• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Yang Berhubungan Dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I Pada Akhir Pengobatan Fase Intensif Di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Faktor Yang Berhubungan Dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I Pada Akhir Pengobatan Fase Intensif Di Kota Medan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T.Y. 2000. Sepuluh Masalah Tuberkulosis dan Penanggulangannya:

Jurnal Respiratory Indonesia.

Aditama, T.Y. 2008. Tuberkulosis Paru, Diagnosis, Terapi dan Masalahnya, Edisi-4, Jakarta: IDI.

Atmosukarto dan S. Soewasti. 2000. Pengaruh Lingkungan Permukiman terhadap Kejadian Tb Paru. Media Litbangkes. Volume 9, hal. 1-10, Jakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2010. Laporan Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2010, Jakarta, Kemenkes RI.

Bambang Andri Hadiansyah. 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gagal Konversi Pada Penderita Baru TB Paru BTA Positif Akhir Pengobatan Tahap Intensif Di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Garut Tahun 2010. Tesis. Stikes Garut

Baron, S.1996. Medical Microbiology 4th edition. The University of Texas Medical Branch at Galveston. Texas.

Burman WJ, Cohn DL, Rietmeijer CA, Judson FN, Sbarbaro JA, Reves RR. Chest. 1997. Noncompliance with directly observed therapy for tuberculosis. Epidemiology and effect on the outcome of treatment.

May;111(5):1168-73.PMID: 9149565 [PubMed - indexed for MEDLINE]

Cahyadi, Alius, dan Venty. 2011. Tuberkulosis Paru pada Pasien Diabetes Mellitus. Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Atma Jaya/Rumah Sakit Atma Jaya, Jakarta. J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 4, April 2011.

(2)

Crofton, J.; Horne, N.; Miller, F. 1999. Clinical Tuberculosis, terjemahan. Widya Medika. Jakarta.

Crofton, Sir J. 2002. Tuberkolosis Klinik, Edisi Indonesia, Muherman Harun, Edisi 2, Widya Medika, Jakarta.

Cuneo WD, Snider DE Jr. 1989. Enhancing patient compliance with tuberculosis therapy. Permanente Medical Group, Kaiser Permanente Medical Care Program, Oakland, California. Clin Chest Med. 1989 Sep;10(3):375-80.

Darmono. 2000. Infeksi pada Penderita Diabetes Mellitus, hal 1-6. Dalam: Infeksi Resiko Tinggi Prosiding Simposium dan Kongres Nasional IV Perhimpunan Mikrobiologi Klinik, 25 Maret 2000, Semarang, PAMKI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Promosi Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta, Depkes RI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Komunikasi Interpersonal Antara Petugas Kesehatan Dengan Penderita Tuberkulosis. Direktorat Jenderal PPM dan PL Departemen Kesehatan RI. Jakarta

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Cetakan ke 8. Jakarta: Depkes RI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Pedoman Penanggulangan TB Di Tempat Kerja (Workplace). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia – Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Desmon, F. 2006. Hubungan antara Merokok, Kayu Bakar dan Kondisi Rumah dengan Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru. Fakultas Kedokteran Masyarakat Universitas Indonesia, Dikutip dari:

http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=lokal. Diakses

5 November 2012.

(3)

Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara. 2008. Profil Dinkes Kabupaten/Kota se-provinsi Sumatera Utara Tahun 2007, Dinkes Propsu.

Dinas Kesehatan Kota Medan Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK). 2012. Profil Dinas Kesehatan Kota Medan.

Djuanda, Adhi; dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Cetakan III. Medis Aesculapius. Jakarta.

Fahrudda, A. 2001. Surveylans Epidemiologi Tuberkulosis di kota Banjarmasin. Pusat Studi Tuberkulosis, FK. UNLAM, Banjarmasin.

Fitzpatrick C, Floyd K, Lienhardt C. 2011. The Global Plan To Stop TB 2011– 2015. Mandelbaum-Schmid J, Burnier I, Hiatt T. et al. edts. WHO 2011:5

GarciaE.,T. F. Pelly, C. F. Santillan, R. H. Gilman, L. Z. Cabrera,C. Vidal,M. J. Zimic,D. A. J. Moore,C. A. Evans. 2009. Tuberculosis skin testing, anergy and protein malnutrition in Peru. Asociación Benéfica PRISMA, Lima, Ministry of Health, Iquitos, Loreto,Facultad de Ciencias, Universidad Peruana Cayetano, Heredia, Lima, Peru, Centre for Clinical Tropical

Medicine. Available at

http://www.ingentaconnect.com/content/iuatld/ijtld/2005/00000009/00000

009/art00007?token=00521ec2df717e243ea465405847447b49792f7b737b

42573a66663e33757e6f4f2858592f3f3b576e Dikutip tanggal 16 Maret

2013

Ghazali, MV., Sastromihardjo, S., Soedjarwo, SR., Soelaryo, T., Pramulyo, HS. 2008. Studi cross-sectional. Dalam: Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Editor: Sastroasmoro, S., Ismael, S., Jakarta: CV. Sagung Seto. 112 – 26

Girsang, M. 2000. Pengobatan Standar Penderita TBC, Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

(4)

Gozali, A. 2010. Hubungan Antara Status Gizi Dengan Klasifikasi Pneumonia Pada Balita Di Puskesmas Gilingan Kecamatan Banjarsari Surakarta.

Tesis. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010.

Gustafson P, Gomes VF, Vieira CS, et al. 2004. Tuberculosis in Bissau: incidence and risk factors in an urban community in sub Saharan Africa. Int J Epidemiol 2004

Hastono, S.P. 2007. Analisis Data Kesehatan. Jakarta, Penerbit Pustaka Fakultas Kesehatan Masyarakat-Universitas Indonesia.

Hernila, H. 2006. In: Do vitamins C and E affect respiratory infections ? Department of Public Health University of Helsinki, Finland. Available at:

http://ethesis.helsinki.fi/julkaisut/laa/kansa/vk/hemila.

Hendromartono. 2002. Management of Diabetic Patients with Lung Tuberculosis.

Naskah Lengkap Simposium Nasional TB UPDATE 2002, Surabaya.

Heriyono. 2004. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Penderita Tuberkulosis Paru Melakukan Pemeriksaan Ulang Dahak pada Akhir Pengobatan Tahap Intensif di Puskesmas Wonosobo I Kabupaten Wonosobo. Tesis, Universitas Diponegoro.

Kementerian Kesehatan RI. 2009. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364 / Menkes / SK / V / 2009 Tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB), Jakarta..

Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2011a. Terobosan Menuju Akses Universal Strategi Nasional Pengendalian TB di Indonesia 2010-2014, Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2011b. Rencana Aksi Nasional: Advokasi Komunikasi dan Mobilisasi Sosial Pengendalian Tuberkulosis Indonesia

2011-2014, Jakarta.

(5)

Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2011c. Rencana Aksi Nasional: TB-HIV Pengendalian Tuberkulosis 2011-2014, Jakarta.

Leung CC, Lam TH, Ho KS, Yew WW,Tam CM, Chan WM, et al. 2010. Passive smoking and tuberculosis. Arch Intern Med. 2010;170:287-92.

Mahpudin, A.H. 2006. Hubungan faktor lingkungan fisik rumah, sosial ekonomi dan respon biologis terhadap kejadian tuberkulosis paru BTA positif pada penduduk dewasa di Indonesia (analisis data SPTBC Susenas 2004). Tesis

:Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

Mc Donald RJ, Reichmann LB. 2003. Tuberculosis in Baum G.L. et all (eds), Baum’s Text Book of Pulmonary Disease, 7th

ed, Lippincot William and Wilkins Publisher, Boston.

Miller MA, Valway S, Onorato IM. 2002. Penularan Tuberkulosis. Dalam Warta TB No.1/1/2002.

Mukhsin, K. 2006. Faktor-faktor yang mempengaruhi keteraturan minum obat pada penderita TBC Paru yang mengalami konversi di Kota Jambi: Tesis, S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.

Nadesul H. 1998. TB Bukan Penyakit Keturunan: Penyebab, Pencegahan dan Pengobatan TB.

Noor, Frida Ani. 2008. Hubungan PMO Keluarga dengan Kepatuhan Menelan Obat Pada Penderita yang Mendapat Program DOTS di Puskesmas Mojo,

Surabaya. Surabaya, Universitas Airlangga Surabaya,

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

(6)

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.

Nugroho, Wahjudi. 2005. Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC. 2000

Nursiswati. 2009. Gambaran Kepatuhan Pasien TB dalam Menjalani Pengobatan OAT di Tiga Puskesmas Kabupaten Sumedang. Fakultas Keperawatan

Tesis. UNPAD.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2011. Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: Indah Offset Citra Grafika.

Pertiwi. (2004). Faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian TB Paru pada usia 0–14 tahun di Kotamadya Jakarta Timur. Tesis. Program Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia. Jakarta.

PPTI (Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia), 2010. Buku Saku PPTI. Jakarta, Website: www.ppti.info.

Priyadi S.F. 2003. Analisis Faktor Risiko (Lingkungan Rumah, Status Gizi, Minum Minuman Alkohol, Merokok, Penyakit Penyerta, Kontak dengan Penderita Tuberkulosis Paru dan Sosial Ekonomi) dengan Kejadian Tuberkulosis Paru BTA (+) di Wonosonbo, Semarang. Tesis. FKM Universitas Diponegoro.

Pudjiadi S., 2001. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Fakultas kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Rachmadi Triyo. 2009. Hubungan Pengetahuan PMO tentang Pengobatan TB Paru dengan Kepatuhan Pasien Berobat di Wilayah Kerja Puskesmas Klirong I. Tesis. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

(7)

Rajana, Rijja. 2008. Faktor-Faktor Risiko Gagal Konversi Dahak Setelah Pengobatan Dengan Strategi Dots Tahap Intensif di Kabupaten Halmahera Tengah tahun 2008. Tesis-S2, Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM

Ramos, I. et all. 2004. Characteristics of Pulmonary Tuberculosis in HIV Seropositive and Seronegative Patients in a Northeastern Region of Brazil

: Article, Medicina Tropical 37: 46-50.

Rao PVR, Murthy MK, Baseerudin S, et all. 2009. Improved diagnosis of tuberculosis in HIV-positive patients using RD1-encoded antigen CFP-10.

International Journal of Infectious Diseases,Vol.13. Available in

http://www.sciencedirect.com

Ritha Tahitu, R & Amiruddin, R. 2007. Faktor Risiko Kegagalan Konversi pada Penderita Tuberkulosis Paru BTA Positif Baru di Kota Ambon Provinsi

Maluku Tahun 2006: Skripsi, Ambon.

Riwidikdo, Handoko, SKp. 2008. Statistika Terapan Dengan Program R Versi 2.5.1 (Open Source) Bidang Kesehatan dan Umum, Jogjakarta, Mitra Cindikia Press.

Riyanto BS, Wilhan. 2006. Management of MDR TB Current and Future dalam Buku Program dan Naskah Lengkap Konferensi Kerja Pertemuan Ilmiah Berkala, PERPARI, Bandung.

Robert, C.A. 2002. Tuberculosis: a multidisciplinary approach to past and current concepts, causes and treatment of this infectious disease, in Baker,

P. A. & Carr, G. eds, Practitioners, practices and patients. New approaches to medical archaeology and anthropology. Magdalene College, Cambridge University, Oxbow, Oxford, 30-46.

Rowley, J; Lienhardt, C; Manneh, K; Lahai, G; Needham, D; Milligan, P; McAdam, KPWJ. 2001. Factors affecting time delay to treatment in a tuberculosis control programme in a sub-Saharan African country: the

(8)

experience of The Gambia. INTERNATIONAL JOURNAL OF TUBERCULOSIS AND LUNG DISEASE, 5(3), 2001, pp. 233-239

Setiabudy dan Vincent, H.S.G.1995. Antimikroba, Dalam Farmakologi dan Terapi (Terjemahan). Gaya Baru. Jakarta.

Smet, Bart. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: Erlangga PT Grasindo.

Soemirat. 2000. Epidemiologi Lingkungan. Bandung: UGM Press. Juli, 2000.

Sukarni, H. 2006. Jumlah Penderita TBC di Sumut, Laporan Kasus Tuberkulosis dan Upaya penanggulangannya, Dinkespropsu.

Supriasa, I Dewa Nyoman, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi, Jakarta: EGC. Setiabudy dan Vincent, H.S.G.1995. Antimikroba, Dalam Farmakologi dan Terapi (Terjemahan). Gaya Baru. Jakarta.

Suprijono, D. 2005. Faktor Risiko yang Berpengaruh terhadap Kejadian Konversi Dahak setelah Pengobatan Fase Awal pada Penderita Baru Tuberkulosis

Paru BTA Positif. Dalam : Studi Kasus di Kabupaten Purworejo dan Sekitarnya ; Tesis, Program Studi Magister Epidemiologi Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.

Tjokroprawiro Askandar, dkk. 2007. Diabetes Mellitus, Buku Ajar Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Airlangga Rumah Sakit Pendidikan Dr. Soetomo Surabaya, Cetakan I, Airlangga University Press, Surabaya, 2007.

Trihadi, Djoko dan Rahardja, Hermawati Ananta. 1995. Hasil Pengobatan Tb Paru dengan Paduan HRE/5 H2R2 dan 2 HRZ/4H3R3, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,Medika,21(8): 612-616.

Tri Adihandoyo. 2001. Faktor Internal dan Eksternal Penderita TB-Paru BTA Positif yang Mempengaruhi Konversi Dahak pada Akhir Fase Awal (Intensif) di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2000 (Aplikasi Uji Regresi Ganda Logistik). Skripsi.

(9)

Widagdo Wahyu. 2002. Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Penderita mengenai Pengobatan Tuberkulosis dalam Konteks Keperawatan Komunitas di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

World Health Organization. 2003. Epidemiological Research in Tuberculosis Control: updating TB Prevalence: WHO

World Health Organization. 2010a. Global Tuberculosis Control Report 2010. Geneva, Switzerland: WHO.

World Health Organization. 2010b. Treatment of Tuberculosis, Guidelines for National Programmes: WHO.

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah Faktor yang Berhubungan dengan Drop Out Pengobatan TB Paru di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Salatiga..

Judul : Gambaran Hasil Akhir Pengobatan Pasien TB Paru BTA Positif Yang Menggunakan Strategi DOTS Tidak Mengalami Konversi Sputum Setelah 2 Bulan Pengobatan Di RSUP H.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi konversi sputum dengan peningkatan berat badan sesudah pengobatan TB paru fase intensif. Penelitian

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kegagagalan Konversi Penderita Tb Paru BTA Positif Pengobatan Fase Intensif di Kabupaten Bekasi Tahun 2010, FKM UI, Depok, Tesis..

Keteraturan minum obat tidak berhubungan dengan kegagalan konversi pasien TB Paru BTA positif pada akhir pengobatan fase intensif kategori 1 di Kota Surabaya

Tujuan penelitian ini yaitu mengkaji korelasi antara pemeriksaan BTA pada akhir fase intensif dan fase lanjutan serta menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap

(2) Pasien yang tidak meminum obat secara teratur, atau (3) Pasien yang tidak meminum obat sesuai dengan dosis.. Konversi dahak pada penelitian ini adalah dahak penderita TB paru

Di Unit Pelayanan Kesehatan (UPK), indikator ini dapat dihitung dari kartu pasien TB.01, yaitu dengan cara mereview seluruh kartu pasien baru BTA Positif yang