• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN STRUKTUR DAN NILAI BUDAYA DALAM KUMPULAN CERITA PENDEK KOLECER DAN HARI RAYA HANTU DAN PEMANFAATAN HASIL UNTUK MENYUSUN BAHAN AJAR DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI SMP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN STRUKTUR DAN NILAI BUDAYA DALAM KUMPULAN CERITA PENDEK KOLECER DAN HARI RAYA HANTU DAN PEMANFAATAN HASIL UNTUK MENYUSUN BAHAN AJAR DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI SMP."

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

DAN PEMANFAATAN HASIL UNTUK MENYUSUN BAHAN AJAR DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI SMP

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

oleh Woro Wuryani

NIM 1302312

(2)

Woro Wuryani, 2015

2015

WORO WURYANI

KAJIAN STRUKTUR DAN NILAI BUDAYA DALAM KUMPULAN CERITA PENDEK KOLECER DAN HARI RAYA HANTU DAN PEMANFAATAN HASIL UNTUK MENYUSUN BAHAN AJAR DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA

DI SMP

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing

Dr. Isah Cahyani, M.Pd NIP. 196407071989012001

Mengetahui

(3)
(4)

Woro Wuryani, 2015

KAJIAN STRUKTUR DAN NILAI BUDAYA

DALAM KUMPULAN CERITA PENDEK KOLECER DAN HARI RAYA HANTU DAN PEMANFAATAN HASIL UNTUK MENYUSUN BAHAN AJAR DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI SMP

WORO WURYANI

EMAIL:worowuryani2@gmail.Com

ABSTRAK

Wuryani, W.(2015). Tesis ini berjudul “Kajian Struktur dan Nilai Budaya dalam Kumpulan Cerpen Kolecer dan Hari Raya Hantu Dan Pemanfaatan Hasil Untuk Menyusun Bahan Ajar Dan Kegiatan Pembelajaran Apresisasi Sastra di SMP.”

Permasalahan dalam penelitian ini terkait pada struktur cerpen, nilai budaya yang terkandung dalam cerpen, dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Adapun tujuan penelitian ini, untuk mengetahui dan mendeskripsikan hal-hal yang berkenaan dengan struktur cerpen, nilai budaya yang terkandung dalam cerpen, dan materi dalam rencana pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra.

Teori yang digunakan berkaitan dengan sastra, pendekatan struktural, genre sastra (khususnya cerpen), kebudayaan, pembelajaran apresiasi sastra, dan kurikulum. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik yang digunakan berupa studi pustaka, penelusuran online, dan diskusi kelompok terfokus. Instrumen penelitian yakni peneliti sendiri didukung dengan kartu analisis teks, dan pedoman diskusi. Sumber data penelitian ini buku kumpulan cerita pendek Kolecer dan Hari Raya Hantu yang dijadikan data terdiri atas: (1) Cerpen Anak Ibu yang Kembali, (2) Cerpen Antara Bali dan Balige,(3) Cerpen Aryamangkunegara, (4) Cerpen Hari Raya Hantu, (5) Cerpen Sembahyang Makan Malam, (6) Cerpen Selasar, (7) Cerpen Kolecer,(8) Cerpen Sri Sumini, (9) Cerpen (10) Cerpen Baminantu ,(11) Cerpen Pak Gubernur Belum Mendengar Cerita Ini ,dan (12) Cerpen Omak.

Hasil analisis struktur cerpen, yang termasuk alur regresif (sorot balik) terdapat pada cerpen 1, cerpen 3, cerpen 5, cerpen 6, dan cerpen 12.

Berdasarkan hasil analisis keduabelas cerpen yang menjadi data penelitian terkandung berbagai nilai budaya yang dapat dijadikan bahan renungan manusia. Nilai budaya yang berhubungan dengan Tuhan sangat kental dibicarakan dalam cerpen Kolecer dan Hari Raya Hantu. Hal ini membuat manusia menyadari bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja tapi di akhirat juga. Nilai budaya yang berhubungan dengan hidup, bersikap, tingkah laku yang sebaiknya kita jaga dalam hidup bermasyarakat. Nilai-nilai budaya dalam cerpen-cerpen Kolecer dan Hari Raya Hantu memberikan cermin bagi kehidupan manusia.

(5)

menumbuhkan rasa keinginan dalam memilih bahan bacaan yang bermanfaat. Begitu juga dengan menggali nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen, dapat membangkitkan pikiran siswa untuk mencari hal-hal yang dijadikan sebagai pelajaran bagi kehidupannya.

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

DAFTAR ISI ... ... vi

(6)

Woro Wuryani, 2015

DAFTAR LAMPIRAN... xi

DAFTAR SINGKATAN... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A.Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi Masalah... 6

C.Perumusan Masalah... 7

D.Tujuan Penelitian... 8

E. Manfaat Penelitian... 8

F. Definisi Operasional... 9

BAB II STRUKTUR NILAI BUDAYA DALAM CERITA PENDEK... 11

A.Cerita Pendek... 11

1. Pengertian Cerita Pendek... 11

2. Ciri-ciri Cerita Pendek... 14

B. Struktur Cerita Pendek... 17

1. Pendekatan Struktural... 17

2. Struktur Pembentuk Cerita Pendek... 19

a. Unsur Intrinsik... 24

b. Unsur Ekstrinsik... 36

C.Apresiasi Sastra... 37

D.Nilai Budaya... 39

E. Bahan Ajar Apresiasi Sastra... 42

F. Pembelajaran Apresiasi Cerita Pendek... 42

1. Pengertian Pembelajaran Apresiasi Cerita Pendek... 43

2. Tujuan Pembelajaran Apresiasi Cerita Pendek... 44

3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan... 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 55

A.Metode Penelitian... 55

B. Teknik Pengumpulan Data... 56

C.Instrumen Penelitian... 57

D.Data dan Sumber Data Penelitian... 58

E. Prosedur Penelitian... 60

(7)

A.Deskripsi Data... 62

1. Pengantar Pengarang... 62

2. Deskripsi Data Penelitian... 70

B. Analisis Data... 76

1. Hasil Analisis Struktur Cerpen... 191

2. Hasil Analisis Nilai Budaya... 243

BAB V BAHAN DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN ASPRESIASI SASTRA... 248

A.Model Pengajaran Apresiasi Sastra (Cerpen) untuk SMP kelas IX. 248 B. Model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 250

C.Materi yang ditawarkan sebagai bahan pengajaran Apresiasi Sastra Untuk SMP kelas IX... 264

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN... 278

DAFTAR PUSTAKA... 289

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 292

(8)

Woro Wuryani, 2015

Diagram 2.1 Fiksi (Cerita Pendek)...12

Diagram 3.1 Langkah-langkah Penelitian... 61

Tabel C.1 Pedoman Analisis... 57

Tabel 4.1 Struktur Cerita Pendek... 241

Tabel 4.2 Nilai Budaya dalam Cerpen... 244

(9)

Lampiran 1 Standar Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia Kelas IX SMP... 297

Lampiran 2 Silabus Bahasa Indonesia Kelas IX SMP...301

Lampiran 3 Cerpen dalam Kumpulan Cerpen...319

a. Anak Ibu yang Kembali...319

b. Antara Bali dan Balige...326

c. Arya Mangkunegara...334

d. Hari Raya Hantu...341

e. Sembahyang Makan Malam...348

f. Selasar...354

g. Kolecer...362

h. Sri Sumini...375

i. Pastu...384

j. Baminantu...392

k. Pak Gubernur Belum Mendengar Cerita Ini...402

(10)

Woro Wuryani, 2015

DAFTAR SINGKATAN

Cerpen = Cerita Pendek

Cerpen 1 = Anak Ibu yang Kembali Cerpen 2 = Antara Bali dan Balige Cerpen 3 = Arya Mangkunegara Cerpen 4 = Hari Raya Hantu

Cerpen 5 = Sembahyang Makan Malam Cerpen 6 = Selasar

Cerpen 7 = Kolecer Cerpen 8 = Sri Sumini Cerpen 9 = Pastu Cerpen 10 = Baminantu

Cerpen 11 = Pa Gubernur Belum Mendengar Cerita Ini Cerpen 12 = Omak

MT = Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Tuhan MK = Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Karyanya

MW = Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Ruang dan Waktu MA = Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Alam

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

DAFTAR ISI ... ... vi

DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

DAFTAR SINGKATAN... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A.Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi Masalah... 6

C.Perumusan Masalah... 7

D.Tujuan Penelitian... 8

E. Manfaat Penelitian... 8

F. Definisi Operasional... 9

BAB II STRUKTUR NILAI BUDAYA DALAM CERITA PENDEK... 11

A.Cerita Pendek... 11

1. Pengertian Cerita Pendek... 11

2. Ciri-ciri Cerita Pendek... 14

B. Struktur Cerita Pendek... 17

1. Pendekatan Struktural... 17

2. Struktur Pembentuk Cerita Pendek... 19

a. Unsur Intrinsik... 24

b. Unsur Ekstrinsik... 36

C.Apresiasi Sastra... 37

D.Nilai Budaya... 39

E. Bahan Ajar Apresiasi Sastra... 42

F. Pembelajaran Apresiasi Cerita Pendek... 42

1. Pengertian Pembelajaran Apresiasi Cerita Pendek... 43

(12)

Woro Wuryani, 2015

3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan... 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 55

A.Metode Penelitian... 55

B. Teknik Pengumpulan Data... 56

C.Instrumen Penelitian... 57

D.Data dan Sumber Data Penelitian... 58

E. Prosedur Penelitian... 60

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA... 62

A.Deskripsi Data... 62

1. Pengantar Pengarang... 62

2. Deskripsi Data Penelitian... 70

B. Analisis Data... 76

1. Hasil Analisis Struktur Cerpen... 191

2. Hasil Analisis Nilai Budaya... 243

BAB V BAHAN DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN ASPRESIASI SASTRA... 248

A.Model Pengajaran Apresiasi Sastra (Cerpen) untuk SMP kelas IX. 248 B. Model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 250

(13)

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN... 278

DAFTAR PUSTAKA... 289

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 292

DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM Diagram 2.1 Fiksi (Cerita Pendek)...12

Diagram 3.1 Langkah-langkah Penelitian... 61

Tabel C.1 Pedoman Analisis... 57

Tabel 4.1 Struktur Cerita Pendek... 241

(14)

Woro Wuryani, 2015

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Standar Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia Kelas IX SMP... 297

Lampiran 2 Silabus Bahasa Indonesia Kelas IX SMP...301

Lampiran 3 Cerpen dalam Kumpulan Cerpen...319

a. Anak Ibu yang Kembali...319

b. Antara Bali dan Balige...326

c. Arya Mangkunegara...334

d. Hari Raya Hantu...341

e. Sembahyang Makan Malam...348

f. Selasar...354

g. Kolecer...362

h. Sri Sumini...375

i. Pastu...384

j. Baminantu...392

(15)
(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Melalui karya sastra dapat diketahui eksistensi kehidupan suatu masyarakat di suatu tempat pada suatu waktu meskipun hanya pada sisi-sisi tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa sastra merupakan cerminan dan ekspresi tentang kehidupan dan pengarang mengekspresikan pengalaman dan pandangannya tentang hidup, walaupun pada sisi lain harus diakui bahwa sastra bersifat otonom yang tidak mesti dihubungkan dengan realitas. Karya sastra terlahir dari pandangan hidup suatu masyarakat. Karena pengarang merupakan bagian dari masyarakat di dalam karya sastra yang dihasilkan terkandung pula nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.

Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa. Dari zaman ke zaman sudah banyak orang yang menciptakan karya dengan menggunakan medium bahasa dengan berbagai bentuk dan gaya penulisannya. Karya sastra yang ditulis oleh pengarang tidak semata-mata mengukir keindahan dengan kata-kata, tetapi merek menyampaikan suatu pesan dan amanat yang ingin disampaikan kepada pembaca.

(17)

dalam karya sastra sudah ditambah “sesuatu” oleh pengarang, sehingga kebenaran

(18)

mendapat keterampilan untuk membaca karya sastranya sendiri adalah sia-sia. Karena fenomena pembelajaran apresiasi sastra seperti dikemukakan di atas, maka hasil yang terjema dengan gaya pembelajaran seperti itu adalah siswa baru hafal tentang judul karya sastra dan nama pengarangnya. Mereka belum mencapai taraf sebagai apresiator. Kenyataan bahwa apresiasi para siswa belum memadai.

Pengarang-pengarang Balai Pustaka, Pujangga Baru dan Angakatan ‘45’ menulis berbagai karya sastra tentang kehidupan, cita-cita yang terdapat dalam Islam. Meskipun untuk waktu yang lama keislaman ini tidak muncul secara sadar dan menonjol, tetapi tetap jelas menjadi latar belakang hampir setiap karya sastra yang ditulis. Keanekaragaman karya sastra nasional Indonesia tidaklah hanya memperlihatkan mozaik yang berdasarkan agama saja, tetapi berdasarkan keanekaragaman budaya dan kesenian.

Kreasi sastra bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan atau tuntutan-tuntutan tertentu bila dipandang dari sisi pengarang, baik berupa

kepuasan diri sendiri maupun dalam usahanya memberikan ‘sesuatu’ kepada

pembaca, ataupun apa namanya, kenyataan menunjukkan bahwa sastra menawarkan sesutau kepada orang lain. Dengan demikian, terdapat hubungan yang tidak langsung antara pengarang dan pembaca. Berhubungan dengan kenyataan ini dapat dikatakan bahwa karya sastra merupakan salah satu media komunikasi antara keduanya (pengarang dan pembacanya).

(19)

merupakan hasil imajinasi pengarang menggunakan bahasa yang indah dan mengandung nila-nilai yang dapat dijadikan nasehat dan pesan bagi pembacanya. Untuk mengetahui pesan dan amanat pengarang dalam karyanya, kita harus membaca karya-karyanya tersebut dan mengapresiasikannya. Melalui kegiatannya apresiasi kita dapat memahami nilai-nilai budaya masyarakat pada zamannya.

Saat ini cerita pendek termasuk genre yang kurang diperhatikan oleh guru dan siswa. Melihat kenyataan yang ada di masyarakat, cerpen merupakan genre karya sastra yang cukup luas berkembangnya dimasyarakat. Bahkan sekali koran dan majalah yang menyediakan rubrik cerpen dalam setiap penerbitnya. Bahkan bukan itu saja para sastrawan telah banyak menerbitkan kumpulan cerpen. Dalam konteks pembelajaran sastra, cerpen memiliki beberapa kekhusan yang cukup menguntungkan.

Cerpen (cerita pendek) merupakan cerita yang menceritakan salah satu segi dari peristiwa para pelakunya. Kumpulan cerita pendek Kolecer Dan Hari Raya Hantu merupakan objek penelitian ini. Peneliti tertarik kumpulan cerita

pendek “Kolecer Dan Dari Raya Hantu” ini karena dari kumpulan cerpen ini akan

(20)

tersebut berbicara tentang berbagai kehidupan dan kemasyarakatan. mengejutkan pembacanya dengan sindiran luar biasa tajamnya terhadap kehidupan beragama, bermasyarakat, bergaul dan bersikap. Berawal dari cerpen Kolecer Dan Hari Raya hantukami menulis tertarik menggali makna yang terdapat di dalam cerpen tersebut. Setelah baca semua cerpen dalam kumpulan cerpen Kolecer Dan Hari Raya hantu kami ini, cerpen-cerpen ini memiliki berbagai ragam suasan kehidupan. Gambaran kehidupan yang ditampilkan dalam cerpen-cerpen ini begitu hidup.

Atas dasar itu, penulis terasa tertarik untuk mencoba mengembangkan konsep-konsep dan ide-ide baru dalam dunia pendidikan. Konsep dan ide baru yang menjadi acuan penulis dalam penelitian ini adalah memberikan contoh rencana pembelajaran bahasa Indonesia dalam apresiasi sastra melalui analisis struktur cerita pendek dan niali budaya yang terkandung didalamnya. Dengan adanya analisis ini guru dapat bercerita bahwasanya penganalisisan sebuah karya sastra dapat membantu siswa mengembangkan ilmu kesastraanya secara mendalam dengan pembelajaran analisis sruktur dan nilai budaya karya sastra (cerpen).

(21)

merupakan gambaran kehidupan maka siswa dapat mengambil hikmah dan belajar tentang hidup yang sebenarnya.

Dalam kumpulan cerita pendek Kolecer Dan Hari Raya Hantu yang kami miliki duabelas cerpen akan dapat ditemukan berbagi isi dari struktur penceritaannya. Selain itu juga akan ditemukan beberapa nilai-nilai budaya yang terkandung didalamnya. Nilai-nilai budaya tesebut akan menggambarkan masyarakat pada zaman itu. Nilai budaya yang akan ditemukan akan dapat dijadikan pengetahuan dan amanat yang disampaikan oleh pengarang melalui penceritaannya. Mulai dari struktur sampai kepada nilai yang terkandung dalam cerpen itu.

Dari uraian di atas, maka peneliti akan mencoba menganalisis secara deskriptif masalah yang terdapat dalam kumpulan cerita pendek Kolecer Dan Hari Raya Hantu dari segi struktur dan nilai budaya yang membangun masing-masing cerita pendek. Dari penelitian ini semoga akan memberikan pengetahuan dan wawasan baru dari penganalisisan sepuluh cerpen dari kajian struktur dan nilai budayanya.

B. Identifikasi Masalah

(22)

pengarang langsung berperan sebagai narator atau ia melimpahkan posisi narator kepada tokoh-tokoh ceritanya.

Budaya yang zaman sekarang telah mulai diabaikan. Baik budaya daerah maupun budaya yang menjadi ketetapan kita sebagai orang Timur. Budaya sangat mempengaruhi kehidupan karena budaya berelevansi dengan adat atau kebiasaan. Salah satunya yang menjadi identifikasi masalah penelitian ini adalah nilai budaya yang tergambar dalam kumpulan cerita pendek Kolecer Dan Hari Raya Hantu. Nilai budaya disini juga merupakan niali-nilai sosial budaya yang terkandung di dalam cerpen ini yang mewarnai dan melatarbelakangi terciptanya cerita. Kebiasaan dari masyarakat pada zaman itu dalam kumpulan cerita pendek ini bermacam-macam. Kebiasaan tersebut terkandung kepada perkembangan zaman yang terjadi. Kebiasaan itu dapat menggambarkan secara jelas nilai budaya yang terkandung dalam ceritanya.

C. Perumusan Masalah

Nilai-nilai yang terdapat dalam karya sastra terkandung banyak nilai-nilai yang dapat menjadi pedoman hidup. Nilai-nilai tersebut antaranya nilai agama, sosial, budaya, estetika maupun nilai moral. Pada penilaian ini perumusan masalah akan merumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian. Pertanyaan tersebut sebagai berikut.

(23)

2. Nilai-nilai apa sajakah yang terdapat dalam kumpulan cerita pendek Kolecer Dan Hari Raya Hantu ?

3. Bagaimanakah pembelajaran yang dapat diberikan sebagai bahan ajar dari hasil analisis struktur dan nilai budaya dalam kumpulan cerita pendek Kolecer Dan Hari Raya Hantu ?

D. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian itu bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang struktur dan nilai budaya dalam kumpulan cerita pendek Kolecer Dan Hari Raya Hantu. Berdasarkan hal di atas, secara oprasional penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

1. struktur yang membangun cerita dalam kumpulan cerita pendek Kolecer Dan Hari Raya Hantu;

2. nilai-nilai budaya yang terkandung dalam kumpulan cerita pendek Kolecer Dan Hari Raya Hantu; dan

3. pembelajaran apresiasi sastra yang terdapat diberikan sebagai bahan ajar dari hasil analisis struktur dan nilai budaya dari kumpulan cerita pendek Kolecer Dan Hari Raya Hantu.

(24)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun cara praktis yaitu sebagai berikut

Manfaat secara teoritas adalah sebagai berikut.

1. Penelitian ini sebagai masukan untuk menambah wawasan dalam pembelajaran apresiasi sastra khususnya dalam analisis dan nilai budaya cerita pendek.

2. Penelitian ini sebagai masukan pemikiarn dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan dalam pempelajaran apresiasi sastra khususnya dalam analisis struktur dan nilai buadaya cerpen.

Manfaat secara praktis adalah sebagai berikut.

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan dalam menentukan rencana pembelajaran apresiasi sastra khususnya pembelajaran dalam analisis strukur dan nilai budaya cerpen.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan tingkat keefektifan rencana pembelajaran analisis struktur dan nilai budaya cerpen.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah penafsiran tentang judul penelitian, di bawah ini diuraikan penjelasan sebagai berikut.

1. Struktur

(25)

cerita dan tema fakta cerita terdiri atas alur, tokoh dan penokohan, dan latar. Sarana cerita yang dimaksud adalah sudut pandang pengarang. Unsur pembangunan lainnya yakni tema.

2. Nilai Budaya

Nilai budaya yang dimaksud dalam penelitian ini konsepsi-konsepsi, yang ada dalam pikiran dalam sebagian besar warga masyarakat, mengenal hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup.

3. Cerpen

(26)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi berasal dari bahasa Yunani, methodos, metode, logike, logis. Suatu disiplin yang berhubungan dengan metode, peraturan, kaidah yang diikuti dalam ilmu pengetahuan (Komaruddin, 2006, hlm. 152). Pada bab ini akan di paparkan tentang metode penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, sumber data penelitian, populasi dan sempel, dan prosedur penelitian. Untuk lebih jelasnya akan akan di jelaskan sebagai berikut.

A.Metode penelitian

Dalam melakukan penelitian, orang dapat menggunakan berbagai macam metode dan sejalan dengannya rancangan penelitian yang digunakan juga dapat bermacam-macam. Metode merupakan cara kerja dalam memahami objek yang menjadi sasaran penelitian. Dalam penelitian, objeklah yang menentukan metode yang akan digunakan. (Koentjaraningrat, 1977, hlm. 7).

(27)
(28)

terhadap struktur pembangun sebuah cerpen yaitu plot/alur, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, tema. Metode ini juga dilakukan dalam menganalisis nilai budaya yang terkandung di setiap cerpen. Metode ini digunakan pula untuk menawarkan bentuk rencana pengajaran apresiasi sastra sebagai bahan ajar di sekolah menengah tingkat pertama.

Peneliti menganalisis satu persatu cerpen tersebut dari segi strukturnya. Untuk mendapatkan hasil analisis,peneliti akan mengelompokkan hasil analisis sesuai strukturnya masing-masing yaitu tema dalam satu kelompok yang terdiri dari keduabelas cerpen, seterusnya dikelompokkan segi plot/alur, tokoh dan penokohan, latar dan sudut pandang. Analisis nilai budaya juga dikelompokkan dalam satu kelompok analisis.

B.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas study pustaka, penelusuran online, serta diskusi.

1) Study Pustaka

Teknik ini digunakan untuk menggali teori yang relevan dengan hal-hal yang akan dikaji dalam penelitian ini, diantaranya teori tentang struktural, khususnya struktur pembangun cerita pendek, teori tentang nilai budaya, khususnya nilai budaya dalam cerpen, dan teori tentang pengajaran sastra. 2) Penelusuran Online

(29)

masukan dalam menganalisis data yang dapat menunjang penganalisisan terhadap kumpulan cerita pendek Kolecer Dan Hari Raya Hantu secara online. 3) Diskusi Kelompok Terfokus

Teknik diskusi ini digunakan dalam upaya klarifikasi, menggali, dan melengkapi hasil analisis bersama dosen pembimbing maupun dengan teman sejawat.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Untuk melaksanakan teknik penelitian digunakan alat pendukung sebagai berikut.

1) Kartu analisis teks : kartu ini digunakan untuk menganalisis setiap cerpen. 2) Pedoman analisis teks : pedoman ini digunakan sebagai acuan dalam

penganalisisan setiap cerpen.

Tabel C.1 Pedoman Analisis

No Struktur Analisis Unsur Pembangun Tujuan

1 Unsur Intrinsik

b. plot atau alur: suatu tempat berlangsungnya rentetan suatu pada watak yang dibawa oleh tiap-tiap tokoh cerita.

e. sudut pandang: cara atau

(30)

pengarang dalam mencurahkan berbagai sikap dan pandangan melalui para tokoh cerita dan digunakan sebagai tempat berpijak pengarang dalam menyampaikan pandangannya f. tema: makna yang terkandung dalam suatu karya yang

3) Pedoman Diskusi : pedoman ini digunakan untuk melaksanakan diskusi kelompok terfokus (focus group discussion).

(31)

Menurut lofland dan lofland (Moleong,2000, hlm. 112), sumber data utama dalam penelitian ilmiah adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data utama adalah kumpulan cerita pendek Kolecer Dan Hari Raya Hantu

Selain itu peneliti mengumpulkan data dari buku-buku yang berkaitan dengan struktural, budaya dan kurikulum pelajaran bahasa Indonesia khususnya pengajaran sastra.

Data untuk penelitian ini adalah dua puluh cerita pendek dalam kumpulan cerita pendek Kolecer Dan Hari Raya Hantu cerita pendek yang terdapat dalam buku kumpulannya terdiri atas cerpen (1) Anak Ibu Yang Kembali, (2) Antara Bali Dan Balige, (3) Arya Mangkunegara (4) Hari Raya Hantu, (5) Sembahyang Makan Malam, (6) Selasar, (7) Kolecer (8) Sri Sumini, (9) Pastu, (10) Baminantu, (11) Pak Gubernur Belum Mendengar Cerita Ini (12) Omak. Data berjumlah duabelas cerpen. .

(32)

tema yang berbeda-beda begitu juga halnya dengan data dari penganalisisan nilai budaya. Nilai budaya juga diambil dari duabelas cerpen yang telah dipilih sesuai dengan tema yang ditentukan.

E.Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui sejumlah tahapan sebagai berikut : 1. membaca kumpulan cerita pendek Kolecer Dan Hari Raya Hantu

2. mengidentifikasi struktur yang membangun masing-masing cerita pendek dalam kumpulan cerita pendek Kolecer Dan Hari Raya Hantu;

3. mengklasifikasikan nilai-nilai budaya dalam kumpulan cerita pendek Kolecer Dan Hari Raya Hantu;

4. merangkum nilai-nilai budaya yang terdapat dalam kumpulan cerita pendek Kolecer Dan Hari Raya Hantu;

5. menampilkan contoh Rencana Perencanaan Pembelajaran terhadap hasil analisis kumpulan cerita pendek Kolecer Dan Hari Raya Hantu; dan

(33)
(34)

BAB V

BAHAN DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA

A. Model Pengajaran Apresiasi Sastra (Cerpen) untuk SMP kelas IX

Dasar Pemikiran

Hasil analisis struktur dan nilai budaya terhadap kumpulan cerita pendek “Kolecer Dan Hari Raya Hantu” yang menggunakan metode deskriptif, perlu

ditindak lanjuti dengan menawarkan cerita yang telah di analisis untuk dijadikan sebagai bahan mata pelajaran Apresiasi Sastra, khususnya untuk SMP kelas IX semester 1. Penawaran tersebut ditempuh dengan memberikan model rencana pelaksanaan pembelajaran yang kiranya dapat dipertimbangkan untuk dijadikan pedoman bagi guru dalam mengajar.

(35)

Tujuan pembelajaran apresiasi sastra adalah memupuk minat bangsa kita, anak didik kita kepada kesusastraan yang merupakan manifestasi dari kesenian. Melalui teknik apresiasi ini kita secara tidak langsung telah melestarikan hasil budaya negeri kita sendiri. Siswa kita berikan bacaan karya sastra supaya mereka gemar membaca dan memahami bahwa di dalam tulisan karya itu mengandung banyak nilai positif dalam kehidupan nyata.

(36)

B. Model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

a. Model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan Kompetensi Dasar 7.1 Menganalisis struktur pembangun cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP ...

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : IX/1

Standar Kompetensi : 7 Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca buku kumpulan cerita pendek (cerpen) Kompetensi Dasar : 7.1 Menganalisis sruktur pembangun cerpen dalam

satu buku kumpulan cerpen

Indikator :

1. Mampu mengidentifikasi struktur pembentuk cerpen dari buku kumpulan cerpen.

(37)

3. Mampu menguraikan hasil temuan unsur-unsur pembangun cerpen dalam buku kumpulan cerpen.

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 Pertemuan ) A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat memahami unsur pembangun/struktur cerpen 2. Siswa dapat menuliskan unsur-unsur pembangun cerpen

3. Siswa dapat menentukan masing-masing unsur dari sebuah cerpen 4. Siswa dapat menuliskan bukti unsur tersebut dari cerpen yang dibacanya 5. Siswa dapat menyimpulkan hasil analisis struktur cerpen yang dibacanya

B. Materi Pembelajaran

1. Buku kumpulan cerpen “Kolecer Dan Hari Raya Hantu”

2. Struktur cerpen ada lima: a. Plot/alur

b. Tokoh dan penokohan c. Latar

d. Sudut pandang e. Tema

(38)

3. Diskusi 4. Inkuiri

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama

1. Kegiatan Awal

a. Siswa memaparkan cerpen yang pernah dibacanya

b. Siswa memaparkan unsur-unsur yang terdapat dalam cerpen yang pernah dibacanya

c. Siswa mengungkapkan beberapa unsur yang menonjol dalam cerpen yang pernah dibacanya

d. Siswa diberikan buku kumpulan cerpen dalam kelompok

2. Kegiatan Inti

a. Setiap kelompok membaca satu cerpen yang sama

b. Setiap kelompok mencermati unsur-unsur yang ada dalam cerpen yang telah dibacanya dan guru menyimpulkan struktur cerpen

c. Setiap kelompok mendiskusikan struktur dalam cerpen disertai bukti d. Setiap kelompok mempresentasikan struktur dalam cerpen, kelompok lain

menanggapi

(39)

f. Siswa merefleksi

3. Kegiatan Akhir

a. Siswa menyimpulkan struktur pembangun cerpen dan merefleksi kegiatan pembelajaran hari itu

b. Siswa menerima tugas membaca buku kumpulan cerpen untuk menganalisis struktur cerpen pada cerpen-cerpen dalam buku kumpulan cerpen

Pertemuan Kedua (dilakukan setelah siswa membaca cerpen 2 minggu) 1. Kegiatan Awal

Siswa dan guru bertanya jawab tentang tugas proyek penganalisisan struktur cerpen pada cerpen-cerpen dalam buku kumpulan cerpen

2. Kegiatan Inti

a. Setiap anggota kelompok mempresentasikan hasil membaca buku kumpulan cerpen dengan memperhatikan struktur dalam cerpen disertai bukti

b. Kelompok lain menanggapi

c. Siswa dan guru menyimpulkan hasil analisis struktur yang dilakukan oleh kelompok siswa

(40)

3. Kegiatan Akhir

a. Siswa dan guru menyimpulkan struktur pembangunan cerpen dari buku kumpulan cerpen

b. Siswa menyampaikan kesan-kesan dan pengalaman membaca buku kumpulan cerpen dan melakukan refleksi

D. Sumber Belajar

1. Buku kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A Navis 2. Bagan identifikasi struktur dalam cerpen

E. Penilaian

1. Teknik : Penugasan 2. Bentuk instrumen : Tugas proyek 3. Soal/Instrumen :

Bacalah sebuah buku kumpulan cerpen kemudian analisislah struktur yang ada dalam kumpulan cerpen tersebut! Waktu: 2 minggu.

Rubrik Penulisan Membaca Buku Kumpulan Cerpen

No. Aspek Indikator Skor

1 2 3 4

(41)

Menemukan alur cerita dalam cerpen tidak disertai bukti/bukti salah

Tidak menguraikan alur cerita dalam cerpen/menguraikan tetapi salah

3

1

2 Tokoh dan Penokohan

Menemukan tokoh dan penokohan dalam cerita pendek yang dibaca dengan bukti

Menemukan tokoh dan penokohan dalam cerita pendek yang dibaca tetapi tidak disertai

3 Latar Menguraikan latar secara jelas dan logis beserta bukti

Menguraikan latar tapi tidak jelas Menguraikan latar tanpa bukti

5

3 1 4 Sudut pandang Menemukan sudut pandang dengan alasan

sesuai dengan teori beserta bukti dari cerpen yang dibaca

Menemukan sudut pandang dengan alasan sesuai dengan teori tapi tidak dengan bukti Menemukan sudut pandang tanpa alasan dan bukti

5

3

(42)

5 Tema Menemukan tema yang sesuai dengan bukti yang jelas

Menemukan tema yang sesuai tanpa bukti Menemukan tema tapi tidak sesuai dan tanpa bukti

5

3 1

Skor maksimum 45

Penghitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah sebagai berikut.

Perolehan Skor

Nilai --- X Skor Ideal =

= (100)

Skor Maksimum

Mengetahui ..., ...

Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran

(43)

NIP. NIP.

b. Model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan Kompetensi Dasar 7.2 Menganalisis nilai budaya dalam cerpen dari satu buku kumpulan cerpen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP ...

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : IX/1

Standar Kompetensi : 7 Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca buku kumpulan cerita pendek (cerpen) Kompetensi Dasar : 7.2 Menganalisis nilai budaya pada cerpen-cerpen

(44)

Indikator :

1. Mampu menemukan nilai budaya yang positif maupun negatif dalam kumpulan cerpen

2. Mampu membandingkan nilai budaya dalam cerpen dengan kehidupan siswa

3. Mampu menyimpulkan nilai budaya dalam cerpen yang dapat menjadi teladan siswa

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 Pertemuan )

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menentukan nilai budaya dalam hubungan manusia dari cerpen-cerpen yang dibaca

2. Siswa dapat menuliskan bukti bagian nilai budaya pada cerpen yang dibaca

3. Siswa dapat menentukan persamaan nilai dalam cerpen yang dibaca 4. Siswa dapat menuliskan bukti persamaan nilai budaya pada cerpen yang

dibaca

5. Siswa dapat membandingkan nilai budaya dalam cerpen dengan kehidupan siswa

(45)

B. Materi Pembelajaran

1. Buku kumpulan cerpen “Kolecer dan Hari Raya Hantu”

2. Nilai-nilai budaya yang terkandung di dalam cerpen ada lima sistem yaitu.

a. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan Tuhan b. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan karyanya

c. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan ruang dan waktu d. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam

e. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan sesamanya

C. Metode Pembelajaran 1. Demonstrasi 2. Tanya jawab 3. Diskusi 4. Inkuiri

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama

1. Kegiatan Awal

(46)

b. Siswa dan guru bertanya jawab tentang nilai-nilai budaya yang terkandung di dalam cerpen yang dibacanya

c. Siswa mengungkapkan perlunya mengenal nilai-nilai budaya untuk menghadapi tantangan hidup

d. Siswa berkelompok, dibagi atas lima kelompok

2. Kegiatan Inti

a. Setiap kelompok membaca satu cerpen

b. Setiap kelompok mencermati sistem nilai budaya dalam cerpen disertai bukti nilai tersebut dari cerpen yang telah dibacanya

c. Setiap kelompok mendiskusikan sistem nilai budaya dalam cerpen disertai bukti

d. Setiap kelompok mempresentasikan sistem nilai budaya dalam cerpen, kelompok lain menanggapi

e. Setiap kelompok mendiskusikan sistem nilai budaya dalam cerpen dengan kehidupan sehari-hari

f. Setiap kelompok mendiskusikan nilai budaya dalam cerpen yang dapat dijadikan teladan

g. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi, kelompok lain menanggapi

(47)

a. Siswa menyimpulkan sistem nilai budaya dan merefleksi kegiatan.

b. Siswa menerima tugas membaca buku kumpulan cerpen untuk menyusun analisis nilai budaya pada cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen.

Pertemuan Kedua (dilakukan setelah siswa membaca cerpen 2 minggu) 1. Kegiatan Awal

Siswa dan guru bertanya jawab tentang tugas proyek penganalisisan nilai budaya pada cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen.

2. Kegiatan Inti

a. Setiap anggota kelompok mempresentasikan hasil membaca buku kumpulan cerpen dengan memperhatikan nilai budaya dalam cerpen disertai bukti.

b. Setiap anggota kelompok mempresentasikan hasil membaca cerpen tentang perbandingan nilai budaya dalam cerpen dengan kehidupan siswa c. Setiap anggota kelompok mempresentasikan kesimpulan nilai budaya

yang bisa dijadikan teladan dari kumpulan crpen yang dibaca.

3. Kegiatan Akhir

(48)

b. Siswa menyampaikan kesan-kesan dan pengalaman membaca buku kumpulan cerpen dan melakukan refleksi.

D. Sumber Belajar

1. Buku kumpulan cerpen “Kolecer dan Hari Raya Hantu”

2. Bagan identifikasi nilai budaya dalam cerpen

E. Penilaian

1. Teknik : Penugasan

2. Bentuk instrumen : Tugas proyek 3. Soal/Instrumen :

Bacalah sebuah buku kumpulan cerpen kemudian analisislah nilai budaya yang ada dalam kumpulan cerpen tersebut, bandingkan dengan nilai kehidupan siswa, dan tentukan nilai budaya dalam cerpen yang dapat menjadi teladan siswa! Waktu: 2 minggu.

Rubrik Penilaian Membaca Buku Kumpulan Cerpen

No Aspek Indikator Skor

1 2 3 4

1 Nilai budaya dalam cerpen

Menemukan nilai budaya disertai bukti Menemukan nilai budaya dalam cerpen

(49)

tidak disertai bukti/bukti salah

Tidak menguraikan nilai budaya dalam cerpen/menguraikan tetapi salah

1

2 Membandingkan nilai cerpen dengan nilai kehidupan siswa

Membandingkan nilai budaya dalam cerpen dengan kehidupan siswa disertai bukti

Membandingkan nilai budaya dalam cerpen dalam kehidupan siswa tetapi tidak disertai bukti/argumen

Tidak membandingkan nilai kehidupan dalam cerpen dengan kehidupan siswa

5

3

1

3 Nilai budaya yang bisa dijadikan teladan hidup

Menguraikan nilai budaya yang dapat dijadikan teladan disertai argumen yang logis

Menguraikan nilai budaya yang dapat dijadikan teladan tidak disertai argumen yang logis

Menguraikan nilai budaya yang dapat dijadikan teladan secara tidak tepat

5

3

1

Skor maksimum 15

(50)

Perolehan Skor

Nilai --- X Skor Ideal = (100) Skor Maksimum

(15)

Mengetahui ..., ...

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

... ...

NIP. NIP.

C. Materi yang ditawarkan sebagai Bahan Pengajaran Apresiasi Sastra

untuk SMP Kelas IX

Materi yang ditawarkan adalah buku kumpulan cerita pendek “Kolecer Dan Hari Raya Hantu” yang terdiri atas tujuh cerpen yang menjadi sampel

(51)

Struktur dari cerpen terdiri atas lima unsur yakni alur, tokoh dan penokohan, latar, sarana cerita, dan tema. Sedangkan nilai budaya juga terdiri dari lima unsur yakni nilai budaya dalam hubungan manusia dengan Tuhan, nilai budaya dalam hubungan manusia dengan karyanya, nilai budaya dalam hubungan manusia dengan ruang dan waktu, nilai budaya dalam hubungan mnusia dengan alam, dan nilai budaya dalam hubungan manusia dengan sesamanya.

Materi tersebut terdiri atas: a. Teks cerpen (terlampir) b. Alternatif Butir Soal

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar! 1. Sebutkan alur yang terdapat dalam cerpen!

2. Siapakah tokoh utama dan tokoh tambahan dalam cerpen! 3. Sebutkan latar yang terdapat dalam cerpen!

4. Sudut pandang apakah yang digunakan oleh pengarang dalam cerpen! 5. Sebutkan tema yang terkandung dalam cerpen!

6. Sebutkan nilai budaya dalam hubungan manusia dengan Tuhan dalam cerpen! 7. Sebutkan nilai budaya dalam hubungan manusia dengan karyanya dalam

cerpen!

8. Sebutkan nilai budaya dalam hubungan manusia dengan ruang dan waktu dalam cerpen!

(52)

10.Sebutkan nilai budaya dalam hubungan manusia dengan sesamanya dalam cerpen!

a. Alternatif jawaban untuk cerpen 1 “Anak Ibu yang Kembali” 1. Alur cerpen adalah maju mundur

2. Tokoh utama adalah Ibu tua, tokoh tambahan adalah Suami, Rina, Ning, Desi, Linda, Mer, Lena, Nadia dan Alia.

3. Latar yang digunakan antara lain, latar tempat: pekarangan dan kebun belakang, pedalaman Musirawas, Kanada, Eropa, papua, Australi, Arab, Istana, dan Makam. Latar Waktu: malam, 30 tahun, zaman Nabi Nuh, 1000 tahun, senja, puluhan tahun silam. Latar suasana: kerinduan, penyesalan, kesedihan, dan pengharapan

4. Sudut pandang yang di gunakan adalah Persona ketiga pelaku utama 5. Tema cerpen adalah kerinduan

6. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan Tuhan adalah bersyukur kepada Tuhan

7. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan karyanya adalah penyesalan 8. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan ruang dan waktu adalah

pemanfaatan waktu, pemanfaatan tempat dan pemanfaatan suasana

(53)

10.Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan sesamanya antara lain, hubungan yang kurang harmonis harus di hindari, ketidakpeduliaan adalah perbuatan yang tidak baik, dan kesombongan adalah sifat yang tidak baik. b. Alternatif jawaban cerpen 2 “Antara Bali dan Balige”

1. Alur cerpen adalah maju mundur

2. Tokoh utama adalah Panji Agung, tokoh tambahan adalah Risma, Panji Oka, Uda Jalintar Paman Risma, Sekelompok Pemuda, Bli Komang dan Bli Putu 3. Latar yang digunakan antara lain, latar tempat: tempat prosesi penyepian Panji

Agung, Banjar, kamar Risma, Pantai Kuta, Pantai Geger di desa adat Peminge, Nusa

Dua dan lembah Ubud. Latar waktu: Amatigeni atau Nyepi, malam hari, dua hari

lalu, dan sore hari atau ketika sunset. Latar suasana: hening, sunyi, menegangka dan

mengharukan

4. Sudut pandang yang di gunakan adalah Persona ketiga serba tahu 5. Tema cerpen adalah percintaan

6. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan Tuhan adalah melaksanakan tanggung jawab terhadap Tuhan

7. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan karyanya adalah perjuangan cinta

8. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan ruang dan waktu adalah pemanfaatan waktu, pemanfaatan tempat dan pemanfaatan suasana

(54)

10. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan sesamanya antara lain, Menjaga kehormatan diri harus dipertahankan, dan kepercayaan haruslah dijaga dengan baik

c. Alternatif jawaban untuk cerpen 3 “Arya Mangkunegara”

1. Alur cerpen adalah alur mundur.

2. Tokoh utama adalah Arya Mangkunegara 3. Latar yang digunakan antara lain adalah :

Latar tempat : Semarang, Batavia, Kertosuro, Mataram dan Banyumas. Latar waktu : Januari, Juni, September.

4. Sudut pandang yang digunakan adalah orang pertama pelaku serba tahu. 5. Tema cerpen adalah Kesabaran.

6. Nilai budaya hubungan manusia dengan Tuhan adalah Pangeran Mangkunegara mengambil air wudhu.

7. Nilai budaya hubungan manusia dengan karyanya adalah membasuh kulit saya yang kekeringan.

8. Nilai budaya hubungan manusia dengan ruang dan waktu adalah Pangeran Arya Mangkunegara menceritakan masa lalunya.

9. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam adalah Pangeran Arya Mangkunegara berpasrah terhadap tuduhan yang ditimpakan kepadanya dan siap-siap menerima hukumannya.

(55)

d. Alternatif jawaban untuk cerpen “Hari Raya Hantu”

1. Alur cerpen adalah maju

2. Tokoh utama adalah Kungkung, tokoh tambahan adalah Moi, Kim Sen, Kim Liung, Mak

3. Latar yang digunakan antara lain, latar tempat: kuburan, rumah, jalan dan Taiwan. Latar waktu: pukul satu dini hari, bulan tujuh kalender lunar, dua kali setahun, lusa, 20 tahun, bertahun-tahun, dan subuh bulan tujuh tanggal tujuh

4. Sudut pandang yang di gunakan adalah Persona ketiga serba tahu 5. Tema cerpen adalah kebudayaan

6. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan Tuhan adalah percaya kepada kebaikan Tuhan

7. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan karyanya adalah benci dalam rindu

8. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan ruang dan waktu adalah pemanfaatan waktu dan pemanfaatan tempat

9. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam adalah alam sebagai gambaran geografis

(56)

e. Alternatif jawaban untuk cerpen Sembahyang Makan Malam

1. Alur cerpen adalah maju mundur

2. Tokoh utama adalah Lelaki tua, tokoh tambahan adalah Siau Ling (anak gadis lelaki tua), Xie Ling (istri lelaki tua), lelaki buncit, tetangga, kerabat, dan saudara

3. Latar yang digunakan antara lain, latar tempat: rumah, vihara, ruang makan, meja makanbundar. Latar waktu: malam hari

4. Sudut pandang yang di gunakan adalah Persona ketiga 5. Tema cerpen adalah penyesalan

6. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan Tuhan adalah berdoa kepada Tuhan, meminta maaf kepada Tuhan

7. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan karyanya adalah penyesalan 8. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan ruang dan waktu adalah

pemanfaatan waktu dan pemanfaatan tempat

9. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam adalah alam sebagai gambaran geografis

10. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan sesamanya antara lain, Hubungan yang kurang harmonis harus di hindari, kesombongan adalah sifat yang tidak baik dan menjaga kehormatan diri harus dipertahankan

f. Alternatif jawaban untuk cerpen “Selasar”

(57)

2. Tokoh utama adalah Tutu (Aku), tokoh tambahan adalah Lebang (Kamu), Bapak dan ibu (orangtua Lebang), Rangka (Lelaki kaya beristri dua beranak delapan), dan warga kampung.

3. Latar yang digunakan antara lain, latar tempat: selasar rumah, Padang (Kayu Api, Bukittinggi, Solok), pantai Barandasi, lokasi pesta pernikahan putri Pak Camat. Latar waktu: hari ini, setahun lalu, beberapa tahun silam, sore ini, sekarang, keesokan harinya

4. Sudut pandang yang di gunakan adalah Persona pertama 5. Tema cerpen adalah percintaan

6. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan Tuhan adalah tidak ada 7. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan karyanya adalah kesetiaan 8. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan ruang dan waktu adalah

pemanfaatan waktu dan pemanfaatan tempat

9. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam adalah alam sebagai gambaran geografis

10. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan sesamanya antara lain, Kasih sayang dan perhatian, kesetiaan dan kebencian adalah sifat yang tidak baik

g. Alternatif jawaban untuk cerpen “Kolecer”

1. Alur cerpen adalah mundur

(58)

3. Latar yang digunakan antara lain, latar tempat: kampung, rumah, atas lantai, loteng tua, pancuran belakang rumah, bengkel, sawah, dan pusara. Latar waktu: siang hari

4. Sudut pandang yang di gunakan adalah Persona pertama pelaku sampingan 5. Tema cerpen adalah pilihan hidup

6. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan Tuhan adalah mengerjakan perintah Allah

7. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan karyanya adalah kehidupan yang pahit

8. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan ruang dan waktu adalah pemanfaatan waktu dan pemanfaatan tempat

9. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam adalah alam sebagai gambaran geografis

10. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan sesamanya antara lain, Ketidakpeduliaan adalah perbuatan yang tidak baik, kasih sayang dan perhatian, mengkhianati dalah perbuatan yang tidak baik, dan kekasaran adalah perbuatan yang tidak baik

h. Alternatif jawaban untuk cerpen “Sri Sumini”

(59)

Latar tempat : Hongkong, Taman Victoria, Jawa Tengah.

Latar waktu : Jaman modern. Suasana : kerinduan, kecintaan, kebodohan, kepanikan, penuh kasih sayang.

4. Sudut pandang yang digunakan adalah Aku, Ia pengganti tokoh utama. 5. Tema cerpen adalah kasih sayang anak terhadap ibunya.

6. Nilai budaya hubungan manusia dengan Tuhan adalah Sri Sumini memanjatkan doa.

7. Nilai budaya hubungan manusia dengan karyanya adalah kini aku harus bangkit, aku harus bisa meraih yang hilang dengan caraku sendiri.

8. Nilai budaya hubungan manusia dengan ruang dan waktu adalah Aku berada pada mimpi panjang.

9. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam adalah aku dijemput ke penampungan.

10.Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan sesamanya adalah Ibu memeluk dengan erat hutang rindu itu kini terbalas.

i. Alternatif Jawaban Cerpen 9 “Pastu”

1. Alur cerpen adalah campuran. 2. Tokoh utama adalah Dayu Cenana.

3. Latar yang digunakan adalah rumah Dayu Cenana Pulau Bali. 4. Sudut pandang yang digunakan adalah Aku.

(60)

6. Nilai budaya hubungan manusia dengan Tuhan adalah Dayu Cenana selalu bersyukur tehadap Tuhan.

7. Nilai budaya hubungan manusia dengan karyanya Dayu Cenana mendapat kabar bahwa sahabatnya Cok Ratih meninggal dunia.

8. Nilai budaya hubungan manusia dengan ruang dan waktu adalah Dayu Cenana sedang bersantai-santai dirumahnya, memandang dinding-dindingnya yang penuh dengan kaca-kaca.

9. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam adalah tidak terdapat. 10.Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan sesamanya adalah

Persahabatan antara Dayu Cenana dan Cok Ratih terjalin sejak mereka masih SMP.

j. Alternatif Jawaban Cerpen 10 “Baminantu”

1. Alur cerpen adalah alur maju mundur.

2. Tokoh utama adalah Janda beranak satu (Aku). 3. Latar yang digunakan antara lain :

Latar tempat : Minangkabau, Jakarta, Padang, Jawa. Latar Waktu : Sore dan malam.

Latar suasana : kerinduan, kebahagiaan, kesedihan, perdebatan, kekesalan, dan penyesalan.

(61)

6. Nilai budaya hubungan manusia dengan Tuhan adalah manusia menempatkan diri sebagai ciptaan Tuhan.

7. Nilai budaya hubungan manusia dengan karyanya adalah Janda beranak satu yang bersikeras mempertahankan adat tata cara bermenantu.

8. Nilai budaya hubungan manusia dengan ruang dan waktu adalah Janda beranak satu diam dekat jendela sambil merenung.

9. Nilai budaya hubungan manusia dengan alam adalah beberapa kali hempasan daun jendela menyentakkan jantungku. Berulang-ulang jendela depan tertutup erat namun selalu sia-sia.

10.Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan sesamanya adalah sikap saudara-saudara Janda beranak satu dan saudara-saudara suaminya selalu memanjakan Yendri.

k. Alternatif Jawaban Cerpen 11 “Pak Gubernur Belum Mendengar Cerita Ini” 1. Alur cerpen adalah alur maju mundur.

2. Tokoh utama adalah Bunda Kandung. 3. Latar yang digunakan antara lain :

Latar tempat : Balariung, Pariaman, Pagaruyung. Latar waktu : bulan September.

Latar suasana : sedih, cemas, bingung, takut, bahagia, pengharapan. 4. Sudut pandang yang digunakan adalah hamba.

(62)

6. Nilai budaya hubungan manusia dengan Tuhan adalah tidak terdapat. 7. Nilai budaya hubungan manusia dengan karyanya adalah Malin Deman

mengajak dua puluh orang albino dewasa untuk menjadi seorang pahlawan. 8. Nilai budaya hubungan manusia dengan ruang dan waktu adalah tidak

terdapat.

9. Nilai budaya hubungan manusia dengan alam adalah tidak terdapat. 10.Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan sesamanya adalah manusia

ketika mendapat sebuah masalah mereka bermusyawarah untuk memecahkan sebuah masalah.

l. Alternatif jawaban untuk cerpen 12 “Omak”

1. Alur cerpen adalah maju mundur

2. Tokoh utama adalah yaitu “Aku”, tokoh tambahan adalah Bapak, si Tonggo, Omak, si bungsu Harry, Bang Hotman, Bang Atas, Bang Joni, Ompung, 3. Latar yang digunakan antara lain, latar tempat: rumah, dapur, depan rumah,

kuburan dan godung lubang. Latar waktu: kemarin, malam, siang hari saat jam istirahat, pagi, sepuluh tahun, sebelas tahun, hanya setengah jam, sebulan lebih dan sore hari.

4. Sudut pandang yang di gunakan adalah Persona pertama 5. Tema cerpen adalah kemanusiaan dan keadilan

(63)

7. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan karyanya adalah kehidupan yang pahit

8. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan ruang dan waktu adalah pemanfaatan waktu dan pemanfaatan tempat

9. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam adalah alam sebagai gambaran geografis

10. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan sesamanya antara lain, Kasih sayang dan perhatian dan berbuat baik kepada yang lebih tua

Dengan adanya model rencana pembelajaran Bahasa Indonesia, apresiasi sastra di atas, para guru dapat melengkapi bahan ajar yang selama ini mungkin belum memenuhi standar kompetensi bagi peserta didik. Untuk menepis anggapan bahwa pembelajaran sastra selama ini tak berpengaruh apa-apa terhadap peserta didik, maka melalui KBK, diharapkan sastra memiliki peranan bagi kehidupan peserta didik. Disamping itu, peserta didik juga tak akan mengambang serta berjalan dalam kegelapan dalam belajar sastra. Mempelajari sastra, tak sekedar mekanik dan tanpa keterlibatan jiwa, melainkan totalitas kejiwaan akan tercurahkan didalamnya. Hal ini berarti mempelajari sastra tak sekedar menghafal istilah sastra melainkan menggauli karya sastra.

(64)

segi bahasa daripada sastra. Pelajaran sastra dilakukan diluar jam pelajaran. Atau disebut dengan muatan lokal.

Nilai budaya hasil analisis penelitian ini juga sangat membantu guru dalam memperkarya ilmu bersastra peserta didik. Peserta didik akan lebih berpikir untuk menemukan hal-hal yang abstrak dari sebuah karya sastra misalnya cerpen. Dengan begitu, peserta didik akan lebih berkarya dalam bersastra.

Disamping kemampuan bersastra yang dicapai peserta didik, melalui apresiasi sastra peserta didik akan belajar lebih humanis, dalam rangka mencapai sebuah kompetensi dasar. Kompetensi adalah perpaduan dari pengembangan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Dengan demikian kompetensi dasar adalah kemampuan peserta didik unttuk melakukan tugas dan apresiasi sastra secara total. Yakni, apresiasi yang berprospek masa depan, apresiasi yang hidup, dan penuh makna.

(65)

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Cerita pendek dalam kumpulan cerita pendek “Kolecer dan Hari Raya

Hantu” yang dianalisis dalam penelitian ini terdiri atas cerpen 1, cerpen 2, cerpen

3, cerpen 4, cerpen 5, cerpen 6, cerpen 7, cerpen 8, cerpen 9, cerpen 10, cerpen 11, cerpen , dan cerpen 12. Cerpen-cerpen ini dianalisis dari kajian struktur dan nilai budayanya. Sebagai hasil dari penelitian yang telah dilakukan, di bawah ini dikemukakan simpulan sebagai berikut.

(66)
(67)

harmonis harus di hindari, ketidakpeduliaan adalah perbuatan yang tidak baik, dan kesombongan adalah sifat yang tidak baik. Amanat di cerpen ini adalah jangan menelantarkan orang tua kita sendiri, apalagi ibu. Hendaknya sesibuk apapun kita, sempatkanlah untuk memberi kabar kepada orang tua, dan janganlah menyakiti sesama saudara, baik itu kepada saudara perempuan ataupun laki-laki.

Pada cerpen Antara Bali Dan Balige. Alur cerpen adalah maju mundur. Tokoh utama adalah Panji Agung, tokoh tambahan adalah Risma, Panji Oka, Uda Jalintar Paman Risma, Sekelompok Pemuda, Bli Komang dan Bli Putu. Latar yang digunakan antara lain, latar tempat: tempat prosesi penyepian Panji Agung, Banjar, kamar Risma, Pantai Kuta, Pantai Geger di desa adat Peminge, Nusa Dua dan

lembah Ubud. Latar waktu: Amatigeni atau Nyepi, malam hari, dua hari lalu, dan sore

hari atau ketika sunset. Latar suasana: hening, sunyi, menegangka dan mengharukan.

(68)

cita-cita kita, tanpa memperdulikan hujatan dari orang lain, selama di jalan yang benar maka raihlah cita-cita tersebut tanpa kata menyerah.

Pada cerpen Arya Mangkunegara, Alur cerpen adalah alur mundur. Tokoh utama adalah Arya Mangkunegara. Latar yang digunakan antara lain adalah latar tempat yaitu Semarang, Batavia, Kertosuro, Mataram dan Banyumas. Latar waktu adalah Januari, Juni, September. Sudut pandang yang digunakan adalah orang pertama pelaku serba tahu. Tema cerpen adalah Kesabaran. Nilai budaya hubungan manusia dengan Tuhan adalah Pangeran Mangkunegara mengambil air wudhu. Nilai budaya hubungan manusia dengan karyanya adalah membasuh kulit saya yang kekeringan. Nilai budaya hubungan manusia dengan ruang dan waktu adalah Pangeran Arya Mangkunegara menceritakan masa lalunya. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam adalah Pangeran Arya Mangkunegara berpasrah terhadap tuduhan yang ditimpakan kepadanya dan siap-siap menerima hukumannya. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan sesamanya adalah Pangeran Arya Mangkunegara menemui Tuan Tir Smitten.

Pada cerpen Hari Raya Hantu, Alur cerpen adalah maju. Tokoh utama adalah Kungkung, tokoh tambahan adalah Moi, Kim Sen, Kim Liung, Mak. Latar yang digunakan antara lain, latar tempat: kuburan, rumah, jalan dan Taiwan. Latar waktu: pukul satu dini hari, bulan tujuh kalender lunar, dua kali setahun, lusa, 20 tahun,

bertahun-tahun, dan subuh bulan tujuh tanggal tujuh. Sudut pandang yang di gunakan

(69)

Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan karyanya adalah benci dalam rindu. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan ruang dan waktu adalah pemanfaatan waktu dan pemanfaatan tempat. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam adalah alam sebagai gambaran geografis. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan sesamanya antara lain, hubungan yang kurang harmonis harus di hindari, kasih sayang dan perhatian. Amanat dari cerpen ini janganlah menjual harga diri demi harta, bahkan rela meninggalkan anak juga orang tua. Janganlah membantah perintah orang tua.

Pada cerpen Sembahyang Makan Malam, Alur cerpen adalah maju mundur. Tokoh utama adalah Lelaki tua, tokoh tambahan adalah Siau Ling (anak

gadis lelaki tua), Xie Ling (istri lelaki tua), lelaki buncit, tetangga, kerabat, dan saudara. Latar yang digunakan antara lain, latar tempat: rumah, vihara, ruang makan, meja makanbundar. Latar waktu: malam hari. Sudut pandang yang di gunakan adalah

(70)

kita merelakan keluarga kita hanya untuk harta semata. Jangan sombong dengan harta, karena kebahagian sesungguhnya bukan pada banyaknya harta yang kita miliki.

Pada cerpen Selasar, Alur cerpen adalah maju mundur. Tokoh utama adalah Tutu (Aku), tokoh tambahan adalah Lebang (Kamu), Bapak dan ibu (orangtua Lebang), Rangka (Lelaki kaya beristri dua beranak delapan), dan warga kampung. Latar yang digunakan antara lain, latar tempat: selasar rumah, Padang (Kayu Api, Bukittinggi, Solok), pantai Barandasi, lokasi pesta pernikahan putri Pak

Camat. Latar waktu: hari ini, setahun lalu, beberapa tahun silam, sore ini, sekarang,

keesokan harinya. Sudut pandang yang di gunakan adalah Persona pertama. Tema cerpen adalah percintaan. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan Tuhan adalah tidak ada. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan karyanya adalah kesetiaan. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan ruang dan waktu adalah pemanfaatan waktu dan pemanfaatan tempat. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam adalah alam sebagai gambaran geografis. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan sesamanya antara lain, Kasih sayang dan perhatian, kesetiaan dan kebencian adalah sifat yang tidak baik. Amanat dari cerpen ini janganlah menaruh dendam kepada siapapun, dendam adalah sifat yang tidak baik, merugikan diri sendiri juga orang lain.

(71)

loteng tua, pancuran belakang rumah, bengkel, sawah, dan pusara. Latar waktu: siang

hari. Sudut pandang yang di gunakan adalah Persona pertama pelaku sampingan.

Tema cerpen adalah pilihan hidup. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan Tuhan adalah mengerjakan perintah Allah. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan karyanya adalah kehidupan yang pahit. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan ruang dan waktu adalah pemanfaatan waktu dan pemanfaatan tempat. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam adalah alam sebagai gambaran geografis. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan sesamanya antara lain, Ketidakpeduliaan adalah perbuatan yang tidak baik, kasih sayang dan perhatian, mengkhianati dalah perbuatan yang tidak baik, dan kekasaran adalah perbuatan yang tidak baik. Amanat dari cerpen ini janganlah bersikap kasar dan khianat, karena itu adalah sikap yang buruk. Serta janganlah mempunyai sikap tidak peduli terhadap saudara sendiri.

(72)

manusia dengan ruang dan waktu adalah Aku berada pada mimpi panjang. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam adalah aku dijemput ke penampungan. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan sesamanya adalah Ibu memeluk dengan erat hutang rindu itu kini terbalas.

Pada cerpen Pastu, Alur cerpen adalah campuran. Tokoh utama adalah Dayu Cenana. Latar yang digunakan adalah rumah Dayu Cenana Pulau Bali. Sudut pandang yang digunakan adalah Aku. Tema cerpen adalah cinta terhianati. Nilai budaya hubungan manusia dengan Tuhan adalah Dayu Cenana selalu bersyukur tehadap Tuhan. Nilai budaya hubungan manusia dengan karyanya Dayu Cenana mendapat kabar bahwa sahabatnya Cok Ratih meninggal dunia. Nilai budaya hubungan manusia dengan ruang dan waktu adalah Dayu Cenana sedang bersantai-santai dirumahnya, memandang dinding-dindingnya yang penuh dengan kaca-kaca. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam adalah tidak terdapat. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan sesamanya adalah Persahabatan antara Dayu Cenana dan Cok Ratih terjalin sejak mereka masih SMP.

(73)

Tuhan adalah manusia menempatkan diri sebagai ciptaan Tuhan. Nilai budaya hubungan manusia dengan karyanya adalah Janda beranak satu yang bersikeras mempertahankan adat tata cara bermenantu. Nilai budaya hubungan manusia dengan ruang dan waktu adalah Janda beranak satu diam dekat jendela sambil merenung. Nilai budaya hubungan manusia dengan alam adalah beberapa kali hempasan daun jendela menyentakkan jantungku. Berulang-ulang jendela depan tertutup erat namun selalu sia-sia. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan sesamanya adalah sikap saudara-saudara Janda beranak satu dan saudara-saudara suaminya selalu memanjakan Yendri.

(74)

Pada cerpen Omak, Alur cerpen adalah maju mundur. Tokoh utama adalah yaitu “Aku”, tokoh tambahan adalah Bapak, si Tonggo, Omak, si bungsu Harry,

Bang Hotman, Bang Atas, Bang Joni, Ompung. Latar yang digunakan antara lain, latar tempat: rumah, dapur, depan rumah, kuburan dan godung lubang. Latar waktu:

kemarin, malam, siang hari saat jam istirahat, pagi, sepuluh tahun, sebelas tahun, hanya

setengah jam, sebulan lebih dan sore hari. Sudut pandang yang di gunakan adalah

Persona pertama. Tema cerpen adalah kemanusiaan dan keadilan. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan Tuhan adalah berdoa kepada Tuhan. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan karyanya adalah kehidupan yang pahit. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan ruang dan waktu adalah pemanfaatan waktu dan pemanfaatan tempat. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam adalah alam sebagai gambaran geografis. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan sesamanya antara lain, Kasih sayang dan perhatian dan berbuat baik kepada yang lebih tua. Amanat dari cerpen ini hendaknya kita bersyukur dengan kehidupan yang sekarang yang sudah merdeka, tidak dipenuhi ketakutan seperti pada saat dahulu zaman perang.

(75)

masukan kepada siswa dalam bersikap. Dengan hasil analisis ini pengajar dan siswa dapat memilih bacaan yang mengandung arti dalam segi struktural yakni mengenal isi cerita dan mengandung arti nilai-nilai kehidupan dalam segi budaya.

B. Saran

Ada beberapa hal yang menurut penulis perlu dipertimbangkan oleh berbagai pihak sehubungan dengan hasil penelitian ini.

Pertama, melihat kenyataan di sekolah, cerpen kadangkala tidak terlalu diperhatikan. Cerpen juga alternatif yang baik karena memudahkan siswa dalam memahami sebuah cerita. Cerpen merupakan cerita pendek yang dapat dibaca pada satu waktu, sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan dengan efektif.

Kedua, cerpen mengandung nilai budaya yang sangat berguna bagi siswa untuk mendapatkan pesan dalam menjalankan kehidupan. Nilai budaya berkaitan erat dengan kehidupan bermasyarakat. Sebagai manusia sosial kita harus dapat menjalankan kehidupan dengan masyarakat melalui nilai budaya yang kita peroleh dari pelajaran sastra.

(76)

kepribadian dan kreatifitas. Ternyata kita dapat meningkatkan wawasan budaya dengan pembacaan kumpulan cerpen Kolecer dan Hari Raya Hantu.

Keempat, anak adalah amanah bagi kedua orangtuanya, tugas orangtua adalah membesarkan dan mendidik mereka agar tumbuh menjadi peribadi yang berkualitas. Cerita banyak yang menawarkan hal itu. Melalui membaca cerpen, mereka akan mengenal dan memahami sifat-sifat tokoh dan perbuatannya, tetapi mereka belum mampu membedakan cerita yang mana yang lebih cocok bagi mereka. Dalam hal ini, peran orangtua sangat diperlukan.

Kelima, pihak Dinas Pendidikan Nasional diharapkan dapat menentukan dan menggariskan bahan-bahan bacaan yang lebih sesuai dengan perkembangan kompetensi anak dan tingkatannya dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Hal ini disesuaikan dengan masing-masing sekolah.

(77)

DAFTAR PUSTAKA

Arnas Benny dkk. (210). Kolecer dan hari raya hantu 20 cerita pendek kearifan lokal .Jakarta: Selasar Pena Talenta.

Aminuddin. (1995). Stilistika: Pengantar memahami bahasa dalam karya sastra. Semarang. IKIP Semarang Press.

Aminuddin. (2000). Pengantar apresiasi karya sastra. Bandung: Sinar Baru Argesindo.

Baried, B. (1985). Memahami hikayat dalam sastra Indonesia. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus besar bahasa Indonesia (edisi ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.

Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu.

Endaswara, S. (2008). Metodologi penelitian sastra. Yogyakarta: FBS Universitas Negeri Yogyakarta.

Ester, M. (2000). Kesusastraan pengantar teori dan sejarah. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Hartoko & Rahmanto. (1986). Pemandu di dunia sastra. Yogyakarta: Kanisius. Koentjaningrat. (1977). Metode-metode penelitian masyarakat. Jakarta:

Gramedia.

Koentjaningrat. (1993). Kebudayaan mentalitas dan pembangunan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Koentjaningrat. (2007). Manusia dan kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Komaruddin & Tjuparmah, S. (2006). Kamus istilah karya tulis ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.

(78)

Luxemburg, J. V., dkk. (1989). Pengantar ilmu sastra (diindonesiakan oleh Dick Hartoko). Jakarta:Gramedia.

Muhardi & Hasanuddin. (1990). Prosedur analisis fiksi. Padang: IKIP Padang. Mulyana. (2008). Pembelajaran Bahasa dan sastra daerah dalam kerangka

budaya. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Moleong. (2000). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Noor, R. (2004). Pengantar pengkajian sastra. Semarang: Fakultas Sastra Universitas Diponegoro

Nurgiantoro, B. (2007). Teori pengkajian fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Oemarjadi, B.S. (1971), Bentuk lakon dalam sastra Indonesia. Jakarta: Gunung Agung.

Rani, Supratman Abdul & Maryani. (1999). Intisari sastra Indonesia. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Ratna, Nyoman Kutha. (2008). Teori, metode, dan teknik penelitian sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rusyana, Y. (1979). Novel Sunda sebelum perang. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Departemen Pendidikan dan Kebudayan.

Rusyana, Y. (1982). Metode pengajaran sastra. Bandung: CV.Gunung Larang. Rosidi, A. (1991). Ikhtisar sejarah sastra Indonesia. Bandung: Bina Cipta.

Rosidi, A. (1995). Sastra dan budaya kedaerahan dalam keiindonesiaan. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Saini, K.M. & Sumarjo, J. (1984). Memahami kesusastraan. Bandung: Alumni. Saini, K.M & Sumarjo, J. (1986). Apresiasi kesusastraan. Jakarta: Gramedia. Sapardan, D.A. (2005). Penerapan model respons analisis dan model moody

dalam pembelajaran apresiasi cerita pendek. Tesis. Bandung: PPs UPI.

Gambar

Tabel C.1 Pedoman Analisis

Referensi

Dokumen terkait

Adapun penjelasan dari perintah atau tombol yang ada pada gambar 5.28 yaitu tombol SAVE digunakan untuk untuk menyimpan data wali siswa... Gambar 5.29

Mike : ya belajar dari pengalaman-pengalaman yang udah dilalui, artinya mike belajar dari diri mike sendiri bagaimana sebelumnya, ya memang tidak jauh berbeda

Sasaran Kegiatan pengabdian pada masyarakat (PKM) ini ditujukan pada kelompok PKK dan kelompok tani jagung dan kelapa di Desa Pematang Tujuh yang telah

Setelah menempuh mata kuliah Kalkulus diharapkan mahasiswa/i dapat memahami dan menguasi konsep ilmu kalkulus untuk mendukung penyelesaian beberapa permasalahan yang

Fast food atau makanan cepat saji menjadi makanan yang digemari saat ini, yang kemudian mendorong industri makanan cepat saji begitu cepat tersebar luas di berbagai kota di

• Pengaruh penambahan plasticizer pada pembuatan edible film yaitu, semakin banyak jumlah gliserol yang ditambahkan maka kadar air dan juga persen perpanjangan edible

Selama mengikuti perkuliahan , aktivitas yang pernah diikuti oleh penulis yaitu sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi (HIMAGROTEK) pada tahun 2012 sampai

Prinsip Dasar Ilmu Gizi .Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.. Ilmu Pangan .Cetakan Pertama Jakarta: Universitas