• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANFAAT INFORMASI AKUNTANSI DALAM INTENS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANFAAT INFORMASI AKUNTANSI DALAM INTENS"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MANFAAT INFORMASI AKUNTANSI DALAM INTENSI PEMILIHAN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

AYU ANDIRA

Universitas Atmajaya Makassar e-mail: andiraa958@gmail.com

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pasar modal merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak perusahaan yang memanfaatkan pasar modal sebagai media untuk menyerap investasi sebagai upaya memperkuat posisi keuangannya. Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara investor (pemodal) dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan. Investor merupakan orang perorangan atau lembaga baik domestik atau non domestik yang melakukan suatu investasi (bentuk penanaman modal sesuai dengan jenis investasi yang dipilihnya) baik dalam jangka pendek atau jangka panjang. Dalam rangka melaksanakan kegiatan investasi, investor perlu mengambil keputusan investasi.Keputusan investasi yang dimaksud ialah keputusan untuk membeli, menjual, ataupun mempertahankan kepemilikan saham (Cahyadindan Milandari, 2009; Puspitaningtyas, 2012; Vyas, 2012).

(2)

Konsep mengenai investor (individu) yang rasional dalam teori pengambilan keputusan bermakna bahwa dalam mengambil keputusan, tindakan yang dipilih adalah tindakan yang akan menghasilkan utilitas (utility) tertinggi yang diharapkan (Puspitaningtyas,2012; Shahzad dkk., 2013). Investor yang rasional akan melakukan analisis dalam proses pengambilan keputusan investasi. Analisis yang dilakukan antara lain dengan mempelajari laporan keuangan perusahaan, serta mengevaluasi kinerja bisnis perusahaan. Tujuannya ialah keputusan investasi yang diambil akan memberikan kepuasan (utility) yang optimal.

Pengambilan keputusan secara umum merupakan fenomena yang kompleks, meliputi semua aspek kehidupan, mencakup berbagai dimensi, dan proses memilih dari berbagai pilihan yang tersedia. Teori pengambilan keputusan didas ari oleh konsep kepuasan, bahwa utilitas merupakan jumlah dari kesenangan atau kepuasan relatif yang dicapai, dengan jumlahini individu dapat menentukan meningkat atau menurunnya utilitas dalam upaya meningkatkan kepuasan. Berdasarkan konsep ini, setiap tindakan individu bertujuan untuk memaksimalkan jumlah utilitas untuk mencapai kepuasan. Demikian halnya, pengambilan keputusan investasi oleh investor dilakukan secara rasional dalam rangka memaksimalkan utilitasnya. Para investor secara rata-rata memanfaatkan informasi akuntansi keuangan sebagai pertimbangan dalam keputusan investasinya

Na’i , ; Puspita i gtyas, .

Pada umumnya, dalam proses pengambilan keputusan investasi, investor mempertimbangkan faktor informasi akuntansi. Informasi akuntansi diprediksi memiliki nilai relevansi, karena informasi akuntansi secara statistik berhubungan dengan nilai pasar. Relevansi nilai informasi akuntansi didefinisikan sebagai kemampuan menjelaskan (explanatory power) nilai suatu perusahan berdasarkan informasi akuntansi. Relevansi nilai diarahkan untuk menginvestigasi hubungan empirik antara nilai-nilai pasar saham (stock market values) dengan berbagai angka (nilai) informasi akuntansi yang dimaksudkan untuk menilai manfaat angka-angka tersebut dalam penilaian fundamental perusahaan (Puspitaningtyas, 2012).

Studi Adhikara dan Septiyanto (2011) mengenai perilaku investor dan manfaat informasi akuntansi, menemukan bahwa informasi akuntansi tidak bermanfaat dalam melakukan pengambilan keputusan karena sinyal informasi dalam laporan keuangan tidak mampu membuat investor untuk melakukan perubahan atas keyakinan yang telah dipegang sebelumnya. Persepsi investor tentang informasi keuangan dan non keuangan, memotivasinya untuk merubah keyakinan awal mengenai reposisi pemilihan saham.

(3)

investor akan mempelajari dan menganalisisnya untuk menentukan jika hal tersebut adalah berita baik atau buruk. Mereka juga mengungkapkan bahwa investor menggunakan informasi keuangan untuk mempertinggi intensi mereka dalam berinvestasi di pasar modal. Selain itu mereka juga menemukan bahwa jika investor mengerti dan mempunyai pengetahuan lebih tentang perubahan faktor makro ekonomi, maka mereka akan lebih percaya diri dalam memilih saham. Investor mengerti bahwa perubahan faktor makro yang terjadi disebabkan oleh aspek lain di luar kendali mereka, yang pada akhirnya akan berefek pada seluruh mekanisme di pasar modal.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Adhikara dan Maslichah (2014), bahwa informasi akuntansi merupakan kinerja laporan keuangan sebagai signal good news. Adhikara dan Maslichah melakukan penelitian pada analis efek sebagai wakil dari investor dalam mengelola portofolio saham mereka. Niat untuk memilih saham dibentuk dari anteseden penyebab perilaku yaitu informasi. Informasi dapat diterima dalam bentuk informasi keuangan maupun informasi non keuangan. Salah satu bentuk informasi keuangan adalah informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan memberikan informasi kinerja keuangan, prospek, dan nilai perusahaa n serta membentuk pengetahuan fundamental keuangan sebagai keyakinan bagi pelaku untuk melakukan pemilihan saham unggulan. Pengetahuan tersebut mempunyai akibat positif atau negatif dan mempengaruhi sikap untuk melakukan tindakan pemilihan saham (positif) atau tidak melakukan tindakan pemilihan saham (negatif).

1.2. Rumusan Masalah

Menurut Prabowo (2000), pasar modal Indonesia termasuk emerging market. Ciri pasar ini adalah: pertama, Investor melakukan reaksi terhadap informasi secara naif dan tidak canggih (unsophisticated). Investor mempunyai kemampuan terbatas dalam menganalisis, dan menginterpretasikan informasi yang mereka terima. Kedua, peranan laporan keuangan sebagai pendukung pengambilan keputusan investasi belum digunakan secara optimal dan penggunaannya relatif kecil di pasar modal Indonesia. Ketiga, penyebaran informasi belum merata oleh investor. Sehingga, keterbatasan investor dalam menganalisis laporan keuangan menyebabkan mereka cenderung mencari aspek fundamental emiten dengan caranya sendiri (Adhikara dan Maslichah, 2014).

(4)

sebagai referensi penting bagi para investor dalam investasi saham (Agung dkk, 2007). Rekomendasi analis efek mempengaruhi harga saham dan indeks pasar.

Rekomendasi analis efek dibedakan dalam dua kategori, yaitu: rekomendasi berdasarkan fundamental dan teknikal (Kontan OnLine, 14 Desember 2008). Rekomendasi fundamental menggunakan kinerja perusahaan di masa lampau dan prospek kinerja di masa datang. Sehingga, menyukai penggunaan model yang tidak terlalu rumit, mudah dipahami, dan mendasarkan diri atas informasi akuntansi (Investor, 2007; Suad, 2006). Hal ini menuntut kualitas dan keterbukaan informasi, terutama informasi akuntansi sebagai pembentuk efisiensi pasar. Informasi ini sarat dengan isu, substansi, dan pengetahuan yang digunakan analis efek dan user lainnya dalam pengambilan keputusan prediksi harga saham (Hartono, 2008; SFAC No.1, 1978). Sedangkan, rekomendasi teknikal mendasarkan penilaian pada analisis perubahan harga saham yang bersifat investasi jangka pendek.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti mengenai manfaat informasi dalam pemilihan saham dibursa efek indonesia yang diuangkan dalam pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh informasi akuntansi terhadap intensi investor dalam pemilihan saham?

2. Bagaimana pengaruh norma subjektif terhadap intensi investor dalam pemilihan saham?

3. Bagaimana pengaruh persepsi kontrol perilaku terhadap intensi investor dalam pemilihan saham?

4. Bagaimana pengaruh informasi akuntansi terhadap beliefs revision dan risiko unsystematic?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian, maka dapat diidentifikasi bahwa tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis pengaruh informasi akuntansi terhadap intensi investor dalam pemilihan saham di Bursa Efek Indonesia.

2. Menganalisis pengaruh kualitas informasi akuntansi, norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku terhadap Intensi investor dalam pemilihan saham?terhadap persepsi control perilaku.

(5)

1.4. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi saham di pasar modal.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau informasi dalam mendukung penelitian selanjutnya tentang manfaat informasi akuntasi dalam pemilihan saham di bursa efek.

BAB 2

KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1.Hubungan Manfaat Informasi Akuntasi Terhadap Intensitas Pemilihan Saham Nilai informasi akuntansi yang berguna bagi investor secara empirik diinvestigasikan melalui hubungan antara data akuntansi yang di-release kepada publik dan perubahan harga sekuritas suatu perusahaan. Jika hubungannya adalah signifikan, maka bukti

menunjukkan bahwa informasi akuntansi adalah berguna (useful) dengan respek terhadap penilaian perusahaan. Agar dapat berguna, penyajian informasi akuntansi harus dapat membantu investor memprediksikan hasil-hasil pengembalian investasi di masa depan (Puspitaningtyas, 2010). Diharapkan berdasarkan informasi tersebut, investor yang rasional dapat membuat suatu keputusan investasi yang optimal.

(6)

2.2.Hubungan Norma Subyektif Terhadap Intensi Pemilihan Saham

Bhattachrjee (2000) menyatakan bahwa norma subyektif di pengaruhi oleh dua bentuk, yaitu pengaruh interpersonal dan eksternal. Pengaruh interpersonal berasal dari teman, anggota keluarga, kolega, atasan, dan individu berpengalaman, sedangkan pengaruh eksternal adalah berasal dari pihak luar organisasi seperti media massa, opini pakar, dan informasi non personal yang dipertimbangkan individu dalam berperilaku. Norma subyektif mencerminkan pandangan individu terhadap keyakinan orang lain yang akan mempengaruhi niat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku. Pengguna dalam melakukan pengambilan keputusan pemilihan saham mendapatkan dorongan dan motivasi dari para ahli untuk bertindak seperti apa yang mereka lakukan.

Tan dan Teo (2000) tidak menemukan hubungan norma subyektif dengan niat. Hal ini disebabkan hubungan tersebut dipandang hanya dari pengaruh (teman, kolega, dan keluarga) dan tidak melihat dari pengaruh eksternal. Hasil study Hsu dan Chiu (2014) tidak mempunyai pengaruh terhadap niat untuk mengis i e-filling. Alasannya, norma subyektif yang diharapkan tidak berpenaruh dalam membentuk minat berperilaku karena individu lebih lebih banyak melakukan adopsi dengan melakukan meniru (memetic).

2.3.Hubungan Presepsi Risiko Unsystematic Terhadap Intensitas Pemilihan Saham Persepsi risiko unsystematic mencerminkan pandangan pengguna tentang potensi loss pada item-item laporan keuangan sehingga saham perusahaan bersifat berisiko (Koonce et al., 2004). Persepsi risiko saham menunjukkan kondisi mengkhawatirkan dari kinerja dan prospek perusahaan yang buruk. Karena saham tidak berprospek, maka pengguna akan melakukan evaluasi kinerja saham individu dalam portfolio. Kinerja saham individu yang buruk akan dilepas dan dirubah dengan saham yang mempunyai kinerja dan prospek bagus. Sehingga, niat untuk pengambilan keputusan dalam pemilihan saham menjadi tinggi. Prediksi ini didukung dari hasil studi Chen dan Steiner (1990), serta Gibson et al. (1997).

2.4.Hubungan Presepsi Risiko Systematic Terhadap Intensitas Pemilihan S aham.

Risiko systematis berasal dari lingkungan eksternal, seperti turbulensi ekonomi, kondisi politik negara, perubahan dan perkembangan teknologi informasi, kebijakan

(7)

mengalami volatility tersebut. Kondisi tersebut memberikan pandangan ekpektasi yang beragam sehingga pengguna mengambil keputusan dengan memegang (hold) daripada melakukan penjualan (sell) atau pembelian (buy) saham. Hal ini sesuai dengan tujuan utama pengguna untuk memperoleh income dalam horison waktu pencapaian kenaikan dalam capital investment. Hasil studi ditunjukkan oleh studi Tim BEJ (1997), Luo (1999), Kim dan Lim (1988), serta Goldberg dan Von Nitzsch (2001).

2.5.Hubungan Manfaat Informasi Akuntansi Terhadap Beliefs Revision

Fishben dan Ajzen (1975) memberikan pandangan beliefs sebagai komponen yang berisikan pengetahuan tentang X. Komponen ini baik secara positif atau negatif terjadi karena keikutsertaan dalam suatu X. Pengetahuan X dalam hal ini adalah opini tentang sesuatu hal yang belum tentu sesuai dengan kenyataan. Dalam konteksakuntansi, beliefs adalah komponen yang mengupas secara kritis dalam proses pengambilan keputusan dan menentukan perilaku pengambilan keputusan (Beaver, 1989). Peran informasi adalah merubah keyakinan sehingga perilaku pengambilan keputusan berubah ketika informasi baru tiba. Keyakinan investor tidak tampak. Harga saham dapat dipandang sebagai penampakan dari proses kesetimbangan keyakinan investor. Revisi keyakinan menunjukan investor melakukan revisi keyakinan mengenai harga saham ketika menerima informasi dalam bentuk deviden dan earnings surprises

Hogarth da Ei hor ’s, . Asu si ya adalah i dividu eru ah keyaki a elalui urutan proses anchoring dan adjustment. Keyakinan sekarang bermanfaat sebagai keyakinan awal yang akan disesuaikan menjadi keyakinan baru dan terjadi

terus-menerus secara berurutan. Teori ini juga mempertimbangkan kekuatan keyakinan awal (anchor) dan memprediksikan bahwa anchor yang besar akan berkurang lebih banyak oleh informasi negatif daripada anchor yang kecil, dan sebaliknya. Hal ini disebut anchoring effect. Scott (2011) memberikan prediksi perilaku investor dalam merespon informasi laporan keuangan, yaitu:

1. Investor mempunyai keyakinan tentang return dan risk saham emiten yang diharapkan. Keyakinan ini didasarkan pada informasi yang tersedia di pasar, yang meliputi harga pasar sampai sebelum laba bersih perusahaan diterbitkan. Tetapi, keyakinan tersebut tidak sama karena berbeda dalam menempatkan informasi dan kemampuan interpretasi.

2. Setelah penerbitan laba bersih tahun berjalan, investor akan menjadi lebih tahu dengan menganalisa angka laba. Contohnya, jika laba bersih lebih tinggi dari yang diharapkan, maka menjadi good news. Beberapa investor akan merivisi

(8)

Scott (2011) dan Beaver (1989) menyatakan informasi akuntansi mempunyai

kandungan informasi jika membantu investor melakukan revisi keyakinan saham dalam proses pengambilan keputusan membeli atau menjual saham. Sehingga membantu dalam revisi keyakinan mengenai harapan earning yang diinginkannya. Proksi harapan pada perubahan harga dan volume perdagangan saham. Hasil studi Easton dan

Zmijewski (1989) menunjukkan untuk setiap $1 good news atau bad news dalam pelaporan laba, analis menaikkan atau menurunkan ramalan laba kwartalan berikutnya sebesar 34 cent diatas rata-rata dan menyatakan secara tidak langsung laporan

keuangan perusahaan adalah informatif. Stuerke (2005) menunjukkan hubungan positif antara revisi ramalan analis setelah pengumuman laba interim dengan ERC, kekuatan earning surprises, dan earning-returns. Hasil studi adalah manfaat pengumuman

earning berhubungan dengan informasi baru, inovasi ERC, dan ketidakpastian earnings. Barberis dan Thaler (2003) menyatakan dalam rational expectation equilibrium bahwa investor bersifat rasional dan consistent beliefs. Artinya, ketika investor menerima informasi baru, investor merubah keyakinan secara benar dan membuat pilihan yang secara normatif diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak hanya investor memproses informasi secara benar tetapi investor juga cukup mendapatkan informasi.

Peranan laporan keuangan dalam keputusan ekonomi memberikan sumbangan yang bertentangan. Studi Eipsten (1975) menunjukkan 45,2% pemegang saham tidak mendasarkan pada laporan keuangan serta menyimpulkan laporan keuangan tahunan tidak memberikan manfaat informasi bagi pemegang saham dalam pengambilan keputusan. Studi Chen dan Hsu (2005) menunjukkan temuan yang kontradiktif bahwa informasi company news dan advice memberikan sumbangan lebih tinggi daripada yang disajikan laporan keuangan dalam mengubah keyakinan dan tindakan investor. Persepsi investor Hong Kong menyatakan bahwa kualitas relevan lebih penting daripada kualitas reliabilitas.

2.6.Hubungan Manfaat Akuntansi Terhadap Presepsi Risiko Unsystematic

Penelitian menunjukkan manfaat informasi akuntansi berpengaruh terhadap persepsi risiko unsystematic oleh hasil studi Beaver et al. (1970), Lee (1999), Koonce et al. (2004), serta Capstaff (1992). Pengguna mempunyai keyakinan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan, illikuid, kondisi keuangan mengkhawatirkan, atau kemungkinan saham merupakan instrumen berisiko karenanya mempunyai persepsi berisiko. Pengguna mengendalikan unsystematic risk dengan diversifikasi dari variasi jenis perusahaan, industri, dan komposisi. Sehingga pengguna mengambil sikap terhadap resiko berdasarkan preferensi risikonya, yaitu: risk averter, risk seeker, atau risk neutral.

(9)

pengguna menunjukkan saham perusahaan tidak berisiko dan mempunyai preferensi risk neutral.

2.7.Hubungan Belief Revision Terhadap Intensi Pemilihan Saham

Bruns (1968) membuktikan beliefs menentukan perilaku pengambilan keputusan dalam melakukan tindakan karena interpretasi dari informasi. Melalui pusat pemahaman pemrosesan informasi dari cognitive seperti memori, attention, persepsi, pemikiran, pengetahuan dan pertimbangan terjadi proses intensi pada investor untuk

mengestimasi return dari saham yang diminatinya. Investor memberikan hasil berbeda karenaperbedaan pengetahuan dan beliefs. Wahlund dan Gunnarsson (1996)

menunjukkan intensi dipengaruhi perbedaan kapasitas kognitif dan tipe pengambilan keputusan investasi. Perbedaan kapasitas kognitif menunjukkan keterbatasan kapasitas memori dalam melakukan pemrosesan informasi secara berurutan. Hal ini

menunjukkan bahwa individu memahami bagaimana mengkonseptualisasikan peristiwa dan mengartikan dengan memberikan informasi. Karena keterbatasan kognitif tersebut maka individu akan berbeda dalam membuat pertimbangan.

Hasil studi berbeda terdapat hubungan negatif dengan menambahkan variabel ethical beliefs untuk menjelaskan perilaku individu dalam melakukan tindakan pengambilan keputusan (Blanthorne, 2000). Hasil studi menunjukkan ethical beliefs mempunyai pengaruh negatif dan pengaruhnya paling besar terhadap niat berperilaku tidak patuh.

BAB 3

HIPOTESIS DAN METODE PENELITIAN

3.1.Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teoritis dan hasil empiris di atas, maka disusunlah hipotesis sebagai berikut :

1. Manfaat akuntansi terhadap intensi pemilihan saham.

2. Hubungan norma subyektif terhadap intensi pemilihan saham.

3. Hubungan presepsi risiko unsystematic terhadap intensi pemilihan saham. 4. Hubungan presepsi risiko systematic terhadap intensi pemilihan saham. 5. Hubungan manfaat informasi akuntasi terhadap belief revision.

6. Manfaat informasi akuntansi Terhadap Presepsi Risiko Unsystematic 7. Hubungan Belief Revision Terhadap Intensi Pemilihan Saham.

3.2.Metode Penelitian

3.2.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan eksplanatoris -kausalitas dalam

(10)

primer. Dimensi waktu adalah one shot study. Metode pengumpulan data adalah survei. Data penelitian berupa data subyek analis efek yang menyatakan opini, sikap, justifikasi, pengalaman, atau karakteristik subyek dalam pengambilan keputusan pemilihan saham. Responden penelitian adalah analis efek. Unit analisis adalah individu.

3.2.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi penelitian adalah analis efek pada bagian research and development perusahaan sekuritas dan tergabung dalam Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI). Besar ukuran sampel menurut Hair et al. (2007) adalah 5 – 10 x jumlah variabel atau dengan estimasi maximum likelohood estimation (MLE) diantara 100 - 200. Ukuran sampel ditentukan berdasarkan MLE adalah 178. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling yaitu setiap analis efek mempunyai kesempatan sama untuk dipilih sebagai sampel.

3.2.3. Teknik Analisa

Analisis data menggunakan Structural Equation Model (SEM) dengan program AMOS 4.01 untuk pengujian hipotesis 1 sampai dengan 7. Teknik ini sesuai bila dipergunakan untuk analisis hubungan yang menggambarkan rangkaian tahapan melalui analisis path (jalur).

3.2.4. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.2.4.1. Manfaat Informasi Akuntansi

Manfaat informasi akuntansi adalah derajat afek positif atau negatif yang ditentukan secara langsung oleh keyakinan analis efek terhadap kualitas informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan. Instrumen untuk

mengukur manfaat informasi akuntansi dikembangkan oleh peneliti dari SAK (IAI, 2012), Ho dan Wong (2005), serta (Arrozi dkk, 2013). Manfaat informasi

akuntansi diidentifikasi dari 5 variabel laten dan 15 variabel terukur, yaitu: 1. Relevance (IA1) terdiri dari tiga indikator, yakni prediktif, umpan balik, dan

tepat waktu.

2. Reliability (IA2) terdiri dari tiga indikator, yakni dapat diperiksa/keterujian, Ketepatan penyimbolan, dan netral.

3. Keterbatasan (IA4) terdiri dari dua indikator, yakni Biaya dan manfaat; serta Materialitas.

4. Kinerja (IA5) terdiri dari dua indikator, yakni kinerja jangka pendek, dan prospek.

(11)

akuntansi sangat tidak bermanfaat, serta angka 5 menunjukkan informasi akuntansi sangat bermanfaat.

3.2.4.2. Presepsi Risiko Unsystematic

Persepsi risiko unsystematic merupakan keyakinan analis efek mengenai pos laporan keuangan yang dipertimbangkan terjadi potensi kerugian dari hasil. Instrumen persepsi risiko unsystematic terdiri dari 7 indikator yang

dikembangkan dari Koonce et al. (2004), yaitu:

1. Laporan keuangan menunjukkan kesulitan keuangan (RU1). 2. Kekhawatiran kondisi keuangan perusahaan (RU2).

3. Kondisi keuangan tidak dapat dikendalikan (RU3).

4. Hubungan risiko keuangan dengan waktu terjadinya (RU4). 5. Probabilitas kerugian ekonomi laporan keuangan (RU5) 6. Rugi yang saya prediksi akan terjadi pada perusahaan (RU6). 7. Risiko keuangan terjadi pada perusahaan (RU7).

3.2.4.3. Belief Revision (Revisi Keyakinan)

Revisi keyakinan adalah perubahan keyakinan awal (anchor) menjadi keyakinan baru (adjustment) karena analis efek memperoleh informasi baru sebagai good news atau bad news. Instrumen pengukur revisi keyakinan dikembangkan dari Hogarth da Ei hor ’s serta S ott ya g terdiri dari 6 indikator, yaitu:

1. Earnings membawa berita (RK1).

2. Return membawa kandungan informasi (RK2) 3. Deviden membawa berita (RK3)

4. Deviden membawa kandungan informasi (RK4)

5. Kinerja Price Earning Ratio mengandung informasi positif (RK5) 6. Kinerja mendorong perubahan kandidat (RK6)

Instrumen pengukuran revisi keyakinan menggunakan skala Likert. Skala ini mulai dari angka 1 yang menunjukkan sangat tidak yakin, serta angka 5 menunjukkan sangat yakin.

3.2.4.4. Norma Subyektif

Norma subyektif adalah persepsi analis efek tentang kekuatan pengaruh pandangan orang disekitarnya yang ahli dalam bidang investasi keuangan yang memotivasinya untuk melakukan pemilihan saham. Variabel norma subyektif dikembangkan dari Chow dan Chan (2008) dan East R. (1993) dengan 4 indikator, yaitu: Pengaruh pengamat (NS1), Pengaruh teman (NS2), Pengaruh mass media (NS3), dan Pengaruh regulator (NS4)

(12)

keputusan investasi. Jawaban yang disediakan mulai sangat tidak mendorong (1) sampai dengan sangat mendorong (5).

3.2.4.5. Presepsi Risiko Systematic

Resiko systematic adalah persepsi tidak dapat diprediksinya berbagai macam aspek lingkungan eksternal mereka secara akurat. Instrumen pengukur resiko systematic terdiri dari 5 pertanyaan yang diperoleh dengan memodifikasi instrumen yang disusun oleh Gordon dan Narayanan (1984), serta Farid dan Siswanto (1998). Resiko systematic diidentifikasi melalui 5 indikator, yaitu:

Ekonomi (RS1), Pemerintah (RS2), Politik (RS3), Pasar Keuangan(RS4), dan Tingkat bunga (RS5).

Pengukuran variabel menggunakan skala Likert. Skala ini mengukur resiko systematis dengan angka 1 menunjukkan resiko systematis sangat tidak dapat diprediksi, serta angka 5 menunjukkan resiko systematis sangat dapat diprediksi.

3.2.4.6. Intensi Dalam Pemilihan Saham.

Intensi Pemilihan Saham merupakan niat memilih saham kandidat yang

ditentukan secara langsung dari keyakinan analis efek terhadap estimasi return saham. Instrumen dikembangkan peneliti dari Wahlund dan Gunnarsson (1996) dan Arrozi (2012) dengan 7 variabel terukur (indikator), yaitu: keinginan memiliki saham dengan return tinggi, keinginan memiliki saham blue chips, keinginan mencari informasi tentang saham yang diinginkan, keinginan merivisi kinerja saham, keinginan mengetahui cara investasi yang baru, keinginan untuk responsif terhadap perubahan harga saham, dan keinginan untuk responsif terhadap perubahan tingkat bunga di pasar.

(13)

Referensi

Agung, Ardyatmo, Harris Hadinata, dan Raymond Sondang, 2007, Menguak Petuah Para Analis, Kontan, No 18, Tahun XI, 5 Februari 2007, http://www.kontan-online.com"

Ajzen, Icek, 1988. The Theory of Planned Behavior, Organizational Behavior and Human Decision Processes, 50 (2).

Arrozi, MF, 2010, Revisi Keyakinan Atas Sinyal Informasi Akuntansi, Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol. 10, No. 2, Desember, pp 25-51. Arrozi, MF., 2011, Preferensi Investor Dalam Pengambilan Keputusan

Investasi Sekuritas Di Bursa Efek Indonesia, Simposim Riset Ekonomi V, ISEI, Oktober, Surabaya.

Ball, R. and P. Brown, 1968. An Empirical Evaluation of Accounting Income Numbers, Journal of Accounting Research, pp 159-178.

Barberis, Nicholas, and Thaler, Richard, 2003, Handbook of the Economics of Finance, Elsevier Science.

Barth, M.E., W.H. Beaver, and W.R. Landsman, 2001, The relevance of the Value Relevance for Accounting Policy Makers: Another View, Journal of Accounting and Economics, pp. 1-38.

Beaver, W.H., Kettler, P., and Scholes, M., 1970. The Association between market determined and accounting determined risk measures, The

Accounting Review, Vol. 6, pp. 654 – 682.

Beaver, W.H., R. Clarke, and W.F., Wright, 1979. The Association Between

Unsystematic Security Return and The Magnitude of Earnings Forecast Errors, Journal of Accounting Reasearch, pp. 316-340.

Beaver, W.H., 1989. Financial Reporting: An Accounting Revolution, Second Edition, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall.

BEJ, 1997. Tingkat Pengenalan Terhadap Pasar Modal Pada 7 (tujuh) Ibukota Propinsi, Jakarta : BEJ. Resource Productivity Center Marketing & Social Research.

Bhattacherjee, Anol, 2000, Acceptance of e-commerce services: the case of electronic

brokerages.http://www.informatik.uni-trier.de/~ley/db/journals/tsmc/tsmca30.html" IEEE Transactions on Systems, Man, and Cybernetics, Part A 30 (4): pp. 411-420.

Blanthorne, Cynthia M., 2000. The Role of Opportunity and Beliefs On Tax Evasion: A Structural Equation Analysis. Dissertation, Arizona State University.

(14)

Capstaff, John, 1992. The Usefulness of UK accounting and market data for predicting the perceived risk class of securities, Accounting and Business Research, Vol.22, No.87, pp 219-228.

Chen, S., and Hsu, K. 2005. Perceived usefulness of annual reports and other information, Paper presented in the Research Forum Session at the annual meeting of the American Accounting Association, San Francisco.

Chen, Carl R and Steiner, Thomas L. 1990. Managerial Ownership and Agency Conflict : A Nonlinier Simultaneous Equation Analysis of Managerial Ownership, Risk Taking, Debt Policy, and Dividend Policy. The Financial Review. Vol 34, pp. 119-136.

Chow, Wing S. and Lai Sheung Chan, 2008, Social network, social trust and shared goals in organizational knowledge sharing, Information &

Management, Volume 45, Issue 7, November 2008, Pages 458-465, Elsevier.

Easton, P.D., and M.E. Zmijewski, 1989. Cross Sectional Variation In The Stock-Market Response to Accounting Earnings Announcement, Journal of Accounting and Economics, July, pp 117-141.

East, Robert, 1993. Investment Decision and The Theory of Planned Behaviour, Journal of Economic Psychologi, Vol 14, pp. 337-375.

Referensi

Dokumen terkait

Transaksi jual beli bensin di pertamina merupakan transaksi yang bisa dikatakan sebagai transaksi yang jujur karena semua berasal dan i mesin yang mengeluarkan bensin

Perubahan anggaran Dasar Lembaga dapat dilakukan atas Keputusan Rapat Pembina Pleno yang khusus diadakan untuk keperluan itu dan keputusan harus disetujui oleh sekurang-kurangnya

Alhamdulillah puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Evaluasi Pelayanan Lalu

PROSEDUR KERJA (PK) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR & INSTRUKSI KERJA (IK) BIDANG LITIGASI.. 5 Konsultasi Setelah itu Staf Penanganan perkar/ Kabid litigasi memanggil

Diasumsikan bahwa 3 Voice-port ( 2 Buah VIC-2FXS ) tersambung ke PBX local yang ada di Job Site dan dengan menggunakan VoIP Peer tersambung dengan PSTN Direct Line yang ada

Walaupun USG menghasilkan gambar dalam bentuk dua dimensi dengan penempatan probe yang tepat pada tubuh akan didapat hasil seperti gambaran tiga dimensi.. Keterampilan ini

Misalnya, kalau kita mempelajari badan perwakilan kedudukan Kepala Negara dari Negara Indonesia maka ini adalah termasuk Ilmu Negara yang Individual (hanya negara