kepentingannya. mereka mengemukakan bahwa kebebasan

lahiriag adalah kebebasan batiniah yang berarti tidak ada paksaan dari pihak penguasa

agar para warga negaranya tunduk pada peraturan yang tidak atu belum disetujuinya

selain itu juga berarti bahwa setiap warga negara mempunyai kedudukan hukum

yang sama dan tidak boleh dierlakukan sewenang-wenang oleh penguasa. tujuan

negar hukum menurut kant adalah menjamin kedudukan hukum dan

individu-individu di dalam masyarakat.

Menurut Kant untuk dapat disebut sebagai negara hukum harus memiliki dua unsur

pokok :8

(8)

1. adanya perlindungan terhadap hak hak asasi manusia 2. adanya pemisahan kekuasaan dalam negara.7

2.2.2 Negara Hukum Menurut Anglo Saxon

Negara anglo saxon tidak mengenal negara hukum atau rechtsstaat tetapi

mengenal atau yang menganut “The Rule Of Law” atau pemerintahan oleh hukum

atau “Government Of Law” tiga unsur :

1. Supremacy Of Law

2. Eguality Before Law ( Kedudukan yang sama di depan hukum )

3. Hak-hak asazi tidak bersumber pada konstitusi atau uud, tapi sudah ada sejak

manusia dilahirkan dan pencantumannya dalam uud atau konstitusi adalah

sekedar penegasan saja.

Negara-negara anglo saxon seperti misalnya inggris tidak mengenal peradilan

administrasi. sebagai konsekuensi nya sistem inggris dikenal adanya regim

administrasi yang baik yang merupakan garansi bahwa penyelewengan bisa dicegah

misalnya adanya persyaratan bagi pegawai negeri yaitu ujian dinas ( kejuruan,

keahlian, kerajinan dan sebagainya ) dalam kenaikan pangkat atau untuk menduduki

satu jabatan dalam pemerintahan maka di inggris sudah terdapat regim adminitrasi

yang baik, pelanggaran terhadap hak-hak asasi berkurang dan jika ada perselisihan

atau pelanggaran maka peradilan biasa akan mengadilinya.9

2.3 Tipe Perkembangan

(9)

Yang dimaksud tipe negara ialah suatu penggolongan negara yang tidak

mempunyai batasan-batsan yang tegas, ini berbeda dengan klasifikasi negara atas

bentuk tertentu misal bentuk negara (kesatuan atau federasi dan bentuk pemerintahan

kerajaan atau republik), dimana batasan dan ukuranya cukup tegas sehingga mudah

dikenali.10

Menurut Prof. Lugeman, tipe negara lebih berkenan dengan struktur batin

pemerintah, hubungan pemerintah dengan waraga negaranya, dan mengenai tugas

negara.

Tipe negara dapat ditinjau dari 4 segi :

1. Tipe Negara Timur Purba / Kuno

Menurut penulis barat tipe negara timur purba adalah tyrannie atau despotie

sebagai alasan dikemukakan bahwa negar timur purba itu diperintah oleh raja-raja

yang berkuasa mutlak dan sewenang-wenang raja dianggap sebagai pusat sumber

kekuatan sedangkan negara itu merupakan pencerminan daripada makro kosmos dan

mikro kosmos raja berdiri ditengah-tengahnya dan oleh karena itu dia harus

bertanggung jawab terhadap segala suka duka rakyat dan negaranya, dalam tugasnya

raja dibantu oleh menteri-menterinya yang merupakan jari-jari daripada raja karena

itupula para menteri tidak bertanggung jawab kepada rakyat dan yang bertanggung

jawab itu teta raja dari kerajaan-kerajaan di Barat dikenal kalimat yang berbunyi the

(10)

king can do no wrong artinya bahwa raja itu tidak bisa berbuat salah, jika raja-raja

dinegara timur bisa berbuat sewenang-wenang, maka dibaratkan pun raja-raja

semacam ini ada juga. dengan lain perkataan pandangan penulis-penulis barat itu

kurang memuaskan karena kurang mengenal latar belakang dari kekuasaan raja-raja

itu.

Tipe negara Timur Purba, mempunyai ciri-ciri:

a. Bersifat teokratis (keagamaan), dimana suatu pemerintahan yang

berdasarkan keagamaan, biasanya kepala negara dianggap dewa. b. Bersifat absolut (dispotisme), dimana seluruh putusan raja harus mutlak

dijalankan dan disini pemerintahan tidak disokong oleh rakyat ataupun

golongan.

2. Tipe Negara Yunani Kuno :

Negara yunani kuno mempunyai tipe sebagai negara kota atau polis. negar

kota ini mempunyai wilayah sebesar kota yang dilingkari oleh tembok-tembok yang

merupakan benteng pertahanan jika ada serangan musuh dari luar. penduduknya

sedikit jumlahnya dan pemerintahannya demokratis. negara-negara kota ini

misalnya : Athena, Sparta dan sebagainya, yang penting dari negar kota ini susunan

pemerintahannya. pemerintahan itu diselenggarakan dengan mengumpulkan rakyat

disatu tempat yang disebut ecclesia dalam rapat itu dikemukakan

kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah, kesulitan yang dihadapi pemerintah untuk dipecahkan

bersama, mengadakan perbaikan yang perlu diselenggarakan bersama dengan

(11)

Tipe negara yunani kuno, mempunyai ciri-ciri a. Berbentuk negara kota (city state)

b. Demokrasi

c. Negara ingin mengadakan autarki (dari kekayaan sendri) d. Pemerintah dipegang oleh ahli filsafat

3. Tipe Negara Romawi Kuno

Tipe dari romawi kuno digambarkan sebagai suatu imperium yang

mempunyai wilayah yang luas sekali karena jajahannya pada saat itu diromawi

terdapat suatu ajaran yang diperolehnya dari yunani sebgai hasil daripada proses

akulturasi. Proses alkuturasi ini timbul karena yunani pada waktu itu menjadi daerah

jajahan daripada romawi. Akibat daripada jajahan itu timbul pertemuan antara dua

kebudayaan dari orang-orang romawi yang pulang ke negeri asalnya sambil

membawa kebudayaan yunani yang mereka lihat sendiri untuk dijalankan di Romawi.

karena struktur masyarakat di romawi itu berbeda-beda, ajaran yang mereka bawa

pulang untuk di praktekan menemui kegagalan. Jadi yang kita lihat di romawi itu

bukannya suatu kedaulatan rakyat melainkan yang mutlak daripada Caesar. Demikian

kenyataan yang hidup d romawi sedangkan kedaulatan rakyat yang mereka tiru di

yunani adalah suatu ajaran saja. Seperti diketahui negara romawi itu merupakan suatu

imperium yang daerahnya meliputi lautan tengah asia muka Prancis, Inggris,

Rumania, Jerman dan sebagainya.

Tipe negara romawi kuno, perkembangannya ada 4 macam fase

masing-masing:

(12)

c. Fase demokrasi: dimana kepemimpinan didasarkan pada kewibawaan

atau gazag.

d. Fase principati: dimana pemimpin dipilih yang terbaik.

4. Tipe negara abad pertengahan

Negara-negara pada abad pertengahan countrystate yang sifatnya mendua.

dualisme itu disebabkan oleh karena adanya dua macam hak yang menjadi dasar bagi

terbentuknya negara itu :

1. Hak raja untuk memerintah yang disebut Rex 2. Hak rakyat yang disebut Regnum.

Hak raja untuk memerintah bisa berpindah tangan misalnya karena para

bangsawan telah banyak berjasa pada rajanya. dan sebagai balas jasanya mereka

diberi tanah, sebagai akibatnya maka segala hak atas tanah itu berpindah kepada

kaum bangsawan karena itu tipe dari negara abad itu feodalistis berdasarkan hak

perseorangan yang mutlak dan karena itu pula tidak mengherankan jika hak milik

atas tanah menurut hukum perdata sifatnya mutlak, sebab semuanya itu bersumber

kepada hak perseorangan yang tidak bisa diganggu gugat.

Perjanjian antara raja dengan rakyat yang saling membatasi diletakan di dalam

leges fundamentalis. Di dalam leges fundamentalis itu ditentukan hak-hak dan

kewajiban dari kedua belah pihak. Jika raja melampaui batas hak-haknya maka rakyat

(13)

perintahnya ia bisa menghukumnya demikianlah tipe dari negara abad pertengahan

yang sifatnya dualistis, karena berdasarkan atas hak-hak perseorangan.

2.4 Tipe Negara Hukum Islam

Islam adalah sistem hidup yang akan dapat menyelesaikan segala

bentuk krisis dan tragedi yang diderita dunia masa ini dengan Agenda para

pemikirnya yang akan mengembangkan teori kedepannya dengan pendekatan

yang khas. Islam akan menyelesaikan problematika masyarakat modern

dengan menyelesaikannya dari inti permasalahannya yang dihadapi sehingga

tidak akan timbul lagi permasalahan baru diatas permasalahan lama.

Di dalam sejarah telah membuktikan, Islam dengan ajarannya yang

sempurna telah berhasil membangun sebuah masyarakat dengan peradabannya

yang menjulang tinggi pada masa lalu. Islam telah menjadikan bangsa Arab

(14)

super power yang telah menumbangkan dua super power masa itu, Islam telah

berhasil melahirkan generasi terpilih sepanjang sejarah kemanusian.

Generasi-generasi yang menegakan keadilan dan kedamaian sejati serta

mengahancurkan segala bentuk kezaliman. Jika dahulu Islam dapat melahirkan

generasi-generasi agung yang berperadaban serta menguasai dunia dengan

penuh kegemilangan, maka tidak mustahil Islam sekali lagi akan melahirkan

generasi agung berperadaban pada abad ini yang akan menjadi pemimpin

dunia. Karena sumber rujukan dan pengambilan yang telah melahirkan

generasi terdahulu, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, tetap tersimpan hingga

kini. Sumber utama inilah yang akan mencetak generasi baru pemimpin

dunia.11

Apalagi secara konsepsional sistem Islam adalah sistem terunggul dari

pada seluruh sistem dunia masa kini. Sistem lebih unggul dari pada

Sekulerisme, lebih unggul dari pada Kapitalisme-Liberalisme, lebih unggul

dari pada Sosialisme-Komonisme, lebih unggul dari pada Nazisme-Fasisme,

lebih unggul dari pada Humanisme, lebih unggul dari pada Nasionalisme lebih

unggul dari pada semua cabang pemikiran Modernisme ataupun

Post-Modernisme, Islam lebih unggul dari pada seluruh sistem dan agama-agama

dunia. Dalam dunia modern ini, Teori konsep-konsep Islam tetap relevan

kedepannya dan akan menjadi jalan keluar dari segala bentuk krisis dan

problema yang dihadapi dunia. Islam sekali lagi akan membuktikan

(15)

keunggulan konsepnya dari seluruh sistem hidup diabad modern ini. Konsepsi

Islam tidak akan pernah lapuk dimakan waktu, karena ia diturunkan untuk

seluruh ummat manusia hingga akhir zaman.12

Sesuai dengan prinsip-prinsip nomokrasi islam dalam yang telah ada

dimana salah satu contohnya negara yang menganut prinsip nomokrasi islam

yaitu negara arab Saudi yang dimana pemerintahan negara arab Saudi

menetapkan prinsip-prinsip yang ada sebagaimana yang ditetapkan di dalam

al-quran dan dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW, sebaliknya di negara

yang tidak menganut prinsip-prinsip nomokrasi tidak menerapkan aturan yang

ada di dalam al-quran. Ciri-ciri negara muslim yaitu yang menyatakan dirinya

sebagai negara islam yang dimana di dalam kehidupan masyrakat

sehari-harinya menetapkan semua ketentuan yang ada di dalam al-quran termasuk di

dalam penggunaan sistem hukumnya tetap mengkiblat kepada aturan hukum

islam, dengan demikian aturan maupun norma maupun kaidah yang dilakukan

oleh negar-negar islam dasar hukum negara tersebut selain tunduk pada aturan

hukumnya yang bersifat public juga menjadikan aturan al-quran sebagai

patokan utama.13

Sumber aturan hukum negara islam mengenai sumber hukum yang

membedakan sumber hukum negara yang mengaku dirinya sebagai negara

12 Bakar Almascaty Hilmy, Generasi Penyelamat Ummah. Kuala Lumpur : Berita Publ, 1995

(16)

islam dengan negara yang bersifat sekuler ialah , bahwa negara muslim

dalam menegakan hukum nya bersumber dari hukum islam yaitu Al-quran

dan hadist.14

BAB III SIMPULAN

Negara adalah organisasi kekuasaan. Dikatakan organisasi kekuasaan karena

dalam setiap negara terdapat pusat-pusat kekuasaan, baik yang terdapat dala

suprastruktur politik maupun yang terdapat dalam inrprastruktuk politik15. Sebagai

suatu organisasi negara dapat dikatakan sebagai negara apabila telah memenuhi

unsur-unsur tertentu. Rumusan atau pengertian negara hukum itu terus berkembang

mengikuti sejarah perkembangan umat manusia. Sejarah perkembangan pemikiran

politik dan hukum, telah mendorong lahir dan berkembangnya konsepsi negara

hukum.

Negara hukum tidak dapat diwujudkan apabila kekuasaan negara masih

bersifat absolut atau tidak terbatas, karena pada paham negara hukum terdapat

keyakinan bahwa kekuasaan negara harus di jalankan atas dasar hukum yang baik dan 14 Ibid

(17)

adil. Jadi pada negara hukum dapat dipahami, bahwa hubungan antara yang

memerintah dan yang diperintah melainkan berdasarkan suatu norma obyektif yang

mengikat pihak yang memerintah. Yang dimaksud tipe negara ialah suatu

penggolongan negara yang tidak mempunyai batasan-batsan yang tegas, ini berbeda

dengan klasifikasi negara atas bentuk tertentu misal bentuk negara (kesatuan atau

federasi dan bentuk pemerintahan kerajaan atau republik), dimana batasan dan

ukuranya cukup tegas sehingga mudah dikenali.

Kehidupan di wilayah negara muslim yaitu tidak mengasingkan agama

dari kehidupan bernegara dan bermasyarakat serta memperhatikan kebutuhan

para pemeluk agamanya tersebut. Khusus negara Indonesia sebagai negara

yang mayoritas warganya muslim, selain negara Indonesia tunduk pada aturan

hukum umumnya yaitu UUD 1945 yang mengatakan setiap warga negara

Indonesia tunduk pada tauhid, kemanusiaan yang adil dan beradab dan

kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan

perwakilan dan keadilan sosial bagi rakyat Indonesia dan Ketuhanan Yang

Maha Esa yang dimana secara implicit bangsa Indonesia mengakui adanya

(18)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sri Soemantri, Hukum Tata Negara Indonesia, Banding: PT Remaja

Rosdakarya. 2014

2. Jimly Asshiddiqie, Ensiklopedia Pemerintahan dan Kewarganegaraan

Jakarta: PT Lentera Abadi 2010 hal.14 jilid 1 dan 4

3. Franz Magnis Suseno, Etika Politik(Pinsip-prinsip moral dasar kenegaran

modern) Jakarta: PT Gramedia Cet. 7. 2003, hlm. 295.

4. Admosudirjo, Prajudi. Hukum Administrasi Negara.Jakarta: Ghalia

Indonesia. 1988

5. Padmo Wahyono, Pembangunan Hukum di Indonesia,Jakarta: Ind-Hill Co.

1989, hlm. 30.

6.

7. John Alder, Constitutional and Adminitrative Law. London: Macmillan

Educations ltd. 1989, hlm. 43.

8. Jimly Asshiddiqie, Konstitusi & Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta:

Sekretariatan Jendral dan Kepaniteraan Konstitusi RI. 2006, hlm. 154-161.

9. B Arief Sidharta, Kajian Kefilsafatan tentang Negara Hukum. Jentera Edisi 3

Tahun II. 2004, hlm 124-125.

10. Kusnardi, Saragih Bintan. Ilmu Negara. Jakarta: Gaya Media Pratama. 1995 11. Azhary Tahir, Negara Hukum. Jakarta: Prenada Media. 2004

12. Bakar Almascaty Hilmy, Generasi Penyelamat Ummah. Kuala Lumpur:

(19)

13. SJ Fadil, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah,

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari ekuitas merek terhadap keputusan pembelian produk kartu SimPATI Telkomsel di kalangan mahasiswa Ilmu komunikasi angkatan

Ukuran ini akan menentukan apakah suatu item/itemset layak untuk dicari confidence-nya (misal, dari seluruh transaksi yang ada, seberapa besar tingkat dominasi

Sebagai perbandingan hasil penelitian oleh [7] di perairan Teluk Hurun (bagian dari Teluk lampung) bahwa variasi konsentrasi nitrat masih dalam kon- disi normal untuk kategori

Mencangkup mengenai akreditasi yang diperoleh RS Pondok Indah, adapun pertanyaan penelitian ini yaitu bagaimana penciptaan keunggulan RS Pondok Indah dan siapa saja yang

Behery et al, 2009, menyatakan bahwa Umbilical Coiling Index (indeks koil tali pusat) pada mamalia yang memiliki pembuluh darah tali pusat, menunjukkan bahwa semakin banyak

Sehubungan dengan judul yang telah dikemukakan dan berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini dapat digolongkan jenis penelitian kausal yaitu penelitian

Kebiasaan membeli buku menjadi suatu kebiasaan yang mustahil dilakukan karena guru sudah merasa puas mengajar dengan menggunakan LKS (Lembar Kegiatan Siswa)

Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan ekstraksi natrium alginat dari alga coklat dan untuk menentukan masa simpan buah mangga dan buah jeruk dengan penggunaan