• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN KOLEKTOR SURYA SEBAGAI PENGHASIL FLUIDA PANAS PADA ALAT PENGERING HIBRIDA POMPA KALOR DAN SURYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RANCANG BANGUN KOLEKTOR SURYA SEBAGAI PENGHASIL FLUIDA PANAS PADA ALAT PENGERING HIBRIDA POMPA KALOR DAN SURYA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN KOLEKTOR SURYA SEBAGAI PENGHASIL FLUIDA PANAS PADA ALAT PENGERING HIBRIDA POMPA KALOR

DAN SURYA

SKRIPSI

Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

OLEH :

BUDI HARRY CIPTA 100401004

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini yang berjudul “RANCANG BANGUN KOLEKTOR SURYA SEBAGAI PENGHASIL FLUIDA PANAS PADA ALAT PENGERING HIBRIDA POMPA KALOR DAN SURYA”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan Pendidikan Strata-1 (S1) pada Departemen Teknik Mesin Sub bidang Konversi Energi, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan skripsi ini tidak sedikit kesulitan yang dihadapi penulis, namun berkat dorongan, semangat, doa, nasihat dan bantuan baik materil, maupun moril dari berbagai pihak akhirnya kesulitan itu dapat teratasi. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Dr.Eng. Himsar Ambarita ST.MT. selaku dosen pembimbing yang telah membantu dalam bimbingan serta dukungan dalam penulisan skripsi ini.

2. Bapak Ir. Abdul Halim Nasution MSc. selaku dosen pembanding 1 penulis yang telah memberi masukan dan saran tentang penulisan laporan skripsi ini.

3. Bapak Tulus Burhanudin S. ST.MT. selaku dosen wali yang telah membimbing dan memberikan nasihat selama penulis kuliah dan menjadi dosen pembanding 2 penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi. 4. Bapak Dr.Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri dan Ir. Syahril Gultom MT. selaku

Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara.

(3)

6. Kedua orang tua penulis, Sucipto Bsc. dan Indah Budi Bsc. yang tidak pernah putus-putusnya memberikan dukungan, do’a, nasihat serta kasih sayangnya yang tidak terhingga kepada penulis.

7. Kakak penulis Ria Agustina Str.keb, adik penulis Adytia Indra Cipta dan keluarga lainnya yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Ibunda Sabda Tuah Raja Bangun yang telah menjaga asupan gizi kami dalam bentuk makan siang yang sehat dan lezat.

9. Seluruh staf pengajar dan staf tata usaha Departemen Teknik Mesin, yang telah membimbing serta membantu segala keperluan penulis selama penulis kuliah.

10. Rekan-rekan satu tim skripsi yaitu Sabda Tuah Raja Bangun dan Nico Hermanto Simarmata yang telah bersama-sama berjuang untuk menyelesaikan skripsi dan saling bertukar pikiran selama proses penyusunan skripsi.

11. Teman-teman penulis khususnya anggota Laboratorium Foundry Candra, Abdurrahman, Ade, Aji Pajar, Zaki, Septian, decki yang telah memberikan dukungan dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Seluruh rekan mahasiswa angkatan 2010 Khususnya M Ilham, Aldi, Jeri, Bowo, Roji, Irwan, Yogi, Andika, Suhandika, Afri, Febi, Sigit dan rekan-rekan lainnya, para abang senior dan adik-adik junior semua yang telah mendukung dan memberi semangat kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekeliruan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis akan sangat berterimakasih dan dengan senang hati menerima saran dan kritik yang membangun demi tercapainya tulisan yang lebih sempurna. Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberi manfaat kepada pembaca. Terima kasih.

Medan, Juni 2015

(4)

ABSTRAK

Alat pengering tenaga surya merupakan alat untuk mengeringkan bahan dalam ruang tertutup yang memanfaatkan radiasi matahari secara langsung dengan menggunakan kolektor. Prinsip kerjanya adalah dengan sinar matahari yang masuk menembus tutup yang berbahan kaca dan memanasi pelat kolektor hitam yang ada di bawahnya. Untuk itu, pada skripsi ini dirancang sebuah kolektor surya berukuran 1,5m x 3m x 0,171m. Perancangan kolektor surya ini bertujuan untuk mengeringkan coklat dari kadar air awal ±60% menjadi >7%. Kolektor surya diisolasi dengan rockwoll, sterofoam dan polyurethane sehingga kehilangan panas dapat diminimalisasi. Medium pengering adalah udara panas yang dihasilkan melalui kolektor yang menangkap radiasi sinar matahari dan dialirkan secara alamiah keruang ruang pengering selanjutnya akan digunakan untuk mengeringkan coklat. Setelah dilakukan penelitian dengan metode eksperimen yakni dengan cara mengamati dan mengukur langsung hal-hal yang dilakukan pada alat pengering tersebut kemudian dilakukan pengolahan serta evaluasi data penelitian. Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan pada pukul 09:00– 17:00 WIB pada saat kondisi cuaca cerah, diperoleh panas radiasi rata-rata yang dapat diserap kolektor adalah 3014.0933 watt, dan kehilangan panas rata-rata pada kolektor 1 adalah 1025.0267 watt dan kolektor 2 adalah 737.832 watt.

(5)

ABSTRACT

Solar drier is a tool for drying object in an enclosed space which utilize direct solar radiation by using collectors. The principle works is the incoming sunlight to penetrate the lid are made of glass and heats the black collector plate underneath. To that end, in this final project designed a solar collector measuring 1.5m x 3m x 0,171m. The design of solar collectors is intended for drying cocoa from initial moisture content of ± 60% to > 7%. Solar collector isolated with rockwool, Styrofoam and polyurethane so that heat loss can be minimized. Medium hot air dryer is generated through the collector which captures solar radiation and naturally flowed chamber drying chamber will then be used to dry cocoa. After doing research with the experimental method by observing and measuring directly the things done in the drier is then performed the processing and evaluation of research data. From the results of research and analysis conducted at 09:00 - 17:00 pm during the sunny weather conditions, obtained an average heat radiation that can be absorbed by collector is 3014.0933 watts, and an average heat loss in the first collector is 1025.0267 watt and second collector is 737.832 watts.

(6)

DAFTAR ISI

2.4 Tinjauan Perpindahan Panas... 19

2.4.1 Konduksi ... 20

2.4.2 Konveksi ... 21

2.4.3 Radiasi... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 27

(7)

3.2.1 Perancangan Pelat Absorber ... 28

3.2.2 Perancangan Penutup Kolektor ... 28

3.2.3 Perancangan Isolasi ... 29

3.3 Alat dan Bahan yang Digunakan... 29

3.3.1 Peralatan Pengujian ... 29

3.3.2 Bahan Pengujian ... 36

3.4 Persiapan Penelitian ... 39

3.5 Proses Pembuatan Kolektor ... 40

3.6 Prosedur Penelitian ... 43

BAB IV RANCANG BANGUN KOLEKTOR SURYA ... 45

4.1 Analisa Intensitas Radiasi Matahari (solar radiation) ... 45

4.1.1 Analisa Intensitas Radiasi Matahari Pengukuran ... 45

4.2 Desain Kolektor Surya ... 46

4.3 Perhitungan Kehilangan Panas Kolektor Surya ... 47

4.3.1 Menghitung Kecepatan Udara Dalam Kolektor ... 49

4.3.2 Menghitung Kehilangan Panas pada Dinding ... 49

4.3.3 Perhitungan Kehilangan Panas pada Sisi Alas ... 55

4.3.4 Perhitungan Kehilangan Panas pada Sisi Atas ... 56

4.3.5 Menghitung Kehilangan Panas Radiasi ... 57

4.3.6 Menghitung Kehilangan Panas Total Kolektor ... 58

4.4 Total Panas yang Diserap Kolektor ... 58

4.5 Analisa Korelasi dan Regresi Kolektor Surya Terhadap Cuaca ... 71

BAB V KESIMPULAN dan SARAN ... 73

5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran ... 73

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data tentang matahari ... 6

Tabel 3.1 Spesifikasi pyranometer ... 34

Tabel 3.2 Spesifikasi Wind Velocity Sensor ... 34

Tabel 3.3 Spesifikasi Measurement Apparatus ... 35

Tabel 3.4 Spesifikasi T dan RH Smart Sensor ... 36

Tabel 4.1 Data Intensitas Radiasi Matahari Pengukuran (Hobo) 13 Mei 2015 ... 45

Tabel 4.2 Data Perhitungan Kolektor 1 Tiap 15 Menit Pada Tanggal 13 Mei 2015 ... 60

Tabel 4.3 Data Perhitungan Kolektor 2 Tiap 15 Menit Pada Tanggal 13 Mei 2015 ... 62

Tabel 4.4 Data Perhitungan Kolektor 1 Tiap 15 Menit Pada Tanggal 10 Mei 2015 ... 64

Tabel 4.5 Data Perhitungan Kolektor 2 Tiap 15 Menit Pada Tanggal 10 Mei 2015 ... 66

Tabel 4.6 Data Perhitungan Kolektor 1 Tiap 15 Menit Pada Tanggal 15 Mei 2015 ... 68

Tabel 4.7 Data Perhitungan Kolektor 2 Tiap 15 Menit Pada Tanggal 15 Mei 2015 ... 70

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Matahari ... 5

Gambar 2.2 Hubungan antara matahari dengan bumi ... 7

Gambar 2.3 Bagian-bagian matahari ... 8

Gambar 2.4 Penampang melintang kolektor surya pelat datar sederhana ... 13

Gambar 2.5 Konsentrator ... 14

Gambar 2.6 Evacuated Receiver ... 15

Gambar 2.7 Perpindahan panas pada kolektor plat datar ... 19

Gambar 2.8 perpindahan panas pada kolektor ... 21

Gambar 2.9 Konveksi natural dan tebal lapisan batas pada bidang miring ... 24

Gambar 3.1 Kolektor ... 28

Gambar 3.2 Laptop ... 30

Gambar 3.3 Agilient 34972 A ... 30

Gambar 3.4 Hot Wire Anemometer ... 31

Gambar 3.5 HoboMicrostation data logger ... 33

Gambar 3.6 Polyurethane... 37

Gambar 3.7 Polycarbonate... 37

Gambar 3.8 Pelat Aluminium ... 38

Gambar 3.9 Cat hitam gelap ... 38

Gambar 3.10 Rockwool ... 38

Gambar 3.11 Sterofoam ... 39

Gambar 3.12 Experimental Setup ... 39

Gambar 3.13 Desain kolektor pada software solidwork... 40

Gambar 3.14 Pembuatan rangka kolektor ... 40

Gambar 3.15 Pemasangan polyurethane ... 41

Gambar 3.16 Pemasangan sterofoam... 41

(10)

Gambar 3.18 Pemasangan pelat absorber ... 42

Gambar 3.19 Pemasangan kaca penutup ... 42

Gambar 3.20 Pemasangan kolektor pada mesin pengering ... 42

Gambar 3.21 Diagram Alir Tahapan Pengerjaan Skripsi ... 44

Gambar 4.1 Rancangan kolektor surya... 46

Gambar 4.2 Penamapang kolektor surya ... 47

Gambar 4.3 Gradient perpindahan panas pada isolator ... 48

Gambar 4.4 Grafik waktu vs temperature 13 Mei 2015 pukul 12.00 s/d 12.15 ... 48

Gambar 4.5 Grafik waktu vs intensitas radiasi tanggal 13 Mei 2015 ... 59

Gambar 4.6 Grafik waktu vs temperatur kolektor 1 tanggal 13 Mei 2015 ... 59

Gambar 4.7 Grafik waktu vs temperatur kolektor 2 pada tanggal 13 Mei 2015 ... 61

Gambar 4.8 Grafik waktu vs QLoss antara kolektor 1 dengan kolektor 2 pada tanggal 13 Mei 2015 ... 63

Gambar 4.9 Grafik waktu vs intesitas radiasi tanggal 10 Mei 2015 ... 63

Gambar 4.10 Grafik waktu vs temperatur kolektor 1 tanggal 10 Mei 2015 ... 64

Gambar 4.11 Grafik waktu vs temperatur kolektor 2 tanggal 10 Mei 2015 ... 65

Gambar 4.12 Grafik waktu vs QLoss antara kolektor 1 dengan kolektor 2 pada tanggal 10 Mei 2015 ... 67

Gambar 4.13 Grafik waktu vs intesitas radiasi tanggal 15 Mei 2015 ... 67

Gambar 4.14 Grafik waktu vs temperatur kolektor 1 tanggal 15 Mei 2015 ... 68

Gambar 4.15 Grafik waktu vs temperatur kolektor 2 tanggal 15 Mei 2015 ... 69

(11)

DAFTAR SIMBOL

SIMBOL KETERANGAN SATUAN

A Luas Penampang m2

A Ketinggian Dari Permukaan Laut km B Konstanta Hari

𝐶𝑝 Panas Jenis kJ/kg K

E Faktor Persamaan Waktu menit Eb Energi Matahari Yang Diterima Bumi kal/hari

F’ Faktor Efisiensi Kolektor

g Gravitasi m/s2

𝐺𝑏𝑒𝑎𝑚 Radiasi Matahari Yang Jatuh Langsung

Ke Permukaan Bumi W/m2

𝐺𝑑𝑖𝑓𝑓𝑢𝑠𝑒 Radiasi Difusi W/m2

Gon Radiasi Di Atmosfer W/m2

GrL Bilangan Grashof

Gsc Radiasi Rata-Rata Yang Diterima Bumi W/m2

𝐺𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 Radiasi Total W/m2

(12)

Tr Temperatur Udara Sekitar oC

s

T

Temperatur Dinding oC T Temperatur Udara Lingkungan oC

𝑉𝑐 Kecepatan Karakteristik m/s

𝑣 Kecepatan Profil Kolektor m/s wQ Nilai Ketidakpastian

𝛼 Nilai Absorbsifitas

𝛽 Koefisien Udara 1/K

δ Sudut Deklinasi o

δ Tebal Lapisan Batas m

ε Emisivitas Bahan

𝜂 Efisiensi %

𝜌 Massa Jenis kg/m3

σ Kontanta Stefan Boltzomann W/m2 K4

𝑚̇ Laju Aliran Massa Udara kg/s

𝜏 Nilai Transmisifitas

𝑇̅ Temperatur Rata-Rata Keluar Dari Kolektor oC

Δt Selang Waktu Perhitungan s

∆𝑇 Perbedaan Temperatur oC

φ Posisi Lintang o

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumtif terjadi pada partisipan karena pemberian uang saku dari orang tua yang dapat dibelikan sesuatu

Dengan analogi yang sama, jika data indikator yang diamati berada pada daerah normal dan memberikan signal tidak ada krisis, maka dalam 24 bulan kemudian terjadi krisis berarti

Dengan hasil ini maka rata-rata hasil belajar mata pelajaran ekonomi pada gaya belajar mandiri yang mendapat metode pembelajaran problem solving tidak lebih

Pada penelitian kami, keterlibatan ginjal pada semua subjek ditemukan dalam waktu kurang dari 2 minggu sejak awitan sakit dan tidak ada yang mendahului timbulnya

Rasio hutang sering digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan di dalam memenuhi seluruh kewajiban finansialnya. Perusahaan yang memiliki rasio hutang

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Kemudian mahasiswa dapat mempraktekkan apa yang dapat mengembangkan, serta menerapkan ilmu yang didapat dari kegiatan perkuliahan secara langsung  pada pekerjaan yang