41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
4.1.1 Gambaran Sekolah
Penelitian ini dilakukan di SD N Karanggondang 01 Semester 2 Tahun
Pelajaran 2014/2015. SD N Karanggondang 01 berada di Desa Karanggondang
Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Suasana SD N Karanggondang 01
masih asri dengan suasana pedesaan. Di sebelah selatan SD N Karanggondang 01
terdapat jalan menuju Salatiga, di sekeliling SD Karanggondang ini adalah
perkebunan karet. SD N Karanggondang 01 merupakan satu-satunya sekolah yang
ada di Desa Karanggondang dengan kelas yang terdiri dari 11 guru dan 1 penjaga
sekolah dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.1
Daftar Pengajar di SD N Karanggondang 01
No. Nama Mengajar di Kelas
1. Samsiri, S.Pd.SD 4-6
2. Komariyah, S.Pd.I 1-6
3. B. Retno Hartati, S.Pd 4
4. Eni Arbaningsih, A.Ma.Pd 6
5. Jiman, S.Pd 5
6. Esther Sariyah, S.Pd.K 2
7. Esti Sriwiyati 1
8. Rahmat Rais Sanjani, S.Pd 3
9. Rifki Amal Fatah 3-6
10. Megawati Penjaga Perpus
11. Wartoyo Penjaga Sekolah
12. Ricky Prakoso 1-6
Jumlah keseluruhan siswa 149 siswa terdiri dari 76 siswa perempuan dan
enam ruang kelas yang terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, satu kantor
guru, satu kantor kepala sekolah, satu perpustakaan, satu gudang, satu mushola
dan satu UKS. Ruang kelas sudah baik, dengan penerangan dan ventilasi yang
cukup. SD N Karanggondang 01 juga menyediakan dua wc yang terdiri dari wc
guru dan siswa. SD N Karanggondang 01 juga mempunyai halaman yang cukup
luas yang digunakan sebagai lapangan upacara, lapangan tersebut juga digunakan
untuk olahraga.
Fasilitas belajar yang ada di SD N Karanggondang 01 masih terbatas.
Komputer yang digunakan untuk memfasilitasi guru dalam mengetik data-data
administrasi yang diperlukan masih terbatas, selain itu alat peraga dalam
pembelajaran juga masih terbatas. Akan tetapi penunjang sarana belajar siswa
sudah cukup baik seperti buku-buku yang dapat membantu siswa dalam belajar.
4.1.2 Kondisi Awal Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas 5 SD N Karanggondang 01 Semester 2
Tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 25 siswa pada pembelajaran
Matematika. Berdasarkan hasil observasi terlihat hasil belajar matematika
sebelum dilakukan tindakan terdapat 12 siswa memperoleh nilai di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM=61). Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Pretes
Siswa Kelas 5 SD N Karanggondang 01 Semester 2
Tahun Pelajaran 2014/2015
Skor Frekuensi Persentase (%)
41-50 4 16
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Pretest
Siswa Kelas 5 SD N Karanggondang 01 Semester 2
Berdasarkan grafik 4.1 dapat diketahui bahwa hasil belajar matematika
kelas 5 SD N Karanggondang 01 tersebut masih kurang. Pada pembelajaran
Matematika, guru menggunakan metode konvensional dan tidak menggunakan
alat peraga.
4.1.3 Siklus 1 (5 x 35 menit)
a. Perencanaan tindakan
Praktek pembelajaran pada siklus I dilaksanakan melalui 2 pertemuan
persiapan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:
1. Pertemuan 1
a. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
penggunaan alat peraga bangun datar mata pelajaran matematika pokok
bahasan sifat-sifat bangun datar (segitiga, persegi panjang, pesegi, dan
trapesium) dengan menerapkan prinsip pembelajaran matematika realistik.
b. Menyiapkan lembar kerja kelompok
c. Menyiapkan buku pembelajaran
Pembelajaran matematika yang direncanakan dengan pokok bahasan
sifat-sifat bangun datar (segitiga, persegi panjang, pesegi, dan trapesium).
d. Menyiapkan alat peraga bangun datar
e. Menyiapkan lembar observasi
2. Pertemuan 2
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak lanjut
pada pertemuan I maka pada perencanaan pertemuan II pokok bahasannya
masih sama dengan pertemuan I. Pertemuan II ini digunakan untuk
menyelesaikan materi pada pertemuan I. Yang dipersiapkan adalah
a. soal evaluasi
b. lembar jawab
b. Pelaksanaan tindakan
1. Pertemuan 1 (2 x 35 menit)
Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang
(RPP), lembar kerja kelompok, lembar observasi, alat peraga bangun datar, dan
buku pelajaran. Pada awal pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk doa,
presensi, guru memberikan motivasi, siswa mengadakan penelitian ke seluruh
ruang kelas mencari benda yang berbentuk bangun datar, serta guru menjelaskan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan
kegiatan inti. Guru menjelaskan tentang pengertian bangun datar. Kemudian
memperlihatkan alat peraga bangun datar dan bertanya jawab dengan siswa
mengenai bangun datar yang ditunjukkan. Kemudian guru membagi siswa dalam
5 kelompok. Siswa melaksanaan diskusi tentang sifat-sifat bangun datar (segitiga,
persegi panjang, persegi, dan trapesium), kemudian membahas hasil diskusi,
setelah itu guru memberikan penguatan dan menarik kesimpulan. Guru
bertanyajawab dengan peserta didik tentang sifat-sifat bangun datar (segitiga,
persegi panjang, persegi, dan trapesium). Pada kegiatan akhir guru memberikan
tindak lanjut untuk mempelajari materi berikutnya.
2) Pertemuan 2 (3 x 35 menit)
Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan II sebagai tindak lanjut
pertemuan I, maka pada pelaksanaan pertemuan II ini guru menyiapkan peralatan
yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), alat peraga bangun datar, lembar kerja kelompok, lembar observasi, dan
buku pelajaran. Pada awal pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk doa,
presensi, guru memberikan motivasi, siswa mengadakan penelitian di kelas
mencari benda yang berbentuk bangun datar, serta guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan,
kemudian dilanjutkan kegiatan inti. Siswa dibimbing membentuk kelompok,
menjsdi 5 kelompok. Siswa melakukan diskusi menggunakan alat peraga bangun
datar, kemudian siswa memaparkan hasil diskusi di depan kelas, setelah itu guru
memberikan penguatan dan menarik kesimpulan. Siswa diminta mengerjakan soal
evaluasi, kemudian guru memberi kata-kata pujian kepada peserta didik atas
keaktifan dan kesungguhannya mengerjakan soal serta memberikan tindak lanjut
c. Hasil tindakan
1) Analisis data dari hasil belajar matematika
a) Analisis data hasil belajar matematika pretes
Sebelum pembelajaran matematika dengan alat peraga bangun datar
dilaksanakan, peneliti minta data hasil ulangan tengah semester siswa kelas 5 dari
guru kelas. Hasil belajar matematika ulangan tengah semester siswa dapat dilihat
pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Deskripsi Hasil Belajar Matematika Pretest
N (jumlah siswa) Nilai terendah Nilai tertinggi Mean
(rata-rata) Nilai Frekuensi Nilai Frekuensi
25 42 1 100 1 62,76
Berdasar Tabel 4.4 dapat diketahui nilai terendah siswa adalah 42 dan
nilai tertingginya adalah 100. Nilai rata-rata siswa kelas 5 adalah 62,76. Hasil
belajar matematika kelas 5 akan ditingkatkan dengan menggunakan alat peraga
bangun datar.
b) Analisis data hasil belajar matematika postes siklus 1
Pembelajaran matematika pada siklus 1 dengan menggunakan alat peraga
bangun datar dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Deskripsi hasil belajar
matematika dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Deskripsi Hasil Belajar Matematika Postest Siklus 1
N (jumlah siswa) Nilai terendah Nilai tertinggi Mean
(rata-rata) Nilai Frekuensi Nilai Frekuensi
25 55 1 90 1 74,2
Hasil belajar matematika pada postest siklus 1 dapat diketahui dari Tabel
4.5 bahwa nilai terendah siswa adalah 55 dan nilai tertinggi siswa 90. Rata-rata
nilai siswa kelas 5 adalah 74,2. Rata-rata siswa mengalami peningkatan
5 sebanyak 11,44. Peningkatan rata-rata nilai pretes dari 62,76 menjadi 74,2.
Distribusi hasil belajar matematika postest kelas 5 dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5
Distribusi Hasil Belajar Matematika Postest Siklus 1
Nilai Frekuensi Prosentase (%)
51-60 5 20
61-70 4 16
71-80 12 48
81-90 4 16
91-100 - -
Jumlah 25 100
Tabel 4.6 mendeskripsikan distribusi atau sebaran hasil belajar
matematika postest siklus 1 sebanyak 25 siswa kelas 5 SD N Karanggondang 01.
Setelah dilakukan evaluasi, siswa yang sudah tuntas belajar atau mendapat nilai di
atas KKM atau ≥ 61 sebanyak 20 siswa atau 80% dari jumlah siswa. Siswa yang
belum tuntas belajar sebanyak 5 siswa atau 20% dari jumlah siswa dengan nilai 55
1 siswa dan 4 siswa memperoleh nialai 60. Berdasarkan sebaran hasil belajar
matematika postest siklus 1, jika dituangkan dalam bentuk grafik dapat dilihat
Grafik 4.2
Distribusi Hasil Belajar Matematika Postest Siklus 1
2) Analisis data dari hasil observasi
Analisis data berdasarkan hasil observasi/pengamatan berasal dari hasil
observasi terhadap siswa dan guru. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
kepada siswa, diketahui bahwa siswa yang aktif dalam pembelajaran Matematika
pada siklus 1 terdapat 9 siswa sudah aktif. Keaktifan siswa dilihat dari kegiatan
diskusi, keaktifan bertanya, menjawab pertanyaan, melaporkan hasil dikusi,
merumuskan masalah sementara, melaksanakan diskusi, dan mengungkapkan
pendapat. Hasil keaktifan siswa Postes Siklus I dapat dilihat pada lampiran.
Hasil observasi yang dilakukan kepada guru pada siklus 1menunjukkan
bahwa penggunaan alat peraga bangun datar sudah dimanfaatkan oleh guru. Hasil
pengamatan ketrampilan guru dapat dilihat pada lampiran.
3) Hasil belajar matematika saat pretes dan postes siklus 1
Berdasarkan hasil belajar matematika pada waktu pretes dan postes,
siswa yang mendapat nilai <61 sebanyak 12 siswa saat pretest dan saat postest
siklus 1sudah berkurang menjadi 5 siswa saja yang mendapat nilai <61. Rata-rata 0
2 4 6 8 10 12 14
51-60 61-70 71-80 81-100
Distribusi Hasil Belajar Matematika
Postest Siklus 1
nilai siswa juga mengalami peningkatan. Saat pretest 62,76 dan saat postes siklus
1 meningkat menjadi 74,2.
d. Refleksi
Berdasarkan pembelajaran yang telah dilaksanakan, hasil belajar
matematika sudah mengalami peningkatan. Tetapi masih ada siswa yang
mendapat nilai di bawah KKM. Masih ada siswa yang belum aktif dalam
mengikuti pembelajaran. Hasil Belajar Matematika Postes Siklus I dapat dilihat
pada lampiran.
Berdasarkan kekurangan-kekurangan dari pelaksanaan pembelajaran
siklus 1, akan digunakan oleh peneliti untuk memperbaiki pembelajaran
matematika pada siklus 2. Pada siklus 2 lebih ditekankan pada penggunaan alat
peraga bangun datar.
4.1.4 Siklus 2 (5 x 35 menit)
a. Perencanaan tindakan
Setelah melihat kekurangan dan keberhasilan dalam siklus I yang terdiri
dari pertemuan I dan II perencanaan pembelajaran pada siklus II ini sebagai
penyempurnaan dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus I.
Siklus II akan dilaksanakan 2 kali pertemuan, kegiatan pembelajaran pada siklus
II ini masih sama dengan siklus I tapi yang membedakan adalah pokok bahasan
sifat-sifat bangun datar (Jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan
lingkaran). Persiapan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:
1) Pertemuan 1
a) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b) Menyiapkan lembar kerja kelompok
c) Menyiapkan alat peraga bangun datar
d) Menyiapkan buku pembelajaran
Pembelajaran matematika yang direncanakan dengan pokok bahasan
sifat-sifat bangun datar (Jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan
2) Pertemuan 2
Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan II sebagai tindak
lanjut pada pertemuan I maka pada perencanaan pertemuan II pokok bahasannya
masih sama dengan pertemuan I. Pertemuan II ini digunakan untuk menyelesaikan
materi pada pertemuan I. Yang dipersiapkan adalah:
a) soal evaluasi
b) lembar jawab
b. Pelaksanaan tindakan
1. Pertemuan 1 (2 x 35 menit)
Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang
dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), lembar kerja kelompok, lembar observasi, alat peraga bangun datar, dan
buku pelajaran. Pada awal pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk doa,
presensi, guru memberikan motivasi, siswa mengadakan penelitian ke seluruh
ruang kelas mencari benda yang berbentuk bangun datar, serta guru menjelaskan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan
kegiatan inti. Guru menjelaskan tentang pengertian bangun datar. Kemudian
memperlihatkan alat peraga bangun datar dan bertanya jawab dengan siswa
mengenai bangun datar yang ditunjukkan. Kemudian guru membagi siswa dalam
5 kelompok. Siswa melaksanaan diskusi tentang sifat-sifat bangun datar
(jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan lingkaran, kemudian membahas
hasil diskusi, setelah itu guru memberikan penguatan dan menarik kesimpulan.
Guru bertanyajawab dengan peserta didik tentang sifat-sifat bangun datar
(jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan lingkaran. Pada kegiatan akhir
guru memberikan tindak lanjut untuk mempelajari materi berikutnya.
2) Pertemuan 2 (3 x 35 menit)
Pelaksanaan tindakan siklus 2 pada pertemuan II sebagai tindak lanjut
pertemuan I, maka pada pelaksanaan pertemuan II ini guru menyiapkan peralatan
(RPP), alat peraga bangun datar, lembar kerja kelompok, lembar observasi, dan
buku pelajaran. Pada awal pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk doa,
presensi, guru memberikan motivasi, siswa mengadakan penelitian di kelas
mencari benda yang berbentuk bangun datar, serta guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan,
kemudian dilanjutkan kegiatan inti. Siswa dibimbing membentuk kelompok,
menjadi 5 kelompok. Siswa melakukan diskusi menggunakan alat peraga bangun
datar, kemudian siswa memaparkan hasil diskusi di depan kelas, setelah itu guru
memberikan penguatan dan menarik kesimpulan. Siswa diminta mengerjakan soal
evaluasi, kemudian guru memberi kata-kata pujian kepada peserta didik atas
keaktifan dan kesungguhannya mengerjakan soal serta memberikan tindak lanjut
mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya.
c. Hasil tindakan
1) Analisis data dari hasil belajar matematika siklus 2
Pembelajaran siklus 2 menekankan penggunaan alat peraga bangun datar
untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Deskripsi hasil belajar matematika
siswa kelas 5 siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6
Deskripsi Hasil Belajar Matemaika Postest Siklus 2
N (jumlah siswa) Nilai terendah Nilai tertinggi Mean
(rata-rata) Nilai Frekuensi Nilai Frekuensi
25 65 1 100 2 81
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai terendah siswa pada
postest siklus 2 adalah 65. Nilai tertinggi pada siklus 2 adalah 100. Nilai terendah
pada saat pretes 42 dan saat postes siklus 1 adalah 55. Nilai tertinggi pada pretest
100 dan saat postest siklus 1 adalah 90. Nilai siswa pada saat pretest, postest
siklus 1, dan postest siklus 2 semakin mengalami peningkatan. Peningkatan nilai
juga ditunjukkan pada nilai rata-rata siswa. Rata-rata nilai pada siklus 2, dari
Tabel 4.5 diketahui sebanyak 81. Rata-rata nilai pada saat pretest sebanyak 62,76
matematika siswa kelas 5 mengalami peningkatan dengan menggunakan alat
peraga bangun datar.
Distribusi hasil belajar matematika kelas 5 postest siklus 2 dapat dilihat
pada Tabel 4.7. Dari Tabel 4.7, kita dapat mengetahui sebaran nilai kelas 5 pada
postes siklus 2.
Tabel 4.7
Distribusi hasil belajar matematika postest siklus 2
Nilai Frekuensi Prosentase (%)
61-70 4 16
71-80 12 48
81-90 5 20
91-100 4 16
Jumlah 25 100
Tabel 4.7 mendeskripsikan distribusi atau sebaran hasil belajar
matematika postest siswa siklus 2 sebanyak 25 siswa kelas 5 SD N
Karanggondang 01. Setelah dilakukan evaluasi, semua siswa sudah tuntas belajar
atau mendapat nilai di atas KKM atau ≥ 61. Berdasarkan sebaran hasil belajar matematika postest siswa siklus 2, jika dituangkan dalam bentuk grafik dapat
Grafik 4.3
Distribusi Hasil Belajar Matematika Postest Siklus 2
2) Analisis data dari hasil observasi
Analisis data dari hasil observasi yang dilakukan kepada siswa, dapat
diketahui bahwa aktifitas siswa dari semua indikator pada siklus 2 sudah
dilakukan semua siswa. Berdasarkan lembar observasi yang dilakukan kepada
guru, pemanfaatan alat peraga bangun datar sudah banyak dilakukan oleh guru
dibandingkan pada siklus 1.
3) Hasil belajar matematika siklus 2
Hasil belajar matematika siswa kelas 5 SD N Karanggondang 01 sudah
meningkat. Peningkatan hasil belajar matematika dapat dilihat dari kenaikan nilai
rata-rata siswa. Rata rata nilai siswa siklus 2 yaitu 81. Semua siswa sudah tuntas
belajar atau sudah mendapat nilai di atas KKM atau ≥ 61.
d. Refleksi
Pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat meningkatkan hasil belajar
matematika. Peningkatan hasil belajar matematika dapat dilihat dari rata-rata nilai
siswa dan pencapaian KKM sesuai dengan indikator kinerja yang telah 0
2 4 6 8 10 12 14
61-70 71-80 81-90 91-100
Distribusi hasil belajar matematika
postest siklus 2
ditentukan. KKM yang telah ditentukan adalah 60. Siswa yang mendapat nilai ≥61 saat postest siklus 2 sebanyak 25 siswa atau semua jumlah siswa kelas 5. Semua
siswa sudah aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika. Hasil belajar
matematika postest siklus II dapat dilihat pada lampiran.
4.2 Hasil Analisis Data
Analisis data kuantitatif yang berasal dari hasil belajar matematika saat
pretest, postets siklus 1, dan postest siklus 2 dapat diketahui bahwa dari hasil
belajar matematika kelas V saat pretest, postest siklus 1, dan postest siklus 2
mengalami peningkatan. Nilai terendah pada saat pretest adalah 42, postest siklus
1 adalah 55, dan postest siklus 2 adalah 65. Nilai tertingginya pada saat pretest
adalah 100, postest siklus 1 adalah 90, dan saat postest siklus 2 adalah 100.
Rata-rata nilai siswa juga mengalami peningkatan, saat pretest Rata-rata-Rata-rata nilainya
sebanyak 62,76. Saat postest siklus 1 naik sebanyak 11,44 menjadi 74,2. Saat
postest siklus 2 juga mengalami peningkatan, dari prestest naik sebanyak 11,44
dan dari postest siklus 1 naik sebanyak 6,8. Rata-rata nilai pada saat postest siklus
2 menjadi 81.
Perbandingan hasil belajar matematika saat pretest, postest siklus 1, dan
postest siklus 2 dapat dilihat pada Grafik 4.4. Perbandingan rata-rata hasil belajar
matematika saat pretest, postest siklus 1, dan postest siklus 2 dapat dilihat pada
Grafik 4.4
Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Matematika
saat Pretest, Postest Siklus 1, dan Postest Siklus 2
Grafik 4.5
Perbandingan rata-rata hasil belajar matematika
Saat pretest, postest siklus 1, dan postest 2
4.3 Pembahasan
Berdasarkan pada hasil observasi pengetahuan awal siswa melalui pretest
di kelas 5 SDN Karanggondang 01 menyatakan bahwa hasil belajar matematika
siswa rendah. Hal ini terbukti dari 25 siswa kelas 5 terdapat 13 siswa tuntas
mendapat nilai di atas KKM (≥62) dengan prosentase 52% dan 12 siswa belum
tuntas dengan prosentase 48%. Rata-rata kelas yang di dapat hanya sebesar 62,76
menunjukkan bahwa hasil belajar matematika kelas 5 SD N Karanggondang 01
tersebut masih kurang. Hal ini karena rata-rata kelas tidak begitu jauh dari KKM
yang ditetapkan. Hal ini disebabkan cara guru mengajar selalu menggunakan
metode konvensional atau ceramah dan tidak menggunakan alat peraga yang
mengakibatkan siswa pasif sehingga hasil belajar matematika rendah. Proses
pembelajaran sebelum adanya tindakan banyak siswa pasif dan banyak pula yang
menjadi bosan karena pembelajaran yang monoton sehingga hasil belajar
matematika rendah.
Peningkatan hasil belajar matematika didapatkan dari perolehan hasil
Postet Siklus I dan Postest siklus II.
1) Postest Siklus I
Pada postest siklus I penerapan pembelajaran menggunakan alat peraga
bangun datar berdasarkan prinsip pembelajaran matematika realistik di
kelas 5 terjadi peningkatan yaitu sebesar 80% siswa tuntas dengan jumlah
20 siswa dan sebesar 20% tidak tuntas dengan jumlah 5 siswa.
2) Postest Siklus II
Pada postest siklus II penerapan pembelajaran menggunakan alat peraga
bangun datar berdasarkan prinsip pembelajaran matematika realistik di
kelas 5 terjadi peningkatan yaitu sebesar 100% siswa tuntas dengan jumlah
25 siswa atau semua siswa mendapat nilai di atas KKM atau ≥ 61.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang mengembangkan Model
Realistic Mathematics Education oleh Parni 2010 dngan judul Penerapan model
realistic mathematics education (RME) untuk meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas IV SDN Pandanmulyo 01 Kecamatan Tajinan Kabupaten
siklus I nilai rata-rata 3,65 dan pada siklus II nilai rata-rata 3,85. Hasil aktivitas
siswa pada siklus I nilai rata-rata 40,73 dan pada siklus II nilai rata-rata 77,77. (3)
Hasil belajar siswa pada tes awal nilai rata-rata 54,81, siklus I nilai rata-rata 60,36
dan siklus II nilai rata-rata 68,31. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: (1)
Penerapan Model Realistic Mathematics Education (RME) telah sesuai dengan
langkah-langkahnya, (3) Penerapan Model Realistic Mathematics Education
(RME) dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika, (3) Penerapan Model
Realistic Mathematics Education (RME dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitaian Pembelajaran Matematika Relistik yang dilakukan oleh
Rohayati (2012) dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Pecahan Melalui Model Pembelajaran Matematika Realistik Siswa Kelas IV SDN
3 Trimulyo Wadaslintang Wonosobo Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/ 2012”.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan hasil belajar
dari tiap siklus pada pembelajaran matematika dengan menggunakan model
pembelajaran matematika realistik (PMR). Hal ini ditunjukkan oleh adanya
kenaikan ketuntasan belajar pada pra siklus hanya dicapai oleh 30 % dari seliuruh
siswa, siklus 1 dicapai oleh 78 % dan siklus 2 meningkat menjadi 87% dari
seluruh siswa. Begitu pula terjadi peningkatan skor minimal dari 30 pada pra
siklus menjadi 40 pada siklus 1 dan pada siklus 2 meningkat menjadi 50.
Peningkatan skor maksimal dari 90 pada pra siklus menjadi 100 pada siklus 1 dan
siklus 2. Peningkatan skor rata-rata dari 57 pada pra siklus, meningkat menjadi 76
pada siklus 1 dan pada siklus 2 meningkat menjadi 82.
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka didapatkan bahwa hasil
belajar matematika menggunakan alat peraga bangun datar berdasarkan model
pembelajaran matematika realistik pokok bahasan pokok bahasan sifat-sifat
bangun datar siswa kelas 5 semester 2 SD N Karanggondang 01 mengalami
peningkatan. Berdasarkan dari hasil observasi yang dilakukan kepada siswa, dapat
diketahui bahwa siswa terlibat aktif mengikuti pembelajaran. Berdasarkan lembar
observasi yang dilakukan kepada guru, pemanfaatan alat peraga bangun datar
Hasil penelitian lain yang relevan adalah hasil penelitian Kholidah tahun
2012 dengan judul Penerapan Matematika Realistik dalam Rangka Meningkatkan
Hasil Belajar pada Siswa Kelas I SDN Sidomukti 02 Tahun 2011/2012. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode matematika realistik dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada pra siklus ketuntasan belajar hanya
mencapai 57,89%, kemudian pada siklus I dan siklus II secara berturut-turut
mengalami kenaikan yaitu 81,58% dan 97,37%. Dari pra siklus ke siklus I
mengalami kenaikan ketuntasan sebesar 23,68%, sedangkan dari siklus I ke siklus
II naik sebesar 15,79%. Rata-rata hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan
dari semula 59,69 menjadi 66,52 pada siklus I dan 71,28 pada siklus II. Nilai
minimum dari semula 40 mengalami kenaikan yaitu 45 pada siklus I dan 55 pada
siklus II. Berdasarkan penelitian di atas diharapkan guru dapat menggunakan
pembelajaran matematika realistic dalam proses pembelajarannya, karena telah
terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga bangun datar
berdasarkan model pembelajaran matematika realistik yang dilakukan siswa kelas
V SDN Karanggondang 01 dapat meningkatkan hasil belajar matematika pokok
bahasan sifat-sifat bangun datar. Pembelajaran matematika yang berlangsung telah
membuat siswa semakin aktif dalam mengikutinya. Pembelajaran matematika
sebelum menggunakan alat peraga bangun datar, ≤ 7 siswa yang aktif.
Pembelajaran pada siklus I sudah ada peningkatan menjadi 9 siswa yang
aktif. Pembelajaran siklus 2 siswa yang aktif semakin meningkat, yaitu 25 siswa
atau semua siswa sudah aktif. Keaktifan siswa mencakup dalam kegiatan
berdiskusi, menjawab pertanyaan, disiplin dalam pembelajaran, bertanya, dan
melaporkan hasil diskusi di depan kelas. Model Realistic Mathematics Education
dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa SD N Karanggondang 01
kelas 5 dikaenakan dalam pembelajaran siswa pembelajaran matematika
sebaiknya ditekankan pada keterkaitan antara konsep-konsep matematika dengan
pengalaman anak sehari-hari. Selain itu, perlu menerapkan kembali konsep
matematika yang telah dimiliki anak pada kehidupan sehari-hari atau pada bidang
dalam mengikuti pembelajaran, hal itu terbukti dengan keatifan siswa dalam
diskusi kelompok maupun diskusi kelas.
Hipotesis tindakan adalah dugaan sementara dari masalah yang ditetiti.
Adapun hipotesis tindakan setelah dilakukan tindakan dalam penelitian ini adalah
penggunaan alat peraga bangun datar berdasarkan model Pembelajaran Realistic
Mathematics Education (RME) dapat meningkatkan hasil belajar matematika
pokok bahasan sifat-sifat bangun datar siswa kelas 5 semester 2 SD N
Karanggondang 01.
Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga bangun datar
berdasarkan prinsip pembelajaran matematika realistik atau Realistic Mathematics
Education (RME) sebagian besar hasil belajar matematika meningkat dari yang
tidak tuntas menjadi tuntas. Selain itu pembelajaran matematika yang berlangsung
telah membuat siswa semakin aktif dalam mengikutinya. Berdasarkan uraian
pembahasan di atas maka dapat dijelaskan beberapa implikasi teoritis dan
implikasi praktis sebagai berikut: Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga
bangun datar berdasarkan prinsip pembelajaran matematika realistik dapat
digunakan sebagai metode yang dapat meningkatkan hasil belahar matematika