1
PERBEDAAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA
ANTARAMENERAPKAN STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE DAN STRATEGI THINK PAIR SHAREPADA KELAS X DI SMA NEGERI 1 DAN
SMA NEGERI 2 KOTA SOLOK
JURNAL
Oleh :
DIAN SUCIANA AMRI 2008/02392
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI
1
PERBEDAAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA ANTARA MENERAPKAN STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE DAN STRATEGI THINK PAIR SHARE PADA KELAS X DI SMA
NEGERI 1 DAN SMA NEGERI 2 KOTA SOLOK Dian Suciana Amri, Agus Irianto, Yulhendri
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Hamka Air Tawar Padang
Email: dheeanmarfandika@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan hasil belajar ekonomi siswa antara
menerapkan strategi question student have dan strategi think pair share pada kelas X di SMA Negeri 1
Kota Solok dan SMA Negeri 2 Kota Solok. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasinya
adalah siswa kelas X di SMA Negeri 1 Kota Solok dan SMA Negeri 2 Kota Solok. Pengambilan sampel
dilakukan secara Purposive Sampling, siswa kelas X5 di SMA Negeri 1 Kota Solok terpilih sebagai kelas
eksperimen 1 dan siswa kelas X3 di SMA Negeri 2 Kota Solok sebagai kelas eksperimen 2. Data
dikumpulkan dari hasil tes yang diberikan pada kedua kelas sampel dengan analisis data menggunakan uji
Z. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar
ekonomi siswa antara yang pembelajarannya menerapkan strategi Question Student Have dengan yang
menerapkan strategi Think Pair Share. Kedua strategi ini menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan meransang siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa.
Kata kunci : hasil belajar, strategi question student have, strategi think pair share ABTRACT
This research aims toknowdifferences of learning result between study question student have
strategyandthinkpairsharestrategyon a classXin SMA1andSMA 2 SolokCity. This type of researchis
experimental research. Its populationis allstudentof class Xin SMA1andSMA 2SolokCity. Sampling
wasdone inpurposive sampling, class X5graderatSMANegeri 1Solok Citywas chosenas the experimental
class1 andclass X3in SMA2 CitySolokas classexperiment 2. Datacollected fromthe test resultsgiven inthe
secondgradesample,data analysisusingZ test.The results showedthat there was nosignificant
differencebetween the results ofthe economicstudyof studentsbetweenthelearning by studenthavequestion
strategy andbythink pair sharestrategy. Both strategiesmake learninga funandstimulatingstudents
toparticipatein learningso as toimprove the result of economy learning.
2
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu proses yang
dilakukan dalam upaya mencerdaskan kehidupan
bangsa. Melalui pendidikan, seseorang
diharapkan dapat menjadi individu yang mapan
dari segi akademis dan kehidupan sosialnya.
Dari keseluruhan proses pendididikan, kegiatan
pembelajaran merupakan hal pokok. Ini berarti
bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak bergantung kepada
bagaimana proses belajar siswa.
Keberhasilan siswa dalam belajar adalah
dengan mendapatkan hasil belajar yang baik.
Upaya meningkatkan hasil belajar siswa
merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab
seorang guru atau tenaga pendidik yang
professional. Paradigma baru pendidikan,
orientasi strategi pembelajaran adalah student
centerartinya anak didik menjadi pusat
pembelajaran sehingga anak didik belajar secara
aktif menemukan pengetahuan sendiri. Slameto
(2010: 97) menjelaskan bahwa guru mempunyai
tugas untuk mendorong, membimbing, memberi
arahan dan memfasilitasi anak didik untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Kenyataan yang dijumpai di sekolah,
pembelajaran masih didominasi oleh guru
sebagai pemberi pengetahuan bagi siswa
(teacher center) dengan menerapkan
pembelajaran ceramah sehingga siswa
hanyamenunggu penjelasan dari guru sehingga
pemikiran siswa kurang berkembang. Mereka
juga belum diarahkan untuk belajar secara
mandiri. Hal ini cenderung membuat partisipasi
belajar siswa rendah, perhatian dan minat siswa
tidak dapat dipantau.
Banyak di antara siswa yang malu
bertanya dan tidak berani mengemukakan
pendapat mereka dalam pembelajaran. Jika tidak
ada siswa yang bertanya maka guru cenderung
menganggap bahwa siswa telah memahami
materi pelajaran. Selain itu, guru juga tidak
memberikan ruang bagi siswa untuk berbagi
dalam pembelajaran sehingga hanya yang
pintar saja yang memperoleh hasil belajar yang
baik. Hal ini menyebabkan masih banyak siswa
yang tidak memperoleh ketuntasan dalam
belajar.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa,
maka proses belajar mengajar harus lebih
ditingkatkan dengan menciptakan pembelajaran
yang efektif, kreatif, inspiratif, menantang dan
menyenangkan sehingga siswa dapat berperan
aktif sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu,
diperlukan suatu strategi pembelajaran yang
dapat meningkatkan partisipasi serta
mengembangkan potensi dan pemikirannya
sehingga hasil belajar yang diperoleh menjadi
lebih baik.
Salah satu strategi pembelajaran yang
dapat diterapkan adalah strategi Question
Student Have. Strategi ini tidak membuat siswa
takut mengungkapkan pertanyaan dan pendapat
mereka karena mereka dituntut berpartisipasi
3
merupakan cara yang mudah dilakukan untuk
mengetahui kebutuhan dan harapan siswa
(Hisyam, 2002: 17). Dengan demikian guru
dapat memenuhi kebutuhan siswa sehingga hasil
belajar siswa lebih maksimal.
Strategi lain yang dapat digunakan adalah
strategi Think Pair Share. Strategi ini memiliki
prosedur secara eksplisit yang dapat memberi
siswa waktu lebih banyak untuk berpikir,
menjawab, dan saling membantu satu sama lain
(Anita, 2010: 56). Dengan demikian, tidak hanya
siswa yang pintar saja yang dapat menguasai
materi pelajaran sehingga setiap siswa dapat
memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Namun, di antara kedua strategi tersebut belum diketahui strategi mana yang lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkat fenomena tersebut sebagai permasalahan yang akan penulis teliti yaitu apakah terdapatperbedaaan hasil belajar
ekonomi siswa antara menerapkan strategi QSH
dan strategiTPS pada kelas X di SMA Negeri 1
Solok dan SMA Negeri 2 Solok.
TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS Proses Belajar Mengajar
Belajar mengajar merupakan proses
pendidikan yang mempunyai hubungan erat
antara satu sama lain. Menurut Hilgard dan Marquis dalam Syaiful (2003: 13) “Belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi
dalam diri seseorang melalui latihan,
pembelajaran, dan sebagainya sehingga terjadi perubahan dalam dirinya”. Winkel (1996:53) juga menjelaskan bahwa “Belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam
interaksi langsung dan interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan perubahan
dalam pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap”.
Sedangkan mengajar menurut Ali (2002: 12). adalah “Upaya yang sengaja dalam rangka memberikan kemudahan bagi siswa untuk
terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan”. Uzer (2005: 6) menjelaskan bahwa mengajar merupakan suatu
usaha mengorganisasi lingkungan dalam
hubungannya dengan anak didik dan bahan
pengajaran yang menimbulkan proses belajar.
Proses belajar mengajar merupakan suatu
proses interaksi antara guru dengan siswa dan
antara siswa dengan siswa. Suatu kegiatan
belajar mengajar dapat dikatakan berhasil jika
peserta mempunyai hasil belajar yang baik yang
dapat dilihat dari pemahamannya terhadap apa
yang sudah didapatnya dari proses belajar
mengajar.
Hasil belajar
Hasil belajar menurut Dimyati dan
Mudjiono (1999: 200) adalah tingkat
keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah
4
tingkat keberhasilan tersebut ditandai dengan
skala nilai berupa huruf, angka, atau symbol.
Hasil belajar dapat berupa keterampilan,
nilai, dan sikap setelah siswa tersebut mengalami
proses belajar. Diharapkan hasil belajar yang
dicapai mempunyai efek yang bagus terhadap
peningkatan hasil belajar dan minat siswa untuk
belajar.Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan
Oemar (2004: 30) mengatakan bahwa bukti
seseorang telah belajar adalah terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri seseorang
tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu
dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Berkaitan dengan kemampuan yang
diperoleh sebagai hasil belajar, Bloom dalam
Syaiful (2003: 33) membagi hasil belajar dalam
tiga ranah atau kawasan yaitu:
a. Ranah kognitif yang berkenaan dengan
kemampuan intelektual yang terdiri dari enam
aspek yakni : pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi.
b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang
terdiri dari lima aspek yakni penerimaan,
jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi.
c. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil
belajar keterampilan dan kemampuan
bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotor,
yakni kemampuan gerak refleks, keterampilan
gerakan dasar, kemampuan perceptual,
keharmonisan atau ketetapan, gerakan
keterampilan kompleks, dan gerakan
ekspensif interpretative.
Di antara ketiga ranah tersebut, ranah
kognitiflah yang paling banyak dinilai guru di
sekolah karena berkaitan erat dengan
kemampuan siswa dalam menguasai pelajaran
dan dapat diukur melalui tes hasil belajar.
Hasil belajar dapat diperoleh dengan
mengadakan evaluasi.Ini berarti bahwa hasil
belajar sangat berkaitan sekali dengan evaluasi
yang diberikan. Ngalim (2009:5) mengatakan
bahwa tujuan dari evaluasi ialah untuk
mendapatkan data pembuktian yang akan
menunjukkan sampai dimana tingkat
kemampuan dan keberhasilan siswa dalam
mencapai tujuan-tujuan kurikuler.
Strategi Question Student Have
Question Student Have merupakan salah
satu strategi pembelajaran aktif (active learning)
yang digunakan untuk mendapatkan partisipasi
siswa dalam kegiatan pembelajaran. Hisyam
(2002: 139) menjelaskan bahwa “Strategi
Question Student Have merupakan salah satu
cara yang menuntut partisipasi siswa melalui
tulisan”. Question Student have merupakan
teknik yang mudah dilakukan dan mudah dipakai
untuk mengetahui kebutuhan dan harapan siswa
(Hisyam, 2002: 17).
Adapun prosedur dari strategi Question
Student Have seperti yang diungkapkan oleh
5
a. Bagikan secarik kertas kosong pada siswa
b. Setiap siswa diminta menuliskan pertanyaan
yang mereka miliki tentang materi pelajaran
atau tentang situasi kelas yang sedang
berlangsung (nama siswa tidak ditulis)
c. Edarkan kertas tersebut searah jarum jam.
Siswa berikutnya harus membaca dan memberikan tanda checklist (√) pada kertas yang berisi pertanyaan yang juga menjadi
permasalahan bagi siswa tersebut.
d. Ketika masing-masing kertas sudah kembali
ke penulisnya, identifikasi pertanyaan yang menerima paling banyak tanda cek (√).
e. Mintalah beberapa orang siswa secara
sukarela berbagi penjelasan tentang
pertanyaan mereka.
f. Kumpulkan kertas tersebut karena mungkin
ada pertanyaan yang akan direspon pada
pelajaran yang akan datang
Pelaksanaan strategi Question Student
Have juga dapat divariasikan. Silberman (2006:
91) mengemukakan bahwa srategi Question
Student Have dapat divariasikan sebagai berikut:
a. Jika kelas terlalu besar hingga waktunya tidak
cukup untuk membagikan kartu ke seluruh
kelompok, bagilah kelas menjadi sub-sub
kelompok dan lakukan instruksi yang sama.
Atau, kumpulkan saja kartu-kartu tersebut
tanpa mengharuskan mereka mengedarkannya
ke seluruh kelas dan merespon pada satu
sampel pertanyaan.
b. Sebagai alternatif pengajuan pertanyaan pada
kartu indeks, perintahkan siswa untuk
menuliskan harapan atau keprihatinan
mereka tentang mata pelajaran ini, topik yang
mereka harapkan untuk dibahas, atau aturan
dasar untuk partisipasi kelas yang harus
mereka patuhi.
Membuat pertanyaan merupakan salah
satu cara untuk dapat mengaktifkan siswa dalam
belajar. Pemberian tugas untuk membuat
pertanyaan oleh siswa merupakan salah satu cara
agar siswa dapat memahami materi pelajaran.
Dengan adanya pertanyaan setiap siswa dalam
kertas, maka setiap anggota kelompok akan
berusaha untuk menemukan jawabannya
seoptimal mungkin demi tercapainya hasil
belajar yang lebih baik.
Strategi Think Pair Share
Think Pair Share adalah salah satu
strategi cooperative learning yang menggunakan
metode diskusi berpasangan (Anita, 2010 : 45).
Kelompok berpasangan ini memiliki beberapa
kelebihan seperti yang dikemukakan Anita
(2010: 45) yaitu :
a. Meningkatkan partisipasi anggota kelompok
b. Lebih banyak kesempatan untuk kontribusi
masing-masing anggota kelompok
c. Interaksi lebih mudah
d. Lebih mudah dan cepat membentuknya
Strategi think pair share memiliki
prosedur secara eksplisit yang dapat memberi
siswa waktu lebih banyak untuk berpikir,
menjawab, dan saling membantu satu sama lain
6
menjelaskan bahwa pembelajaran Think Pair
Shareini memiliki beberapa prinsip seperti
ketergantungan yang positif (positive
interdependence), tanggung jawab perseorangan
(individual accountability), dan partisipasi
komunikasi (participation communication).
Think Pair Share melibatkan tiga langkah
seperti yang dikemukakan oleh Trianto
(2009:81) yaitu :
1) Tahap pertama : Berpikir (Thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau
masalah yang dikaitkan dengan pelajaran dan
meminta siswa menggunakan waktu beberapa
menit untuk memikirkan sendiri jawaban atau
masalah.
2) Tahap kedua : Berpasangan (Pairing)
Selanjutnya guru meminta siswa untuk
berpasangan dan mendikusikan apa yang
telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu
yang disediakan dapat menyatukan jawaban
atau gagasan tentang masalah yang
diidentifikasi.
3) Tahap ketiga : Berbagi (Sharing)
Pada langkah akhir, guru meminta kepada
pasangan-pasangan untuk berbagi dengan
seluruh kelas tentang apa yang telah mereka
bicarakan.
Bagian terpenting dalam Think Pair
Share adalah keterkaitan antar tahap, siswa tidak
bisa menjalankan tahap kedua (pair) sebelum
melaksanakan tahap pertama (think), dan siswa
tidak dapat berlanjut ke tahap ke tiga (share)
sebelum melanjutkan tahap kedua (pair).
Dari penjelasan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
kooperatif Think Pair Share dapat meningkatkan
aktivitas pembelajaran serta meningkatkan
gairah belajar siswa, sehingga bukan yang pintar
saja yang dapat memperoleh keberhasilan dalam
belajar.
Penelitian yang Relevan
Berikut ini adalah penelitian yang
memiliki relevansi dengan permasalahan yang
diteliti antara lain :
a. Almeng Kesma (2010) dengan judul
“Pengaruh strategi Question Student Have
dan motivasi belajar terhadap hasil belajar
ekonomi siswa kelas VII di SMP N 1 Bayang Kab. Pesisir Selatan”. Penelitian ini menunjukkan bahwa strategi QSH dan
motivasi berpengaruh secara signifikan
terhadap hasil belajar ekonomi siswa.
b. Hindara Simeru (2010) dengan judul
“Pengaruh penggunaan strategi pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share terhadap
hasil belajar siswa pada mata diklat PKDLE
kelas X TKJ di SMK N 2 Lubuk Basung”.
Penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh
yang signifikan terhadap hasil belajar siswa
yang menerapkan strategi pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share.
Kerangka Konseptual
masing-7
masing sampel dan kemudian melihat apakah terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa antara penerapan kedua strategi tersebut. Dalam penelitian ini penulis akan menerapkan strategi
pembelajaran Question Student Have pada kelas
eksperimen 1 dan strategi Think Pair Share pada
kelas eksperimen 2.
Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan
batasan masalah penelitian, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara hasil belajar siswa yang diajar
menggunakan strategi Question Student Have
dengan siswa yang diajar menggunakan strategi
Think Pair Share.
Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara
hasil belajar siswa yang diajar menggunakan
strategi Question Student Have dengan siswa
yang diajar menggunakan strategi Think Pair
Share.
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah
dikemukakan di atas, maka penelitian yang
dilakukan adalah penelitian Quasi
Eksperimen.Penelitian Quasi Eksperimen adalah
penelitian semi eksperimental yang merupakan
pengembangan dari true eksperimental design
yang sulit dilaksanakan (Sugiyono:114).
Penelitian ini memiliki langkah-langkah
penelitian yang sama dengan penelitian pada
umumnya, hanya saja pada tanpa melakukan
pretest terlebih dahulu(post test only).
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas X SMA N 1 Solok dan SMA
N 2 Solok yang terdaftar pada tahun ajaran
2011/2012.
Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik purposive sampling, yaitu dengan cara
pemilihan sampel yang sengaja dipilih
berdasarkan pertimbangan tertentu yaitu karena
sampel ini memiliki nilai rata-rata terendah yang
hampir sama sehingga dapat dikatakan bahwa
kedua sampel memiliki kemampuan yang sama.
Dipilihlah kelas X5 SMA N 1 Solok sebagai kelas
eksperimen 1 dan kelas X3 SMA N 2 Solok sebagai
kelas eksperimen 2.
Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data dalam penelitian
ini, penulis memberikan tes kepada dua kelas
sampel.Tes yang diberikan berupa
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan materi yang
diajarkan selama perlakuan berlangsung.
Sebelum memberikan tes kepada kedua
kelas sampel, terlebih dahulu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Merumuskan kisi-kisi soa, yang disusun
berpedoman pada silabus mata pelajaran
ekonomi dan indikator yang sesuai dengan
8
b. Menyusun soal tes sesuai dengan kisi-kisi
yang dibuat.
c. Melakukan uji coba soal untuk mengetahui
validitas, reliabilitas, taraf kesukaran soal, dan
daya beda soal.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan
yaitu uji Z. Sebelum melakukan uji hipotesis
tersebut, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat
analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas
varians.
Untuk menguji normalitas dapat
digunakan uji liellifors. Menurut sudjana (2002: 466) kriteria terima hipotesis berdistribusi normal adalah jika L0 lebih kecil dari Ltabel , lain
dari itu ditolak. Sedangkan untuk menguji homogenitas digunakan uji F dengan criteria jika harga F hitung lebih kecil berarti kelompok data mempunyai varians yang homogen, sebaliknya jika harga F yang di dapat dari hasil perhitungan lebih besar dari F tabel, berarti kedua kelompok data varians tidak homogen (Sudjana, 2002:249).
Uji Hipotesis
Rumus untuk menguji hipotesis yaitu:
H0 :
µ
1 =µ
2H0 :
µ
1≠µ
2Keterangan:
µ
1= rata-rata kelas eksperimenµ
2= rata-rata kelas eksperimenUntuk menerima atau menolak hipotesis
nol (Ho) pada tingkat signifikan
α
= 0,05 digunakan tabel Z dengan kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut :a. H0 ditolak dan Ha diterima jika Zhit≥ Ztab
b. H0 diterima dan Ha diterima jika Zhit≤ Ztab
HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Penelitian
Setelah proses penelitian selesai dilaksanakan maka diperoleh hasil belajar siswa berupa nilai
post test. Berikut nilai post test siswa kedua kelas sampel :
Kelas Eksperimen 1 Kelas Eksperimen 2
9
Sumber: Data olahan 2012
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat
dilihat bahwa nilai rata-rata post test kelas
eksperimen 1 adalah 84,47 dengan nilai terendah
68, nilai tertinggi 100, nilai yang sering muncul
(modus) yang diperoleh siswa adalah 84 dan
nilai tengah (median) adalah 84. Standar deviasi
yang diperoleh pada kelas eksperimen adalah
8,6838 artinya rata-rata penyimpangan setiap
nilai dengan rata-rata hitung nilai adalah 8,6838.
Sedangkan untuk persentase ketuntasan siswa
pada kelas eksperimen adalah 88,24 %.
Pada kelas eksperimen 2 diperoleh nilai
rata-rata siswa 82,35 dengan nilai terendah 68,
nilai tertinggi 96 dan nilai yang sering muncul
(modus) yang diperoleh siswa adalah 80,
sedangkan nilai tengah (median) adalah 80.
Standar deviasi yang diperoleh pada kelas
eksperimen 2 adalah 7,8851 artinya rata-rata
penyimpangan setiap nilai dengan rata-rata
hitung nilai adalah 7,8851. Persentase ketuntasan
siswa pada kelas eksperimen 2 adalah 85,29 %.
Selisih nilai rata-rata antara kelas
eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2sebesar
2,12 (84,47 – 82,35). Pada tabel juga dapat
dilihat sebesar 88,24% nilai siswa pada kelas
eksperimen 1 berada diatas KKM yang telah
ditetapkan. Sementara pada kelas eksperimen 2
sebesar 85,29% nilai siswa yang berada diatas
KKM yang telah ditetapkan yaitu 75.
Analisis Data Penelitian
Untuk menarik kesimpulan hasil
penelitian maka dilakukan uji hipotesis setelah dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu yaitu uji normalitas dengan dan uji homogenitas.
Untuk uji normalitas pada kelas
eksperimen 1 diperoleh nilai Lhit = 0,1081 dan
Ltab = 0,1519 sedangkan pada kelas eksperimen
2 diperoleh nilai Lhit = 0,1473dan Ltab = 0,1519
maka pada kedua kelas sampel Lhit<Ltab yang
artinya kedua kelas sampel berdistribusi normal.
Sedangkan untuk uji homogenitas pada
diperoleh Fhit =1,2128 dan Ftab = 1,7878
sehingga Fhit < Ftab yang berarti varians kedua
kelas sampel adalah homogen.
Dari hasil perhitungan kedua uji prasyarat
tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa kedua
sampel pada penelitian ini berdistribusi normal
dan memiliki varians yang homogen.
Uji Hipotesis
Dari uji hipotesis nilai posttest yang dilakukan, diperoleh nilai Zhit=1,055 dan Ztab=
1,96 sehingga Zhit<Ztab maka H0 diterima. Hal ini
berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2.
Pembahasan
Berdasarkan instrumen penelitian, telah
didapatkan soal yang telah diuji validitas dan
reliabilitasnya, sehingga soal tersebut dapat
digunakan untuk mengukur hasil belajar
ekonomi siswa. Pada saat melakukan penelitian,
peneliti memberikan perlakuan yang berbeda
10
pembelajaran. Pembelajaran pada kelas
eksperimen 1 menggunakan strategi Question
Student Havesedangkan kelas eksperimen 2
menggunakan strategi Think Pair Share.Setelah
diberi perlakuan yang berbeda pada kedua kelas
sampel, dilakukan post test untuk mengetahui
hasil belajar siswa.
Penerapan strategi Question Student
Have dapat meningkatkan partisipasi siswa
dalam pembelajaran terutama melalui
tulisan.Strategi ini mewajibkan setiap siswa
menuliskan pertanyaan berupa soal
atau masalah lain yang berhubungan dengan
materi yang belum dipahaminya dalam secarik
kertas. Hal tersebut didukung oleh pernyataan
yang dikemukakan olehHisyam (2002: 139)
bahwa “Strategi Question Student Have
merupakan salah satu cara yang menuntut partisipasi siswa melalui tulisan”.
Pembelajaran dengan menerapkan
strategi Question Student Have juga mendorong
siswa berani mengungkapkan pendapat mereka
serta menanggapi pendapat temannya.Dengan
demikian pembelajaran menjadi lebih menarik
dan tercipta suasana yang menyenangkan bagi
siswa sehingga meningkatkan minat dan
motivasi belajar siswa.Menurut Nurhayati (2009:
279) “Efek menyenangkan yang ditimbulkan
stimulus akan mampu memberi kesan yang
mendalam pada diri siswa, sehingga mereka cenderung akan mengulang aktivitas tersebut”. Dari beberapa kutipan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa strategi Question Student
Have menciptakan situasi belajar yang
menyenangkan dan mendorong siswa aktif
dalam proses pembelajaran sehingga hasil
belajar siswa lebih optimal.
Dengan menerapkan strategi Question
Student Have siswa tidak lagi merasa takut atau
malu untuk bertanya dan mengungkapkan
keinginannya.Setiap siswa dapat
mengungkapkan pertanyaan, rasa ingin tahu, dan
ketidakpahaman mereka sehubungan dengan
materi yang dipelajari sehingga guru dapat
mengetahui kebutuhan siswa dalam
pembelajaran dan dapat memaksimalkan potensi
siswa.selaras dengan pernyataan Hisyam (2002: 17) bahwa “Question Student have merupakan teknik yang mudah dilakukan dan mudah dipakai
untuk mengetahui kebutuhan dan harapan siswa”. Dengan demikian, siswa lebih menguasai dan memahami materi pelajaran dan hasil belajar
yang diperoleh menjadi lebih baik.
Dari evaluasi yang dilakukan, didapatkan
hasil belajar siswa pada kelas eksperimen 1
memperoleh nilai rata-rata post test 84, 47 yang
berada di atas KKM yang ditetapkan yaitu 75.
Artinya, pembelajaran dengan menerapkan
strategi Question Student Have dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
mendukung hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Almeng Kesma (2010) dengan
judul pengaruh penerapan strategiquestion
student havedan motivasi belajar terhadap hasil
belajar ekonomi siswa kelas VII di SMP N 1
11
bahwa penerapan strategiquestion student
havedan motivasi belajar berpengaruh terhadap
hasil belajar ekonomi siswa.
Sedangkan strategi Think Pair Share
yang diterapkan pada kelas eksperimen 2 juga
dilaksanakan dengan membagi siswa atas
beberapa kelompok tetapi secara berpasangan,
yang dibagi berdasarkan tingkat kemampuan dan
jenis kelamin yang sama. Kelompok
berpasangan ini memberikan kesempatan yang
sama bagi siswa untuk lebih menguasai
pembelajaran.
Pembelajaran dengan strategi Think Pair
Share dilaksanakan atas tiga tahap yakni
thinking, pairing, dan sharing.Penerapan strategi
ini tidak hanya melatih siswa untuk
meningkatkan kemampuan individu tetapi juga
mengutamakan kerjasama dalam kelompok
untuk menggapai hasil yang maksimal.Pada
tahap pertama yaitu thinking, masing-masing
siswa dapat mengembangkan keterampilan
berfikir dan menjawab soal secara individu. Pada
tahap pairing, siswa dapat meningkatkan
kemampuan mereka dalam berkomunikasi antara
satu dengan yang lain, serta bekerja saling
membantu dalam kelompok kecil. Sedangkan
pada tahap sharing, siswa dapat berbagi
pengetahuan mereka kepada yanga lain sehingga
menambah pemhaman siswa terhadap materi
yang belum dipahaminya.
Penjelasan di atas sesuai dengan
pengertian dari pembelajaran Think Pair Share
itu sendiri yang dikemukakan oleh Trianto
(2009:81) bahwa, “Think Pair Share adalah pembelajaran yang memberi siswa kesempatan
untuk bekerja sendiri dan bekerjasama dengan orang lain”. Dalam hal ini, guru sangat berperan penting untuk membimbing siswa melakukan
diskusi, sehingga terciptanya suasana belajar
yang lebih hidup, aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan. Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa efek menyenangkan juga
dapat memberi kesan yang mendalam pada diri
siswa, sehingga mereka cenderung akan
mengulang aktivitas yang dilakukan dalam
pembelajaran.
Trianto (2009: 81) mengungkapkan bahwa “Strategi ini memiliki prosedur yang memberi siswa waktu yang lebih banyak untuk
berpikir, merespons, dan saling membantu satu
sama lain”. Dengan demikian, siswa secara
langsung dapat memecahkan masalah,
memahami suatu materi secara berkelompok
dengan saling membantu antara satu dengan
yang lainnya, dan membuat kesimpulan dengan
berdiskusi, serta mempresentasikannya di depan
kelas sebagai salah satu langkah evaluasi
terhadap kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan. Akibatnya, tidak hanya siswa yang
pintar saja yang dapat menguasai materi
pelajaran tetapi setiap siswa dapat belajar dari
temannya sehingga hasil belajar yang diperoleh
lebih optimal.
Berdasarkan evaluasi yang telah
dilakukan pada kelas eksperimen 2, diperoleh
12
82, 35 berada di atas KKM yang ditetapkan
yaitu 75. Hal ini berarti terjadi peningkatan hasil
belajar ekonomi siswa pada kelas eksperimen 2
yang mendukung hasil penelitian sebelumnya
seperti yang dilakukan oleh Hindara Simeru
(2010) dengan judul pengaruh penggunaan
strategi pembelajaran kooperatif tipe think pair
share terhadap hasil belajar siswa kelas X TKJ
di SMK N 2 Lubuk Basung. Penelitian ini
menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan
terhadap hasil belajar siswa yang menerapkan
strategi pembelajaran kooperatif tipe think pair
share.
Dari penerapan kedua strategi tersebut
yakni strategi Question Student Have dan Think
Pair Sharemaka dapat disimpulkan bahwa kedua
strategi ini meningkatkan hasil belajar ekonomi
siswa pada kelas X di SMA Negeri 1 Solok dan
SMA Negeri 2 Solok. Hal ini mendukung dan
memperkuat teori dan hasil penelitian
sebelumnya yang menunjukkan bahwa strategi
Question Student Have dan strategi Think Pair
Share meningkatkan hasil belajar siswa.
Dalam melaksanakan penelitian ini,
peneliti mengalami beberapa kendala baik di
kelas eksperimen 1 maupun di kelas eksperimen
2. Kendala utamanya yaitu sulit mengubah
kebiasaan siswa yang biasanya belajar dengan
cara mendengarkan ceramah diganti dengan
belajar memahami dan mengusai materi secara
kelompok, hal ini merupakan kesulitan sendiri
bagi siswa. Selain itu, peneliti juga harus bisa
menentukan pembagian kelompok secara tepat
sesuai dengan kemampuan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Selama penelitian berlangsung juga ada
beberapa hambatan yang ditemukan. Hal ini
terjadi karena peneliti belum memiliki banyak
pengalaman dalam proses belajar mengajar.
Adapun hambatan yang ditemui peneliti pada
saat melakukan penelitian adalah:
1. Pada awalnya sulit membangkitkan semangat
siswa dalam pembelajaran baik di kelas
eksperimen 1 maupun eksperimen 2.
2. Kurangnya sumber pembelajaran yang
dimiliki siswa seperti buku paket sehingga
siswa mengalami kesulitan dalam menjawab
pertanyaan yang diberikan peneliti.
3. Penggunaan waktu yang kurang efektif dan
efisien karena waktu dalam proses
pembelajaran tersita untuk mempersiapkan
kelas sebelum proses pembelajaran dimulai.
PENUTUP Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara hasil belajar ekonomi siswa yang
pembelajarannya menerapkan strategi
Question Student Have dengan yang
menerapkan strategi Think Pair Share.
2. Secara keseluruhan penerapanstrategi
Question Student Have dan strategi Think
Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar
13
SaranBerdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan saran yang diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan hasil belajar Ekonomi siswa :
1. Kepada Guru di SMA N 1 Solok dan SMA N
2 Solok, khususnya guru mata pelajaran
ekonomi dapat menggunakan strategi
Question Student Have dan Think Pair
Sharesebagai alternatif dalam pembelajaran
dengan strategi ini dapat meningkatkan hasil
belajar ekonomi siswa.
2. Kepada Kepala sekolah, diharapkan untuk
mengadakan kegiatan pelatihan/penyuluhan
kepada guru tentang penerapan strategi
Question Student HavedanThink Pair Share,
berdasarkan hasil penelitian kedua strategi
tersebutdapat meningkatkan hasil belajar
ekonomi siswa.
3. Kepada peneliti berikutnya, agar lebih
mempersiapkan diri serta mempertimbangkan
dan meminimalisir kendala-kendala yang
ditemukan oleh peneliti sebelumnya, sehingga
tujuan penelitian dapat tercapai sesuai dengan
harapan yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Muhammad. (2002). Guru dalam Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Almeng Kesma. (2010). Pengaruh strategi
Question Student Have dan motivasi belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas VII di SMP N 1 Bayang
Kab. Pesisir Selatan. Padang : Skripsi
UNP
Anita Lie. (2010). Cooperative Learning
Mempraktikkan Kooperatif Learning di
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo
Dimyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Hindara Simeru. (2010). Pengaruh Penggunaan
Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Diklat PKDLE Kelas X TKJ di SMK N 2 Lubuk
Basung. Padang : Skipsi UNP
Hisyam Zaini. (2002). Desain Pembelajaran di
Perguruan Tinggi. Yogyakarta : IAIN
Sunan Kalijaga
Ngalim Purwanto. (2009). Prinsip-Prinsip dan
Teknik Evaluasi Pengajaran. Jakarta :
Rosda
Oemar Hamalik. (2004). Proses belajar
mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Silberman, Melvin L. (2006). Active Learning
101 Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
Sudjana. (2002). Metoda Statistik. Bandung:
Tarsito
Syaiful Sagala. (2003). Konsep dan Makna
Pembelajaran untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan
Mengajar. Bandung: Alfabeta
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran
14
Uzer Usman. (2005). Menjadi Guru yang
Professional. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya