• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian : Eksperimental Laboratoris 3.2 Sampel dan Besar Sampel - Pengaruh Waktu Perendaman Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dalam Ekstrak Biji Pinang (Areca Catechu L.) Terhadap Kekuatan Trans

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian : Eksperimental Laboratoris 3.2 Sampel dan Besar Sampel - Pengaruh Waktu Perendaman Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dalam Ekstrak Biji Pinang (Areca Catechu L.) Terhadap Kekuatan Trans"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian : Eksperimental Laboratoris 3.2 Sampel dan Besar Sampel

3.2.1 Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini digunakan resin akrilik polimerisasi panas dengan ukuran (65x10x2,5) mm untuk mengukur kekuatan transversal (ADA Spec no.12).

Gambar 2. Ukuran batang uji kekuatan transversal

3.2.2 Besar Sampel Penelitian

Pada penelitian ini jumlah sampel minimal diestimasi berdasarkan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

t : Jumlah perlakuan r : Jumlah ulangan

Dalam penelitian ini, terdapat 6 kelompok perlakuan yaitu resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam akuades selama 2 jam, 6 jam, 8 jam dan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam ekstrak biji pinang selama 2 jam, 6 jam, 8 jam. Maka t = 6 dan jumlah sampel (r) setiap kelompok dapat ditentukan sebagai berikut:

( t – 1 ) ( r – 1 ) ≥ 15

10mm 65 mm

2,5 mm

(2)

(6– 1 ) ( r – 1 ) ≥ 15 r ≥ 4 r = 5

Jumlah sampel untuk masing-masing kelompok adalah 5 buah. Maka total sampel yang digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 30 buah (untuk 6 kelompok), yang terdiri dari 2 kelompok untuk perendaman selama 2 jam (ekstrak biji pinang dan kontrol), 2 kelompok untuk perendaman selama 6 jam (ekstrak biji pinang dan kontrol), 2 kelompok untuk perendaman selama 8 jam (ekstrak biji pinang dan kontrol).

3.3 Variabel Penelitian 3.3.1 Klasifikasi Variabel

3.3.1.1 Variabel Bebas : Resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam ekstrak biji pinang 20% selama 2 jam, 6 jam dan 8 jam

3.3.1.2 Variabel Terikat

Kekuatan transversal resin akrilik polimerisasi panas

3.3.1.3 Variabel Terkendali 1. Ukuran sampel

2. Lama peredaman

3. Perbandingan powder dan liquid resin akrilik polimerisasi panas 4. Perbandingan powder gips keras dan air

5. Waktu pegadukan gips 6. Suhu dan waktu kuring 7. Tekanan pengepresan 8. Teknik pemolesan

(3)

3.3.2 Definisi Operasional

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel Bebas

No Variabel Bebas Definisi Operasional Alat Ukur

1 Resin akrilik

polimerisasi

panas

Bahan basis gigitiruan yang terdiri atas bubuk dan

cairan yang setelah pencampuran dan pemanasan

membentuk suatu bahan padat yang kaku (QC 20,

England).

-

Tabel 2. Definisi Operasional Variabel Terikat

No Variabel Terikat Definisi Operasional Skala Ukur Alat Ukur

1 Kekuatan

transver-

Sal

Ketahanan resin akrilik setelah polimerisasi

terhadap suatu beban vertikal yang

dikenakan pada sebuah batang uji yang

ditumpu pada kedua ujungnya sampai

batang uji tersebut patah

Ratio Torsee’s

Tabel 3. Definisi Operasional Variabel Terkendali

No Variabel

Terkendali

Definisi Operasional Alat Ukur

1 Ukuran sampel Resin akrilik polimerisasi panas dengan ukuran 65

mm x 10 mm x 2,5 mm untuk pengujian kekuatan

transversal.

Penggaris besi

2 Perbandingan

adonan gips keras

Perbandingan jumlah gips keras dan air yang

digunakan untuk menanam sampel dalam kuvet, yaitu

300 gram gips keras : 90 ml air.

Waktu yang diperlukan untuk mengaduk gips dengan

menggunakan spatula, yaitu selama 15 detik.

Stopwatch

4 Perbandingan

polimer :

Perbandingan jumlah polimer : monomer resin akrilik

polimerisasi panas yang digunakan pada penelitian,

Sendok takar

(4)

5 Tekanan

pengepresan

Tekanan yang digunakan untuk mengepres kuvet

yang telah berisi resin akrilik polimerisasi panas yaitu

1000 psi untuk pengepresan pertama dan 2200 psi

untuk pengepresan kedua.

Suhu dan waktu yang diperlukan untuk polimerisasi

resin akrilik polimerisasi panas, yaitu fase I 70oC

selama 90 menit dan fase II 100oC selama 30 menit,

lalu kuvet dibiarkan sampai dingin pada suhu kamar.

Termometer,

stopwatch

7 Teknik

pemolesan

Cara pemolesan sampel agar diperoleh permukaan

yang rata dan halus. Pada penelitian ini digunakan

teknik pemolesan mekanis dengan menggunakan

kertas pasir waterproof berukuran 600 di bawah

aliran air.

-8 Suhu dan waktu

perendaman

Suhu dan waktu yang digunakan untuk merendam

sampel dalam akuades pada suhu 37oC, yaitu selama

48 jam.

Termometer,

stopwatch

9 Ekstrak biji

pinang

Biji pinang yang telah diekstrak menggunakan

teknik maserasi disertai pengadukan dengan pelarut

metanol

Lamanya sampel direndam dalam ekstrak biji pinang,

yaitu selama 2 jam, 6 jam dan 8 jam

Stopwatch

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian

3.4.1 Tempat Pembuatan Ekstrak Biji Pinang Laboratorium Obat Tradisional IPB

3.4.2 Tempat Pembuatan Sampel

(5)

3.4.3 Tempat Pengujian Sampel Laboratorium Penelitian FMIPA USU

3.4.4 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan bulan Februari-Maret 2014

3.5 Alat dan Bahan Penelitian 3.5.1 Alat Penelitian

3.5.1.1 Alat yang Digunakan Untuk Menghasilkan dan Merendam Sampel

a. Kuvet logam (Smic. China) b. Rubber bowl dan Spatula

c. Timbangan digital (Sartorius AG Gottingen, Jerman) d. Unit Kuring (Filli Manfredi Pulsar-2, Italia)

e. Vacuum mixer (Whip USA)

f. Vibrator (Filli Manfredi Pulsar-2, Italia) g. Hydraulic press (OL 57 Manfredi, Italia) h. Portable dental engine (maraton, Jepang) i. Straight handpiece (Maraton, Jepang) j. Lekron (Smic, China)

k. Model induk logam dengan ukuran (65x10x2,5) mm (ADA spec. no.12) l. Gelas beker, pot porselen, pipet

m. Mata bur fresser n. Masker

o. Pinset p. Tisu

(6)

3.5.1.2 Alat yang Digunakan Untuk Menguji Sampel

Alat uji kekuatan transversal Torsee’s Electronic System Universal Testing Machine (2tf ‘senstar’, SC-2-DE Tokyo-Japan)

3.5.1.3 Bahan Penelitian

a. Resin Akrilik Polimerisasi Panas (QC-20, England) b. Ekstrak Biji pinang (Areca catechu L)

c. Gips Keras (Moldano, Germany) d. Vaselin

e. Plastik Selopan

f. Cold Mould Seal (QC-20, England) g. Akuades

h. Air

i. Kertas pasir waterproof nomor 600

3.6 Cara Penelitian

3.6.1 Persiapan Pembuatan Sampel 3.6.1.1 Pembuatan Mold

a) Membuat adonan gips keras, perbandingan gips dengan air adalah 300gram: 90 ml air untuk kuvet atas dan bawah

b) Adonan diaduk dengan spatula selama 15 detik sampai tercampur homogen selama 30 detik

(7)

Gambar 3. Vibrator (Fili Manfredi Pulsar-2, Italy)

d) Model induk diletakkan pada adonan gips yang mulai mengeras di dalam kuvet, masing-masing kuvet berisi 3 model induk.

e) Setelah agak mengeras, gips dirapikan dan didiamkan sampai mengeras selama 60 menit

f) Permukaan gips diolesi dengan vaselin kemudian kuvet atas dipasangkan dan diisi dengan adonan gips keras di atas vibrator

g) Setelah gips mengeras, kuvet dibuka, model induk diangkat, cetakan model yang didapat dituang untuk membuang sisa vaselin sampai bersih

h) Setelah kering olesi dengan cold mould seal, tunggu selama 20 menit (sesuai petunjuk pabrik)

Gambar 4. Mold pembuatan sampel resin akrilik polimerisasi

(8)

3.6.1.2 Pengisian Resin akrilik pada Mold

a) Polimer dan monomer diaduk dalam pot porselen dengan perbandingan 2 gr : 1 ml sesuai petunjuk pabrik dan ditunggu hingga adonan mencapai stadium dough

b) Mold yang telah diolesi separator diisi penuh dengan adonan resin akrilik c) Plastik selopan diletakkan di antara kuvet atas dan bawah, lalu ditutup dan ditekan perlahan dengan press hidrolik dengan tekanan 1000 psi (70 kg/cm2)

d) Kuvet dibuka dan kelebihan akrilik dipotong, kemudian kuvet ditutup kembali, dilakukan pengepresan dengan tekanan 2200 psi (154 kg/cm2) kemudian baut dipasang

Gambar 5. Press Hidrolik

3.6.1.3 Kuring

(9)

Gambar 6. Waterbath (Fili Manfredi, Italy) 3.6.1.4 Penyelesaian Akhir

Batang uji dikeluarkan dari kuvet, kemudian dirapikan untuk menghilangkan bagian yang tajam dengan menggunakan bur frasser. Batang uji kemudian dihaluskan dengan kertas pasir waterproof dengan nomor 600 di bawah air mengalir sampai memperoleh ukuran yang di inginkan

3.6.2 Pembuatan Ekstrak Biji Pinang

1. Pembuatan ekstrak biji pinang dilakukan dengan metode maserasi disertai pengadukan.

2. Sebanyak 100 gram biji pinang dimasukkan ke dalam 1 liter metanol, kemudian diekstrak dengan pengadukan menggunakan magnetic stirrer (150 rpm) pada suhu kamar selama 3 jam.

3. Campuran disaring dua kali berturut-turut menggunakan kertas saring whatman No. 4, kemudian No.1 filtrat yang diperoleh dari ekstraksi I dan II dikumpulkan

(10)

5. Selanjutnya dibuat ekstrak biji pinang dengan konsentrasi sebesar 20% dengan cara 20 ml ekstrak biji pinang dilarutkan di dalam 80 ml aquades.17

3.6.3 Perendaman Sampel

a) Sampel direndam dalam akuades selama 48 jam sebelum dilakukan penelitian agar sampel menjadi jenuh.

b) Sampel dibagi menjadi 6 kelompok yaitu :

- Sampel yang direndam dalam akuades selama 2 jam (Kelompok A) - Sampel yang direndam dalam akuades selama 6 jam (Kelompok B) - Sampel yang direndam dalam akuades selama 8 jam (Kelompok C) - Sampel yang direndam dalam ekstrak biji pinang selama 2 jam

(Kelompok D)

- Sampel yang direndam dalam ekstrak biji pinang selama 6 jam (Kelompok E)

- Sampel yang direndam dalam ekstrak biji pinang selama 8 jam (Kelompok F)

c) Setelah 48 jam dimulai penelitian dengan cara merendam sampel dalam larutan ekstrak biji pinang sesuai waktu yang ditetapkan pada masing-masing kelompok.

d) Setelah itu, sampel dikeluarkan, dicuci dan dibiarkan sampai kering, lalu dilakukan pengujian kekuatan transversal untuk kelompok A, B, C, D, E dan F

3.6.4 Pengukuran Kekuatan Transversal

(11)

alat menekan batang uji tepat pada garis tersebut. Pada monitor akan terlihat nilai yang didapat dari hasil uji.

Cara pengukuran kekuatan transversal digunakan rumus : S =

Keterangan :

S : kekuatan transversal (kg/cm2) I : jarak pendukung (cm)

P : Beban (kg)

b : Lebar batang uji (cm) d : Tebal batang uji (cm)

Gambar 7. Alat Uji Kekuatan

Transversal

(Torsee’s Electronic

Universal Testing

Machine, Japan) 3.7 Analisis Data

(12)
(13)

3.8 Kerangka Operasioal

Pembuatan model induk

Pembuatan mold dalam kuvet

Pengisian resin akrilik pada mold

Kuring

Penyelesaian akhir dan

Perendaman sampel penelitian dalam Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu L) konsentrasi 20% selama

Uji kekuatan transversal

Pengumpulan data

Analisis data

(14)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Kekuatan Transversal Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas setelah Direndam dalam Ekstrak Biji Pinang dengan Konsentrasi 20% selama 2 jam, 6 jam dan 8 jam

Uji kekuatan transversal dilakukan dengan menggunakan beban sampai patahnya batang uji RAPP, besar beban dinyatakan dengan kg/cm2.

(15)

Tabel 4. Kekuatan transversal basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam ekstrak biji pinang dengan konsentrasi 20% selama 2 jam, 6 jam dan 8 jam beserta kontrol

Keterangan: * = Nilai Terkecil, ** = Nilai Terbesar

4.2 Perbedaan Kekuatan Transversal Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Pada Perendaman dalam Ekstrak Biji Pinang Dengan Konsentrasi 20% dan Kontrol Selama 2 jam, 6 jam dan 8 jam

(16)

Tabel 5. Perbedaan kekuatan transversal basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas pada perendaman dalam ekstrak biji pinang dengan konsentrasi 20% dan kontrol selama 2 jam, 6 jam dan 8 jam

kelompok waktu perendaman n P

Akuades (A)

2 jam 5 0,060

Pinang (D) 5

Akuades (B)

6 jam 5 0,083

Pinang (E) 5

Akuades (C)

8 jam 5 0,079

Pinang (F) 5

4.3 Pengaruh Waktu Perendaman Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dalam Ekstrak Biji Pinang dengan Konsentrasi 20% Selama 2 jam, 6 jam dan 8 jam Terhadap Kekuatan Transversal

Pengaruh waktu perendaman basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak biji pinang terhadap kekuatan transversal dianalisis dengan menggunakan uji ANOVA satu arah. Sebelum dilakukan uji statistik, terlebih dahulu dilakukan uji Levene untuk mengetahui homogenitas data. Hasil uji homogenitas ekstrak biji pinang menunjukkan nilai 2,697 dengan tingkat signifikansi p = 0,108 (p > 0,05)

(17)

Tabel 6. Pengaruh waktu perendaman basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak biji pinang dengan konsentrasi 20% selama 2 jam, 6 jam dan 8 jam terhadap kekuatan transversal

Kelompok Perendaman dalam X±SD p

Ekstrak Biji Pinang 20 %

2 jam (D) 907,68 ± 65,29

6 jam (E) 895,84 ± 14,51 0,523

(18)

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Metodologi Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris yaitu kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mempelajari suatu gejala atau pengaruh yang timbul sebagai akibat adanya perlakuan tertentu. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis post test only group control design yaitu nilai kekuatan transversal sampel penelitian berperan sebagai variabel terikat yang diberikan post test (perlakuan akhir) tanpa terlebih dahulu diberikan pre test (perlakuan awal). Desain ini digunakan karena tidak mungkin dilakukan pengujian kekuatan trasnversal pada tahap awal pada sampel. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan adanya pengaruh antara beberapa kelompok perlakuan dengan cara memberikan perlakuan kepada satu atau lebih kelompok perlakuan, kemudian hasil dari kelompok-kelompok perlakuan tersebut dibandingkan satu sama lain.

5.2 Hasil Penelitian

5.2.1 Kekuatan Transversal Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Direndam Dalam Ekstrak Biji Pinang dengan Konsentrasi 20% Selama 2 jam, 6 jam dan 8 jam

(19)

biji pinang selama 2 jam (kelompok D) adalah 804 Kg/cm2, sedangkan kekuatan transversal terbesar adalah 980,4 Kg/cm2. Kekuatan transversal terkecil resin akrilik polimerisasi panas pada perendaman dalam ekstrak biji pinang selama 6 jam (kelompok E) adalah 872,40 Kg/cm2, sedangkan kekuatan transversal terbesar adalah 909,6 Kg/cm2. Kekuatan transversal terkecil resin akrilik polimerisasi panas pada perendaman dalam ekstrak biji pinang selama 8 jam (kelompok F) adalah 846 Kg/cm2, sedangkan kekuatan transversal terbesar adalah 902,4 Kg/cm2.

Hasil yang bervariasi tersebut kemungkinan dapat disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembuatan sampel yang tidak dapat dikendalikan selama penelitian, antara lain kandungan monomer sisa dan teknik pengadukan yang manual.33 Menurut Pavarina (2003) proses kuring yang digunakan untuk QC 20 mungkin memiliki kandungan monomer sisa yang tinggi. Pavarina mengatakan besar kemungkinan kandungan monomer sisa yang tinggi dapat mempengaruhi sifat mekanis bahan.34 Combe (1992) juga menyatakan bahwa kandungan monomer sisa yang tinggi dapat mempengaruhi sifat fisik polimer dan membuat resin akrilik menjadi fleksibel dan kekuatan menurun.37

(20)

yang terdiri dari unit metilmetakrilat yang berulang dengan kepolaran rendah, sedangkan fenol bersifat asam dengan kepolaran tinggi. Poliester dalam suasana asam akan terhidrolisis membentuk asam karboksilat dan alkohol. Poliester yang terpecah menyebabkan degradasi pada ikatan kimia resin akrilik. Hal ini yang menyebabkan terjadinya penurunan kekuatan transversal resin akrilik tersebut. Semakin lama waktu kontak antara resin akrilik dan senyawa fenol akan semakin menurunkan kekuatan resin akrilik.6

5.2.2 Perbedaan Kekuatan Transversal Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Pada Perendaman dalam Ekstrak Biji Pinang Dengan Konsentrasi 20% dan Kontrol Selama 2 jam, 6 jam dan 8 jam

Hasil uji t pada Tabel 5 menunjukan tidak adanya perbedaan yang signifikan, yaitu kelompok yang direndam selama 2 jam dalam akuades (kelompok A) dan ekstrak biji pinang (kelompok D) dengan nilai p = 0,060 (p > 0,05), kelompok yang direndam selama 6 jam dalam akuades (kelompok B) dan ekstrak biji pinang (kelompok E) dengan nilai p = 0,083 (p > 0,05), kelompok yang direndam selama 8 jam dalam akuades (kelompok C) dan ekstrak biji pinang (kelompok F) dengan nilai p = 0,079 (p > 0,05)

(21)

ekstrak biji pinang tidak sekuat fenol murni sehingga ikatan kimiawi resin akrilik yang terdegradasi tidak signifikan. Menurut Billmeyer (1984) dan Craig (1997) resin akrilik memiliki ketahanan yang baik terhadap asam lemah.37

Hasil penelitian Ni Kadek (2011) menyimpulkan bahwa ekstrak biji pinang yang paling efektif dalam menurunkan jumlah koloni candida albicans pada basis gigitiruan resin akrilik adalah ekstrak biji pinang dengan konsentrasi 20% selama 2 jam, 6 jam dan 8 jam. Semakin lama basis gigitiruan direndam dalam ekstrak biji pinang maka akan semakin menurunkan jumlah koloni candida albicans. Jika dilihat dari hasil penelitian ini didapat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada perendaman ekstrak biji pinang dan akuades, sehingga ekstrak biji pinang dengan konsentrasi 20% dapat digunakan sebagai bahan pembersih gigitiruan karena kandungan fenolnya dapat menurunkan jumlah koloni candida albicans tetapi tidak menyebabkan penurunan kekuatan transversal secara signifikan untuk perendaman 2 jam, 6 jam dan 8 jam. Rerata kekuatan transversal resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam ekstrak biji pinang 20% selama 8 jam adalah 877,96 kg/cm2. Menurut ISO 1567 : 1999 kekuatan transversal yang dibutuhkan resin akrilik polimerisasi panas adalah 662 kg/cm2. Walaupun resin akrilik polimerisasi panas sudah direndam selama 8 jam dalam ekstrak biji pinang, nilai kekuatan transversalnya tetap memenuhi syarat yang dibutuhkan.

5.2.3 Pengaruh Waktu Perendaman Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dalam Ekstrak Biji Pinang dengan Konsentrasi 20% Selama 2 Jam, 6 Jam, dan 8 Jam Terhadap Kekuatan Transversal

(22)

transversalnya semakin menurun. Ekstrak biji pinang yang mengandung senyawa fenol digunakan sebagai bahan pembersih, fenol tersebut akan menyebabkan terjadinya penyerapan ke dalam resin akrilik. Hasil penelitian Shen (1989) menunjukkan bahwa resin akrilik yang berkontak dengan substansi fenol, akan menunjukkan peningkatan berat dan terjadi reaksi dengan ester dari polimetilmetakrilat, sehingga ikatan rantai polimer resin akrilik akan semakin lemah yang menyebabkan penurunan kekuatan transversal.35 Tidak adanya pengaruh waktu yang signifikan ini dapat disebabkan karena sedikitnya konsentrasi fenol. Semakin sedikit konsentrasi fenol, maka semakin sedikit fenol yang bereaksi dengan resin akrilik sehingga semakin kecil kemungkinan ikatan kimiawi resin akrilik yang terdegradasi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Feni Wulandari (2012) yang melakukan perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak eugenol kayu manis 0,4% yang mengandung fenol selama 4 hari, 12 hari dan 19 hari.11 Hasil penelitian menunjukkan lama perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak eugenol kayu manis 0,4% tidak berpengaruh terhadap penurunan kekuatan transversal. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dian Damai (2011) yang melakukan perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam teh hijau yang mengandung fenol selama 14 hari dan 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan lama perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam teh hijau yang mengandung fenol tidak mempengaruhi kekuatan transversal secara signifikan.35

(23)

ekstrak eugenol minyak kayu manis lebih besar dari ekstrak biji pinang karena nilai rerata kekuatan transversal resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam ekstrak biji pinang lebih besar dibandingkan dengan nilai rerata penelitian yang lain. Selain itu juga mungkin karena waktu perendaman yang lebih lama pada penelitian-penelitian tersebut bila dibandingkan dengan penelitian-penelitian ini.

(24)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Nilai rerata kekuatan transvesal basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam akuades selama 2 jam adalah 975,38 Kg/cm2, direndam dalam akuades selama 6 jam adalah 935,57 Kg/cm2, direndam dalam akuades selama 8 jam adalah 916,90 Kg/cm2 dan yang direndam dalam ekstrak biji pinang selama 2 jam adalah 907,68 Kg/cm2, direndam dalam ekstrak biji pinang selama 6 jam adalah 895,84 Kg/cm2, direndam dalam ekstrak biji pinang selama 8 jam adalah 877,96 Kg/cm2

2. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada kekuatan transversal basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas pada perendaman dalam ekstrak biji pinang dengan konsentrasi 20% dan kontrol selama 2 jam dengan p = 0,060 (p > 0,05), pada perendaman dalam ekstrak biji pinang dengan konsentrasi 20% dan kontrol selama 6 jam dengan p = 0,083 (p > 0,05), pada perendaman dalam ekstrak biji pinang dengan konsentrasi 20% dan kontrol selama 8 jam dengan p = 0,079 (p > 0,05)

3. Tidak ada pengaruh waktu yang signifikan pada perendaman basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak biji pinang dengan konsentrasi 20% selama 2 jam, 6 jam dan 8 jam terhadap kekuatan transversal dengan nilai p = 0,523 (p > 0,05).

(25)

6.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai bahan pembersih ekstrak biji pinang dengan konsentrasi dan waktu perendaman yang berbeda-beda terhadap kekuatan transversal basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas.

Gambar

Gambar 2. Ukuran batang uji kekuatan transversal
Tabel 3. Definisi Operasional Variabel Terkendali
Gambar 3. Vibrator (Fili Manfredi Pulsar-2, Italy)
Gambar 6. Waterbath (Fili  Manfredi, Italy)
+3

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Aplikasi ini juga sebagai panduan dengan harapan pemakai dapat dengan mudah dan cepat mengetahui

Ag. Bambang Setiyadi, Faculty of Education, Lampung University, Indonesia. Some studies have also revealed that the students learning a foreign language in Asian contexts have

Untuk jenis reklame Papan/Billboard/Videotron/Megatron yang dikenakan nilai strategis dengan sudut pandang lebih dari satu dikenakan pertambahan pajak sebesar :. Dua sudut

Banyaknya kombinasi jadwal dan berbagai constraint yang diberikan, antara lain : dosen yang memiliki jabatan struktural tidak dapat dijadwalkan pada waktu tertentu,

Wahyu Ade Saputra,2012.Analisis Pengaruh Aplikasi Post Weld Heat Treatment (PWHT) Pada Pengelasan Cast Steel (Sc 42) Dengan Carbon Steel (Grade E) Terhadap

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 tahun 2011 tentang Pajak Reklame. Peraturan Walikota Medan Nomor 38 tahun 2014 tentang

Karena itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberikan informasi skala prioritas dari beberapa daerah penerima bantuan dengan penentuan beberapa parameter atau