• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Embriologi Tali Pusat

Embriogenesis dinding abdomen anterior dan plasenta dimulai pada akhir minggu ketiga, pada tahap trilaminar germ disc (terdiri dari endoderm, mesoderm, dan ektoderm). disc ini diapit diantara rongga kantung ketuban dan kuning telur (dengan endoderm paling proksimal pada kantung kuning telur).9

Amniotic cavity Ectoderrm

Head of the embryo

Mesoderm

Tail end Future umbilical cord

In wall yolk sac

Endoderm

Gambar 1. Embrio pada akhir minggu ke tiga, menunjukkan primordial germ sel pada dinding yolk sac, yang mendekati perlekatan. dari lokasi ini, sel-sel pada dearah in akan bermigrasi untuk perkembangan gonad pada minggu ke-3. Dikutip dari: Langman’s General Embriologi.

Lapisan ektoderm proksimal ke rongga amnion, selama embrio tumbuh dan melengkung, lokasi perbatasan ektoderm amnion sebagai cicin umbilikus primitif pada permukaan ventral embrio. Inilah lipatan dari disk sekitar kuning telur (yolk sac) yang pada hasil akhirnya membentuk dinding abdomen anterior dan tali pusat.9

(2)

Pada hari ke-18 paska konsepsi tangkai penghubung yang menghubungkan embrio awal dengan trofoblas mulai berkembang. Pada hari ke-28 paska konsepsi tangkai yang menghubungkan kantung yolk sac bergabung, membentuk tali pusat. Pada manusia yolk sac adalah organ dasar, yang memiliki fungsi nutrisi pada awal kehamilan. Yolk sac, ditemukan dalam rongga korion, terhubung dengan tali pusat serta tangkainya. Pada akhir bulan ketiga, amnion telah melebar terjadi kontak dengan korion sehingga rongga korion menghilang.9 Amnion dan korion terbentuk antara usia kehamilan 10-16 minggu. Dalam hal ini tali pusat akan dilapisi dengan epitel yang terdiri dari saluran omphalo-mesentetrika, yolk sac, body

stalk, dan ekstra embrionik allantois. Secara fisiologis tali pusat akan mengalami herniasi

antara usia kehamilan 7-12 minggu.9

Perkembangan sistem pembuluh darah dimulai dengan pembentukan tumpukan darah di dalam mesodermal yolk sac, tangkai penghubung dan korion di awal 3 minggu paska konsepsi, dua hari kemudian angiogenesis dimulai dalam embrio mesoderm. Arteri 'allantoic' muncul 3 minggu paska konsepsi sebagai cabang ventral pasangan aorta dorsalis. Bagian dari allantois akan membentuk kandung kemih, dari urachus yang meluas sebagai saluran kecil, disertai arteri allantoic.9

Sumbu aorta dari arteri definitif muncul sebagai cabang lateral yang berasal dari ujung, dan pada akhirnya menjadi arteri umbilikalis. Sirkulasi embrio efektif pada 22 - 23 hari paska konsepsi, ketika arteri umbilikalis menyatu dengan arteri iliaka internal dan vena umbilikalis dengan ductus venosus, yang memasuki vena hepatik. Salah satu vena umbilikalis mengalami atropi selama bulan kedua kehamilan.9

(3)

Gambar 2. Embriologi Tali Pusat. Dikutip Dari : General Embriology The Ninth Edition Of Langman’s Medical Embryology

Keterangan Gambar

(Gambar A) Embrio pada usia kehamilan 5 minggu.

Usia kehamilan 35 hari, embrio menunjukkan struktur melewati cincin tali pusat primitif. Proses penghubungan tangkai, berisi allantois dan pembuluh darah tali pusat yang terdiri dari dua arteri dan satu vena.

(Gambar B) Embrio pada usia kehamilan 10 minggu menunjukkan tali pusat primitif

Tali pusat primitif dari embrio 10 minggu. Tangkai kuning telur (saluran vitellini) disertai dengan pembuluh darah vitellini, Kuning telur menempati ruang dalam rongga korion, yaitu ruang antara amnion dan dinding korion.

(Gambar C) Bagian transverse daerah cincin pusat.

Saluran yang menghubungkan rongga intra-embrionik dan ekstra-embrionik. Garis oval refleksi antara amnion dan ektoderm embrio (amnion-ectodermal junction) adalah cincin pusat primitif. Pembentukan pada minggu ke-5, struktur berikut melewati cincin pusat.

(Gambar D) Bagian melintang melalui tali pusat primitive

menunjukkan loop usus yang menonjol di salurannya. Daerah lebih proksimal berisi beberapa loop usus dan sisa dari allantois. Sampai 11 minggu paska konsepsi intestinal masih terdapat dalam tali pusat, yang memberikan gambaran membengkak.

(4)

Gambar 3. Bagian yang menunjukkan pembentukan tali pusat pada embrio sepanjang 2,5 mm.Dikutip Dari : The Journal Of Meternal-Fetal And Noenatal Medicine, The Umbilical Coiling Index, 2005.

Gambar 4. Bagian tali pusat pada embrio manusia 23 mm. Dikutip Dari : The Journal Of Meternal-Fetal And Noenatal Medicine, The Umbilical Coiling Index, 2005.

(5)

Pada sekitar akhir bulan ketiga, loop intestinal ditarik masuk ke dalam tubuh embrio dan rongga di tali pusat tersebut akan menghilang. Setelah berkontribusi terhadap usus embrio sisa–sisa yolk sac primer memanjang di bagian perut, sehingga mempersempit sambungan ke midgut membentuk duktus vitellinus.9

Ketika allantois, duktus vitelline dan pembuluh darah juga mengalami obliterasi, yang tetap berada di dalam adalah pembuluh darah umbilikalis yang dikelilingi oleh wharton’s jellly. Jaringan ini, kaya proteoglikan yang berfungsi sebagai lapisan pelindung untuk pembuluh darah tali pusat. Otot pada dinding arteri berisi banyak serat elastis, yang berkontribusi dengan cepat pada pada saat penyempitan dan kontraksi pembuluh darah umbilikalis segera setalah tali pusat di ikat.9

2.2. Anatomi Struktur Tali Pusat

Pembuluh darah tali pusat berbeda dalam struktur dan fungsi dibandingkan dengan pembuluh darah besar di dalam tubuh. Kedua arteri tali pusat melilit dalam model putaran. Darah mengalir dengan cara yang berdenyut dari janin ke plasenta melalui arteri. Sebuah pulsasi kecil dalam transpor pasif di dalam darah masuk ke janin melalui vena umbilikalis.

Gambar 5. Potongan tali pusat dengan dua arteri dan satu vena. Dikutip dari: Maternity, Gynaecology, Infertility & Endoscopic (keyhole) Surgery Mumbai (Bombay), India.

Vinci mempostulatkan bahwa panjang tali pusat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan

(6)

luar dari epitel amnion, dengan massa internal mesodermal, wharton’s jelly. Dalam wharton’s

jelly terdapat dua saluran endodermal, yaitu : duktus allantois dan duktus vitellini, serta

pembuluh darah umbilikalis.5

Struktur tali pusat normal terdiri dari dua arteri umbilikalis, dan satu vena umbilikalis yang dikelilingi oleh wharton jelly lapisan luar, dan lapisan tunggal selaput amnion. Arteri tali pusat timbul dari aorta embrio setelah berdiferensiasi dan mengalami pertumbuhan, mereka menjadi cabang-cabang arteri iliaka interna pada janin.5

Tali pusat dan jaringan penyusunnya terdiri dari : lapisan luar amnion, wharton’s jelly, dua arteri umbilikalis dan satu vena umbilikalis, yang dirancang untuk melindungi aliran darah ke janin selama masa kehamilan sampai aterm. Lapisan luar amnion dapat mengatur tekanan fluida di dalam tali pusat. Wharton's jelly diisi cairan jelly untuk mencegah kompresi

pembuluh darah. Aliran darah diatur oleh otot polos di sekitar arteri yang bercampur dengan kolagen berdasarkan matriks ekstraseluler.7,10

Arteri umbilikalis membawa darah yang terdeoksigenasi dari plasenta sedangkan vena umbilikalis membawa oksigen darah ke janin. Kedua arteri memiliki diameter yang lebih kecil dibandingkan dengan diameter vena. Pada 96% dari semua tali pusat memiliki anastomosis atau dalam 3%, bahkan dari dua arteri umbilikalis menyatu di daerah 1,5 cm dari insersi plasenta. Hal ini untuk pemerataan aliran dan tekanan antara dua arteri dan distribusi darah yang seragam ke lobus plasenta yang berbeda.4

Salah satu anomali vaskular yang paling umum pada manusia adalah ketiadaan satu arteri umbilikalis, terjadi pada sekitar 1% dari tali pusat, dalam kebanyakan kasus sebagai kelainan terisolasi. Pembuluh darah pusat kurang vasa vasorum. Sedikit serat saraf pada pembuluh darah dekat janin, tetapi hal ini tidak terdapat di segmen menengah dan plasenta dari tali pusat manusia.7

Wharton's jelly, berasal dari mesenkim, dan dibentuk oleh myofibroblasts, terdiri dari kolagen

dan asam hialuronat, beberapa serat otot, dan air. Bahan ini bertanggung jawab atas kekuatan tali pusat. Ini menyediakan dukungan mekanis dan perlindungan struktural untuk tali pusat dan memiliki peran angiogenik dan metabolik untuk sirkulasi pusat. Lingkungan osmotik

(7)

adalah sangat penting untuk wharton’s jelly. Perubahan osmolaritas 5 sampai 10 milliosmol jelas menyebabkan pembengkakan atau penyusutan dari tali pusat. wharton’s jelly memiliki sifat thyxotropic, yaitu substansi gelatinous semi solid mencair karena ada tekanan.7,11

Jumlah wharton’s jelly merupakan alat prediksi yang baik untuk menentukan komplikasi perinatal: bukti bahwa tali pusat dengan diameter <10 persentile merupakan penanda awal untuk pengiriman kecil untuk bayi usia kehamilan dan terjadinya komplikasi intrapartum.5,12

Wharton’s jelly dapat berkurang pada pertumbuhan janin terhambat dan meningkat pada

hydrops, polyhydramnion, dan diabetes. Tidak ada korelasi langsung yang ditemukan antara jumlah Wharton’s jelly dan indeks koil tali pusat.12

Tali pusat terbentuk sampai akhir trimester kedua, dengan berat 40 gram dan mencapai diameter rata-rata 1-2 cm dan panjang 50-60 cm. Terdiri dari sel epitel skuamosa kuboid yang disebut epitel umbilikalis yang berasal dari epitel amnion. Abnormalitas panjang tali pusat berhubungan dengan lilitan tali pusat, tali pusat tersimpul (knotting), insersi tali pusat, dan prolaps tali pusat. Secara singkat, gangguan yang menghubungkan tali pusat dengan permukaan tubuh janin dapat terjadi anomali di mana dinding abdomen anterior gagal terbentuk. Isi perut terbuka dan tali pusat tidak sempurna atau tidak terbentuk, sehingga janin melekat langsung ke membran.13,14

Larco et al, 1987. Tali pusat sudah terbentuk dengan baik pada usia kehamilan 9 minggu, dengan rata - rata biasanya memiliki 0 - 40 koil. Hal ini sudah ditetapkan bahwa jumlah koil tali pusat berhubungan dengan aktivitas janin dan kesejahteraan janin. hypocoiling tali pusat terjadi pada sekitar 5% dari kehamilan dan berhubungan dengan peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas perinatal.6

Kelainan tali pusat dapat terjadi pada ukuran, derajat koil, dan posisi dari insersi tali pusat. Kelainan ini memiliki implikasi penting terhadap luaran janin. Kelainan struktur arteri tali pusat yang tunggal, simpul (knotting), kista, dan tumor dapat berhubungan dengan gawat janin atau malformasi.8,17,18

(8)

2.3. Fungsi Tali Pusat

Tali pusat berfungsi untuk mengalirkan darah ke janin untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Jaringan dari tali pusat harus bekerja untuk mempertahankan aliran darah selama perkembangan janin dengan gerakan yang normal. Tali pusat merupakan perpanjangan dari sistem kardiovaskular janin sehingga memiliki potensi besar dalam mempelajari dan menilai perubahan dalam jaringan pembuluh darah janin.17

2.4. Koil Tali Pusat

Koil tali pusat didefinisikan sebagai suatu koil tali pusat yang lengkap dengan besar sudut 3600. Koil membuat struktur tali pusat yang kuat fleksibel dan memberikan pertahanan terhadap kekuatan-kekuatan eksternal yang dapat memberikan pengaruh baik ataupun buruk terhadap aliran darah. Arah koil tali pusat dapat ke arah kiri dan kanan.6,19 Koil tali pusat ke arah kiri terjadi empat hingga delapan kali lebih sering daripada koil tali pusat ke arah kanan dan kadang-kadang terdapat pola lingkaran campuran. Belum jelas mengapa koil ke arah kiri lebih umum terjadi.19

Koil dari tali pusat dapat diamati sejak 28 hari pasca konsepsi dan 95% jelas terlihat pada usia kehamilan 7 minggu. Beberapa hipotesis yang behubungan dengan terbentuknya koil adalah akibat adanya gerakan janin, torsi aktif atau pasif dari embrio, diferensiasi pertumbuhan pembuluh darah tali pusat, hemodinamik aliran darah janin, dan serat otot di dinding pembuluh darah arteri tali pusat.11

Selain itu, kemungkinan adanya keterlibatan faktor genetika. Dimana pada kejadian kembar non-monozigotik ditemukan kesamaan dalam indeks koil tali pusat.8 Janin yang terfiksasi dalam tubuh (karena band ketuban) tidak hanya memiliki tali pusat yang relatif pendek, tetapi juga koil yang sedikit atau tidak ada koil. Hal yang sama berlaku untuk spesies dengan janin memanjang memanjang sumbu uterus (paus misalnya), sebuah situasi yang menghalangi rotasi embrio.6

(9)

Koil Tali Pusat

Gambar 6. Janin dengan koil tali pusat. Dikutip dari : Langman’s General

Embriology

Malpas dan Symonds, 1966, menemukan bahwa tali pusat tidak tumbuh secara terus menerus melainkan tumbuh dengan peningkatan yang kurang lebih tetap. Proses pertumbuhan yang progresif pada sumbu panjang dari koil utama, menunjukkan bahwa tali pusat tumbuh merata di setiap titik pada seluruh sumbu panjang tali pusat. Kesimpulan ini dikutip dalam banyak artikel. Mereka juga telah mengamati bahwa 30% dari tali pusat non-koil masih dapat melingkar setelah usia kehamilan 20 minggu, sedangkan kapan terjadi proses hilangnya koil belum pernah diamati.Tali pusat cenderung memiliki koil pada daerah ujung mendekati janin dan plasenta.20

Roach et al, 1976, menyatakan tali pusat didukung oleh serat otot pada dinding arteri umbilikalis. Ada empat otot - otot yang berbeda di dinding arteri, yaitu : lapisan sirkuler kecil bagian dalam berfungsi mengatur aliran darah, lapisan longitudinal dalam yang akan menutup arteri setelah melahirkan, otot sirkuler yang besar, lapisan longitudinal dalam, yang memiliki koil intrinsik yang membuat koil tali pusat, dan otot kecil melingkar yang membuat koil pada arteri.19

Otot sirkuler besar memiliki pitch panjang yang sebanding dengan gulungan pembuluh darah itu sendiri. Gambaran dari otot sirkuler dari arteri ke substansi pembuluh darah bertanggung jawab atas koil tali pusat itu sendiri. Ketika ada cukup tekanan hidrostatik, koil pembuluh darah menuju ke arah berlawanan dengan arah serat pada otot sirkuler.19

(10)

Gambar 7. Anatomi arteri umbilikalis. Di kutip dari : Monique W.M. The Roach muscle bundle and umbilical cord coiling Early Human Development (2007).

Gambar 8. Potongan lintang arteri umbilikalis: 1. Inner circular layer, 2. Inner longitudinal layer; 3. large coiling muscle, this

(11)

Behery et al, 2009, menyatakan bahwa Umbilical Coiling Index (indeks koil tali pusat) pada mamalia yang memiliki pembuluh darah tali pusat, menunjukkan bahwa semakin banyak ditemukan koil yang kurang lurus maka akan semakin banyak volume darah yang masuk dalam pembuluh darah, sehingga turbulensi akan lebih banyak terjadi dan akan memperlambat aliran darah. Kemungkinan indeks koil tali pusat yang optimal akan menghasilkan arus maksimum.21

Van Dijk C.C et al, 2002, melakukan penelitian yang pertama sekali untuk menentukan indeks koil tali pusat dalam kelompok yang terdiri dari kehamilan tanpa komplikasi. Nilai rata – rata indeks koil tali pusat 0,17 / cm. Nilai ini dapat menjadi acuan standar untuk menafsirkan nilai yang tepat dari koil tali pusat pada kehamilan yang mengalami kompikasi.22

Tali pusat hypocoiling terkait dengan kematian janin dalam rahim dan anomali janin, untuk itu hal ini dapat dijadikan penanda awal yang mendasari perkembangan abnormal intrinsik, dan juga kemungkinan terkait dengan peningkatan risiko gangguan akut pada aliran darah akibat adanya kingking tali pusat. 23,25

Tali pusat hypercoiling menjadi penanda kemungkinan perkembangan abnormal, yang berhubungan dengan komplikasi lain termasuk pertumbuhan intrauterine terhambat, berat badan lahir rendah, asidosis janin dan asfiksia.23,25

Outcome Hypocoiled Hypercoiled

Fetal death 3,4 NS Trisomies 5,8 9,3 SGA < 10th centile NS 2,1 APGAR Score < 7 3,1 NS Umbilical Artery pH < 7,05 NS 2,9 Asphyxia NS 4,2

Velamentosa cord insertion 3,0 NS

Single Umbilical Artery 3,7 8,3

Gambar 9. Odd Ratio antara koil tali pusat abnormal terhadap luaran bayi. Dikutip dari: Sebire N.J. Ultrasound Obstet Gynecol 2007.

(12)

Tali pusat hypocoiling berhubungan dengan nuchal cord, tali pusat hypocoiling tampaknya lebih tahan terhadap salah satu masalah yang disebabkan oleh nuchal cord, oklusi tali pusat yang terjadi pada saat peregangan di sekitar leher janin. Namun, masalah yang paling penting dari nuchal cord yang ketat kemungkinan bukan akibat penekanan pada tali pusat ini sendiri, melainkan kompresi pada arteri karotis janin.25 Hypercoiling juga mungkin membuat pembuluh darah arteri menekan pembuluh darah vena sehingga mengurangi volume aliran darah.26

2.5. Indeks Koil Tali Pusat ( umbilical coiling index )

Pada penelitian ini, dilakukan identifikasi dari indeks koil tali pusat yang hypercoiling pada bayi yang baru lahir dan mencari hubungan terhadap luaran berat badan bayi lahir. Penilaian indeks koil tali pusat ini ditemukan pertama kali oleh Berengarius pada tahun 1521. Edmonds et al, 1954, yang pertama sekali menjelaskan sebuah metode untuk kuantifikasi koil tali pusat. Disebutkan bahwa indeks dari twist tali pusat merupakan rasio twists dengan panjang tali pusat. Nilai positif dan negatif terhadap twist apabila arah koil berubah dari kiri ke kanan. 6

Strong, et al, 1993, pertama kali melaporkan komplikasi obstetrik berhubungan dengan abnormalitas koil tali pusat dengan membandingkan hasil luaran bayi. Selain itu, mereka melaporkan kejadian kematian intra-uterin, persalinan prematur, deselarasi denyut jantung janin pada intrapartum, meningkatkan kelahiran dengan seksio sesarea atas indikasi gawat janin, mekonium stein, dan kelainan karyotyping dalam kelompok tali pusat hypocoiling.27 Dalam sebuah penelitiannya, Strong et al, 1993, juga melaporkan insiden secara signifikan lebih besar dari kelainan kariotip, warna mekonium, dan intervensi operasi untuk gawat janin pada indeks koil tali pusat < 10th persentil. Bagi indeks koil tali pusat ≤ 10th persentil atau ≥ 90 th persentil dijumpai insiden yang signifikan lebih besar pada variabel deselerasi denyut jantung janin. Nilai untuk 10th persentil dan 90th persentil berasal dari indeks koil tali pusat 100 kelahiran (indeks koil tali pusat 0,21 ± 0,07), pada populasi kehamilan berisiko tinggi, mungkin dapat menyebabkan bias.1,26,27

(13)

Jumlah Total Koil

Umbilical Coiling Index =

Panjang Tali Pusat (cm)

Strong et al, 1994, yang pertama kali menyempurnakan metode ini. Dia mengembangkan indeks koil tali pusat ( umbilical coiling index.) yang merupakan rasio koil dengan panjang tali pusat, terlepas dari arah koil.27 pada kehamilan tanpa komplikasi nilai dari persentase dari indeks koil tali pusat,dikatakan hypocoiling jika nilai indeks tali pusat <10th persentil dan

hypercoiling tali pusat di katakan jika indeks koil tali pusat > 90th persentil. Dari beberapa

kepustakaan sebelumnya disebutkan bahwa nilai-nilai dari indeks koil tali pusat (umbilical

coiling index) rata - rata (SD) indeks koil tali pusat normal adalah satu koil / 5 cm, atau 0,2 ±

0,1 (SD) koil/cm. Untuk indeks koil tali pusat pada persentil 10th dan 90th adalah berturut-turut 0,07 koil / cm dan 0,3 koil / cm.27

Rana et al, 1995, melaporkan insiden secara signifikan lebih besar pada gangguan denyut jantung janin, dan peningkatan angka tindakan operasi pada indeks koil tali pusat berada di <10th persentil. Subjek dengan nilai indeks koil tali pusat > 90th persentil memiliki tingkat yang lebih tinggi pada kelahiran prematur, berat badan lahir rendah dan kemungkinan besar pada ibu yang menggunakan kokain. Penulis tidak membedakan antara kelahiran prematur spontan dan kelahiran prematur iatrogenik.5

Atalla et al, 1998, menilai hubungan antara morfologi tali pusat dan keadaan janin intrapartum dan analisa gas darah tali pusat saat lahir. Mereka menemukan korelasi yang signifikan secara statistik linier positif antara pH vena dan arteri umbilikalis dengan jumlah coiling pembuluh darah (masing-masing r = 0,27 dan 0,17) dan hubungan linier negatif antara PCO2 dan coiling tali pusat.26

(14)

Gambar 10. Hypercoiling umbilical cord. Dikutip dari: Daniele et al. Journal Pediatric (2007)

Machin et al, 2000, mengamati indeks koil tali pusat dari semua plasenta di pusat patologi. Dalam grup yang dipilih koil tali pusat yang abnormal dihubungkan dengan terjadinya kematian janin, retardasi pertumbuhan intrauterin dan chorioamnionitis. Ini dikaitkan dengan trombosis dari pembuluh darah chorionic plate, trombosis vena tali pusat dan stenosis. Dengan demikian, koil abnormal merupakan proses kronis, yang terbentuk pada awal kehamilan, yang menimbulkan efek kronis (gangguan pertumbuhan) dan akut (janin intoleransi dan kematian janin).4

Penyebab terbentuknya koil sampai saat ini belum diketahui. Dalam semua studi yang disebutkan di atas nilai-nilai acuan yang digunakan dihitung dari populasi, termasuk kehamilan dengan komplikasi. Untuk mengkonfirmasi bahwa janin dengan indeks koil abnormal memang lebih sering memiliki hasil yang kurang menguntungkan dibandingkan dengan tali pusat dengan koil normal.28

Ezimokhai et al, 2001, mengidentifikasi faktor risiko ibu terhadap indeks koil tali pusat abnormal. Dengan hasil hypercoiling dengan faktor usia ekstrim, obesitas, diabetes melitus gestasional dan preklampsia. Hypercoiling dan hypocoiling secara signifikan berhubungan dengan pewarnaan mekonium, hasil perinatal yang jelek dan emergency sectio cesarea.

Hypercoiling berhubungan dengan pertumbuhan janin terhambat dimana pasokan darah dari

(15)

2.5.1. Indeks Koil Tali Pusat dengan Ultrasonografi.

Degani et al, 1995, menunjukkan bahwa indeks koil tali pusat dapat ditentukan sebelum lahir dengan menggunakan ultrasonografi untuk menentukan korelasi indeks koil tali pusat dengan indeks yang diukur setelah lahir. Indeks koil tali pusat pada masa antenatal dihitung dengan mengambil jarak rata-rata antara sepasang koil, diukur pada tiga segmen yang berbeda. Berdasarkan perhitungan ini, memungkinkan indeks koil tali pusat dalam uterus lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan indeks koil tali pusat pada post partum yang mengalami pengurangan koil ke arah insersi bayi dan cenderung lebih melingkar daripada ke arah insersi plasenta.28

Selanjutnya, koil pada antenatal lebih penuh dengan darah, yang membuat putaran lebih padat karena koil pembuluh darah instrinsik. Torsi tali pusat mempengaruhi pengukuran ultrasonografi pada saat antepartum, namun tidak pada post-partum setelah tali pusat dipotong. Meskipun arah koil tampaknya tidak mempunyai arti klinis.28

Gambar 11. Umbilical cord coiling Color Doppler image shows a normally coiled umbilical cord. Dikutip dari: Dudiak et al. Scientific

(16)

Gambar 12. Penilaian UCI Sonographic Coil-To-Coil distal. Dikutip dari: Degani et al, Obstet Gynecol (1995)

Rana et al, 1996, tali pusat hypocoiling dapat dilihat di awal kehamilan dengan ultrasound dapat menjadi parameter peningkatan terjadinya kelainan janin, yang selanjutnya dapat diketahui dengan amniosentesis untuk karyotyping. Jika koil tersebut dilihat pada kehamilanan pertengahan atau akhir, dapat memberikan peringatan adanya kemungkinan bahaya yang lebih besar terhadap janin dan kemungkinan proses kelahiran dengan operasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi hasil luaran bayi lahir dengan hypocoiling dan hypercoiling tali pusat.5

Qin et al, 2002, melakukan pengukuran dengan ultrasonografi terhadap indeks koil tali pusat pada trimester kedua kehamilan. Mereka menemukan bahwa indeks koil tali pusat dapat diukur dengan mudah dan hasil yang cukup jelas pada trimester kedua antara 12 dan 16 usia kehamilan.30

Predanic et al, 2005, sebuah evaluasi sonografi dari koil tali pusat di trimester kedua berkorelasi dengan indeks koil tali pusat saat lahir. Membandingkan indeks koil tali pusat antenatal dan setelah lahir menunjukkan adanya korelasi yang signifikan secara statistik (korelasi Spearman, p < 0,0001; r = 0,643). Dari hasil tersebut, tampak bahwa nilai indeks koil tali pusat sekitar dua kali pengukuran indeks koil tali pusat saat lahir. Jika diterjemahkan, jarak antara sepasang koil pada pemeriksaan sonografi dilakukan selama trimester kedua adalah kira-kira setengah jarak antara koil saat melahirkan.31 Pada indeks koil tali pusat, atau

(17)

pola koil tali pusat tidak berkorelasi dengan ketebalan tali pusat, terutama wharton’s jelly, tidak terkait dengan suatu pola koil tali pusat.32

2.5.2. Aliran Darah Tali Pusat

Reynolds et al, 1978, anatomi tali pusat membuat aliran darah menjadi optimal dikarenakan koil pada tali pusat sendiri. Arteri yang melekat dengan pembuluh darah vena, menyebabkan kenaikan dan penurunan yang bergantian dengan tekanan dan pulsasi dari pembuluh darah arteri.34,36.

Degani et al, 1995, menemukan korelasi garis linear antara aliran dalam vena umbilikalis dan indeks koil tali pusat dengan (r = 0.59, p = 001). Bagaimana aliran darah dapat optimal ? Vena umbilikalis merupakan jalur kehidupan yang hanya mengangkut oksigen dan nutrisi ke janin. Suatu proses pasif, yang disebabkan oleh gradien tekanan antara vena umbilikalis dan vena cava inferior janin, mungkin tidak cukup untuk mengangkut jumlah darah yang diperlukan kembali ke janin.29

Arteri di dalam tali pusat mengalami peregangan selama pulsasi. Hal ini mengurangi diameter arteri. Dengan demikian, meningkatkan diameter pembuluh darah vena dan menyebabkan tekanan negatif yang relatif pada pembuluh darah vena. Dengan cara ini aliran darah vena akan meningkat.36.

Makin banyak ditemukan koil, aliran darah yang lurus menjadi lebih sedikit. semakin banyak darah didalam pembuluh darah turbulensi akan meningkat, yang akan memperlambat aliran darah. Kemungkinan indeks koil yang optimal akan menghasilkan arus maksimum.

Hypercoiling juga memungkin membuat pembuluh darah arteri menekan pembuluh darah

vena, sehingga mempengaruhi aliran darah menjadi lebih lambat.36

Degani et al, 2001, menyatakan bahwa indeks koil tali pusat dapat mempengaruhi kecepatan aliran darah dalam pembuluh darah. Berkurangnya koil tali pusat dikaitkan dengan penurunan aliran darah vena umbilikalis. Peningkatan koil berhubungan dengan kecepatan pola denyut dari aliran vena umbilicalis dengan bentuk gelombang yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa indeks koil tali pusat memiliki pengaruh besar pada aliran arteri normal, karena ini adalah proses yang aktif. Asumsi ini didukung oleh kepustakaan yang menyatakan bahwa

(18)

indeks koil tali pusat (umbilical coiling index) berpengaruh secara signifikan terhadap aliran darah dalam pembuluh arteri dapat dilihat kemungkinan untuk terjadinya trombosis, yang diamati lebih sering pada kejadian hypercoiling.28

Karena tidak diketahui apakah indeks tali pusat dapat berubah selama kehamilan, tidak diketahui apakah aliran darah ke janin dapat ditingkatkan dengan menyesuaikan indeks koil tali pusat. Jika adaptasi mungkin dilakukan, mungkin dapat menjelaskan hubungan yang berarti indeks tali pusat meningkat pada kehamilan dengan komplikasi pada janin salah satunya pertumbuhan janin terjambat.37

Selama antepartum koil tali pusat penting untuk alasan lain, untuk meningkatkan kemampuan tali pusat bertahan selama kontraksi terhadap torsi, kinking, kompresi, dan oklusi karena traksi pada tali pusat. Koil tali pusat dapat membuat tali pusat lebih tahan terhadap kinking dan kompresi. Tali pusat hypocoiling sementara berhubungan dengan nuchal cord, oklusi tali pusat terjadi pada saat peregangan di sekitar leher janin. Namun, masalah yang paling penting dari nuchal cord ketat mungkin bukan akibat penekanan pada tali pusat ini sendiri, tapi kompresi pada arteri karotis janin.38

(19)

2.6. Kerangka Konsep

Luaran Berat Badan Bayi Lahir Indeks Koil Tali Pusat 1 • Normocoiling • Hypocoiling H ili Faktor Intrauterin :

• Gerakan janin, torsi aktif atau pasif dari embrio.2,9

• Diferensiasi

pertumbuhan pembuluh darah tali pusat.17

• Hemodinamik aliran darah janin.31,34

• Serat otot di dinding pembuluh darah arteri tali pusat.17 • Air ketuban.2,9 Faktor Karakteristik Ibu: • Umur3,37 • Paritas3,37 • IMT38 • Usia Kehamilan3 • Kadar Hb39,40 Penyakit Dalam Kehamilan16 • Diabetes Mellitus36 • Penyakit Hipertensi dalam Kehamilan16 • Preeklampsia dan Eklampsia • Penyakit Tiroid • Penyakit Infeksi Kronis • Penyakit Ginjal • Penyakit Kardiovaskuler Kebiasaan Ibu2 • Merokok • Minum Alkohol • Pengguna Narkotika • Kelainan genetik6,21,22 • Kelainan kongenital21 • Kehamilan kembar6

• Obesitas pada ibu 36

Gambar

Gambar 1. Embrio pada akhir minggu ke tiga, menunjukkan primordial germ sel pada  dinding yolk sac, yang mendekati perlekatan
Gambar 2. Embriologi Tali  Pusat. Dikutip Dari : General Embriology The                       Ninth Edition Of Langman’s Medical Embryology
Gambar 3. Bagian yang menunjukkan pembentukan tali pusat pada embrio       sepanjang 2,5 mm.Dikutip Dari : The Journal Of Meternal-Fetal And  Noenatal Medicine, The Umbilical Coiling Index, 2005.
Gambar 5. Potongan tali pusat dengan dua arteri dan satu vena. Dikutip dari:
+7

Referensi

Dokumen terkait

menekan uterus pada saat melakukan penegangan tali pusat. Setelah terjadi kontraksi yang kuat, tegangkan tali pusat dengan. satu tangan dan tangan yang lain

c) Panjang tali pusat yang disisakan sehabis dipotong dianjurkan 2-3 cm. Beberpa penelitian menganjurkan sisa panjang tali pusat 3-4 cm dari dinding abdomen untuk mencegah

“Tekanan diastolik” atau “tekanan darah bawah” merupakan tekanan yang diberikan pada dinding pembuluh arteri saat jantung berelaksasi.. Hipertensi (peningkatan tekanan

gangguan pada dinding pembuluh darah dengan menurunkan bioavaibilitas nitric oxide (NO) ditambah dengan stress oksidatif yang memicu pembentukan sel busa pada dinding pembuluh

Konsumsi lebih banyak lemak dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit, aliran darah melambat sehingga memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke

Pada kondisi normal, pembuluh darah akan mengalami vasokonstriksi sebagai respon terhadap gravitasi saat perpindahan posisi, namun pada hipotensi ortostatik pembuluh darah

Hipodermis ini terdiri dari sel-sel lemak, ujung saraf tepi, pembuluh darah dan pembuluh getah bening, kemudian dari beberapa kandungan yang terdapat pada lapisan

Di dalam hati, vena porta bercabang- cabang seperti arterinya dan berakhir sebagai pembuluh-pembuluh seperti pada kapiler yang disebut sinusoid, dari sini darah