• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Tingkatan Eksistensi dan Motivasi dalam Islam serta Relevansinya dengan Ekonomi Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of Tingkatan Eksistensi dan Motivasi dalam Islam serta Relevansinya dengan Ekonomi Islam"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

26 M aslahah, Vol.2, No. 1, M aret 2011 Pendahuluan

Persaingan pasar dan usaha unt uk m eningkat kan kinerja organisasi ki-nerja telah mem otivasi manajer dan m ahasisw a m anajem en unt uk m en-cari perspektif dan pendekat an baru yang relevan dengan perkem bangan organisasi. Salah sat u bidang yang t am paknya menarik perhatian adalah spirit ualit as. Bahkan, dalam beberapa t ahun t erakhir, sejumlah besar lit e-rat ur t ent ang spiritualit as t erus

ber-kem bang. Pent ingnya spirit ualit as di t em pat kerja yang berkait an dengan hubungan ant ara im an dan kerja m endapatkan perhat ian dan porsi yang signifikan baru-baru ini (M itroff dan Dent on, 1999; West on, 2002). M eskipun hubungan ant ara spirit ual-lit as dan agam a bukan t opik t ulisan ini, nam un m em bahas keduanya m em brikan m anfaat karena hubung-an hubung-ant ara keduhubung-anya sam a-sam a m e-nekankan pada nurani. Bahkan, dalam

Tingkatan Eksistensi dan M otivasi dalam Islam serta

Relevansinya dengan Ekonomi Islam

Abbas J. Ali

Dit erjem ahkan dan Disadur oleh Yoyo Ham bali

(2)

M aslahah, Vol.2, No. 1, M aret 2011 27 w acana keagam aan kat a spirit ualit as

sering digunakan secara sinonim dengan agam a dan im an (Benefiel, 2003; Reiner, 2007). Nam un penelit i lainnya seperti M cCormick (1994) berpendapat bahw a agam a tidak ident ik dengan spirit ualit as. Spirit ua-lit as, lebih cenderung hanya berhu-bungan dengan aspek-aspek int rinsik agam a. Agam a, oleh karena itu, m uncul untuk m erangsang para penelit i unt uk m enilai akurasi adanya konvensi um um mengenai pengaruh agam a pada m anajem en dan organisasi (Weaver dan Agle, 2002). Para penulis ini menegaskan bahw a peran agam a yang lebih besar dalam ident itas diri m anusia adalah peran agam a dalam m em ber harapan pada individu.

Pent ingnya hubungan ant ara aga-m a dan aga-m anajeaga-m en seaga-m akin t uaga-m buh dikait kan dengan semakin m ening-kat nya jum lah m anajer yang secara t erbuka m enyat akan agam a dalam prakt ek bisnis m ereka (Kinni, 51 2003; Weaver dan Agle, 2002). Dalam dunia bisnis saat ini, perusahaan besar sepert i Ford, Texas Inst rument s, dan M errill Lynch telah m enunjukkan m inat yang lebih besar t erhadap peran agam a di t em pat kerja (Kinni, 2003). Agam a dan spirit ualit as sem akin dalam dunia bisnis berguna dalam m eningkat kan t anggung jaw ab sosial (social responsible) dan m em -berikan m ot ivasi sert a inspirasi baru bagi para karyaw an dan m anajer

(3)

28 M aslahah, Vol.2, No. 1, M aret 2011 m em usat kan kerja dan usaha unt uk

m eningkat kan kesejaht eraan hidup baik kesejaht eraan individu m aupun sosial (Ali, 2005).

Im am Ali (598-661A.D.) mene-gaskan bahw a kesejaht eraan m asya-rakat dan negara bergant ung pada apa yang dilakukan pengusaha di pasar. Dia m enegaskan bahw a m es-kipun pengumpul pajak, hakim , ad-m inist rat or, agen pead-m erint ah, dan t ent ara m em ainkan peran penting dalam negara, nam un t ak sat u pun dari m ereka, " dapat m elakukannya t anpa pedagang dan pengusaha yang m em bangun dan memelihara fasilit as pasar, di m ana birokrat pem erint ah sendiri t idak dapat m elakukannya. Karena it u, pengusaha, pedagang dan pekerja m em iliki kedudukan ist im ew a sert a prest ise yang t inggi daripada birokrat pem erint ah. Dalam kont eks kerja dan m ot ivasi, nam paknya ada hubungan anat ara kegiat an kegiat an ekonomi dan kebut uhan akan rasa am an dalam m asyarakat. Banyak sabda Nabi M uhamm ad saw. dan para sahabt nya yang berkait an dengan dasar-dasar mem bangu perusahaan dan prakt ek organisasi. Islam m enekankan bahw a " kerja adalah ibadah" dan m erupakan kesem purnaan religiusit as seseorang (t akw a) sebagaim ana disabdakan Nabi, " Allah m em berkat i para pekerja yang t erus belajar dan menyem -purnakan profesinya” . Dem ikian pula, Im am Ali menyat akan, " bert ahan

(4)

M aslahah, Vol.2, No. 1, M aret 2011 29 dijaga keam anannya. Para pedagang

dan pengusaha it ulah yang menjam in M eraw at para pedagang dan peng-rajin, dan m enjam in kesejaht eraan m ereka apakah m ereka menet ap at au bepergian, at au bekerja sendiri. M ereka adalah m anfaat dan penyedia barang, yang m ereka baw a dari jauh m elalui laut at au darat , melew at i gunung dan lem bah. Karena itu, m ereka harus dijaga keam ananannya karena m erekalah yang menjam in kesejaht eraan m anusia di m uka bumi. Bahkan dekade kem udian, para cendekiaw an M uslim m em iliki perha-t ian perha-t erhadap dunia kerja dan bisnis. M isalnya, Ibnu Khaldun (1989, hal 273), sosiolog Arab abad pert e-ngahan, berpendapat bahw a terlibat dalam usaha ini melayani em pat t ujuan: m em fasilit asi kerjasam a dan saling pengertian ant ara m anusia, m em uaskan kebut uhan m asyarakat , m eningkat kan kekayaan dan dan m endorong pert um buhan peradab-an. Sebelum nya, Ikhw an-us-Safa (Kelom pok Persaudaraan Suci), salah sat u kelom pok filsafat dan t asaw uf dalam Islam , pada abad kesepuluh m enggunakan ist ilah sesuai dengan kat egorisasi m anajem en dan perilaku organisasi m odern. M ereka menun-jukkan bahw a ket erlibatan dalam perdagangan dan m anufakt ur m e-layani keperluan fisik, psikologis, sosial, dan spirit ual. (Risalah Ikhw an al-Shafa, Vol. 1, p. 286), Ikhw an-us-Safa m enggarisbaw ahi pent ingnya

(5)

30 M aslahah, Vol.2, No. 1, M aret 2011 m anajem en dalam era pluralit as

agama dan budaya.

M enurut t radisi Islam , m anusia m em iliki pilihan t ak t erbat as unt uk m elakukan perbuat annya dalam hi-dup. Seorang pem ikir Iran Ali Shariat i (1979, hal 92) berpendapat bahw a m anusia dit arik m enuju " arah yang t ak t erbat as," di m ana m anusia t erdiri dari unsur t anah liat (fisik) dan ruh Allah. Unsur fisik ini dipaksa unt uk t aat kepada ruh yang dit iupkan. Sehingga selam a m anusia hidup t er-jadi pert em puran ant ara dua keku-at an yait u kekukeku-at an jasm ani (fisik) dan kekuat an rohani (spirit ual). Per-t em upran anPer-t ara dua kekuaPer-t an ini t erjadi dalam upaya m enuju kesem -purnaan m anusia. Kesem purnaan yang diinginkan adalah agar m anusia m enjadi m akhluk yang luhur budinya. Berbeda dengan t eori M aslow sifat m anusia dalam pandangan Islam bersifat kom pleks karena m anusia t erdiri dari unsur fisik dan spirit ual. Nam un Allah m enganugerahkan m a-nusia dengan kehendak bebas) dan penget ahuan (m em beri orang it u bakat unt uk menget ahui dan m em a-ham i kom pleksit as alam sem est a).

Para sarjana Islam karenanya m enyimpulkan bahw a ada lim a kat e-gori um um kebut uhan m anusia: fisio-logis, m aterial, psikofisio-logis, spirit ual dan ment al at au int elekt ual (Al-Jasm ani, 1996; Glaachi, 2000; Nusair, 1983; Syari'at i, 1979). Fisiologis dan m at erial berkait an dengan kebut han

(6)

M aslahah, Vol.2, No. 1, M aret 2011 31 m em ungkinkan orang-orang yang

m engint ernalisasi dirinya dalam m em enuhi kebut uhan hidup secara spirit ual. Dalam Islam eksist ensi m anusia juga diakui dengan adanya kehendak bebas (free w ill) di m ana dalam memenuhi kebut uhan hidup-nya, m anusia dinugerahi akal unt uk m em ilih m ana yang baik dan m ana yang buruk. Kehendak bebas it u m enjadikan m anusia m akhluk yang t idak t erbat as dalam m engejar kesem purnaan hidupnya. Dengan demikian, keyakinan agam a mena-w arkan jalan unt uk m em ahami sifat dan m ot ivasi m anusia. Baru-baru ini berkem bang minat pada agam a dan spirit ualit as di t em pat

kerja

mem-buktikan potensi ini.

Dalam hal hubungan ant ara agam a dan im an ajaran

Islam memandang agama

seba-gai

sarana unt uk m elayani urusan duniaw i dan ukhraw i.

Tingkatan Eksistensi dan M otivasi Kami (penulis) m enyarankan bah-w a agam a secara intrinsik m enye-diakan hubungan yang kuat ant ara penilaian dan perilaku. Secara khusus, Weaver dan Agle menganjurkan bahw a orang-orang yang berorient asi int rinsik m em perlakukan agam a ke-percayaan dan prakt ek sebagai t ujuan it u sendiri. Sebaliknya, orang yang berorient asi ekst rinsik pandangan agam a dalam hal kegunaannya-sarana unt uk memperoleh m anfaat lain. Oleh karena it u, individu yang t erm otivasi

(7)

32 M aslahah, Vol.2, No. 1, M aret 2011 m em iliki jiw a amarah, jiw a law am ah,

m utm ainah, dan jiw a rodiyah-m ardi-yah. Jiw a am arah cenderung pada m em entingkan ego dan cenderung pada keburukan. Jiw a law am ah m erupakan jiw a yang labil. Jiw a m ut -m ainah -m erupakan jiw a yang t enang (st abil). Sedangkan jiw a rodiyah-m ardiyah rodiyah-m erupakan jiwa yang ridha dan diridahi oleh Allah SWT. Tingkat an jiw a ini akan m em pe-ngaruhi mot ivasi m anusia dan t ingkat spirit ual m anusia. M akin tinggi t ingkat an jiw anya m ot ivasinya makin m urni dan t ingkat spirit ulnya makin t inggi. Set iap t ingkat kan it u akan m enent ukan tingkat perubahan dan kem ajuan m anusia. Set iap t ingkat it u juga m enent ukan nilai, sikap, dan perbuat an m anusia. Dalam Al-Qur’an digam barkan ketika M usa bert anya kepada Sam iri m engapa m em buat pat ung lem bu dari em as, m aka Sam iri m enjaw ab “ jiw a saya m endorong saya (unt uk m em buat pat ung anak lembu dari em as " (20:96). Dem ikian pula, dalam Quran, ada cerit a t ent ang bagaim ana Yusuf dikhianat i oleh saudara-saudaranya dan m eninggal-kan dia di dalam sum ur. Saudara-saudara m engat akan kepada ayah m ereka, Yakub, bahw a Yusuf t elah dibunuh oleh serigala. Yakub m en-jaw ab: " Sebenarnya dirim u sendirilah (jiw a) yang m em andang baik per-buat an (yang buruk) it u; M aka kesabaran yang baik Itulah (kesabaranku dan Allah sajalah yang

dim ohon pert olongan-Nya t erhadap apa yang kam u cerit akan." (12:18). Dalam kasus ini, saudara orang-orang ini, yang Sam iri dan Yusuf, bertindak dengan cara yang akhirnya m engham bat keterlibat an organisasi m ereka di m asa m endatang yang opt im al. Im am Ali, menggam barkan sifat seseorang pada t ahap ini:

(8)

M aslahah, Vol.2, No. 1, M aret 2011 33 m engham bat m ereka dari

rasio-nalit as. Im am Ali berpendapat bahw a pada t ahap ini orang m erasa " sulit unt uk m enahan dorongan jiw anya t erhadap godaan dan bergelim ang dalam dosa dan penderit aan. Tingkat ini m erupakan tingkat an eksist ensi di m ana m anusia berada pada jiw a am arah (nafsu ‘am arah) yang sangat raw an berbuat jahat. Keadaan sepert i ini disebabkan oleh kurangnya int er-nalisasi keyakinan spirit ual.

Pada tingkat an kedua, jiw a law amah t erjadi pert em puran ant ara gairah nafsu dunia dan dorongan spirit ual Pada t ahap ini, m anusia sadar akan kejahat an. Ada sebuah perjuangan ant ara baik dan buruk. Pada t ingkat ini m anusia m asih berpeluang m elakukan kejaht an dan agresi t et api sadar akan perbuat an buruknya sehingga menim bulkan rasa t akut dan cem as. Dalam Al-Qur’an dinyat akan, “ Aku bersum pah dengan jiw a yang Am at m enyesali (dirinya sendiri) (QS. Al-Qiyam ah (75):2). Dan dalam ayat 14-15 Allah m enyat akan, “ bahkan m anusia it u menjadi saksi at as dirinya sendiri[“ Dalam t ingkat an eksist ensi, m anusia m encela dirinya sendiri karena adanya kesadaran akan perbuat an buruk yang dilakukannya. Ini adalah t ahap m enuju t ingkat an ket iga yang disebut nafsu m ut h-m ainnah (keadaan jiw a yang st abil/ t enang). Pada t ingkat an ini, m anusia sudah secara efektif mena-han keinginan jiw anya melalui

kejernihan pikiran. Orang-orang pada t ingkat ini sensit if t erhadap st andar m oral dan et ika, menyadari kele-m ahan dirinya, kele-m enahan egoiskele-m dan perbuat an jahat sehingga m encapai kesem purnaan hidup melalui akt ua-lisasi dan kepauasan spirit ual.

Im am Ali dan m otivasi m enjelaskan bahw a orang-orang pada t ahap ini: dalam Islam Dicirikan oleh sem ua sikap yang mulia: m ereka berbicara kebenaran, berpakaian sopan, dan berperilaku rendah hati. M ereka t idak t erguncang oleh penderit aan dan kesenangan. M ereka t idak puas dengan prest asi kecil, dan t idak m enganggap apa saja yang m ereka lakukan sebagai cukup. Ia t idak merasa gelisah dengan urusan keduanw in, t et api ia m erasa gelisah jika jiw anya t idak t aat kepada-Nya. Dia peduli t erhadap urusan yang abadai dan mem benci apa yang sem ent ara. Ia senant iasa m enolong orang yang kesusahan dan t enang m enghadapi keslut it an hidup. Jiw anya penuh rasa syukur pada saat bahagian dan t idak m erasa t erganggu saat dit im pa kesusasahan. Nam un ia sangat m enderit a bila m elihat penderit aan orang lain sebaliknya ia t idak peduli dengan penderit aan yang m enim pa dirinya.

(9)

-34 M aslahah, Vol.2, No. 1, M aret 2011 m en dalam ket erlibat an intelekt ual

dan sosial dalam pencapaian ke-sem purnaan hidup dan kebajikan spirit ual.

Dalam perspekt if Islam , t ingkat an M ut am ainah inilah yang harus dicapai unt uk selanjut nya m enuju kepada t ingkat an yang sem purna (rodhiyah-m ardiyah), yait u jiw a yang t ulus ikhlas dalam menerim a apapun t akdir Allah SWT. Dalam perspektif Islam per-juangan unt uk menuju ksem prnaan jiw a it u m erupakan perjuangan yang t erus-m enerus.

Dalam kont eks m anajem en jiw a yang sem purna inilah yang dibu-t uhkan di m ana akan menjadi energy yang efekt if unt uk senant iasa m ew ujudkan kesem purnaan visi dan t ujuan dari organisasi dengan nilai-nilai kebajikan yang sem purna. Na-m un deNa-mikian, harus diakui bahw a set iap m anusia m emiliki t ingkat an eksist ensi yang berbeda-beda dan bert ingkat -tingkat. Dengan t ingkat an penget ahuan dan pem ahanam akan eksist ensi ini para m anajer harus m engembangkan berbagai st rat egi yang efektif m enangani karyaw an sesuai dengan t ingkat an eksist ensi m ereka. Pada tingkat an pert am a (am arah) orang seseorang t erm otivasi oleh dorongan unt uk t erlibat dalam godaan demi kesenangan pribadi. Tingkat an Law am ah berorient asi pada rew ard karena it u seorang m anajer harus mem beri penekanan pada langkah-langkah yang fleksibel dan

m enjaga akunt abilit as baw ahannya, m elakukan pengaw asan t erhadap kinerja m ereka.

Pada t ingkat an m utm ainah sese-orang dim otivasi oleh dorongan int elekt ual dan rohani. Sedangkan pada t ingkat an am arah m otivasi ut am a pada kebut uhan fisiologis dan m at erial. Pada t ingkat an law am ah kebut uhan fisiologis dan m aterial m asih ada t et api sudah ada dorongan spirit ual dan int elekt ual.

(10)

M aslahah, Vol.2, No. 1, M aret 2011 35 Sebagian lagi ada yang memiliki

m ot ivasi unt uk m em uaskan hasrat duniaw inya namun t erkadang is sadar akan kebut uhan spirit ualnya. M ereka ini t erm asuk kepada jenis m anusia yang m asih labil, yakni dalam tarap perjuangan ant ara nafsu m aterial dan nafsu spirit ual. Inilah golongan m anusia yang berada pada t ingkat an law w am ah. Sedangkan sebagian m nusia m enjadkan hidupnya sem at a-m at a unt uk a-m encapai ridha Tuhan. Kenikm at an yang ingin diraihnya se-m at a kenikse-m at an spirit ual. Inilah golongan m anusia yang t elah m en-capai nafsu m utm ainnah.

Dalam ekonomi Islam , diajarkan agar pem enuhan kebut uhan ekonom i dit ujukan unt uk m em enuhi ridha Allah dan menolong sesam a m anusia. Oleh karena it u, m engakum ulasi ke-kayaan sebanyak-banyaknya hanya unt uk pem uasan kepent ingan sendiri dilarang dalam Islam. Sifat serakah m erupakah salah sat u sifat t ercela. Sebaliknya, Islam m engajarkan agar m engeluarkan sebagian hart a yang dimilikinya unt uk kepent ingan sesam a baik m elalui zakat , infak, shadaqah dan sebagainya sehingga kekayaan t idak t erakum ulasi pada segelintir orang saja. Dan hanya orang-orang yang t elah m encapai t ingkat an eksist ensi m utm ainnah-lah yang m e-m iliki kesadaran unt uk mendis-t ribusikan sebagian harmendis-t anya unmendis-t uk kepent ingan orang lain t ent u dengan niat dan m ot ivasi unt uk m endapat kan

ridha Allah dan mencapai keba-hagiaan hakiki, yakni kebagiaan spirit ual. Tanpa ada m otivasi pada level t inggi sepert i ini, m aka m anusia akan senant iasa dihinggapi oleh sifat serakah yang m erupakan cirri nafsu am arah. Dengan m ot ivasi unt uk m encapai kebahagiaan hakiki dengan cara m enolong orang lain yang m em but uhkan m aka kekayaan akan t erdistribusikan secara merat a. Prin-sip pem erat aan inilah yang diajarkan oleh Islam dalam berekonom i sehingga diharapkan dapat m engang-kat derajat kaum m iskin dan papa dari kesulit an ekonom i.

Kesimpulan

(11)

36 M aslahah, Vol.2, No. 1, M aret 2011 akhirnya akan t ercipt a lingkungan

organisasi yang dam ai, sejaht era baik secara fisologis, m aterial, m ent al, int elekt ual dan spirit ual. Di sinilah, kit a m enget ahui dan m em aham i peran im an/ agam a dalam m em bangun m ot ivasi m anusia dengan m em -perhatikan tingkat an eksist ensi m anu-sia menurut pandangan Islam.

Islam m engajarkan agar m enge-luarkan sebagian hart a yang dim ili-kinya unt uk kepent ingan sesame baik m elalui zakat , infak, shadaqah dan sebagainya sehingga kekayaan t idak t erakum ulasi pada segelintir orang saja. Dan hanya orang-orang yang t elah m encapai t ingkat an eksist ensi m utm ainnah-lah yang memiliki kesadaran unt uk m endist ribusikan sebagian hart anya unt uk kepent ingan orang lain t ent u dengan niat dan m ot ivasi unt uk mendapat kan ridha Allah dan mencapai kebahagiaan hakiki, yakni kebagiaan spirit ual.

Daft ar Rujukan

Ali, A. (2005), Islamic Perspect ives on

M anagement and Organization,

Edw ard Elgar,Cheltenham . Ali, I. (1989), Nahjul Balagah, Dar

Alkitab Al-Lubnani, Beirut (trans. and edited by F. Ebeid).

Al-Jasm ani, A.A. (1996), The

Psychology of Quran, Arab

Scientific Publishers, Beirut. Allport , G. (1954), The Nature of

Prejudice, Addison-Wesley,

Cam bridge, M A.

Benefiel, M. (2003), “ Irreconcilable foes: t he discourse of spiritualit y and the discourse of organi-zational science” , Organization, Vol. 10 No. 2, pp. 383-91.

Erikson, E. (1964), Childhood and Society, Nort on, New York, NY. Garcia-Zam or, J.C. (2003), “ Workplace

spiritualit y and organizational perform ance” , Public

Administration Review , Vol. 63 No. 3, pp. 355-63.

Glaachi, M . (2000), Studies in Islamic Economy, Dar An-Nafaes, Kuwait . Graves, C.W. (1970), “ Levels of

existence: an open syst em t heory of values” , Journal of

Hum anistic Psychology, Vol. X No. 2, pp. 131-54.

Ibn Khaldun, A-R. (1989), The M agaddim ah, Princeton Univer-sit y Press, Princet on, NJ (trans. by Franz Rosent hal and edit ed by N.J.

Daw ood).

Ikhw an-us-Safa (1999), Let t ers of Ikhwan-us-Safa, Vol. 1, Dar Sader, Beirut.

Izeeddin, N. (1953), The Arab World, Henry Regnery, Chicago, IL. Kinni, T. (2003), “ Fait h at work” ,

Across t he Board, Novem -ber/ Decem ber, pp. 15-20.

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 13 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah

Sekolah/ m adrasah m engem bangkan perangkat pem belaj aran sesuai dengan t ingkat kom pet ensi dan ruang lingkup m at er i pem belaj aran pada set iap t ingkat kelas..

Migrasi adalah aktivasi pengalihan jalur telepon dari kabel tembaga ke fiber optik menggunakan perangkat aktif berupa modem/terminal optik (ONT) yang merupakan ujung dari

243.615.000,- ( Dua Ratus Empat Puluh Tiga Juta Enam Ratus Lima Belas Ribu Rupiah ).. Demikian disampaikan untuk diketahui dan dilaksanakan

Pimpinan Per usahan dapat mew akilkan kehadir annya selama pr oses pembuktian kualifikasi kepada pengur us per usahaan yang namanya ter cantum dalam Akte Pendir ian/ Per ubahan

[r]

Demikian Berita Acara Hasil Pelelangan untuk paket pekerjaan “ Konsultan Perencana Revitalisasi Gedung dan Sarana Kantor ” ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat

[r]